IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN
KESEGARAN JUS SIRSAK
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Mega Rahayu
NIM. 1102406
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS MEMPERTAHANKAN
KESEGARAN JUS SIRSAK
Oleh
Mega Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
©Mega 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tuntutan pembelajaran abad ke-21 yang harus didesain berdasarkan pendekatan pembelajaran yang membiasakan siswa membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan konteks nyata, pendekatan tersebut adalah Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Metode yang digunakan adalah pre-exsperiment dan desain penelitiannya adalah one group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Subyek yang dipilih adalah siswa kelas XII IPA sebanyak 32 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, format penilaian LKS, format penilaian sikap dan keterampilan, serta butir soal. Peningkatan penguasaan konsep siswa diukur berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diuji melalui program SPSS Versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan Problem Based Learning berkategori sangat baik (95%). Kinerja siswa selama kegiatan Problem Based Learning dari aspek kognisi berkategori sangat baik (81%), aspek sikap berkategori sangat baik (96%) dan aspek keterampilan berkategori sangat baik (92%). Penguasaan konsep siswa meningkat secara signifikan sebesar 40%. Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi pendekatan Problem Based Learning efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa.
ABSTRACT
This research is motivated by the demand of 21st century on a learning approach that helps students to build their knowledge based on real-world contexts. This learning approach is called Problem Based Learning. This research aims to collect information regarding the implementation of Problem Based Learning in the context of maintaining the freshness of Soursop juice. The method used in this research is pre-experiment, and the design used in this research is one group pretest posttest design. This research is carried out on one of SMAN (public high school) in Bandung. The subjects of this research consist of 32 students of class XII IPA. The instruments used in this research are teaching and learning plan assessment format, LKS assessment format, attitude and skill asessment format, and test items. The implementation of Problem Based Learning in the students’ mastery of concepts is measured based on the results of pretest and posttest that are analyzed using SPSS v. 20 for Windows. The result of this research shows that the teachers’ performance in planning and implementing Problem Based Learning is excellent (95%). The students’ performance in performing Problem Based Learning is also excellent in the aspect of cognitive (81%), attitude (96%), and skill (92%). The students’ mastery of concepts is increased significantly by 40%. Based on this statistical test, there is a significant improvement in the students’ mastery of concepts after they are given the treatment of Problem Based Learning. This shows that the implementation of Problem Based Learning is effective in improving the students’ mastery of concepts.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ………...…... i
ABSTRAK ………...………...….. ii
ABSTRACT ………...…………...………... iii
KATA PENGANTAR ………...………. iv
UCAPAN TERIMAKASIH ………...……… v
DAFTAR ISI …………...………..………..……. vii
DAFTAR TABEL ……….………..………...… ix
DAFTAR GAMBAR ...………...……….... x
DAFTAR LAMPIRAN………...………...………... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ………...…... 4
C. Batasan Masalah ……… 4
D. Tujuan Penelitian ………... 5
E. Manfaat Penelitian ………. 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ……… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Problem Based Learning (PBL)…….………... 8
B. Perencanaan Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning….………... 9
C. Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning.………….. 12
D. Penilaian Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning ….…...…….. 14
E. Penguasaan Konsep ………... 17
F. Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Buah Sirsak …….……….. 17
H. Penelitian yang Relevan ………..…… 20
I. Hipotesis ………..………. 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ………..….….. 22
