• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

10 2.1 Audit Operasional

2.1.1 Pengertian Audit Operasional

Audit Operasional yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya Audit Operasional juga merupakan aktivitas pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian operasional. Ketika melaksanakan kegiatannya, Audit Operasional harus bersifat objektif dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen.

Pengertian Audit Operasional menurut Sukrisno Agoes (2013) adalah : ”Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis”.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010:10) mengungkapan bahwa : “Audit Operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen” (2010:10). Sedangkan menurut William P. Leonard dialih bahasa oleh Amin Widjaja Tunggal (2010:10) : “Audit Operasional atau diartikan sebagai audit manajemen yaitu sebagai suatu pengujian yang menyeluruh dan konstruktif dari struktur organisasi suatu perusahaan, lembaga atau cabang dari pemerintah, atau setiap komponen dari

(2)

padanya, seperti suatu divisi atau departemen dan tujuannya, alat operasinya, dan utilisasi manusia dan fasilitas fisik.”

Beberapa bagian penting dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Audit operasional merupakan suatu proses yang sistematis seperti dalam audit laporan keuangan, mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. (2) Penilaian operasi organisasi yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau disetujui. Dalam audit operasional, sering dinyatakan dalam standar kinerja yang ditetapkan manajemen. Audit operasional mengukur tingkat hubungan kinerja aktual dengan kriteria. (3) Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari perusahaan yang di audit untuk memperbaiki efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari suatu operasi. (4) Penerima yang tepat dari laporan audit operasional adalah manajemen atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali jika audit diminta oleh pihak ketiga, pembagian laporan tetap dalam entitas. Dalam banyak hal, dewan komisaris menerima salinan laporan audit operasional. (5) Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir dengan laporan atas temuan. Audit operasional memperluas dengan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

2.1.2 Tujuan Audit Operasional

Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan telah sesuai dengan kebijakan, ketentuan dan peraturan yang ada dalam perusahaan, serta untuk mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan telah lebih baik daripada masa sebelumnya, dan untuk

(3)

menentukan apakah perusahaan tersebut serta efektivitas atau programnya telah dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif.

Menurut Bhayangkara (2011:23) menyebutkan bahwa audit operasional menekankan pada seluruh area dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan baik dari segi ekonomisasi, efektivitas dan efisiensi dalam perusahaan. Adapun maksud dari ketiganya dijelaskan yaitu sebagai berikut :

1. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.

2. Efektivitas secara singkat dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

3. Ekonomis menekankan pada bagaimana setiap aktivitas dalam objek audit mengelola dana yang dimiliki untuk memperoleh hasil yang besar.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:40) tujuan audit operasional yaitu: 1. Mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang

diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.

3. Untuk membantu mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang

(4)

pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.. 4. Untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan.

5. Untuk membantu manajemen, audit operasional berhubungan dengan setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.

2.1.3 Manfaat Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) manfaat audit operasional adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif solusi perbaikannya.

2. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisien biaya. 3. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan..

4. Mengidentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan, dan prosedur organisasi yang belum ditentukan.

5. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.

6. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi. 7. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

8. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.

(5)

9. Menguji adanya tindakan – tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau ketidaksesuaian lainnya.

10. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.

11. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen. 12. Memberikan penilaian yang independen dan objektif atas suatu organisasi. Manfaat yang dapat diperoleh dari audit operasional menurut Nugroho Widjayanto ( 2013 ) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran, dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas.

2. Identifikasi kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen.

3. Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu.

4. Pencapaian apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan serta tujuan yang telah ditetapkan.

5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen.

6. Penetapan tingkat keandalan (realibility) dan kemanfaatan (usefulness) dari berbagai laporan manajemen.

7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya. 8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih

meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau hambatan dalam organisasi.

(6)

Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat manfaat audit operasional adalah untuk menilai ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, mengevaluasi suatu kegiatan, mengidentifikasikan berbagai bidang yang bermasalah dan mencari penyebabnya, dan melakukan perbaikan mendorong efektivitas dan efisiensi

2.1.4 Kualifikasi Audit Operasional

Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakan efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat digunakan sebagai pedoman.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37), karakteristik audit operasional adalah sebagai berikut:

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif. 2. Mencakup semua aspek perusahaan.

3. Yang di audit adalah seluruh perusahaan atau salah satu unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan, produksi, dan sebagainya) atau suatu fungsi, atau salah satu subklasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai, dan sebagainya).

4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan, unit, atau fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab, dan tugasnya.

(7)

5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti atau data dan standar. 6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada

pimpinan tentang efektif–tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi. Menurut Arens (2011:781), dialih bahasakan oleh Sukrisno Agoes ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan:

1. Kinerja Historis (Historical Performance).

Historical Performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah prestai kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan prestasi kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut benar-benar berjalan dengan baik atau sebaliknya 2. Kinerja yang dapat diperbandingkan (Benchmarking).

Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau diluar organisasi. Data prestasi dari entitas dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam benchmarking

3. Standar Rekayasa (Engineered Standards).

Engineerd Standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti time and motion study untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan krteria ini efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah operasional yang penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga

(8)

memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi. 4. Diskusi dan Kesepakatan (Discussion and Agreement).

Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dan entitas yang akan diaudit, auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi.

2.1.5 Program Pemeriksaan Audit Operasional

Program adalah langkah-langkah yang akan disusun secara rinci untuk kemudian dilaksanakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Program Audit merupakan petunjuk atau pedoman bagi auditor operasional dalam melaksanakan audit.

Program audit didefinisikan oleh Arens (2011:338) adalah sebagai berikut:

“the audit program alway includes a list of the audit prosedures, it usually also a sample size, perticular iteks to select and the timing of the test.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa program pemeriksaan mempunyai peranan penting dalam proses pemeriksaan ketika menyusun program pemeriksaan, pengetahuan, dan pertimbangan para karyawan pemeriksaan harus berpengalaman dan dapat menerapkan juga memastikan bahwa semua hal yang terdapat dalam program adalah tepat dan benar.

(9)

Dengan program audit tujuan yang ingin dicapai menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:34) menyatakan bahwa :

1. Memberikan bimbingan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan 2. Memberikan daftar simak-checlist sementara pemeriksaan berlangsung 3. Merevisi program audit sebelumnya akibat adanya

perubahan-perubahan standar, prosedur yang digunakan oleh perusahaan Program audit yang baik mencakup :

1. Tujuan audit harus dinyatakan dengan jelas atas pekerjaan yang direncanakan.

2. Disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan.

3. Langkah kerja yang terperinci atas pekerjaan yang harus dilakukan.

4. Menggambarkan urutan prioritas lingkungan kerja yang dilaksanakan dan bersifat flesibel, tetapi setiap perubahan yang ada harus diketahui oleh atasan auditor.

2.1.6 Tahap – tahap Pelaksanaan Audit Operasional

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit operasional. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, menurut Bayangkara I.B.K (2015:11) yaitu:

1. Audit Pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang

terhadap objek yang diaudit. Pada tahap audit ini juga dilakukan telaah terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan

(10)

aktivitas yang diaudit serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.

2. Tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

3. Audit Rinci atau Lanjutan tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.

4. Pelaporan bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

5. Tindak Lanjut Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak- pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

Sedangkan menurut Reider (2012:171-174) yang dialih bahasakan oleh Sukrisno Agoes mengemukakan ada (lima tahapan audit operasional) sebagai berikut :

(11)

1. Tahap Perencanaan

Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sumber daya audit operasional, auditor harus melakukan identifikasi masalah-masalah penting sehingga dapat menawarkan potensi manfaat yang lebih besar dengan cara survey. Tujuan dari tahapan ini adalah mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah dalam bidang operasi tersebut, serta sebagai titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja audit operasional.

