KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh FANI ADITYA
NIM 0905649
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BELAJAR PADA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG
Oleh Fani Aditya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Fani Aditya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NIM 0905649
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENURUT PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. Wowo Sunaryo K., M.Pd
NIP. 19570304 199302 1 001
Pembimbing II,
Sriyono S. Pd
NIP. 19690830 199802 1 001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
FPTK UPI,
Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Fani Aditya (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi
Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung. Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin. FPTK-UPI.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Fani Aditya (2014). According Teacher Pedagogic Competence Influence Perception of Students Against Motivation to Maintain Competence / Fuel System Services at SMK 6 Bandung. Education Department of Mechanical Engineering. FPTK-UPI.
This research was motivated by the low learning outcomes of students in
maintaining competence / gasoline fuel system service level XII Light Vehicle
Engineering Department at SMK 6 Bandung . Learners ' competencies are still
many who do not meet the completeness criteria Minimal ( KKM ) which has
been determined by the school . One that can improve learning outcomes are
learning motivation . Motivation can be influenced by many factors . Factors that
can affect learning motivation in this study is a factor perspsi learners to
pedagogical competence of teachers . This study aims to identify and analyze the
perceptions of the students about the pedagogical competence of teachers ,
learners' learning motivation , the influence of student perceptions about the
pedagogical competence of teachers to motivate learning and learners' perceptions
of the influence of teachers' pedagogical competency to maintain the motivation to
learn the competence / service gasoline fuel system at SMK 6 Bandung . The
method used in this research is descriptive correlational method , which aims to
solve problems existing in the present . This study was conducted on 131
respondents learners SMK 6 Bandung on maintaining competence / gasoline fuel
system service . Collecting data in this penelitiaan by using a questionnaire
addressed to the learners . The results of the processing , analysis and testing of
the data so obtained the following results : ( 1 ) Perception XII level learners Light
Vehicle Engineering Department Bandung SMK 6 on pedagogical competence of
teachers in maintaining / servicing system including the fuel tank into the high
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
system service belongs to the category of very high ; ( 3 ) The effect of learner
perceptions about pedagogical competence of teachers to influence learning
motivation being categorized . Based on these results the researchers gave
suggestions on teacher competence maintaining / servicing the fuel system of
gasoline that although learners perceptions about pedagogical competence is not
necessarily a good teacher can have a big impact on improving learning
motivation .
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Perumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Tinjauan Tentang Persepsi... 8
2. Tinjauan Tentang Kompetensi ... 10
3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 16
4. Tinjauan Bidang Pengajaran Produktif... 19
5. Hubungan Dasar Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Belajar ... 20
B. Penelitian yang Relevan ... 21
C. Kerangka Pemikiran ... 22
D. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Dan Desain Penelitian ... 24
C. Definisi Operasional ... 24
D. Variabel Dan Paradigma Penelitian ... 25
E. Data Dan Sumber Penelitian ... 26
F. Teknik Pengumpulan Data Dan Kisi-kisi Instrumen ... 27
G. Instrumen Penelitian ... 29
H. Pengujian Instrumen ... 29
I. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Asal Sekolah Mahasiswa JPTM ... 3
3.1. Data SMK TKR Negeri di Kota Bandung ... 28
3.2. Data Populasi Siswa TKR SMK Otomotif Negeri di Kota Bandung ... 28
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Karakteristik Kompetensi... 22
3.1. Alur Penelitian ... 33
4.1. Diagram Pendidikan Terakhir Ayah ... 40
4.2. Diagram Pendidikan Terakhir Ibu ... 41
4.3. Diagram Pekerjaan Ayah ... 41
4.4. Diagram Pekerjaan Ibu ... 42
4.5. Diagram Penghasilan Rata-rata Ayah per Bulan ... 43
4.6. Diagram Penghasilan Rata-rata Ibu per Bulan ... 44
4.7. Diagram Asal Biaya Sekolah Siswa ... 45
4.8. Diagram Tempat Tinggal Siswa... 45
4.9. Diagram Pengeluaran Rata-rata Siswa per Bulan ... 46
4.10. Diagram Keinginan Siswa Memilih SMK ... 47
4.11. Diagram Alasan Keinginan Siswa Memilih SMK ... 48
4.12. Diagram Alasan Bukan Keinginan Siswa Memilih SMK... 48
4.13. Diagram Keinginan Siswa Memilih TKR ... 49
4.14. Diagram Alasan Keinginan Siswa Memilih TKR ... 50
4.15. Diagram Alasan Bukan Keinginan Siswa Memilih TKR ... 50
4.16. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Bekerja di Industri ... 51
4.17. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Melanjutkan Studi ... 51
4.18. Diagram Ketertarikan Siswa untuk Berwirausaha ... 52
4.19. Diagram Nilai Raport Terakhir Siswa... 52
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.21. Diagram Profesi Anggota Keluarga ... 54
4.22. Diagram Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Minat Siswa ... 54
4.23. Diagram Pengaruh Mata Pelajaran Terhadap Minat Siswa ... 55
4.24. Diagram Persentase Pengaruh Mata Pelajaran Produktif terhadap Ketertarikan Siswa untuk Bekerja di industri ... 56
4.25. Diagram Pengalaman Kerja Siswa ... 57
4.26. Diagram Keinginan Siswa Pindah Sekolah ke SMA ... 57
4.27. Diagram Alasan Keinginan Pindah Sekolah ke SMA... 58
4.28. Diagram Hambatan Studi Siswa ... 58
4.29. Diagram Jumlah Gaji yang Pantas untuk Lulusan SMK Menurut Siswa .... 59
4.30. Diagram Besar Minat Siswa SMK ... 60
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 75
2. Instrumen Penelitian ... 78
3. Hasil Penelitian ... 86
4. SK Dosen Pembimbing ... 96
5. Surat Penelitian ke SMKN 6 dan SMKN 8 ... 99
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu
bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu sendiri.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang disengaja, terarah dan
bertujuan. Tujuan pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan
bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik
pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Secara operasional tujuan yang ingin
dicapai melalui proses pendidikan tersebut adalah sebagaimana tercantum dalam
UUSPN Nomor 20 tahun 2003, pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa pendidikan nasional
adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan
formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan salah satu pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah baik itu sekolah umum maupun sekolah kejuruan.
