• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN KESEGARAN JUS SIRSAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN KESEGARAN JUS SIRSAK."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN

KESEGARAN JUS SIRSAK

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Mega Rahayu

NIM. 1102406

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN

KESEGARAN JUS SIRSAK

Oleh

Mega Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

©Mega 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tuntutan pembelajaran abad ke-21 yang harus didesain berdasarkan pendekatan pembelajaran yang membiasakan siswa membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan konteks nyata, pendekatan tersebut adalah Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Metode yang digunakan adalah pre-exsperiment dan desain penelitiannya adalah one group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Subyek yang dipilih adalah siswa kelas XII IPA sebanyak 32 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, format penilaian LKS, format penilaian sikap dan keterampilan, serta butir soal. Peningkatan penguasaan konsep siswa diukur berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diuji melalui program SPSS Versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan Problem Based Learning berkategori sangat baik (95%). Kinerja siswa selama kegiatan Problem Based Learning dari aspek kognisi berkategori sangat baik (81%), aspek sikap berkategori sangat baik (96%) dan aspek keterampilan berkategori sangat baik (92%). Penguasaan konsep siswa meningkat secara signifikan sebesar 40%. Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi pendekatan Problem Based Learning efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa.

(5)

ABSTRACT

This research is motivated by the demand of 21st century on a learning approach that helps students to build their knowledge based on real-world contexts. This learning approach is called Problem Based Learning. This research aims to collect information regarding the implementation of Problem Based Learning in the context of maintaining the freshness of Soursop juice. The method used in this research is pre-experiment, and the design used in this research is one group pretest posttest design. This research is carried out on one of SMAN (public high school) in Bandung. The subjects of this research consist of 32 students of class XII IPA. The instruments used in this research are teaching and learning plan assessment format, LKS assessment format, attitude and skill asessment format, and test items. The implementation of Problem Based Learning in the students’ mastery of concepts is measured based on the results of pretest and posttest that are analyzed using SPSS v. 20 for Windows. The result of this research shows that the teachers’ performance in planning and implementing Problem Based Learning is excellent (95%). The students’ performance in performing Problem Based Learning is also excellent in the aspect of cognitive (81%), attitude (96%), and skill (92%). The students’ mastery of concepts is increased significantly by 40%. Based on this statistical test, there is a significant improvement in the students’ mastery of concepts after they are given the treatment of Problem Based Learning. This shows that the implementation of Problem Based Learning is effective in improving the students’ mastery of concepts.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………...…... i

ABSTRAK ………...………...….. ii

ABSTRACT ………...…………...………... iii

KATA PENGANTAR ………...………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ………...……… v

DAFTAR ISI …………...………..………..……. vii

DAFTAR TABEL ……….………..………...… ix

DAFTAR GAMBAR ...………...……….... x

DAFTAR LAMPIRAN………...………...………... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ………...…... 4

C. Batasan Masalah ……… 4

D. Tujuan Penelitian ………... 5

E. Manfaat Penelitian ………. 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Problem Based Learning (PBL)…….………... 8

B. Perencanaan Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning….………... 9

C. Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning.………….. 12

D. Penilaian Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning ….…...…….. 14

E. Penguasaan Konsep ………... 17

F. Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Buah Sirsak …….……….. 17

(7)

H. Penelitian yang Relevan ………..…… 20

I. Hipotesis ………..………. 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ………..….….. 22

B. Metode dan Desain Penelitian ………..……….….. 22 C. Prosedur Penelitian ………...………23 D. Definisi Operasional ………...………. 26

E. Instrumen Penelitian ………..……….… 27

F. Teknik Pengumpulan Data …...……… 29

G. Pengolahan dan Analisis Data …...……….. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Problem Based Learning Ditinjau dari Kenerja Guru dalam Pembelajaran dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …... 34

B. Keterlaksanaan Problem Based Learning Ditinjau dari Kenerja Siswa dalam Pembelajaran dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …... 47

C. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa dalam pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Based Learning dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …………...……….….…..……….. 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………..……… 71

B. Saran ………...………...……...71

DAFTAR PUSTAKA ………...………...………... 73

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fase-fase Problem Based Learning menurut Tan ……….………...… 13

