• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALMAHERA BARAT GAMBARAN UMUM. PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat. Kondisi Geografi dan Topografi. Kondisi Administratif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALMAHERA BARAT GAMBARAN UMUM. PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat. Kondisi Geografi dan Topografi. Kondisi Administratif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat

HALMAHERA BARAT

GAMBARAN UMUM

Kondisi Geografi dan Topografi

Kabupaten Halmahera Barat secara geografis terletak diantara 1oLU - 3oLU dan 125oBT - 128oBT, dengan luas 2.612,24 Km2. Karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa, Kabupaten Halmahera Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28,05oC dan kelembaban 73-82%, serta curah hujan 1500 mm/tahun. Kabupaten Halmahera Barat mempunyai ketinggian 0-700 m dpl (diatas permukaan laut), dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah utara : Kecamatan Loloda Utara (Kab. Halmahera Utara) dan Samudera Pasifik

• Sebelah selatan : Kota Tidore Kepulauan

• Sebelah timur : Kabupaten Halmahera Utara

• Sebelah barat : Kota Ternate dan Laut Maluku

Kondisi Administratif

Kabupaten Halmahera Barat merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara yang merupakan salah satu kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003.

Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibukota Jailolo semula terdiri dari 5 (lima) kecamatan tapi pada tahun 2005 dimekarkan menjadi 9 (sembilan) kecamatan, yaitu: Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur dan Loloda. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Barat membawahi 133 desa. Di mana luas desa dan jumlah desa sangat bervariasi antar satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas adalah Kecamatan Ibu yaitu 39,96% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat, dan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jailolo yaitu 4,80% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat.

Kondisi Demografi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Barat sementara adalah 100,16 ribu orang, yang terdiri atas 51,31 ribu laki-laki dan 48,82 ribu perempuan. Dari hasil Angka Sementara SP 2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Halmahera Barat masih bertumpu di Kecamatan Jailolo yakni sebePusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogorsar 27,5 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Jailolo Selatan sebesar 14,0 persen, Kecamatan Loloda sebesar 10,6 persen, dan Kecamatan Ibu Selatan sebesar 10,4 persen. Sedangkan Kecamatan lainnya berkisar di bawah 10 persen dengan penyebaran di

(2)

Kecamatan Jailolo Timur yang terendah, yaitu sebesar 3,4 persen. Jailolo Timur, Ibu Utara, dan Sahu Timur adalah 3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing berjumlah 3,42 ribu orang, 7,84 ribu orang, dan 7,90 ribu orang. Dengan luas wilayah (daratan) Kabupaten Halmahera Barat sekitar 2.385,93 kilo meter persegi yang didiami oleh 100,16 ribu orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Halmahera Barat adalah sebanyak 42 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Jailolo, yakni sebanyak 91 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Jailolo Timur, yakni sebanyak 16 orang per kilo meter persegi. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Barat per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,36 persen. Untuk angka sex ratio penduduk Halmahera Barat adalah sebesar 105, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 5 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 105 laki-laki.

Kondisi Perekonomian

Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan data tahun 2004, pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Halmahera Barat 8,19 % per tahun dan tingkat pendapatan masyarakat dengan tolak ukur Product Domestic Regional Bruto (PDRB) sebesar 1,884.42 % dengan masyarakat bermata-pencaharian sebagian besar sebagai petani-nelayan.

Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi jalar. Jenis tanaman pangan yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah tanaman padi dan jagung yang direncanakan untuk dijadikan komoditi unggulan sebagai daerah lumbung pangan. Luas lahan padi gogo sekitar 160 hektar luas yang menghasilkan gabah saat dipanen seberat 332 ton. Untuk jenis buah-buahan beberapa tanaman yang dianggap cocok untuk dikembangkan diantarannya buah langsat, rambutan, durian, nangka, jeruk siam, pisang, salak, dan mangga serta alpukat. Selain itu pula beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan yaitu kacang panjang, buncis, sawi, bayam, kangkung, labu, ketimum, cabai, yang dikembangkan di daerah Jailolo Selatan, Sahu, dan Ibu. Dengan luas lahan pertanian yang tersedia yaitu seluas 106.663 Ha dimana luas lahan yang sudah diolah sebesar 15.827 Ha dan yang belum diolah seluas 90.836 Ha. Komoditas pertanian yang diunggulkan oleh daerah ini yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan buah-buahan seperti langsat, durian, dan jeruk serta rambutan. Di Kabupaten Halmahera Barat tersedia lahan seluas 16.302 Ha yang dijadikan sebagai lahan perkebunan untuk dikembangkan sebagai unggulan sub sektor perkebunan dengan jenis tanaman keras/jangka panjang, telah dikelola diantarannya tanaman kelapa, pala, cengkeh, coklat dan kopi. Untuk hasil perkebunan sendiri diperdagangkan ke Surabaya, Makassar, dan Manado. Hasil perkebunannya berupa kelapa, cengkeh, kakao, pala, kapuk, dan kayu manis. Perkebunan menjadi tempat bergantung sekitar 23.000 petani memainkan peran yang berarti bagi perekonomian Halmahera Barat. Pada sub sektor peternakan jenis ternak yang sangat cocok untuk dikembangbiakan yaitu sapi potong, kambing, dan jenis unggas seperti ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik, dan burung puyuh. Daerah yang dikenal sebagai penghasil sapi potong terbesar di Maluku Utara ini telah memperoleh bantuan Pemerintah untuk pengembangbiakan jenis sapi unggulan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi sebagai konsumsi masyararakat baik di daerah Maluku Utara maupun daerah lain di Indonesia.

(3)

dimiliki yaitu seluas +241.132,00 Ha dimana luas ini dibagi dalam beberapa jenis hutan yaitu : 1. Hutan lindung 74.011.00 Ha

2. Hutan Rakyat 1.659,50 Ha

3. Hutan Produksi (HTP,HP,HPK) 65.435,00 Ha 4. Hutan Tanaman Industri (HTI) 10.000,00 Ha 5. Areal Penggunaan Lain 90.026,50 Ha

Dari jenis hutan diatas, luas areal hutan yang telah dikelola sebagai Hutan Produksi yaitu seluas 1.800,00 Ha. Pengelolaan hasil hutan pada luas areal hutan tersebut sampai dengan tahun 2005 baru terdapat 1 buah Perusahaan Swasta Nasional yang mengelola Hutan Produksi yaitu PT. TAIWI, namum dalam waktu dekat akan berinvestasi pula 1 Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dalam pengelolaan hasil hutan. Jenis komoditi hutan yang menjadi andalan yaitu jenis kayu cempaka, agathis dan lain-lain. Sementara jenis hasil hutan non Kayu yaitu rotan dan damar. Jenis Komoditi unggulan di sektor Perikanan yang diminati di kabupaten ini yaitu jenis ikan cakalang. Dengan ketersediaan Potensi Lestari 33.547,75 ton/tahun dan Standing Stock 67.082,125 ton/tahun. Pengembangan hasil tangkapan ikan untuk wilayah ini juga diarahkan untuk penangkapan ikan jenis pelagis besar ( cakalang, tuna, tongkol ) dan ikan pelagis kecil serta ikan-ikan demersal dan non ikan.

Selain perkebunan dan pertanian lahan kering, sektor industri pengolahan juga menjadi salah satu penggerak perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat. Kecamatan Jailolo merupakan pusat industri pengolahan dengan andalan utama komoditas ekspor berbahan baku kayu. Ada terdapat dua jenis kegiatan industri yang berkembang yaitu Industri Pengolahan Kayu Lapis yang dikelola olah PT. Tunggal Agathis Indah Wood Industries ( TAIWI ) yang terletak di Desa Sidangoli Kecamatan Jailolo Selatan serta Industri Rumah Tangga berupa pandai besi di Kecamatan Sahu dan kerajinan rotan di Kecamatan Jailolo Selatan. Kayu bagi wilayah tersebut merupakan komoditas unggulan untuk memasukkan devisa. Tentunya prioritas utama mencukupi lebih dulu kebutuhan industri pengolahan di wilayahnya masing-masing.

