• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA PEMBELAJARAN KUALITAS AIR PADA SISWA KELAS XF SMK SPP NEGERI TANJUNGSARI SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA PEMBELAJARAN KUALITAS AIR PADA SISWA KELAS XF SMK SPP NEGERI TANJUNGSARI SUMEDANG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA

PEMBELAJARAN KUALITAS AIR PADA SISWA KELAS XE

SMK SPP NEGERI TANJUNGSARI SUMEDANG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Persyaratan memperoleh gelar S1

di Program Studi PendidikanTeknologi Agroindustri

Bidang KonsentrasiTeknologi Perikanan

Oleh

Sabinus Satrio Jajong 0811779

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROIDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

ABSTRAK

.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada Pembelajaran Kualitas Air Pada Siswa Kelas XF SMK

SPP Negeri Tanjungsari Sumedang

Sabinus Satrio Jajong 0811779

Dalam proses pembelajaran, guru harus dapat melakukan pembelajaran inovatif yang menekankan pada keaktifan siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini, dipilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dapat melatih siswa untuk memahami pelajaran secara mendalam melalui sistem kerja sama diskusi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pemahaman belajar siswa kelas XF SMK PPN Tanjungsari pada mata pelajaran pengelolaan kualitas air. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XF SMK PPN Tanjungsari tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 1 kelas, kemudian diadakan pengambilan sampel dengan teknik purposive sample, yaitu dibagi 2 kelompok siswa atas dasar hasil pre tes yang sama.. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini telah diuji cobakan yaitu berupa 20 butir soal pilihan ganda. Proses pembelajaran kedua kelompok ini dikenai perlakuan yang berbeda, proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ceramah . Proses pembelajaran ini berakhir dengan pemberian tes hasil belajar pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan proses pembelajaran jigsaw dengan ceramah terletak pada siklusnya. Jigsaw mempunyai empat siklus yaitu membaca, diskusi kelompok ahli, laporan tim dan tes, Penelitian juga menghasilkan preatasi belajar yang berbeda dan dinyatakan prestasi belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik (nilai rata-rata 85,40) dari pada prestasi belajar siswa kelompok kontrol (nilai rata-rata 79,10). Nilai tes belajar materi pengelolaan kualitas air dari analisis data menggunakan N gain dimana kelas kontaol mendapat 70,62 sedangkan kelas eksperimen 80,31 maka dinyatakan bahwa bahwa pembelajaran pengelolaan kualitas air dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ceramah. Ini berarti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh positif terhadap pemahaman belajar. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw memperoleh hasil yang lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran ceramah kelas. Disarankan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan dalam pembelajaran pengelolaan kualitas air di sekolah.

(3)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah... 5

1.7. Penjelasan Judul Penelitian ... 8

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Pembelajaran Kooperatif ... 9

2.2 Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Rancangan Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitan ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

(4)

3.3 Variabel Penelitian ... 33

3.3.1 Variabel Bebas ... 34

3.3.2 Variabel Terikat ... 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.4.1 Metode Observasi ... 35

3.4.2 Metode Dokumentasi ... 36

3.4.3 Metode Tes ... 36

3.5 Metode Analisis Data ... 37

3.5.1 Analisis Instrumen Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian……….43

4.1.1 Persiapan penelitia…………. ... 43

4.1.2 Pelaksanaan penelitian………… ... .43

4.2 Deskripsi Data...46

4.2.1 Proses Pelaksanaan Pretest...47

4.2.2 Kegiatan Belajar Kelas control……….47

4.2.3 Kegiatan Belajar Eksperimen…………. ... 47

4.2.4 Proses Pelaksanaan Posttest……….. . .48

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 32

Tabel3.2. Nilai Gain ...42

Tabel 4.1. Hasil Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...49

Tabel 4.2. Hasil Data Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...50

Tabel 4.3. Nilai Normal Gain Kelas Kontrol ...52

Tabel 4.4. Hasil Normal Kelas Eksperimen ...53

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ...55

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ...56

Tabel 4.7. Uji-t Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...57

Tabel 4.8. Uji-t Data Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...58

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

(9)

konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

(10)

berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.

Pembelajaran kooperatif terutama tipe Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Keberhasilan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh komponen-komponen pilar pendidikan yang meliputi motivasi belajar siswa, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.

Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

(11)

model pembelajaran yang menurut keefektifan seluruh siswa, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif mencerminkan ketrampilan sosial, mengembangkan sikap demokrasi secara bersamaan juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka (Lie : 2002 : 11).

Beberapa ahli menyatakan bahwa model kooperatif Jigsaw unggul dalam memahami konsep-konsep sulit, bekerjasama dalam belajar serta mampu menambah kemampuan dan membantu siswa dalam belajar (Susanto dalam http://ipotes.wordpress.com. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jjigsaw).

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk mengetahui sejauh mana masalah yang akan diteliti agar lebih terarah. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru (Teacher Center) dituntut pelaksaan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada

siswa (Student Center)

(12)

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapksan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada hal-hal sebagai berikut:

1. Sejauh mana pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh positif terhadap pemahaman siswa kelas XF di SMK PPN Tanjungsari pada mata pelajaran Pengelolaan Kualitas Air?.

2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa, banyak sekali metode pembelajaran, maka apakah model pembelajaran kooperatif Jigsaw mampu meningkatan aktivitas belajar siswa dan motivasi dalam mempelajari kualitas air?

3. Sejauh mana manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pembelajaran kualitas air?

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini dirumuskan adalah

1. Bagaimana prestasi belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata diklat pengelolaan kualitas air Program Keahlian Agribisnis Perikanan

(13)

3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional pada mata diklat pengelolaan kualitas air Program Keahlian Agribisnis Perikanan

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,penelitian ini bertujuan :

(1) Untuk mendeskripsikan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pemahaman belajar siswa kelas XF SMK SPP Tanjungsari pada mata pelajaran Pengelolaan Kualitas.

(2) Untuk mencari perbedaan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran kualiatas air yang dicapai oleh siswa kelas XF di SMK PPN Tanjungsari pada mata pelajaran Pengelolaan Kualitas yang menggunakan pembelajaran tipe Jigsaw

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

(14)

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam hubungannya dengan aktivitas belajar siswa.

1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1. Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan

2. Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok itu cukup dikerjakan oleh satu atau dua orang saja

3. Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif

4. Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok b. Bagi Guru

1. Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar 2. Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar

siswa c. Bagi Sekolah

Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.

1.7. Penjelasan Judul Penelitian

(15)

1.7.1 Pembelajaran

1) Pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yangdilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswaberubah ke arah lebih baik (Darsono 2000 : 24).

2) Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadapkemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yangberagam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didikserta antara peserta didik dengan peserta didik (Suyitno, 2004: 4).

Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atauanak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

1.7.2 Pembelajaran Kooperatif

1) Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) adalah suatu sikap atauperilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalamstruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari duaorang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi olehketerlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Solihatin, 2008:4).

(16)

yang bermuatan akademik (Nur, 1996). Pembelajaran kooperatif adalah pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

1.7.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1) Jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang terdiridari tim-tim heterogen beranggotakan 4 sampai 5 orang, materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dalam bentuk teks, setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu, dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lain (Budiningrat, 1998 : 29).

2) Jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif

(17)

kelompok mendapat tagihan laporan diskusi kelompok dan dipresentasikan di depan kelas.

1.7.4 Prestasi belajar

1) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Poerwanto 1996:28 dalam http://wordpress.com).

2) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuanseseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyai (Winkel, 1996:162 dalam http://wordpress.com). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai

siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas ataupun kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

(18)
(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PPN Tanjungsari dan dilaksanakan pada tanggal 08 0ktober sd 22 oktober 2012.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan menyelidiki suatu kelompok yang diberikan perlakuan. Perlakuan eksperimen ini, peneliti membagi menjadi dua grup yaitu treatmen dan grup kontrol (Sukardi, 2003). Dalam penelitian ini, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3.3 Desain Penelitian

(20)

Tabel 3.1. Control group pre test-post test

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen

X1 = Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw X2 = Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1.Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010:173). Dari pengertian tersebut populasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XF SMK PPN Tanjungsari

3.4.2. Sampel

(21)

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel Y).Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan penjelasan di atas, variabel dari penelitian adalah sebagai berikut

ini.

a. Variabel bebas (X) :Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw b.Variabel terikat (Y) : Hasil Belajar Siswa

Untuk lebih jelasnya tentang variabel penelitian yang disajikan dalam sebuah bagan yang menyatakan hubungan antara variabel X dan variabel Y, sebagai berikut:

3.6 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, secara umum paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

(Variabel bebas)

(22)

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen peneliti berarti alat yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan yang mengumpulkan data atau informasi agar kegiatan tersebut menjadi mudah dan sitematis. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan lembar observasi.

(23)

1. Tes

Instrumen tes dalam penelitian in berupa tes tertulis yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa kemampuan kognitif, yang dilakukan pada awal (pre test) dan akhir (posttest). Peneliti mengggunakan soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencangkup materi yang diajarkan kepada siswa kelas XF pengelolaan kualitas air. Sebelum dilakukan uji coba kepada siswa, terlebih dahulu dilakukan seragkaian analisis berupa lembar judgment oleh guru prouktif pengelolaan kualitas air. Instrumen tes diuji cobakan kepada siswa kelas XF SMK PPN Tanjungsari. Setelah data hasil uji coba diperoleh kemudian setiap butir soal dianalisis. Dalam mengolah data hasil ujicoba instrumen, peneliti menggunakan rumus.

a. Uji tingkat kesukaran

Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran . Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini.

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes

(24)

Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Uji daya beda dapat dilihat pada Lampiran. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus.

Pb

Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = bayaknya peserta kelompok bawah

Ba = bayaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar

(25)

Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2012:228)

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda Soal Rentang

Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan menagmati guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan skenario kegiatan pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat oleh peneliti.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

(26)

test) dan hasil belajar siswa (post test). Tes pda penelitian ini berupa tes

pilihan ganda yang memuat beberapa pertanyaan mengenai materi kompetensi dasar pengelolaan kualitas air. Adapun data pendukung dalam penelitian ini yaitu lembar observasi yang bertujuan untuk memantau aktivitas kegiatan siswa selama proses pembelajaran berbasis produksi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

3.9 Analisis Data

3.9.1.Pengolahan Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil tes dan observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Menghitung rentang kelasMenghitung banyaknya kelas b. Menghitung panjang kelas

c. Membuat tabel distribusi d. Mencari rata-rata kelas e. Mencari Median f. Mencari modus

g. Mencari standar deviasi

(Sudjana, 1984:66)

3.9.2. Uji Normalitas

(27)

Dengan dk = K-3 = 0,05

(Sudjana, 1984:270)

Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

a. Jika X²hitung≤X²tabel, maka data berdistribusi normal b. Jika X²hitung > X²tabel, maka data tidak berdistribusi normal

3.9.3.Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varian yang sama atau penguasaan yang homogen. Rumus yang digunakan adalah:

Dimana:

Vb = varians (Sd) yang lebih besar Vk = varians (Sd) yang lebih kecil

(28)

Kriteria pengujian nilai homogenitas adalah sebagai berikut: a. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka data berdistribusi normal

b. Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak berdistribusi normal

3.9.4. Uji Hipotesis

Bila hasil test yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

Dimana :

X1= Mean sampel kelompok eksperimen X2= Mean sampel kelompok kontrol dsg= Nilai deviasi standar gabungan

n1= Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2= Jumlah anggota sampel kelas kontrol

(Arikunto, 2008:56)

3.9.5. Nilai Normal Gain

Gain adalah antara selisih anatara nilai pre test dan nilai post test. Uji normal gain menurut Meltzer yaitu:

(29)

dengan kategori perolehan: g tinggi : nilai (g) ≥0,70

g sedang : nilai(g) 0,30≥ (g) < 0,70 g rendah : nilai (g) < 0,30

3.9.6.Hasil Observasi

Data hasil observasi akan dianalisis secara deskriftif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas selama diberi perlakuan dan kontrol, yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Dimana : P = Presentase F = Frekuensi data

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pengelolaan kualitas air pada kelas eksperimen yang menerapkan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdasarkan hasil analisis menunjukan interpretasi berada pada kategori “tinggi”

2. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pengelolan kualitas air pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional, berdasarkan hasil analisis menunjukan interpretasi berada pada kategori “sedang”.

3. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperati tipe jigsaw dengan kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Dimana pada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperati tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pengolahan kualitas air.

(31)

5.2 Saran

1 Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai alternative pembelajaran pengelolan kualitas air di kelas.

2 Guru sebagai pendidik diharapkan mampu menjalankan peranan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator bagi siswa sehingga keaktifan siswadapat terbangun.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. 2001. Perencanaan Pengajaran (Bahan Perkuliahan). Bandung: UPT PPL IKIP Bandung.

Andayani, Sulistrini. 2007. Pembelajaran Kooperatif. http:// Triningsih. Blogspot. Com.

Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka cipta.

Arends, Richardl. 1997. Classroom bInstructional Management. New York: The Mc graw-Hill Company.

Baharuddin . 2008. TeoriI Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruz Media.

Budiningarti, Hermin. 1998. Pengembangan Strategi pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Fisika di SMU (tesis). Surabaya: IKIP Surabaya.

Budiningsih, C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Komunikasi.UPT. Universitas Muhammadiyah Malang.

http:// akhmadsudrajat.wordpress.com. Model IPS Terpadu SMP.

http:// akhmadsudrajat.wordpress.com. Teori-teori Belajar.

http://ipotes.wordpress.com.Pembelajaran Kooperatif Tipe Jjigsaw.

(33)

Isjoni, dkk. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Jakarta: Pustaka Pelajar. Kasmadi, Nartono. 2001. Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan

Model-model Pengejaran. Semarang: Prima Nugraha.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, E 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jawa Timur : DEPDIKNAS.

Nur, M. 1996. Pengembangan Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya : IKIP Surabaya.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : Grasindo

Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. UNNES Press.

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Control group pre test-post test
Gambar 2.Paradigma Penelitian
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, data yang ada belum dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam kegiatan budidaya, seperti periode pemijahan alaminya, tingkat mortalitas larva

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang diterapkan oleh pejabat struktural yang di dalam struktur organisasi Puskesmas Christina Martha Tiahahu menggunakan

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pasca Kualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Tol Pada Ruas Jalan Tol Jakarta -

[r]

Information regarding submission of the coursework assignment outline has been updated on page 21. Please see the Cambridge Handbook for

In the present of anhydrous calcium chloride / low humidity, the rate of transpiration / water loss / evaporation of water by leafy shoot / water absorps by roots is higher compare

Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb.. Upah langsung untuk

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak alga coklat ( Sargassum sp ) 2% dalam pelembab pada kulit kering. Tujuan : Menganalisa efektivitas