• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS SUMBER DAYA AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DINAS SUMBER DAYA AIR"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DINAS SUMBER DAYA AIR

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirahmaanirrahiim. Segala puji bagi Allah SWT, Dialah yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia-NYA kepada kita semua, Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulallah SAW beserta sahabat, keluarga dan orang – orang yang mengikutinya sampai akhir zaman.

Dinas Sumber Daya Air sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah telah berupaya menyelenggarakan tugas dan fungsinya melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang Sumber Daya Air serta melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan kepada pemerintah daerah memenuhi amanat yang telah diatur didalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lebak. Segala daya dan upaya dari segenap unsur pimpinan dan pelaksana dicurahkan guna mewujudkan cita-cita yang akan digariskan didalam Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air tahun 2014-2019.

Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara dan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis SKPD dalam upaya melakukan reformasi perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja dengan perspektif jangka menengah serta berdasarkan Surat Edaran Bupati Lebak nomor 050/14-Bapp/2014 tentang Pedoman Penyusunan Renstra SKPD Tahun 2014-2019, maka kami menyusun Renstra Dinas Sumber Daya Air Tahun 2014-2019 sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang kami.

Kami sadar dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan, untuk itu tentu diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan dengan masukan-masukan yang positif dan konstruktif guna mewujudkan Renstra Dinas Sumber Daya Air Tahun 2014-2019 yang lebih baik.

Rangkasbitung, Juli 2014 KEPALA DINAS SUMBER DAYA AIR

KABUPATEN LEBAK Ttd

(3)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... 1  BAB I PENDAHULUAN ... 4  1.1  Latar Belakang ... 4  1.2  Landasan Hukum ... 5 

1.3  Maksud dan Tujuan ... 9 

1.4  Sistematika Penulisan ... 9 

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ... 12 

2.1  Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ... 12 

2.1.1 Tugas Organisasi SKPD ... 12 

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 12 

2.1.3 Struktur Organisasi SKPD ... 14 

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan ... 16 

2.2  Sumber Daya SKPD ... 19 

2.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Aset Perkantoran ... 19 

2.2.2 Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air ... 22 

2.3  Kinerja Pelayanan SKPD ... 27 

2.4  Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ... 32 

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 35 

3.1  Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ... 35 

3.2  Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih ... 36 

3.2.1 Visi ... 36 

3.2.2 Misi ... 38 

3.2.3 Program ... 41 

3.3  Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi ... 44 

3.4  Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 45 

3.5  Penentuan isu-isu strategis ... 45 

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 48 

(4)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 55 

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN 

DAN SASARAN RPJMD ... 58 

(5)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana strategis Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak disusun dalam upaya melakukan reformasi perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja dengan perspektif jangka menengah sesuai dengan amanat UU NO. 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang isinya memuat perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran. Perubahan mendasar tersebut, meliputi aspek-aspek penerapan pendekatan

penganggaran dengan perspektif jangka menengah (medium term expenditure

framework/MTEF), penerapan penganggaran secara terpadu (unified budget),

dan penerapan penganggaran berdasarkan kinerja (performance based

budgeting). Dengan mengacu kepada perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran tersebut, akan lebih menjamin peningkatan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 15 ayat (3) dan pasal 19 ayat (4), setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib menyusun Rencana Strategis SKPD untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Renstra SKPD merupakan naskah SKPD yang menggambarkan Perencanaan dan program Kerja SKPD selama 5 tahun. Fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah adalah sebagai Pedoman arah

(6)

kebijakan SKPD melalui penjabaran visi, misi, sasaran, target hingga program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan. Proses penyusunan Renstra SKPD di awali dengan penyusunan rancangan awal RPJMD. Renstra SKPD tersebut kemudian akan dijadikan bahan penyempurnaan rancangan akhir RPJMD. Di dalam Renstra SKPD memuat Program dan kegiatan yang harus sinkron atau sejalan dengan Renstra K/L dan Renstra Provinsi sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak tumpang tindih dengan program Turunan Renstra K/L dan Renstra Provinsi.

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 disusun berlandaskan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

(7)

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

(8)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang irigasi;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

(9)

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang sungai;

24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2005 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007 tentang

Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten;

29. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Irigasi;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2005-2025;

31. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Sungai;

(10)

33. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari penyusunan Renstra Tahun 2014-2019, adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan jangka

menengah berdasarkan tugas dan fungsinya;

2. Menetapkan Program, Indikator Kegiatan dan kerangka pendanaan jangka

menengah berdasarkan tugas dan fungsinya ;

3. Memberikan acuan dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan

(RENJA) berdasarkan RPJMD 2014-2019 dilihat dari kebutuhan daerah di bidang Sumber Daya Air untuk periode 2014-2019;

4. Sebagai dasar dalam evaluasi keberhasilan Dinas Sumber Daya Air selama 5

(lima) tahun kedepan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Rencana Strategis terdiri atas 6 bab disusun dengan sistematika penyajian dan garis besar isi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Mengemukakan secara ringkas latar belakang dari penyusunan Renstra, landasan hukum dan pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan dan penyelenggaraan, maksud dan tujuan dari Penyusunan Renstra dan sistematika penyajian berupa susunan garis besar isi dokumen.

(11)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS SUMBER DAYA AIR

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Sumber Daya Air dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Sumber Daya Air dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra Dinas Sumber Daya Air tahun 2014 - 2019.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan sumber daya air beserta faktor Renstra yang mempengaruhinya, mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Dinas Sumber Daya Air yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Sumber Daya Air yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut dari sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Propinsi Banten ataupun ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS sehingga diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra Dinas Sumber Daya Air tahun 2014-2019.

(12)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi, rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah serta rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Sumber Daya Air dalam 5 (lima) tahun mendatang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Dikemukakan indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai selama lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(13)

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1.1 Tugas Organisasi SKPD

Dinas Sumber Daya Air ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah yang diundangkan dalam Lembaran Daerah pada tanggal 5 Desember 2007 Nomor 10 dan berlaku efektif pada tahun 2008.

Dinas Sumber Daya Air merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dibidang sumber daya air, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

dengan tugas pokok ’’Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

sumber daya air berdasarkan asas otonomi daerah serta melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan kepada pemerintah daerah’’.