Pendidikan umum lebih mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan lembaga yang berperan dalam penyiapan
tenaga kerja adalah lembaga pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan merupakan sebuah sistem pendidikan yang bertujuan
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan hidup, seperti yang diungkapkan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun
2003 pasal 21 bahwa:
Pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan sikap pemahaman ilmu dan pengetahuan serta teknologi, apresiasi seni dan keterampilan hidup mandiri atau mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah
menyiapkan peserta didik agar menjadi tenaga kerja yang produktif dan
kompeten. Perkembangan dan perubahan di dunia kerja menuntut adanya sumber
daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga kerja yang terlatih, terdidik, dan
terampil di bidangnya. Demi terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang
berkualitas, maka proses penyiapan tenaga kerja perlu dilakukan secara terencana
dan sistematis. Salah satu cara dalam mempersiapkan tenaga kerja yang
berkualitas adalah dengan cara menciptakan situasi pembelajaran yang baik dan
terencana dengan benar.
Hal ini menuntut guru untuk membuat rencana pembelajaran sebaik
mungkin agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat menarik perhatian
peserta didik. Peserta didik akan memiliki persepsi yang baik sebagai stimulus
awal untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam belajar untuk mencapai
tujuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gage dan Barliner dalam
(Syamsudin, 1996, hlm.18) menyatakan bahwa:
Guru berperan, bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana.
Agar peserta didik memiliki dasar pengetahuan yang kuat, maka proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada kenyataannya peserta didik mengalami
beberapa kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar yang disebabkan
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh beberapa faktor. Hal ini dapat digambarkan dari hasil pengamatan penulis
selama melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan, diantaranya yaitu:
(1) Sebagian peserta didik yang gelisah ketika mengikuti proses belajar mengajar;
(2) Sebagian peserta didik yang sering minta izin atau keluar masuk kelas dengan
alasan ke kamar mandi; (3) Banyaknya peserta didik yang merasa jenuh mengikuti
proses belajar mengajar (4) Sebagian peserta didik yang merasa tidak memperoleh
perhatian ddari guru; (5). Sebagian peserta didik tidak mengetahui tujuan dan
manfaat dari pembelajaran; (6). Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh
dorongan motivasi dari guru. Kenyataan tersebut menggambarkan bahwa
kemampuan pedagogik guru atau penampilan kerja guru dalam mengajar kurang
baik sehingga motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses belajar
mengajar rendah. Motivasi peserta didik dalam belajar akan mempengaruhi hasil
belajar. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Surya (1992,hlm.191) yang
menyatakan bahwa:
Hasil belajar seseorang tergantung pada tingkat potensinya (kemampuan), baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi cenderung untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, demikian pula sebaliknya, adapun potensi (kemampuan) disini bisa berupa kerajinan, keseriusan dan motivasi siswa dalam belajar.
Tabel 1.1
Hasil Belajar Peserta Didik Tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan
Sumber: Guru Mata Pelajaran Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin
Hasil belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan Nilai Kualifikasi
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin
Frekuensi Persentase
9,00 – 10,00 A 29 22,14 %
7,00 – 8,99 B 37 28,24 %
6,00 – 6,99 C 30 22,90 %
<5,99 D 35 26,72 %
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bakar bensin yang berkualifikasi ≥ 7,00 sebesar 50,38 %. Menurut ketentuan guru
(instruktur) SMKN 6 Bandung bahwa nilai Produktif tidak boleh kurang dari 7,60.
Peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 7,60 dinyatakan belum kompeten.