B. Metode dan Desain Penelitian ………..……….….. 22 C. Prosedur Penelitian ………...………23 D. Definisi Operasional ………...………. 26
E. Instrumen Penelitian ………..……….… 27
F. Teknik Pengumpulan Data …...……… 29
G. Pengolahan dan Analisis Data …...……….. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Problem Based Learning Ditinjau dari Kenerja Guru dalam Pembelajaran dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …... 34
B. Keterlaksanaan Problem Based Learning Ditinjau dari Kenerja Siswa dalam Pembelajaran dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …... 47
C. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa dalam pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Based Learning dengan Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak …………...……….….…..……….. 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………..……… 71
B. Saran ………...………...……...71
DAFTAR PUSTAKA ………...………...………... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-fase Problem Based Learning menurut Tan ……….………...… 13
Tabel 3.1 Diagram Rancangan Penelitian ………...…. 22
Tabel 3.2 Format Penilaian LKS ………... 27
Tabel 3.3 Format Penilaian Jawaban Butir Soal ………...…28
Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data …….………... 29
Tabel 3.5 Skala Kategori Kemampuan ………...………..30
Tabel 4.1 Hasil penilaian kinerja guru dalam perencanaan Problem Based Learning menurut Tan …..…………...……….35
Tabel 4.2 Hasil penilaian kinerja guru pada pelaksanaan Problem Based Learning menurut Tan …………..………...………….….…40
Tabel 4.3 Jawaban LKS 1 pada soal 1 ………...……….……..48
Tabel 4.4 Jawaban LKS 1 pada soal 2 dan 3 ………50
Tabel 4.5 Jawaban LKS 1 pada soal 4, dan 5 ………..…….….53
Tabel 4.6 Jawaban LKS 2 pada soal 1, 2, dan 3 ……….…...…..………..56
Tabel 4.7 Jawaban LKS 3 pada soal 2 dan 3 ………….………59
Tabel 4.8 Hasil penilaian sikap kelompok siswa ………..………61
Tabel 4.9 Penilaian Kinerja Siswa ………..………..63
Tabel 4.10 Perbandingan jawaban siswa yang mengalami dan tidak mengalami peningkatan penguasaan konsep ………..…67
Tabel 4.11 Hasil analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai pretest dan posttest ………...69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fae-fase pembelajaran PBL menurut Tan………..…20
Gambar 3.1 Alur Penelitian ………..….25
Gambar 4.1 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penemuan masalah …...48
Gambar 4.2 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penganalisisan masalah
dan isu pembelajaran …….………50
Gambar 4.3 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap penemuan dan
pelaporan ………52
Gambar 4.4 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap presentasi penyelesaian masalah dan refleksi ……….………58
Gambar 4.5 Nilai rata-rata kelompok siswa pada tahap peringkasan,
penggabungan, dan evaluasi ………..59
Gambar 4.6 Nilai rata-rata keterampilan siswa ……….………63
Gambar 4.7 Peningkatan penguasaan konsep …...………65
Gambar 4.8 Nilai Rata-rata penguasaan konsep berdasarkan Pretest dan
DAFTAR LAMPIRAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………... 75
A.2 Naskah Ajar ………... 87
A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ………... 90
B.1 Format Penilaian Perencanaan Pembelajaran………..96
B.2 Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajara………..…100
B.3 Soal Tes Tertulis ………..….103
B.4 Lembar Penilaian Sikap Siswa ………...106
B.5 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa ………..……..112
B.6 Format Penilaian LKS ………..117
B.7 Format Penilaian Soal Tes ………....118
C.1 Rubrik Penilaian LKS ………..120
C.2 Rubrik Penilaian Soal Tes ……….……...127
C.3 Hasil Penilaian Prencanaan Pembelajaran .………….……….…132
C.4 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran .……….……134
C.5 Hasil Penilaian LKS ……….………137
C.6 Hasil Penilaian Sikap Siswa ………...138
C.7 Hasil Penilaian Keterampilan Siswa ………...…… 143
C.8 Hasil Penilaian Soal Tes………148
D.1 Dokumentasi ………...… 151
D.2 Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen …..……….. 154
D.3 Surat Permohonan Izin Penelitian ………... 155
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran pada abad ke-21 harus didesain berdasarkan pendekatan
pembelajaran yang membiasakan siswa untuk membangun pengetahuannya
sendiri berdasarkan konteks nyata yang bermakna bagi dirinya. Pembelajaran
yang demikian akan membiasakan siswa untuk beraktivitas melakukan penelitian,
pengamatan, eksperimen, observasi, maupun melakukan aktivitas pengumpulan
informasi dari berbagai sumber (Abidin, 2014, hlm. 17).
Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran abad ke-21, pembelajaran harus
mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud
empat pilar pendidikan (the four pillars of education), yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do),
belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar bersama (learning to life
together). Pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi dasar untuk siswa
berpartisipasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam aktivitas kehidupan
manusia (Putra, 2013, hlm. 55).
Dalam pembelajaran, guru dituntut dapat memilih pendekatan pembelajaran
yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk terlibat secara aktif dalam
pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa dalam
memecahkan masalah adalah pendekatan Problem Based Learning (Rusman,
2013, hlm. 229).
Problem Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan
dengan tuntutan abad ke-21. Menurut Tan (dalam Rusman, 2013, hlm. 229)
Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi pembelajaran karena dalam
PBL siswa dibiasakan untuk melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu pendekatan
2
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, belajar juga merupakan suatu
proses interaksi secara sadar antara individu dan lingkungan. Melalui proses ini
siswa akan berkembang secara utuh. Artinya perkembangan siswa tidak hanya
terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui
masalah yang dihadapi (Suyanti, 2010, hlm. 111).
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka Problem Based
Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Selama ini kemampuan siswa untuk
dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibat nya,
manakala siswa menghadapi masalah, banyak siswa tidak dapat menyelesaikan
masalahnya dengan baik (Suyati 2010, hlm. 112).
Dalam pembelajaran, tugas siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru
melainkan ikut terlibat aktif di dalamnya. Melalui pendekatan pembelajaran
Problem Based Learning menurut Pannen (dalam Rusmono, 2012, hlm. 74)
diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang
mengharuskannya mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan
menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah .
Salah satu tipe Problem based learning adalah Problem based learning
menurut Tan Problem based learning menurut Tan memiliki lima fase
pembelajaran, diantaranya fase 1. penemuan masalah, fase 2. penganalisisan
masalah dan isu pembelajaran, fase 3. penemuan dan pelaporan, fase 4. presentasi
penyelesaian masalah dan refleksi, serta fase 5. peringkasan, penggabungan, dan
evaluasi (Tan, 2003, hlm.35).
Dalam kurikulum kimia, siswa kelas XI SMA dituntut untuk mampu
menguasai dan memami berbagai jenis dan sifat suatu larutan, salah satunya
larutan penyangga. Materi larutan merupakan materi yang sulit bagi kebanyakan
siswa, sehingga konsep-konsep pada materi ini harus dipahami siswa secara
menyeluruh karena terus diimplementasikan pada konsep-konsep kimia
berikutnya maupun dalam kehidupan sehari- hari. Konsep larutan merupakan
konsep yang abstrak, terutama pada pokok bahasan larutan penyangga (Suyanti,
3
Buah sirsak dipilih untuk penelitian ini karena sirsak merupakan salah satu
buah yang memiliki banyak manfaat. Konsumsi 100 gram daging buah sirsak
dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan harian. Buah sirsak merupakan
buah yang kaya akan senyawa fitokimia sehingga sangat banyak manfaatnya bagi
kesehatan. Olahan dari buah sirsak yaitu jus sirsak dapat meningkatkan selera
makan (Mardiana, 2002, hlm. 21). Jus sirsak yang biasa kita olah sendiri tidak
dapat bertahan lama kesegarannya dibandingkan jus sirsak dalam kemasan yang
tersedia di supermarket. Salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jus
sirsak adalah dengan mempertahankan pH jus sirsak menggunakan larutan
penyangga.
Untuk itu peneliti memilih konteks permasalahan kehidupan sehari- hari
yaitu konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak yang berkaitan dengan materi
larutan penyangga.