Tabel 3.1 Diagram Rancangan Penelitian ………...…. 22

Tabel 3.2 Format Penilaian LKS ………... 27

Tabel 3.3 Format Penilaian Jawaban Butir Soal ………...…28

Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data …….………... 29

Tabel 3.5 Skala Kategori Kemampuan ………...………..30

Tabel 4.1 Hasil penilaian kinerja guru dalam perencanaan Problem Based Learning menurut Tan …..…………...……….35

Tabel 4.2 Hasil penilaian kinerja guru pada pelaksanaan Problem Based Learning menurut Tan …………..………...………….….…40

Tabel 4.3 Jawaban LKS 1 pada soal 1 ………...……….……..48

Tabel 4.4 Jawaban LKS 1 pada soal 2 dan 3 ………50

Tabel 4.5 Jawaban LKS 1 pada soal 4, dan 5 ………..…….….53

Tabel 4.6 Jawaban LKS 2 pada soal 1, 2, dan 3 ……….…...…..………..56

Tabel 4.7 Jawaban LKS 3 pada soal 2 dan 3 ………….………59

Tabel 4.8 Hasil penilaian sikap kelompok siswa ………..………61

Tabel 4.9 Penilaian Kinerja Siswa ………..………..63

Tabel 4.10 Perbandingan jawaban siswa yang mengalami dan tidak mengalami peningkatan penguasaan konsep ………..…67

Tabel 4.11 Hasil analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai pretest dan posttest ………...69

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fae-fase pembelajaran PBL menurut Tan………..…20

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………..….25

Gambar 4.1 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penemuan masalah …...48

Gambar 4.2 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penganalisisan masalah

dan isu pembelajaran …….………50

Gambar 4.3 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penemuan dan

pelaporan ………52

Gambar 4.4 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap presentasi penyelesaian masalah dan refleksi ……….………58

Gambar 4.5 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap peringkasan,

penggabungan, dan evaluasi ………..59

Gambar 4.6 Nilai rata-rata keterampilan siswa ……….………63

Gambar 4.7 Peningkatan penguasaan konsep …...………65

Gambar 4.8 Nilai Rata-rata penguasaan konsep berdasarkan Pretest dan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………... 75

A.2 Naskah Ajar ………... 87

A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ………... 90

B.1 Format Penilaian Perencanaan Pembelajaran………..96

B.2 Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajara………..…100

B.3 Soal Tes Tertulis ………..….103

B.4 Lembar Penilaian Sikap Siswa ………...106

B.5 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa ………..……..112

B.6 Format Penilaian LKS ………..117

B.7 Format Penilaian Soal Tes ………....118

C.1 Rubrik Penilaian LKS ………..120

C.2 Rubrik Penilaian Soal Tes ……….……...127

C.3 Hasil Penilaian Prencanaan Pembelajaran .………….……….…132

C.4 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran .……….……134

C.5 Hasil Penilaian LKS ……….………137

C.6 Hasil Penilaian Sikap Siswa ………...138

C.7 Hasil Penilaian Keterampilan Siswa ………...…… 143

C.8 Hasil Penilaian Soal Tes………148

D.1 Dokumentasi ………...… 151

D.2 Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen …..……….. 154

D.3 Surat Permohonan Izin Penelitian ………... 155

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran pada abad ke-21 harus didesain berdasarkan pendekatan

pembelajaran yang membiasakan siswa untuk membangun pengetahuannya

sendiri berdasarkan konteks nyata yang bermakna bagi dirinya. Pembelajaran

yang demikian akan membiasakan siswa untuk beraktivitas melakukan penelitian,

pengamatan, eksperimen, observasi, maupun melakukan aktivitas pengumpulan

informasi dari berbagai sumber (Abidin, 2014, hlm. 17).

Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran abad ke-21, pembelajaran harus

mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud

empat pilar pendidikan (the four pillars of education), yaitu belajar untuk

mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do),

belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar bersama (learning to life

together). Pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi dasar untuk siswa

berpartisipasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam aktivitas kehidupan

manusia (Putra, 2013, hlm. 55).