Data di atas menunjukan bahwa peserta didik yang mendapat nilai kurang
dari 7,60 relatif masih banyak yaitu sebesar 49,62 %. Hal ini menunjukkan adanya
indikasi bahwa kemampuan belajar peserta didik masih rendah, salah satunya
faktor motivasi belajar peserta didik masih rendah yang ditunjukkan dengan hasil
belajarnya, sedangkan untuk yang motivasi belajar yang tinggi, hasil belajar yang
dicapainya juga tinggi.
Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas akan mengangkat cara
pandang peserta didik terhadap proses pembelajaran dan kemampuan pedagogik
guru. Berawal dari cara pandang inilah, maka akan timbul perilaku belajar tertentu
dari peserta didik, sedangkan perilaku yang dianut peserta didik akan berpengaruh
terhadap motivasi belajar.
Motivasi belajar ini dapat dilihat dari motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang datang dari individu itu
sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar
individu (lingkungan). Melalui pengukuran motivasi, dapat dilihat seberapa besar
motivasi peserta didik dalam belajar agar tujuan belajarnya dapat tercapai.
Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pengajaran atau kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan pokok. Hal ini berarti tercapai tidaknya tujuan
pendidikan dan pengajaran akan banyak tergantung pada proses belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
mengenai persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru terhadap
motivasi belajarnya pada salah satu kompetensi yang dipelajarinya, dalam suatu
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENURUT
PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMKN 6 BANDUNG”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Adapun identifikasi masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagian peserta didik yang kurang memahami penjelasan guru dalam
mengajar kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
2. Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh perhatian dari guru
kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin baik sebelum
maupun sesudah proses belajar mengajar.
3. Sebagian peserta didik merasa tidak memperoleh dorongan bermotivasi dari
guru kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
4. Sebagian peserta didik, tidak memperoleh informasi awal atau pembagian
silabus sebelum proses belajar mengajar.
5. Sebagian peserta didik yang mendapat kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal ujian ataupun tugas yang diberikan oleh guru.
C. Perumusan Masalah Penelitian
Sesuai identifikasi sebagaimana yang telah dikemukakan, masalah dalam
penelitian ini selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi
pedagogik guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin ?
2. Bagaimana pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik
guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Seberapa besar pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi
pedagogik guru terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis:
1. Nilai persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru pada
kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
2. Nilai motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis
sistem bahan bakar bensin.
3. Besarnya pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik
guru terhadap motivasi belajar pada kompetensi memelihara/servis sistem
bahan bakar bensin.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi beberapa pihak,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Mengetahui persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru
yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Mengetahui bagaimana sebaiknya menciptakan situasi yang baik
dalam mengajar sehingga dapat merangsang peserta didik untuk
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik pula.
c. Mengetahui bahwa kompetensi pedagogik guru akan mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik pada kompetensi memelihara/servis
sistem bahan bakar bensin.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harapan peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru yang baik
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya pada kompetensi
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin dapat tersampaikan.
3. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan kontribusi selaku pemegang kebijakan di sekolah untuk dapat
berupaya meningkatkan kompetensi pedagogik para guru khususnya guru
mata pelajaran memelihara/servis sistem bahan bakar bensin.
4. Bagi Penulis
Sebagai calon tenaga pendidik penulis dapat mengetahui gambaran
mengenai hal yang dapat menunjang motivasi belajar peserta didik.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I Pendahuluan akan membahas latar belakang penelitian, identifikasi
masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, struktur organisasi skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab II Landasan Teori akan membahas tentang kajian teori mengenai
tinjauan tentang persepsi, tinjauan tentang kompetensi, tinjauan tentang motivasi,
tinjauan tentang belajar, tinjauan umum tentang kurikulum SMK, hubungan dasar
kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar, penelitian yang relevan,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab III Metode Penelitian akan membahas tentang metode dan desain
penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian,
teknik pengumpulan data dan kisi-kisi instrumen, instrumen penelitian, pengujian
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan akan membahas hasil penelitian
dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V Kesimpulan dan Saran akan membahas mengenai kesimpulan dan
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 40295 Telp/
Fax (022)7563293 yang merupakan tempat peneliti melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL). Objek pada penelitian ini ditujukan kepada siswa
tingkat XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung.
B. Metode Dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam upaya
menjawab permasalahan yang dihadapinya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, karena penelitian ini
bertujuan memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian ini ingin
mengetahui pengaruh pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap
motivasi belajarnya pada kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar
bensin.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (1997,hlm.152),
bahwa: “Metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa
sekarang”. Sejalan dengan pernyataan di atas, Mulyana (2007,hlm.69) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah „Penelitian yang
menggunakan observasi, wawancara atau angket mengenai keadaan sekarang ini,
mengenai subjek yang sedang kita teliti‟.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menjaga agar menghindari kesalahan pengertian atau penafsiran terhadap
judul skripsi yang penulis kemukakan, maka berikut ini penulis rumuskan istilah
yang digunakan:
1. “Persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon
integrated dalam diri individu” (Walgito,2005,hlm.100).
2. “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik”
(Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
3. “Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu yang menyebabkan
individu berbuat atau bertindak” (Alwisol,2004,hlm.26).