Perut bumi Halmahera Barat juga menyimpan kekayaan bahan galian logam dan non logam. Menurut data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku Utara di Kecamatan Loloda terdapat kandungan emas, mangan, tembaga, pasir besi, batu bara, dan perlit. Belum ada data berapa besar kandungan kekayaan yang terdapat di kecamatan ini. Ekspor wilayah ini cukup menggembirakan. Produk-produk lokal yang di ekspor terdiri dari kayu bulat, kayu lapis, kayu olahan, ikan beku, ikan karang hidup, lobster, dan nikel. Komoditas tersebut dikirim ke Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, dan Cina. Untuk negara Eropa diwakili Belanda dan Belgia, sedangkan Timur Tengah ke negara Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Aljazair. Sektor pariwisata adalah salah satu potensi unggulan yang dikembangkan dengan jenis wisata yang ditawarkan yaitu jenis wisata alam, budaya dan sejarah. Dari wisata alam ada beberapa jenis potensi diantaranya

1. Panorama Alam, Puncak Gunung Gamkonora Kecamatan Ibu 2. Sumber Air Panas di Kecamatan Jailolo

3. Air Terjun Goal dan Telaga Rano di Kecamatan Sahu 4. Air Terjun Tetala di Kecamatan Loloda

Wisata Bahari yang ditawarkan yaitu :

1. Panorama Pantai Idam Dehe di Kecamatan Jailolo 2. Pulau Tahafo dan Pulau Dodengo di Kecamatan Ibu

(4)

Wisata Flora dan Fauna yang ditawarkan yaitu: Burung Bidadari, burung Maleo, Nuri dan Kaka Tua terdapat di Kecamatan Jailolo. Selain itu yang tidak kalah menariknya adalah Wisata Budaya dimana dapat dijumpai beberapa ragam budaya di Halmahera Barat dengan Rumah Adat, Tari-Tarian Daerah Misalnya Tari Kabata, Tari MoroMoro, Tari Tuala Hulo yang terdapat di kecamatan Jailolo. Ada juga rumah adat yang terdapat di Kecamatan Sahu dan juga suguhan Tarian Legu dan Salai. Adapun wisata sejarah kita dapat jumpai beberapa peninggalan dan situs sejarah Kesultanhtmlan Jailolo berupaGAMBARAN UMUM

Kondisi Geografi dan Topografi

Kabupaten Halmahera Barat secara geografis terletak diantara 1oLU - 3oLU dan 125oBT - 128oBT, dengan luas 2.612,24 Km2. Karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa, Kabupaten Halmahera Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28,05oC dan kelembaban 73-82%, serta curah hujan 1500 mm/tahun. Kabupaten Halmahera Barat mempunyai ketinggian 0-700 m dpl (diatas permukaan laut), dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah utara : Kecamatan Loloda Utara (Kab. Halmahera Utara) dan Samudera Pasifik

• Sebelah selatan : Kota Tidore Kepulauan

• Sebelah timur : Kabupaten Halmahera Utara

• Sebelah barat : Kota Ternate dan Laut Maluku

Kondisi Administratif

Kabupaten Halmahera Barat merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara yang merupakan salah satu kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003.

Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibukota Jailolo semula terdiri dari 5 (lima) kecamatan tapi pada tahun 2005 dimekarkan menjadi 9 (sembilan) kecamatan, yaitu: Ibu, Ibu Selatan, Ibu Utara, Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur dan Loloda. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Barat membawahi 133 desa. Di mana luas desa dan jumlah desa sangat bervariasi antar satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas adalah Kecamatan Ibu yaitu 39,96% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat, dan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jailolo yaitu 4,80% dari luas Wilayah Kabupaten Halmahera Barat.