Berdasarkan hasil observasi di salah satu SMA Negeri Kota Bandung,,
diperoleh data bahwa hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA belum optimal, baik
dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dari aspek kognitif yaitu
penguasaan konsep siswa terhadap suatu materi belum memenuhi nilai KKM
(<75). Salah satu penyebabnya kinerja guru yang belum optimal dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan
yang ada, peneliti mencoba untuk merencanakan dan menerapkan pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
Selain itu, keberhasilan dari Problem based learning dalam berbagai
penelitian menjadi dasar peneliti melakukan penelitian mengenai implementasi
pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran. Diantaranya penelitian
yang dilakukan oleh Najmia Rahma pada tahun 2015 dengan judul penelitian
“Pengaruh Problem Based Learning dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep
Siswa pada Konteks Penstabilan pH Air Kolam Renang”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based
Learning merupakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan penguasaan
konsep siswa (Najmia, 2015, hlm. 105).
Penelitian lainnya dengan judul “Penggunaan Model Problem Based
4
penggunaan model Problem Based learning memiliki pengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis (Trihatmo,
2012, hlm. 13).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN KONTEKS
MEMPERTAHANKAN KESEGARAN JUS SIRSAK”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara
umum adalah “ Bagaimana implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak?”
Untuk lebih memeperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah tersebut dirinci
menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari
kinerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak?
2. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari
kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks
mempertahankan kesegaran jus sirsak?
C. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1.Keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru
dibatasi pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta kinerja siswa
dibatasi pada aspek kognisi, sikap, dan keterampilan.
2. Pendekatan Problem Based Learning yang digunakan dibatasi menggunakan
5
3. Konsep kimia yang terkait dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak dibatasi menggunakan konsep larutan penyangga.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi
pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran pada konteks
mempertahankan kesegaran jus buah sirsak. Lebih khususnya lagi penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari
kinerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak.
2. Mengetahui keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari
kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak.
2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks
mempertahankan kesegaran jus sirsak.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa: pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam penelitian ini
dapat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja siswa dan penguasaan konsep
siswa.
2. Bagi guru: memberikan informasi tentang pendekatan Problem Based Learning
pada konteks mempertahankan kesegaran jus buah sirsak sebagai salah satu
alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kinerja guru.
3. Bagi peneliti: menambah kompetensi peneliti dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning.
4. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian
sejenis dengan konteks yang berbeda dan dapat dijadikan bahan pertimbangan
6
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penelitian setiap bab
dalam skripsi, mulai dari bab I sampai bab V. Berikut rincian isi dari Bab I sampai
Bab V.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Bab I terdiri dari:
1. Latar belakang penelitian
2. Rumusan masalah penelitian
3. Batasan Masalah
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
6. Struktur organisasi skripsi
Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan
landasan teori dalam penelitian ini. Bab II terdiri dari:
1. Pendekatan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan
2. Perencanaan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan
3. Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) menurut Tan
4. Penilaian Problem Based Learning (PBL) menurut Tan
5. Penguasaan konsep
6. Konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak
7. Kerangka pemikiran penelitian
8. Penelitian yang relevan
9. Hipotesis penelitian
Bab III berisi uraian tentang metode penelitian. Bab II terdiri dari:
1. Lokasi dan subyek penelitian
2. Metode dan desain penelitian
3. Prosedur penelitian
4. Definisi operasional
5. Intrumen penelitian
6. Teknik pengumpulan data
7. Pengolahan dan analisis data
7
dihubungkan dengan teori yang ada pada Bab II sehingga dapat diperoleh
temuan-temuan berdasarkan hasil penelitiannya. Hal- hal yang dibahas pada Bab IV adalah
keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan ditinjau dari
kenerja guru dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus
sirsak, keterlaksanaan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan ditinjau
dari kinerja siswa dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan
kesegaran jus sirsak, dan peningkatan penguasaan konsep siswa dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning dalam
pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak terhadap
penguasaan konsep siswa.
Bab V berisi uraian tentang simpulan. Bab V merupakan simpulan diuraikan
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh pada Bab IV. Bab V terdiri dari:
1. Simpulan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Subyek
yang dipilih adalah siswa kelas XII IPA sebanyak 32 orang. Siswa kemudian
dibagi menjadi delapan kelompok secara heterogen untuk melaksanakan diskusi
dan percobaan untuk memecahkan masalah mempertahankan kesegaran jus sirsak.
