• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ISO 9001 TERHADAP KUALITAS PRODUK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STANDAR ISO 9001 TERHADAP KUALITAS PRODUK."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ISO 9001 TERHADAP KUALITAS PRODUK

(Studi Kasus Pada PT Trisula Textile Industries )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

Disusun Oleh

Arip Kurniawan

0707640

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Pengaruh

Penerapan Standar ISO 9001 terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus pada

PT Trisula Textile Industries) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2012

Yang Membuat Pernyataan,

(3)

Atasan selalu bilang GO!

Tetapi Pemimpin selalu bilang

Let’s GO!

Skripsi ini didedikasikan untuk:

(alm)Bapakku tercinta, semoga Beliau diberikan tempat

terbaik di sisi-Nya,

Mamahku tercinta, dan Kakakku tersayang semoga Allah

selalu memberikan kesahatan dan kebahagiaan,

(4)

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa kita

panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah, skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar

ISO 9001 terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus pada PT Trisula Textile

Industries)” telah terselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi. Penulis membuat skripsi ini dengan usaha yang terbaiknya,

tinggi harapan penulis atas saran yang diberikan, karena mungkin masih banyak

terdapat kekurangan dalam penulisan ini.

Penulis berharap semoga skripsi yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan

Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

kita semua, Amin.

Bandung, November 2012

Penulis,

(5)

Alhamdulillah puji beserta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada Rasullulah SAW beserta

keluarganya.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini, tidak semata-mata terselesaikan atas

usaha dan kerja keras penulis sendiri, akan tetapi turut pula didukung oleh bantuan

dari berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis.

3. Ibu Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak.,MBA, selaku Ketua Prodi Manajemen.

4. Bapak Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM selaku pembimbing I yang telah

bersabar dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.

5. Ibu Rofi Rofaida, SP. M.Si. selaku pembimbing II yang telah bersabar dalam

memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.

6. Staf Dosen Program Studi Manajemen dan Staf Dosen Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia atas ilmu yang telah

(6)

Dadi Sampurno di bagian Quality Assurance PT Trisula Textile Industries

selaku mentor sekaligus penasehat penulis dari sudut pandang praktisi yang

selama meneliti di perusahaan telah memberikan, masukan, dan

bimbingannya.

8. Bapak (Alm) dan Mamah serta Kakakku Adang Hermawan, S.H. tercinta

yang telah memberikan semangat dan selalu memberikan do’a, dukungan

dan pengorbanan yang sangat tidak ternilai harganya kepada merekalah

skripsi ini didedikasikan.

9. Keluarga besarku Kakek (Alm) dan Nenek serta Mang Cipto, Tante Suji,

Bibi Nur, Mang Wardi, Tante Ade, Mang Seno, Tante Ari, Bibi Tini, Mang

Gio, dan Tante Evi serta adik-adik sepupuku, Wisnu, Ciputra, Kevin, Hanny,

Kiki, Keiko, Irham, dan Cata yang memberikan dukungan baik moril

maupun materil hingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

10.Sahabat-sahabat terbaikku, Apriyadi, Ari Wibowo Budi Santoso, Asep

Sofyan, Ferri Ferdiansyah, Ginanjar Eka Nugraha, M. Yanuar, Rian Hidayat,

Rudi Hermawan, M. Rizal, Sondi Heru Diyana, Tata Supriyatna, dan Tedja

Ipansah yang selalu ada baik suka maupun duka dan telah memberi arti baru

apa itu persahabatan. Semoga kebersamaan, dan kekeluargaan selama lima

tahun terakhir ini tidak akan hilang dan tetap selamanya.

11.Teman-Teman Manajemen UPI 2007, Ulfa, Neneng, Dwisani, Suci, Yuneu,

(7)

penulis.

12.Seluruh Teman-Teman Manajemen UPI 2007 yang tidak disebutkan satu

persatu.

13.Keluarga besar Serius&Fun Futsal 2007, Reza, Faisal, Teguh, Dicki, Wanda,

Arief, Azhari, Fatwa, Arif, Zaki, Aresta, Ridwan, Chandra, Bagus,

Andriyatma, Raninto, dan Tendi.

14.Tim Keme Futsal di Management Futsal League (MFL) 2012-2013, Imong,

Bokir, Agus, Bernard, dan Ginanjar.

15.Keluarga besar Sosial Satu (Scleno), Agung, Bily, Rhino, Hamzah, Eri,

Chandra, Romi, Dani, Gelar, Andriyana, Anggi, Decky, Resa (Echa), serta

teman-teman satu kelas lainnya atas kebersamaan dan kehangatannya hingga

kini yang masih penulis rasakan sejak SMA dulu.

16.Seluruh awak KRD jurusan Rancaekek-Bandung PP dari kondektur,

PolsusKA, hingga Pedagang asongan serta seluruh awak Damri jurusan

Leuwi panjang-Ledeng dan para pengamennya yang telah memberi inspirasi

dan pelajaran kepada penulis tentang kehidupan.

Semoga semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan yang berlipat dari Allah SWT. Amin.

Bandung, November 2012 Penulis

(8)

Arip Kurniwan (0707640),“Pengaruh Penerapan Standar ISO 9001 terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus pada PT Trisula Textile Industries)”, dibawah bimbingan Dr. Chairul Furqon, S.Sos.,MM, dan Rofi Rofaida, S.P., M.Si.

Permasalahan yang melatarbelakangi dalam penelitian ini adalah rendahnya kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries yang ditandai dengan tingginya produk cacat pada perusahaan. Permasalahan seperti ini jika tidak segera ditangani maka akan menjadi penghalang bagi tercapainya tujuan PT Trisula Textile Industries. Permasalahan seperti ini dapat diatasi dengan menerapkan standar ISO 9001 secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan. Dengan demikian yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah standar ISO 9001 serta variabel terikat adalah kualitas produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan standar ISO 9001 dan gambaran kualitas produk serta pengaruhnya antara penerapan standar ISO 9001 dan kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, dengan metode penelitian survey explanatory. Ukuran sampel berjumlah 69 responden. Data yang digunakan berupa data ordinal dan interval. Teknik analisis data menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis menggunakan uji F-test untuk melihat pengaruh secara simultan dan uji t-test untuk melihat pengaruh secara parsial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar ISO 9001 berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries. Besarnya hubungan antara standar ISO 9001 dengan kualitas produk sebesar 0,459, artinya terdapat hubungan yang sedang antara penerapan standar ISO 9001 dengan kualitas produk. Hasil perhitungan analisis regresi sederhana didapat persamaan Y = 16,493 + 0,183X dan koefisien determinasi (r square) sebesar 21,1% artinya kualitas produk dipengaruhi penerapan standar ISO 9001 sebesar 21,1% sedangkan sisanya sebesar 78,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis, seperti persediaan, desain barang dan jasa, perencanaan proses dan kapasitas produksi, material requirement

planning, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya PT Trisula Textile Industries harus berupaya lebih keras dalam melakukan pendekatan proses khususnya dalam melakukan inspeksi/pengawasan pada saat proses produksi dan langkah-langkah yang menuju tanpa kesalahan (zero defect) harus lebih dioptimalkan. Diantaranya, dengan melakukan pengecekan secara intensif mengenai jenis kain yang akan dipakai, kesiapan mesin produksi, hingga output kain jadi yang harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.

(9)

Arip Kurniawan (0707640),”The Influence of ISO 9001 Standard Implementation towards Product Quality (Case Study at PT Trisula Textile

Industries)”, under the guidance of Dr. Chairul Furqon, S.Sos.,MM, dan Rofi Rofaida, S.P., M.Si.

The problem examined in this study is low product quality at PT Trisula Textile Industries which marked by increase failed product in company. This issue if not treated immediately will be an obstacle to the achievement of PT Trisula Textile Industries. These problem can be solved by implementing ISO 9001 standard overall so increase product quality. The independent variable in this research is ISO 9001 standard and the dependent variable is product quality. The purpose in this research are to find description of implementing ISO 9001 standard and description of product quality and influence of implementing ISO 9001 standard and product quality at PT Trisula Textile Industries.

The type in this research is descriptive and verificative, with survey explanatory method. The sample size amounted to 69 respondents. The data used in the form of ordinal and interval of data. Data analysis technical used the pearson product moment correlation coefficient and simple regression analysis. Hypothesis testing using the test F-test to see and test the simultaneous effect of t-test to see the effect partially.

The results showed that implementing ISO 9001 standard significantly influence product quality at PT Trisula Textile Industries. The magnitude of correlation of implementing ISO 9001 standard with product quality is 0,459, which means that there is medium correlation between implementing ISO 9001 standard with product quality. The result of simple regression analysis is equation Y = 16,493 + 0,183X and coefficient of determination (r square) is 21,1% its means that product quality influenced by 21,1% implementing ISO 9001 standard, while the rest of 73,9% is influence by other factors which is not researched by the writer, such as inventory, product and service design, planning process and production capacity, material requirement planning, and so on.

Based on these results, we recommended PT Trisula Textile Industries should make greater efforts in approaching the process especially inspections/monitoring during the production process and effort that led to zero defect should be further optimized. Among them, the intensive checks on the type of fabric that will be used, the readiness of machines and manufacturing to finished fabrics output should conform to the standards set.

(10)

ABSTRAK ... i

ABSTRACK... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 14

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 15

1.4Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 16

2.1Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Standar ... 16

2.1.1.1 Pengertian Standar ... 16

2.1.1.2 Tujuan standardisasi ... 17

2.1.1.3 Manfaat standardisasi ... 21

2.1.1.4 Jenis-jenis Standar ... 26

2.1.2 ISO ... 33

(11)

2.1.2.3 Dasar Persyaratan Manajemen ... 41

2.1.2.4 Dasar Persyaratan Jaminan ... 42

2.1.2.5 Sistem Manajemen Kualitas ... 43

2.1.2.6 Manfaat Penerapan ISO 9001 ... 47

2.1.3 Kualitas ... 48

2.1.3.1 Pengertian Kualitas ... 48

2.1.3.2 Perencanaan Kualitas ... 53

2.1.3.3 Kontrol Kualitas ... 59

2.1.3.4 Perbaikan Kualitas ... 61

2.1.3.5 Kualitas Produk ... 62

2.1.3.6 Quality Parameter . ... 63

2.1.4 Pengaruh Penerapan Standar Kualitas ISO 9001 terhadap Perbaikan Proses Produksi ... 64

2.2 Kerangka Pemikiran ... 65

2.3 Hipotesis ... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 70

3.1Objek Penelitian ... 70

3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 70

3.2.1 Metode Penelitian ... 70

3.2.2 Desain Penelitian ... 72

(12)

3.4.1 Sumber Data ... 74

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 75

3.5 Populasi, Sample, dan Teknik Penarikan Sampel ... 77

3.5.1 Populasi ... 77

3.5.2 Sampel ... 78

3.5.3Teknik penarikan Sampel ... 79

3.6 Uji Instrumen ... 80

3.6.1 Uji Validitas ... 80

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 82

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 84

3.7.1 Rancangan Analisis ... 84

3.7.2 Uji Hipotesis... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 93

4.1. Hasil Penelitian ... 93

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 93

4.1.1.1. Profil PT Trisula Textile Industries ... 93

4.1.1.2. Visi, Misi, Budaya, dan Logo Perusahaan ... 96

4.1.1.3. Struktur Organisasi... 97

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden ... 98

4.1.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 98

(13)

Terakhir ... 100

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdsasarkan Masa Kerja ... 102

4.1.3. Deskripsi Umum Variabel Peneletian ... 103

4.1.3.1 Gambaran Umum Variabel Penerapan Standar ISO 9001 ... 103

4.1.3.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Penerapan Standar ISO 9001 ... 120

4.1.3.3 Gambaran Umum Variabel Kualitas Produk ... 124

4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kualitas Produk ... 133

4.1.4. Hasil Pengujian Statistik ... 137

4.1.4.1 Uji Asumsi Normalitas ... 137

4.1.4.2 Uji Asumsi Linieritas ... 138

4.1.4.3 Uji Asumsi Heteroskadastisitas... 139

4.1.4.4 Koefisien Korelasi ... 139

4.1.4.5 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 140

4.1.4.6 Uji F Statistik (Uji Hipotesisi Simultan) ... 142

4.1.4.7 Uji t Statistik (Uji Hipotesis Parsial) ... 143

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 144

4.2.1 Penerapan Standar ISO 9001 pada PT Trisula Textile Industries ... 144

4.2.2 Kualitas Produk pada PT Trisula Textile Industries ... 148

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 154

5.1 Kesimpulan ... 154

5.2 Saran-saran ... 155

(15)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Persaingan industri secara global mengalami perubahan yang cukup cepat.

Salah satu bentuk persaingan global yang dimaksud salah satunya adalah

implementasi perjanjian perdagangan bebas multilateral ASEAN-China Free

Trade Agreement (ACFTA) yang mulai diberlakukan awal 2010. Kondisi ini

ibarat pisau bermata dua, pada satu sisi berpeluang untuk mendatangkan

keuntungan yang berlipat bagi perekonomian bangsa, tetapi di sisi lain

memberikan ancaman bagi perindustrian lokal yang akan menjalani persaingan

dengan produk-produk impor.

Seperti yang dilansir oleh majalah Media Industri pada edisi Januari 2011,

kondisi PBD Ekonomi berbanding dengan PDB Industri non migas Indonesia

sejak tahun 1997-2010 mengalami grafik yang relatif naik. Grafik pertumbuhan

PDB Indonesia bisa dilihat dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia.