D. Variabel Dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2002,hlm.20) mengungkapkan bahwa “Variabel
penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini digunakan dua variabel yakni variabel bebas/independen (X) dan variabel terikat/dependen (Y).
Variabel pada penelitian berdasarkan uraian di atas, secara garis besar data
dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Variabel bebas/independen (X) merupakan variabel yang diselidiki
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Kompetensi pedagogik guru menurut
persepsi peserta didik dalam hal ini adalah variabel bebas yang akan dicari
hubungannya terhadap motivasi belajar.
b. Variabel terikat/dependen (Y) motivasi belajar peserta didik merupakan
variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungannya yang fungsional
dengan variabel bebas/independen.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Paradigma Penelitian
Sugiyono (2002:25) mengemukakan bahwa:
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumuskan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.
Ket: Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
E. Data Dan Sumber Penelitian 1. Data Penelitian
Menurut Arikunto S (2002,hlm.96) menyatakan bahwa “data adalah hasil
pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan
Kompetensi Pedagogik Guru
Proses Belajar Mengajar
Motivasi Belajar Persepsi
Peserta Didik
Raw Input Output
Media, Bahan Ajar
Hasil Belajar, Kompetensi
Keahlian Sarana
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahan untuk menyusun suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”.
Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah:
a. Data tentang jumlah peserta didik Tingkat XII Jurusan Teknik Kendaraan
Ringan tahun ajaran 2013/2014 yang diperoleh dari Tata Usaha SMKN 6
Bandung.
b. Persepsi peserta didik tentang kemampuan pedagogik guru pada SMKN 6
Bandung diteliti melalui angket pada peserta didik. Angket tersebut
menggambarkan perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran dan
mengevaluasi pengajaran menurut peserta didik yang diajarkannya di kelas.
c. Motivasi belajar peserta didik, yaitu dorongan peserta didik untuk belajar
lebih giat guna mencapai tujuan yang diinginkan, yang diperoleh dari
jawaban angket.
2. Sumber Data Penelitian
Arikunto S (2002,hlm.107) menyatakan bahwa “sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Berdasarkan pendapat
tersebut maka sumber data dalam penelitian ini adalah responden yang
memberikan data dan informasi yang dapat menjawab masalah dalam penelitian
ini.
Sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah peserta didik tingkat
XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung tahun ajaran 2013/2014
sebagai responden yang mengisi angket penelitian yang telah diberikan.
Tabel 3.1
Populasi Peserta Didik Tingkat XII SMKN 6 Bandung
No Kelas Jumlah
1 XIITKR 2 30
2 XII TKR 3 28
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 XII TKR 5 21
5 XII TKR 6 21
Jumlah Populasi 131
(Sumber: Tata Usaha SMKN 6 Bandung)
F. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-kisi Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik angket. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi
pedagogik guru (Variabel X) dan motivasi belajar peserta (variabel Y).
a. Teknik Angket
Angket adalah daftar pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan yang disusun
secara tertulis untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dari
sumber data.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
artinya jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya
menjawab atau memilih pilihan jawaban yang sesuai pendapatnya dengan tujuan
untuk memudahkan dalam proses pengolahan datanya.
Bentuk konstruksi item pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah
bentuk skala sikap menurut Likert, dengan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak
Setuju). Angket disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang telah ditetapkan
sebelumnya yang mengandung aspek dan indikator dari masing-masing variabel
yang akan diteliti. Penilian setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berkut:
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Ragu-Ragu (R) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto S (2002,hlm.136) menyatakan bahwa:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat
perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi
yang dapat di ukur berupa variabel-variabel penelitian yang selanjutnya
dituangkan pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan sebagai
alat bantu dalam melaksanakan penelitian, adapun instrumen penelitian ini adalah
dengan instrumen angket sebagai instrumen utama dalam penelitian ini.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu
yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Instrumen penelitian ini
disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian. Data yang digunakan adalah hasil angket
untuk persepsi peserta didik tentang pedagogik guru dan motivasi belajar peserta
didik.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menginventarisir jumlah peserta didik tingkat XII program keahlian Teknik
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Membuat item-item pernyataan untuk angket penelitian berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat, untuk instrumen variabel X sebanyak 30 item soal dan
instrumen variabel Y sebanyak 20 item soal.
3. Mencari informasi tentang waktu yang tepat untuk melaksanakan penyebaran
angket pada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian.
4. Menghitung validitas dan reliabilitas tiap item pertanyaan dalam angket
penelitian yang diuji cobakan.
H. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian atau
angket yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya
mendekati kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dinyatakan valid
apabila alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid
mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang berarti
memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert.
Sugiyono (2002,hlm.86) mengatakan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan di ukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan-pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas menurut Arikunto S (2002,hlm.144) adalah “suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Rumus
yang digunakan untuk menguji validitas angket, terlebih dahulu dicari harga
korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berkut:
=
√ √(Arikunto S,2002,hlm.146)
Keterangan:
= Koefisiensi korelasi antar variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = Jumlah hasil kali dari variabel X dan variabel Y
∑ = Jumlah skor tiap item dari seluruh item responden uji coba
∑ = Jumlah skor total seluruh item responden uji coba
Pengujian validitas dilakukan pada item angket pada tingkat kepercayaan 95
% di luar signifikasi tersebut maka item tidak valid. Harga koefisien korelasi ( )
yang diperoleh, kemudian didistribusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus
sebagai berikut:
t =
√√ (Sugiyono,2012,hlm.230)
Keterangan:
t = Distribusi
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
Uji coba validitas ini dilakukan untuk setiap item angket dengan taraf
signifikan a = 0,05 dengan ketentuan apabila item pernyataan angka setelah
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan yang telah ditentukan, berarti item tersebut valid. Apabila dicocokan
hasilnya tidak termasuk taraf signifikan, berarti item tersebut tidak valid.
Kriteria pengukuran uji validitas dan signifikan adalah t hitung t tabel
pada tingkat kepercayaan 95 % item signifikan dan valid, sebaliknya jika t hitung
t tabel item tidak valid.
Berdasarkan perhitungan validitas angket hasil uji coba bahwa pada angket
variabel X yang terdiri dari 30 item terdapat 10 item dinyatakan tidak valid
sedangkan untuk variabel Y yang terdiri dari 20 item terdapat 3 item dinyatakan
tidak valid. Item yang tidak valid tidak digunakan untuk mendapatkan data
penelitian. Sugiyono (2012,hlm.173) menyatakan bahwa “instrumen yang tidak
teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan
menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannnya”. Maka jumlah item yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 item pada variabel X dan 17 item pada
variabel Y.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang
diukurnya. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan
hasil ukur yang sama. Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur
data, karena instrumen tersebut sudah baik atau dapat memberikan hasil yang
tepat. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen, maka semakin tinggi pula
tingkat kepercayaannya, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya reliabilitas instrumen
menunjukan kualitas keakuratan alat ukur tersebut. Untuk menguji reliabilitas
instrumen penelitian, digunakan rumus Alpha. Sejalan dengan Arikunto S
(2002,hlm.109) yang mengemukakan bahwa: “ Rumus alpha digunakan untuk
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[ ] [ ] (Arikunto S,2002,hlm.109)
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pernyataan
= jumlah varians tiap butir
=
(Arikunto S,2002,hlm.160)
Dimana:
∑ = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya ( ∑ = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya
N = jumlah responden
Menjumlahkan butir varians seluruh item dengan rumus:
∑ (Arikunto S,2002,hlm.173)
= jumlah varians total
(Arikunto S,2002,hlm.173)
Dimana:
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya
(∑ = Kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya N = Jumlah responden
Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan , yang
diperoleh dari rumus alpha tidak dapat menggunakan tabel harga r-product
moment untuk konsultasinya. Lebih jelasnya beliau menjabarkan interpretasi
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
[image:32.595.142.501.139.290.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Harga Reliabilitas Instrumen
Besarnya Nilai r11 Interpretasi
0,800 r11 < 1,000 Reliabilitas Sangat tinggi
0,600 r11 < 0,800 Reliabilitas Tinggi
0,400 r 11 < 0,600 Reliabilitas Cukup
0,200 r11 < 0,400 Reliabilitas Rendah
0,000 r11 < 0,200 Reliabilitas Sangat
Rendah
r11 = 1 Reliabilitas Sempurna
r11 = 0 Tidak Reliabilitas
(Sumber: Arikunto S,2002,hlm.174)
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba diperoleh
bahwa variabel X memiliki tingkat reliabilitas 0,631 jika diinterpretasikan ke
dalam tabel harga reliabilitas instrumen berada pada reliabilitas tinggi sedangkan
untuk variabel Y memiliki tingkat reliabilitas 0,752 jika diinterpretasikan ke
dalam tabel harga reliabilitas instrumen berada pada reliabilitas tinggi.
I. Teknik Analisis Data
1. Langkah-Langkah Analisis Data
Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:
a. Persiapan, meliputi:
1). Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan
2). Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian
b. Tabulasi, meliputi:
1). Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yaitu skor 5
sampai 1 untuk pernyataan positif (skor 5 untuk jawaban SS skor 4 untuk
jawaban S, skor 3 untuk jawaban R, skor 2 untuk jawaban TS dan skor 1
untuk jawaban STS) dan skor 1 sampai 5 untuk pernyataan negatif (skor
1 untuk jawaban SS, skor 2 untuk jawaban S, skor 3 untuk jawaban R,
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2). Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden
3). Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor
standar
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi:
1). Mengolah data dengan uji statistika
2). Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan
kesimpulan.
2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T- Skor
Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus:
̅
=
̅
=
(Siregar S,2004,hlm.16)Dimana:
̅ = Mean variabel X
̅ = Mean variabel Y
Jumlah skor item variabel X
Jumlah skor item variabel Y
b. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus:
S =
√
(Siregar S,2004,hlm.32)
c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus:
Z = (Siregar S,2004,hlm.32)
T = 10. Z + 50
Perhitungan selanjutnya digunakan hasil dari perhitungan T skor.