Dalam pembelajaran, guru dituntut dapat memilih pendekatan pembelajaran

yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk terlibat secara aktif dalam

pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang

memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa dalam

memecahkan masalah adalah pendekatan Problem Based Learning (Rusman,

2013, hlm. 229).

Problem Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan

dengan tuntutan abad ke-21. Menurut Tan (dalam Rusman, 2013, hlm. 229)

Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi pembelajaran karena dalam

PBL siswa dibiasakan untuk melalui proses kerja kelompok atau tim yang

sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu pendekatan

(12)

2

perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, belajar juga merupakan suatu

proses interaksi secara sadar antara individu dan lingkungan. Melalui proses ini

siswa akan berkembang secara utuh. Artinya perkembangan siswa tidak hanya

terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui

masalah yang dihadapi (Suyanti, 2010, hlm. 111).

Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka Problem Based

Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan

untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Selama ini kemampuan siswa untuk

dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibat nya,

manakala siswa menghadapi masalah, banyak siswa tidak dapat menyelesaikan

masalahnya dengan baik (Suyati 2010, hlm. 112).

Dalam pembelajaran, tugas siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru

melainkan ikut terlibat aktif di dalamnya. Melalui pendekatan pembelajaran

Problem Based Learning menurut Pannen (dalam Rusmono, 2012, hlm. 74)

diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang

mengharuskannya mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan

menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah .

Salah satu tipe Problem based learning adalah Problem based learning

menurut Tan Problem based learning menurut Tan memiliki lima fase

pembelajaran, diantaranya fase 1. penemuan masalah, fase 2. penganalisisan

masalah dan isu pembelajaran, fase 3. penemuan dan pelaporan, fase 4. presentasi

penyelesaian masalah dan refleksi, serta fase 5. peringkasan, penggabungan, dan

evaluasi (Tan, 2003, hlm.35).

Dalam kurikulum kimia, siswa kelas XI SMA dituntut untuk mampu

menguasai dan memami berbagai jenis dan sifat suatu larutan, salah satunya

larutan penyangga. Materi larutan merupakan materi yang sulit bagi kebanyakan

siswa, sehingga konsep-konsep pada materi ini harus dipahami siswa secara

menyeluruh karena terus diimplementasikan pada konsep-konsep kimia

berikutnya maupun dalam kehidupan sehari- hari. Konsep larutan merupakan

konsep yang abstrak, terutama pada pokok bahasan larutan penyangga (Suyanti,

(13)

3

Buah sirsak dipilih untuk penelitian ini karena sirsak merupakan salah satu

buah yang memiliki banyak manfaat. Konsumsi 100 gram daging buah sirsak

dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan harian. Buah sirsak merupakan

buah yang kaya akan senyawa fitokimia sehingga sangat banyak manfaatnya bagi

kesehatan. Olahan dari buah sirsak yaitu jus sirsak dapat meningkatkan selera

makan (Mardiana, 2002, hlm. 21). Jus sirsak yang biasa kita olah sendiri tidak

dapat bertahan lama kesegarannya dibandingkan jus sirsak dalam kemasan yang

tersedia di supermarket. Salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jus

sirsak adalah dengan mempertahankan pH jus sirsak menggunakan larutan

penyangga.

Untuk itu peneliti memilih konteks permasalahan kehidupan sehari- hari

yaitu konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak yang berkaitan dengan materi

larutan penyangga.

Berdasarkan hasil observasi di salah satu SMA Negeri Kota Bandung,,

diperoleh data bahwa hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA belum optimal, baik

dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dari aspek kognitif yaitu

penguasaan konsep siswa terhadap suatu materi belum memenuhi nilai KKM

(<75). Salah satu penyebabnya kinerja guru yang belum optimal dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan

yang ada, peneliti mencoba untuk merencanakan dan menerapkan pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

Selain itu, keberhasilan dari Problem based learning dalam berbagai

penelitian menjadi dasar peneliti melakukan penelitian mengenai implementasi

pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran. Diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh Najmia Rahma pada tahun 2015 dengan judul penelitian

“Pengaruh Problem Based Learning dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep

Siswa pada Konteks Penstabilan pH Air Kolam Renang”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based

Learning merupakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan penguasaan

konsep siswa (Najmia, 2015, hlm. 105).