Kondisi Demografi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Barat sementara adalah 100,16 ribu orang, yang terdiri atas 51,31 ribu laki-laki dan 48,82 ribu perempuan. Dari hasil Angka Sementara SP 2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Halmahera Barat masih bertumpu di Kecamatan Jailolo yakni sebesar 27,5 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Jailolo Selatan sebesar 14,0 persen, Kecamatan Loloda sebesar 10,6 persen, dan Kecamatan Ibu Selatan sebesar 10,4 persen. Sedangkan Kecamatan lainnya berkisar di bawah 10

(5)

persen dengan penyebaran di Kecamatan Jailolo Timur yang terendah, yaitu sebesar 3,4 persen. Jailolo Timur, Ibu Utara, dan Sahu Timur adalah 3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing berjumlah 3,42 ribu orang, 7,84 ribu orang, dan 7,90 ribu orang. Dengan luas wilayah (daratan) Kabupaten Halmahera Barat sekitar 2.385,93 kilo meter persegi yang didiami oleh 100,16 ribu orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Halmahera Barat adalah sebanyak 42 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Jailolo, yakni sebanyak 91 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Jailolo Timur, yakni sebanyak 16 orang per kilo meter persegi. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Barat per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,36 persen. Untuk angka sex ratio penduduk Halmahera Barat adalah sebesar 105, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 5 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 105 laki-laki.

Kondisi Perekonomian

Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan data tahun 2004, pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Halmahera Barat 8,19 % per tahun dan tingkat pendapatan masyarakat dengan tolak ukur Product Domestic Regional Bruto (PDRB) sebesar 1,884.42 % dengan masyarakat bermata-pencaharian sebagian besar sebagai petani-nelayan.

Pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini salah satunya didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi jalar. Jenis tanaman pangan yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah tanaman padi dan jagung yang direncanakan untuk dijadikan komoditi unggulan sebagai daerah lumbung pangan. Luas lahan padi gogo sekitar 160 hektar luas yang menghasilkan gabah saat dipanen seberat 332 ton. Untuk jenis buah-buahan beberapa tanaman yang dianggap cocok untuk dikembangkan diantarannya buah langsat, rambutan, durian, nangka, jeruk siam, pisang, salak, dan mangga serta alpukat. Selain itu pula beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan yaitu kacang panjang, buncis, sawi, bayam, kangkung, labu, ketimum, cabai, yang dikembangkan di daerah Jailolo Selatan, Sahu, dan Ibu. Dengan luas lahan pertanian yang tersedia yaitu seluas 106.663 Ha dimana luas lahan yang sudah diolah sebesar 15.827 Ha dan yang belum diolah seluas 90.836 Ha. Komoditas pertanian yang diunggulkan oleh daerah ini yaitu padi, jagung, kacang tanah, dan buah-buahan seperti langsat, durian, dan jeruk serta rambutan. Di Kabupaten Halmahera Barat tersedia lahan seluas 16.302 Ha yang dijadikan sebagai lahan perkebunan untuk dikembangkan sebagai unggulan sub sektor perkebunan dengan jenis tanaman keras/jangka panjang, telah dikelola diantarannya tanaman kelapa, pala, cengkeh, coklat dan kopi. Untuk hasil perkebunan sendiri diperdagangkan ke Surabaya, Makassar, dan Manado. Hasil perkebunannya berupa kelapa, cengkeh, kakao, pala, kapuk, dan kayu manis. Perkebunan menjadi tempat bergantung sekitar 23.000 petani memainkan peran yang berarti bagi perekonomian Halmahera Barat. Pada sub sektor peternakan jenis ternak yang sangat cocok untuk dikembangbiakan yaitu sapi potong, kambing, dan jenis unggas seperti ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik, dan burung puyuh. Daerah yang dikenal sebagai penghasil sapi potong terbesar di Maluku Utara ini telah memperoleh bantuan Pemerintah untuk pengembangbiakan jenis sapi unggulan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi sebagai konsumsi masyararakat baik di daerah Maluku Utara maupun daerah lain di Indonesia.

(6)

dimiliki yaitu seluas +241.132,00 Ha dimana luas ini dibagi dalam beberapa jenis hutan yaitu : 1. Hutan lindung 74.011.00 Ha

2. Hutan Rakyat 1.659,50 Ha

3. Hutan Produksi (HTP,HP,HPK) 65.435,00 Ha 4. Hutan Tanaman Industri (HTI) 10.000,00 Ha 5. Areal Penggunaan Lain 90.026,50 Ha

Dari jenis hutan diatas, luas areal hutan yang telah dikelola sebagai Hutan Produksi yaitu seluas 1.800,00 Ha. Pengelolaan hasil hutan pada luas areal hutan tersebut sampai dengan tahun 2005 baru terdapat 1 buah Perusahaan Swasta Nasional yang mengelola Hutan Produksi yaitu PT. TAIWI, namum dalam waktu dekat akan berinvestasi pula 1 Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dalam pengelolaan hasil hutan. Jenis komoditi hutan yang menjadi andalan yaitu jenis kayu cempaka, agathis dan lain-lain. Sementara jenis hasil hutan non Kayu yaitu rotan dan damar. Jenis Komoditi unggulan di sektor Perikanan yang diminati di kabupaten ini yaitu jenis ikan cakalang. Dengan ketersediaan Potensi Lestari 33.547,75 ton/tahun dan Standing Stock 67.082,125 ton/tahun. Pengembangan hasil tangkapan ikan untuk wilayah ini juga diarahkan untuk penangkapan ikan jenis pelagis besar ( cakalang, tuna, tongkol ) dan ikan pelagis kecil serta ikan-ikan demersal dan non ikan.

Selain perkebunan dan pertanian lahan kering, sektor industri pengolahan juga menjadi salah satu penggerak perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat. Kecamatan Jailolo merupakan pusat industri pengolahan dengan andalan utama komoditas ekspor berbahan baku kayu. Ada terdapat dua jenis kegiatan industri yang berkembang yaitu Industri Pengolahan Kayu Lapis yang dikelola olah PT. Tunggal Agathis Indah Wood Industries ( TAIWI ) yang terletak di Desa Sidangoli Kecamatan Jailolo Selatan serta Industri Rumah Tangga berupa pandai besi di Kecamatan Sahu dan kerajinan rotan di Kecamatan Jailolo Selatan. Kayu bagi wilayah tersebut merupakan komoditas unggulan untuk memasukkan devisa. Tentunya prioritas utama mencukupi lebih dulu kebutuhan industri pengolahan di wilayahnya masing-masing.

Perut bumi Halmahera Barat juga menyimpan kekayaan bahan galian logam dan non logam. Menurut data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku Utara di Kecamatan Loloda terdapat kandungan emas, mangan, tembaga, pasir besi, batu bara, dan perlit. Belum ada data berapa besar kandungan kekayaan yang terdapat di kecamatan ini. Ekspor wilayah ini cukup menggembirakan. Produk-produk lokal yang di ekspor terdiri dari kayu bulat, kayu lapis, kayu olahan, ikan beku, ikan karang hidup, lobster, dan nikel. Komoditas tersebut dikirim ke Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, dan Cina. Untuk negara Eropa diwakili Belanda dan Belgia, sedangkan Timur Tengah ke negara Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Aljazair. Sektor pariwisata adalah salah satu potensi unggulan yang dikembangkan dengan jenis wisata yang ditawarkan yaitu jenis wisata alam, budaya dan sejarah. Dari wisata alam ada beberapa jenis potensi diantaranya

1. Panorama Alam, Puncak Gunung Gamkonora Kecamatan Ibu 2. Sumber Air Panas di Kecamatan Jailolo

3. Air Terjun Goal dan Telaga Rano di Kecamatan Sahu 4. Air Terjun Tetala di Kecamatan Loloda

Wisata Bahari yang ditawarkan yaitu :

1. Panorama Pantai Idam Dehe di Kecamatan Jailolo 2. Pulau Tahafo dan Pulau Dodengo di Kecamatan Ibu

(7)

Wisata Flora dan Fauna yang ditawarkan yaitu: Burung Bidadari, burung Maleo, Nuri dan Kaka Tua terdapat di Kecamatan Jailolo. Selain itu yang tidak kalah menariknya adalah Wisata Budaya dimana dapat dijumpai beberapa ragam budaya di Halmahera Barat dengan Rumah Adat, Tari-Tarian Daerah Misalnya Tari Kabata, Tari MoroMoro, Tari Tuala Hulo yang terdapat di kecamatan Jailolo. Ada juga rumah adat yang terdapat di Kecamatan Sahu dan juga suguhan Tarian Legu dan Salai. Adapun wisata sejarah kita dapat jumpai beberapa peninggalan dan situs sejarah Kesultanhtmlan Jailolo berupa bentengbenteng dan peninggalan Pahlawan Nasional Banau.

Kondisi Infrastruktur

Kabupaten Halmahera Barat merupakan daeah kepualan sehingga infrastruktur utama selain jalan untuk wilayah daratan adalah dermaga untuk tempat berlabuh kapal/ferry atau boats. Untuk sarana transportasi laut yang menghubungkan antara Pulau Ternate dengan beberapa wilayah di Kabupaten Halmahera Barat telah tersedia beberpa pelabuhan dengan kondisi yang cukup baik dan beroperasi dari pagi sampai malam terutama untuk mengantar pegawai pemerinatah yang tinggal di ternate namun bekerja di Kabupaten Halmahera Barat.

Untuk infrastruktur jalan, terutama jalan utama kondisinya cukup baik. Hal ini berbeda dengan kondisi jalan antar wilayah terutama yang di desa-desa yang perlu peningkatan. Terutam jalan tembus yang menghubungkan lahan perkebunan dengan pemukiwan warga. Kondisi infrastruktur untuk wilayah Kabupaten Halmahera Barat dapat dikatakan secara umum cukup tersedia. Untuk sumber energi listrik sudah ada PLTD yang berada di jailolo dengan kapasitas terpasang/kemampuan daya sebesar 1 MW. Meskipun sudah ada namun masih belum dapat memberikan penerangan selama 24 jam sehari dan terkadang masih sering mengalami pemadaman. Infrastruktur energi listrik ini juga belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten ini (masih ada wilayah yang belum terpasang listrik).

bentengbenteng dan peninggalan Pahlawan Nasional Banau.

Kondisi Infrastruktur

Kabupaten Halmahera Barat merupakan daeah kepualan sehingga infrastruktur utama selain jalan untuk wilayah daratan adalah dermaga untuk tempat berlabuh kapal/ferry atau boats. Untuk sarana transportasi laut yang menghubungkan antara Pulau Ternate dengan beberapa wilayah di Kabupaten Halmahera Barat telah tersedia beberpa pelabuhan dengan kondisi yang cukup baik dan beroperasi dari pagi sampai malam terutama untuk mengantar pegawai pemerinatah yang tinggal di ternate namun bekerja di Kabupaten Halmahera Barat.

Untuk infrastruktur jalan, terutama jalan utama kondisinya cukup baik. Hal ini berbeda dengan kondisi jalan antar wilayah terutama yang di desa-desa yang perlu peningkatan. Terutam jalan tembus yang menghubungkan lahan perkebunan dengan pemukiwan warga. Kondisi infrastruktur untuk wilayah Kabupaten Halmahera Barat dapat dikatakan secara umum cukup tersedia. Untuk sumber energi listrik sudah ada PLTD yang berada di jailolo dengan kapasitas terpasang/kemampuan daya sebesar 1 MW. Meskipun sudah ada namun masih belum dapat memberikan penerangan selama 24 jam sehari dan terkadang masih sering mengalami pemadaman. Infrastruktur energi listrik ini juga belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten ini (masih ada wilayah yang belum terpasang listrik).

Referensi

Dokumen terkait