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menguji normalitas data ini digunakan uji coba Chi- Kuadrat ( ) dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan rentang skor (R) yaitu skor tertinggi – skor terendah
R =
-
b. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan menggunakan aturan
Sturgers:
i = 1 +3,3 log n
Dimana :
i = Banyaknya kelas interval
n = Jumlah data
c. Menentukan panjang kelas interval (P), dengan menggunakan rumus:
P =
d. Menghitung nilai median (Me)
Me =
[image:34.595.109.554.122.727.2]e. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi
Kelas Interval
Jumlah - ∑ - ∑
Rata – Rata
Standar Deviasi S
f. Menghitung rata-rata (M), dengan rumus:
M =
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=
h. Menghitung standar deviasi/ simpangan baku (S)
S = √
i. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk harga-harga Chi-Kuadrat ( )
1). Menentukan ( ) dan ( ) dan menghitung nilai baku (Z):
Z =
2). Mencari batas luas kelas interval ( ) dengan memakai daftar F
3). Mencari luas kelas tiap interval (L)
4). Menentukan frekuensi harapan (ei):
ei =L x n
5). Mencari frekuensi pengamatan (fo)
[image:35.595.152.464.472.546.2]6). Menentukan Chi- Kuadrat ( ) = (Siregar S,2004,hlm.15)
Tabel 3.5
Perhitungan Variabel dan Variabel X
Batas
Kelas Z Lo L Ei Fo
Jumlah
7). Kriteria pengujian normalitas yang dilakukan adalah: jika hitung
tabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan derajat kebebasan (dk = k-3),
dimana k = kelas interval, maka data yang diuji berdistribusi normal. Hasil
perhitungan uji normalitas distribusi ini akan diketahui apakah variabel X
berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi normal, maka
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data
kedua sampel. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka
data berasal dari populasi yang sama. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar S
(2004,hlm.167) “Pengujian untuk menyatakan bahwa dua kelompok populasi
homogen adalah dengan uji F (Fisher test), dengan asumsi populasi berdistribusi
normal dengan simpangan baku σ1 dan σ2”. Adapun rumus rumus uji F adalah
sebagai berikut: 2 2 K B S S
F (Siregar S,2004,hlm.167)
Keterangan:
2
B
S = Varian terbesar
2
K
S = Varian terkecil
Nilai Fhitung dibandingkan dengan harga F pada tabel distribusi F dengan =
0,005 dan = 0,01 dengan ketentuan dkA = nA-1 yang kemudian disebut
pembilang dan dkB = nB-1 yang kemudian disebut penyebut. Apabila nilai Fhitung
tidak terdapat pada tabel, maka harus dicari nilai F pada dengan = 0,005 dan =
0,01 dengan melakukan interpolasi menggunakan rumus:
2 1 1 2 11 ( )
F F
F F v
p (Siregar S,2004,hlm.103)
Kelompok populasi homogen jika p-value > = 0,05, dengan dk1 = (n1-1)
dan dk2 = (n2-1).
5. Analisis Linieritas dan Regresi Sederhana
Uji regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai
variabel dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi/dirubah-rubah
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 2 2 2 2 X X N Y X XY N b X X N XY X Y X aanalisis regresi linier sederhana. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
pengujian regresi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan persamaan regresi linier
Menyatakan hubungan fungsional antara dua variabel X dan Y,
digambarkan dalam persamaan matematika dengan rumus:
bX a
Y (Siregar S,2004,hlm.197)
Keterangan:
Y = Variabel terikat X = Variabel bebas
Koefisien a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
(Siregar S,2004,hlm.200)
b. Uji linearitas regresi dengan rumus:
{ }
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
{ }
(Siregar S, 2004,hlm.202)
[image:38.595.106.524.279.410.2]c. Memasukan ke tabel analisis varians (ANAVA) regresi linear sederhana.
Tabel 3.6
Analisis Varians (ANAVA) Regresi
Sumber Varians
Dk JK KT F
Total N ΣY2 ΣY2
Koefisien (a)
Regresi (b / a)
Residu
1
1
N – 2
JK(a)
JK (b / a)
JK(S)
JK(a)
S2reg = JK (b / a)
(Siregar S, 2004,hlm.208)
d. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus
(Siregar S, 2004,hlm.208)
e. Menghitung koefisien korelasi dengan rumus
2
R r
(Siregar S, 2004,hlm.208)
f. Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Menentukan varians koefisien a dan b
JKt JK JKt
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Siregar S, 2004,hlm.209)
Uji Parameter a dan b dengan rumus :
a a S a t b b S b t
(Siregar S, 2004,hlm.210)
Uji parameter ta dengan rumus:
ttabel= 1–( 1- 2)
2 1 1 dk dk dk dk h
(Siregar S, 2004,hlm.210)
Karena p-v < 0,01, maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi Y=
a+ b .X
Uji Parameter b dengan rumus:
ttabel= 1–( 1- 2)
2 1 1 dk dk dk dk h
(Siregar S, 2004,hlm.211)
Jika p-v < 0,01, maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi Y= a+
b.X
6. Perhitungan Koefisien Korelasi
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
atau lebih, jika data berdistribusi normal, maka koefisien korelasi dihitung
dengan menggunakan rumus Korelasi Produk Momen di bawah ini.