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Perda Nomor 10 tahun 2007 Dinas Sumber Daya Air mempunyai fungsi antara lain :

a. Perumusan kebijakan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air (SDA)

tingkat kabupaten dan wilayah sungai dalam kabupaten;

b. Perumusan kebijakan kelembagaan pengelolaan SDA tingkat Kabupaten;

c. Pengelolaan perizinan penatagunaan, pengamanan dan pelestarian SDA

tingkat kabupaten dan wilayah sungai dalam kabupaten;

d. Pelaksanaan Pengembangan dan pengelolaan (Perencanaan, Pembangunan,

peningkatan, operasi dan pemeliharaan) SDA tingkat kabupaten; BAB II

(14)

e. Pengawasan dan Pengendalian Pengembangan dan Pengelolaan SDA;

f. Pengelolaan administrasi umum, meliputi ketatalaksanaan, kepegawaian dan

peningkatan kapabilitas karyawan yang profesional (pendidikan dan pelatihan) serta peralatan dan perlengkapan kantor dan keuangan; dan

g. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas, Dinas Sumber Daya Air mempunyai kewenangan :

a. Menetapkan kebijakan pengelolaan SDA tingkat kabupaten;

b. Menetapkan pola pengelolaan SDA pada wilayah sungai dalam satu

kabupaten;

c. Menetapkan rencana pengelolaan SDA pada wilayah sungai dalam satu

kabupaten;

d. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai

dalam satu Kabupaten;

e. Membentuk Wadah Koordinasi SDA ditingkat kabupaten atau pada wilayah

sungai dalam satu kabupaten;

f. Membentuk Komisi Irigasi Kabupaten;

g. Menetapkan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan

dan pengusahaan SDA pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

h. Menetapkan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan

dan pengusahaan air tanah;

i. Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan bangunan dan atau

saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada dalam satu Kabupaten;

j. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan

(15)

k. Pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan SDA tingkat

kabupaten;

l. Pemberdayaan kelembagaan pengelolaan SDA tingkat kabupaten;

m. Konservasi, Pendayagunaan SDA pada Wilayah Sungai dalam satu

Kabupaten dan pengendalian daya rusak air yang berdampak pada skala kabupaten;

n. Menyelenggarakan penyelenggaraan Sistem Informasi SDA tingkat

kabupaten;

o. Pembangunan dan peningkatan sistim irigasi primer dan sekunder pada

daerah irigasi dalam satu Kabupaten;

p. Operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistim irigasi primer dan sekunder

pada daerah irigasi dalam satu kabupaten yang luasnya kurang dari 1000 Ha;

q. Operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sungai, danau, waduk dan pantai

pada wilayah sungai dalam satu Kabupaten; dan

r. Mengawasi pengelolaan SDA pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.

2.1.3 Struktur Organisasi SKPD

Susunan organisasi Dinas Sumber Daya Air adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Sungai dan Danau

a. Seksi Pengembangan dan Konservasi

b. Seksi Pengamanan dan Pengendalian Banjir

(16)

4. Bidang Irigasi

a. Seksi Pengembangan dan Rehabilitasi

b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan

c. Seksi TGA (Tata Guna Air) dan JITUT (Jaringan Irigasi Tingkat Usaha

Tani)

5. Bidang Program dan Perencanaan

a. Seksi Perizinan dan Pengolahan Data

b. Seksi Perencanaan

c. Seksi Monitoring dan Evaluasi

6. Unit Pelaksana Teknis Daerah

a. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Dinas Sumber Daya Air adalah sebagai berikut :

(17)

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan

A. KEPALA DINAS

Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan kegiatan dinas dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah bidang sumber daya air serta tugas pembantuan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah.

B. SEKRETARIAT

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, peralatan dan perbekalan serta umum, membawahi 2 (dua) Sub Bagian antara lain :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan ketatalaksanaan dan pengelolaan urusan administrasi umum,kerasipan surat menyurat, rumah tangga dinas, perlengkapan, pengadaan, pendistribusian dan inventarisasi kantor serta kendaraan dinas.

b. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas serta pengelolaan administrasi keuangan. C. BIDANG SUNGAI DAN DANAU

Mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dinas di bidang sumber daya air yang meliputi konservasi, pendayagunaan dan pengamanan sungai dan danau serta pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sungai dan danau, membawahi 3 (tiga) Seksi antara lain :

(18)

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembangunan bendung multiguna, bendung konsolidasi, penghijauan pada daerah aliran sungai dan danau/situ serta pengendalian pencemaran pada sungai, danau/situ dan menetapkan, mengelola kawasan lindung sumber air, serta kegiatan konservasi lainnya.

b. Seksi Pengamanan dan Pengendalian Banjir

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembangunan bendung pengendali banjir, pembangunan /rehabilitasi tanggul, pembangunan rehabilitasi pengaman tebing sungai, pengarah aliran dan pembangunan pengaman/pengendali banjir lainnya.

c. Seksi Bina Manfaat

Mempunyai tugas pembentukan dan pemberdayaan lembaga pengelola sumber daya air, penelitian dan pencegahan pencemaran pada sungai, danau/situ, optimalisasi pendayagunaan sungai, danu/situ, pengendalian pemanfaatan bantaran dan daerah empadan sungai, danau situ serta memberikan rekomendasi teknis dan pengendalian galian golongan C. D. BIDANG IRIGASI

Mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dinas di bidang sumber daya air yang meliputi pengendalian operasional, pengembangan dan pengelolaan irigasi serta pembinaan dan pemberdayaan lembaga pengguna air (P3A/GP3A/IP3A), membawahi 3 (tiga) Seksi antara lain :

a. Seksi Pengembangan dan Rehabilitasi

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi Irigasi.

(19)

b. Seksi Operasional dan Pemeliharaan

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional dan pemeliharaan irigasi.

c. Seksi Tata Guna Air dan Jitut

Mempunyai tugas pembentukan dan pemberdayaan P3A/ GP3A/IP3A, pengendalian pemanfaatan daerah sepadan saluran, optimalisasi pendayagunaan saluran irigasi dan pengembangan /rehabilitasi/ pembinaan jaringan irigasi tingkat usaha tani/jaringan tersier.

E. BIDANG PROGRAM DAN PERENCANAAN

Mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dinas di bidang sumber daya air yang meliputi penyusunan kebijakan, pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, perijinan penatagunaan sumber daya air, penyusunan program dan perencanaan teknis, melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan hasil kegiatan sumber daya air, membawahi 3 (tiga) Seksi antara lain :

a. Seksi Perijinan dan Pengolahan Data

Mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, pola dan rencana pengelolaan serta menetapkan ijin penatagunaan sumber daya air.

b. Seksi Perencanaan

Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis pengelolaan sumber daya air serta pengelolaan data system informasi sumber daya air.

c. Seksi Monitoring dan Evaluasi

Mempunyai tugas melaksanakan sinkronisasi program tingkat kabupaten, propinsi dan nasional serta melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sumber daya air.

(20)

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Aset Perkantoran

Sumber Daya Manusia aparatur pada Dinas Sumber Daya Air merupakan pelaku dan penggerak roda organisasi yang memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan bidang SDA serta pelayanan masyarakat yang prima. Potensi SDM aparatur Dinas Sumber Daya Air pada umumnya masih belum memenuhi harapan baik kuantitas maupun kualitasnya. Data pegawai Dinas SDA pada tahun 2014 berjumlah 200 orang , terdiri dari status PNS sebanyak 44 orang dan status honorer sebanyak 156 orang.

Adapun penyebaran pegawai, status pendidikan, status kepangkatan dan keterampilan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Status dan penyebaran pegawai.