2. Tahapan Program Kerja

Program kerja merupakan dasar pelaksanaan audit operasional dalam masalah efisiensi dan efektivitas juga merupakan kunci keberhasilan dalam audit operasional. Program kerja audit operasional merupakan suatu rencana kerja agar pelaksanaan audit mencapai hasil terbaik. Program kerja yang bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan kondisi tertentu dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan fakta yang ditemui.

3. Tahap Pelaksanaan Kerja Lapangan

Tahap pelaksanaan kerja lapangan merupakan tahap dimana langka-langka kerja yang telah ditentukan dalam program kerja dilaksanakan atau direalisasikan. Pada tahap ini, auditor harus mengumpulkan serta menganalisis bukti-bukti atau informasi yang cukup untuk mendukung, menyajikan temuan pemeriksaan.

(12)

Selama pelaksanaan kerja lapangan auditor mungkin menemukan dan mengidentifikasi kekurangan (deficiency) yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Oleh karena itu, auditor harus mengembangkan unsur-unsur temuan audit untuk meyakinkan manajemen bahwa terdapat kekurangan atau penyimpangan, sehingga dilakukan tindakan korektif sesegera mungkin. Pengembangan temuan bagian ini meliputi hal-hal beriktu :

a. Pernyataan Kondisi

Kondisi harus dinilai secara benar, oleh karena itu informasi yang dikumplkan harus cukup, kompeten, dan relevan.

b. Kriteria

Kriteria merupakan hal penting dalam mengembangkan suatu temuan audit seperti :

- Penyebab (cause)

Temuan audit tidak lengkap sampai auditor mengidentifikasi penyebab atas alasan terjadinya penyimpangan dari kriteria yang telah ditetapkan. - Akibat (Effect)

Akibat merupakan unsur yang diperlukan untuk meyakinkan manajemen bahwa kondisi yang tidak diinginkan apabila dibiarkan berjalan terus akan mengakibatkan kerugian yang serius.

- Rekomendasi (Rekomendations)

Rekomendasi yeng diberikan harus menjelaskan mengenai kondisi, sebab, serta apa yang harus dilakukan untuk mencegah keadaan yang tidak

(13)

diinginkan. 5. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari kegiatan pemeriksaan. Laporan tersebut bertujuan memberikan informasi yang bermanfaat dan tepat waktu atas kekurangan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasi perusahaan dan merekomendasikan perbaikan. Selain itu laporan pemeriksaan berguna untuk mengkomunikasikan hasil dari pemeriksaan kepada pemimpin.

2.1.7 Audit Pada Penjualan

Salah satu kegiatan yang merugikan sering ditemui dalam aktivitas penjualan biasanya terjadi dilakukan dengan cara seolah-olah terjadi penjualan. Verifikasi atas penjualan dilakukan melalui peneletian atas sumber dokumen. Selanjutnya yakinkan bahwa transaksi tersebut dibukukan kedalam rekening yang tepat. Menurut Hiro Tugiman (2011:34) pengujian yang harus dilakukan sebagai berikut :

1. Lakukan pengujian terhadap pembeli yang memperoleh harga terendah/memperoleh potongan harga (diskon) paling besar

2. Teliti saldo piutang yang melampaui plafon kredit

3. Teliti pembayaran/pelunasan piutang yang melampaui batas waktu tertentu. 4. Lakukan analisis atas pesanan penjualan, catatan gudang, dan faktur,

selanjutnya bandingkan diantara ketiganya.

5. Teliti pengiriman barang. Prosedur ini dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan penyalahgunaan pengiriman barang sample.

(14)

6. Teliti nota kredituntuk barang yang dikembalikan (di retur) dan dibandingkan dengan penerimaan barangnya.

7. Teliti surat menyurat berkaitan dengan transaksi pembelian. Perhatikan keluhan konsumen, seperti kesalahan dalam faktur dan sebagainya.

8. Teliti catatan pelunasan piutang ke rekening yang bersangkutan. Transfer ke buku kas nya dan slip pembayaran. Perhatikan perbedaan tanggal, nama pembayar (prosedur yang dilakukan dalam rangka mendeteksi kemungkinan terjadinya laping).

Menurut Arens, Elder & Beasley (2015:470), dialih bahasakan oleh Sukrisno Agoes tujuan audit operasional atas fungsi penjualan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang dilakukan kepadapelanggan non fiktif (keberadaan).

2. Penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan).

3. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (akurasi).

4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi). 5. Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat (tepat waktu).

6. Transaksi penjualan dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).

(15)

2.2 Efektivitas

Ada berbagai macam pengertian mengenai efektivitas yang mempunyai arti yang sama meski pengungkapannya berbeda. Pengertian efektivitas menurut Alvin A. Arens (2011:496) adalah :

“Effectiveness refers to the accomplishment of objektives, whereas efficiency refers to the resources user to active these objective.”

Berdasakan dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan perusahaan yang hendak akan dicapai oleh perusahaan. Seberapa jauh perusahaan dinyatakan berhasil mencapai tujuannya, itu dilihat apabila semakin besar kontribusi output terhadap tujuan perusahaan, maka semakin efektif unit tersebut. Menurut Gibson dalam Bungkaes (2013:46), pengertian Efektivitas adalah sebagai berikut : “Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih efektif dalam menilai mereka”. Sedangkan menurut Ravianto dalam Masruri (2014:11), pengertian Efektivitas adalah sebagai berikut : “Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.”

(16)

2.3 Penjualan

Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai dari berhasil nya suatu perusahaan tersebut memperoleh laba, Dengan laba yang diperoleh, perusahaan dapat mengembangkan perusahaan nya dan memperluas bidang usahanya. Menurut Mulyadi (2010:202) pengertian penjualan adalah :

“Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pemindahan atau pengalihan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Karena itu penjualan merupakan fungsi yang cukup penting bagi kelangsungan hidup perusahaan akan dapat ditemuinya kecurangan-kecurangan, pemborosan, ketidakefektifan, dan ketidakefisienan yang dalam hal ini dapat merugikan perusahaan.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjaualn merupakan pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa dari penjual ke pembeli dengan harapan dapat memperoleh laba yang sebanyak-banyaknya dari transaksi yang terjadi. Sedangkan menurut Basu Swastha dalam Irwan Sahaja (2014:246), pengertian Efektivitas adalah sebagai berikut : “Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka yang membutuhkan yang telah ditentukan atas tujuan bersama.”

2.3.1 Pengertian Efektivitas Penjualan

Aktivitas penjualan dikatakan telah efektif apabila penjualan suatu perusahaan telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Syahu Sugian

(17)

(2014:77) bahwa:

“Efektivitas penjualan adalah tingkat realisasi aktivitas-aktivitas penjualan yang direncanakan dan hasil-hasil yang diraih“.

Berikut adalah uraian mengenai efektivitas penjualan:

a. Penjualan suatu aktiva perusahaan hingga menjadi uang kas kadang disebut pencairan,

b. Memperoleh suatu dengan menjual, investasi dan usaha,

c. Mengubah sesuatu agar menjadi uang. Di mana dalam suatu periode perusahaan telah target yang telah ditentukan sebagi tolak ukur tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, efektivitas penjualan dapat diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam pencapaian tujuan atau target penjualan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Tujuan Penjualan

Kegiatan penjualan adalah salah satu kegiatan yang penting. Dari adanya kegiatan penjualan tersebut maka perusahaan akan memperole laba yang dapat menjamin kelangsungsan hidup perusahaan.

Menurut Basu Swastha (2014:80) tujuan umum penjualan adalah sebagai berikut: 1. Mencapai volume penjualan tertentu

2. Mendapat laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

(18)

perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.

