BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A
A.. LLaattaar br beellaakkaanng Mg Maassaallaahh
Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi dan hormonal pria. Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormonal pria. Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma da
dan n hohormrmon on anandrdrogogen en teterurutatama ma teteststososterteronon. . TeTeststis is teterdrdapapat at di di dadalalamm skr
skrotuotum m yanyang g mermerupaupakan kan kankantuntung g laplapisaisan n kulkulit it yanyang g tidtidak ak ratrata a dimdimanaana di
dibabawawahnhnya ya teterdrdapapat at bebebeberarapa pa lalapipisasan, n, yayaitituu tuniktunika a vaskulvaskulosaosa,, tunikatunika albuginea
albuginea, d, daann tunika vaginalistunika vaginalis. . ApApababilila a terterdadapapatt massa skrotummassa skrotum berupa berupa suatu benjol
suatu benjolan atau an atau pembepembengkakngkakan yang bisa an yang bisa dirasakdirasakan di an di dalamdalam skrotum skrotum ma
makkaa massa skrotummassa skrotum yang jinak itu bisa merupakan spermatokel (Putra, yang jinak itu bisa merupakan spermatokel (Putra, 2010.
2010. !p
!perermmatatookekel l adadalalah ah susuatatu u mmasassa sa ddi i dadalalam m skskrorotutum m yyanangg me
menynyererupupaiai kistakista, , yayang ng memengnganandudung ng "ai"airaran n dadann sel sel spermasperma yang mati. yang mati. !perm
!permatokel berkembatokel berkembang di ang di epidiepididimis. #asa dimis. #asa ini menimbulini menimbulkan rasa kan rasa sakitsakit dan bersi$at jinak. %isiko terkena !permatokel meningkat diduga pada usia dan bersi$at jinak. %isiko terkena !permatokel meningkat diduga pada usia antara &0 hingga '0 tahun (Aiena,
antara &0 hingga '0 tahun (Aiena, 2010.2010. Pe
Penynyebebab ab spspermermatoatokekel l bebelulum m didikeketatahuhui i se"se"ara ara papaststi. i. TeTetatapipi,, )anya
)anyak ahli k ahli per"ayper"aya a hasil dari penyumbahasil dari penyumbatan di tan di salah satu tabung yangsalah satu tabung yang mengalirkan sperma dari testis ke epididimis. Trauma dan peradangan juga mengalirkan sperma dari testis ke epididimis. Trauma dan peradangan juga dapat menyebab
dapat menyebabkan kan spermspermatokelatokel. . PemeriPemeriksaan radiologi pada ksaan radiologi pada tumotumor r testistestis diper"aya dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit spermatokel ini. diper"aya dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit spermatokel ini. Pemeri
Pemeriksaan dapat berupa *ltrasonogksaan dapat berupa *ltrasonogra$i (*!+,ra$i (*!+, CompComputed uted TomoTomographgraphyy (T, dan
(T, dan Magnetic Resonance Imaging Magnetic Resonance Imaging (#%- (ogra, 200/.(#%- (ogra, 200/.
leh karena itu melalui makalah ini diharapkan dapat menambah leh karena itu melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pengetahuan mengenai mengenai etiologi, etiologi, mani$estasi mani$estasi klinis, klinis, pato$isiologi, pato$isiologi, diagnosis,diagnosis, dan
dan teraterapi pi sperspermatmatokeokel l sehisehinggngga a dapdapat at menmenunjunjang ang diadiagnognosis sis dindini i dandan meningkatkan prognosis jangka panjang pada pasien s
B
B.. TTuujjuuaann Tu
Tujujuan an dadari ri pepenunulilisasan n rere$r$rat at inini i adadalalah ah ununtutuk k memenanambmbahah pengetahuan
pengetahuan mengenai mengenai spermatokel spermatokel terutama terutama mengenai mengenai de$inisi, de$inisi, etiologi,etiologi, mani$esi klinis, patogenesis, diagnosis hingga tatalaksana dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI ISIOLO!I
". Test#s
Testis merupakan kelenjar ganda, karena se"ara $ungsional bersi$at eksokrin dan juga endokrin. )agian eksokrin terutama menghasilkan sel kelamin, sehingga testis dianggap sebagai kelenjar sitogenik. )agian endokrin menghasilkan sekret internal yang dilepaskan oleh selsel khusus. (eeson .%, et al., 2000
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. *kuran testis pada orang dewasa adalah &3/32,4 "m dengan olume 1424 ml berbentuk ooid. 5edua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. iluar tunika albuginea terdapat tunika aginalis yang terdiri atas lapisan iseralis dan parietalis, serta tunika dartos. tot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil (eeson .%, et al., 2000.