No UNIT KERJA STATUS

KEPEGAWAIAN JUMLAH PROSENTASE

1 Dinas PNS 31 Orang Honorer 44 Orang 22% 16%

2 UPT PNS 13 Orang 7%

Honorer 112 Orang 56%

Jumlah PNS 44 Orang Honorer 156 Orang 22% 78% Jumlah PNS + Honorer 200 Orang 100%

(21)

Tabel 2. Komposisi pegawai menurut jenis kelamin dan Struktur Usia

NO USIA KEPEGAWAIAN STATUS JENIS KELAMIN PROSENTASE PRIA WANITA

1 > 50 thn PNS 16 Orang 1 Orang 8,50%

Honorer 27 Orang 1 Orang 14,00%

2 40 – 50 thn PNS 17 Orang 3 Orang 10,00%

Honorer 67 Orang 3 Orang 35,00%

3 30 - 40 thn PNS 6 Orang - Orang 3,00%

Honorer 35 Orang 6 Orang 20,50%

4 20 - 30 thn PNS 1 Orang - Orang 0,50%

Honorer 11 Orang 6 Orang 8,50%

JUMLAH PNS 40 Orang 4 Orang 22,00%

Honorer 140 Orang 16 Orang 78,00%

JUMLAH TOTAL PNS + Honorer 180 Orang 20 Orang 100%

Tabel 3.Komposisi pegawai menurut status kepangkatan

NO PANGKAT /GOLONGAN

UNIT KERJA JUMLAH PROSENTASE

DINAS UPT 1 IV/c 1 - 1 2,27% 2 IV/b - - - - 3 IV/a 1 - 1 2,27% 4 III/d 3 - 3 6,82% 5 III/c 6 - 6 13,65% 6 III/b 1 3 4 9,09% 7 III/a 6 3 9 20,45% 8 II/d 1 - 1 2,27% 9 II/c 7 1 8 18,18% 10 II/b 1 1 2 4,55% 11 II/a 4 5 9 20,45% 12 I/d - - - - 13 I/c - - - - 14 I/b - - - - 15 I/a - - - - JUMLAH 31 13 0 100%

(22)

Tabel 4. Komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan

NO PENDIDIKAN KEPEGAWAIAN STATUS JENIS KELAMIN PROSENTASE PRIA WANITA

1 S2 PNS 4 Orang 1 Orang 2,50%

Honorer - Orang - Orang -

2 S1 PNS 9 Orang 3 Orang 6,00%

Honorer 10 Orang 3 Orang 6,50%

3 D3/D2 PNS 6 Orang - Orang 3,00%

Honorer 2 Orang 1 Orang 2,00%

4 SLTA PNS 17 Orang - Orang 8,50%

Honorer 71 Orang 10 Orang 40,50%

5 SLTP PNS - Orang - Orang -

Honorer 29 Orang 1 Orang 15,00%

6 SD PNS 4 Orang - Orang 2,00%

Honorer 28 Orang - Orang 14,00%

JUMLAH PNS 40 Orang 4 Orang 22,00%

Honorer 140 Orang 16 Orang 78,00%

JUMLAH TOTAL PNS + Honorer 180 0rang 20 orang 100%

Berdasarkan data yang ada sampai dengan saat ini aset perkantoran yang ada pada Dinas Sumber Daya Air dalam menunjang kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Aset Perlengkapan Kantor

No Uraian Aset Satuan Jumlah Kondisi Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gedung Kantor Gedung UPT Utara Gedung UPT Tengah Gedung UPT Selatan Kendaraan Roda 4 Kendaraan Roda 2 Komputer PC Laptop Printer A4 Unit Unit Unit Unit Bh Bh Bh Bh Bh 1 1 1 1 4 20 11 5 8 Rusak Berat Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat 2 Rusak Berat, 1 Rusak Ringan, 1 Baik 20 Rusak Berat Rusak Ringan 3 Baik, 2 RusakBerat Rusak Ringan Aset Propinsi Aset Kec. leuwidamar

(23)

No Uraian Aset Satuan Jumlah Kondisi Keterangan

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Printer A3 Scaner Kamera Digital Infocus GPS Theodolite Waterpas Meja Rapat Meja Kerja Kursi Rapat Kursi Kursi Tamu Kursi Putar Kursi Lipat Lemari Arsip Lemari Kayu Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh Bh 3 2 4 1 9 1 1 3 65 38 1 28 31 11 1 2 Rusak Berat, 1 Rusak Ringan Baik Baik Baik Baik Rusak Ringan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

2.2.2 Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air

Kabupaten Lebak merupakan bagian integral dari Propinsi Banten

memiliki luas wilayah 3.305,07 km2 (330.507,18 Ha) dengan kewenangan

pengelolaan lautnya sepanjang 91,42 km. Secara Geografis letak Kabupaten

Lebak berada pada 105025 – 106030 BT dan 6018 - 7000 LS, sedangkan

topografi daerah umumnya berbukit – bukit dengan ketinggian antara 0 – 200 m (Lebak utara), antara 201 – 500 m (Lebak tengah) dan antara 501 – 1000 m untuk daerah Lebak bagian timur dengan daerah tertinggi berada pada puncak Gunung Halimun dan Gunung Sanggabuana.

Kabupaten Lebak memiliki potensi sumber daya alam yang cukup berlimpah seperti pertambangan, kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan dan tidak terkecuali sumber daya air. Dengan curah hujan yang terjadi rata- rata antara 2000 – 4000 mm pertahun, Kabupaten Lebak memiliki potensi sumber daya air yang dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan seperti irigasi, rumah tangga, transportasi dan lain – lain. Potensi ini dapat dilihat juga

(24)

dari banyaknya sungai yang mengalir baik yang bermuara di Laut Hindia ,Laut Jawa dan Selat Sunda.

Banyaknya sumber daya air di Kabupaten Lebak, sebagian telah dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat yaitu sungai, penampungan air (Waduk/Situ/Embung) dan Irigasi yang pembangunannya telah dilaksanakan sejak pra reformasi hingga masa reformasi melalui anggaran APBN, APBD I dan APBD II.

Kabupaten Lebak meliputi 4 Wilayah Sungai, 16 Daerah Aliran Sungai & 183 Sungai Panjang Sungai 2.701 Km yang terdiri dari :

a. 16 sungai ordo 1 dengan panjang sungai 877.40 Km;

b. 62 sungai ordo 2 dengan panjang sungai 900.60 Km;

c. 43 sungai ordo 3 dengan panjang sungai 417.60 Km;

d. 45 sungai ordo 4 dengan panjang sungai 368.70 Km;

e. 11 sungai ordo 5 dengan panjang sungai 97.46 Km; dan

f. 6 sungai ordo 6 dengan panjang sungai 46.53 Km.

