• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU FISIKA DALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN NILAI AGAMA ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU FISIKA DALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN NILAI AGAMA ISLAM."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... BAB II INTEGRASI NILAI AGAMA ISLAM DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA

A. Nilai Agama Islam dan Sains ... B. Urgensi Integrasi Nilai Agama Islam dan Sains ... C. Nilai-nilai Agama pada Materi Fisika ... D. Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika ... E. Beberapa Model Pembelajaran Nilai ...

1. Model Pembelajaran Nilai kemanusiaan Terpadu (Human Value Integrated Instructional Model)... 2. Model Pendidikan Nilai Dasar Perdamaian

...

3. Model Better Teaching and Learning (BTL) ...

F. Konsep Program Perencanaan Pembelajaran ... 18

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... B. Desain Penelitian ... 1. Studi Pendahuluan ... 2. Perancangan Program ... 3. Pengembangan Program ... 4. Verifikasi (uji coba terbatas)Program

...

C. Rancangan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ... 1. Jenis Rancangan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

(2)

2. Analisis

Instrumen...

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Nilai Agama Islam dan Urgensinya dalam Pembelajaran Fisika

...

2. Mengintegrasikan Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika...

3.Program Pembelajaran Fisika yang Menginitegrasikan Nilai Agama Islam ... 4.Kemampuan Mahasiswa dalam Mengintegrasikan Nilai Agama

Islam pada Pembelajaran Fisika ... 5.Hubungan Kemampuan Akademik dan Kemampuan

Mengintegrasikan Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika.... 6.Tanggapan Mahasiswa terhadap Implementasi Integrasi Nilai

Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika ... B. Pembahasan Penelitian ... 1. Nilai Agama Islam dan Urgensinya dalam Pembelajaran Fisika ... 2. Mengintegrasikan Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika... 3. Program Pembelajaran Fisika yang Mengintegrasikan Nilai Agama Islam ... 4. Kemampuan Mahasiswa dalam Mengintegrasikan Nilai Agama

Islam pada Pembelajaran Fisika ... 5. Hubungan Kemampuan Mengintegrasikan Nilai Agama Islam pada

Pembelajaran (Materi dan RPP Fisika) dan IPK Mahasiswa... 6. Tanggapan Mahasiswa terhadap Implementasi Integrasi Nilai

Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika ... 7. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Integrasi Nilai

Agama Islam dalam Pembelajaran Fisika... 111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA ... DAFTAR LAMPIRAN ... A. Lampiran A – Instrumen Penelitian ... B. Lampiran B – Data Hasil Penelitian... C. Lampiran C – Pengolahan Data Hasil Penelitian ... D. Lampiran D - Contoh Program dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran... E. Lampiran E – Contoh Modul Perencanaan Pembelajaran ...

(3)
(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran fisika dewasa ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan,

antara lain: (1) lebih setengah (56%) dari populasi anak usia 9 - 17 tahun kurang

menyenangi pembelajaran fisika (Handayanto, 2005); (2) arah pembelajaran fisika

yang cenderung merupakan pelajaran hafalan, verbal, dan tidak terkait dengan

kehidupan siswa (Depdiknas, 2002: 2); dan (3) rendahnya kompetensi guru fisika

di beberapa daerah di Jawa Barat (rata-rata 39,10 – 45,36 pada skala 100)

(Teriska, 2005); dan (4) masih terdapatnya dualisme yang memisahkan tujuan

pendidikan sains dan pendidikan moral dalam proses pembelajaran sains. Dengan

demikian, pembelajaran sains dijauhkan dari tujuannya yaitu untuk membentuk

sikap positif terhadap sains dan sebagai alat mengenali serta mengagungkan Sang

Pencipta sebagai moral agama (Tisnahada, 2006: 1).

Rendahnya kompetensi guru dapat mendorong terciptanya proses

pembelajaran yang kurang bermakna. Pembelajaran yang kurang bermakna akan

mengurangi eratnya keterkaitan dengan kehidupan siswa. Selain itu, pembelajaran

seperti ini akan kurang menunjang dalam pembentukan nilai moral. Akibatnya

siswa menjadi tidak menyukai pembelajaran fisika. Pada kondisi seperti itu,

pembelajaran fisika di sekolah seakan-akan tidak berdampak pada cara hidup dan

(5)

2

pembelajaran fisika sulit dijadikan sebagai alat untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap positif kepada siswa.

Selain kesulitan di atas, kemampuan guru dalam memotivasi siswa masih

terbilang rendah. Seperti dikatakan oleh Sinaga (2002: 34), bahwa masih

kurangnya motivasi dan kemampuan guru dalam pemilihan bahan ajar,

penggunaan media pembelajaran dan penyusunan alat evaluasi; serta tidak

terpolanya analisis bahan ajar fisika dan tidak disertai rasional yang patut pada

pemilihan metode pembelajaran. Demikian pula ditemukan oleh Hinduan (2003:

2) bahwa pembelajaran fisika di sekolah seakan-akan tidak berdampak dalam cara

hidup dan cara berpikir siswa di masyarakat.

Pembelajaran fisika yang berdampak pada cara hidup dan cara berpikir

peserta didik berawal dari tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran fisika

mengarah pada timbulnya sikap positif terhadap fisika, pengembangan

kompetensi, keterampilan dalam menguasai konsep, serta penerapan dan

pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fisika harus

dikembangkan agar dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan yang lebih

menyeluruh. Tujuan yang menyeluruh ini berkaitan dengan pembentukan cara

berpikir yang benar dan pembekalan dalam menentukan cara hidup yang benar.

Cara berpikir fisika digunakan untuk menganalisis dan mengkaji

pertanyaan-pertanyaan: apa, mengapa, dan bagaimana fisika diperoleh. Fisika juga dapat

mempengaruhi cara hidup, dicapai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

bagaimana makna dan manfaat konsep dan fenomena fisika dalam kehidupan

(6)

dapat menjawab bagaimana konsep dan fenomena fisika menjadi alat

menyelamatkan diri sendiri, orang lain, dan dunia di masa kini maupun masa yang

akan datang. Itulah sebabnya fisika perlu digunakan sebagai alat untuk

menciptakan pola pikir dan cara hidup yang benar. Selain menjadi pola pikir dan

cara hidup, fisika terkait dengan wilayah keyakinan dan sumber keyakinan

seseorang. Satu diantara sumber utama keyakinan yang dianut oleh seseorang

adalah keyakinan keagamaan, salah satunya adalah agama Islam.

Dalam Islam, sains adalah makhluk Allah Swt. Fisika merupakan bagian dari

sains juga adalah makhluk Allah Swt. Segala konsep, prinsip, dalil, teori, hukum

fisika ditundukkan dan diatur oleh Sang Maha Pengatur/Pemelihara (al

muhaiminu, al hafiizhu) (QS Ibrahim [13]: 2; Luqman [31]: 29; Az-Zumar [39]:

5). Selain ditundukkan, juga untuk dapat dimanfaatkan oleh makhluk-Nya,

termasuk manusia. Terkait dengan ini, maka manusia berkewajiban untuk

memahami, mengerti fisika, menjadikannya bagian dari dirinya, memanfaatkan,

dan menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di

akhirat (Fauzi, 2009: 1; Noordin, 2009: 4). Sebagaimana ditegaskan dalam

al-Quran surat Al Alaq 1 – 5, yang secara esensial menjelaskan bahwa perintah

Allah Swt. untuk membaca, memikirkan ciptaan-Nya dalam rangka keyakini dan

menuju kebahagiaan yang dijanjikan Allah Swt. sebagai Pencipta alam semesta.

Sesuatu menjadi alat untuk mencapai kebahagiaan yang didasari oleh

keyakinan dan keimanan akan berpengaruh terhadap bagaimana cara memperoleh

sains/fisika. Dapat dikatakan pula bahwa kebaikan suatu hasil pembelajaran

(7)

4

pengertian serta pemanfaatan fisika dapat ditentukan oleh bagaimana cara proses

memperoleh pengetahuan fisika. Didaktik pedagogik, kaidah atau nilai agama

juga penting dilibatkan dalam proses pembelajaran fisika. Nilai agama Islam dapat

disertakan dalam setiap perencanaan dan proses pembelajaran fisika. Kaidah atau

nilai agama bersifat universal dapat berupa nilai jujur, tanggung jawab, disiplin,

kerja sama, adil, visioner, dan peduli (Agustian, 2006: 321).