+ambar 1. Potongan melintang testis.
!e"ara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 240 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli semini$eri. i dalam tubulus semini$erus
terdapat selsel spermatogenia dan sel !ertoli, sedang diantara tubulus semini$eri terdapat selsel eydig. !elsel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermato6oa. !elsel !ertoli ber$ungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan selsel eydig atau disebut sel interstisial testis ber$ungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. !elsel spermato6oa yang diproduksi di tubuli semini$eri testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis, setelah mature (dewasa selsel spermato6oa bersamasama dengan getah dari epididimis dan as de$erens disalurkan menuju ke ampula as de$erens. !elsel itu setelah di"ampur dengan "airan"airan dari epididimis, as de$erens, esikula seminalis, serta "airan prostat menbentuk "airan semen atau mani(eeson .%, et al., 2000.
$. S#%&a# Test#s
Testis tergantung di dalam skrotum dan dibungkus oleh simpai testis yang terdiri atas / lapisan7 (eeson .%, et al., 2000
lapisan terluar,tunika aginalis lapisan tengah, tunika albuginea
lapisan terdalam tunika askulosa
Tunika vaginalis merupakan selapis sel mesotel gepeng, seringkali rusak pada saat pembuatan sajian. apisan ini merupakan bagian dari sebuah kantung serosa yang tertutup, berasal dari peritoneum yang membungkus permukaan lateral dan anterior testis. apisan ini terletak diatas lamina basal yang memisahkannya dari lapisan tengah yang paling jelas yaitu tunika albuginea. ulu tunika albuginea digambarkan sebagai lapisan tebal, terdiri atas jaringan ikat padat $ibro elastis, tapi sekarang dapat diperlihatkan juga adanya sel otot polos (eeson .%, et al., 2000.
Pada manusia, meskipun unsurunsur otot polos tersebar luas, tapi umumnya terdapat paling banyak di bagian posterior testis dekat epididimis. apisan terdalam simpai testis adalah tunika vaskulosa terdiri
atas jalajala kapiler darah yang terbenam di dalam jaringan ikat longgar. !impai testis bukan merupakan suatu pembungkus yang kaku, seperti persangkaan dahulu, melainkan merupakan suatu selaput dinamis yang mampu berkerut se"ara berkala. 5erutankerutan tersebut mungkin bertujuan untuk mempertahankan tekanan yang sesuai di dalam testis, mengatur gerakan keluar masuknya "airan ke dalam kapilerkapiler dan untuk membantu gerakan peristaltik sistem saluran, sehingga membantu gerakan spermato6oa ke arah luar. !elain itu, simpai tersebut agaknya memiliki si$atsi$at selaput yang semipermeable dan turut berperan dalam beberapa $aal testis. (eeson .%, et al., 2000
Tunika albuginea menebal pada permukaan posterior testis dan menjorok masuk ke dalam kelenjar sebagai mediastinum testis. sekatsekat $ibrosa yang tipis menyebar dari mediastinum testis ke arah simpai testis dan membagi permukaan dalam testis menjadi kurang lebih 240 bangunan berbentuk pyramid yang disebut lobuli testis, dengan bagian pun"aknya menghadap ke mediastinum. !ekatsekat tersebut memperlihatkan bagian bagian yang tidak lengkap, sehingga lobules testis dapat berhubungan satu dengan lainnya se"ara bebas. Tiap lobules terdiri dari satu sampai empat tubulus semini$erous yang sangat berkelokkelok, dibungkus oleh stroma jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah, sara$ dan beberapa jenis sel, terutama sel interstitial yang spesi$ik yaitu sel eydig.