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Lebak sebagaimana tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Daftar Daerah ALiran Sungai (DAS)

WILAYAH Orde 1 Orde 2 Orde 3 Orde 4 Orde 5 Orde 6 SUNGAI

1 4 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIUJUNG 147.8 327.44 279.45 336.8 90.46 46.53 Cidanau ‐ Ciujung ‐ Cidurian Jumlah Sungai 1 24 29 42 11 6 DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE 126.56 57.6 8.62      ‐      ‐      ‐ Cidanau ‐ Ciujung ‐ Cidurian Jumlah Sungai 1 1 1 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIMAN 111.95 61.68 5.71      ‐      ‐      ‐ Ciliman ‐ Cibungur Jumlah Sungai 1 4 1 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDURIAN 107.76 50.57 67.87 31.94      ‐      ‐ Cidanau ‐ Ciujung ‐ Cidurian Jumlah Sungai 1 5 7 3 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIBALIUNG 43.62 65.77      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 2 0 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CILEMER 57.29 76.76 18.88      ‐      ‐      ‐ Ciliman ‐ Cibungur Jumlah Sungai 1 3 2 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CISIIH 38.09 36      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 2 0 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CISAWARNA 37.01 20.28      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 2 0 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIBARENO 36.82 34.88      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 2 0 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CILANGKAHAN 35.74 64.69 5.78      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 8 1 0 0 0 3 3 10 3 6 3 3 6 16 2 3 113

(25)

untuk rincian data sungai yang ada di Kabupaten Lebak (data terlampir)

Selain sungai Kabupaten Lebak juga memiliki areal konservasi air

seluas 129.16 Ha dengan daya tampung 3.206.450 m3 yang terdiri dari

sebagai berikut :

a. Waduk berjumlah 2 unit, luas genangan 47 Ha, dengan daya tampung

1.325.000 m3 terdiri dari :

b. Situ berjumlah 17 unit, luas genangan 58.60 Ha, dengan daya tampung

1.598.730 m3 terdiri dari :

c. Embung berjumlah 26 unit, luas genangan 23.56 Ha, dengan daya tampung

282.720 m3.

Untuk rincian areal konservasi yang ada di Kabupaten Lebak sebagaimana tabel di bawah ini :

DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMADUR 23.1 29.17 19.73              Cibaliung   Cisawarna

Jumlah Sungai 1 2 1 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANCAK 19.6      ‐      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 0 0 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIBUTUHDEING 25.45 19.98 11.6      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 1 1 0 0 0 DAERAH ALIRAN SUNGAI CIPAMBULAN 12.08      ‐      ‐      ‐      ‐      ‐ Cibaliung ‐ Cisawarna Jumlah Sungai 1 0 0 0 0 0 877.42 900.6 417.64 368.74 90.46 46.53 Jumlah Sungai 183 16 62 43 45 11 6 1 3 1 JUMLAH 4 WILAYAH Orde 1 Orde 2 Orde 3 Orde 4 Orde 5 Orde 6 SUNGAI

1 2 3 4

(26)

Tabel 7. Daftar Areal Konservasi

Untuk menunjang pertanian dengan pemanfaatan sumber daya air yang ada, Kabupaten Lebak memiliki prasarana Irigasi sebanyak 483 Daerah Irigasi

DESA KECAMATAN HA m3 PROPINSI KABUPATEN

A WADUK 47.00 1,325,000.00 3 0

1 CICINTA Maja Maja 12.00 450,000.00 

2 CIMAUR Banjarsari Cibatu Keusik 35.00 875,000.00

B SITU 58.60 1,598,730.00 3 14

1 CIJORO Rangkabitung Rks Timur 6.00 190,000.00 

2 CIKUDA Rangkabitung Rks Timur 1.00 20,000.00 

3 CILEMBUN Warunggunung Selaraja 4.50 80,000.00 

4 KOMPENI Sajira Pajagan 1.30 26,000.00 

5 CIBOJAN Sajira Sukarame 3.50 36,600.00 

6 CITINGGAR Sajira Sajira 5.50 110,000.00 

7 CIBANGRENG Cikulur Muara Dua 0.50 16,000.00 

8 PALAYANGAN Cimarga Marga Jaya 7.00 314,000.00 

9 CIMADANG Banjarsari Kumpay 8.40 398,130.00 

10 GEDE CITEUPUSEUN Banjarsari Keusik 0.90 18,000.00 

11 CIBOLEGER Leuwidamar Cisimeut 2.00 40,000.00 

12 CIKAMUNDING Cikamunding Bayah 5.00 150,000.00 

13 CIMAESTA Cijengkol Bayah 3.00 60,000.00 

14 SINAR GALIH Bayah Bayah 3.50 75,000.00 

15 GUNUNG BOTOL Panggarangan Sindangratu 2.00 20,000.00 

16 CIBURIAL Panggarangan Cibeber 1.50 15,000.00 

17 LEBAK LARANG Mekarsari Cibeber 3.00 30,000.00 

C EMBUNG 23.56 282,720.00 0 26

1 CURUG BANTENG Rangkasbitung Cijoro Pasir 0.20 2,400.00 

2 ALINGAN Kalanganyar Kalanganyar 2.00 24,000.00 

3 CILANDAK Kalanganyar Kalanganyar 0.26 3,120.00 

4 CURUG Kalanganyar Kalanganyar 0.50 6,000.00 

5 TAMAN JAYA Cikulur Cikulur 1.50 18,000.00 

6 JULAD Cikulur Anggalan 0.50 6,000.00 

7 CIRANGKONG Maja Sukdaya 0.50 6,000.00 

8 CIKEUTREUK Maja Mekarsari 0.25 3,000.00 

9 PASIR LELES Sajira Mekarsari 0.25 3,000.00 

10 PALWA Cipanas Luhur Jaya 0.50 6,000.00 

11 CIHURANG Cileles Parungkujang 1.00 12,000.00 12 CISADANG Cileles Parungkujang 1.00 12,000.00 

13 PARUNGKUJANG Cileles Parungkujang 0.75 9,000.00 

14 CICAPER Cileles Cipadang 2.00 24,000.00 

15 TELAGA Cileles Prabugantungan 1.40 16,800.00 

16 CIBEUNTEUR Cirinteun Cirinteun 1.50 18,000.00 

17 CIRUMAH HIANG Gunung Kencana Gunung Kencana 1.25 15,000.00 

18 CIKERE Mucang Sindangwangi 2.50 30,000.00 

19 BABAKAN WALUYA Mucang Pasir Nangka 1.00 12,000.00 20 KADUBUGANG Mucang Mekarwangi 0.30 3,600.00 

21 RANCAKIARJALI Sobang Sindanglaya 0.50 6,000.00 

22 CISARAP Wanasalam Cisarap 2.50 30,000.00 

23 BADONG Wanasalam Parung Panjang 0.20 2,400.00 

24 CITEUREUP Cihara Cihara 0.50 6,000.00 

25 CIBEUREUM Cihara Mekarsari 0.50 6,000.00 

26 SAMPALEUN Panggarangan Sogong 0.20 2,400.00 

(27)

dan areal potensial 63.857 Ha, dengan kewenangan pengelolaan sebagai berikut :

a. Kewenangan Pemerintah Propinsi Banten ada 9 Daerah Irigasi dengan areal

potensial 13.310 Ha;

b. Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lebak ada 474 Daerah Irigasi dengan

areal potensial 50.547 Ha yang terdiri dari :

 Irigasi Air Permukaan sebanyak 463 Daerah Irigasi dengan areal

potensial 49.264 Ha.