Subyek ini dipilih untuk menjawab rumusan masalah mengenai keterlaksanaan
pendekatan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru dan kinerja siswa
dalam pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak serta
peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan Problem Based Learning dengan konteks mempertahankan kesegaran
jus sirsak.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
pre-exsperiment dan desain penelitiannya adalah one group pretest posttest design.
Dalam desain ini, sebelum perlakuan sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir
pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai
tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan konteks
mempertahankan kesegaran jus sirsak. Berikut merupakan gambaran desain
penelitian one group pretest posttest design. Adapun rancangan penelitiannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Diagram Rancangan Penelitian
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 :tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
23
X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan
pendekatan problem based learning menurut Tan
(Sugiyono, 2001, hlm. 50-51)
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan pada penelitin ini meliputi tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan berdasarkan langkah- langkah berikut:
1) Identifikasi permasalahan kimia dan pembelajaran kimia yang dapat
diselesaikan melalui Problem Based Larning.
2) Analisis kurikulum terkait dengan permasalahan dari konteks yang ditemukan,
studi pustaka mengenai Problem Based Learning untuk meningkatkan penguasaan
konsep, serta mengidentifikasi konsep-konsep kimia yang terkait dengan konteks
yang digunakan, yaitu konteks menjaga kesegaran jus buah sirsak.
3) Studi pustaka mengenai solusi alternatif pemecahan masalah dan
konsep-konsep kimia terkait, serta studi pustaka mengenai Problem Based Learning
menurut Tan dari berbagai sumber bacaan seperti buku, jurnal penelitian, sdan
internet sebagai dasar dalam menyusun perangkan pembelajaran dan instrument
penelitian.
4) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP yang disesuaikan dengan
tahapan Problem Based Learning menurut Tan, naskah ajar, dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) terkait konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Instrumen
penelitian berupa instrumen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, lembar
observasi sikap dan kinerja, pedoman penilaian LKS, serta butir soal pada soal tes
yang digunakan.
5) Validasi perangkat pembelajaran dan instrume nt penelitian oleh ahli. Apabila
belum valid maka dilakukan perbaikan.
b. Tahap Pelaksanaan
24
1) Apabila instrumen penelitian telah valid, maka dilaksanakan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
2) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Selama
pelaksanaan pembelajaran di kelas, dilakukan observasi terhadap proses
pembelajaran serta terhadap sikap dan keterampilan siswa.
3) Pelaksanaan posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa
setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based
Learning menurut Tan.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah berikut:
1) Pengolahan data hasil pembelajaran dan analisisnya
2) Pelaksanaan pembahasan hasil penelitian.
3) Penarikan simpulan.
Adapun prosedur peneliitian dapat direpresentasikan dalam alur penelitian
Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Identifikasi Permasalahan Pembelajaran dan Permasalahan Kimia
Identifikasi Konsep pada Konteks Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak Studi Pustaka mengenai Problem Based
Learning Analisis KI & KD Kimia Kurikulum 2013 SMA
Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Pembuatan Instrumen Penelitian
Lembar Observasi Sikap dan Keterampilan
Lembar Penilaian LKS Butir Soal
Pelaksanaan Pretest Penilaian RPP
Uji Validitas
Pelaksanaan PBL menurut Tan
Pelaksanaan Posttest
Pengolahan dan Analisis Data
Pembahasan Hasil Penelitian
Guru Siswa
26
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya perbedaan persepsi dari kajian yang dilakukan,
maka perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut.
1) Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menjadikan masalah yang tidak terstruktur (masalah- masalah dunia nyata yang
dekat dengan kehidupan siswa) sebagai titik awal pembelajaran, pembelajarannya
berpusat pada siswa, dan siswa belajar dalam kelompok, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa (Tan, 2003, hlm.30).
2) Problem Based Learning menurut Tan yang dikukan pada penelitian ini terdiri
dari lima fase pelaksanaan, yaitu fase 1. penyajian masalah, fase 2.
penganalisisan masalah dan isu pembelajaran, fase 3. penemuan dan pelaporan,
fase 4. presentasi penyelesaian masalah dan refleksi, serta 5) peringkasan,
penggabungan dan evaluasi (Tan, 2003, hlm.35).
2) Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep menurut Bloom (dalam Rustaman 2005, hlm. 257)
adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu
mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih
dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya.
3) Kinerja Guru
Guru yang dimaksud pada penelitian ini adalah peneliti yang
mengimplementasikan pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran.
Kinerja guru yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning.
4) Kinerja Siswa
Siswa yang dimaksud adalah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Kinerja siswa dalam
penelitian ini adalah aktivitas siswa selama pembelajaran melalui LKS, sikap
27
E. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari format
observasi kinerja guru berupa intrumen penilaian perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, format penilaian LKS, format observasi sikap dan keterampilan
siswa, butir soal, dan validasi instrumen penelitian.
1. Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Format penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran digunakan
untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu memperoleh informasi
mengenai keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru. Pada
format penilaian ini terdapat aspek-aspek yang dinilai beserta deskriptornya
sehingga dapat memfokuskan observer untuk menilai kinerja guru. Format
penilaian ini dibagi menjadi format penilaian perencanaan pembelajaran yang
digunakan untuk menilai perencanaan pembelajaran atau RPP yang dibuat guru
dan format penilaian pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk menilai
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Penilaian terhadap perencanaan
pembelajaran dilakukan oleh 5 orang observer yang terdiri dari dosen dan guru
kimia sedangkan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 4
orang observer yang terdiri dari mahasiswa program studi pendidikan kimia.
2. Format Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Format penilaian LKS juga digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertana, yaitu memperoleh informasi mengenai pengaruh Problem Based
Learning menurut Tan ditinjau terhadap kinerja siswa. Format penilaian LKS
merupakan instrument yang digunakan untuk menilai LKS yang diberikan kepada
siswa yang telah disesuaikan dengan tahapan Problem Based Learning menurut
Tan. Adapun bentuk format penilaian LKS yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Format Penilaian LKS
Tahap
Problem-Based Learning
LKS
ke-
No.
Soal
Skor Kelompok
28
3. Format Penilaian Sikap dan Keterampilan Siswa
Format penilaian sikap dan keterampilan siswa juga digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama, yaitu memperoleh informasi mengenai
pengaruh Problem Based Learning menurut Tan terhadap kinerja siswa. Lembar
penilaian sikap dan keterampilan merupakan instrumen yang digunakan untuk
menilai sikap dan keterampilan siswa selama pembelajaran. Lembar penilaian
sikap dirancang mengacu pada lima karakter pembelajaran sedangkan lembar
penilaian keterampilan dirancang mengacu pada keterampilan melakukan
percobaan dan menggunakan alat-alat laboratorium.
4. Butir Soal
Butir soal digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu
memperoleh infromasi mengenai peningkatan penguasaan konsep siswa dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning menurut Tan.
Soal tes yang diujikan berupa soal pemecahan masalah yang mengikuti tahapan
Problem Based Learning menurut Tan. Butir soal yang dibuat sebanyak 10 soal
pilihan ganda terkait konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak. Penilaian
terhadap jawaban butir soal siwa dilak ukan dengan menggunakan pedoman
penilaian jawaban butir soal. Skor yang diberikan mengacu pada jawaban standar
dimana skor maksimal untuk setiap soal yaitu 1 poin. Adanya pedoman penilaian
ini bertujuan untuk menjadi standar atas jawaban siswa penilaian ini bertujuan
untuk menjadi standar atas jawaban siswa sehingga dapat meminimalisasi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian saat mengoreksi jawaban siswa.
Adapun format penilaian jawaban butir soal yang akan dibuat disajikan sebagai
berikut.