Amalee dan Lincoln (2007: 8) melakukan program pendidikan dan pelatihan

penanaman nilai dasar perdamaian (peace generation) melalui suatu model

pembelajaran. Salah satu tujuan program ini adalah menumbuhkan sikap positif

guru dan siswa terhadap pentingnya memahami, melakukan, dan menerapkan nilai

dasar perdamaian. Mereka menemukan bahwa penanaman nilai dasar perdamaian

itu berdampak cukup baik terhadap kesadaran akan pentingnya toleransi, saling

menghargai dan semangat perdamaian. Dengan menggunakan enam tahapan

pembelajaran nilai dasar diperoleh hasil bahwa para siswa memiliki sikap positif

terhadap pentingnya nilai perdamaian. Selain itu, nilai perdamaian itu sangat

bermanfaat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa dan guru dapat

menjadikan nilai perdamaian itu sebagai bagian dari diri dan kepribadiannya.

Siswa dan guru diharapkan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam memandang

berbagai fenomena kehidupan yang dialaminya.

Sejalan dengan Amalee dan Lincoln, Tim DBE 3 USAid (2007: 5)

mengembangkan program Better Teaching and Learning (BTL) di beberapa

sekolah. Program tersebut bertujuan untuk menanamkan pembelajaran yang

(8)

utama program, yaitu ICARE (Introduction, Connection, Application, Reflection,

and Extend). Berdasarkan implementasi program di lapangan selama tiga tahun di

enam provinsi, diperoleh hasil bahwa peserta didik menjadi lebih senang dalam

belajar. Program BTL mendorong guru aktif sebagai fasilitator dan motivator.

Dengan demikian peserta didik dapat belajar secara lebih bermakna (DBE-3

USAid, 2008: 4).

Demikian pula Jumsai (2008: 41) yang telah mengembangkan program model

pembelajaran nilai kemanusiaan terpadu (human values integrated instructional

model) di Thailand dan beberapa negara mitra. Program itu bertujuan untuk

membantu siswa mencapai manusia unggul (human excellence) atau manusia

seutuhnya. Tidak hanya dimensi fisik dan mental tetapi juga dalam dimensi

spiritual atau diberi istilah EDUCATION (Enlightenment, Duty/Devotion;

Understanding, Character, Action, Thankking, Integrity, Ineness, and Nobility).

Dari penelitian yang melibatkan siswa dan mahasiswa dari 17 negara dapat

ditemukan bahwa model pembelajaran ini sangat efektif dalam menumbuhkan

nilai kemanusiaan. Model pembelajaran ini menyebabkan timbulnya transformasi

nilai kemanusiaan pada peserta didik. Mereka dapat memanfaatkan berbagai

dimensi nilai kemanusiaan yang universal untuk memahami dunianya secara lebih

baik, arif, dan bijaksana. Penerapan nilai perdamaian dan kemanusiaan dalam

dunia pendidikan menjadi sangat penting. Demikian pula bagi Perguruan Tinggi

Agama Islam (PTAI) penyelenggara program kependidikan, nilai perdamaian dan

(9)

6

Visi Wahyu Memandu Ilmu itu bertujuan untuk menjadikan Wahyu (Al-

Quran) sebagai pemandu bagi pengembangan keilmuan dan kependidikan di

lembaga. Nilai Agama Islam dijadikan sebagai basis pengembangan keilmuan

dan praktik pembelajaran. Visi Wahyu Memandu Ilmu dapat mendorong

terbentuknya kompetensi tambahan pada lulusan sebuah PTAI. Para lulusan

memiliki kompetensi keilmuan umum yang berbasiskan nilai agama Islam secara

terintegrasi. Artinya, dalam kompetensi itu dihindari pemisahan (dichotomy)

secara tegas antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum dalam segala proses

pembelajaran. Lulusan dapat menyadari bahwa semua ilmu berasal dari Allah Swt

dan hanya sedikit ilmu Allah Swt yang dapat kita ketahui (Pranggono, 2006: vi).

Pada PTAI, upaya menjadikan Wahyu sebagai basis pengembangan

keilmuan dan pembelajaran masih merupakan wacana. Harapan Wahyu Memandu

Ilmu belum menjadi suatu gerakan. Gerakan ini berbentuk pembaruan dan

perbaikan pada semua aspek pendidikan pada PTAI penyelenggara program

kependidikan. Gerakan Wahyu Memandu Ilmu harus terjadi pada aspek

pendidikan (pembelajaran), penelitian, pengabdian, pembimbingan, maupun

administratif. Gerakan Wahyu Memandu Ilmu juga harus berproses secara lebih

sistematis dan lebih nyata. Program ini harus menjadi suatu gerakan moral (nilai)

edukatif dalam berbagai aspek kehidupan akademik pada PTAI (Nanat, 2008: 12).

Gerakan moral (nilai) edukatif seperti ini diduga akan mendorong terjadinya

proses transformasi dan integrasi nilai agama Islam dalam pengembangan

keilmuan dan pembelajaran. Proses transformasi dan integrasi keilmuan dan

(10)

kependidikan. Penelitian dan program pendidikan dan pelatihan (diklat)

sebagaimana yang dilakukan oleh Jumsai, Amalee, maupun DBE-3 USAid telah

berhasil membentuk nilai kasih sayang, nilai perdamaian, dan kebermaknaan

belajar secara universal bagi peserta didik. Becermin dari berbagai keberhasilan di

atas, maka penting bagi PTAI penyelenggara program kependidikan untuk

melakukan kajian lebih mendalam. Kajian yang dilakukan dapat berupa analisis

terhadap kelebihan berbagai model program pendidikan nilai. Selanjutnya,

berdasarkan kajian tersebut dapat dikembangkan secara sistematis model

perencanaan pembelajaran yang mengarah pada implementasi visi Wahyu

Memandu Ilmu. Model perencanaan pembelajaran pada pelaksanaannya berupa

upaya menerapkan nilai agama Islam pada program perencanaan pembelajaran

untuk program studi program studi non-Pendidikan Agama Islam (Tafsir, 2007:

74).

Satu diantara program studi non-PAI yang ada pada PTAI penyelenggara

program kependidikan adalah Program Studi Pendidikan Fisika. Program Studi

Pendidikan Fisika (Prodi Pendidikan Fisika) merupakan program studi yang

memfasilitasi tercapainya kompetensi akademik keilmuan fisika pendidikan dasar

dan menengah. Selain itu, Prodi Pendidikan Fisika dituntut untuk memberikan

bekal kompetensi nilai-nilai agama Islam kepada setiap mahasiswanya. Salah satu

konsekuensi dari implementasi Wahyu Memandu Ilmu pada Prodi Pendidikan

Fisika adalah pengembangan pembelajaran yang memberikan nilai fisika dan

(11)

8

dilakukan dengan menggunakan pendekatan integrasi nilai agama Islam dan

materi fisika (Pranggono, 2006: xii).

Sesuai dengan tujuan program studi fisika dan konsekuensi implementasi

Wahyu Memandu Ilmu di atas, maka permasalahan pokok yang timbul adalah

bagaimana mengembangkan program pembelajaran yang mendukung Wahyu

Memandu Ilmu. Salah satu wacana yang sejalan dengan permasalahan itu adalah

mengembangkan program pembelajaran yang mengintegrasikan nilai agama Islam

dan nilai fisika. Program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai-nilai

itu selanjutnya dikatakan sebagai program pembelajaran fisika berbasis nilai

agama Islam.

Berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran fisika berbasis nilai

agama Islam, maka beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu: (1)

bagaimanakah tenaga pendidik menganalisis nilai-nilai yang bersumber dari

agama Islam, (2) bagaimana tenaga pendidik menangkap makna dan nilai agama

Islam yang diisyaratkan oleh materi fisika, (3) bagaimanakah tenaga pendidik

dapat merumuskan nilai agama Islam pada program pembelajaran, (4) bagaimana

tenaga pendidik melaksanakan program pembelajaran yang mengandung nilai

agama Islam, dan (5) bagaimana tenaga pendidik mendorong peserta didik agar

memiliki kemampuan menerapkan nilai agama Islam dalam pembelajarannya.

Tafsir (2007: 72) mengatakan bahwa dalam rangka mengimplementasikan visi

dan program Wahyu Memandu Ilmu perlu dirumuskan secara jelas bagaimana

(12)

lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan bahkan di seluruh fakultas pada

PTAI.