Penelitian lainnya dengan judul “Penggunaan Model Problem Based

(14)

4

penggunaan model Problem Based learning memiliki pengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis (Trihatmo,

2012, hlm. 13).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED

LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS

MEMPERTAHANKAN KESEGARAN JUS SIRSAK”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara

umum adalah “ Bagaimana implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak?”

Untuk lebih memeperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah tersebut dirinci

menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari

kinerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak?

2. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari

kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks

mempertahankan kesegaran jus sirsak?

C. Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1.Keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru

dibatasi pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta kinerja siswa

dibatasi pada aspek kognisi, sikap, dan keterampilan.

2. Pendekatan Problem Based Learning yang digunakan dibatasi menggunakan

(15)

5

3. Konsep kimia yang terkait dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak dibatasi menggunakan konsep larutan penyangga.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran pada konteks

mempertahankan kesegaran jus buah sirsak. Lebih khususnya lagi penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari

kinerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak.

2. Mengetahui keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari

kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak.

2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks

mempertahankan kesegaran jus sirsak.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa: pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam penelitian ini

dapat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja siswa dan penguasaan konsep

siswa.

2. Bagi guru: memberikan informasi tentang pendekatan Problem Based Learning

pada konteks mempertahankan kesegaran jus buah sirsak sebagai salah satu

alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Bagi peneliti: menambah kompetensi peneliti dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

4. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian

sejenis dengan konteks yang berbeda dan dapat dijadikan bahan pertimbangan

(16)

6

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penelitian setiap bab

dalam skripsi, mulai dari bab I sampai bab V. Berikut rincian isi dari Bab I sampai

Bab V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Bab I terdiri dari:

1. Latar belakang penelitian

2. Rumusan masalah penelitian

3. Batasan Masalah

4. Tujuan penelitian

5. Manfaat penelitian

6. Struktur organisasi skripsi

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan

landasan teori dalam penelitian ini. Bab II terdiri dari:

1. Pendekatan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan

2. Perencanaan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan

3. Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan

4. Penilaian Problem Based Learning (PBL) menurut Tan

5. Penguasaan konsep

6. Konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak

7. Kerangka pemikiran penelitian

8. Penelitian yang relevan

9. Hipotesis penelitian

Bab III berisi uraian tentang metode penelitian. Bab II terdiri dari:

1. Lokasi dan subyek penelitian

2. Metode dan desain penelitian

3. Prosedur penelitian

4. Definisi operasional

5. Intrumen penelitian

6. Teknik pengumpulan data

7. Pengolahan dan analisis data

(17)

7

dihubungkan dengan teori yang ada pada Bab II sehingga dapat diperoleh

temuan-temuan berdasarkan hasil penelitiannya. Hal- hal yang dibahas pada Bab IV adalah

keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan ditinjau dari

kenerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus

sirsak, keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan ditinjau

dari kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan

kesegaran jus sirsak, dan peningkatan penguasaan konsep siswa dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning dalam

pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak terhadap

penguasaan konsep siswa.

Bab V berisi uraian tentang simpulan. Bab V merupakan simpulan diuraikan

berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh pada Bab IV. Bab V terdiri dari:

1. Simpulan

(18)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Subyek

yang dipilih adalah siswa kelas XII IPA sebanyak 32 orang. Siswa kemudian

dibagi menjadi delapan kelompok secara heterogen untuk melaksanakan diskusi

dan percobaan untuk memecahkan masalah mempertahankan kesegaran jus sirsak.

Subyek ini dipilih untuk menjawab rumusan masalah mengenai keterlaksanaan

pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru dan kinerja siswa

dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak serta

peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan Problem Based Learning dengan konteks mempertahankan kesegaran

jus sirsak.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

pre-exsperiment dan desain penelitiannya adalah one group pretest posttest design.