Tabel 3.3 Format Penilaian Jawaban Butir Soal
Kode
Siswa
Jenis
Tes
Skor pada Soal
Nomor Total
Skor
Persentase
Nilai (%)
Peningkatan
(%)
29
5. Validasi Instrumen Penelitian
Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur
apa yang seharusnya diukur (Firman, 2013, hlm. 41). Validitas yang digunakan
pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas ko nstruk. Validitas isi
merupakan validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan
pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Sedangkan validitas konstruk suatu
alat ukur merupakan ukuran sejauh mana alat ukur itu mencerminkan konstruk
(construct) atau konsep tertentu yang hendak diukur (Firman, 2013, hlm. 41-42).
Validitas isi dan konstruk terhadap instrumen ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan ahli.
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penilaian kinerja guru, format penilaian LKS, lembar observasi
sikap dan ketarampilan, dan butir soal digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Teknik pengumpulan data disajikan pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data
No. Jenis Intrumen Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpula
n Data
1.
Format Penilaian
Perencanaan
Pembelajaran
Kemampuan guru
dalam merencanakan
pembelajaran
Guru Analisis RPP
2.
Format Penilaian
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kemampuan guru
dalam melaksanakan
pembelajaran
Guru Observasi
3.
Format penilaian
LKS
Kemampuan proses
siswa dalam
memecahkan masalah
Siswa Analisis LKS
4. Lembar Observasi Sikap dan Kinerja
Aktivitas siswa
selama pembelajaran Siswa Observasi
30
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya dianalisis.
Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengolahan Format Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah- langkah pengolahan format penilaian perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menghitung skor yang diperoleh untuk setiap komponen pada format penilaian
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
b. Menetukan skor rata-rata yang diperoleh untuk setiap format penilaian
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
c. Merubah skor ke dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut:
Persentase =
X 100%
d. Menentukan kategori dari hasil format penilaian perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran menggunakan skala kategori dengan acuan pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.5 Skala Kategori Kemampuan
Skor (%) Kategori
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat Kurang
(Arikunto, 2009, hlm. 266)
e. Menganalisis kekurangan terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
dari hasil penilaian menggunakan format penilaian perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
2) Pengolahan Lembar Kerja Siswa
Pengolahan data untuk lembar kerja siswa (LKS) dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada setiap jawaban sesuai kriteria dalam pedoman penilaian
31
b. Menentukan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap sub kemampuan
pemecahan masalah.
c. Mengubah skor rata-rata kelompok siswa ke dalam bentuk persentase dengan
persamaan berikut.
Nilai =
X 100% d. Menentukan kategori kemampuan siswa berdasarkan skala kategori
kemampuan mengunakan acuan Tabel 3.4.
3) Pengolahan Format Penilaian Sikap dan Keterampilan Siswa
Pengolahan data untuk lembar penilaian sikapi dan keterampilan siswa
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan skor yang diperoleh untuk setiap kelompok
b. Mengubah skor ke dalam bentuk nilai persentase dengan cara sebagai berikut:
Nilai =
c. Menentukan kategori dari hasil penilaian sikap dan kinerja siswa menggunakan
acuan Tabel 3.4
4) Pengolahan Soal Tes
Pengolahan data untuk tes tertulis dilakukan dengan langkah- langkah
sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa untuk soal pretest dan posttest
sesuai kriteria yang telah dibuat dalam pedoman penilaian butir soal.
b. Mengubah skor ke dalam bentuk nilai persentase. Adapun perhitungannya
sebagai berikut.
Nilai =
c. Menentukan nilai rata-rata pretest dan posttest untuk keseluruhan siswa dengan
rumus berikut.
Nilai rata-rata =
d. Analisis data pretest dan posttest
Analisis data pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan
konsep awal siswa dan penguasaan konsep setelah dilakukan pembelajaran
32
dalam melakukan pengolahan data, pengujian statistik ini diolah menggunakan
program SPSS Versi 20 for Windows. Adapun langkah- langkah pengujian adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari pretest dan
posttest berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas digunakan
uji Kolmogorov-Smirnov.
Hipotesis yang diuji adalah:
H0: data pretest dan posttest berdistribusi normal
H1: data pretest dan posttest tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut.
a) Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.
b) Jika signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan apabila kedua data pretest dan posttest
berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengethaui apakah data
yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji statistiknya
menggunakan uji Levene.