[image:40.595.164.512.211.378.2]√ (Siregar S, 2004,hlm.169)
Tabel 3.7
Interpestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.000 – 0.199 Sangat Rendah
0.200 – 0.399 Rendah
0.400 – 0.599 Sedang
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2012,hlm.231)
7. Pengujian Koefisien Korelasi
Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau
tidak, rumus yang digunakan adalah t-student, sebagai berikut:
√
√
(Siregar S, 2004,hlm.175)
8. Perhitungan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi
variabel X terhadap variabel Y, dimana rumus yang digunakan adalah :
KD = r2.100%. (Sugiyono, 2012,hlm.231) Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
[image:42.595.108.514.145.280.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Kriteria Koefisien Determinasi
Nilai r2 Keterangan
r2 = 1 Pengaruh Sempurna
r2 = 0% Tidak Ada Pengaruh
0% < r2 < 4% Pengaruh rendah Sekali
4% < r2 < 16% Pengaruh Rendah
16% < r2 < 36% Pengaruh Sedang
36% < r2 < 64% Pengaruh Tinggi
r2≥ 64% Pengaruh Tinggi Sekali
(Sugiyono, 2012,hlm.232)
9. Pengujian Hipotesis
Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah drumuskan, dapat digunakan
rumus uji t, yaitu:
2 1 2 r n r t
(Siregar S, 2004,hlm.211)
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja
( ). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi
dengan dk = n – 2 untuk harga dan dengan mengambil taraf kepercayaan 1
= 0,05 dan 2 = 0,01.
1 2
1 2
1
1 ( )
t t t t v p h Kriteria pengujian:
Jika pv 0,05, maka tolak Ho dan terima
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: = 0
“ Tidak terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin”.
: 0
“ Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik terhadap motivasi belajarnya pada kompetensi
Fani Aditya, 2014
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik Terhadap Motivasi Belajar Pada Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin di SMKN 6 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Instrumen penelitian angket kemudian dikumpulkan dari responden dan
hasilnya diberi skor untuk setiap item seluruh reponden, serta dihitung jumlah
skornya untuk masing-masing variabel.
1. Deskripsi Variabel X (kompetensi pedagogik guru menurut persepsi peserta didik)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket
kepada 131 responden, diperoleh persentase kompetensi pedagogik guru menurut
[image:44.595.109.541.428.665.2]persepsi peserta didik sebagai berikut:
Tabel 4.1
Persentase Kompetensi Pedagogik Guru Menurut Persepsi Peserta Didik
Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata
Kemampuan merencanakan
pengajaran
Merumuskan tujuan pengajaran 81,37 %
74,75 Menyiapkan bahan ajar 68,34 %
Menyiapkan metode pengajaran 76,26 %
Menyiapkan media pengajaran 73,05 %
Kemampuan melaksanakan
proses belajar mengajar
Kemampuan melakukan
membuka pengajaran
70,72 %
72,23 Kemampuan melakukan
kegiatan belajar mengajar
73,74 %
Kemampuan mengevaluasi
pengajaran
Melakukan pre test dan post test 72,52 %
69,61
Berdasarkan tabel hasil perhitungan persentase di atas bahwa rata-rata
peserta didik mempersepsikan gurunya dalam merencanakan pengajaran sebesar
74,75 %, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar 72,23 % dan
kemampuan mengevalusai pengajaran 69,61 %. Berdasarakan nilai rata-rata
tersebut, peserta didik mempersepsikan kompetensi pedagogik gurunya di atas 50
% yang artinya guru tersebut mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengenai kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan merencanakan
pengajaran, kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan
mengevaluasi pengajaran.
2. Deskripsi Variabel Y (motivasi belajar pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran angket
kepada 131 responden, diperoleh persentase motivasi belajar peserta didik pada
[image:45.595.107.520.465.616.2]kompetensi memelihara/servis sistem bahan bakar bensin sebagai berikut:
Tabel 4.2
Persentase Motivasi Belajar Pada Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin
Sub Variabel Indikator Persentase Rata-rata
Motivasi
Intrinsik
Adanya kebutuhan 83,46 %
85,66 %
Adanya pengetahuan 88,87 %
Adanya cita-cita 84,65 %
Motivasi
Ekstrinsik
Adanya ganjaran 79,95 %
79,18 %
Adanya hukuman 80,91 %
Adanya persaingan / kompetisi 76,68 %
Berdasarkan tabel hasil perhitungan persentase di atas bahwa peserta didik
mempunyai motivasi intrinsik rata-rata sebesar 85,66 % dan motivasi ekstrinsik
rata-rata sebesar 79,18 %. Angka persentase tersebut menunjukan bahwa peserta
didik rata-rata memiliki motivasi belajar di atas 50 % yang artinya motivasi
3. Analisis hubungan variabel X dan variabel Y
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket berupa skor mentah maka
untuk pengolahan data tersebut terlebih dahulu harus dikonversikan ke nilai
T-Skor sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Daftar Data Penelitian
Kategori Variabel X Variabel Y
Jumlah Responden 131 131
Skor Rata-rata 51 50
Skor Tertinggi 75 70
Skor Terendah 21 20
Standar Deviasi 8,3 7,1
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji chi kuadrat, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, hal ini
digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan pada langkah
selanjutnya
1) Uji Normalitas Variabel X
Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2
= 9,39.