Dalam desain ini, sebelum perlakuan sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir

pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai

tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks

mempertahankan kesegaran jus sirsak. Berikut merupakan gambaran desain

penelitian one group pretest posttest design. Adapun rancangan penelitiannya

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Diagram Rancangan Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:

O1 :tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

(19)

23

X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan

pendekatan problem based learning menurut Tan

(Sugiyono, 2001, hlm. 50-51)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan pada penelitin ini meliputi tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan berdasarkan langkah- langkah berikut:

1) Identifikasi permasalahan kimia dan pembelajaran kimia yang dapat

diselesaikan melalui Problem Based Larning.

2) Analisis kurikulum terkait dengan permasalahan dari konteks yang ditemukan,

studi pustaka mengenai Problem Based Learning untuk meningkatkan penguasaan

konsep, serta mengidentifikasi konsep-konsep kimia yang terkait dengan konteks

yang digunakan, yaitu konteks menjaga kesegaran jus buah sirsak.

3) Studi pustaka mengenai solusi alternatif pemecahan masalah dan

konsep-konsep kimia terkait, serta studi pustaka mengenai Problem Based Learning

menurut Tan dari berbagai sumber bacaan seperti buku, jurnal penelitian, sdan

internet sebagai dasar dalam menyusun perangkan pembelajaran dan instrument

penelitian.

4) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP yang disesuaikan dengan

tahapan Problem Based Learning menurut Tan, naskah ajar, dan Lembar Kerja

Siswa (LKS) terkait konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Instrumen

penelitian berupa instrumen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, lembar

observasi sikap dan kinerja, pedoman penilaian LKS, serta butir soal pada soal tes

yang digunakan.

5) Validasi perangkat pembelajaran dan instrume nt penelitian oleh ahli. Apabila

belum valid maka dilakukan perbaikan.

b. Tahap Pelaksanaan

(20)

24

1) Apabila instrumen penelitian telah valid, maka dilaksanakan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

2) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Selama

pelaksanaan pembelajaran di kelas, dilakukan observasi terhadap proses

pembelajaran serta terhadap sikap dan keterampilan siswa.

3) Pelaksanaan posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa

setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based

Learning menurut Tan.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah berikut:

1) Pengolahan data hasil pembelajaran dan analisisnya

2) Pelaksanaan pembahasan hasil penelitian.

3) Penarikan simpulan.

Adapun prosedur peneliitian dapat direpresentasikan dalam alur penelitian

(21)

Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Identifikasi Permasalahan Pembelajaran dan Permasalahan Kimia

Identifikasi Konsep pada Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak Studi Pustaka mengenai Problem Based

Learning Analisis KI & KD Kimia Kurikulum 2013 SMA

Pembuatan Perangkat Pembelajaran

Pembuatan Instrumen Penelitian

Lembar Observasi Sikap dan Keterampilan

Lembar Penilaian LKS Butir Soal

Pelaksanaan Pretest Penilaian RPP

Uji Validitas

Pelaksanaan PBL menurut Tan

Pelaksanaan Posttest

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasan Hasil Penelitian

Guru Siswa

(22)

26

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya perbedaan persepsi dari kajian yang dilakukan,

maka perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut.

1) Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

menjadikan masalah yang tidak terstruktur (masalah- masalah dunia nyata yang

dekat dengan kehidupan siswa) sebagai titik awal pembelajaran, pembelajarannya

berpusat pada siswa, dan siswa belajar dalam kelompok, sehingga mampu

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa (Tan, 2003, hlm.30).

2) Problem Based Learning menurut Tan yang dikukan pada penelitian ini terdiri

dari lima fase pelaksanaan, yaitu fase 1. penyajian masalah, fase 2.

penganalisisan masalah dan isu pembelajaran, fase 3. penemuan dan pelaporan,

fase 4. presentasi penyelesaian masalah dan refleksi, serta 5) peringkasan,

penggabungan dan evaluasi (Tan, 2003, hlm.35).

2) Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep menurut Bloom (dalam Rustaman 2005, hlm. 257)

adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu

mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih

dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya.

3) Kinerja Guru

Guru yang dimaksud pada penelitian ini adalah peneliti yang

mengimplementasikan pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran.