!elsel ini besar, umunya berkelompok, berperan penting karena $ungsi endokrinnya. (eeson .%, et al., 2000
'. Tubulus Se%#n#(erus
Tubulus semini$erous sangat berkelok dengan garis tengah kurang lebih 0,2 mm dan panjang /0 sampai 80 "m. tubulus berakhir sebagai ujung bebas yang buntu atatu beranastomosis dengan tubulustubulus didekatnya dari lobules yang sama atau kadangkadang dengan tubulus dari lobules sebelahnya. Pada pun"ak lobules, tiap tubulus tidak berkelok kelok lagi dan menjadi lurus dan disebut sebagai tubulus rektus. Tubulus seminierus dibatasi oleh suatu epitel germinal kompleks atau epitel
semini$erous, yang merupakan modi$ikasi epitel berlapis kuboid. 9pitel tersebut terletak diatas lamina basal yang tipis dan di luarnya diliputi oleh suatu daerah khusus terdiri atas jaringan ikat $ibrosa yang disebut jaringan peritubuar atau pembatas yang terdiri dari banyak serat jaringan ikat, $ibroblast yang pipih dan beberapa sel bersi$at sebagai sel otot polos. *nsurunsur mioid ini mempunyai :jun"tional "omple;< pada bagian sisi selsel disampingnya yang menghambat, namun tidak seluruhnya, penyeberangan makromolekul dari ruang interstitial ke epitel semini$erous
(eeson .%, et al., 2000.
iduga kontraksi selsel mioid ini dapat mengubah diameter tubulus semini$erous dan membantu gerakan spermato6oa sepanjang tubulus. 5etebalan daerah ini berbedabeda sesuai umur dan memperlihatkan peebalan pada beberapa keadaan klinik, khususnya yang berkaitan dengan kelainan kromosom. !uatu sistem kapiler lim$e terdapat banyak di luar jaringan peritubular. (eeson .%, et al., 2000
). Bag#an Interst#t#u%
=aringan interstitial yang terdapat dalam lobulis testis, terletak diantara tubulus semini$erous. =aringan interstitial mengandung beberapa serat kolagen, pembuluh darah dan lim$e, sara$, berma"amma"am jenis sel termask $ibroblast, makro$ag, sel mast, dan beberapa sel mesenkim yang belum berkembang. Pembuluh darah dan sara$ keluar masuk melalui mediastinum dan membentuk anyaman sekitar tubulus. !el interstitial eydig merupakan sel yang memberikan gambaran men"olok untuk jaringan tersebut. !elsel eydig letaknya berkelompok memadat pada daerah semini$erous. !elsel tersebut besar, dengan sitoplasma sering tampak berakuola pada pemeriksaan dengan mikroskop "ahaya. -nti selnya mengandung butirbutir kromatin kasar dan anak inti yang jelas. (eeson .%, et al., 2000
*. Pe%buluh Darah+ Pe%buluh L#%(e Dan Sara(
!aat arteri men"apai testis, pembuluh darah tersebut diliputi oleh pleksus ena yang luas yaitu pleksus pampini$ormis, yang mendinginkan darah arteri melalui mekanisme penggantian panas lingkarbalik. idalam testis, "abang arteri testis menembus tunika albuginea dan masuk ke tunika askulosa. abang"abang arteriol yang lebih ke"il mengikuti septula testis masuk ke parenkim dan berakhir sebagai anyaman kapiler. Pembuluh lim$e ke"il membentuk anyaman luas didalam jaringan interstitial. (eeson .%, et al., 2000
!ara$ mengikuti pembuluh darah utama dan menyusun pleksus halus disekitar pembuluh yang lebih ke"il dan berhubungan dengan selsel interstitial. (eeson .%, et al., 2000
B. DEINISI
!permatokel, yang juga dikenal sebagai kista spermatik, adalah kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya kantung abnormal (kista yang terisi dengan "airan dan sperma mati di dalam epididimis, suatu saluran bergulung padat yang terletak di belakang testis dimana sprema disimpan dan matang. 5etika kista ini tidak terisi dengan sperma, kondisi ini dikenal sebagai kista epdidimal (!jamsjulhidayat > =ong ?., 2008.
,. ETIOLO!I
Penyebab spermatokel belum diketahui se"ara pasti. Tetapi, )anyak ahli per"aya hasil dari penyumbatan di salah satu tabung yang mengalirkan sperma dari testis ke epididimis. Trauma dan peradangan juga dapat menyebabkan spermatokels.
)eberapa hipotesis termasuk bahwa spermatokel mungkin timbul dari du"tules e$eren, mungkin dilations aneurisma dari epididimis, atau mungkin dilatasi sekunder untuk obstruksi distal (ogra etal, 2001.
D. MANIESTASI KLINIS
@yeri di testis juga bisa disebabkan oleh kista yang tumbuh di epididimis (tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis. 5ista ini jinak dan mulai keluar sebagai akumulasi selsel sperma. !ering kali, kista sangat ke"il dan tidak menimbulkan masalah. @amun kadangkadang, kista tumbuh dengan ukuran beberapa sentimeter. Pada titik ini, pria mungkin merasa berat di testis, tidak nyaman atau bahkan rasa sakit (ogra etal, 200/.