(16)

Data dari BPS dan Kemenperin menunjukkan beberapa sektor industri mengalami

kondisi yang fluktuatif, terutama pada tahun 2008 dimana terjadi resesi ekonomi

dunia dan 2010 pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas multilateral

ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) seperti digambarkan pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Industri 2005-2010.

(Sumber: BPS, Kemenperin diolah)

Dari data tersebut didapat sektor yang paling fluktuatif berada pada sektor

industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki dimana pertumbuhan indutri hanya

pada kisaran tidak lebih dari 2% dan selebihnya mengalami minus 3,68% dan

3,64% pada tahun 2008 dan 2009.

Pada dasarnya, Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah

satu industri andalan Indonesia yang terus memberi kontribusi terhadap devisa

negara. Dalam satu dekade belakangan ini, ekspor Indonesia pada produk-produk

yang dihasilkan oleh industri TPT ini dari tahun ke tahun menunjukkan angka

yang meningkat. Tahun 2002 tercatat ekspor TPT mencapai US$ 6,88 milyar,

(17)

meningkat mencapai US$ 7,64 milyar di tahun 2004, US$ 8,6 milyar tahun 2005,

US$ 9,45 milyar tahun 2006 dan US$ 10, 06 milyar pada tahun 2007. Tahun 2008

kembali ekspor TPT Indonesia meningkat mencapai US$ 10,4 milyar.

Pasar tujuan ekspor industri TPT nasional adalah Amerika Serikat yang sejak

tahun 2003 nilainya lebih dari US$ 2,3 milyar bahkan di tahun 2007 mencapai

US$ 4,3 milyar. Amerika Serikat merupakan pasar komoditi TPT terbesar dunia,

dan sejauh ini ekspornya masih didominasi oleh China yang nilai ekspornya lebih

dari US$ 27 milyar di tahun 2007. Setelah Amerika Serikat, pasar ekspor TPT

terbesar Indonesia adalah Uni Eropa, yang nilainya mencapai rata-rata di atas US$

1,5 milyar dalam kurun wakti 2002 hingga 2007. Bahkan, di tahun 2004 nilai

ekspor TPT Indonesia mencapai US$ 2,2 milyar. Jepang merupakan pasar terbesar

ketiga ekspor TPT Indonesia dengan nilai ekspor rata-rata di atas US$ 350 juta

sejak tahun 2003-2007. Dengan catatan ekspor yang besar tersebut, Indonesia

masuk sepuluh besar pengekspor TPT peringkat atas dunia.

Seiring dengan melesunya perekonomian dunia akibat krisis property Amerika

Serikat (subprime mortgage), ekspor TPT Indonesia mengalami penurunan pada

tahun 2009. Nilai ekspor tersebut hanya mencapai US$ 9,4 milyar atau turun

sebesar 9,9 persen dibandingkan dengan angka eskpor tahun 2008. Memasuki

tahun 2010, industri TPT Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius.

Bea masuk 0% dari China berdasarkan perjanjian CAFTA yang telah

ditandatangani tahun 2005, mau tidak mau akan memberikan dampak serius bagi

pasar domestik. Impor TPT China ke Indonesia mengalami lonjakan besar dari

(18)

Lonjakan ini membuktikan bahwa sebelum pemberlakuan CAFTA produk TPT

China sudah sangat kompetitif. Faktor pendukung utama daya saing produk TPT

China adalah insentif pemerintah mereka dalam bentuk fasilitas subsidi pajak

yang sejak tahun 2009 ditingkatkan menjadi sebesar 16% untuk industri TPT.

Tingkat daya saing TPT China akan lebih kuat lagi dengan adanya penghapusan

tarif bea masuk dari 5% menjadi 0% di tahun 2010 pada saat pemberlakuan

CAFTA. Diperkirakan industri TPT nasional yang berorientasi pada pasar

domestik, yang umumnya terdiri dari industri TPT menengah dan kecil, akan

mendapat tekanan berat dalam bersaing dengan produk TPT China di tingkat

pasar dalam negeri seperti yang diperihatkan pada tabel 1.3.

Tabel 1.3 produksi Industri TPT nasional.

(Sumber: SNI penguat daya saing bangsa Bab V)

Kendati memberi kontribusi devisa yang sangat berarti bagi neraca

perdagangan Indonesia, sektor ini justru terseok-seok dalam memasok kebutuhan

TPT dalam negeri. Dari catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), arus impor

produk TPT terus menanjak dari tahun ke tahun. Impor TPT China di tahun 2006

mencapai US$ 262 juta. Lonjakan impor TPT dari China, terjadi di tahun 2008 di

(19)

dengan impor pada 2007 yang hanya mencapai US$ 348 juta. Pada tahun 2009,

impor meningkat lagi sebesar 11% menjadi US$ 1,144 milyar dibandingkan

dengan kondisi 2008. Tahun 2010, impor ini juga diperkirakan akan meningkat,

apalagi dengan adanya penghapusan tarif sejumlah produk TPT. Ketua Umum

API Ade Sudrajat memprediksi, pangsa tekstil impor asal China di 2010 mencapai

55%, sedangkan produk tekstil lokal hanya 45%. Kenaikan impor tekstil dari

China lebih terbuka sejak pemberlakuan perdagangan bebas Asean-China

(ACFTA). Pangsa pasar produk tekstil lokal menurun dari 67% pada 2009

menjadi hanya 45% pada 2010 (Duniaindustri, 10 Mei 2011).

Menurut artikel SNI penguat daya saing bangsa pada bab V disebutkan, bahwa

terkait dengan maraknya produk TPT impor ilegal yang beredar di pasar dalam

negeri, patut dilakukan pemantauan dan pengawasan yang ketat. Sekalipun telah

diberlakukan penghapusan tarif bea masuk atas produk-produk di sektor industri

TPT, namun belum seluruh produk di sektor TPT terkena tarif bea masuk (BM)

0%.

Beberapa produk garmen, misalnya, masih dikenakan tarif bea masuk sekitar

15 persen di tahun 2010 ini dan baru akan dihapuskan secara bertahap pada 2012

dan 2015. Produk-produk yang masih dikenakan tarif bea masuk ini berpotensi

diimpor secara ilegal. Produk TPT impor ilegal yang masuk tercatat sangat besar

mencapai US$ 2,4189 milyar di tahun 2009 dan pada tahun 2010 ini diperkirakan

naik menjadi US$ 7,56 miliar. Untuk itu, diperlukan pemantauan dan pengawasan

(20)

agar tidak diselundupkan secara ilegal bersama-sama dengan produk-produk TPT

yang telah dihapuskan tarif bea masuknya melalui pemberlakuan CAFTA.

Menurut artikel economic review No. 209 September 2007 menyebutkan,

kinerja ekspor industri TPT Indonesia sempat mengalami penurunan yang cukup

signifikan pada 2003. Namun demikian, sejak 2004 kinerjanya terus mengalami

kenaikan baik dari sisi volume maupun nilai ekspor. Bahkan volume maupun nilai

ekspor yang dicapai pada 2006 telah melampaui volume dan nilai ekspor pada

tahun 2000. Lebih dari separuh nilai ekspor dikontribusi oleh industri garmen

yang mencapai 55,7 persen (USD 5,27 juta), diikuti oleh industri pemintalan

sebesar 18,9 persen, dan industri pertenunan 15,6 persen. Sebagian besar negara

tujuan TPT Indonesia adalah AS, Uni Eropa, dan Jepang. Pada 2006, ekspor ke

AS mencapai 41,3 persen, Uni Eropa 16,5 persen, dan Jepang 3,7 persen. Bila

diperhatikan, terlihat bahwa kenaikan ekspor pada 2006 juga didorong oleh

kenaikan harga rata-rata produk TPT yang cukup signifikan dibanding tahun

sebelumnya yakni dari USD 4,76/kg pada 2005 menjadi USD 4,99/kg seperti

yang digambarakan tabel 1.5.

Tabel 1.5 Perkembangan ekspor TPT Indonesia.

(21)

Masalah lain yang timbul adalah Posisi dan daya saing tekstil Indonesia. Pada

tahun 2010, ekspor TPT Indonesia terbesar untuk pasar tekstil Amerika Serikat

dengan 36,9%, disusul ke negara Jepang 5,6%, kemudian Jerman dengan 5,3%.

Ini menunjukkan bahwa tujuan ekspor tekstil Indonesia masih untuk pasar AS

seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 ekspor TPT Indonesia tahun 2010. (Sumber: BPS)

Sejalan dengan permasalahan tersebut, para pelaku di industri tekstil

diharapkan mampu untuk menciptakan produksi yang tidak hanya efektif dan

efisien dalam proses produksinya tetapi juga dalam penciptaan produk yang

berkualitas. Menurut Joseph M. Juran (1999:26) dalam bukunya yang berjudul

Juran’s quality handbook fifth edition, menyatakan bahwa produk yang

berkualitas mempunyai arti bagian pada produk (features of products) yang

memenuhi kebutuhan pelanggan dan dan memberikan kepuasan pelanggan dan

bebas dari kekurangan (freedom from deficiencies) atau bebas dari kesalahan yang

membutuhkan pengerjaan berulang-ulang atau hasil yang didapat pada jenis

kegagalan, seperti ketidakpuasan pelanggan, tuntutan pelanggan, dan sebagainya.

Hal inilah yang dilakukan PT Trisula Textile Industries sebagai pelaku usaha

(22)

produk berkualitas tersebut. Menurut Edward Sallis (2005:17), kualitas sendiri

memliki dua konsep yaitu dari sudut pandang produk atau jasa serta dari sudut

pandang konsumen. Selain untuk efisiensi dan efektifitas produksi, kualitas juga

akan berdampak pada kesesuaian dengan spesifikasi konsumen dan penjualan. Ini

terlihat dari upaya yang dilakukan PT Trisulatex dalam memproduksi kain dengan

kualitas yang berpredikat A Grade. Dari data bagian Quality Assurance PT

Trisulatex seperti pada tabel 1.6, disebutkan bahwa dalam kurun waktu 2010 saja

perusahaan ini memproduksi rata-rata keseluruhan kain yang dimasukan ke dalam

gudang kain jadi (GKJ) sekitar 929.657,9 yard per bulan dengan penjualan

rata-rata 817.619,2 yard per bulan yang berpredikat A Grade.

Tabel 1.6 kualitas GKJ dan penjualan kain A Grade tahun 2010.

Bulan Turun ke GKJ Penjualan A Grade

Januari 749.213,80 702.553,12

Maret 636.572,00 617.577,00

April 984.980,00 807.508,77

Mei 977.468,00 851.080,15

Juni 1.037.425,00 802.686,71

Juli 903.899,50 704.907,83

Agustus 847.176,07 700.711,04

September 700.077,50 716.906,41

Oktober 917.874,00 846.268,64

November 889.565,00 811.306,33

Desember 929.299,00 602.777,72

Rata-rata produksi per bulan 929.657,9 yard 817.619,2 yard

(sumber:QA PT Trisulatex)

Produksi tertinggi kain terjadi di bulan Juni dengan produksi sebesar

1.037.425,00 yard serta penjualan kain dengan predikat A Grade tertinggi sebesar

(23)

Kualitas GKJ Tahun 2010

Gambar 1.2 kualitas GKJ dan penjualan kain A Grade tahun 2010. (sumber:QA PT Trisulatex)

Tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan produksi baik keseluruhan kain

yang masuk ke dalam gudang kain jadi (GKJ) maupun pada penjualan kain

berpredikat A Grade.

(24)

Rata-rata produksi per bulan keseluruhan kain yang masuk GKJ hanya sebesar

910.337,00 yard dan penjualan kain berpredikat A Grade turun menjadi

807.442,60 yard per bulannya. Produksi tertinggi kain terjadi pada bulan

desember dengan produksi sebesar 996.828,00 yard dan penjualan kain dengan

predikat A Grade tertinggi terjadi pada bulan mei dengan penjulan 891.271,68

yard. Untuk lebih lengkapnya lihat gambar 1.3 dan tabel 1.7.

Tabel 1.7 kualitas GKJ dan penjualan kain A Grade tahun 2011.

Bulan Turun ke GKJ Penjualan A Grade

Januari 757.318,00 820.352,67

Maret 957.261,00 882.470,85

April 941.948,00 680.507,30

Mei 928.555,00 891.271,68

Juni 835.991,00 803.711,37

Juli 773.522,00 662.421,34

Agustus 711.692,00 529.327,77

September 714.058,00 663.041,79

Oktober 847.205,00 755.921,41

November 886.982,00 751.510,57

Desember 996.828,00 786.777,60

Rata-rata produksi per bulan 910.337,00 yard 807.442,6 yard

(sumber: QA PT Trisulatex)

Selain itu, banyaknya produk cacat, tingginya harga bahan baku, bahan baku

yang tidak sesuai standar, serta produk yang di bawah standar selalu menjadi hal

yang sulit untuk diselesaikan. Gambar 1.4 dari data bagian Quality Assurance PT

Trisulatex menyebutkan fluktuatifnya jumlah produk cacat selama rentan waktu

2010 hingga 2011. Dari toleransi produk cacat sebesar 2,5% yang masuk kategori

kain C grade (baik dari 2,5% C- grade Dyeing Finishing dan 2,5% C- grade luar

Dyeing Finishing). Angka 2,5% merupakan standar PT Trisulatex dalam

memberikan predikat C grade pada keseluruhan produksi kain yang sudah

(25)

Gambar 1.4 produk cacat PT Trisulatex tahun 2010. (sumber: QA PT Trisulatex)

Dari data tersebut menunjukkan banyaknya produk cacat yang melebihi di atas

2,5%. Tahun 2010 menunjukkan produk cacat tertingi terjadi di bulan april

dengan C- grade Dyeing Finishing sebesar 7,45% dan di bulan juni dengan C-

grade luar Dyeing Finishing dengan 7%. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.8.

Tabel 1.8 produk cacat PT Trisulatex tahun 2010.

10/Jan

Begitu juga dengan yang terjadi pada tahun 2011, seperti terlihat pada gambar

1.5 dimana produk cacat lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Angka dengan

C- grade Dyeing Finishing sebesar 10,8% pada bulan September dan C- grade

luar Dyeing Finishing dengan 8% pada bulan November seperti pada tabel 1.9

(26)

Gambar 1.5 produk cacat PT Trisulatex tahun 2011. (sumber: QA PT Trisulatex)

Tabel 1.9 produk cacat PT Trisulatex tahun 2011.

toleransi dan berada di bawah standar (predikat C- grade). Menurut edward Sallis

(2005:17) terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan kualitas, yaitu

diantaranya kesesuaian dengan spesifikasi, keandalan, pengerjaan yang benar saat

pertama kali (right first time, every time), dan tanpa kesalahan (zero defect).

Dalam penciptaan produk berkualitas, jika produk cacat terus terjadi dalam jumlah

yang semakin meningkat tiap tahunnya tentu ada masalah yang cukup kompleks

dalam proses produksinya dan mendorong inefisiensi serta membengkaknya biaya

(27)

Sebenarnya produk cacat yang tinggi, produk di bawah standar, ataupun

inefisiensi dapat teratasi jika perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk

memuaskan para stakeholder yang berkaitan dengan penciptaan kualitas produk.

Salah satu langkah PT Trisulatex adalah dengan menerapkan standar manajemen

kualitas yang sudah sesuai dengan standar internasional, dalam hal ini adalah

standar ISO 9001. Menurut David Hoyle, terdapat delapan elemen di dalam

prinsip manajemen kualitas (2001:35), diantaranya adalah mengutamakan

pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan personel, pendekatan proses, pendekatan

sistem, perbaikan berkesinambungan, pengambilan keputusan berdasarkan fakta,

serta hubungan pemasok yang saling menguntungkan. Dalam perkembangannya,

standar ISO 9001 sendiri sudah mengalami banyak revisi hingga yang terakhir

versi 9001:2008.

Menurut Joseph M. Juran (1999:315) ada dua alasan mengapa perusahaan

menerapkan standar ISO 9001. yang pertama dari sisi internal terkait dengan

bagaimana menciptakan suatu proses produksi yang efektif dan efisien,

menghilangkan reworking, serta perbaikan berkelanjutan. Yang kedua dari sisi

eksternal terkait dengan globalisasi dimana setiap produk haruslah memiliki

standar yang diakui secara internasional agar produk tersebut dikatakan

berkualitas. Perusahaan yang sudah bersertifikat ISO ini diharapkan mampu

mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas produk tersebut

sehingga pada akhirnya dapat memiliki produk yang berdaya saing tinggi di

(28)

Berdasarkan hasil survey UNIDO yang bekerjasama dengan NORAD, ISO,

dan IAF dalam workshop yang berjudul Implementation of ISO 9001 Quality

Management System in Asia Development Countries: survey Covering System

Development, Certification, Accreditation, and Economic Benefits pada bulan

Januari 2011 menyebutkan bahwa dari 604 organisasi yang telah bersetifikat ISO

9001 sebanyak 36% alasan utama menerapkan ISO di organisasinya adalah untuk

perbaikan internal. Sebanyak 25% karena tekanan dari pelanggan, 18% karena

tujuan dari perusahaan atau top manajer, kemudahan akses untuk pasar

internasional sebanyak 14%, untuk kepentingan pemasan/public relation 3%,

untuk keunggulan bersaing 2% serta lain-lain 2% seperti pada gambar 1.9 berikut

ini.

Gambar 1.6 survei alasan utama menerapkan ISO 9001 tahun 2011. (sumber: workshop UNIDO 2011)

Hal ini menjadi indikasi bahwa Standar ISO 9001 merupakan salah satu

langkah bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang berkualitas.

Dari uraian masalah tersebut, penulis merasa perlu untuk mengadakan

penelitian dengan mengambil judul ”Pengaruh Penerapan Standar ISO 9001

(29)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran penerapan standar ISO 9001 pada PT Trisula Textile

Industries.

2. Bagaimana gambaran kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries.

3. Bagaimana pengaruh penerapan standar ISO 9001 terhadap kualitas produk.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran penerapan standar ISO 9001 pada PT Trisula Textile Industries.

2. Gambaran kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries.

3. Pengaruh penerapan standar ISO 9001 terhadap kualitas produk.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen operasional mengenai

penerapan standar ISO 9001 dan kualitas produk.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan

terutama dalam cara penciptaan kualitas produk melalui penerapan standar

ISO 9001 serta untuk penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan

(30)

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti antara lain

variabel X yaitu penerapan standar ISO 9001 sebagai variabel independen dan

variabel Y yaitu kualitas produk sebagai variabel dependen. Adapun mengenai

siapa/apa unit yang akan diteliti, dimana tempat penelitiannya dan kapan waktu

penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Unit yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan PT Trisula

Textile Industries di departemen dyeing and finishing.

2. Tempat penelitiannya dilakukan di PT Trisula Textile Industries yang

berlokasi di Jl. Leuwi Gajah No.170 Cimahi, Jawa Barat.

3. Waktu penelitiannya berlangsung pada bulan September 2012.

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, seseorang harus

mempunyai metode/cara yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan relevan. Metode

penelitian dipilih untuk mempermudah proses penelitian. Selain itu, metode

penelitian juga berguna sebagai pedoman dan arahan dalam pencapaian tujuan

penelitian. Adapun pengertian metode penelitian Sugiyono (2007 : 4) yaitu:

“ Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

(31)

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian dari

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut pendapat

Sugiyono (2007 : 11), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel

yang lain. Melalui penelitian deskriptif maka akan diperoleh:

1. Gambaran tentang penerapan standar ISO 9001 pada PT Trisula Textile

Industries.

2. Gambaran tentang kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8)

pada dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui

pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan

untuk :

1. Mengetahui pengaruh antara penerapan standar ISO 9001 dengan kualitas

produk pada PT Trisula Textile Industries.

Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey.

Menurut Sugiyono (2007:7) mengemukakan bahwa:

“Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”

Metode survey explanatory digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan

(32)

mengemukakan fakta-fakta yang didukung oleh penyebaran kuesioner kepada

responden serta pemahaman literatur.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga

metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian

dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang”. (Husain Umar, 2002:45)

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode survei dengan

sifat data primer. Pernyataan Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2005:7),

menjelaskan bahwa:

”Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian

relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis”.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2008:42) “variabel adalah suatu atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tetentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Independen (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau

sebab timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

(33)

2. Variabel Dependen (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah: Kualitas produk.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Tingkat Pengukuran Skala X

(34)

Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Tingkat Pengukuran Skala

Keandalan o Garansi pada produk o Pengujian pada produk

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Data yang penulis peroleh dalam penelitian ini dikumpulkan melalui:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden, pada saat

penelitian di lapangan dengan melakukan pengamatan langsung yaitu dengan

mengadakan wawancara dengan responden, dan pengamatan tidak langsung

pada objek penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden

(35)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur seperti buku-buku

teori, dokumen-dokumen yang berisi informasi dari instansi yang

bersangkutan dengan penelitian, karya ilmiah yang dipublikasikan serta

artikel-artikel yang berasal dari internet berupa data dan teori yang ada

kaitannya dengan dengan masalah yang diteliti.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan,

yang dilakukan dengan cara mengkaji atau mempelajari serta menelaah literature

beruapa buku, jurnal, majalah, maupun skripsi. Penulis juga mengunjungi

beberapa situs yang dapat dijadikan referensi maupun sumber data dalam

melakukan penelitian.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis antara lain :

1. Library Research (Studi Literatur)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku wajib, seperti

catatan kuliah, diktat-diktat dan buku-buku lainnya yang ada hubungannya

dengan masalah yang diteliti.

2. Field Research (Penelitian Lapangan)

Yaitu mengadakan penelitian langsung kepada perusahaan yang bersangkutan,

(36)

a. Wawancara

Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengadakan komunikasi

langsung dengan pihak-pihak perusahaan, meminta dan mempelajari

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

b. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

c. Penelitian kepustakaan

yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan yang diangggap perlu dan

berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh

bahan-bahan yang dapat dijadikan landasan teori.

d. Kuesioner

Suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan

kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan

tanggapan terhadap daftar pertanyaan tersebut.

Berikut langkah-langkah pembuatan kuesioner:

1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya.

Jenis instrumen yang digunakan bersifat tertutup, yaitu karyawan

hanya perlu mengisi kuesioner dengan jawaban yang telah

(37)

3. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada

penelitian ini, kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban

Bobot Pernyataan

Positif

Bobot Pernyataan

Negatif

Sangat setuju/selalu/sangat positif 5 1

Setuju/sering/positif 4 2

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu 3 3

Tidak setuju/hampir tidak

pernah/negatif 2 4

Sangat tidak setuju/tidak

pernah/negatif 1 5

Sumber : Riduwan (2007 : 86)

3.5 Populasi, Sample, dan Teknik Penarikan Sample

3.5.1 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data

yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2006:108)

mengemukakan “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam

penelitian ini adalah jumlah karyawan PT Trisula Textile Industries pada bagian

produksi (production directorat) khususnya pada departemen dyeing and finishing

periode 20011-2012. Subjek penelitian ini dipilih karena pada departemen

tersebut telah diterapkan standar ISO 9001. Jumlah populasi terdiri dari 164 orang

karyawan. (sumber: wawancara dengan departemen Human Resources & General

(38)

Tabel 3.2 Jumlah Karyawan bagian produksi Bulan Januari 2012.

Dept. Persiapan 161 Orang

Dept. Weaving & Sizing 180 Orang Dept. Supply Chain 42 Orang

Dept. Dyeing Finishing 164 Orang

Dept. Utility 34 Orang

Dept. Engineering 3 Orang

JUMLAH 586 Orang

(Sumber : Departemen Human Resources & General Affair PT Trisula Textile Industries)

Jadi, berdasarkan data tersebut, populasi sasaran dalam penelitian ini adalah

sebanyak 164 orang.

3.5.2 Sampel

Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi yang

dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu.

Menggunakan teknik yang tepat akan memungkinkan peneliti dapat menarik data

yang reliabel. Karena itu ketentuan-ketentuan dalam penarikan sampel menjadi

penting dalam kegiatan penelitian ilmiah. Untuk menentukan sampel dari populasi

yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan

jumlah n. Husein Umar (2002:59), mengemukakan bahwa “Ukuran sampel dari

suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan teknik Slovin”.

Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan teknik Slovin

rumusnya adalah sebagai berikut:

2

1 e

N n

N

 ... (Husein Umar, 2002:141)

Keterangan:

(39)

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (e=0.1)

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diukur besarnya sampel sebagai

Untuk kepentingan hasil penelitian, sampel dibulatkan menjadi 69

3.5.3 Teknik penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan ini adalah teknik Simple Random

Sampling. Menurut Sugiyono, Simple Random Sampling adalah teknik

pengembilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada di populasi itu (2009:118). Teknik pengambilan ini melalui cara

undian atau menggunakan tabel angka acak dengan prinsip pemilihan, setiap

anggota atau elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai

anggota sampel setelah telebih dahulu menentukan sample frame (kerangka

sampel) dan berapa sampel yang akan diambil.

Sample frame (kerangka sampel) dalam penelitian ini adalah nomor urut

karyawan berdasarkan daftar hadir di departemen dyeing and finishing periode

2011-2012 seperti pada tabel nomor urut berikut ini:

Tabel 3.3 Kerangka Sampel nomor urut karyawan berdasarkan daftar hadir di departemen dyeing and finishing periode 2011-2012

(40)

6 16 26 36 46 56 66 76 86 96 106 116 126 136 146 7 17 27 37 47 57 67 77 87 97 107 117 127 137 147 8 18 28 38 48 58 68 78 88 98 108 118 128 138 148 9 19 29 39 49 59 69 79 89 99 109 119 129 139 149 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

Setelah diketahui besarnya sampel yaitu sebanyak 69, maka dilakukan teknik

mengundi dengan menggunakan Microsoft excel dengan formula =RAND()*(164)

yang hasilnya seperti terlihat pada tabel acak berikut:

Tabel 3.4 Output tabel angka acak sampel

55 137 50 61 162 24 54 80 15 143 105 69 139 155 18 123 46 146 75 124 48 27 7 85 40 93 68 157 35 96 113 122 17 39 103 70 135 64 96 103 140 149 86 57 101 147 49 93 106 118 38 130 55 88 4 31 126 41 51 151 76 126 59 158 114 116 100 58 64

Jadi, berdasarkan output tabel angka acak diatas, maka nomor urut karyawan

berdasarkan daftar hadir yang tertera di dalam tabel tersebut dipilih menjadi

anggota sampel.

3.6 Uji Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu alat untuk menunjukkan seberapa jauh alat ukur itu

mengukur apa sebenarnya yang diukur. Yang dimaksud dengan validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan keterpercayaannya suatu

intrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang atau rendah berarti memilki validitas yang

(41)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner

yang disebar. Dalam uji validitas digunakan metode koefisien Korelasi Pearson

(product moment coefisient of corelation) dengan rumus:

2 2



2 2

rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua varabel yang

dikorelasikan

r = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣX2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ΣY2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

adalah sebagai berikut:

 Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dikatakan valid.

 Jika rhitung ≤ rtabel, maka instrumen dikatakan tidak valid.

Dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows , dengan hasil yang

tercantum pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Penerapan Standar ISO 9001

(42)

8 0,486 0.468 Valid

9 0,827 0.468 Valid

10 0,790 0.468 Valid

11 0,815 0.468 Valid

12 0,779 0.468 Valid

13 0,562 0.468 Valid

14 0,473 0.468 Valid

15 0,741 0.468 Valid

16 0,520 0.468 Valid

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Produk

No Bulir r hitung r tabel Keterangan

1 0,775 0.468 Valid

2 0,881 0.468 Valid

3 0,804 0.468 Valid

4 0,544 0.468 Valid

5 0,650 0.468 Valid

6 0,748 0.468 Valid

7 0,649 0.468 Valid

8 0,492 0.468 Valid

Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 20 responden dengan

tingkat kesalahan (alpha) 0,05 dengan n = 20-2 = 18 maka didapat r tabel sebesar

0,468. Melihat hasil pengujian validitas, maka dapat disimpulkan seluruh

kuesioner penerapan standar ISO 9001 (X) dan kualitas produk (Y) dinyatakan

valid, karena setiap bulir pernyataan memiliki r hitung lebih besar dari r tabel,

sehingga bulir pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukut penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya

(reliabel). Suharsimi Arikunto (2006:178) menyatakan bahwa realibilitas

menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

(43)

data yang dapat dipercaya. Oleh karena itu digunakan uji reliabilitas yang

gunanya untuk mengetahui ketepatan nilai kuesioner, artinya instrumen penelitian

bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda

hasilnya akan sama.

Untuk instrumen yang di dalamnya terdapat skor yang berbentuk

rentangan antara beberapa nilai atau yang berbentuk skala bertingkat (1-3,1-5,1-7,

dan seterusnya), seperti pertanyaan dalam bentuk uraian dan angket yang

berstruktur, rumus pengujian validitas yang paling tepat digunakan adalah rumus

Cronbanch Alpha (Suharsimi Arikunto, 2006:196).

Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas yang

memadai jika koefisien Alpha Croanbach lebih besar atau sama dengan 0,70.

Formula rumus Koefisien Alpha Cronbach (Cα) adalah sebagai berikut:

... (Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

σ

b2 = Jumlah varians butir

σ

t2 = Varians total

Sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut:

2 2

2

( x)

x

n n

  

 ... (Suharsimi Arikunto, 2006:184)

Keterangan:

σ

t2 = Varians total

∑X = Jumlah skor item

(44)

n = Jumlah responden

Ketentuan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika rhitung ≥ rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka item pertanyaan

dikatakan realiabel.

2. Jika rhitung ≤ rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka item pertanyaan

dikatakan tidak realiabel.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

Penerapan Standar ISO 9001 0.918 0.700 Reliabel

Kualitas Produk 0.841 0.700 Reliabel

Hasil uji reabilitas variael X dan variabel Y pada tabel 3.6 menunjukan

bahwa kedua variabel dinyatakan reliabel. Penulis dapat menyimpulkan bahwa

instrumen penelitian dapat dinyatakan valid dan reliabel. Hal tersebut berarti

penelitian ini dapat dilanjutkan artinya tidak ada sesuatu hal yang menjadikan

kendala terjadinya kegagalan dalam penelitian yang dikarenankan belum teruji

kevalidan dan kereabilitasannya.

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.7.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,

langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil

tersebut dapat dilihat apakah terdapat pengaruh antara variabel penerapan standar

ISO 9001 (X) dan variabel kualitas produk (Y).

Secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74), langkah-langkah pengolahan

data yaitu :

1. Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang terkumpul kembali setelah diisi

oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian

(45)

2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap opsen dari item

berdasarkan ketentuan yang ada, dimana untuk menghitung bobot nilai dari

setiap pernyataan dalam kuesioner menggunakan skala Likert kategori lima.

3. Tabulating, dalam hal ini hasil coding dituangkan kedalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi

tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item n

1 2 3 4

1 2 3 n

Sumber : (Sugiyono, 2002:28)

4. Analisis data

Menentukan kedudukan variabel penerapan standar ISO 9001 (X) dan variabel

Kualitas Produk (Y) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus :

SK = ST x JB x JR

Keterangan :

SK = Skor Kriterium

ST = Skor Tertinggi

JB = Jumlah Bulir

JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor

kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :

(46)

Keterangan :

xi = jumlah skor hasil kuesioner variabel x

x1 - xn = jumlah skor kuesioner masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan yaitu sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Tinggi : SK = ST x JB x JR

Rendah : SK = SR x JB x JR

Keterangan :

ST = skor tertinggi

SR = skor terendah

JB = jumlah bulir

JR = jumlah responden

2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :

3) Selanjutnya menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih

(R) dari mulai kontinum tinggi sampai rendah membuat garis

kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil penelitian

5

umrendah skorkontin

umtinggi skorkontin

(47)

Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat Tinggi Rendah

Rentang Nilai

Gambar 3.1 Garis Kontinum Penelitian Sumber : Riduwan (2007:88)

4) Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating scale) dalam

garis kontinum (S/Skor maksimal x 100%).

Method of Successive Interval (MSI)

Merubah data ordinal ke interval. Mengingat data variabel penelitian

seluruhnya diukur dalam bentuk sekala ordinal, sementara pengolahan data

dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya

harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan

menggunakan method of successive interval (MSI). Langkah-langkah untuk

melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan setiap butir dan menentukan banyaknya frekuensi

berdasarkan banyaknya orang yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5.

b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut proposisi, dengan menggunakan rumus : Pi = f/N

c. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk

setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

d. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

(48)

SV = Density Lower Limit – Density at Upper Limit

Area Under Upper Limit – Area Under Liwer Limit

f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus

Y = NS + k K = [1 + │Nsmin│]

Langkah-langkah diatas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat seperti

berikut :

Tabel 3.9

Pengubahan Data Ordinal Ke Interval

Kriteria / Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi Proporsi

Proporsi Kumulatif Nilai

Scala Value

Catatan : Skala terkecil dibuat sebesar 1, maka SV terkecil adalah +1

Analisis Korelasi

Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan positif dan

hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan

(penurunan) X pada umunya diikiti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang

dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut

koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1

(-1 ≤ r ≥ 1) artinya :

- Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua

variabel sangat kuat dan positif.

- Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan negatif

- Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti

(49)

Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dilihat

pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.10

Derajat Hubungan Antar Variabel

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0.80 – 1.000 0.60 – 0.799 0.40 – 0.599 0.20 – 0.399 0.00 – 0.199

Sangat kuat Kuat Cukup Kuat

Rendah Sangat Rendah Sumber: Sugiyono (2009:203)

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regrasi digunakan bila peneliti bermaksud ingin mengetahui kondisi

diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar keadaan sekarang atau ingin

melihat kondisi di waktu lalu dengan dasar keadaan sekarang, di mana sifat ini

merupakan prediksi atau taksiran. Arti kata prediksi bukanlah merupakan hal yang

pasti, tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran.

Peneliti menggunakan analisis regresi bila bermaksud ingin mengetahui

bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen atau prediktor, secara individual. Dampak dari penggunaan analisis

regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel

independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan

dengan meningkatkan variabel independen/dan sebaliknya (Sugiyono, 2004:204).

Analisis ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel

independen dengan satu variabel dependen, yaitu standar kualitas ISO 9001

(50)

(Y). Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus

tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan

persamaan regresi linier sederhana melalui perhitungan.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Keterangan :

Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Nilai Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel idependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai

berikut:

a. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan

b, yaitu: ΣXi, ΣYi, ΣXiYi, ΣXi2, ΣYi2, dan

b. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono

(2004: 206) sebagai berikut:

Nilai dari a dan b pada persaman regresi linier dapat dihitung dengan rumus

(51)

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas terhadap variasi

(naik/turunnya) variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD)

dengan rumus berikut :

Keterangan :

KD = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

3.7.2 Uji Hipotesis

Suatu koefisien haruslah merupakan suatu nilai yang signifikan. Untuk

menguji keberartian koefisien korelasi dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Menentukan :

H0 : rs ≤ 0, yaitu penerapan standar ISO 9001 tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas produk

atau pengaruhnya negatif.

H1 : rs > 0, yaitu penerapan standar ISO 9001 mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas produk

atau pengaruhnya positif.

b. Menentukan taraf signifikansi

Dalam masalah ini, interval keyakinan yang digunakan 95% sehingga

(52)

c. Menentukan thitung dengan rumus :

t hitung = rs

dimana : rs = koefisien korelasi spearman

rs2 = koefisien determinasi

n = banyaknya responden

kemudian akan diperoleh distribusi student dengan tingkat kebebasan dk=

n-2

d. Kesimpulan

e. Melalui nilai dk dan taraf signifikan, diperoleh nilai t melalui tabel dan

keputusan yang diambil adalah :

- Ho diterima jika thitung < ttabel

Artinya tidak dapat pengaruh antara penerapan standar ISO 9001 dan

kualitas produk.

- Ha diterima jika thitung > ttabel

artinya terdapat pengaruh antara penerapan standar ISO 9001 dan

(53)

154 Arip Kurniawan, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap karyawan PT Trisula

Textile Industries untuk mengetahui pengaruh penerapan standar ISO 9001 terhadap

kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara umum gambaran penerapan standar ISO 9001 yang meliputi indikator

fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang-orang, pendekatan

proses, pendekatan sistem, dan perbaikan berkelanjutan dinilai sudah berjalan

dengan optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang

mayoritas berada pada kategori tinggi. Skor tertinggi terdapat pada indikator

fokus pada pelanggan dengan tingkat/ukuran kebutuhan dan harapan

pelanggan. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator pendekatan

proses dengan tingkat proses input dan output.

2. Secara umum gambaran kualitas produk yang meliputi indikator kesesuaian

dengan spesifikasi, keandalan, pengerjaan yang benar saat pertama kali (right

first time, every time), dan tanpa kesalahan (zero defect) dinilai sudah berada

pada kategori cukup baik oleh responden dalam penelitian ini. Hal tersebut

dapat dilihat dari jawaban responden yang mayoritas berada pada kategori

(54)

pertama kali (Right First Time, Every Time) dengan tingkat pengawasan

terhadap proses produksi. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator

tanpa kesalahan (zero defect) dengan tingkat pengukuran terjadinya produk

cacat.

3. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan standar ISO 9001

terhadap kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries, diperoleh

kesimpulan bahwa penerapan standar ISO 9001 berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas produk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang

menunjukan bahwa hubungan penerapan standar ISO 9001 dengan kualitas

produk berada pada kategori sedang.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan standar

ISO 9001 terhadap kualitas produk pada PT Trisula Textile Industries, penulis

mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan dan dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam menentukan kebijakan

organisasinya di masa yang akan datang, yaitu:

1. Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya PT Trisula Textile Industries harus

berupaya lebih keras dalam melakukan pendekatan proses khususnya dalam

menentukan proses input dan output. Diantaranya, dengan melakukan

pengecekan secara intensif mengenai jenis kain yang akan dipakai, kesiapan

mesin produksi, hingga output kain jadi yang harus sesuai dengan standar

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Industri 2005-2010.
Tabel 1.3 produksi  Industri TPT nasional.
Tabel 1.5 Perkembangan ekspor TPT Indonesia.
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengekspresi apabifa tidak diangkat (gen-dongan) kan ketidak mendapat-kan (digendong). atau meronta nyamanan. Menunjuk ka!au merasa sesuatu yang tidak nyaman. Menyatakan

Hasil analisis ragam menunjukkan bah- wa dengan adanya pencelupan telur tetas menggunakan ekstrak daun sirih sampai dengan 30% memberikan pengaruh yang tidak nyata

Untuk mengetahui apakah suatu estimator memiliki ketiga sifat baik tersebut harus dilakukan pemeriksaan secara matematis, pertama ketidak biasan estimator

Bunyi hanya dapat merambat melalui medium. Gelombang-gelombang bunyi, jika tidak dirintangi akan menyebar didalam semua arah dari sebuah sumber. Sebagai contoh, getaran

Sistem panas bumi yang terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi dicirikan oleh pemunculan tiga lokasi manifestasi panas bumi berupa mata air panas,

If the section is just going to have case studies, consider calling it “Case Studies.” If the section has a blend of content—case studies, some press releases, maybe some press

Ketika kita mengingat kejernihan dari sifat alamiah dari Rigpa kita yang melekat ini, maka akan muncul inspirasi, harapan dan kepercayaan diri yang luar biasa, dan dalam kondisi

Dari hasil simulasi pada Tabel 3 terlihat pengaruh arus infeed pada gangguan hubung singkat satu fasa ketanah terjadi selisih pengukuran impedansi oleh rele jarak, pada gangguan