Kinerja guru yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

4) Kinerja Siswa

Siswa yang dimaksud adalah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Kinerja siswa dalam

penelitian ini adalah aktivitas siswa selama pembelajaran melalui LKS, sikap

(23)

27

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari format

observasi kinerja guru berupa intrumen penilaian perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, format penilaian LKS, format observasi sikap dan keterampilan

siswa, butir soal, dan validasi instrumen penelitian.

1. Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Format penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran digunakan

untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu memperoleh informasi

mengenai keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru. Pada

format penilaian ini terdapat aspek-aspek yang dinilai beserta deskriptornya

sehingga dapat memfokuskan observer untuk menilai kinerja guru. Format

penilaian ini dibagi menjadi format penilaian perencanaan pembelajaran yang

digunakan untuk menilai perencanaan pembelajaran atau RPP yang dibuat guru

dan format penilaian pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk menilai

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Penilaian terhadap perencanaan

pembelajaran dilakukan oleh 5 orang observer yang terdiri dari dosen dan guru

kimia sedangkan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 4

orang observer yang terdiri dari mahasiswa program studi pendidikan kimia.

2. Format Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Format penilaian LKS juga digunakan untuk menjawab rumusan masalah

pertana, yaitu memperoleh informasi mengenai pengaruh Problem Based

Learning menurut Tan ditinjau terhadap kinerja siswa. Format penilaian LKS

merupakan instrument yang digunakan untuk menilai LKS yang diberikan kepada

siswa yang telah disesuaikan dengan tahapan Problem Based Learning menurut

Tan. Adapun bentuk format penilaian LKS yang dibuat adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Format Penilaian LKS

Tahap

Problem-Based Learning

LKS

ke-

No.

Soal

Skor Kelompok

(24)

28

3. Format Penilaian Sikap dan Keterampilan Siswa

Format penilaian sikap dan keterampilan siswa juga digunakan untuk

menjawab rumusan masalah yang pertama, yaitu memperoleh informasi mengenai

pengaruh Problem Based Learning menurut Tan terhadap kinerja siswa. Lembar

penilaian sikap dan keterampilan merupakan instrumen yang digunakan untuk

menilai sikap dan keterampilan siswa selama pembelajaran. Lembar penilaian

sikap dirancang mengacu pada lima karakter pembelajaran sedangkan lembar

penilaian keterampilan dirancang mengacu pada keterampilan melakukan

percobaan dan menggunakan alat-alat laboratorium.

4. Butir Soal

Butir soal digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu

memperoleh infromasi mengenai peningkatan penguasaan konsep siswa dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan.

Soal tes yang diujikan berupa soal pemecahan masalah yang mengikuti tahapan

Problem Based Learning menurut Tan. Butir soal yang dibuat sebanyak 10 soal

pilihan ganda terkait konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Penilaian

terhadap jawaban butir soal siwa dilak ukan dengan menggunakan pedoman

penilaian jawaban butir soal. Skor yang diberikan mengacu pada jawaban standar

dimana skor maksimal untuk setiap soal yaitu 1 poin. Adanya pedoman penilaian

ini bertujuan untuk menjadi standar atas jawaban siswa penilaian ini bertujuan

untuk menjadi standar atas jawaban siswa sehingga dapat meminimalisasi

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian saat mengoreksi jawaban siswa.

Adapun format penilaian jawaban butir soal yang akan dibuat disajikan sebagai

berikut.

Tabel 3.3 Format Penilaian Jawaban Butir Soal

Kode

Siswa

Jenis

Tes

Skor pada Soal

Nomor Total

Skor

Persentase

Nilai (%)

Peningkatan

(%)

(25)

29

5. Validasi Instrumen Penelitian

Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur

apa yang seharusnya diukur (Firman, 2013, hlm. 41). Validitas yang digunakan

pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas ko nstruk. Validitas isi

merupakan validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan

pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Sedangkan validitas konstruk suatu

alat ukur merupakan ukuran sejauh mana alat ukur itu mencerminkan konstruk

(construct) atau konsep tertentu yang hendak diukur (Firman, 2013, hlm. 41-42).

Validitas isi dan konstruk terhadap instrumen ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan ahli.

F. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penilaian kinerja guru, format penilaian LKS, lembar observasi

sikap dan ketarampilan, dan butir soal digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Teknik pengumpulan data disajikan pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Intrumen Jenis Data Sumber

Data

Teknik

Pengumpula

n Data

1.

Format Penilaian

Perencanaan

Pembelajaran

Kemampuan guru

dalam merencanakan

pembelajaran

Guru Analisis RPP

2.

Format Penilaian

Pelaksanaan

Pembelajaran

Kemampuan guru

dalam melaksanakan

pembelajaran

Guru Observasi

3.

Format penilaian

LKS

Kemampuan proses

siswa dalam

memecahkan masalah

Siswa Analisis LKS

4. Lembar Observasi Sikap dan Kinerja

Aktivitas siswa

selama pembelajaran Siswa Observasi

(26)

30

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya dianalisis.

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Pengolahan Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah- langkah pengolahan format penilaian perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menghitung skor yang diperoleh untuk setiap komponen pada format penilaian

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

b. Menetukan skor rata-rata yang diperoleh untuk setiap format penilaian

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

c. Merubah skor ke dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut:

Persentase =

X 100%

d. Menentukan kategori dari hasil format penilaian perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran menggunakan skala kategori dengan acuan pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.5 Skala Kategori Kemampuan

Skor (%) Kategori

81-100 Sangat Baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat Kurang

(Arikunto, 2009, hlm. 266)

e. Menganalisis kekurangan terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

dari hasil penilaian menggunakan format penilaian perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran.

2) Pengolahan Lembar Kerja Siswa

Pengolahan data untuk lembar kerja siswa (LKS) dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap jawaban sesuai kriteria dalam pedoman penilaian

(27)

31

b. Menentukan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap sub kemampuan

pemecahan masalah.

c. Mengubah skor rata-rata kelompok siswa ke dalam bentuk persentase dengan

persamaan berikut.

Nilai =

X 100% d. Menentukan kategori kemampuan siswa berdasarkan skala kategori

kemampuan mengunakan acuan Tabel 3.4.

3) Pengolahan Format Penilaian Sikap dan Keterampilan Siswa

Pengolahan data untuk lembar penilaian sikapi dan keterampilan siswa

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor yang diperoleh untuk setiap kelompok

b. Mengubah skor ke dalam bentuk nilai persentase dengan cara sebagai berikut:

Nilai =

c. Menentukan kategori dari hasil penilaian sikap dan kinerja siswa menggunakan

acuan Tabel 3.4

4) Pengolahan Soal Tes

Pengolahan data untuk tes tertulis dilakukan dengan langkah- langkah

sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa untuk soal pretest dan posttest

sesuai kriteria yang telah dibuat dalam pedoman penilaian butir soal.

b. Mengubah skor ke dalam bentuk nilai persentase. Adapun perhitungannya

sebagai berikut.

Nilai =

c. Menentukan nilai rata-rata pretest dan posttest untuk keseluruhan siswa dengan

rumus berikut.

Nilai rata-rata =

d. Analisis data pretest dan posttest

Analisis data pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan

konsep awal siswa dan penguasaan konsep setelah dilakukan pembelajaran

(28)

32

dalam melakukan pengolahan data, pengujian statistik ini diolah menggunakan

program SPSS Versi 20 for Windows. Adapun langkah- langkah pengujian adalah

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari pretest dan

posttest berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas digunakan

uji Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0: data pretest dan posttest berdistribusi normal

H1: data pretest dan posttest tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut.

a) Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

b) Jika signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan apabila kedua data pretest dan posttest

berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengethaui apakah data

yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji statistiknya

menggunakan uji Levene.

3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah dari hasil

pretest dan posttest siswa memiliki penguasaan konsep yang sama atau tidak

setelah pembelajaran. Pengujiannya memiliki ketentuan sebagai berikut.

a. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya uji

perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t yaitu Independent Sample

T-Test.

b. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka selanjutnya uji-t

yaitu Independent Sample T-Test.

c. Jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji

homogenitas, tetapi dilakukan uji statistik non parametrik, yaitu uji Mann

Whitney.