E. PATOISIOLO!I
!permatokel dapat berasal dari diertikulum rongga yang ditemukan pada "aput epididimid. !perma yang menumpuk disitu lama kelamaan akan
menumpuk dan membuat suatu diertikulum pada "aput epididimis.
!permatokel ini diduga pula berasal dari epididimitis atau trauma $isik. Timbulnya s"ar pada bagian manapun di epididmis, akan menyebabkan obstruksi dan mungkin mengakibatkan timbulnya spermatokel (Aiena, 2010.
+ambar 2. Anatomi spermatokel
. DIA!NOSIS
iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan $isik. Pemeriksan $isik menunjukkan adanya massa di dalam skrotum yang7
• *nilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis • unak
• )er$luktuasi, berbatas tegas atau padat (96ine, 2011.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah7 1. Transluminasi
!permatokel menunjukkan bahwa massa berupa "airan yang agak padat. Adanya hidrokel bisa diketahui dengan menyinari skrotum dengan lampu senter. !krotum yang terisi "airan jernih akan tembus "ahaya (transiluminasi. arikokel teraba sebagai massa yang berkelokkelok di sepanjang korda spermatika (ogra, 2001.
2. *!+ skrotum
+ambar /. *!+ !krotum
Pada pemeriksaan sonogra$i, spermatokel yang dide$inisikan dengan baik lesi hypoe"hoi" epididimis biasanya berukuran 12 "m dan menunjukkan posterior peningkatan akustik. #ereka biasanya tidak teratur, dengan baik gema internal yang tingkat rendah dan kadangkadang septations (ogra, 200/.
!permato"oeles adalah jenis umum dari kista ekstra testis, dan merupakan dilatasi kistik tubulus dari du"tules e$eren di kepala epididimis. !permato"oeles biasanya unilo"ular tetapi dapat multilo"ular dan mungkin terkait dengan asektomi sebelumnya. #ereka lebih umum daripada kista epididimis, tetapi dapat mun"ul sangat mirip (ogra, 200/.
!. DIA!NOSIS BANDN!
Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum berariasi dan bisa merupakan sesuatu yang jinak maupun keganasan. Penyebab dari pembentukan massa skrotum bisa berupa7
Peradangan maupun in$eksi (misalnya epididimitis edera $isik pada skrotum
Herniasi (hernia inguinalis Tumor -Purnomo, )asuki. 2010.
". He%atkel
Bematokel adalah penimbunan darah yang biasanya terjadi setelah skrotum mengalami "edera. =ika hanya sedikit, biasanya darah akan kembali diserapC tetapi jika banyak, perlu dilakukan pembedahan untuk membuangnya -Purnomo, )asuki. 2010
.
+ambar &. *!+ Bematokel
$. H#/rkel
Bidrokel adalah penimbunan "airan di dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Bidrokel bisa merupakan bawaan lahir atau didapat di
kemudian hariC bisa hanya menyerang salah satu maupun kedua sisi skrotum -Purnomo, )asuki. 2010..
Bidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Bidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. airan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. !e"ara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir -Purnomo, )asuki. 2010..
Bidrokel juga bisa terjadi akibat7 (1 peradangan atau "edera pada testis maupun epididimis, (2 penyumbatan "airan atau darah di dalam korda spermatika.
+a mbar '. *!+ Bidrokel
+am bar 8. Anatomi perbedaan hidrokel dan spermatokel
'. 0ar#kkel
arikokel adalah varises di dalam skrotum. arikokel terjadi akibat kelainan pada katup ena di sepanjang korda spermatika. 5elainan katup ini menghambat aliran darah sehingga darah mengalir kembali dan terjadi pelebaran ena. Perkembangan arikokel biasanya berlangsung lambat dan bisa tanpa gejala. ebih sering menyerang pria berusia 1424 tahun. arikokel merupakan penyebab terjadinya in$ertiliti pada /DE penderita in$ertiliti - Purnomo, )asuki. 2010 ..
arikokel yang mun"ul se"ara tibatiba pada usia lanjut bisa disebabkan oleh tumor ginjal yang telah mengenai vena renalis dan menyebabkan gangguan aliran darah melalui vena spermatika.
arikokel biasanya terbentuk di skrotum sebelah kiri, massa ini biasanya terasatampak nyata jika penderita berdiri dan menghilang jika penderita bersandar karena aliran darah ke ena tersebut berkurang
-Purnomo, )asuki. 2010..
+ambar G. Anatomi arikokel
+ambar 10. *!+ arikokel testikular
*!+ dilakukan pada pasien dengn in$ertilitas. #enunjukkan diameter ena pleksus pampini$ormis 2,22,& mm, selama keadaan istirahat (tanpa manueer alsaa pada skrotum kiri. engan manueer alsaa, ena tersebut tampak berdilatasi (dengan diameter men"apai &,4 mm
Perubahan yang sama tampak pula pada skrotum kanan (/,/mm dengan alsaa. Pada *!+ dan gambaran oppler ini menunjukan gambaran arikokel bilateral (grade /. +rading yang digunakan menggunakan diameter ena, yaitu saat alsaa7 +rade17 22.4 mm. eins +rade27 2.4 / mm. eins +rade/7 H /mm. eins (www.jultrasoundmed.org"gireprint2811&1.pd$ .
+ambar 11.
arikokel intratestikuler!krotum kiri menunjukkan arikokel ekstratestikuler yang luas. !elain itu juga mennunjukkan sedikit dilatasi pada pembuluh darah (masingmasing H2mm pada bagian subkapsuler dari testis kiri
Pada spektr al oppler menunjukan adanya tahanan ringan pada
pola aliran ena (www.jultrasoundmed.org"gireprint2811&1.pd$
H. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi medis spesi$ik yang diindikasikan dalam penatalaksanaan untuk simple spermatokel. Analgesik oral dapat diberikan untuk mengobati gejala. =ika penyebab yang mendasarinya berupa epididimitis yang menyebabkan rasa tidak nyaman, maka dapat ditambahkan antibiotik sebagai indikasinya. bserasi biasanya dilakukan untuk kasuskasus spermatokel yang simple, ringan ataupun tanpa gejala (www.emedi"ine.meds"ape."om.
Pendekatan terapi dengan spermatoselektomi transskrotal merupakan interensi operati$ yang utama untuk kasuskasus spermatokel. Antikoagulasi sistemik dan permintaan dari ayah pasien merupakan kontraindikasi relati$ (www.emedi"ine.meds"ape."om.
!kleroterapi merupakan pilihan alternati$ penanganan, namun hasilnya menunjukkan kurang e$ekti$. !kleroterapi ditujukan untuk lakilaki yang sudah tidak memiliki keinginan untuk memiliki garis keturunan, sebagai resiko dari bahan kimia yang membahayakan epididimis dan sebagai dampak kerusakan epididimis yang dapat mengganggu kesuburan. leh karena aspirasi dari spermatokel itu sendiri dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang tinggi, maka agen sklerotik yang digunakan bertujuan untuk menghan"urkan dinding kista. )eberapa agen sklerotik yang telah digunakan, termasuk diantaranya tetrasiklin, fibrin glue, $enol, sodium tetradecyl sulfate, kuinin, talk powder , polidokanol, dan etanolamin oleate, semuanya dengan berbagai derajat keberhasilan yang berariasi antara /0E 100E (www.emedi"ine.meds"ape."om I. KOMPLIKASI a. !permatoselektomi Epididymal inury Epididymal obstruction !crotal hematoma
!uperficial wound infection" swelling" and recurrence of the spermatocele b. !kleroterapi Epididymal inury Infertility #leeding Infection Chemical epididymitis !permatocele recurrence ( www.emedi"ine.meds"ape."om J. P1O!NOSIS
Prognosis dari kasus spermatokel yang ditangani dengan spermatoselektomi "enderung baik. Penelitian akhirakhir ini membuktikan bahwa pasien yang mengalami eksisi spermatokel yang tidak nyaman, D&E diantaranya mengalami bebas gejala nyeri. an spermatoselektomi merupakan penatalaksanaan bedah terbaik untuk simptomatik spermatokel (www.emedi"ine.meds"ape."om.
!ebaliknya, meskipun skleroterapi dapat menurunkan insidensi dari komplikasi perdarahan dan hanya membutuhkan biaya yang ringan, namun e$ikasinya se"ara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan dengan spermatoselektomi (www.emedi"ine.meds"ape."om.