 Irigasi Pompa sebanyak 11 Daerah irigasi dengan areal potensial

1.283 Ha.

Untuk lebih jelas lagi jumlah dan lokasi Daerah Irigasi di Kabupaten Lebak yang disusun berdasarkan kecamatan seperti pada tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8. Daftar Irigasi Per Kecamatan

Jumlah

D.I Areal (Ha)

Jumlah D.I

Areal (Ha)

Jumlah

D.I Areal (Ha)

Jumlah

D.I Areal (Ha)

Jumlah

D.I Areal (Ha)

Banjarsari 20 1,733 20 1,733 20 1,733 Bayah 22 2,435 22 2,435 22 2,435 Bojongmanik 19 1,624 19 1,624 19 1,624 Cibadak 3 280 2 250 5 530 5 530 Cibeber 68 7,363 68 7,363 68 7,363 Cigemblong 6 505 6 505 6 505 Cihara 15 1,991 15 1,991 15 1,991 Cijaku 11 1,026 11 1,026 2 2,939 13 3,965 Cikulur 20 2,083 1 10 21 2,093 21 2,093 Cileles 19 1,945 19 1,945 19 1,945 Cilograng 23 2,884 23 2,884 2 3,000 25 5,884 Cimarga 11 685 3 335 14 1,020 14 1,020 Cipanas 24 3,105 24 3,105 24 3,105 Cirinten 11 1,075 11 1,075 1 1,500 12 2,575 Curugbitung 2 225 2 225 2 225 Gunung Kencana 19 1,553 1 108 20 1,661 20 1,661 Kalanganyar 1 211 1 100 2 311 2 311 Lebak Gedong 14 1,787 14 1,787 14 1,787 Leuwidamar 19 1,811 19 1,811 19 1,811 Maja 4 270 1 100 5 370 5 370 Malingping 10 1,885 10 1,885 1 2,570 11 4,455 Muncang 22 2,402 22 2,402 22 2,402 Panggarangan 23 2,730 23 2,730 1 1,050 24 3,780 Rangkasbitung 8 650 2 380 10 1,030 10 1,030 Sajira 19 1,740 19 1,740 19 1,740 Sobang 30 2,945 30 2,945 30 2,945 Wanasalam 3 335 3 335 1 1,805 4 2,140 Warunggunung 17 1,986 17 1,986 1 446 18 2,432 Jumlah Total 463 49,264 11 1,283 474 50,547 9 13,310 483 63,857 Kewenangan Kabupaten Jumlah Total Kewenangan Propinsi Irigasi Permukaan Total KECAMATAN Irigasi Permukaan Irigasi Pompa

(28)

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja Pelayanan Dinas Sumber Daya Air dapat terukur dengan melihat evaluasi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal itu bisa terlihat dari Target SPM (Standar Pelayanan Minimal) atau IKK (Indikator Kinerja Kunci) terhadap realisasi di tahun-tahun bersangkutan dan capaian kinerja berdasarkan Renstra periode sebelumnya.

Berdasarkan data SPM yang telah dibuat pada tahun 2012 berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 14/PRT/M/2010 Tanggal 25 Oktober 2010 bahwa SPM keandalan ketersediaan air irigasi baru mencapai 62.15 %, sedangkan SPM yang harus dicapai pada tahun 2014 adalah 70.00 %, sedangkan berdasarkan IKK bahwa pada tahun 2013 Daerah Irigasi dengan kondisi baik baru mencapai 77.24 %.

Pelayanan kinerja SKPD dapat dilihat dari capaian kinerja Renstra 2009 – 2013 sebagaimana tertuang pada tabel 2.1 halaman berikut :

Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak

NO Indikator Kinerja Sesuai Tugas Fungsi

SKPD

Target SPM Target IKK Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke-

2009 2010 2011 2012 2013

(29)
(30)

Berdasarkan tabel 2.1 dari ke 4 (empat) program prioritas hanya 2 (dua) program yang rasio capaian kinerja sesuai dengan Renstra 2009 – 2013 yaitu Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan dengan rasio capaian kinerja kegiatan rata-ratanya adalah 100 %, bahkan untuk Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya rasio capaian kinerja kegiatan rata-ratanya mencapai 126.17 %, hal ini dipengaruhi adanya dukungan pengganggaran yang penuh baik dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam Program tersebut, seperti untuk pemerintah propinsi adanya dana kontingensi dan untuk pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementrian Pekerjaan Umum.

Sedangkan untuk 2 (dua) program lainnya yang rasio capaian kinerjanya dibawah target capaian kinerja Renstra adalah Program Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya yang rasio capaian kinerja kegiatan rata-ratanya hanya mencapai 61.46 % dan Program Pengendalian Banjir yang rasio capaian kinerja kegiatan rata-ratanya hanya mencapai 54.44 %, hal ini dipengaruhi antara lain :

a. Untuk Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau

dan Sumber Daya Air Lainnya dan Program Pengendalian Banjir akibat kurangnya dukungan dana baik dari Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat;

b. Keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Lebak sehingga Program

Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya dan Program Pengendalian Banjir kurang diprioritaskan dalam pengganggarannya.

c. Untuk Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau

(31)

penyediaan lahan, karena kebanyakan lahan yang berpotensi untuk konservasi air merupakan milik masyarakat sehingga harus di bebaskan.

Mengenai anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan SKPD, untuk dapat menentukan rasio antara realisasi dan anggaran dapat dikatakan baik atau kurang baik dapat terlihat pada tabel 2.2 berikut ini ;

(32)
(33)

Berdasarkan data tabel 2.2 mengenai Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD bahwa penyerapan anggaran atau realisasi keuangan selama 5 (lima) tahun mencapai 94.16 % sedangkan untuk rata-rata pertumbuhan anggaran selama 5 (lima) tahun mencapai 0.50 % namun untuk realisasi rata-rata pertumbuhan anggaran selama 5 (lima) tahun minus 0.87 %, hal ini di karenakan pada realisasi penyerapan anggaran terdapat anggaran akibat sisa tender dan adanya anggaran pemeliharaan sebesar 5 % pada setiap paket pekerjaan yang di luncurkan ke tahun berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa rasio antara realisasi dan anggaran pelayanan SKPD tahun 2009 – 2013 dapat dikatakan baik, namun kendala dalam setiap pelaksanaan pengelolaan anggaran pasti ada diantaranya :

a. Adanya perubahan sistem administrasi keuangan yang tadinya manual sejak

tahun 2010 mulai diberlakukan sistem aplikasi (SIPKD) dalam pengelolaan administrasi keuangan sehingga hal tersebut membutuhkan waktu dalam penyesuaian pengelolaan administrasi keuangan di lingkup SKPD Dinas Sumber Daya Air.

b. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam pengelolaan

penganggaran sehingga menyebabkan kurang optimalnya pelayanan dalam setiap pengelolaan program dan kegiatan.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dengan banyaknya Potensi sumber daya air di Kabupaten Lebak hal tersbut merupakan tantangan dan peluang dalam setiap pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Lebak.

Tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Lebak sangat besar antara lain :

(34)

a. Kondisi geografis Kabupaten Lebak yang topografi daerah umumnya

berbukit – bukit dan sebagian besar sungai yang ada di Kabupaten Lebak merupakan sungai hulu yang memiliki elevasi beda tinggi yang cukup curam;

b. Sumber Daya Manusia di SKPD Dinas Sumber Daya Air yang masih jauh

dari kata ideal dengan komposisi pegawai PNS hanya 22 % sedangkan untuk pegawai honorernya mencapai 78 %, hal ini berpengaruh pada pengelolaan sumber daya air;

c. Masih kurangnya kompetensi sumber daya manusia pada SKPD Dinas

Sumber Daya Air sehingga menyebabkan pengelolaan sumber daya air kurang optimal;

d. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti bangunan kantor,

kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, mabeleur, komputer dan lain-lain sehingga mehambat kinerja dalam pengelolaan sumber daya air;

e. Semakin besarnya perubahan peruntukan fungsi tata guna lahan;

f. Meningkatnya kerusakan hutan/vegetasi, penebangan liar, pembakaran dan

penjarahan;

g. Berkurangnya ketersediaan air akibat hutan/vegetasi yang semakin

berkurang;

h. Sulitnya penyediaan konservasi air melalui upaya pembangunan embung

akibat permasalahan pembebasan lahan;

i. Banyaknya kawasan strategis pertanian, sarana publik dan permukiman

padat penduduk yang berada pada lokasi sungai sehingga kemungkinan besar terkena dampak daya rusak air;

j. Sulitnya pengaturan penataan lahan sempadan sungai akibat banyak lahan

sempadan sungai yang sudah menjadi hak milik;

k. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi;

(35)

m. Terjadinya potensi konflik kepentingan akan air;

n. Rendahnya partisipasi masyrakat dalam pemeliharaan jaringan irigasi;

o. Terjadinya pencurian dan dan pengambilan air irigasi;

p. Adanya alih fungsi lahan sawah;

q. Kurang memadainya data dan informasi sumber daya air; dan

r. Kurang terpadunya pengelolaan sumber daya air antara Pemerintah

Kabupaten, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat.

Sedangkan peluang yang dalam pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :

a. Adanya peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan Peraturan Daerah yang mengatur pengelolaan sumber daya air.

b. Adanya dukungan legislatif dalam penganggaran pengelolaan sumber daya

air.

c. Banyaknya potensi sumber daya air yang dimiliki;

d. Tersedianya bahan baku kontruksi;

e. Adanya potensi lahan sawah yang masih bisa dikembangkan;

f. Kebutuhan pangan yang semakin meningkat;

g. Tersedianya kuantitas sumber daya manusia; dan

h. Adanya lembaga pengguna air (P3A dan GP3A) yang sudah dibentuk;

Tantangan dan peluang pengelolaan sumber daya air ini dikemukakan berdasarkan hasil analisis terhadap Rentra Kementrian Pekerjaan Umum dan Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Propinsi Banten serta telaah terhadap RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis).

(36)

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dengan makin meningkatnya perkembangan seluruh aspek kehidupan sebagai dampak lajunya pertumbuhan jumlah penduduk dan pembangunan disegala bidang, telah meningkatkan permintaan dan tuntutan pelayanan air untuk berbagai kebutuhan sehingga menyebabkan tekanan berat kepada daya dukung sumber daya air. Sementara jumlah air yang tersedia jumlahnya tetap dan cenderung menurun serta ketersediaannya semakin menurun khususnya dimusim kemarau, indikasi kelangkaan air akan menyebabkan persaingan penggunaan yang memicu terjadinya konflik. Oleh karena itu, menangkal terjadinya konflik sebagai tantangan masa depan menjadi tujuan utama manajemen sumber daya air. Bentuk Penjabaran diatas terus berkembang sebagai bentuk identifikasi masalah diantaranya :

1. Permasalahan dengan adanya pergeseran nilai dari sumber daya air sebagai

milik bersama (public goods) yang melimpah dan dapat dimanfaatkan tanpa

biaya, menjadi sumber daya ekonomi (economic goods) yang mempunyai fungsi

sosial;

2. Rusaknya hutan/vegetasi yang berpengaruh terhadap resapan air di hulu

sungai mengakibatkan rentang (margin) debit sungai yang sangat besar pada

saat musim hujan (banjir) dan pada saat musim kemarau (kekeringan);

3. Ketersediaan air yang semakin berkurang;

4. Adanya persaingan pemanfaatan air untuk irigasi dan penggunaan air untuk

sektor lain;

5. Adanya konversi lahan pertanian untuk keperluan lainnya;

(37)

6. Lemahnya penegakan hukum dalam pelanggaran tata guna lahan; dan

7. Masih rendahnya partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam melestarikan

sumber daya air.

Kesemuanya itu memerlukan penyesuaian arah dan kebijakan pengelolaan sumber daya air yang efisien dan efektif serta perlunya suatu perencanaan strategis di bidang Sumber Daya Air dan keberlanjutan sistem irigasi dan hak-hak atas air bagi semua pengguna dapat terjamin baik untuk saat ini maupun generasi yang akan datang.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

3.2.1 Visi

Visi pada dasarnya adalah pandangan atau wawasan ke depan tentang suatu keadaan yang diharapkan dapat dicapai pada suatu waktu tertentu. Visi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 merupakan transformasi dari visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025, yang disesuaikan dengan tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi pada

periode lima tahun mendatang. Visi RPJPD sebagaimana dimaksud adalah “Lebak

Menjadi Daerah yang Maju dan Religius Berbasis Perdesaan”, serta RPJMD Kabupaten Lebak 2014-2019 merupakan tahapan ketiga pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lebak 2005-2025

yaitu “Tahap Pertumbuhan Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”, dengan

karakteristik yang diharapkan pada kondisi : (1) sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing; (2) Hampir setiap sendi kehidupan masyarakat termasuk seni dan budaya akan memasuki tahap komersialisasi; (3) berkembangnya industri pariwisata yang mendorong permintaan terhadap barang seni dan kerajinan rakyat; (4) perkembangan yang pesat dalam investasi

(38)

bidang industri jasa berbasis sumberdaya alam yang didukung faktor kedekatan geografis Kabupaten Lebak dengan wilayah Jabodetabek; serta (5)

pemerintahan daerah menerapkan e-Government yang mencapai tingkat

kedewasaan (maturity level).

Di samping itu, visi dalam RPJMD juga merupakan abstraksi yang mengakomodasi visi dan misi kepala daerah terpilih yang telah disampaikan pada

DPRD Kabupaten Lebak pada saat pencalonannya, yaitu “Terwujudnya Kabupaten

Lebak yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Agama serta Kearifan Lokal”.

Berdasarkan visi RPJPD tersebut, serta visi kepala daerah di atas, maka visi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 diarahkan dalam rangka mencapai :

“Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya saing melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : Lebak yang Maju, menggambarkan kondisi Kabupaten Lebak yang lebih baik dengan pembangunan yang dinamis, inovatif dan kreatif, yang didukung dengan ketersediaan sarana prasarana dan sumber daya manusia yang berkualitas serta tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.

Lebak yang Maju dicirikan dengan pencapaian indikator-indikator makro daerah yang lebih baik dari sebelumnya yang tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dibarengi dengan laju inflasi yang terkendali, berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan serta tetap terjaganya

(39)

kelestarian alam dan lingkungan hidup. Selain itu, peningkatan kualitas ke arah yang lebih baik juga terjadi pada indeks kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Lebak yang Berdaya Saing, menggambarkan kondisi daerah dimana perekonomian daerah mampu mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kondusifitas investasi yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur wilayah dan sumber daya manusia dengan kemampuan untuk bersaing dengan sehat, baik dalam lingkup daerah, regional maupun nasional.

Pemantapan Pembangunan Perdesaan, merupakan upaya untuk terus melanjutkan pembangunan perdesaan sebagai basis utama pembangunan yang dilakukan pada periode pembangunan sebelumnya. Pemantapan pembangunan perdesaan menunjukan itikad pemerintah daerah untuk mengusung desa sebagai pusat pengembangan ekonomi, sosial dan budaya dan menggiring mereka menjadi desa yang berkembang dan mandiri.

Pengembangan ekonomi Kerakyatan, merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Melalui Pengembangan ekonomi rakyat diharapkan terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi menciptakan lapangan kerja yang luas dan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya muaranya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat.

3.2.2 Misi

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Karenanya, misi pada

(40)

dasarnya merupakan operasionalisasi dari visi yang dirumuskan dalam bentuk aktivitas yang menggambarkan upaya mewujudkan visi tersebut.

Adapun misi sebagaimana dimaksud dirumuskan dalam 6 (enam) misi operasional sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Produktif, Kreatif dan Inovatif, hal ini ditunjukan dengan kondisi sumberdaya manusia yang berdaya saing dengan kompetensi yang mumpuni, kreatif, inovatif yang didukung dengan moralitas yang berbasis agama yang kokoh.

Misi ini merupakan hasil dari reformulasi rumusan misi pertama calon kepala daerah yaitu mewujudkan SDM Kabupaten Lebak yang produktif, kreatif, inovatif, partisipatif, dan berdaya saing;

Misi 2 : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang Berorientasi Pelayanan Publik. Birokrasi berperan sebagai katalisator pembangunan daerah dengan karakteristik organisasi yang responsif terhadap tuntutan publik sehingga senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja pelayanan secara transparan dan akuntabel.

Misi ini merupakan reformulasi dari misi ke-5 calon kepala daerah yaitu menguatkan tata pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi yang berorientasi pada pelayanan publik yang prima;

Misi 3 : Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi kerakyatan. Kondisi perekonomian yang kokoh yang mengandalkan kekuatan ekonomi kerakyatan akan menciptakan Kabupaten Lebak menjadi daerah yang mampu bertahan dari berbagai permasalahan ekonomi baik yang disebabkan dari aktifitas ekonomi domestik maupun aktifitas ekonomi

(41)

global sehingga akan memposisikan Kabupaten Lebak sebagai daerah yang mampu bersaing dengan daerah sekitar melalui penguatan ekonomi usaha/industri kecil dan menengah, pariwisata dan sektor pertanian serta pengembangan investasi yang mampu mendayagunakan potensi sumber daya daerah.

Misi ini merupakan reformulasi dari misi ke-3 calon kepala daerah yaitu meningkatkan akselerasi pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal;

Misi 4 : Meningkatkan ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang berkualitas. Hal ini ditunjukan dengan pembangunan infrastruktur yang memprioritaskan perluasan akses terhadap pusat-pusat kegiatan masyarakat terutama pada bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Selain itu pembangunan infrastruktur juga dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemberdayaan sumberdaya setempat dengan tetap memperhatikan kualitas.

Misi ini merupakan reformulasi dari misi ke-2 calon kepala daerah yaitu meningkatkan pengembangan wilayah dan infrastruktur melalui pemantapan pembangunan perdesaan;

Misi 5 : Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, Kabupaten Lebak tetap memposisikan diri sebagai wilayah daerah resapan air. Dengan kondisi tersebut maka pembangunan yang dilaksanakan tetap mempertimbangkan aspek ekologi sehingga terjaga kelestarian lingkungan yang mendukung pola pembangunan yang berkelanjutan.

(42)

Misi ini merupakan reformulasi dari misi ke-4 calon kepala daerah yaitu meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam secara berkelanjutan, berwawasan lingkungan dalam kerangka rencana tata ruang.

Misi 6 : Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah, hal ini ditunjukan dengan kondisi Lebak menjadi tempat yang nyaman bagi siapa saja, untuk melakukan segala aktivitas dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.2.3 Program

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi di atas, maka diperlukan adanya kerangka kerja atau program kerja logis yang menjelaskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada kelima misi tersebut. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan tersebut akan menjadi arahan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Lebak, baik yang menyangkut urusan wajib maupun urusan pilihan, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah. Adapun tujuan dan sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Produktif, Kreatif dan

Inovatif Tujuan :

1) Meningkatkan kualitas pelayanan dasar;

2) Membangun sumber daya manusia yang menguasai IPTEK, kompetitif dengan tetap mempertahan ciri masyarakat yang santun berbudaya.

(43)

Sasaran :

1) Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang terjangkau dan merata;

2) Meningkatnya akses dan kualitas layanan kesehatan yang terjangkau dan merata;

3) Meningkatnya daya saing sumber daya manusia; 4) Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga;

5) Terpelihara dan termanfaatkanya benda cagar budaya dan nilai-nilai budaya lokal;

6) Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan perpustakaan.

2. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang baik berorientasi Pelayanan

Publik

Tujuan : Meningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien dan transparan

Sasaran : Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah

3. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi kerakyatan

Tujuan : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Ekonomi

Kerakyatan Sasaran :

1) Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Investasi; 2) Meningkatnya Ketahanan pangan daerah;

3) Meningkatnya hasil produksi perkebunan dan kehutanan; 4) Tumbuhnya industri pariwisata unggulan daerah.

(44)

4. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang

berkualitas Tujuan :

1) Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas infrastruktur;

2) Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas infrastruktur Transportasi. Sasaran :

1) Meningkatnya kinerja penanganan jalan dan jembatan;

2) Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta partisipasi masyarakat;

3) Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar masyarakat; 4) Meningkatnya kualitas perumahan permukiman;

5) Meningkatnya pemenuhan listrik masyarakat;

6) Meningkatnya kualitas prasarana dan fasilitas LLAJ; 7) Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan.

5. Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan

Tujuan :

1) Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup;

2) Meningkatkan ketangguhan dalam penanggulangan bencana. Sasaran :

1) Meningkatnya rehabilitasi lahan;

2) Meningkatnya fungsi daerah tangkapan air;

3) Terjaganya tingkat cemaran sungai, udara dan air tanah di bawah ambang batas;

4) Meningkatnya kuantitas pengelolaan sampah dan limbah; 5) Pengendalian dan pemanfaatan ruang;

(45)

6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah

Tujuan : Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban di daerah Sasaran :

1) Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 2) Meningkatnya kualitas kehidupan beragama di masyarakat.

Keterkaitan antara visi, misi, program kepala daerah terpilih dengan SKPD terlihat pada misi keempat, dimana dalam misi keempat tersebut adalah Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Strategis Wilayah yang berkualitas. Untuk mencapai misi tersebut diperlukan sasaran yang jelas, yakni Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta partisipasi masyarakat. Dengan demikian SKPD Sumber Daya Air memiliki arah yang jelas dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air untuk mengupayakan pengembangan wilayah sehingga memungkinkan Kabupaten Lebak untuk lebih maju dan berdaya saing.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

Faktor-Faktor penghambat dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L (Renstra Kementrian Pekerjaan Umum) dan Renstra SKPD Provinsi (Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman) adalah :

a. Lemahnya koordinasi, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

b. Rendahnya SDM yang mampu menjembatani program turunan SDM dari Pusat,

ataupun provinsi; dan

c. Kurang intensnya dan terakomodirnya Program dan Kegiatan yang berbasis

(46)

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkembang saat ini lebih diarahkan kepada tata guna lahan yang mendukung kegiatan yang berbasis ekonomi kerakyatan. Tentunya tanpa mengindahkan kesinambungan dari daya dukung lahan yang menunjang ketersediaan dan kualitas infrastruktur di bidang sumber daya air khususnya.

3.5 Penentuan isu-isu strategis

Penentuan isu-isu strategis merupakan hal penting yang dapat meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan guna meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Isu strategis didefinisikan sebagai kondisi atau hal lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan.

Secara umum, karakteristik isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menetukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Upaya ini dapat dilakukan melalui analisa permasalahan umum daerah dengan tetap memperhatikan hal yang menjadi prioritas dan isu strategis Renstra K/L dan Renstra Propinsi.

Implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD mensyaratkan bahwa program-program yang tertuang dalam Renstra Sumber Daya Air harus mendukung distribusi tata guna lahan sesuai peruntukannya. Program yang terkait dengan distribusi tata guna lahan adalah Program Pengembangan dan Pengelolaan

(47)

jaringan irigasi, Rawa dan jaringan Pengairan Lainnya. Program tersebut merupakan salah satu bentuk usaha dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam Kajian RTRW Kabupaten Lebak 2013-2034, Renstra Dinas Sumber Daya Air diakomodir melalui indikasi program induk “Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana’’ melalui program ‘Perwujudan Sistem Prasarana Sumber Daya Air’. Melalui kegiatan sebagai berikut :

a. Normalisasi Sungai

b. Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan kapasitas jaringan irigasi

c. Rencana pemeliharaan dan pengelolaan jaringan beririgasi pada daerah irigasi

(D.I.) yang ada di kabupaten.

d. Rencana peningkatan dan pengelolaan irigasi desa yang ada di kabupaten

pendayagunaan potensi mata air dan air tanah.

Berdasarkan kajian Lingkungan hidup startegis berdampak bagi pelayanan SKPD, yakni program-program yang tertuang dan Renstra Sumber Daya Air harus mendukung kelestarian lingkungan hidup. Program yang mendukung kelestarian lingkungan hidup adalah :

a. Program Pengembangan dan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan

Sumber Daya Air Lainnya; dan

b. Program Pengendalian banjir.

Kedua Program diatas merupakan bentuk kebijakan berupa peningkatan konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Disebutkan dalam Rencana pembangunan jangka panjang Kabupaten Lebak 2005-2025 tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan salah satunya adalah ”Mewujudkan Lebak Sebagai Daerah Konservasi Melalui

(48)

Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan tetap Menjaga

Kelestarian Lingkungan Hidup”. 

Keterkaitan KLHS terhadap Renstra Dinas Sumber Daya Air yaitu mengacu pada isu strategis bahwasanya sistem pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang belum terintegrasi dengan baik karena Kabupaten Lebak merupakan daerah tangkapan air bagi DAS Ciujung, Cidurian dan Ciliman sehingga Kabupaten Lebak dinyatakan sebagai darah konservasi sumber daya air. Kondisi saat ini, daerah tangkapan air yang ada mengalami degradasi yang sangat cepat akibat penebangan hutan, penggalian pasir kali maupun akibat banyaknya penambang tanpa ijin.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan dengan memperhatikan evaluasi pelaksanaan pembangunan periode sebelumnya, serta permasalahan dan tantangan pembangunan yang diperkirakan akan terjadi pada lima tahun mendatang ditetapkan isu-isu strategis Dinas Sumber Daya Air adalah :

1. Tata kelola pemerintah daerah;

2. Kondisi hutan/vegetasi hulu sungai;

3. Konversi lahan pertanian;

4. Partisipasi masyarakat untuk memelihara prasarana sumber daya air;

5. Keterpaduan dan Sinkronisasi Program dan kegiatan;

6. Pendanaan pemerintah daerah;

7. Komposisi dan kompetensi SDM;

8. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja; dan

(49)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

Visi pada dasarnya adalah pandangan atau wawasan ke depan tentang suatu keadaan yang diharapkan dapat dicapai pada suatu waktu tertentu. Oleh karenanya visi Dinas Sumber Daya Air dibuat berdasarkan berbagai isu yang berkembang dan kondisi riil yang dihadapi saat ini.

Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Lebak dalam Pengelolaan sumber daya air dan dalam rangka menunjang visi Pemerintah Kabupaten Lebak,

maka visi dari Dinas Sumber Daya Air adalah: “Terwujudnya sarana dan

prasarana sumber daya air yang bermanfaat secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat terutama petani”.

Berdasarkan visi tersebut diatas maka pengelolaan sumber daya air diarahkan untuk meningkatkan Pengembangan, pemanfaatan dan pendayagunaan serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan sesuai dengan pola induk pengelolaan sumber daya air dan tata ruang wilayah. Oleh karena itu, maka Misi yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut adalah :

a. Pengembangan Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan;

b. Pendayagunaan sumber daya air dan peningkatan partisipasi masyarakat;

c. Pengendalian daya rusak air; dan

d. Peningkatan sistem perencanaan, pengendalian pembangunan dan Pembaharuan

data/informasi sumber daya air. BAB IV

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi
Tabel 1. Status dan penyebaran pegawai.
Tabel 2. Komposisi pegawai menurut jenis kelamin dan Struktur Usia
Tabel 5. Aset Perlengkapan Kantor
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian sosial secara persuasif dilakukan dengan cara lemah- lembut, membimbing atau mengajak individu untuk mematuhi atau berperilaku sesuai dengan

Bapak Rega :Pengoptimalan kegiatan kepanduan ini bikin pihak – pihak yang terkait dalam proses keluar masuknya kapal di area dock PT Janata Marina Indah jadi

Untuk mengurangi maraknya pernikahan dini di kecamatan Maritengngae kabupaten sidenreng rappang, pemerintah melakukan program sosialisasi kepada masyarakat tentang

Agar materi pembelajaran sejarah bisa menjadi atau dapat dipakai sebagai ‟sarana penghubung antara masa lalu dan masa ini‟ serta membekali para siswa kemampuan dalam

Adanya proses meraih tujuan, perencanaan, monitor, penyesuaian, implementasi, pengoperasian dengan batasan-batasan tertentu, dan terprediksi secara terus menerus dalam

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran mnemonik pada materi pokok dunia tumbuhan

Hasil kompilasi data penelitian terdahulu menunjukkan tiga kelompok daerah panas bumi di sekitar Ungaran yaitu Gedongsongo, Nglimut dan Kendalisodo dengan manifestasi berupa mata

Lalu, penelitian Utama (2008) tentang Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil di RSD Raden Mattaher Jambi Tahun