Diperoleh p-v = -0,0003, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05
2) Uji Normalitas Variabel Y
Hasil perhitungan chi kuadrat diperoleh χ2 = 22,26.
Diperoleh p-v = 0,033, ternyata p-v < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
penyebaran skor variabel X berdistribusi normal pada taraf nyata α= 0,05
Adapun rumus rumus uji F adalah sebagai berikut: 2 2 K B S S
F (Siregar S, 2004,hlm.167)
Diketahui data variabel X:
∑X = 6665
∑X2 = 351877
(∑X)2 = 44422225
∑XY = 337904
N = 131
Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:
1
.
. 2 2
2
n n X X n SDiketahui data variabel Y:
∑Y = 6528
∑Y2 = 338220
(∑Y)2 = 42614784
N = 131
Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan ke dalam rumus:
1
.
. 2 2
2
n n X X n S Maka : 2 2 K B S S F Dimana: SB2 = varian terbesar;
2
K
S = varian terkecil
P-value = 0,185 > α = 0,05, maka berada pada penerimaan homogen,
artinya kedua kelompok homogen pada taraf signifikasi 0,185.
1) Analisis Regresi Linier Sederhana
Hasil perhitungan persamaan regresi linier variabel X dan variabel Y
diperoleh harga koefisien a sebesar 26,84 dan koefisien b sebesar 0,45
sehingga diperoleh persamaan regresi ̂= 26,84 + 0,45.X
2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi
Hasil Perhitungan untuk Linieritas dan Regresi Sederhana diperoleh sebagai
[image:48.595.123.534.283.453.2]berikut:
Tabel 4.4
Hasil Analisis Varians (ANAVA) Regresi
Sumber Varians dk JK JKR F p-v
Regresi (a) Regresi (a/b) Residu 1 1 129 69 , 325303 99 , 2597 15514,3 - 99 , 2597
118,43 21,94
Total 131
Tuna Cocok Galat 27 102 2440873,44 -2425359,14 90402,72 23778,03 3,80
Pengujian keterkaitan hipotesis yang diuji H0 : ρ = 0, diperoleh F = 21,94.
Hasil perhitungan tersebut kemudian didistribusikan ke dalam rumus:
ttabel p-v = α1–(α1- α2)
2 2 1 2 2 1 2 x x x x h
Karena p-v = - 0,215, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya ada
ikatan linier, antara X dengan Y. Pengujian kelinieran karena galat,
hipotesis yang diuji H0: ρ = 0 diperoleh F = 3,80. Hasil perhitungan tersebut
kemudian disubsitusikan kedalam rumus:
p-v = α1–(α1- α2)
2 2 1 2 2 1 2 x x x x h
Diperoleh p-v = -0,198< 0,005, berarti p-v < 0,05, maka Ho ditolak, yang
antara X dengan Y. Pemeriksaan keberartian regresi diperoleh Sa 5,04 dan
02 , 0
b
S . Hasil perhitungan tersebut, kemudian disubsitusikan, ke dalam
rumus:
1 2
1 2
1
1 ( )
t t
t t v
p h
Untuk ta diperoleh p-v= 0,02 < 0,05 maka koefisien a sangat bermakna
dalam regresi ̂= a + b.X, sedangkan untuk tb diperoleh p-v= 0,009< 0,05,
maka koefisien b sangat bermakna dalam menjelaskan regresi ̂= a + b.X.
d. Perhitungan koefisien korelasi
Perhitungan uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus r product
moment, diperoleh harga r sebesar 0,45, selanjutnya harga koefisien korelasi ini
diinterprestasikan pada indeks korelasi termasuk dalam korelasi/ hubungan
sedang, dan mempunyai arah hubungan yang positif.
e. Pengujian koefisien korelasi
Uji ini dimaksudkan untuk melihat berarti atau tidaknya hubungan yang ada
antara variabel X dan Y. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 5,72; dan ttabel untuk
dk= 129 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh ttabel = 1,645, maka 5,72 > 1,645;
sehingga dapat disimpulkan korelasi berarti.
f. Perhitungan Koefisien Determinasi
Hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 20,25 %
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X memberikan kontribusi terhadap
variabel Y sebesar 20,25 % Perhitungan korelasi diperlihatkan pada lampiran.
g. Pengujian Hipotesis