KESIMPULAN
1. !permatokel adalah kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya kantung abnormal (kista yang terisi dengan "airan dan sperma mati di dalam epididimis
2. 9tiologi spermatokel masih idiopatik, namun diduga beberapa $aktor
pen"etus dapat berupa sumbatan duktus spermatikus, trauma dan in$lamasi diduga memegang peranan penting
/. +ejala klinis dari spermatokel berariasi, mulai dari tanpa gejala hingga rasa tidak nyaman dan nyeri yang teramat sangat di bagian testis
&. !permatokel dapat berasal dari diertikulum pada kaput epididimis maupun epididimitis atau trauma $isik.
4. Timbulnya s"ar pada bagian manapun di epididmis, akan menyebabkan obstruksi dan mungkin mengakibatkan timbulnya spermatokel
'. Pada pemeriksan $isik didapatkan adanya massa di dalam skrotum yang unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis, lunak , li"in, berkelok kelok atau bentuknya tidak beraturan, ber$luktuasi, berbatas tegas atau padat.
7. Pada pemeriksaan sonogra$i, spermatokel tampak sebagai lesi hypoe"hoi"
epididimis biasanya berukuran12"m
G. Tidak ada terapi medis spesi$ik yang diindikasikan dalam penatalaksanaan untuk simple spermatokel, analgesik oral dapat diberikan untuk mengobati gejala. =ika penyebab yang mendasarinya berupa epididimitis yang menyebabkan rasa tidak nyaman, maka dapat ditambahkan antibiotik sebagai indikasinya.
D. Pendekatan terapi dengan spermatoselektomi transskrotal merupakan interensi operati$ yang utama untuk kasuskasus spermatokel
10. !kleroterapi merupakan pilihan alternati$ penanganan, namun hasilnya menunjukkan kurang e$ekti$. !kleroterapi ditujukan untuk lakilaki yang sudah tidak memiliki keinginan untuk memiliki garis keturunan, sebagai resiko dari bahan kimia yang membahayakan epididimis dan sebagai dampak kerusakan epididimis yang dapat mengganggu kesuburan
11. 5omplikasi dari spermatokel didasarkan atas penanganannya, yaitu7 !permatoselektomi ( Epididymal inury" Epididymal obstruction" !crotal hematoma" !uperficial wound infection" swelling" and recurrence of the spermatocele$ dan !kleroterapi ( Epididymal inury" Infertility" #leeding" Infection" Chemical epididymitis" !permatocele recurrence$
12. Prognosis dari kasus spermatokel yang ditangani dengan spermatoselektomi "enderung baik.
1/. !permatoselektomi merupakan penatalaksanaan bedah terbaik untuk simptomatik spermatokel, !ebaliknya, meskipun skleroterapi dapat menurunkan insidensi dari komplikasi perdarahan dan hanya membutuhkan biaya yang ringan, namun e$ikasinya se"ara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan dengan spermatoselektomi
DATA1 PUSTAKA
Aiena. 2010. 5elainan 5ongenital !istem *rogenital. !"rib."om
ogra !, +ottlieb %B, ka # etal. !onography o$ the s"rotum. %adiology. 200/C228 (17 1G/'. doi710.11&Gradiol.22810018&& Pubmed "itation ogra !, +ottlieb %B, %ubens = etal. )enign intratesti"ular "ysti" lesions7 *!
$eatures. %adiographi"s. 2001C21 !pe" @o 7 !28/G1. %adiographi"s (link Pubmed "itation
96ine, B. 2011.Testicular Tumor % http7hpathy."om"ausesymptoms treatmenttesti"ular"an"er, diakses pada tanggal 1& Agustus 201/
eeson, . %oland. eeson, Thomas !. Paparo, Thomas !.C alihbahasa, Ian Tambayong, dkk. 1DD'. Testis. Te;tbook o$ Bistology ed 4. =akarta79+ Purnomo, )asuki. 2010. &edoman 'iagnosis ( Terapi.!#F *rologi
aboratorium -lmu )edah %su r. !ai$ul Anwar Fakultas 5edokteran *niersitas )rawijaya #alang
Putra, Barapan. 2010. @yeri !akit Iang Terjadi Pada Testis. nyerisakityang terjadipadatestis.html
!jamsjulhidayat %., =ong ?.. 1DD8. )uku Ajar -lmu )edah. Tumor )anas Testis. =akarta7 9+.
www.emedi"ine.meds"ape."om
emedi"ine.meds"ape."omarti"le/G22GGimaging (a good arti"le. www.jultrasoundmed.org"gireprint2811&1.pd$