Penerapan nilai agama Islam dalam proses pembelajaran diharapkan dapat

menimbulkan kesadaran para peserta didik. Kesadaran bahwa ilmu merupakan

bagian dari Islam dan semua ilmu hakikatnya adalah islami karena bersumber dari

Allah Swt. Mempelajari ilmu merupakan ibadah dan menjadi alat dalam

menyadari nilai kebaikan dan keselamatan. Pembelajaran sains yang menyadarkan

terhadap nilai kebaikan dan keselamatan akan menciptakan kebaikan antar-sesama

manusia (sains berbasis humaniora) (Sarkim, 1998: 45). Pembelajaran yang

mengandung kebaikan maupun keselamatan dalam kaitan berhubungan dengan

Yang Mahakuasa dalam wujud berakhlak mulia (Saiful, 2000: 103). Sejalan

dengan itu diketahui bahwa pembelajaran fisika bertujuan untuk memupuk sikap

ilmiah, mengembangkan pengalaman, mengembangkan kemampuan bernalar dan

menguasai konsep dan prinsip fisika, juga yang lebih utama adalah membentuk

sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam

serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Depdiknas, 2006: 1).

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa program pembelajaran sains

berbasis IMTAQ akan mendorong adanya pemahaman terhadap integrasi nilai

agama Islam dan sains. Integrasi nilai agama Islam dan nilai terpadu melalui

pembelajaran sains (Dwi, 2008: 2). Nilai agama Islam (spiritual) mendorong agar

sesuatu proses pembelajaran menjadi penting (berguna), baik (benar) yang

bersumber dari Al-Quran. Nilai yang memotivasi tumbuhnya keyakinan dan

(13)

10

untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan diridhai di dunia dan akhirat

kelak (Saiful, 2000: 103). Demikian pula dikatakan bahwa keyakinan beragama

dapat merefleksikan percepatan perkembangan kemampuan kognitif seseorang

(Mussen et al., 1979: 46). Untuk melaksanakan pemahaman tersebut diperlukan

sarana berupa perencanaan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran.

Perencanaan dan proses pembelajaran fisika yang melibatkan kaidah dan nilai

agama mungkin dapat membantu siswa dalam menumbuhkan cara berpikir dan

cara hidup yang lebih baik. Pembelajaran yang terkait dengan cara berpikir dan

cara hidup penting diterapkan pada persekolahan maupun pendidikan tinggi yang

menyelenggarakan program kependidikan. Penerapan pembelajaran dapat

dilakukan melalui perencanaan dan praktik pembelajaran yang menjadikan

keyakinan atau nilai agama sebagai basis pembelajaran. Kini, yang menjadi

tantangan adalah apakah perencanaan pembelajaran fisika di lembaga pendidikan

sudah dikemas dengan melibatkan tujuan, indikator pembelajaran, langkah

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang membantu tercapainya cara

berpikir dan cara hidup yang lebih baik? Demikian pula, apakah praktik

pembelajaran fisika sudah dilakukan dengan menyertakan konsep dan cara-cara

mengajar fisika yang mendorong pembentukan sikap hidup dengan kaidah-kaidah

nilai agama seperti jujur, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, adil, visioner, dan

peduli?

Satu di antara solusi yang dapat dipertimbangkan adalah mengkaji

(14)

Perencanaan pembelajaran dapat menyertakan beberapa nilai spiritual atau nilai

agama Islam. Nilai agama Islam diharapkan dapat dijadikan sebagai basis dari

perencanaan pembelajaran Fisika. Perencanaan pembelajaran yang berbasis nilai

Agama Islam dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun masih jarang

referensi yang menjelaskan perencanaan pembelajaran yang berbasis nilai agama

Islam. Untuk itu perlu kiranya upaya mengkaji, mencari, menemukan, dan

mengembangkan perencanaan pembelajaran secara tepat.

Dari uraian latar belakang di atas dipandang perlu untuk mengkaji

bagaimanakah nilai dan urgensi integrasi nilai agama Islam dan nilai fisika,

mengembangkan program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama

Islam, berbagai aspek yang berhubungan dengan kemampuan mahasiswa calon

guru fisika dalam melakukan integrasi nilai agama Islam, penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran fisika, serta berbagai aspek yang mendukung dan

menjadi keunggulan dari program pembelajaran fisika berbasis nilai agama Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pentingnya kajian di atas, dirumuskan

permasalahan pokok penelitian, yaitu: “Bagaimanakah program pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa calon guru fisika dalam

menyusun program pembelajaran yang mengintegrakan nilai agama Islam dan

gambaran kemampuan mahasiswa calon guru dalam mengintegrasikan nilai

agama Islam pada materi fisika dan penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran fisika?” Rumusan pokok penelitian di atas diperinci melalui

(15)

12

1.Bagaimanakah program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai

agama Islam bagi mahasiswa calon guru fisika?

2.Bagaimanakah kemampuan mahasiswa calon guru fisika dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam pada materi fisika dan merencanakan

pelaksanaan pembelajaran fisika?

3.Bagaimanakah hubungan kemampuan akademik mahasiswa dengan

kemampuan mengintegasikan nilai agama Islam pada materi fisika dan

merencanakan pelaksanaan pembelajaran mahasiswa calon guru fisika?

4.Bagaimanakah tanggapan mahasiswa calon guru terhadap implementasi

integrasi nilai agama Islam dalam pembelajaran fisika?

5.Faktor-faktor pendukung dan penghambat apakah yang ditemukan dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam dalam pembelajaran fisika?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan program pembelajaran

fisika bagi mahasiswa calon guru fisika dalam mengintegrasikan nilai agama

Islam pada materi fisika dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika pada

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada

Perguruan Tinggi Agama Islam.

Secara lebih rinci penelitian ini bertujuan: (1) mengembangkan program

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa calon guru fisika

dalam menyusun program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama

Islam dan didasarkan pada urgensi integrasi nilai agama Islam dalam

(16)

Islam pada materi dan rencana pelaksanaan pembelajaran fisika dan menemukan

gambaran proses pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam,

(3) menemukan gambaran kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan nilai

agama Islam dalam pembelajaran fisika, dan (4) mendapatkan gambaran

hubungan antara kemampuan akademik, mengintegrasikan nilai agama Islam pada

materi fisika dan rencana pelaksanaan pembelajaran fisika mahasiswa calon guru

fisika; dan (5) mendapatkan umpan balik dari dosen dan mahasiswa terhadap

program pengembangan pembelajaran fisika.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan yang

dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan kualitas calon guru pada PTAI

yang mengimpelementasikan visi Wahyu Memandu Ilmu. Temuan tersebut

diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa tujuan mempelajari

fisika adalah untuk menguasai konsep, proses, hasil, mendalami makna akan

hubungan dan kaitannya dengan nilai agama yang mendorong pada keyakinan

terhadap Kebesaran dan Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian,

temuan itu dapat menumbuhkan kesadaran akan cara-cara memanfaatkan konsep

fisika yang sarat akan nilai dan mengembangkan pentingnya pembelajaran fisika

yang mengintegrasikan nilai agama.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat langsung

maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan pada PTAI serta implementasi bagi guru fisika di sekolah.

(17)

14

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi PTAI pada umumnya dan

khususnya bagi pihak Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan dalam meningkatkan kesadaran dosen dan mahasiswa untuk

menguasai hakikat konsep fisika yang memiliki nilai agama dan metodologi

pembelajaran fisika.

2. Dapat memberikan masukan bagi PTAI untuk menentukan program

pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru dalam mengintegrasikan

nilai agama Islam sebagai bagian dari peningkatan kualitas performansi

lulusan.

3. Dapat menjadi acuan bagi para dosen pada PTAI dalam mengembangkan dan

mengimplementasikan Wahyu Memandu Ilmu secara lebih operasional

melalui pembelajaran berbasis nilai agama Islam.

4. Dapat mendorong peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan

tentang upaya pengembangan dan pengintegrasian nilai agama Islam dalam

pembelajaran fisika maupun bidang keilmuan lainnya.

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pembelajaran bidang

studi di sekolah dalam menanamkan nilai dan moral kepada peserta didik.

E. Definisi Operasional

1. Program pembelajaran fisika adalah program pembelajaran yang

mengintegrasikan nilai agama Islam pada materi fisika (struktur, konten) dan

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran fisika mata kuliah Perencanaan

Pembelajaran Fisika serta rencapa pelaksanaan pembelajaran (Tafsir, 2007: 2;

(18)

2. Kemampuan mahasiswa fisika adalah kemampuan mengintegrasikan nilai

agama Islam pada konsep fisika, penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) fisika serta pelaksanaan pembelajaran fisika yang dapat

diukur melalui penilaian portofolio mahasiswa mengintegrasikan nilai agama

Islam pada perencanaan pembelajaran (Pranggono, 2006: 5; Yuliati, 2005: 45;

Majid, 2005: 24).

3. Nilai agama Islam pada konsep fisika dan program pembelajaran fisika adalah

nilai kebenaran yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah serta memiliki

kaitan secara kontekstual atau fungsional langsung maupun tidak langsung

dengan konsep fisika dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran fisika

(Suryabrata, 1988: 6; Muslimin, 2007: 31; Agustian, 2005: 205; Darmojo,

1989: 35; Suroso, 2008: 23; Dwikomentari, 2005: 76).

F. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan untuk mengawal penelitian ini

memenuhi berbagai asumsi yang menggambarkan adanya pengembangan dan

pengujian suatu produk dalam bidang pendidikan, yaitu produk program

pembelajaran. Oleh sebab, itu sebagaimana Borg (1989) dan Sugiyono (2008)

mengklasifikasikan sebagai paradigma penelitian dan pengembangan (research

and development). Penelitian ini diarahkan untuk mengembangkan program

pembelajaran fisika berbasis nilai agama Islam untuk meningkatkan kemampuan

mahasiswa calon guru dalam mengintegrasikan nilai agama Islam dan nilai fisika,

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika, dan pelaksanaan

(19)

16

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian Integrasi Nilai Agama Islam pada Pembelajaran Fisika

Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam paradigma penelitian ini

terdiri dari: pembelajaran fisika, sumber nilai agama Islam, konsep esensial dan

fenomena fisika, nilai agama Islam, integrasi nilai agama Islam pada konsep dan

pembelajaran fisika, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

mengintegrasikan implementasi nilai agama Islam, pelaksanaan pembelajaran Materi Fisika

Pelaksanaan Pembelajaran Fisika yang Mengintegrasikan Nilai Agama Islam:

- Pembekalan Pengintegrasian Nilai Agama Islam pada Pembelajaran Fisika kepada Responden - Penyusunan dan Pelaksanaan Pembelajaran Fisika

yang mengintegrasikan Nilai Agama Islam Nilai Agama Islam

Hasil Belajar Mahasiswa:

Kemampuan perencanaan pembelajaran, materi fisika (akademik), menyusun dan dan melaksanakan pembelajaran fisika yang

mengintegrasikan nilai agama Islam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

mengintegrasikan nilai agama Islam Integrasi Nilai Agama Islam dan

(20)

fisika, pembekalan pengintegrasian nilai agama Islam pada konsep, RPP dan

pelaksanaan pembelajaran fisika, penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran

fisika, serta kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang

mengintegrasikan nilai agama Islam.

Pembelajaran mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika adalah sarana

untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam memahami materi

fisika serta cara mengajarkannya. Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sumber

utama dalam menggali nilai agama Islam. Kemampuan terhadap konsep,

fenomena, cara pembelajaran fisika dapat dipadukan dengan mengintegrasikan

nilai agama Islam yang relevan dalam konsep, fenomena dan cara pembelajaran

fisika (Satira, 2009: 8). Hasil pengintegrasian nilai agama Islam ini dapat

dijadikan bahan dalam penyusunan RPP yang mengintegrasikan nilai agama

Islam.

RPP sebagai model pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama

Islam diimplementasikan di dalam kelas secara terbatas. Selama pelaksanaan RPP

fisika di atas, mahasiswa diberikan bahan pembekalan yang mengintegrasikan

nilai agama Islam. Bahan pembekalan kepada mahasiswa berupa keterampilan

menyusun dan melaksanakan pembelajaran fisika berbasis nilai agama Islam pada

suatu kelas. Pada akhirnya, mahasiswa yang diharapkan mampu merancang dan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika pada

Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Bandung selama satu semester antara

September 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian ini melibatkan

mahasiswa reguler angkatan 2006/2007. Mahasiswa calon guru tersebut sudah

mengikuti mata kuliah Pendidikan Agama Islam (INS 107, INS 108, INS 109, dan

INS 110) sebanyak delapan SKS, mata kuliah Fisika Dasar (IPA 322 dan IPA

323) sebanyak enam SKS, mata kuliah Psikologi Belajar (TAR 302) sebanyak dua

SKS, dan mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika Sekolah (KU-20708) sebanyak

tiga SKS. Pada saat penelitian mahasiswa sedang mengikuti mata kuliah

Perencanaan Pembelajaran Fisika (KU-20709) sebanyak tiga SKS.

Untuk mendapatkan data awal dalam studi pendahuluan dilibatkan beberapa

orang dosen pengampu mata kuliah rumpun Pendidikan Agama Islam dan mata

kuliah PBM dan Bidang Keahlian. Mata Kuliah PBM dan Bidang keahlian antara

lain pada mata kuliah Fisika Dasar, Belajar dan Pembelajaran, serta Kurikulum

dan Pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan mengacu pada desain penelitian dan

(22)

rangkaian pelaksanaan desain penelitian dan pengembangan diperoleh data

berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Kedua jenis data kuantitatif dan kualitatif

ini dapat di analisis secara serial atau paralel. Desain penelitian yang dirangkaikan

secara komprehensif dan sinergis mengacu pada Mixed Methods Research

(Creswell, et al., 2007: 7).

Pada tahapan awal, penelitian didesain berdasarkan kajian berbagai teori

perencanaan pembelajaran, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dan

pembelajaran mata kuliah rumpun pendidikan fisika dan program belajar

mengajar. Hasil kajian dikemas guna menyusun suatu program pembelajaran.

Langkah menyusun suatu program pembelajaran merupakan langkah mendasar

yang kemudian dilakukan modifikasi. Modifikasi juga dilakukan pada tahapan

lainnya, seperti tahapan validasi program. Pada tahapan validasi cenderung

dilakukan secara verifikatif. Pada tahapan ini, program pembelajaran

dikembangkan bersamaan pelaksanaan program yang dipraktikkan pada

lingkungan kelas.

Desain penelitian ini meliputi empat tahapan, yaitu 1) studi pendahuluan

yang terdiri dari studi kepustakaan dan survei lapangan; 2) perancangan program;

3) pengembangan program, yang meliputi kegiatan utama penilaian draf program

dan finalisasi program; dan 4) verifikasi program. Keempat tahapan penelitian ini

merupakan suatu kesatuan atau rangkaian kegiatan yang tidak tidak terpisahkan.

Desain penelitian yang menunjukkan langkah kegiatan yang dilakukan selama

(23)

78

Program Pembelajaran Fisika yang Mengintegrasikan Nilai Agama Islam (Silabi Mata Kuliah, SAP, dan Alat Evaluasi)

Pengem-PBM dan PAI Prodi Pend. Fisika

1. Penilaian Pakar Bidang Fisika dan Pembelajaran terhadap Program Pembelajaran

2. Revisi

3. Uji Coba Terbatas pada MK PPF 4. Revisi

5. Program Pembelajaran Final yang Bersifat Hipotetik Peran- dan faktor pendukung dan

penghambat Tes Awal dan Tes Akhir

Teori Perencanaan

Dokumen IPK Mahasiswa; Angket Tanggapan Mahasiswa

(24)

Studi pendahuluan dilakukan dengan langkah-langkah: (1) mengkaji

sumber-sumber kepustakaan yang benar-benar terkait dengan penerapan

pendidikan nilai dalam berbagai program dan nilai keagamaan atau nilai agama

Islam; (2) pengumpulan pendapat para dosen pengampu dari beberapa mata kuliah

berkaitan dengan tujuan pokok penelitian melalui wawancara. Studi pendahuluan

dijadikan salah satu dasar pada penyusunan rancangan program pembelajaran

fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam. Pendapat dosen ditujukan untuk

mengonfirmasikan urgensi pengembangan pembelajaran yang yang

mengintegrasikan nilai agama Islam dan untuk mencapai tujuan pengembangan

program.

Perancangan program dilakukan oleh peneliti berdasarkan analisis

kepustakaan dan catatan lapangan serta masukan-masukan lainnya. Pada tahapan

ini diharapkan peneliti mendapatkan berbagai bahan untuk menyusun draf

program. Draf program terdiri dari Silabus Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran

Fisika, Satuan Acara Perkuliahan, format-format observasi, model hand out mata

kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika, dan evaluasi lainnya.

Pengembangan program diawali dengan proses penilaian intensif terhadap

rancangan program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam

oleh pembimbing dan pakar lainnya. Proses penilaian ini menghasilkan draf

program pembelajaran yang siap diujicobakan secara terbatas. Uji coba terbatas

dilakukan pada beberapa pertemuan pada kelas mata kuliah Perencanaan

(25)

80

Peneliti melakukan proses pembelajaran kepada mahasiswa yang

mengambil mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika dengan menyampaikan

beberapa topik yang bervariasi dan relevan. Pada saat program ini berlangsung

dilakukan observasi (feed back) oleh dosen lain sebagai observer. Berdasarkan

feed back dari observer program pembelajaran mengalami perbaikan dan

penyempurnaan. Pada tahapan ini dihasilkan program pembelajaran fisika yang

telah mempertimbangkan berbagai masukan dan perbaikan. Pada program yang

dikembangkan terdapat langkah-langkah pembelajaran dan rambu-rambu untuk

pembekalan dan mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam. Kemampuan mahasiswa ini sebagai bekal

untuk mengkaji konsep fisika dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam.

Tahapan terakhir adalah verifikasi program, yaitu pelaksanaan program

pembelajaran fisika. Pelaksanaan program ini menggunakan model program

pembelajaran yang sudah dicobakan secara terbatas dan telah mendapat

perbaikan. Pada tahapan ini, mahasiswa mengkaji nilai agama Islam yang terdapat

pada materi fisika. Selain materi fisika, dilakukan juga perumusan rencana

pelaksanaan pembelajaran fisika (RPP) yang memuat nilai agama Islam.

Dokumen materi dan RPP yang dibuat oleh mahasiswa merupakan bagian dari

portofolio mahasiswa.

RPP fisika yang telah disusun kemudian disimulasikan oleh mahasiswa di

depan kelas. Simulasi pembelajaran dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa

(26)

dan penilaian sesaat (riil assessement). Setiap akhir simulasi dilakukan refleksi

dan koreksi dari dosen dan observer mahasiswa lainnya.

1. Studi Pendahuluan

Penelitian ini diawali dengan melakukan studi pendahuluan. Studi

pendahuluan merupakan kegiatan awal dari keseluruhan proses penelitian. Studi

pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu studi kepustakaan dan survei

lapangan. Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memahami hal-hal teoritis yang

berhubungan dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai yang lebih memberikan

rujukan nilai keagamaan, khususnya nilai Agama Islam. Untuk membandingkan

pendapat tentang pendidikan nilai dan penerapannya maka digunakan beberapa

referensi sebagai bahan untuk menyusun komponen-komponen nilai Agama

Islam. Di samping itu, dilakukan pula pengkajian terhadap beberapa hasil

penelitian tentang pendidikan nilai. Sedangkan studi lapangan dilakukan untuk

mengetahui kondisi objektif mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Fisika.

Kondisi objektif mahasiswa meliputi bagaimana profil kemampuan mahasiswa

untuk mata kuliah PBM dan PAI. Di samping itu digali pula mengenai

kemampuan dan kebutuhan kompetensi tamatan PTAI penyelenggara program

kependidikan.

Kegiatan studi pendahuluan ini meliputi:

a. Mendeskripsikan dan mengidentifikasi indikator nilai agama Islam yang

bersumber dari beberapa referensi. Indikator nilai agama Islam dikaitkan

(27)

82

siklus materi, kemanfaatan, keindahan dalam berbagai materi, dan fenomena

fisika.

b. Mendeskripsikan dan mengidentifikasi indikator tujuh nilai utama asmaul

husna sebagai bagian dari nilai agama Islam, yang terdiri dari nilai jujur,

tanggung jawab, disiplin, kerja sama, adil, visioner, dan peduli pada

komponen-komponen perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran

fisika.

Gambar 3.2. Model Identifikasi Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran KETERATURAN

ASMAUL HUSNA (99 SIFAT ALLAH SWT.)

KEINDAHAN DAN KEUNIKAN

KONSEP DAN FENOMENA ALAM (FISIKA)

KEMAHA-AGUNGAN ALLAH SWT.

PESERTA DIDIK

7 NILAI UTAMA

: belajar/mempelajari

(28)

Adapun langkah-langkah pengembangan model yang dilakukan antara lain:

(1) mengidentifikasi dan mengembangkan materi fisika pada aspek

keteraturan sifat/karakter/fungsinya; (2) mengidentifikasi dan memahami

fisika pada aspek keindahan dan keunikan dari sifat/karakter/fungsinya; (3)

memahami tujuh nilai utama yang merujuk pada Asmaul Husna; (4)

pengembangan pemahaman terhadap tujuh nilai utama sebagai bagian dari

sifat-sifat Allah Swt dalam asmaul husna (99 sifat Allah Swt); dan (5)

pengembangan pemahaman bahwa kesimpulan dari setiap keteraturan,

keindahan, dan keunikan konsep dan fenomena fisika yang mengintegrasikan

tujuh nilai utama sebagai sarana untuk mengagungkan nama Allah Swt.

Peserta didik yang sudah mengenal dan meyakini Allah Swt melalui

pemahamannya akan mendapatkan rahmat Allah Swt.

c. Mendeskripsikan indikator tanggapan atau sikap mahasiswa terhadap nilai

agama Islam dalam materi fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam.

d. Mendeskripsikan indikator tanggapan mahasiswa terhadap nilai agama Islam

dalam pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam.

e. Mendeskripsikan ruang lingkup kemampuan dasar mahasiswa dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam pada materi fisika.

f. Mendeskripsikan ruang lingkup kemampuan mahasiswa dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam pada rencana pelaksanaan pembelajaran

(29)

84

2. Perancangan Program

Berdasarkan hasil kajian kepustakaan dan survei lapangan dalam kegiatan

pendahuluan, maka dilakukan tahap perancangan model program pembelajaran

fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam. Tahap perancangan ini bertujuan

untuk menyusun draf program yang akan digunakan dalam pembelajaran. Produk

program ini diutamakan dalam bentuk SAP dan langkah program pembelajaran

pada materi Fisika sebagaimana dapat disajikan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Analisis model untuk menentukan rancangan langkah-langkah pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai Agama Islam

(30)

Gambar 3.3. menunjukkan langkah pembelajaran fisika yang

mengintegrasikan nilai agama Islam. Penyusunan satuan acara perkuliahan

mengacu pada komponen: 1) tujuan pembelajaran, 2) materi pembelajaran, 3)

media pembelajaran, 4) strategi pembelajaran, 5) prosedur pembelajaran, 6)

implementasi, dan 7) evaluasi pembelajaran. Setiap komponen berisi butir-butir

yang menunjukkan urutan atau aktivitas pembelajaran. Di antara butir-butir

komponen diisi dengan satu atau lebih narasi yang menggambarkan nilai atau

integrasi nilai agama Islam. Keseluruhan upaya mengisi butir komponen dengan

narasi merupakan rancangan program pembelajaran.

Rancangan tahapan program didasarkan pada pendapat yang dikemukakan

oleh Yuliati dan mempertimbangkan model Jumsai, Amalee dan Lincoln,

pemikiran Krathwohl, dan Tim DBE-3 USAid pada Bab II bagian E dapat

dirancang sebuah program pembelajaran. Program pembelajaran fisika yang akan

digunakan mengikuti langkah-langkah pokok pembelajaran yang telah mendapat

penyesuaian.

Penyesuaian dilakukan dengan beberapa pertimbangan, antara lain: (1)

kelebihan urutan dari masing-masing model pembelajaran, (2) kekhasan langkah

penerapan nilai pada masing-masing model, (3) dasar implementasi pada model

memiliki kemiripan satu sama lain yang berkaitan dengan pembelajaran nilai.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah pokok yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: (1) introduksi, (2) ekplorasi, (3)

eksplanasi, (4) elaborasi, dan (5) evaluasi. Pada setiap langkah diuraikan

(31)

86

pembelajaran tersebut menjadi bahan untuk diimplementasikan. Pada setiap

langkah pembelajaran dirumuskan (dideskripsikan) narasi yang merujuk kepada

kegiatan apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik dan peserta didik secara

bersama-sama.

