Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN PERSEPSI SISWA
TENTANG PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
TERHADAP KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNTUK MELANJUTKAN KE SMK
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas IX di SMPN 1 Jalancagak Kabupaten Subang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Oleh :
SURYATI
NIM : 1101225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
SEKOLAH PASCASARJANA
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Oleh :
SURYATI
NIM : 1101225
Sebuah tesisi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Suryati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Tesis isi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Bimbingan Karir dan Persepsi Siswa tentang PTK terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan untuk Melanjutkan ke SMK.
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas IX di SMPN 1 JALANCAGAK.kabupaten Subang)
Suryati (1101225)
Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal mula pilihan yang menentukan karir dalam hidupnya. Kurangnya informasi tentang SMA dan SMK menyebabkan persepsi mereka tidak kokoh atau tidak mantap untuk bisa bertanggung jawab atas pilihannya. Siswa SMP yang berada pada fase remaja awal dipengaruhi oleh perubahan masa puber, perubahan itu terjadi karena remaja atau (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh bimbingan karir, dan persepsi siswa tentang PTK, terhadap kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke SMK.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif, dengan teknik sampling yang digunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel 76 orang siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen angket. Hasil penelitian diperoleh ; Bimbingan Karir dan Persepsi Siswa tentang Penidikan Teknologi Kejuruan mempengaruhi secara signifikan terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan melanjutkan ke SMK dengan kategori rendah.
Bimbingan karir di sekolah bisa dikembangkan berdasarkan penulusuran yang cermat terhadap kemampuan minat dan bakat yang dimiliki siswa, Informasi yang dapat diberikan dari bimbingan karir tentang karir selanjutnya bisa diberikan dalam bentuk brosur, presentasi dari SMK ke SMP, memberikan gambaran prospek setelah lulus SMK, mengadakan kunjungan ke SMK sehingga siswa mengenal lebih dekat SMK yang menjadi tujuan karirnya.
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISIDAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………. i
LEMBAR PERNYATAAN ………. ii
ABSTRAK ………..……. iii
KATA PENGANTAR ………. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ……… v
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GAMBAR ……… xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah……….. 8
1. Identifikasi Masalah………... 8
2. Batasan Masalah………... 9
3. Rumusan Masalah………. 9
C. Tujuan Penelitian……….. 10
D. Manfaat Penelitian……….... 10
E. Struktur Organisasi………... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 13
A. Kajian Pustaka ……… 13
1. Hakikat Bimbingan Konseling ……… 13
a. Pengertian Bimbingan Karir……… 14
b. Teori Perkembangan Karir Menurut Donald E. Super ……….. 19
c. Dimensi Perkembangan Kematangan Karir ………... 24
d. Layanan Bimbingan Karir di SMP ………. 26
B. Gambaran Umum Bimbingan Karir di SMPN 1 Jalancagak………… 28
1. Visi dan Misi Bimbingan Konseling ……….. 28
2. Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SMPN 1 Jalancagak …….. 29
3. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir di Sekolah ………. 29
a. Tujuan Bimbingan Karir di Sekolah ……….. 30
b. Landasan Bimbingan Karir ……… 31
c. Pentingnya Bimbingan Karir di Sekolah ……… 32
d. Ruang Lingkup Bimbingan Karir ………... 33
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan……….…… 35
1. Pengertian Persepsi ………... 35
a. Proses Persepsi ……….. 37
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi……….. 38
2. Pengertian Pendidikan Teknologi Kejuruan……….. 39
3. Jenis Pendidikan Teknologi Kejuruan……….. 43
4. Pengertian SMK……….. 44
5. Dasar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)………. 47
D. Kemantapan Pengambilan Keputusan………..………. 50
E. Hasil Penelitian yang Relevan……… 52
F. Kerangka Pemikiran……….………... 56
G. Hipotesis……….……….... 59
BAB III METODE PENELITIAN………... 61
A, Lokasi dan Subjek Populasi……….. 61
B. Desain Penelitian ……… 62
C. Metode Penelitian……… 63
D. Definisi Operasional……… 64
E. Pengembangan Instrumen Penelitian……… 66
1. Instrumen Pengumpul Data……….. 66
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian………. 67
3. Uji Coba Instrumen ………. 71
a. Uji Validitas dengan Korelasi Produk Moment ……….. 71
b. Uji Reliabilitas ………. 75
F. Teknik Pengumpul Data………... 78
G. Analisis Data……… 79
1.Prosedur Pengolahan Data………... 80
2.Pelaksanaan Pengumpulan Data……….. 81
3.Pengolahan Data……….. 81
a. Sebaran Frekuensi……… 82
1) Uji Normalitas Data……… 82
2) Uji Homogenitas………. 84
b. Analisis Regresi dan Korelasi……….. 86
1) Persamaan Regresi………... 86
2) Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi……… 88
3) Koefisien Korelasi……… 91
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Koefisien Regresi (Uji F)………. 92
b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)……….. 93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 96
A. Pengolahan Data Hasil Penelitian………... 96
1.Sebaran Frekuensi……… 96
a. Sebaran Frekuensi tiap Variabel………... 97
b. Hasil Uji Normalitas………. 114
1. Variabel Bimbingan Karir……… 114
2. Variabel Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan………... 115
3. Variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan………... 116
c. Uji Homogenitas………... 117
2.Analisis Regresi……… 118
a. Persamaan Regresi……… 118
b. Uji Linieritas dan Keberartian Koefisien Regresi………. 124
3.Analisis Korelasi……… 131
a. Bimbingan Karir (X1) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y)……… 131
b. Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y)……….. 132
c. Bimbingan Karir (X1) dan Persepsi Siswa tentang Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (X2) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ……….. 133
4. Uji Hipotesis………. 134
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 135
1 . Deskripsi bimbingan karir, persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan serta Kemantapan pengambilan keputusan siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Jalancagak dalam melanjutkan ke SMK… 135 2. Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK……….. 139
3. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK………. 141
4. Bimbingan Karir dan Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK……143
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan……… 147
B. Implikasi Penelitian ……….. 147
C. Rekomendasi ………. 148
DAFTAR PUSTAKA………... 151
LAMPIRAN KELOMPOK ANGKET ……….. 15
LAMPIRAN KELOMPOK HASIL PENELITIAN..………..…… 180
LAMPIRAN KELOMPOK HASIL ADMINISTRASI BK ………..……. 195
LAMPIRAN KELOMPOK SURAT KEPUTUSAN.………..…… 232
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Prospek Lulusan SMK dengan berbagai jurusan ………... 46
3.1. Sampel Penelitian ………... 62
3.2. Skala penilaian Model Likert ………... 67
3.3. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Bimbingan Kari (X1)……….. 69
3.4. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Persepsi Siswa tentang PTK (X2).. 70
3.5. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ……… 70
3.6. Kisi-Kisi Instrumen Bimbingan Karir (X1) ……….. 73
3.7. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang PTK (X2)…………. 74
3.8. Kisi-Kisi Instrumen Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ... 75
3.9. Tabel Interpretasi Nilai r …….……….. 77
3.10. Kriteria penyekoran instrument ………. 80
3.11. Uji Bartlett ………. 84
3.12. Contoh Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji Indepedensi Variabel Y terhadap Variabel X ……… 89
3.13. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi……….. 91
4.1. Distribusi Frekuensi Perencanaan Karir ……… 97
4.2. Distribusi Frekuensi Eksplorasi Karir……… 99
4.3. Distribusi Frekuensi Pengambilan Keputusan ……….. 100
4.4. Distribusi Frekuensi Mengetahui tentang jabatan/pekerjaan yang disukai………. 101
4.5. Distribusi Frekuensi aspek pandangan dan pemahaman ………… 103
4.6. Distribusi Frekuensi aspek Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita………... 105
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pertimbangan ………..
4.8. Distribusi Frekuensi aspek identifikasi alternatif keputusan …….. 109
4.9. Distribusi Frekuensi Tujuan pengambilan keputusan………. 111
4.10. Distribusi Frekuensi pengambilan keputusan ……… 113
4.11. Deskripsi Bimbingan Karir (X1)………... 115
4.12. Deskripsi Variabel Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi
Kejuruan (X2) ………. 116
4.13. Deskripsi Variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) …. 117
4.14 Rekapitulasi perhitungn uji homogen Bartlett………..….. 118
4.15. Tabel Uji t Coefficients Bimbingan Karir ……….. 119
4.16. Tabel Uji t Coefficients Persepsi tentang Pendidikan Teknologi
Kejuruan………. 121
4.17 Tabel Uji t Coefficients Bimbingan Karir dan Persepsi tentang
Pendidikan Teknologi Kejuruan………. 123
Hasil analisis korelasi model summary Bimbingan karir ………... 119
4.18. Tabel hasil uji F Bimbngan karir ANOVA………... 125
4.19 Tabel hasil uji F Persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi
Kejuruan……….. 127
4.20 Tabel hasil uji F Bimbingan Karir dan Persepsi siswa tentang
Pendidikan Teknologi Kejuruan………. 129
4.21 Hasil analisis korelasi Bimbingn Karir ……….. 131
4.22 Hasil analisis korelasi Persepsi siswa tentang Pendidikan
Teknologi Kejuruan………. 132
4.23 Hasil analisis korelasi Bimbingn Karir dan Persepsi siswa tentang
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
NO. Halaman
2.1. Model diagram layanan dan konseling………….………... 57
2.2. Keterkaitan antar Variabel ……….. 58
3.1. Desain Penelitian………..………... 63
4.1. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Perencanaan Karir …... 98
4.2. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Eksplorasi Karir …………. 99
4.3. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Pengambilan Keputusan ... 100
4.4. Diagran Batang Distribusi FrekuensiMengetahui tentang jabatan/pekerjaan yang disukai………... 101
4.5. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek pandangan dan pemahaman ……… 103
4.6. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita……… 105
4.7. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek pilihan atas dasar logika dan pertimbangan ……… 107
4.8. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek identifikasi alternatif keputusan ……….. 110
4.9. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Tujuan pengambilan keputusan ……… 112
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang
sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK
menjadi awal mula pilihan yang menentukan karir dalam hidupnya. Kurangnya
informasi tentang SMA dan SMK menyebabkan persepsi mereka tidak kokoh
atau kurang mantap untuk bisa bertanggung jawab atas pilihannya. Keadaan ini
ditambah perilaku dan sikap siswa SMP yang berada pada fase remaja awal
dipengaruhi oleh perubahan masa puber, perubahan itu terjadi karena remaja atau
(adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional.
Perubahan biologis menurut Santrock (2003: 91) terjadi pada remaja; nampak
meningkatnya tinggi dan berat badan serta mulai aktifnya alat-alat reproduksi baik
untuk wanita atau laki-laki.
Perkembangan remaja untuk menunjukan minat yang besar dan berfikir
tentang dunia sosial mereka dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, melalui
interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya, serta bimbingan lingkungan
keluarga, dengan kata lain interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan
kognitif anak dan remaja sangatlah penting
Pendekatan sosialisasi kognitif, pendidikan formal, orang tua, teman sebaya,
masyarakat sekitar, dan orientasi teknologi adalah kekuatan yang mempengaruhi
perkembangan cara berfikir remaja.
Tahapan dari perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (dalam Santrock
2003:120) berkembang melalui empat tahap perkembangan kognitif :
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya,
seperti mengenyot, meraih, mengikuti arah benda, dll. Pada proses ini, manusia
mengkonstruksi skema-skema sensori-motor yang semakin lama semakin
terarah dan semakin terinterkoordinasi.
http://forensik093.blogspot.com/2010/11/perkembangan-kognitif-remaja.html
Tahap ini bayi mengalami dunianya melalui gerak inderanya dan gerakan
tubuh mereka. Satu tanda dari perkembangan ini adalah memahami objek tetap
/ permanen. Bayi berkembang dengan cara merespon kejadian dengan gerak
refleks atau pola kesiapan. Mereka belajar melihat diri mereka sebagai bagian
dari objek yang ada di lingkungan. Tahap sensorimotor adalah periode pertama
dari empat periode.
2) Tahapan Pra Operasional. (2 - 7 tahun)
Anak-anak mengeksploitasi kemampuan yang baru dicapainya dan
mengembangkan proses-proses simbolik. Tahapan ini merupakan tahapan
kedua dari empat tahapan. Pada tahap ini, penambahan dan pengurangan dalam
hitung-hitungan bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkrit operasional
anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi
dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan
permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan
dasar dari logika. Bagaimanapun juga, proses berfikir, atau operasi, pada
umumnya melibatkan objek yang kelihatan (konkrit) daripada ide yang abstrak.
Egosentrisme pada tahap ini sudah mulai berkurang. Kemampuan mereka
untuk menggunakan peran dari orang lain dan melihat dunia, dan mereka
sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah berkembang dengan pesat.
Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan cara yang berbeda,
karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat fokus pada lebih
dari satu dimensi pada beberapa waktu. Pada tahap ini juga sudah
menunjukkan pemahaman akan hukum kekekalan (konservasi)
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak
telah mencapai struktus-struktur logik-matematik (logicomathematical).
4) Tahapan Operasional Formal. (12 tahun ke atas)
Tingkat operasi formal merupakan tahapan terakhir dari skema Piaget,
yang merupakan tingkatan dari kedewasaan kognitif. Formal operasional
biasanya dimulai pada masa pubertas, sekitar umur 11 atau 12 tahun. Akan
tetapi tidak semua anak memasuki tingkatan ini pada saat pubertas, dan
beberapa orang tidak pernah mencapainya. Tugas utama pada tahap ini
meliputi kemampuan klasifikasi, berpikir logis, dan kemampuan hipotetis. Ada
beberapa feature yang memberi remaja kapasitas lebih besar untuk
memanipulasi dan menghargai lingkungan luar dan dunia imajinasi yang
mencakup pemikiran hipotetis, penyelesaian masalah yang sistematis,
kemampuan untuk menggunakan simbol dan pemikiran deduksi. Remaja dapat
memproyeksikan dirinya pada situasi yang melebihi pengalaman mereka saat
itu, dan untuk alasan itu, mereka terbungkus dalam fantasi yang panjang.
Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan
terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahapan ini, seseorang dapat
memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala
sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi abu-abu di
antaranya. Faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi
berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa
secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan
perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan
berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit. (
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pola pandangan konvensioanal terdapat tiga faktor dominan yang
mempengaruhi proses perkembangan anak usia sekolah menengah Mamat
Supriatna (2011:52), ketiga faktor itu adalah faktor pembawaan adalah faktor
yang bersifat alamiah ( nature ), faktor lingkungan yang memungkinkan proses
perkembangan (nurture), dan faktor waktu adalah saat tibanya masa peka atau
kematangan (maturation).
Pada usia remaja lingkungan yang sangat berpengaruh, pergaulan dengan
kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi,
seperti: belajar memenuhi aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
bergantung pada orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang
dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tangggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat.
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan
dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya
dicapai oleh siswa SMP. Mamat Supriatnaa (2011:54) mengemukakan secara
operasional tugas-tugas perkembangan siswa SMP adalah pencapaian perilaku
siswa SMP meliputi : (1) landasan kehidupan religius, (2) Lanadasan perilaku
etis, (3) Kematangan emosional, (4) Kematangan berfikir, (5) Kesadaran tanggung
jawab, (6) Peran sosial sebagai pria atau wanita, (7) Penerimaan diri dan
pengembangannya, (8) Kemandirian perilaku ekonomi, (9) Wawasan dan
persiapan karir, (10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya.
Remaja memproses informasi, mereka mempersespsi, memperhatikan,
mengingat, berfikir, memecahkan masalah, dan menarik kesimpulan. Pemrosesan
informasi adalah suatu kerangka berfikir mengenai perkembangan remaja.
Masa remaja adalah saat meningkatnya pengambilan keputusan mengenai
masa depan. Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat tidaklah
menjamin bahwa keputusan yang diambil akan selalu dilakukan dalam kehidupan
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemantapan pengambilan keputusan yang tepat adalah berfikir kritis, di
dalamnya terkandung pengertian mengenai makna suatu masalah secara lebih
mendalam, berfikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang
berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau
dilakukan.
Siswa SMP untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah lanjutan
tingkat atas, membutuhkan suatu proses pengambilan keputusan. Mereka perlu
dibantu atau dibimbing dalam mengambil keputusan yang sangat penting dan
sulit. Suatu keputusan yang khusus menentukan masa depannya sehubungan
dengan karir yang dicita-citakan tidaklah bisa langsung dapat diputuskan segera,
tetapi melalui suatu proses pengambilan keputusan. Keputusan yang mantap
dalam memilih sekolah yang akan di pillihnya memerlukan sebanyak-banyaknya
informasi, pengetahuan, pertimbangan dan di dalamnya terkandung suatu harapan
dan keyakinan atas apa yang telah diputuskan.
Mengambil keputusan, sekolah mana yang menjadi pilihannya SMA atau
SMK, dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang
memadai yang berhubungan dengan dunia karirnya. Siswa membutuhkan bantuan
bimbingan dari guru pembimbing yang ada di sekolah, guna memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan
karakteristik diri. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman tersebut sering
membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih sekolah, Agar siswa
terhindarkan dari permasalahan tersebut siswa perlu dibekali dengan informasi
keadaan dirinya, informasi mengenai pendidikan lanjutan, dan informasi
mengenai prospek lapangan pekerjaan di sekolah yang menjadi pilihannya.
Pengembangan diri di SMP difasilitasi dengan adanya guru, konselor di
sekolah yang dilakukan dengan kegiatan bimbingan secara individu/kelompok
juga diberikan bimbingan dikelas, pelayanan pengembangan diri meliputi masalah
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Layanan bimbingan di SMP bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
memenuhi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial,
pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan, dalam aspek
perkembangan karir.
Upaya membantu siswa dalam memahami dirinya dan dunia kerja secara
khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Konseling tentang karir di sekolah
diantaranya :
(1) Para siswa dapat memahami dan menilai dirinya, terutama yang berkaitan
dengan segi potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan, minat,
bakat, sikap dan cita-citanya.
(2) Menyadari dan memahami nilai - nilai yang ada dalam dirinya, serta ada
dalam masyarakat.
(3) Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang
ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang
diperlukan bagi suatu bagian tertentu, memahami hubungan usaha dirinya
yang sekarang dengan masa depannya.
(4) Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh
dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
(5) Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan
kehidupannya yang serasi, yang sesuai.
(6) Membantu peserta didik untuk menemukan dirinya sendiri dan dunia
kerjanya, sehingga dapat memilih, merencanakan, memutuskan dan
memecahkan masalah……
(.http://www.psychologymania.com/2012/03/tujuan-bimbingan-dan-konseling-karir-di.html)
Masalah yang dialami oleh siswa SMP Negeri 1 Jalancagak, adalah memilih
dan menentukan apa yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan pendidikannya
di sekolah. Apakah ia ingin meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa tidak mantap menentukan arah karirnya, siswa melanjutkan sekolah dengan
alasan faktor tingkat ekonomi keluarga, tidak untuk mengaktualisasikan dirinya
sebagai pribadi yang khas. Pribadi yang berbeda dengan orang lain sebagai
alasannya. Kadang-kadang siswa hanya saling mengikuti atau mencontoh satu
sama lain, terhadap pemilihan karir yang digelutinya. Efektif tidaknya layanan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tergantung pada
kemampuan siswa untuk mengambil keputuan tentang karir dan menanggung
segala bentuk resiko yang dihadapinya kelak.
Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan pilihan yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki nantinya, untuk menentukan karir tersebut
harus didasarkan pada siswa itu sendiri, siswa memahami tidaknya, minat bakat
serta pengenalan karir yang ada di masyarakat .
Fakta data dari sumber Kesiswaan bahwa tahun ajaran 2011/2012 sebanyak
40 % siswa SMPN 1 Jalancagak memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
sehingga dari data tersebut menunjukkan minat ke sekolah kejuruan cukup tinggi,
masalahnya apakah siswa yang memilih sekolah lanjutannya ke sekolah kejuruan
sudah memiliki persepsi yang benar tentang sekolah kejuruan? Apakah
keberhasilan pemilihan karir atas hasil dari bimbingan konseling di sekolah?
Apakah siswa memiliki persepsi minat dan bakat yang sesuai dengan dirinya,
persepsi pendidikan teknologi kejuruan yang mantap sehingga siswa yakin
persepsi yang benar tentang pendidikan teknologi dan kejuruan.
Pendidikan sekarang tidak lepas dengan perkembangan teknologi yang
semakin tinggi, dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dengan teknologi
seperti penggunaan HP, Laptop, Komputer, disadari oleh siswa dan guru
pentingnya pengetahuan tentang pendidikan teknologi dan kejuruan yang lebih
mendalam supaya tidak merasa ketinggalan, di bimbingan karir diharapkan
adanya informasi yang berguna dalam pengenalan pendidikan teknologi dan
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenal tujuan pendidikan teknologi dan kejuruan yaitu menghasilkan lulusan
yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam bekerja.
Menghadapi tantangan kebutuhan dunia industri dan dunia usaha maka
pemerintah mengambil langkah yang strategis dalam mengakses dan penentuan
pendidikan kejuruan telah menetapkan delapan standar pendidikan (PP.19/2005),
Restra Depdiknas tahun 2005 menetapkan proporsi siswa SMK : SMA yaitu 70 :
30 tahun 2015, mengembangkan KTSP 2006 yang merupakan kurikulum
operasional yang disusun, dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan
atau sekolah (Implementasi KTSP SMK/SMA, 2008 : 37), memproyeksikan
lulusannya 20% entrepreneurship, 50% bekerja di dalam negeri, 10% bekerja di
luar negeri, 20% melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Tujuan pendidikan teknik menurut pandangan industri dan dunia usaha
adalah pencapaian mobilitas yang tinggi dengan kemampuan profesional awal
yang cukup. Mobilitas profesional akan terjadi bila tenaga kerja memiliki
kemampuan yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan
kemampuan industri. PTK harus mampu membekali siswa dengan pengetahuan
dasar yang tidak cepat usang terhadap kemajuan dan perkembangan teknologi
yang begitu pesat. Lulusan PTK dapat mengembangkan potensinya dan siap
masuk dunia kerja untuk kepentingan kehidupan dan untuk peningkatan produksi.
Tujuan dari pendidikan teknologi dan kejuruan, dalam hal memilih studi
lanjut adalah membantu peserta didik supaya dapat memahami diri dan
lingkungannya, misalnya kondisi sosio-kultural, persyaratan, jenis dan prospek
yang sesuai dengan minat dan bakat dirinya. Layanan bimbingan konseling
melalui bimbingan karirnya diharapkan dapat menjawab informasi secara lengkap
tentang studi lanjut terutama SMK yang banyak program studinya, yang sesuai
dengan bakat dan minat dirinya.
Siswa SMP merupakan input yang menentukan keberhasilan sekolah di
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peluang baginya untuk memperoleh kesejahateraan dimasa depan, begitu juga
sebaliknya.
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul berkenaan dengan penerapan layanan bimbingan
karir tentang pendidikan teknologi dan kejuruan terhadap kemantapan
pengambilan keputusan dalam memilih sekolah yang sesuai dengan minat
dan bakatnya :
(a) Penerapan bimbingan karir sebagai bagian dari bimbingan dan
konseling belum terlaksana sebagai layanan bimbingan bagi siswa kelas
IX dalam memantapkan keputusan untuk melanjutkan studi ke sekolah
lanjutan tingkat atas.
(b) Persepsi siswa tentang pentingnya layanan bimbingan karir untuk studi
lanjut belum optimal.
(c) Persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan sebagai
pilihan dalam program studi lanjut belum optimal.
(d) Siswa kelas IX untuk menentukan karir masih menggunakan pemahaman
sekolah adalah dilihat dari faktor ekonomi, bukan untuk
mengaktualisasikan diri.
Lulusan SMPN 1 Jalancagak sebagai input dari SMK, berharap siswanya
diterima dengan kemantapan keputusan dan berwawasan luas tentang
sekolah berbasis teknologi dan kejuruan, sehingga setelah diterima di SMK
siswa dapat meningkat minat dan bakatnya disekolah yang ditujunya.
2. Batasan Masalah
Luasnya lingkup permasalahan tersebut di atas, maka untuk menghindari ketidakjelasan masalah yang akan diteliti, penulis memandang perlu adanya
pembatasan masalah penelitian. Pengaruh Bimbingan Karir dan Persepsi
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengambilan Keputusan Melanjutkan Ke Sekolah Menengah Kejuruan pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(a) Pengaruh pelaksanaan bimbingan karir terhadap kemantapan
pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah
Kejuruan
(b) Pengaruh Persepsi Siswa kelas IX terntang Pendidikan Teknologi
Kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan siswa dalam
melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
(c) Pengaruh Bimbingan karir yang diberikan kepada siswa kelas IX
terhadap dan persepsi siswa tentang pendidikan teknologi kejuruan
terhadap kemantapan pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan
Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan identifikasi masalah dan
batasan masalah tersebut di atas. Masalah penelitian yang akan diteliti,
sehingga masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang
pendidikan teknologi dan kejuruan terhadap kemantapan pengambilan
keputusan melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji masalah-masalah yang telah
dirumuskan, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh program bimbingan
karir dalam upaya meningkatkan kemantapan siswa dalam memilih sekolah
lanjut tingkat atas dan persepsi siswa kelas IX tentang Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan .
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) Penyelenggaraan Bimbingan Karir di SMP Negeri 1 Jalancagak yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terhadap siswa SMP kelas IX
(2) Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(3) Kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke sekolah
menengah kejuruan
(4) Pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang Pendidikan
Teknologi kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan untuk
melenjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai fihak,
diantaranya sebagai berikut :
(1) Manfaat secara teoritis
Penelitian yang dilakukan pada siswa SMP Kelas XI, secara teoritis akan
mengungkap manfaat adanya bimbingan karir tentang pendidikan teknologi
dan kejuruan. Bimbingan karir memberi kesempatan siswa untuk dapat
memahami tentang pendidikan teknologi dan kejuruan dalam upaya untuk
meningkatkan kematangan siswa dalam memilih studi lanjut.Secara teoritis
dapat menjadi tambahan pengembangan teori dalam layanan informasi
khususnya dalam memilih Sekolah Menengah Kejuruan, sehingga siswa
dengan mantap dapat memilih Sekolah Menengah kejuruan yang sesuai
dengan potensi dan cita-cita untuk masa mendatang.
(2) Manfaat secara praktis
a. Bagi Kepala SMP, Kepala SMK, Pengelola PTK, dan guru bimbingan
dan konseling dapat digunakan untuk membantu dalam merumuskan
program serta upaya meningkatkan kemantapan siswa dalam memilih
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Bermanfaat bagi siswa khususnya dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan kematangan dalam
memilih sekolah lanjutan.
c. Bermanfaat bagi sekolah lanjutan yang akan dimasuki khususnya SMK,
mempunyai keuntungan sebagai input yang baik supaya menghasilkan
lulusan SMK yang terampil.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam penulisan tesis ini terdiri dari beberapa bab yaitu :
BAB I. Pendahuluan yang berisi tentang a) Latar Belakang Penelitian yang
menjabarkan masalah penelitian, pendekatan untuk mengatasi masalah
b) Identifikasi dan perumusan maslah yang berisi rumusan masalah
dan analisis masalah, identifikasi variabel-variabel penelitian beserta
definisi operasionalnya. c) Tujuan penelitian yang menyajikan hasil
yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. d) Manfaat
penelitian baik bagi penulis, lokasi penelitian dan bagi peneliti
selanjutnya. e) Struktur organisasi yang berisi tentang urutan penulisan
BAB II Kajian pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.
a) Kajian pustaka berisi teori, dalil-dalil, hukum, model dan rumus
yang menjadi landasan permasalahaan . Penelitian yang terdahulu
yang relevan. b) Kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis,
mengkaji hubungan teoritis antar variabel penellitian. c) Hipotesis,
jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam
penelitian.
BAB III Metode Penelitian berisi tentang: a) Lokasi dan subjek populasi/sampel
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan metode penelitian. d) Definisi operasional: yang
dirumuskan setiap variabel. e) Intrumen penelitian. f) Proses
pengembangan instrument antara lain : pengujian validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan karakteristik yang lainnya.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal yaitu :
a) Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan
berkaitan dengan masalah penelitian.
b) Pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan
penelitian
BAB V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi, menyajikan simpulan yang
bermakna dari hasil analisis temuan penelitian. rekomendasi hasil
peneliti ditujukan kepada para pembuat kabijakan, para pengguna
hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya.
Implikasi hasil penelitian melukiskan makimplementasi praktik yang
terkandung di dalam simpulan penelitian
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Jalancagak yang terletak di
Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.
Sekolahnya terletak di dekat pemerintahan tingkat kecamatan yaitu
kecamatan Jalancagak kurang lebih 20 menit dari Ciater.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1
Jalancagak Kabupaten Subang tahun Pelajaran 2012-2013 terdiri dari 9
kelas dengan jumlah 350 orang siswa. Lokasi penelitian adalah SMP
Negeri 1 Jalancagak yang terletak di Jalan Raya Jalancagak KM 16
Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang,
3. Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian digunakan cluster random sampling
(sampel acak kelompok) adalah pengambilan sampel yang dilakukan
terhadap sampling unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam
satu kelompok (kluster). Tiap unit (individu) di dalam kelompok yang
terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat
dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari
ada dalam setiap kelompok. Polulasi dibagi ke dalam satuan-satuan
sampling yang besar, disebut kluster. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat
: (1) memilih kluster dengan cara simple random sampling, (2) memilih
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Besarnya ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
ditentukan berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1997:94), bahwa
apabila populasi cukup homogen, datanya di bawah 100 lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
apabila jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau
20%-25%, atau lebih, peneliti mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah
populasi 350 orang. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 22% X
350 siswa = 76 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 3.1
Sampel penelitian
No Kelas Populasi Jumlah Sampel
L P
1 9A 18 18 36 8
2 9B 18 18 36 8
3 9C 16 18 34 6
4 9D 16 18 34 6
5 9E 18 18 36 8
6 9F 18 18 36 8
7 9G 18 18 36 8
8 9H 18 18 36 8
9 9I 16 20 36 8
10 9J 18 18 36 8
Jumlah 350 76
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diteliti (1) Variabel bebas atau
independen variabel, terdiri atas dua buah, yakni Bimbingan Karir (X1) dan
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terikat atau dependen variabel, yakni Kemantapan Pengambilan Keputusan
Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (Y). Kedua Variabel bebas ( X1)
dan X2) dihubungkan dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan :
1) Hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y
2) Hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y dan
3) Hubungan antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama dengan
Variabel Y
Ketiga pola hubungan variabel tersebut merupakan konstelasi masalah
dalam penelitian ini. Pola hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Desain Penelitian X1, X2, dan Y
Keterangan :
X1 = Bimbingan Karir
X2 = Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Y = Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK Bimbingan Karir
Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Kemantapan Pengambilan Keputusan
Melanjutkan ke SMK rx1y
rx1x2y 2
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu mengetahui seberapa pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang PTK untuk
pemantapan pengambilan keputusan melanjutkan ke sekolah kejuruan (SMK), ,
maka metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
Sugiyono (2008:11) mengemukakan, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lainnya. Penggunaan metode deskriptif, proses penelitian lebih
diarahkan untuk menghasilkan laporan hasil analisis data, serta dilengkapi
dengan kesimpulan dan saran-saran.
Syaodih (2006 : 54) bahwa “metode deskriptif” yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat lampau, melalui metode deskriptif
dipaparkan fakta empiris yang benar-benar nyata tengah berlangsung di
lapangan disertai penganalisaan.
Simpulan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
pemecahan masalah secara empirik yang terjadi masa sekarang melalui
langkah-langkah pengumpulan, penyusunan, penjelasan dan penganalisaan
data.
Peneliti berusaha mendeskripsikan kondisi objektif tentang kemantapan
pengambilan keputusan siswa SMP Kelas XI Negeri 1 Jalancagak Kabupaten
Subang untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi : (1)
mengarahkan dan memberikan referensi bagi siswa tentang studi lanjut dan
dunia kerja, (2) mensinkronisasikan dengan kemampuan yang dimilikinya, (3)
dalam memilih sekolah SMK menyesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara operasional, variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk
menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) memberikan
pengertian definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk
bagaimana variabel diukur sesuai dengan judul penelitian yaitu : Pengaruh
bimbingan karir dan persepsi siswa tentang pendidikan teknologi dan kejuruan
terhadap kemantapan pengambilan keputusan melanjutkan ke sekolah menengah
kejuruan (Studi deskriptif terhadap siswa IX di SMPN 1 JALANCAGAK
Kabupaten Subang). Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas
yaitu pengaruh bimbingan karir (X1) dan persepsi siswa tentang PTK (X2) serta
satu variabel terikat kemantapan pengambilan keputusn melanjutkan ke SMK (Y):
1. Pengaruh Bimbingan Karir .
Pengaruh Bimbingan Karir dalam penelitian ini adalah sejauh mana bimbingan karir dapat memberikan pengaruh kepada siswa kelas IX untuk
memilih sekolah lanjutan setelah SMP, dilihat dari minat, bakat dan jati dirinya.
memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan harapannya, siswa dilibatkan
langsung untuk merencanakan karir, memahami dirinya sendiri dilihat dari minat
dan bakat serta kompetensi yang harus dipersiapkan untuk masuk dunia kerja.
Bimbingan karir menurut Herr (Marsudi, 2003:113) adalah suatu perangkat,
lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu
luang, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan, sehingga yang
bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya.
2. Persepsi tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK)
Persepsi tentang PTK di penelitian ini adalah pandangan tentang bagaimana
seseorang mengartikan sesuatu (Leavit 1986), PTK disini adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk mendapat keahlian
dalam bidang tertentu berbentuk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), MAK
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kejuruan yang akan dimasuki siswa-siswi SMP setelah lulus nanti, pada persepsi
tentang PTK siswa diharapkan memahami bahwa SMK adalah sekolah untuk
menggapai cita-cita setelah lulus SMP.
3. Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK.
Kemantapan pengambilan keputusan merupakan suatu prose
pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah. Keputusan yang diambil
siswa-siswi SMP untuk sekolah lanjutan haruslah keputusan yang terbaik untuk
karir selanjutnya, siswa bisa memilih secara nalar, mantap mengambil keputusan
untuk melanjutkan studi lanjut ke SMK.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan harus memiliki validitas dan
reliabilitas agar diperoleh data hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, dan observasi langsung.
1. Instrumen Pengumpul Data
Data yang digunakan adalah data mengenai gambaran persepsi siswa
tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, serta tingkat kemantapan
pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke SMK dan kondisi objektif
pelaksanaan layanan bimbingan karir di SMP Negeri 1 Jalancagak
Kabupaten Subang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan observasi
langsung.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
melalui angket dengan jawaban yang sudah disediakan, sehingga responden
tinggal menjawab atau memilihnya.
Pertimbangan menggunakan angket dalam penelitian ini adalah :
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(b). Hasil pengukuran tentang vaiabel yang diteliti dapat dianalisa dan
diolah secara statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat
diandalkan.
(c). Data yang diperoleh kemungkinan besar bersifat objektif
(d). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik
ditinjau dari segi waktu, biaya, dan tenaga.
Pemberian skor pada setiap jawaban dari item pertanyaan dilakukan
dengan model skala sikap diberi nilai antara 1 – 5. Cara ini dimasudkan untuk memperoleh data kuantitatif, urutan penilaiannya didasarkan pada
[image:32.595.118.511.231.613.2]skala likert yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Skala Penilaian Model Likert
No Pernyataan Skor pernyataan
Positif
Skor pernyataan
negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Kurang Setuju 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak setuju 1 5
(Sugiyono (2005 : 107)
Pertimbangan digunakan angket model skala Likert dalam penelitian ini, S. Nasution (1982 : 89) mengemukakan, bahwa : “(1) Skala Likert mempunyai reliabiliti tinggi dalam mengurutkan intensitas tertentu, (2)
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah jawaban atau data-data terkumpul maka perlu diadakan
perbaikan seperlunya, langkah ini ditempuh karena item-item dalam angket
tersebut belum merupakan alat ukur yang baku. Pada saat uji coba suatu
angket yang diujicobakan adalah mengenai validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (keterandalan).
Prosedur pengumpulan data ini termasuk pada saat penyebaran
instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1). Penggandaan instrumen, 2)
mempersiapkan izin penelitian, 3) penyebaran dan pengumpulan instrumen.
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket, yang
tergambarkan dalam lampiran yaitu berupa tabel kisi-kisi yang terdiri dari
tiga variabel penelitian .
Kisi-kisi disusun untuk mempermudah peneliti menyusun instrumen
yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, data dapat mempunyai
kedudukan yang paling tinggi karena merupakan ilustrasi tentang keadaan
variabel yang diteliti serta berfungsi sebagai alat pengujian hipotesis.
Kebenaran data sangat menentukan mutu hasil penelitian, sedangkan benar
tidaknya data, tergantung pada baik tidaknya mengkonstruksi instrumen
penelitian dengan teknik pengumpulan data yang digunakan.
Penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebasnya (independen) terdiri dari Bimbingan Karir (X1),
Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2). Variabel
terikat atau dependen (Y) adalah Kemantapan Pengambilan Keputusan
Melanjutkan ke SMK.
Untuk memperoleh alat pengumpul data yang layak dan memenuhi
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Menyusun kisi - kisi instrumen sesuai dengan variabel, aspek, dan
indikator.
b) Membuat sejumlah pernyataan atau butir-butir item dari ketiga variabel
disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
Variabel Bimbingan Karir 30 item pernyataan, variabel Persepsi siswa
tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan terdiri 30 item pernyataan,
variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan terdiri dari 30 item
pernyataan.
c) Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat
kepada dosen dan guru bimbingan konseling
d) Setelah melakukan judgment kemudian dilakukan perbaikan instrumen,
maka didapatkan instrumen untuk uji coba penelitian.
e) Hasil uji coba instrumen kemudian dilakukan seleksi item pernyataan
yang valid dan reliabel. Item penyataan yang tidak valid dan tidak
reliabel dibuang karena sudah terwakili oleh item pernyataan yang lain.
Ketiga variabel tersebut kemudian dibuatlah kisi-kisi penelitian yang terdiri
dari variabel/subvariabel dan dimensi. Dimensi instrumen penelitian
diperinci menjadi bentuk butir-butir pernyataan, penyebaran kisi-kisi dapat
[image:34.595.117.518.191.723.2]dilihat di tabel 3.3 (Kisi-kisi uji coba instrumen ) berikut ini :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Bimbingan Karir (X1)
Variabel Aspek yang
diukur Indikator No. Item
Bimbingan Karir (X1)
1. Perencanaan Karir
1. Keterlibatan siswa dalam merencanakan karir
1, 2
2. Cara pandang siswa dalam merencanakan karir
3, 4, 5
3. Upaya untuk mengembangkan kemampuan diri
6, 7, 8
2. Eksplorasi Karir
1. Mengetahui dan
memahami keadaan diri sendiri
9, 10, 11, 12
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:35.595.123.516.110.622.2]
Tabel 3.4
Kisi-kisi uji coba instrumen persepsi siswa tentang PTK (X2) menggunakan informasi
karir
16, 17
3. Pengambilan Keputusan
1. Memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap pilihan karir
18, 19
2. Kepastian siswa untuk menentukan SMK
20, 21
3. Informasi Studi Lanjutan 22, 23, 24 4. Perasaan siswa saat
menentukan pilihan karirnya
25, 26
4. Mengetahui tentang jabatan / pekerjaan yan
disukai
1. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki dalam dunia kerja
27, 28
2. Mengetahui sikap yang harus dimiliki dalam bekerja
29, 30
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
[image:36.595.120.518.111.704.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5.
Kisi-kisi uji coba instrumen Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan ke SMK (Y)
diukur
Persepsi tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan
(PTK) (X2)
1. Pandangan dan
Pemahaman
1. Persepsi siswa tentang PTK
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37
2. Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita
1. Siswa mengetahui situasi dan kondisi PTK
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 2. Siswa memiliki
wawasan tentang PTK
45, 46, 47, 48, 49, 50, 51
3. Daya tampung SMK 52,53 4. Merencanakan studi
lanjut
54, 55, 56
5. SMK memfasilitasi siswa dengan keahlian
57, 58, 59, 60, 61
Variabel Aspek yang
diukur Indikator No. Item
Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan
ke SMK (Y)
1. Pilihan atas dasar logika pertimbangan
1. Latar belakang kemantapan keputusan melanjutkan ke studi ke SMK
62, 63, 64, 65, 66,
2. Identifikasi alternatif keputusan
2. Kemantapan studi lanjut
67, 68, 69
3. Kemantapan keputusan karir
70, 71, 72, 73, 74
3. Tujuan pengambilan keputusan
4. Tujuan
kemantapan studi lanjut ke SMK
75, 76, 77, 78, 79,
4. Pengambilan Keputusan
5. Kemantapan ke SMK
80, 81, 82, 83, 84
6. Siswa mantap memilih SMK sebagai sekolah lanjut setelah SMP
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Coba Instrumen
Item instrumen penelitian sebelum digunakan pada subjek penelitian yang
sebenarnya, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan
terlebih dahulu. Mengenai perlunya uji coba, Sutrisno Hadi (1995:166)
menjelaskan tujuan diadakannya uji coba alat ukur adalah
1) Untuk memperoleh keyakinan tentang alat ukur
2) Untuk menentukan alokasi waktu yang paling layak
3) Untuk menemukan kelemahan – kelemahan dalam petunjuk atau administrasi.
Uji coba item instrumen penelitian dilakukan dua macam, yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah
item-item pada kuesioner benar-banar mampu mengungkapkan dengan pasti
apa yang akan diteliti. Cara yang dilakukan dengan analisis item, setiap nilai
total seluruh butir pernyataan untuk satu variabel dengan menggunakan rumus
Korelasi Product Moment, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk
mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau alat ukur
tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada
waktu yang berbeda. Uji coba dilaksanakan tanggal 18 Mei 2013 dengan
menggunakan sampel sebanyak 28 siswa.
Data yang telah diperoleh pada saat uji coba kemudian dianalisis
untuk mengetahui kualitas dari alat ukur tersebut. Hasil pengujian validitas
untuk variabel Bimbingan Karir (X1), Persepsi tentang Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan (X2), dan Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) digunakan
bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 19 for windows dan microsoft excel.
a. Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment
Suryati, 2013
Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seharusnya di ukur. “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriteria” (Suharsimi Arikunto, 2007:69).
Uji Validitas angket dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment (Pearson), yaitu:
2 2
2 2
) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba
X = skor tiap item
Y = skor seluruh item responden uji coba
Uji signifikansi terhadap validitas dilakukan dengan menggunakan uji-t,
yaitu : ) 1 ( ) 2 ( 2 xy xy hit r n r t
dengan kriteria : Jika thitung > ttabel (alpha=5%, derajat kebebasa = n-2), maka
butir item valid dan signifikan.
1) Hasil Uji Validitas Instrumen Bimbingan Karir (X1)