3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah dari hasil
pretest dan posttest siswa memiliki penguasaan konsep yang sama atau tidak
setelah pembelajaran. Pengujiannya memiliki ketentuan sebagai berikut.
a. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya uji
perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t yaitu Independent Sample
T-Test.
b. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka selanjutnya uji-t
yaitu Independent Sample T-Test.
c. Jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji
homogenitas, tetapi dilakukan uji statistik non parametrik, yaitu uji Mann
Whitney.
33
H0: Tidak terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa
menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Problem
Based Learning menurut Tan.
H1: Terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan setelah siswa
menerima perlakuan dalam pembelajaran menggunaka pendekatan Problem Based
Learning menurut Tan.
Kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut.
a) Jika signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.
72
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab
IV, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja guru dalam
pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak
dikategorikan sangat baik dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran dengan persentase nilai masing- masing 95%.
2. Keterlaksanaan Problem Based Learning ditinjau dari kinerja siswa dalam
pembelajaran dengan konteks mempertahankan kesegaran jus sirsak
berdasarkan penilaian LKS, sikap, dan keterampilan diperoleh persentase
nilai masing- masing 81%, 96% dan 92% yang ketiganya tergolong
kategori sangat baik.
3. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada konteks mempertahankan
kesegaran jus sirsak setelah diberi perlakuan dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning yang diukur dari nilai
pretest dan posttest meningkat secara signifikan sebesar 40%. Berdasarkan
uji statistik, diketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep
yang signifikan setelah siswa menerima perlakuan dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan yang diberikan yaitu pendekatan Problem Based
Learning efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian “Implementasi pendekatan Problem Based Learning dalam Pembelajaran dengan Konteks
Mempertahankan Kesegaran Jus Sirsak” terdapat beberapa saran yang dapat
72
1. Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan
alokasi waktu yang direncanakan sehingga pembelajaran terlaksana sesuai
waktu yang seharusnya.
2. Berdasarkan hasil penilaian LKS pada tahap peringkasan, penggabungan,
dan evaluasi dikategorikan baik karena siswa belum seluruhnya dapat
menjelaskan konsep kimia yang terkait dengan konteks mempertahankan
kesegaran jus sirsak. Oleh sebab itu, maka guru sebaiknya lebih
membimbing siswa dalam menjelaskan konsep kimia terkait dengan
konteks pembelajaran.
3. Pendekatan pembelajaran Problem Based Learning merupakan
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa,
sehingga disarankan pada peneliti lain untuk menerapkan pendekatan
74
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, S. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dahar, R. (2003). Aneka Wacana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:
Publikasi Terbatas.
Firman, H. (2013). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI.
HAM, M. (2001). Ilmu Kimia Jilid 3 Untuk Kelas 3 SMU/MA. Bandung: Acarya
Media Utama.
Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mardiana, L dan Ratnasari, J. (2011). Ramuan dan Khasiat Sirsak. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Najmia, R. (2015). Pengaruh Problem Based Learning dalam Meningkatkan
Penguasaan Konsep Siswa pada Konteks Penstabilan pH Air Kolam
Renang. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Omoifo, C. O. (2004). Biochemical Composition of Soursop Fruit, Annona
muricata L., as Affected by Two Harvest Seasons. Departement of Crop
Science, Ambrose Alli University, Ekpoma, Nigeria, hlm. 1-8.
74
Permendikbud Nomor 66. (2013). Standar Penilaian Pendidikan. Tidak
Diterbitkan.
Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreaktif Berbasis Sains. Jogjakarta:
DIVA Press.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Rustaman, N. Y, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI.
Rusmono, (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2001). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tan, O. S. (2003). Problem-based learning innovation: Using problems to power
learning in the 21st century. Singapore: Thomson Learning.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trihatmo, A., Soeprodjo dan Widodo, A. T. (2012). Penggunaan Model Problem
Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Chemistry