(29)

33

H0: Tidak terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa

menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Problem

Based Learning menurut Tan.

H1: Terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa

menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunaka pendekatan Problem Based

Learning menurut Tan.

Kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut.

a) Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

(30)

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab

IV, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru dalam

pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak

dikategorikan sangat baik dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran dengan persentase nilai masing- masing 95%.

2. Keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja siswa dalam

pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak

berdasarkan penilaian LKS, sikap, dan keterampilan diperoleh persentase

nilai masing- masing 81%, 96% dan 92% yang ketiganya tergolong

kategori sangat baik.

3. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada konteks mempertahankan

kesegaran jus sirsak setelah diberi perlakuan dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning yang diukur dari nilai

pretest dan posttest meningkat secara signifikan sebesar 40%. Berdasarkan

uji statistik, diketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep

yang signifikan setelah siswa menerima perlakuan dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Hal ini menunjukkan

bahwa perlakuan yang diberikan yaitu pendekatan Problem Based

Learning efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian “Implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam Pembelajaran dengan Konteks

Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak” terdapat beberapa saran yang dapat

(31)

72

1. Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan

alokasi waktu yang direncanakan sehingga pembelajaran terlaksana sesuai

waktu yang seharusnya.

2. Berdasarkan hasil penilaian LKS pada tahap peringkasan, penggabungan,

dan evaluasi dikategorikan baik karena siswa belum seluruhnya dapat

menjelaskan konsep kimia yang terkait dengan konteks mempertahankan

kesegaran jus sirsak. Oleh sebab itu, maka guru sebaiknya lebih

membimbing siswa dalam menjelaskan konsep kimia terkait dengan

konteks pembelajaran.

3. Pendekatan pembelajaran Problem Based Learning merupakan

pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa,

sehingga disarankan pada peneliti lain untuk menerapkan pendekatan

(32)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dahar, R. (2003). Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:

Publikasi Terbatas.

Firman, H. (2013). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan

Kimia FPMIPA UPI.

HAM, M. (2001). Ilmu Kimia Jilid 3 Untuk Kelas 3 SMU/MA. Bandung: Acarya

Media Utama.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mardiana, L dan Ratnasari, J. (2011). Ramuan dan Khasiat Sirsak. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Najmia, R. (2015). Pengaruh Problem Based Learning dalam Meningkatkan

Penguasaan Konsep Siswa pada Konteks Penstabilan pH Air Kolam

Renang. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Omoifo, C. O. (2004). Biochemical Composition of Soursop Fruit, Annona

muricata L., as Affected by Two Harvest Seasons. Departement of Crop

Science, Ambrose Alli University, Ekpoma, Nigeria, hlm. 1-8.

(33)

74

Permendikbud Nomor 66. (2013). Standar Penilaian Pendidikan. Tidak

Diterbitkan.

Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreaktif Berbasis Sains. Jogjakarta:

DIVA Press.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Rustaman, N. Y, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI.

Rusmono, (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu

Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2001). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tan, O. S. (2003). Problem-based learning innovation: Using problems to power

learning in the 21st century. Singapore: Thomson Learning.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trihatmo, A., Soeprodjo dan Widodo, A. T. (2012). Penggunaan Model Problem

Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Chemistry

Gambar

Tabel 3.1 Diagram Rancangan Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.2 Format Penilaian LKS
Tabel 3.3 Format Penilaian Jawaban Butir Soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

perlu diketahui pengaruh polaritas yang berbeda dari kedua elektroda, dan pengaruh temperatur, serta jarak elektroda diatas terhadap tegangan tembus dari kedua

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

}IASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA iLMIAH : JURNAL ILMIAT{. iudrrt jurnai fhtliah : Anahsis Pengaruh lklim Organisasi Dan fuiotivasi Kerja

Sedangkan nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual (total aktiva dan prospek perusahaan, risiko usaha, lingkungan usaha, dan

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, “Greening business management” adalah strategi pengelolaan lingkungan yang terpadu yang meliputi pengembangan

RAJAYA REKAYASA Rekanan Hadir dan Data dokumen asli hasil pembuktian kualifikasi sesuai dengan data dalam dokumen

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang