• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PROGRAM DIKLAT MENGUASAI PERALATAN UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIK (MPULE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 6 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PROGRAM DIKLAT MENGUASAI PERALATAN UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIK (MPULE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 6 BANDUNG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu dalam pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru perlu dilakukan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan dapat mereka terapkan dalam kehidupan mereka.

Pendekatan konstekstual merupakan suatu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan demikian, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajarannya akan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa (Sardiman, 2004).

(2)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2

secara terus-menerus yang membuat siswa menjadi bosan tetapi siswa dapat belajar dengan melakukan percobaan.

Hanya saja dilapangan yang di jumpai oleh peneliti selama kegiatan PPL berlangsung banyak menemukan kekurangan dalam kegiatan praktikum diantaranya adalah pemanfaatan waktu yang kurang dimana guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk memberikan materi sehingga siswa memiliki waktu yang sedikit dalam praktikum, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi sehingga pada saat prakteknya masih kebingungan hal ini didasari oleh kurangnya pengusaan materi oleh guru, kurangnya guru memberi penjelasan kepada siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam prakteknya dan kurangnya respon siswa pada proses awal pembelajaran di karenakan motivasi atau gambaran yang di berikan oleh guru yang kurang.

Oleh karena itu maka perlu melakukan suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu memadukan kegiatan praktikum dengan pemberian materi. Dimana selama kegiatan praktikum, disampaikan juga teori yang berhubungan dengan materi yang dipraktikumkan. Kegiatan praktikum yang dilaksanakan siswa mengunakan pendekatan penemuan, yang berorientasi pada usaha untuk mencari dan menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip berdasarkan fakta-fakta dan analisis data.

(3)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai dikarenakan selama 3 bulan peneliti melakukan PPL dengan mata diklat yang sama peneliti menemukan kekurang pahaman siswa terhadap materi tersebut dimana dari 30 siswa hampir 50% dari siswa tidak memahami materi berdasarkan pemberian ujian yang dilakukan peneliti semasa PPL sehingga membuat peneliti tertarik untuk mengambil bahasan tersebut mengenai “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program

Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE)”

B. Rumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti memfokuskan penelitian pada hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah “Bagaimana penerapan Contextual Teaching And Learning untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran

Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE)?” Untuk menjawab rumusan masalah di atas, diajukan beberapa pertanyaan: 1. Bagaimana gambaran awal proses pembelajaran di kelas?

2. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning.

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning ? 4. Bagaimana aktifitas guru pada pembelajaran dengan menggunakan model

(4)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4

5. Apakah kendala-kendala yang dihadapi selama pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching And Learning ?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan pembatasan masalah. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada “penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE)”.

D. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui gambaran awal proses pembelajaran di kelas.

2. Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning.

(5)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai 5. Untuk mengetahui Apakah kendala-kendala yang dihadapi selama

pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching And Learning.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan

Elektronika (MPULE) di SMK Negeri 6 Bandung

2. Bagi guru, penelitian yang dilakukan dapat dijadikan pegangan guru untuk meningkatkan dalam cara mengajarnya agar hasil belajar yang didapatkan siswa lebih baik.

3. Bagi siswa, mendorong siswa untuk lebih aktif dan termotivasi dalam belajar sehingga hasil belajar sangat baik dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya.

4. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang model dan metode belajar yang lebih baik dalam penerapan cara mengajar guru-guru di sekolahnya.

(6)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6

6. Bagi jurusan khususnya dan Universitas Pendidikan Indonesia pada umumnya, dapat memberikan gambaran tentang penerapan model dan metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswanya sebagai calon guru.

F. Penjelasan Istilah dalam Judul

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan dan menafsirkan judul penelitian, maka perlu beberapa istilah yang ada pada judul penelitian ini. Adapun penjelesannya adalah sebagi berikut :

1. Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, atau perbuatan menerapkan.

2. Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

3. Contextual Teaching and Learning merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

4. Belajar yaitu suatu bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisir”.

(7)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai lingkungannya. Dengan kata lain hasil bealajar merupakan perubahan individu sebagai hasil dari aktifitas belajarnya.

6. Siswa merupakan subjek utama dalam proses belajar mengajar. (Wijaya Cece,dkk, 1997 : 29). Siswa adalah orang yang mengikuti dan memperhatikan sambil menjalankan apa yang disuruh/instruksikan guru sebagai instruktur pengawas yang berhubungan dengan kerja praktik.

G. Lokasi dan Populasi Penelitian

1. Lokasi penelitian bertempat di SMK Negeri 6 Bandung, Jl. Soekarno Hatta (Riung Bandung) Bandung 40295

2. Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas X Jurusan Listrik Tenaga SMK Negeri 6 Bandung.

H. Sistematika Penulisan

Penyajian laporan penelitian ini akan diuraikan dalam sistematika penulisan sebagaimana urutan dibawah ini:

Bab I Pendahuluan, mengemukakan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, lokasi dan populasi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teoritis yang mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini.

(8)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8

sampel penelitian, teknik pengumpulan data, kisi-kisi dan instrumen penelitian, serta teknik analisis data penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, mengemukakan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Menurut Suharsimi (2007: 2) penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Pemilihan dan penentuan metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode penelitian yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Mengenai metode penelitian, Surakhmad. W (1990 : 131) memberikan batasan bahwa :

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.

(10)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bagaimana penerapan model pembelajaran kontekstual dengan metode praktikum teori terpadu untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada program diklat MPULE di SMK N 6 Bandung.

Adapun tujuan dari penelitian Tujuan PTK diantaranya adalah sebagai berikut :

 Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

 Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

 Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

 Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

 Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

(11)

 Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang melukiskan siklus demi siklus dalam PTK yang sering disebut spiral PTK. Satu siklus terdiri atas 4 komponen yaitu :

1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi

4. Refleksi.

Keempat komponen PTK tersebut diatas dapat digambarkan dengan siklus seperti dibawah ini :

Gambar 3.1 Tahap-Tahap dalam PTK (Adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:100)

Perencanaan

Pengamatan

(12)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun penjelasan dari alur penelitian diatas adalah: 1. Perencanaan

Perencanaan yaitu menyusun rencana tindakan pada penelitian tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam pembelajaran. Perencanaan ini disusun secara fleksibel untuk mengantisipasi berbagai pengaruh yang mungkin timbul di lapangan. Dalam penelitian ini sesuai perencanaan disusun dan dipilih atas dasar pertimbangan untuk dilaksanakan secara efektif di lapangan. Dalam kaitan ini, rencana disusun secara reflektif dan kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Berdasarkan hasil temuan yang ada dilapangan, akan digunakan untuk mengatasi tindakan berikutnya

2. Tindakan

Tindakan yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama (guru dan peneliti) sebelumnya. Tindakan ini dilakukan unluk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Obesarvasi

Observasi adalah hasil dari pendokumenetasian terhadap proses kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini menjadi dasar refleksi tindakan yang telah dilakukan dan guna penyusunan program selanjutnya.

4. Refleksi

(13)

pembelajaran. Tujuannya untuk merumuskan formulasi awal yang kemudian akan dituangkan ke dalam suatu rencana awal tindakan. Refleksi berikutnya dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan suatu tindakan. Refleksi dilakukan secara bekerjasama (kolaboratif) antara peneliti, observer dan guru kelas, untuk menemukan bahan bagi perbaikan rencana tindakan selanjutnya.

Adapun alur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh kemmis dan taggart. alur dan desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.2 Alur siklus penelitian tindakan yang dilakukan

HASIL

SIKLUS I

SIKLUS II

Rencana tindakan I Tindakan I

observasi I Refleksi I

Rencana tindakan II Tindakan II

(14)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X program Kelistrikan SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2011/2012 pada program diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE).

Guru yang menjadi subjek penelitian adalah guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar lebih dari 4 tahun. Guru tersebut sudah mengetahui dan memahami metode Penelitian Tindakan Kelas, karena sebelumnya pernah mengikuti Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Pokok bahasan yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu Menguasai Peralatan Ukur Listrik dan Elektronika (MPULE).

C. Data Penelitian 1. Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru dan seluruh anggota tim peneliti. 2. Jenis data

Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri atas :

a. Tes untuk ranah kognitif b. Rencana pembelajaran

c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 3. Cara pengambilan data

(15)

b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari jurnal yang dibuat

4. Tim peneliti dan tugasnya

Penelitian ini bersifat kolaboratif, dimana peneliti bermitra dengan guru.

D. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian di dalam pembelajaran, maka diperlukan suatu alat atau instrument untuk mengukur tingkat keberhasilan maupun kemajuan yang telah dicapai selama penelitian. Dalam hal ini instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :

1. Instrumen tes hasil belajar

Tes hasil belajar ini untuk mengukur penguasaan konsep dan aplikasi konsep siswa. Tes ini digunakan untuk menjaring kemampuan (konsepsi) awal (pre test) dan kemampuan akhir (post test).

2. Lembar pedoman observasi

Digunakan untuk mengungkap aktivitas guru; untuk mengungkap aktivitas siswa secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Lembar pedoman wawancara

(16)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara hendaknya dapat dilakukan dalam situasi informal, wajar, dan peneliti berperan sebagai mitra.

4. Instrumen angket siswa

Digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat serta sikap siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual. Pengisian angket ini dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran pada siklus terakhir. 5. Catatan lapangan (field notes)

Digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan penelitian selama proses penelitian berlangsung.

6. Alat perekam audio visual (handycam), kamera, tape recorder

Digunakan untuk merekam kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

(17)

1. Observasi lapangan

a. Observasi sekolah, guru dan siswa

b. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran MPULE untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran MPULE selama ini.

c. Mengidentifikasi permasalahan 2. Tahap Persiapan

a. Menetapkan materi yang akan dikembangkan dan jumlah siklus penelitian.

Materi yang akan dikembangkan dalam penelitian kelas ini adalah “MPULE”.

Pada penelitian ini tidak semua sub pokok bahasan akan dikembangkan, melainkan hanya 2 sub pokok bahasan yaitu:

1) Melakukan pengukuran dengan voltmeter dan ampere meter 2) Melakukan pengukuran dengan wattmeter

b. Menetapkan kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.

Kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian adalah kelas X Jurusan Tenaga Elektrik.

c. Menetapkan fokus observasi, yaitu :

1) Faktor siswa, meliputi respon siswa dalam pembelajaran dan proses belajar siswa.

2) Faktor guru, yaitu respon guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual..

(18)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Menyusun program pengajaran.

Setelah menganalisa materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian, dilanjutkan dengan penyusunan program pengajaran yang meliputi :

1) Rencana Perbaikan Pembelajaran 2) Alat tes.

f. Menetapkan cara observasi, yaitu menggunakan metode observasi terbuka dan akan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

g. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis data kualitatif akan dikumpulkan melalui observasi dan angket, dan data kuantitatif akan dikumpulkan dari tes hasil belajar.

h. Menetapkan alat bantu observasi, yaitu kamera, catatan lapangan (field notes), angket dan pedoman observasi.

i. Menetapkan cara refleksi, yaitu dilakukan oleh semua tim peneliti dan akan dilakukan setiap usai pemberian tindakan dan pelaksanaan observasi untuk setiap siklusnya.

3. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dengan tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan penutup.

(19)

c. Pelaksanaan refleksi dilakukan oleh semua tim peneliti segera setelah usai pelaksanaan tindakan dan observasi untuk mengkaji atau menganalisis data yang diperoleh dari proses tindakan dan observasi yang akan dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan baru yang akan dilakukan pada tindakan berikutnya.

d. Pelaksanaan perencanaan ulang (re-plan) dilakukan setelah kesimpulan dari pelaksanaan refleksi didapat. Pelaksanaan perencanaan ini dilaksanakan dalam upaya penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran yang akan diimplementasikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tindakan berikutnya. 4. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh dari kegiatan observasi, baik data kualitatif yang diperoleh dari observasi maupun data kualitatif yang diperoleh dari hasil tes, keduanya diolah, dianalisa dan hasilnya dijadikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

F. Kriteria Kebehasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan dalam penemuan dan pengujian serta peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model kontekstual, diharapkan akhirnya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk menerapkan kriteria keberhasilan tersebut diatas, maka digunakan kriteria berikut ini :

(20)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jika grafik aktivitas siswa pada proses pembelajaran semakin meningkat pada setiap tindakannya.

3. Jika hasil belajar siswa (individu) melalui pre test & post test setiap tindakan yang mendapat nilai rata-rata diatas 70 sudah lebih besar dari 70 %, maka sudah dikatakan berhasil dan tidak dilanjutkan ke tindakan selanjutnya.

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif yang didapat dari hasil observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa, aktivitas guru dan tanggapan siswa dan guru. Selain data kualitatif terdapat juga data kuantitatif yang berupa data hasil tes sebagai indikator keberhasilan dalam pembelajaran MPULE pada setiap siklusnya.

Hasil belajar siswa akan dinilai dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, apektif dan psikomotorik. Berikut akan dijelaskan kriteria penilaian ketiga aspek tersebut:

1. Aspek kognitif

(21)

Adapun nilai yang didapat oleh siswa akan dikategorikan seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Pedoman penilaian aspek kognitif

No. Nilai Klasifikasi

1. 90 ≤ Nilai ≤ 100 Sangat Tinggi

2. 75 ≤ Nilai  89 Tinggi

3. 55 ≤ Nilai  74 Cukup / Sedang

4. 30 ≤ Nilai  54 Rendah / Kurang

5. 0 ≤ Nilai  30 Sangat Rendah

(Adaptasi Gunawan dalam Dany Maulana,2008:37) 2. Aspek Apektif dan Psikomotorik

Aspek Apektif mengukur terhadap sikap siswa selama tahapan dalam pembelajaran sedang berlangsung yang mana dalam hal penelitian ini dilakukan pada saat pelaksanaan praktikum. Sedangkan Aspek psikomotorik mengukur terhadap kinerja yang dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Penilaian aspek ini didasarkan pada lembar observasi yang kriterianya sudah ditentukan. Adapaun ketentuan penilaian kedua aspek ini didasarkan pada nilai indek prestasi kelompok (IPK).

(22)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana:

IPK : Indeks Prestasi Kelompok M : Mean atau rata-rata

SMI : Skor maksimal ideal, artinya skor yang dicapai jika semua soal dijawab dengan benar.

Tabel 3.2

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat negatif 2. 30,00≤ IPK  55,00 Negatif 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Netral 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Positif

5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean, (2000;34) Tabel 3.3

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Psikomotor No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK  55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(23)

Selain penilaian ketiga aspek yang telah disebutkan diatas, ada juga penilaian untuk mengetahui aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas melalui pembelajaran kontekstual. Berikut akan dijelaskan penilaian tersebut:

1. Aktifitas Guru

Penilaian aktifitas guru diperoleh melalui lembar observasi aktifitas guru. Skor rata-rata aktivitas guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang seperti klasifikasi pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Kategori Aktivitas Guru

Skor Kategori

3,50 TK 4,00 Baik Sekali

2,50 TK < 3,49 Baik

2,00 TK < 2,49 Cukup

0,00 TK < 1,99 Kurang

(Sudjana dalam Dany Maulana ,2008:38)

2. Aktivitas siswa

Data hasil observasi yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada model pembelajaran kontekstual diolah dengan menentukan rata-rata dari masing-masing

(24)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian dianalisis sesuai dengan kategori yang ditetapkan dalam tabel klasifikasi aktivitas siswa berikut.

Tabel 3.5

Kategori Aktivitas Siswa

Skor Kategori

3,50 TK 4,00 Baik Sekali

2,50 TK < 3,49 Baik

2,00 TK < 2,49 Cukup

0,00 TK < 1,99 Kurang

(Sudjana dalam Dany Maulana ,2008:38) Tabel 3.6

Kategori Tingkat Penguasaan Siswa Presentase yang aktif dalam

proses belajar mengajar

Kategori

100% Seluruhnya

76%-99% Pada Umumnya

51%-75% Sebagian besar

50% Setengahnya

25%-49% Hampir setengahnya

1%-24% Sebagian kecil

0% Tidak ada

(25)

H. Validitas Data

Validitas atau pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan berpedoman pada teknik penetapan aktifitas pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya, yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi atas aktifitas dan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya. Validitas tersebut dilakukan dengan member check yaitu pemerikasaan kembali catatan-catatan hasil pengamatan oleh

peneliti sebagai observer kemudian didiskusikan dengan guru sehingga data yang diambil sesuai kebenarannya.

Validasi data dalam penelitian ini disebut dengan teknik triangulasi, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Salah satu cara dalam teknik triangulasi adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.. Disamping itu, triangulasi dilakukan sebagai wujud sikap hati-hati terhadap data yang terkumpul.

(26)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan tes tertulis (tes objektif, essai, dan memilih dilengkapi dengan alasan), b). melakukan uji coba tes penguasaan siswa untuk menentukan reliabilitas dan validitas. d). melakukan uji coba kuisoner perhatian siswa kemudian dianalisis guna menentukan reliabilitas dan validitas, d). menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, yaitu peneliti, guru dan siswa, e). melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk kelengkapannya, f). melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang terkumpul. 3). Interprestasi data, data yang telah disusun diinterprestasikan berdasarkan teori atau aturan yang telah ditentukan atau intuisi peneliti dan guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. 4). Tindakan, hasil interprestasi data digunakan untuk informasi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.

Tringulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan dan pengecekan data yang diperoleh dari observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu tentang keaktifan siswa, aktifitas guru, dan interaksi antar siswa dan atau guru.

I. Alur Penelitian

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap model pembelajaran kontektekstual yang diterapkan pada mata diklat MPULE di SMK N 6 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

(28)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pada model pembelajaran kontekstual, siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan tahap-tahap pada model pembelajaran kontekstual. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif karena dalam penyampaian materi guru menggunakan beberapa metode yaitu ceramah dan praktikum. Interaksi antara siswa dan guru telah terjalin dengan baik, siswa lebih berani mengutarakan pendapat dan permasahan yang dialaminya sehingga kesulitan siswa dapat diketahui dan diatasi bersama.

3. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dikelas, aktifitas siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus ke-1, skor rata-rata keaktifan siswa adalah 2,39 yang dikategorikan cukup. Pada siklus ke-2 terjadi peningkatan menjadi 3,56 yang dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil pelaksanaan tes formatif pada setiap siklus, terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada saat pre test dan post test. Pada siklus ke-1, persentase siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7,5 mengalami peningkatan dari 0 % menjadi 82,9 %, pada siklus ke-2 meningkat dari 0 % menjadi 100 %. Sedangkan berdasarkan hasil tes sumatif dari sub pokok bahasan yang telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran pada siswa didapatkan hasil rata-rata sebesar 8,02 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 7,5 sebesar 88,24%.

(29)

dikategorikan baik. Pada siklus ke-2, aktifitas guru terus meningkat menjadi 3,64 yang dikategorikan sangat baik.

5. Kendala yang dihadapi adalah kesulitan dalam menyesuaikan waktu perencanaan dengan waktu pelaksanaan, dan kurangnya sumber.

6. Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sangat menarik dan menyenangkan baik untuk siswa maupun guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan pada penilitian ini,ada beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti untuk para peneliti selanjutnya, antara lain sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan sekedar transfer ilmu dari guru siswa. Jadi, dalam setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan siswa baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran kontekstual dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran tapi dalam pelaksanaannya harus disesuiakan dengan karakteristik maupun dengan materi diklat yang diajarkan.

(30)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Guru hendaknya melakukan refleksi terhadap kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk pembelajran selanjutnya.

5. Guru diharapkan untuk mengembangkan model pembelajaran kontekstual dengan membuat perencanaan yang lebih baik terutama dalam hal waktu yaitu harus disesuaikan dengan bahan yang akan diajarkan serta peralatan praktek yang tersedia.

(31)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 9

2. Strategi Pembelajaran Kontekstual pada Program Diklat MPULE ... 11

3. Karakteristik dan Prinsif Pembelajaran Kontekstual ... 22

B. Metode Praktikum dalam Pembelajaran ... 31

C. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 35

1. Pengertian Belajar ... 35

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 38

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 41

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 41

2. Manfaat dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 44

(32)

Mochamad Febriansah, 2012

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Program Diklat Menguasai Peralatan Ukur Listrik Dan Elektronik (MPULE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 63

G. Teknik Pengolahan Data ... 64

H. Validitas Data ... 68

I. Alur Penelitian……….. 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Observasi Awal ... 71

B. Pengenalan dan Validasi Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 74

C. Siklus I ... 76

1. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan II ... 90

2. Analisis, Refleksi dan Revisi ... 96

3. Observasi Aktivitas Guru ... 97

4. Observasi Aktivitas Siswa ... 98

E. Deskripsi dan Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 99

F. Deskripsi dan Analisis Hasil Belajar Aspek Apektif dan Psikomotorik ... 102

G. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa dalam Tes Sumatif ... 105

(33)

I. Analisis Kelebihan dan Kendala Pembelajaran Kontekstual

Pada Mata Diklat MPULE ... 108

J. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

Gambar

Gambar 3.1 Tahap-Tahap dalam PTK  (Adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:100)
Gambar 3.2 Alur siklus penelitian tindakan yang dilakukan
Tabel 3.1 Pedoman penilaian aspek  kognitif
Tabel 3.2 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan Biaya Aktivitas Produksi Ribbed Smoked Sheet untuk Mencapai Efisiensi dengan Pendekatan Metode Aktivity Based Manajement (ABM) pada PT, Perkebunan Nusantara VII

Dalam menyusun konfigurasi suatu elektron, maka susunan keempat bilangan kuantum harus digunakan, mulai dari tingkat energi yang rendah ke yang lebih tinggi (Aturan Aufbau), dan

1. Larutkan teh hijau bubuk dalam air panas. Kekentalannya sesuai selera. Semakin kental, semakin hijau pekat warna es krim. Kocok kuning telur dan gula pasir dalam wadah yang

Dong Jung Indonesia meninjau kembali penggunaan sistem konvensional (tradisional) dan mulai mempertimbangkan penggunaan sistem Activity Based Costing pada perhitungan harga

Tujuan khusus tahun II adalah untuk merumuskan model pendidikan karakter yang aktif dan menyenangkan di lingkungan peserta didik Sekolah Dasar berbudaya Jawa kemudian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kombinasi serutan kayu meranti dan batang kelapa sawit terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel dan untuk

Ketebalan mulsa jerami padi dapat meningkatkan hasil tanaman tomat walaupun pada pengamatan pertumbuhan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.. Hal ini

pendudukan Jepang. Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena