• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran 2.3 : Perusahaan Persekutuan Tidak Berbadan Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran 2.3 : Perusahaan Persekutuan Tidak Berbadan Hukum"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran 2.3 :

Perusahaan Persekutuan Tidak Berbadan Hukum

1. Capaian Pembelajaran:

Mahasiswa setelah menyelesaikan seluruh kegiatan proses pembelajaran dalam modul ini, diharapkan:

 Mampu memahami dan menjelaskan pembagian perusahaan persekutuan yang tidak berbadan hukum.

 Mampu memahami dan menjelaskan masing-masing jenis perusahaan persekutuan yang tidak berbadan hukum

2. Materi Pembelajaran Persekutuan Perdata

Pengertian dan Sumber Hukum

Persekutuan perdata adalah bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, yaitu suatu perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak memasukkan modal untuk menjalankan suatu usaha.

Persekutuan ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan perusahaan perorangan yang diuraikan sebelumnya, yaitu dalam pengumpulan modal menjadi lebih mudah, namun kelemahannya terlihat pada penonjolan kemampuan pribadi para pengusaha dan pada kepemimpinan/kepemilikan ganda dimana hal itu membuka kemungkinan timbulnya perselisihan dalam perjalanan usaha.

Persekutuan perdata tidak seperti perusahaan perorangan yang belum mendapat pengaturan secara resmi. Persekutuan Perdata diatur dalam  Pasal 1618 -1652 Kitab Undang-Undang Hukum Pertdata (KUH Perdata).

Pendirian

Mengingat Persekutuan Perdata didirikan atau dimiliki oleh beberapa orang pengusaha (sekutu), maka perusahaan ini didirikan atas dasar perjanjian oleh para pihak tersebut. Dalam aturan yang ada sama sekali tidak mengharuskan adanya syarat tertulis, dan ini berarti Persekutuan Perdata dapat didirikan dengan lisan.

(2)

Untuk kebutuhan pembuktian dikemudian hari apabila terjadi sengketa adalah sangat bagus jika pendirian Persekutuan Perdata dilakukan dengan Akta Notaris sebagaimana berlaku dalam pendirian perusahaan perorangan.

Tanggung Jawab

Sebagai Persekutuan Perdata memiliki system pertanggung jawaban dimana dalam hal seorang sekutu mengadakan hubungan hukum (perjanjian) dengan pihak ketiga, maka menurut ketentuan yang berlaku bahwa bertanggung jawab atas perbuatan perbuatan hukum yang dilakukan dengan pihak ketiga tersebut adalah sekutu yang melakukan hubungan hukum tersebut, walaupun dalam perbuatan hukum tersebut yang bersangkutan menyebutkan perbuatan tersebut untuk kepentingan perusahaan (Persekutuan Perdata), pengecualian tanggung jawab pribadi tersebut, jika sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut. Berakhirnya Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata dinyatakan berakhir, ditentukan oleh beberapa sebab yang menurut ketentuan yang berlaku, apabila :

1. waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam perjanjian telah lampau, 2. usaha yang menjadi tugas pokok atau tujuan bersama telah selesai 3. barang yang menjadi objek usaha musnah

4. seorang atau lebih anggota sekutu mengundurkan diri atau meninggal dunia. Persekutuan Firma (Fa)

Pengertian dan Sumber Hukum

Persekutuan Firma merupakan suatu persekutuan, mengingat pengusaha yang terlibat di dalamnya adalah sekutu-sekutu yang melebihi dari satu orang. Persekutuan Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa sekutu (pihak) untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung.

Demikian apabila diperhatikan bahwa pada Persekutuan Firma memiliki kelebihan dibandingkan Persekutuan Perdata. Persekutuan Firma lebih bersifat terbuka atau terang-terangan terhadap pihak ketiga (masyarakat) dalam bertransaksi. Hal tersebut memberikan kepercayaan yang lebih bagi Persekutuan Firma dibanding Persekutuan Perdata.

(3)

Adapun sumber hukum Persekutuan Firma adalah Pasal 16 - 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Di samping beberapa ketentuan dalam KUH Perdata, seperti ketentuan umum tentang persekutuan perdata dan perikatan.

Pendirian

Persekutuan Firma wajib didirikan dengan akta notaris, tetapi pendirian tanpa akte notaris pun telah dianggap sah jika Persekutuan Firma tersebut telah menimbulkan kerugian terhadap pihak ketiga.  Seterusnya akta pendirian tersebut juga wajib didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan melalui Berita Negara.

Demikian terdapat 3 (tiga) langkah yang harus dipenuhi dalam pendirian Persekutuan Firma yaitu pembuatan akta, pendaftaran, dan pengumuman maka proses pendirian Persekutuan Firma telah selesai dilakukan. Seterusnya untuk kepentingan operasional usaha, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu para sekutu harus melengkapi beberapa izin dan persyaratan lainnya sebagaimana telah diuraikan pada Perusahaan Perorangan (Usaha Dagang) sebelumnya, pendaftaran perusahaan, pengurusan SIUP, SII, SITU, dan HO/AMDAL.

Tanggung Jawab

Setiap sekutu dalam Persekutuan Firma dapat melakukan perikatan atau hubungan hukum dengan pihak ketiga (masyarakat) untuk dan atas nama perseroan (Persekutuan Firma), tanpa perlu adanya surat kuasa khusus dari sekutu lainnya. Ini berarti semua sekutu dalam perusahaan (Fa) ini dapat bertindak ke luar untuk dan atas nama kepentingan perusahaan. Demikian apabila salah seorang sekutu bertindak, maka secara hukum juga mengikat sekutu-sekutu lainnya. Hal ini memberikan makna bahwa pihak ketiga (masyarakat) yang merasa dirugikan tidak hanya dapat menggugat sekutu yang pernah berhubungan hukum dengannya tetapi juga dapat menggugat sekutu lainnya yang ada di dalam perusahaan tersebut. Demikian dalam hal salah seorang sekutu telah memenuhi semua isi gugatan pihak ketiga dimaksud, maka sekutu-sekutu lainnya dengan sendirinya ikut bebas dari gugatan pihak ketiga tersebut. Sistem anggung jawab yang demikian dinamakan tanggung jawab renteng atau tanggung menanggung (solider).

Hal lain yang perlu diketahui bahwa sistem tanggung jawab renteng yang berlaku dalam Persekutuan Firma tersebut, merupakan indikator bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan

(4)

yang tidak berbadan hukum. Sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum maka harta kekayaan yang dapat digugat pihak ketiga (masyarakat) tidak terbatas hanya pada harta kekayaan perusahaan (Fa) saja, tetapi meliputi juga karta kekayaan pribadi masing-masing sekutu dalam perusahaan (Fa) tersebut.

Berakhirnya Firma

Suatu Persekutuan Firma dianggap bubar oleh hukum yang berlaku, apabila : 1. waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau, 2. barang yang menjadi objek usaha telah musnah,

3. usaha yang menjadi tujuan pendirian perusahaan telah selesai, dan atau 4. seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia,

Terkait poin 4 di atas ini, bahwa ternyata pengunduran sendiri seorang anggota di dalam praktek tidak selalu menjadikan persekutuan firma bubar, tetapi kedudukannya digantikan oleh orang lain dengan tetap mempertahankan persekutuan firma yang ada. Demikian hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 31 KUHD yang menetapkan bahwa pembubaran firma sebelum waktu yang ditentukan (karena pengunduran diri atau pemberhentian) harus dilakukan dengan suatu akte otentik, didaftarkan pada Pengadilan Negeri, dan diumumkan dalam Berita Negara. Apabila itu tidak dilakukan maka firma tetap dianggap ada terhadap pihak ketiga. Konsekuensinya para sekutu harus bertanggung jawab atas berbagai hal dengan pihak ketiga.

Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 32 KUHD bahwa tentang cara penyelesaian pembubaran, yaitu dilakukan atas nama perseroan oleh anggota-anggota yang telah mengurus perseroan, kecuali apabila ditunjuk orang lain dalam akte pendirian atau persetujuan kemudian, atau semua pesero (berdasarkan suara terbanyak) untuk mengangkat seseorang yang bertugas menyelesaikan pembubaran. Di sini KUHD tidak mengatur tugas-tugas mereka, tetapi diserahkan kepada para pesero. Menurut Pasal 1802 KUH Perdata bahwa orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan pembubaran harus mempertanggung jawabkan segala usaha dan hasil-hasilnya kepada para pesero dan berkewajiban mengganti kerugian apabila perseroan menderita kerugian karena perbuatannya.

Selama proses pembubaran berjalan Persekutuan Firma dianggap masih berjalan sampai proses likuidasi benar-benar selesai. Satu hal yang perlu diketahui bahwa adanya kelebihan dari

(5)

hasil likuidasi menunjukkan adanya suatu laba, sebaliknya apabila terjadi kekurangan dalam pelaksanaan likuidasi maka itu berarti kerugian.

Sebagai konsekuensi Persekutuan Firma yang tidak berstatus badan hukum maka dalam hal persekutuan firma jatuh pailit, berakibat seluruh anggotanya pun jatuh pailit mengingat hutang firma adalah juga menjadi hutang-hutang para sekutu dalam persekutuan firma, yang harus ditanggung dengan kekayaan pribadi para sekutu.

Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennottchap (CV) Pengertian dan Sumber Hukum

Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennottchap (CV) adalah persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan menjalankan perusahaan, yang di dalamnya selain memiliki satu orang atau lebih sekutu biasa yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan, juga di dalamnya memiliki satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab sebatas jumlah modal yang dimasukannya.

Berangkat dari pengertian tersebut, di dalam CV terdapat ciri Fa yang melekat pada sekutu pengurus (sekutu komplementer, sekutu aktif). Adapun unsur tambahan yang tidak dikenal dalam Fa yaitu munculnya sekutu diam (sekutu komanditer, sekutu pasif) pada CV. Hal ini membuat CV lebih fleksibel dibanding Fa karena bentuk ini merupakan sarana bagi pemodal untuk berinvestasi di dalam pembentukan CV, dimana yang bersangkutan sendiri tidak perlu bertindak sebagai pengurus, tetapi cukup sebagai sekutu diam saja. Peran sekutu diam (sekutu komanditer, sekutu pasif) pada CV adalah mirip pemegang saham pada suatu Perseroan Terbatas (lihat, Modul 3). Demikian bentuk usaha CV ini merupakan suatu bentuk peralihan antara Persekutuan Firma dan Perseroan Terbatas (PT), dimana ciri dari keduanya terdapat pada CV.

Sumber hukum CV diatur dalam Pasal 19 - 21 KUHD. Seperti halnya persekutuan Firma (Fa), di samping ketentuan khusus dalam KHUD tersebut, juga berlaku ketentuan umum yang terdapat dalam KUH Perdata, yaitu tentang persekutuan perdata dan perikatan.

Pendirian

Sebagaimana halnya pada Fa, pendirian CV dilakukan melalui pembuatan suatu perjanjian pendirian meskipun secara lisan. Pembuatan perjanjian ini tunduk pada aturan hukum perjanjian. Perjanjian inilah yang kemudian didaftarkan dan diumumkan. Di samping itu

(6)

pengusaha dibebani kewajiban mendaftarkan perusahaan pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan undang-undang tentang wajib daftar perusahaan dan mengurus berbagai macam perizinan sebagaimana dikenal dalam Persekutuan Firma.

Tanggung jawab

Mengingat dalam CV terdapat dua macam sekutu, maka tanggung jawab dalam CV juga dua macam. Sekutu aktif bertanggung jawab tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga kekayaan pribadi ketika kekayaan CV tidak cukup. Hal ini sama dengan sekutu pada sebuah Fa. Lain halnya dengan sekutu pasif yang hanya bertanggung jawab terbatas pada modal yang dimasukkan saja. Sistem pertanggung jawaban ini, mirip pertanggung jawaban para pemegang saham pada suatu Perseroan Terbatas (lihat, Modul 3).

Berakhir Persekutuan Komanditer

Suatu Persekutuan Komanditer berakhirnya sama dengan berakhirnya persekutuan Firma, yaitu dianggap bubar apabila :

1. waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau, 2. barang yang menjadi objek usaha telah musnah,

3. usaha yang menjadi tujuan pendirian perusahaan telah selesai, dan atau 4. seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia,

Adanya pihak yang mengundurkan diri pada CV di dalam praktek sama dengan praktik pada Fa. Demikian pula tentang urusan pembubaran persekutuan dan cara penyelesaian pembubaran adalah sama dengan Fa. Hal yang berbeda apabila persekutuan komanditer jatuh pailit, bahwa hanya sekutu aktif (pengurus) yang ikut jatuh pailit, sekutu komanditer hanya menanggung sebatas modal yang telah disetornya.

3. Intisari

Persekutuan Perdata

Persekutuan perdata merupakan bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana dibanding persekutuan yang lain, yang terbentuk dari suatu perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak memasukkan modal untuk suatu usaha, sebagaimana diatur Pasal 1618 -1652 KUH Perdata.

(7)

Pendiriannya dilakukan atas dasar perjanjian para pihak yang sama sekali tidak mengharuskan adanya syarat tertulis sehingga Persekutuan Perdata dapat didirikan dengan lisan. Namun untuk kebutuhan pembuktian dikemudian hari ketika ada sengketa adalah sangat bagus jika pendiriannya dilakukan dengan Akta Notaris.

Persekutuan Perdata memiliki sistem pertanggung jawaban yang tertuju pada sekutu yang melakukan hubungan hukum (perjanjian) dengan pihak ketiga, yaitu tanggung jawab atas perbuatan hukum yang dilakukan dengan pihak ketiga (masyarakat) adalah tanggung jawab sekutu yang melakukan hubungan hukum tersebut, kecuali jika sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

Untuk berakhirnya Persekutuan Perdata apabila; waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam perjanjian telah lampau, usaha yang menjadi tugas pokok atau tujuan bersama telah selesai, barang yang menjadi objek usaha musnah, atau seorang/lebih anggota sekutu mengundurkan diri atau meninggal dunia.

Persekutuan Firma (Fa)

Persekutuan Firma merupakan perusahaan yang didirikan oleh beberapa pihak (sekutu), untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng, sesuai ketentuan Pasal 16 - 35 KUHD di samping beberapa ketentuan umum dalam KUH Perdata yang mengatur tentang persekutuan perdata dan perikatan.

Pendiriannya dilakukan dengan akta notaris, tetapi pendirian tanpa akte notaris pun telah dianggap sah jika Persekutuan Firma tersebut telah menimbulkan kerugian terhadap pihak ketiga. Seterusnya akta pendirian Persekutuan Firma wajib didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan melalui Berita Negara. Untuk kepentingan operasional usaha, para sekutu harus melengkapi beberapa izin dan persyaratan lainnya sebagaimana telah diuraikan pada Perusahaan Perorangan (Usaha Dagang) sebelumnya, yaitu SIUP, SII, SITU, dan HO/AMDAL.

Tanggung jawab dalam Persekutuan Firma berlaku sistem tanggung jawab renteng atau tanggung menanggung (solider), sesuai sistem pengaturan yang memperkenangkan setiap sekutu melakukan perikatan atau hubungan hukum dengan pihak ketiga (masyarakat) untuk dan atas nama perseroan (Persekutuan Firma), tanpa perlu adanya surat kuasa khusus dari sekutu lainnya.

(8)

Suatu Persekutuan Firma dianggap bubar menurut hukum yang berlaku, apabila; waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau, barang yang menjadi objek usaha telah musnah, usaha yang menjadi tujuan pendirian perusahaan telah selesai, dan atau seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia, sekalipun dalam praktik pengunduran sendiri seorang anggota tidak selalu menjadikan persekutuan firma bubar karena kedudukannya digantikan orang lain dengan tetap mempertahankan persekutuan firma yang ada.

Oleh karena Persekutuan Firma tidak berstatus badan hukum, maka dalam hal persekutuan firma jatuh pailit berakibat seluruh anggota sekutunya juga jatuh pailit, sesuai prinsip hukum bahwa hutang firma adalah juga menjadi hutang-hutang para sekutu yang harus ditanggung dengan kekayaan pribadi para sekutu.

Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennottchap (CV) merupakan persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan, yang di dalamnya selain memiliki satu orang atau lebih sekutu yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan, di dalamnya juga memiliki satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab sebatas jumlah modal yang dimasukannya. Semua hal tersebut dapat dilihat dalam materi pengaturan Pasal 19 - 21 KUHD di samping ketentuan umum yang terdapat dalam KUH Perdata, yaitu tentang persekutuan perdata dan perikatan.

Pendirian CV sama dengan Fa. dilakukan melalui pembuatan suatu perjanjian pendirian di antara para pihak dan kemudian didaftarkan dan diumumkan sebagaimana halnya Persekutuan Firma sesuai undang-undang tentang wajib daftar perusahaan dan mengurus berbagai macam perizinan, yaitu SIUP, SII, SITU, dan HO/AMDAL.

Tanggung jawab dalam CV ada dua macam, dimana untuk sekutu aktif bertanggung jawab tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga kekayaan pribadi ketika kekayaan CV tidak cukup. Lain halnya dengan sekutu pasif yang hanya bertanggung jawab terbatas pada modal yang dimasukkan saja.

Untuk berakhir suatu Persekutuan Komanditer sama dengan berakhirnya persekutuan Firma, yaitu dianggap bubar apabila; waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau, barang yang menjadi objek usaha telah musnah, usaha yang menjadi tujuan pendirian perusahaan telah selesai, dan atau seorang/lebih anggota mengundurkan diri atau

(9)

meninggal dunia, dimana syarat yang terakhir ini di dalam praktik tidak selalu menjadikan persekutuan firma bubar karena kedudukan anggota yang mengundurkan diri atau meninggal dunia digantikan orang lain dengan tetap mempertahankan nama CV yang ada sebagaimana halnya dengan persekutuan firma.

Dalam hal kepailitan apabila persekutuan komanditer jatuh pailit, bahwa hanya sekutu aktif (pengurus) yang ikut jatuh pailit, sekutu komanditer hanya menanggung sebatas modal yang telah disetornya.

4. Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan tepat. 1. Persekutuan perdata merupakan:

A. perusahaan yang didirikan oleh beberapa pihak (sekutu), untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng.

B. persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan, yang di dalamnya selain memiliki satu orang atau lebih sekutu yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan, di dalamnya juga memiliki satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab sebatas jumlah modal yang dimasukannya.

C. bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, yang terbentuk dari suatu perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak memasukkan modal untuk menjalankan suatu usaha.

D. bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng.

2. Pendirian Persekutuan Perdata dilakukan berdasarkan: A. perjanjian para pihak secara lisan

B. perjanjian para pihak secara tertulis C. Akta Notaris

D. Jawaban A, B dan C

(10)

A. Menjadi beban sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, sekalipun sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

B. Menjadi beban sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, kecuali sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

C. Menjadi tanggung jawab sekutu aktif dalam perusahaan. D. Tanggung jawab renteng

4. Berakhirnya Persekutuan Perdata apabila;

A. waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam perjanjian telah lampau, B. usaha yang menjadi tugas pokok telah selesai,

C. tujuan bersama para sekutu telah tercapai, D. Jawaban A, B dan C.

5. Persekutuan Firma merupakan: 

A. bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng.

B. perusahaan yang didirikan oleh beberapa pihak (sekutu), untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng.

C. persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan, yang di dalamnya selain memiliki satu orang atau lebih sekutu yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan, di dalamnya juga memiliki satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab sebatas jumlah modal yang dimasukannya.

D. bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, yang terbentuk dari suatu perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak memasukkan modal untuk menjalankan suatu usaha.

6. Pendirian Persekutuan Firma dilakukan dengan, kecuali: A. Akta notaris atau perjanjian di bawah tangan

B. Wajib mendaftarkan perusahaan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri C. Wajib mengumumkan perusahaan di dalam Berita Negara

(11)

7. Tanggung jawab dalam Persekutuan Firma berlaku sistem:

A. Tanggung jawab renteng atau tanggung menanggung (solider),

B. Menjadi beban sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, sekalipun sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

C. Menjadi beban sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, kecuali sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

D. Menjadi tanggung jawab sekutu aktif dalam perusahaan. 8. Suatu Persekutuan Firma dianggap bubar, apabila;

A. Waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau. B. Barang yang menjadi objek usaha telah musnah.

C. Sekutu aktif (pengurus) tersangkut kasus pidana.

D. Usaha yang menjadi tujuan pendirian perusahaan telah selesai. 9. Kepailitan Persekutuan Firma membawa konsekuensi hukum:

A. Seluruh anggota sekutunya juga jatuh pailit B. Semua sekutu aktif (pengurus) juga jatuh pailit C. Semua kekayaan perusahaan yang harus disita D. Jawaban A dan C.

10. Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennottchap (CV) merupakan:

A. persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan, yang di dalamnya selain memiliki satu orang atau lebih sekutu yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan, di dalamnya juga memiliki satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab sebatas jumlah modal yang dimasukannya.

B. perusahaan yang didirikan oleh beberapa pihak (sekutu), untuk menjalankan suatu usaha di bawah satu nama bersama dan bertanggung jawab secara tanggung menanggung atau tanggung jawab renteng.

C. persekutuan yang bersifat terbuka dan terang-terangan, yang di dalamnya memiliki satu orang atau lebih sekutu yang sekaligus bertindak sebagai pengurus perusahaan atas nama bersama dan bertanggung jawab bersama.

(12)

D. bentuk usaha perkumpulan yang paling sederhana, yang terbentuk dari suatu perjanjian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak memasukkan modal untuk menjalankan suatu usaha.

11. Tanggung jawab dalam CV berlaku sistem:

A. Tanggung jawab renteng atau tanggung menanggung (solider),

B. Menjadi beban sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, kecuali sekutu-sekutu lainnya secara nyata memberikan kuasa atas perbuatan tersebut.

C. Tanggung jawab sekutu aktif yang mencakup tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga kekayaan pribadi ketika kekayaan CV tidak cukup

D. Tanggung jawab sekutu pasif yang mencakup tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga kekayaan pribadi ketika kekayaan CV tidak cukup

12. Kepailitan persekutuan komanditer membawa konsekuensi hukum: A. Seluruh anggota sekutunya juga jatuh pailit

B. Semua sekutu aktif (pengurus) juga jatuh pailit C. Semua kekayaan perusahaan yang harus disita D. Jawaban A dan C.

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Pembelajaran ini.

Arti tingkat penguasaan: 90-100% = Baik Sekali 80-89% = Baik

70-79% = Cukup < 70% = Kurang

(13)

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan kegiatan pada Pembelajaran selanjutnya. Namun, jika masih dibawah 80% maka anda harus mengulangi materi pada Pembelajaran 1, terutama pada bagian yang belum dikuasai.

Referensi

Dokumen terkait

Dennis Ladores Mrs... Dennis Ladores

peningkatan hasil belajar matematika tentang bilangan bulat siswa kelas IV SD N 1 Lembupurwo tahun ajaran 2012/2013 dengan langkah-langkah : (a) guru menyajikan

Slameto (2007:57) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati sesorang

Berdasarkan penelitiannya disimpulkan bahwa Algoritma Greedy tidak beroperasi secara menyeluruh terhadap semua fungsi alternatif yang ada sehingga lintasan terpendek hanya diperoleh

Sehingga dengan melakukan interkoneksi yang baik antara Sistem Penangkap Petir ( Lightnig System ), Pentanahan Perangkat Elektronik dan Pentanahan Sistem Tenaga

Hasil uji laboratorium menunjukkan rugi-rugi daya yang lebih besar dan efisiensi yang lebih rendah diperoleh untuk kondisi pembebanan non-linier.Semakin tinggi kandungan

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dari sumber daya manusia pada suatu perusahaan, akan memiliki dampak kurang optimalnya kinerja perusahaan dalam mencapai

Wawancara pertama dilakukan terhadap seorang narasumber yang dianggap memiliki pengetahuan tentang pengelolaan air di Desa Tajuk, kemudian metode snowballing digunakan