Fase introduksi menggambarkan aktivitas yang menjelaskan tujuan

pembelajaran dan mengulas materi yang sudah dipelajari. Aspek nilai yang dapat

dikemukakan pada fase ini berupa: (1) ayat Quran yang memberikan isyarat

keterkaitan dengan tujuan pembelajaran, (2) urgensi tujuan pembelajaran terhadap

perbaikan perilaku dan akhlak peserta didik, (3) hikmah atau kata kunci yang

relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contoh aspek nilai yang

relevan dengan pentingnya belajar melalui aktivitas membaca ayat-ayat Allah baik

ayat qauliyah maupun qauniyah terdapat dalam QS Al Anfal [8]: 2, yang artinya:

“... dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman

mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” Tenaga pendidik

dapat mengulas adanya keterkaitan antara belajar melalui mempelajari

pengetahuan dan fenomena alam dengan penambahan keimanan peserta didik.

Pada fase eksplorasi menggambarkan aktivitas yang menyajikan materi

secara komprehensif, menginterpretasikan berbagai karakteristik dan fungsi

materi serta mengaitkan dengan berbagai aspek kehidupan. Aspek nilai yang dapat

dikemukakan pada fase ini berupa: (1) ayat Quran yang memberikan isyarat

keterkaitan dengan karakteristik dan fungsi materi pembelajaran, (2) urgensi

interpretasi materi pembelajaran terhadap perbaikan perilaku dan akhlak peserta

(32)

aspek kehidupan. Contoh aspek nilai yang relevan dengan pentingnya

mengekesplorasi potensi kemampuan dalam mencari ilmu terdapat dalam QS

Al-Mujādilah [58]: 11, yang artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.” Tenaga

pendidik dapat mengulas adanya keterkaitan antara orang yang memahami ilmu

pengetahuan, penambahan keimanan, dan kedudukan yang tinggi bagi mereka di

sisi Allah Swt.

Fase eksplanasi menggambarkan aktivitas pemahaman terhadap materi

secara komprehensif, mendiskusikan dan melakukan pemerolehan berbagai

materi pembelajaran serta mengaitkan dengan nilai agama yang relevan. Aspek

nilai yang dapat dikemukakan pada fase ini berupa: (1) ayat Quran yang

memberikan isyarat pemerolehan materi pembelajaran, (2) urgensi nilai dalam

memahami dan memperoleh materi pembelajaran terhadap perbaikan perilaku dan

akhlak peserta didik, (3) kata kunci dan hikmah yang relevan antara hasil

pemerolehan materi yang dipelajari dan aspek kehidupan. Contoh aspek nilai yang

relevan dengan pentingnya eksplanasi dan menambah ilmu pengetahuan terdapat

dalam QS Thaha [20]: 114, yang artinya: “...dan katakanlah: Ya Tuhanku,

tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” Tenaga pendidik dapat menjelaskan

adanya keterkaitan antara orang yang memperluas ilmu pengetahuan dan Allah

Swt sebagai pemilik dan penguasa ilmu.

Fase elaborasi menggambarkan aktivitas pengorganisasi dan

menggabungkan materi pembelajaran secara komprehensif, mendiskusikan dan

(33)

88

dengan nilai agama yang relevan. Aspek nilai yang dapat dikemukakan pada fase

ini berupa: (1) ayat Quran yang memberikan isyarat pentingnya memikirkan

secara mendalam materi pembelajaran, (2) urgensi nilai dalam mendalami,

menggabungkan, dan mengembangkan materi pembelajaran terhadap perbaikan

perilaku dan akhlak peserta didik, (3) kata kunci dan hikmah yang relevan antara

pendalaman materi yang dipelajari dan aspek kehidupan. Contoh aspek nilai yang

relevan antara pentingnya ilmu yang mendalam dengan materi pembelajaran

terdapat dalam QS An-Nisā [4]: 162, yang artinya: “Tetapi yang mendalam

ilmunya di antara mereka ada orang-orang Mukmin.” Tenaga pendidik dapat

menjelaskan adanya keterkaitan antara orang yang memperdalam ilmu

pengetahuan dan luasnya ilmu Allah, keMaha-Meliputinya Allah Swt.

Tahap terakhir adalah evaluasi, yaitu peserta didik diberikan kesempatan

untuk membuat kesimpulan atau rangkuman pembelajaran, memberikan

tugas-tugas, menyimpulkan makna nilai agama yang utama pada konsep/fenomena

fisika. Fase terakhir ini, menggambarkan aktivitas menyimpulkan, pemberian

tugas dan kegiatan tindak lanjut serta evaluasi yang mengaitkannya dengan nilai

agama yang relevan. Aspek nilai yang dapat dikemukakan pada fase ini berupa:

(1) ayat Quran yang memberikan isyarat pentingnya evaluasi secara mendalam

dari keseluruhan pembelajaran, (2) urgensi nilai dalam mengevaluasi proses dan

hasil pembelajaran terhadap perbaikan perilaku dan akhlak peserta didik, (3) kata

kunci dan hikmah yang relevan antara pendalaman materi yang dipelajari dan

aspek kehidupan. Contoh aspek nilai yang relevan dengan pentingnya evaluasi

(34)

Adam nama-nama (benda) semuanya. Kemudian Dia perlihatkan kepada

malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika

kamu yang benar!” Tenaga pendidik dapat menjelaskan bahwa Allah Swt juga

melakukan penilaian terhadap apa yang diajarkan-Nya.

3. Pengembangan Program

Pengembangan program ini bertujuan untuk menilai, menguji coba

terbatas, merevisi, dan menyusun program pembelajaran Fisika yang

mengintegrasikan nilai agama Islam untuk diimplementasi. Pada tahapan ini

ditempuh kegiatan-kegiatan berikut.

a. Menilai terhadap program pembelajaran yang menyangkut integrasi nilai

agama Islam pada konsep dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

fisika.

b. Melakukan revisi pertama terhadap program draf pembelajaran fisika yang

mengintegrasikan nilai agama Islam yang menyangkut integrasi nilai agama

Islam pada konsep dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran fisika,

c. Mengujicobakan secara terbatas program pembelajaran dengan melakukan

pembelajaran yang mengintegrasikan nilai agama Islam dengan topik-topik

fisika yang dianggap relevan dan bervariasi. Topik fisika yang variasi

didasarkan kepada karakteristik dan jenjang kompetensi konsep fisika. Pada

saat uji coba terbatas, peneliti langsung melakukan pembelajaran dan

diobservasi. Observasi dilakukan oleh dosen fisika untuk memberikan

(35)

90

d. Melakukan revisi kedua berdasarkan hasil observasi, saran-saran dan catatan

lapangan dosen/observer. Hasil revisi kedua dijadikan bahan pembekalan bagi

mahasiswa calon guru fisika dalam mengembangkan nilai agama Islam pada

konsep fisika dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran fisika.

e. Merumuskan program pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama

Islam pada konsep dan penyusunan RPP fisika secara lebih komprehensif

sehingga siap untuk diverifikasi dalam bentuk uji coba terbatas.

4. Verifikasi Program

Pada tahapan verifikasi program pembelajaran digunakan secara terbatas di

kelas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika. Proses verifikasi dilakukan

dengan tujuan untuk: (1) memberikan pembekalan kepada mahasiswa tentang

kajian nilai agama Islam dan mengintegrasikannya pada konsep fisika; (2)

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran fisika yang yang mengintegrasikan

nilai agama Islam, (3) mensimulasikan pembelajaran fisika yang

mengintegrasikan nilai Agama Islam; (4) memberikan pengalaman langsung

kepada mahasiswa dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, dan (5)

mendapatkan bahan refleksi untuk perbaikan program.

Sebelum langkah implementasi, peneliti melakukan tes awal tentang

kemampuan teori perencanaan pembelajaran fisika kepada mahasiswa. Tes awal

diberikan dalam bentuk objektif dengan lima pilihan sebanyak 30 buah. Tes awal

dikerjakan oleh mahasiswa dalam waktu 30 menit secara klasikal.

Pembekalan mengenai langkah mengintegrasikan nilai agama Islam dalam

(36)

terintegasi dalam proses pembelajaran mata kuliah Perencanaan Pembelajaran

Fisika. Pembelajaran ini bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam

mengintegrasikan nilai agama Islam baik pada materi fisika maupun program

rencana pelaksanaan pembelajaran fisika. Selama proses pembelajaran,

mahasiswa mendapat berbagai alternatif dan contoh bagaimana mengintegrasikan

nilai agama Islam.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) mahasiswa mencermati dan mengkaji model program pembelajaran

yang disajikan oleh peneliti, (2) mahasiswa memberikan masukan, usulan dan

perbaikan terhadap model program pembelajaran, (3) mahasiswa memberikan

tanggapan melalui instrumen angket tentang pelaksanaan pembelajaran

perencanaan pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam , (4)

mahasiswa membuat portoflio tentang mengintegrasikan nilai agama Islam pada

materi fisika dan rencana pelaksanaan pembelajaran,

Setelah proses pembelajaran berjalan, mahasiswa melakukan simulasi

pembelajaran berdasarkan hasil portofolio rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Simulasi pembelajaran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

mahasiswa calon guru fisika dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika yang mengintegrasikan nilai

agama Islam.

Selama pelaksanaan simulasi, setiap mahasiswa dinilai dan diobservasi oleh

(37)

92

setiap akhir kegiatan simulasi dilakukan refleksi, koreksi, dan catatan lapangan

dari peneliti.

Rangkaian simulasi pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman langsung tentang keterlaksanaan pembelajaran fisika yang

mengintegrasikan nilai agama Islam. Untuk menambah, melengkapi, dan

memperkaya informasi hasil penelitian, peneliti menyiapkan catatan lapangan.

Mahasiswa diminta untuk menanggapi pelaksanaan program pembelajaran fisika

yang dialaminya. Tanggapan mahasiswa pada tahapan ini dirangkum dan

dianalisis.

Pengambilan data tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan program

digunakan angket tertutup. Pada angket disediakan ruang kosong untuk mengisi

alasan dan alternatif jawaban. Alasan yang dituliskan oleh responden disusun dan

dikelompokkan sehingga akan lebih mudah untuk diinterpretasikan. Data yang

diperoleh akan lebih bermakna dan berguna untuk menindaklanjuti kegiatan

lainnya seperti portofolio.

Portofolio diberikan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan mahasiswa dalam mengintegrasikan nilai agama Islam pada

perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran fisika. Portofolio dikerjakan oleh

mahasiswa selama tiga kali. Portofolio ini bertujuan agar memperoleh kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan/keterampilan dalam menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang yang mengintegrasikan nilai agama Islam.

Berdasarkan berbagai data yang diperoleh, maka tahapan implementasi akan

(38)

kajian nilai agama Islam dan mengintegrasikannya pada konsep fisika; (2) rencana

pelaksanaan pembelajaran fisika yang yang mengintegrasikan nilai agama Islam,

(3) gambaran hasil simulasi pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai

agama Islam oleh mahasiswa; (4) bahan refleksi untuk perbaikan program

pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam. Keseluruhan

informasi pada tahap impelementasi akan dianalisis dengan menggunakan model

Spradley (Sugiyono, 2008: 345) metode analisis domain, taksonomi,

komponensial, analisis tema struktural terhadap seluruh data yang ada untuk

merumuskan rekomendasi.

C. Rancangan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini dikembangkan dan digunakan rancangan pembelajaran

dan instrumen penelitian. Rancangan pembelajaran terdiri dari silabi dan satuan

acara perkuliahan serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jenis instrumen

yang dikembangkan disusun berdasarkan kebutuhan dan kegunaannya. Jenis

rancangan pembelajaran dan instrumen serta kegunaan instrumen ditunjukkan

pada Tabel 3.1.

1. Jenis Rancangan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

a. Silabi Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika

Silabi mata kuliah merupakan deskripsi mata kuliah yang berlaku.

Komponen-komponen yang ada dalam silabi dalam tujuan perkuliahan,

materi perkuliahan termasuk sumber belajar yang digunakan,

(39)

94

kuliah dari program yang dikembangkan didasarkan pada analisis kurikulum

Mata Kuliah Program Belajar Mengajar, Mata Kuliah Agama Islam di PTAI

penyelenggara program kependidikan, kurikulum fisika sekolah dan

kebutuhan lapangan.

Tabel 3.1. Uraian Jenis-Jenis Instrumen dan Kegunaan dalam Penelitian

No. Jenis Rancangan

•Dijadikan pedoman pelaksanaan pembelajaran Fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam untuk mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika (PPF) yang memuat rumusan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, prosedur

pembelajaran, implementasi, dan evaluasi. Silabi digunakan pada awal program dilaksanakan.

2. Satuan Acara Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Fisika

•Dijadikan pedoman langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam untuk mata kuliah PPF yang memuat introduksi, eksplorasi, eksplanasi, elaborasi dan evaluasi pembelajaran suatu konsep.

3. Portofolio Integrasi Nilai Agama Islam RPP/SAP

Pengembangan

•Mendapatkan data tentang kemampuan mahasiswa mengintegrasikan nilai agama Islam pada materi fisika •Mendapatkan data kemampuan mahasiswa

mengin-tegrasikan nilai agama Islam pada penyusunan RPP. 4. Tes Kemampuan Teori

Perencanaan

•Mengukur penguasaan dan pemahaman mahasiswa calon guru fisika tentang teori pembelajaran fisika sebagai bahan pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Fisika. Tes dilakukan di awal dan di akhir tahap implementasi.

5. Angket •Menjaring data tentang tanggapan/sikap mahasiswa terhadap pelaksanaan program pembelajaran yang mengintegrasikan nilai agama Islam. Ruang lingkup angket menyangkut seluruh komponen silabi mata kuliah dan Satuan Acara Perkuliahan yang memuat langkah program pembelajaran fisika pada setiap tema/konsep. Angket diberikan kepada responden pada fase refleksi setiap putaran pembelajaran.

(40)

No. Jenis Rancangan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Kegunaan dalam Penelitian

6. Pedoman Observasi •Menjaring data keterlaksanaan pembelajaran oleh dosen sesuai dengan tahapan dan langkah-langkah pembelajaran. •Menjaring data keterlaksanaan pembelajaran oleh

mahasiswa sesuai dengan tahapan atau langkah-langkah pembelajaran.

7. Catatan lapangan •Catatan peneliti tentang keterlaksanaan, faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi selama penelitian serta hal-hal lain yang tidak terangkum dalam pedoman portofolio dan angket.

•Mendapatkan data tentang respon mahasiswa dalam memaknai nilai pada materi fisika berdasarkan nilai praktis, religius, intelektual, pendidikan dan sosial-politik

b. Satuan Acara Perkuliahan

Satuan acara perkuliahan (SAP) merupakan penjabaran silabi yang digunakan

untuk memandu proses pembelajaran pada tiap pertemuan.

Komponen-komponen yang ada dalam SAP hampir sama dengan Komponen-komponen silabi mata

kuliah, yaitu: konsep/tema; kompetensi dasar; tujuan pembelajaran; dan

indikator pembelajaran; materi pembelajaran; metode/pendekatan yang

digunakan saat proses pembelajaran; deskripsi pembelajaran berupa uraian

singkat proses pembelajaran yang dilakukan dosen; media pembelajaran;

implementasi pembelajaran. Penjabaran program perkuliahan dalam SAP

dilengkapi dengan langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah

pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan. Pada setiap pertemuan akan

dilakukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari fase introduksi

(pendahuluan), eksplorasi, eksplanasi, elaborasi, dan evaluasi pembelajaran.

c. Portofolio Integrasi Nilai Agama Islam

Portofolio integrasi nilai agama Islam digunakan untuk mengumpulkan data

(41)

96

deskripsi/narasi nilai agama Islam pada materi Fisika dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika sekolah. Dalam penelitian ini,

portofolio dikerjakan oleh setiap mahasiswa. Setiap mahasiswa akan

mengerjakan portofolio dengan tema yang saling berbeda.

Portofolio integrasi nilai agama Islam pada materi fisika difokuskan

kepada kemampuan mahasiswa dalam merumuskan salah satu atau beberapa

dari tujuh nilai dasar; jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, adil,

visioner atau dan peduli pada saat: a) menguraikan materi atau fenomena

fisika sebagai bahan ajar fisika; b) menguraikan langkah-langkah atau proses

mempelajari materi atau fenomena fisika; c) menguraikan manfaat materi

atau fenomena fisika yang telah dipelajari; d) mengguraikan amsal atau

perumpamaan perilaku positif dan akhlak mulia yang terkandung dalam

materi atau fenomena fisika; dan e) menguraikan isyarat saintifik relevan

dengan materi atau fenomena fisika yang terkandung dalam ayat Al-Quran.

Adapun portofolio integrasi nilai agama Islam pada rencana

pelaksanaan pembelajaran fisika sekolah difokuskan kepada kemampuan

mahasiswa dalam merumuskan salah satu atau beberapa dari tujuh nilai dasar;

jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, adil, visioner atau dan peduli

sebagai nilai agama Islam pada komponen (a) tujuan dan indikator

pembelajaran; (b) materi pembelajaran; dan (c) implementasi pembelajaran,

yang terdiri dari langkah-langkah introduksi, eksplorasi, eksplanasi, elaborasi,

dan evaluasi. Perumusan nilai agama Islam pada rencana pelaksanaan

(42)

d. Tes Kemampuan Teori Perencanaan Pembelajaran

Instrumen tes kemampuan teori perencanaan pembelajaran yang diberikan

kepada mahasiswa dimaksudkan untuk memperoleh data kemampuan

mahasiswa calon guru terhadap pengetahuan dan pemahaman teori-teori

pembelajaran fisika. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda

dengan lima pilihan jawaban. Jumlah soal teori pembelajaran diberikan

sebanyak 30 butir soal. Tes diberikan di awal dan akhir tahap implementasi

program. Ruang lingkup tes terdiri dari: (1) rumusan tujuan pembelajaran, (2)

organisasi bahan ajar, (3) media pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran, (5)

metode/pendekatan pembelajaran, (6) keterampilan proses sains, (7)

keterampilan bertanya, dan (8) rancangan pembelajaran.

Tes diberikan selama 30 menit secara klasikal. Setiap responden

menjawab 30 pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan.

Responden mengerjakan seluruh soal dimulai dan diakhiri dalam waktu

bersamaan (serempak). Tes kemampuan teori perencanaan divalidasi oleh tiga

orang pakar di bidang materi dan pembelajaran fisika. Validasi yang

dilakukan adalah validitas konstruk, para penilai menelaah secara cermat dan

memberikan saran dan komentar untuk penyempurnaan instrumen.

e. Angket

Angket yang disusun dalam penelitian ini adalah untuk menjaring data

tentang respons atau tanggapan mahasiwa terhadap program pembelajaran

(43)

98

pembelajaran berakhir. Angket ini berisi pertanyaan dan pernyataan yang

meminta pendapat mahasiswa tentang pelaksanaan program. Angket diisi

dengan cara memilih option yang dianggap tepat untuk setiap pernyataan.

Selain memilih, pada bagian angket tersedia tempat untuk diisi oleh

tanggapan atau komentar mahasiswa terhadap pernyataan angket.

Ruang lingkup pernyataan yang diajukan kepada mahasiswa

dimaksudkan agar mereka menanggapi dan merespons hal-hal yang berkaitan

dengan pertanyaan: (a) arah dan rumusan tujuan pembelajaran (perkuliahan)

fisika dan bagaimana alternatif penyempurnaannya; (b) ruang lingkup materi

pembelajaran fisika dan bagaimana alternatif penyempurnaannya; (c)

rumusan indikator pembelajaran fisika dan bagaimana alternatif

penyempurnaannya; (d) rumusan pendekatan dan metode pembelajaran fisika

dan bagaimana alternatif penyempurnaannya; (e) pemilihan dan rumusan

prosedur pembelajaran fisika dan bagaimana alternatif penyempurnaannya;

(f) rumusan langkah-langkah program pembelajaran fisika dan bagaimana

alternatif penyempurnaannya; (g) rumusan evaluasi pembelajaran fisika dan

bagaimana alternatif penyempurnaannya; dan (h) rumusan integrasi nilai

agama Islam pada pelaksanaan pembelajaran fisika dan bagaimana alternatif

penyempurnaannya.

Angket tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika yang

yang mengintegrasikan nilai agama Islam divalidasi oleh tiga orang pakar di

(44)

validitas konstruk, para penilai menelaah secara cermat dan memberikan

saran dan komentar untuk penyempurnaan angket.

f. Pedoman Observasi

Instrumen pedoman observasi digunakan sebagai alat pengumpul data tentang

keterlaksanaan pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai agama Islam

pada tahap implementasi program. Pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

diobservasi oleh satu atau beberapa dosen pada Prodi Pendidikan Fisika.

Observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan pada lima komponen

pembelajaran. Kelima komponen itu adalah introduksi, eksplorasi, eksplanasi,

elaborasi, dan evaluasi (kegiatan penutup). Kelima komponen tahapan

pembelajaran tersebut terdiri dari 22 indikator.

Instrumen observasi lainnya dilakukan kepada mahasiswa yang

melakukan simulasi pembelajaran (praktik mengajar). Komponen pokok yang

diobservasi terdiri dari lima bagian, yaitu pra pembelajaran, membuka

pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup, dan penerapan nilai-nilai

agama Islam. Indikator yang diobservasi berjumlah 32 buah. Penilaian untuk

setiap indikator digunakan skala 1 sampai dengan 4. Skor maksimal yang

diperoleh mahasiswa yang praktik adalah 128. Setiap mahasiswa yang praktik

dinilai oleh lima orang penilai termasuk oleh peneliti sendiri. Skor akhir

simulasi merupakan rata-rata skor dari seluruh skor yang diberikan oleh

(45)

100

g. Catatan Lapangan

Catatan lapangan (field notes) merupakan catatan peneliti berupa informasi

berdasarkan dokumentasi dan pengamatan langsung yang ditemukan selama

persiapan, pelaksanaan, dan pasca-pengambilan data penelitian. Catatan

lapangan bertujuan untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui

instrumen yang disusun secara sistematis. Catatan lapangan ini dikemas

secara proporsional dan disesuaikan dengan informasi yang sebenarnya.

Catatan ini dikumpulkan dan disajikan serta ditata oleh peneliti sehingga

menjadi data pelengkap yang bermakna.

Kekayaan data dalam catatan lapangan yang memuat secara deskriptif

berbagai kegiatan merupakan kekuatan tersendiri dari penelitian yang

beriklim kualitatif (Wiriaatmaja, 2006: 124). Data lapangan pada penelitian

lebih bersifat kualitatif guna melengkapi data kuantitatif yang diperoleh

melalui instrumen lainnya. Catatan lapangan pada penelitian ini pada

akhirnya merupakan satu kesatuan data penelitian secara keseluruhan.

Instrumen dalam penelitian ini dilakukan validasi konstruk oleh tiga

orang pakar. Masing-masing yang diminta penilai terdiri dari pakar di bidang

konten fisika dan bidang Pembelajaran Fisika serta Bidang Fisika yang

memiliki pengalaman mengintegrasikan Nilai Agama Islam. Pakar yang

diminta untuk memvalidasi konstruk berasal dari Universitas Pendidikan dan

Perguruan Tinggi Agama Islam. Penilaian konstruk ini dilakukan karena

Gambar

Gambar 1.1.  Paradigma Penelitian Integrasi Nilai Agama Islam pada Pembelajaran Fisika
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.2. Model Identifikasi Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran
Gambar 3.3. Analisis model untuk menentukan rancangan langkah-langkah pembelajaran fisika yang mengintegrasikan nilai Agama Islam
+5

Referensi

Dokumen terkait

ngembangkan desain praktikum dalam pembelajaran fisika. Proses ini dilakukan melalui latihan tentang bagaimana mengembangkan desain praktikum verifikasi dan inkuiri

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendiskripsikan perencanaan pembelajaran agama Islam mata pelajaran Fiqih kelas IX berorientasi nilai-nilai karakter di MTs Negeri Sragen,

Perbaikan yang dilakukan adalah pengorganisasian waktu pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan dapat tercapai tepat waktu sesuai dengan perencanaan pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru PAUD dalam mengintegrasikan nilai keagamaan, nilai sosial dan nilai saintifik pada rencana pelaksanaan pembelajaran

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, dimana calon guru fisika yang telah menempuh matakuliah P3F pada semester ganjil tahun ajaran

Berdasarkan temuan dalam kegiatan penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) Karak- teristik perangkat program pembelajaran fisika sekolah yang dikembangkan untuk mening-

Rekomendasi bahwa perlu adanya pembelajaran yang lebih baik sesuai dengan karakteristik materi fisika inti bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan computational thinking 52%,

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa dalam Membuat Bahan Ajar Daring Subjek Deskripsi Kemampuan Kelayakan Isi Penyajian Bahasa AM Mampu menyajikan materi konsep fisika sesuai dengan KD