• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN. dikaguminya. Ia menyebutnya dengan panggilan mesra Lou. Sebagai karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KESIMPULAN. dikaguminya. Ia menyebutnya dengan panggilan mesra Lou. Sebagai karya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

86 BAB IV

KESIMPULAN

Poèmes à Lou merupakan karya sastra antologi atau kumpulan puisi karya Guillaume Apollinaire didedikasikan untuk seorang perempuan yang dicintai dan dikaguminya. Ia menyebutnya dengan panggilan mesra “Lou”. Sebagai karya persembahan, puisi-puisi yang terdapat dalam antologi Poèmes à Lou bertemakan cinta seorang laki-laki (Apollinaire) kepada perempuan (Louise de Coligny-Châtillon). Apollinaire merupakan penyair avant-garde, pelopor aliran surealis, serta pencetus puisi grafis yang ia sebut dengan istilah Idéogrammes lyriques selanjutnya disebut Calligrammes pada antologi Poèmes à Lou. Aspek femininitas Lou digambarkan melalui bentuk kaligram yang memiliki keterhubungan makna dengan tulisan yang terdapat pada puisi grafis tersebut. Oleh karena itu, Apollinaire mengungkapkan perasaan cintanya kepada sosok Lou melalui puisi kaligram.

Pada puisi kaligram pertama berjudul “La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin” menunjukkan kesan erotis direpresentasikan melalui bentuk kaligram berupa buah ara atau figue, bunga œillet, dan pipa opium. Hubungan bentuk grafis dan tulisan yang membentuknya menimbulkan makna bahwa ketiga bentuk kaligram diasosiasikan dengan bagian tubuh perempuan seperti: mulut, bibir, jari, tangan, dan mata. Hal tersebut menunjukkan aspek femininitas berupa hasrat seksual penyair kepada Lou. Benda-benda yang digambarkan pada ketiga bentuk kaligram tersebut yaitu: buah, bunga dan pipa

(2)

87

opium merupakan benda-benda yang dapat dikonsumsi. Hipogram aktual puisi kaligram “La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin” adalah puisi dari Charles Baudelaire berjudul “Le serpent dui danse” menunjukkan persamaan atau hubungan hipogramatik dari aspek matriks, yaitu berupa penggambaran sensualitas perempuan melalui metafor yang mendeskripsikan bagian tubuh perempuan sebagai penanda atas “desire” simbolik.

Puisi kaligram kedua berjudul “À Lou Hommage” memiliki satu bentuk kaligram utama berupa pohon kelapa yang menunjukkan kesan eksotis. Pohon kelapa diasosiasikan dengan bagian tubuh perempuan seperti buah dada menunjukkan kesan eksotis dan erotis perempuan. Hipogram aktual pada puisi kaligram “À Lou Hommage” adalah puisi karya Charles Baudelaire berjudul “Parfum Exotique”. Pada kedua puisi tersebut, hubungan intertekstualitas terdapat pada persamaan aspek matriks, dan varian.

Puisi kaligram ketiga berjudul “À Madame La Comtesse” terdiri dari dua buah bentuk kaligram berupa le flacon yaitu botol kecil dan ikon croix atau le croix sebagai simbol red cross. Kedua bentuk kaligram tersebut memiliki keterhubungan makna dari aspek persamaan bunyi, merujuk pada latar belakang penulisan puisi yaitu pada masa Perang Dunia I. Hubungan intertekstual antara puisi kaligram “À Madame La Comtesse” dan puisi “Pour toi mon amour” karya Paul Verlaine terdapat pada persamaan matriks yaitu sebagai persembahan atau tribute untuk sang kekasih.

(3)

88

Dari sejumlah puisi kaligram yang telah dianalisis pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aspek femininitas yang terdapat pada puisi kaligram karya Apollinaire memiliki keterhubungan makna antara bentuk visual dan tulisan pada puisi. Simbol femininitas digambarkan dalam bentuk kaligram pada ketiga puisi grafis yang dianalisis, yaitu: perempuan sebagai objek seksual pada puisi “La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin” dan “Flèche Saignante”, perempuan sebagai simbol eksotisme pada puisi “À Lou Hommage”, sub-ordinasi perempuan pada puisi “À Madame La Comtesse”, dan perempuan sebagai objek estetis pada “Le Portrait de Lou”. Penggambaran femininitas Lou pada bentuk grafis diwujudkan dalam bentuk visual menyerupai benda-benda tertentu seperti: buah fig, bunga œillet, pipa opium, pohon kelapa (le palmier), botol kecil (le flacon), ikon croix dan busur panah. Melalui interpretasi berdasarkan arti harfiah atau fungsi benda-benda tersebut dan makna kiasnya, maka dapat disimpulkan bahwa femininitas Lou digambarkan secara implisit sebagai benda yang dapat “dinikmati” laki-laki. Hal tersebut menunjukkan bahwa femininitas sebagai gender merupakan konstruksi sosial yang dibentuk oleh masyarakat bahwa perempuan sebagai objek atau sesuatu yang didominasi figur maskulin.

Berdasarkan hal tersebut, menurut perspektif feminis seperti Julia Kristeva, puisi kaligram merupakan simbol untuk menggambarkan femininitas perempuan yang dianggap inferior dan dapat dideskripsikan oleh laki-laki atau sebagai cara simbolik menggambarkan desire atas perempuan. Sedangkan

(4)

89

menurut Naomi Wolf, femininitas layaknya standar kecantikan yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai mitos yang dibentuk oleh sistem patriarkal.

Puisi-puisi yang dibahas dalam skripsi ini memiliki latar belakang waktu penulisan yang sama, yaitu pada Perang Dunia I (Oktober-November 1914) ketika posisi perempuan pada saat itu belum memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya di ranah publik. Sebagai pencetus istilah Surealis dan Calligramme, Apollinaire menggambarkan aspek femininitas melalui puisi-puisi yang ia tulis mengenai sosok perempuan. Salah satunya Louise de Coligny Chatillon yang pernah menjadi kekasih sekaligus inspirasinya dalam menulis kumpulan puisi Poèmes à Lou. Sebagai penganut aliran surealis, gaya Apollinaire dalam puisi grafisnya menggambarkan femininitas Lou secara simbolik sebagai ekspresi romantis melalui bentuk grafis dan secara metaforis melalui kata-kata yang digunakan untuk menciptakan kesan pembaca tentang bagaimana perempuan direpresentasikan dari perspektif laki-laki.

(5)

90 RÉSUMÉ

Poèmes à Lou est un regroupement de poèmes ou une anthologie dediée à une femme qui s’appelle Lou. Guillaume Apollinaire est connu pour ses poèmes graphiques que l’on nommait Idéogramme lyrique. Ecrivain d’avant-garde, il créa un nouveau terme calligramme. Au travers de ses œuvres, nous pouvons voir sa passion pour Louise de Coligny Châtillon, une femme particulière dans sa vie. La relation amoureuse entre Apollinaire et Louise de Coligny Châtillon l’inspirait pour créer des poèmes qui montrent les parties féminines de la femme (le sein, les cheveux longs, les lèvres). On peut ainsi voir qu’Apollinaire dévoile la sexualité de la femme dans ses calligrammes. Cette anthologie fut écrite pendant la première guerre mondiale (d’Octobre à Novembre 1914) quand il n’était encore qu’un volontaire dans un régiment d’artillerie.

Dans Poèmes à Lou, on analyse ici cinq poèmes. Il s’agit de La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin, À Lou Hommage,À Madame La Comtesse, Le Portrait de Lou, et Flèche Saignante. Ces cinq poèmes sont les poèmes dont la forme calligramme est liée à son écriture. On utilise la méthode de Michael Riffaterre pour analyser La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin, À Lou Hommage, et À Madame La Comtesse. Il est évident que la forme graphique devient un symbole de la feminité de Lou comme la muse d’Apollinaire. Il créa ses poèmes pour exprimer son adoration et son sentiment amical ou bien amoureux envers Louise. Les formes des poèmes calligrammes d’Apollinaire représentent un œillet, une figue, une pipe, un palmier, un flacon, une croix, un portrait, et un flèche.

(6)

91

On utilise ici la méthode de la sémiotique de Michel Riffaterre qui consiste à lire de façon heuristique et herméneutique. Ensuite on cherche la matrice, le modèle, la variété, et la dernière étape est de chercher l’hipogramme ou l’intertextualité avec l’autre poème. Il s’agit ici d’interpréter la notion de féminité selon certains concepts d’après Naomi Wolf , Rosemarie Tong et Wening Udasmoro.

Le premier poème qu’on analyse est La mielleuse figue-C’est dans cette fleur-Et puis voici l’engin. Il a trois formes principales qui construisent une forme calligrammatique : une figue, un œillet, et une pipe. À travers ces formes, Apollinaire exprime son désir sexuel pour Lou. Son hipogramme est un poème de Charles Baudelaire, Le Serpent qui Danse, qui a le même thème bien qu’il ne soit pas un poème calligramme. Ces deux poèmes se sont liés parce qu’ils montrent la sensualité féminine à travers des métaphores de corps féminins.

Le second poème qu’on analyse est À Lou Hommage qui a une seule forme calligrammatique principale. Celle-ci apparaît comme un palmier ou comme un bâton explosé. Cette forme montre également un symbole masculin, celui du phallus tandis qu’il cite la partie féminine à travers ‹‹un sein››. Son hipogramme est un poème de Charles Baudelaire, Parfum Exotique, qui montre aussi l’aspect éxotique d’une femme.

Enfin, le troisième poème À Madame La Comtesse contient deux formes calligrammatiques qui sont un flacon et une croix. Dans ce poème Apollinaire veut montrer son adoration et sa gratitude envers Lou qu’il nomme ici ‹‹Madame

(7)

92

La Comtesse››. L’hipogramme de ce poème est lié à celui de Paul Verlaine, Pour Toi Mon Amour.

En conclusion, en rédigeant ses poèmes calligrammatiques Apollinaire veut montrer l’aspect sexuel, érotique, et exotique de la femme. Lou, une femme qu’il aime et adore, devient alors l’objet de description dans ses poèmes. Un déséquilibre apparaît donc entre la valeur du genre féminin et celui du genre masculin. Naomi Wolf nomma ce déséquilibre ‹‹le mythe de la beauté››. Cet étendard de la beauté a été construit par la société pour faire croire aux gens que la femme n’est qu’un objet pour l’homme qui peut alors dominer ou interpréter selon sa propre perspective. Il s’agit pour Apollinaire de représenter Lou à travers certaines formes calligramatiques que nous avons analysé auparavant (un œillet, une figue, une pipe, un palmier, un flacon, une croix, un portrait, et un flèche). Donc, la représentation de Lou dans ces poèmes calligrammes reste toujours sous l’influence masculine.

Referensi

Dokumen terkait

ketidaktepatan waktu pengiriman barang, ketidakamanan transaksi mulai dari pembayaran menggunakan kartu kredit milik orang lain (pembajakan), akses ilegal ke sistem informasi

Proses sintesis dengan peleburan dan pengerolan paduan zirkonium ZrNbMoGe menggunakan dapur busur listrik dapat menghasilkan ingot dan pelat tipis untuk alternatif bahan kelongsong

Setiap penelitian yang akan diajukan dengan program hibah penelitian inovasi udayana wajib melakukan Pengukuran Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) melalui

Peran bone marrow mesenchymal stem cells (BMMSC) terhadap perubahan seluler hyperplasia pada organ kelenjar adrenal tikus hipertensi adalah meregenerasi sel yang

Pengetahuan dan praktek tentang perilaku Kadarzi di- gali melalui beberapa pertanyaan yaitu: pernah tidaknya mendengar atau mengetahui istilah Kadarzi, maksud dan tujuan

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Ukuran ekstremitas pada lingkar bahu, lingkar lengan atas, lingkar lengan bawah dan kekuatan genggam menunjukkan perbedaan yang sangat kentara antara yang kiri

YSI untuk kepentingan Nasabah, Nasabah terlebih dahulu harus menyerahkan Jaminan Awal (initial deposit). Besarnya Jaminan Awal ini akan disesuaikan dengan maksimal