2.3.3 Indikator Efektivitas Penjualan

Berikut adalah uraian mengenai indikator efektivitas penjualan menurut Komaruddin (2013;845):

1. Target dan Realisasi Penjualan Target adalah:

a. Tujuan yang akan dicapai,

b. Suatu tujuan atau tujuan yang lebih terperinci yang ingin dicapaai yang lazimnya dapat dinyatakan atau diukur dengan kuantitatif. Target tersebut mungkin merupakan jumlah akhir yang ingin dicapai atau jumlah bagian tertentu berada dalam proses keseluruhan,

c. Objek kritisme. realisasi adalah:

a. Penjualan suatu aktiva perusahaan hingga menjadi uang kas kadang disebut pencairan,

b. Memperoleh suatu dengan menjual, investasi dan usaha,

c. Mengubah sesuatu agar menjadi uang. Di mana dalam suatu periode perusahaan telah target yang telah ditentukan sebagi tolak ukur tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan.

(19)

Menurut Komaruddin biaya adalah ongkos yang tertutup oleh pendapatan yang sedang berjalan, seandainya perusahaan itu ingin mendapatkan laba, sebaliknya investasi modal, hanya sebagian saja yang dimasukkan (depresiasi tahunan) ke dalam pembiayaan.

3. Kepuasan Konsumen

Selain mencari laba tujuan perusahaan juga memuaskan kebutuhan konsumen, jika kebutuhan konsumen terpenuhi dalam hal ini produk berkualitas dan tepat waktu maka tujuan perusahaan telah tercapai disamping hal-hal lain yang menjadi tujuan perusahaan. Menurut Day (Tse dan Wilson) yang dikutip oleh Fandi Tjiptono (2014;146) yaitu: "Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian".

Dari ketiga hal tersebut tujuan perusahaan juga untuk mendapatkan laba. Hasil dari penjualan tersebut adalah dalam bentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.

2.4 Pengertian Peranan

Menurut Duverger, (2010: 102) pengertian peranan adalah :

“Peranan adalah atribut sebagai akibat dari status, dan prilaku yang diharapkan oleh anggota-anggota lain dari masyarakat terhadap pemegang status, singkatnya, peranan hanyalah sebuah aspek dari status”

Sedangkan Abdulsyani, (2012 : 94) mengatakan bahwa:

“Peranan adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan ststus yang

(20)

dimilikinya, dan seseorang dapat dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam masyarakat.”

Bersdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 (dua) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.

2.4.1 Peranan Audit Operasional terhadap Efektivitas Penjualan

Salah satu alasan suatu organisasi dapat dikatakan mencapai tujuannya dapat dilihat dari suatu organisasi memperoleh laba melalui kegiatan penjualannya. Peran dari audit operasional sendiri yaitu untuk mengawasi, menguji, mengevaluasi, dan membantu memberikan konsultasi melalui saran-saran atau rekomendasi yang memberikan nilai tambah dalam meningkatkan aktivitas penjualan agar tetap terjaga efektivasnya. Sesuai dengan pegertian audit operasional yang menurut Amin Widjaja Tunggal (2010:10) mengungkapan bahwa : “Audit Operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen” (2010:10). Bisa dikatakan efektif apabila penjualan yang ditargetkan oleh pihak manajemen tercapai.

Peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas penjualan dapat terlihat dari tersedianya informasi yang memadai mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas penjualan seperti adanya prosedur penjualan yang

(21)

jelas, penggunaan dokumen-dokumen penjualan, pernisahaan fungsi sehingga tujuan dari penjualan akan tercapai dan diperolehnya laporan keuangan yang andal. Selain itu, adanya ketaatan setiap karyawan kepada ketentuan yang telah ditetapkan akan menunjang efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

Peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas penjualan dapat terlihat dari manfaat audit operasional yang menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif solusi perbaikannya.

2. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisien biaya. 3. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan..

4. Mengidentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan, dan prosedur organisasi yang belum ditentukan.

5. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.

6. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi. 7. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

8. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.

9. Menguji adanya tindakan – tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau ketidaksesuaian lainnya.

(22)

11. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen. 12. Memberikan penilaian yang independen dan objektif atas suatu organisasi. 2.5 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2014:60), kerangka berpikir adalah merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel-variabel yang akan diteliti.

Operasional audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuannya adalah Membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Dengan menyediakan bagi mereka analisis, penilaian rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktifitas yang diperiksa. Ada beberapa kualifikasi yang harus di lakukan agar dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif yaitu sikap independensi dan kompetensi untuk manajemen meletakan kepercayaan terhadap hasil auditor operasional.

Audit operasional haruslah independen, agar ditempatkan pada posisi yang memungkinkan, fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit operasional memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan Pegawas Organisasi. Dan auditor operasional harus objektif dalam melaksanakan pekerjaannya. Auditor operasional harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest ).

(23)

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Herman Wibowo 2012:324 ). Kompetensi setiap auditor operasional merupakan tanggung jawab dari bagian Audit Iternal. Pimpinan Audit Operasional dalam setiap pemeriksaan harus menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.

Dalam melaksanaka auditnya, seorang auditor memiliki langkah-langkah kerja auditor dalam melaksanakan audit operasional. Ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan. Setelah pelaksanaan audit operasional dijalankan dengan baik. Audit operasional harus melaporkan hasil audit yang dilakukannya. Laporan harus mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan audit. Pimpinan auditor operasional atau staff yang ditunjuk harus meninjau dan menyetujui laporan audit akhir sebelum laporan tersebut dikeluarkan dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan disampaikan.

Laporan audit operasional dibuat setelah selesai melakukan audit. Laporan yang disampaikan kepada manajemen akan mencerminkan kualitas pekerjaan auditor operasional, laporan ini merupakan hal yang penting dikarenakan dalamlaporan ini auditor menuangkan seluruh hasil pekerjaannya dan merupakan realisasi tanggung jawab. Setelah laporan hasil audit diberikan kepada auditee,

(24)

proses audit belum benar-benar selesai. Langkah selanjtnya dari proses audit adalah tindak lanjut atas laporan audit operasional oleh manajemen.

Pengaruh audit operasional terhadap operasi penjualan perusahaan, bahwa audit operasional di pandang positif mempunyai pengaruh yang kuat terhadap operasi penjualan. Audit operasional adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan audit operasional terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan.

Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi- transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pemindahan atau pengalihan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli ( Mulyadi 2010:202 ). Karena itu penjualan merupakan fungsi yang cukup penting bagi kelangsungan hidup perusahaan akan dapat ditemuinya kecurangan-kecurangan, pemborosan, ketidakefektifan, dan ketidakefisienan yang dalam hal ini dapat merugikan perusahaan. Agar kebocoran tidak terjadi pada kegiatan penjualan maka manajemen menugaskan pihak audit operasional untuk mengawasi operasi penjualan. Salah satu kegiatan yang merugikan sering ditemui dalam aktivitas penjualan biasanya terjadi dilakukan dengan cara seolah-olah terjadi penjualan. Verifikasi atas penjualan dilakukan melalui peneletian atas sumber dokumen. Selanjutnya yakinkan bahwa transaksi tersebut dibukukan kedalam rekening yang tepat. pengujian yang harus dilakukan sebagai berikut : 1. Lakukan pengujian terhadap pembeli yang memperoleh harga

(25)

2. Teliti saldo piutang yang melampaui plafon kredit

3. Teliti pembayaran/pelunasan piutang yang melampaui batas waktu tertentu 4. Lakukan analisis atas pesanan penjualan, catatan gudang, dan faktur,

selanjutnya bandingkan diantara ketiganya.

5. Teliti pengiriman barang. Prosedur ini dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan penyalahgunaan pengiriman barang sample.

6. Teliti nota kredituntuk barang yang dikembalikan (di retur) dan dibandingkan dengan penerimaan barangnya.

7. Teliti surat menyurat berkaitan dengan transaksi pembelian. Perhatikan keluhan konsumen, seperti kesalahan dalam faktur dan sebagainya.

8. Teliti catatan pelunasan piutang ke rekening yang bersangkutan. Transfer ke buku kas nya dan slip pembayaran. Perhatikan perbedaan tanggal, nama pembayar (prosedur yang dilakukan dalam rangka mendeteksi kemungkinan terjadinya laping).

Bila audit atas penjualan telah diselenggarakan secara baik dan benar sesuai prosedur maka unit penjualan akan mencapai tujuannya yang efektif. Efektivitas penjulan dapat diukur dari 3 unsur yaitu mencapai volume penjualan tertentu, mendapat laba tertentu, menunjang pertumbuhan perusahaan.

Penelitian terdahulu oleh Pransiska Panjaitan (2014) hasilnya menunjukkan bahwa Pelaksanaan audit operasional telah memadai karena audit operasional dilaksanakan oleh auditor yang kompeten, tahap-tahap audit operasional sudah sesuai dengan ketentuan yang terdiri dari audit pendahuluan, review dan pengujian pengendalian manajemen, audit terinci, pelaporan, tindak

(26)

lanjut. Struktur perusahaan dan tanggung jawab setiap devisi di uraikan dengan jelas sehingga terlihat jelas dan rapi. Audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas panjualan dan selalu berpedoman pada kebijakan dan sistem prosedur penjualan.

Penelitian terdahulu oleh Antonius Effendi (2005) hasilnya menunjukkan bahwa Pelaksanaan audit operasional telah memadai karena keberadaan audit operasional yang merupakan pelaksana fungsi audit operasional kedudukannya terpisah dan independen dari departemen atau unit yang diauditnya, dilaksanakan oleh auditor yang kompeten, didukung oleh tahap-tahap audit operasional sudah sesuai dengan ketentuan, struktur organisasi dan uraian tugas yang sudah tersususn dengan baik sehingga wewenang dan tanggung jawab maing-masing bagian menjadi jelas.

Penelitian Wahyuningsih (2015) menunjukkan bahwa audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas penjualan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malang. Begitu pula dengan penelitian Kurnianti (2015) menunjukkan bahwa audit operasional berperan dalam menilai efektifitas penjualan pada Alam Jaya Langgeng Sentosa.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah untuk pengujian apakah audit operasional berperan dalam efektifitas penjualan. Secara konseptual hipotesis dapat dioperasikan sebagai berikut :

Ha: Terdapat hubungan positif atau terdapat hubungan antara audit operasional dengan efektifitas penjualan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skripsi ini, dapat dipahami bahwa, nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam Q.S Al Hujurat ayat 9-13 diantaranya; bersikap adil, menjaga tali persaudaraan, dapat

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga proposal tugas akhir dengan judul “Analisa Kestabilan Lereng Tambang Terbuka Pada

Dari analisis sensitivitas diketahui bahwa proyek untuk perbaikan mesin kapal lama layak jika aliran kas lebih besar dari $.281.615 sedangkan untuk penggantian mesin kapal

Dalam pelaksanaan rehabilitasi, dikelompokan dalam beberapa fase; fase I, dilakukan saat klien masih dalam masa perawatan, yang bertujuan untuk mengurangi atau

Bahkan teknologi komunikasi membuat manusia bisa melaksanakan perkawinan jarak jauh, sebelum adanya perkembangan teknologi komunikasi tersebut, perkawinan pada

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan gramatikal, khususnya kesalahan dalam artikel dan pembentukan jamak pada kata benda serta konjugasi kata

Hal ini sejalan dengan pernyataan expert judment yang menyatakan bahwa Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Motivasi kerja merupakan yang variabel –

1) Konsensus mengatakan sebanyak 13 jenis profesion dalam bidang fisioterapi yang dijangkakan akan menyediakan bidang kerjaya di masa hadapan. 2) Jangkaan bahawa