• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya. : Thomas Aquinas Michi Alviayanto ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya. : Thomas Aquinas Michi Alviayanto ( )"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur Truncus Encephalon, Cerebellum dan Nervi Craniales yang Melaluinya

DISUSUN OLEH :

Kelompok : D 6

Ketua Kelompok : Thomas Aquinas Michi Alviayanto (102013251)

Anggota : 1. Terry Reniban (102010352) 2. Rullyn Suzana Saputri Mandar (102010243)

3. R. Syamilah Muayyidah (102012447) 4. Prawira Wijaya (102013077)

5. Puteri Nabella (102013177)

6. Marry Salvatrix Mekeng (102013065) 7. Dameria Purba (102013295)

8. Ayu Asmarita (102013390)

9. Kevin Desmont Pratama (102013393)

10. Nurul Alia Fathila Binti Kamalul Azmi (102013502) 11. Novalia Khoemalasari (102010022)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dameria.2013fk295@civitas.ukrida.ac.id

(2)

Abstrak

Batang otak (truncus encephalon) dan otak kecil (cerebellum) merupakan salasatu bagian penting sebagai pusat pengendalian keseimbangan tubuh, dan juga pusat pengendali respirasi,

kerja jantung, serta peredaran darah. Batang otak atau dikenal dengan truncus encephalon

memiliki tiga bagian yaitu mesencephalon, pons, dan medulla oblongata. Batang otak sendiri dilalui oleh saraf-saraf kranial (nervi craniales) seperti oculamotor, trochlearis, trigenimus, abducent, facialis, vestibulocochlearis, glossopharingelis, vagus, accecorius, hipoglossus.

Saraf-saraf tersebut memiliki tugasnya masing-masing. Sedangkan cerebellum, selain tugas pokoknya sebagai pengendali keseimbangan tubuh, cerebellum yang terdiri dari pedunculus cerebralis superior, inferior dan media memiliki tugas untuk meneruskan atau memproyeksikan rangsang

ke thalamus, korteks cerebrum, dan ke seluruh truncus encephalon. Dan semua fungsi dapat berjalan dengan baik tidak lepas karena adanya penghantaran sinyal yang neurotransmitter

melalui tautan antarsaraf yang disebut sinaps. Apabila terjadi gangguan atau pun pendarahan di area truncus encephalon dan cerebellum dapat berdampak pada kerja tubuh yang berhubungan dengan fungsi dari masing-masing bagian pada area tersebut dan juga fungsi dari nervi craniales

yang berada disana.

Kata kunci: truncus enchepalon, cerebellum, nervi craniales, sinaps Abstract

Brain stem (truncus encephalon) and brain (cerebellum) is an important part as one of a control center of balance of the body , and also the central control of respiration, heart action, as well

as blood circulation. The brain stem known as truncus encephalon has three parts, namely mesencephalon, pons, and medulla oblongata. Brain stem itself traversed by cranial nerves (nervi craniales) as oculamotor, trochlearis, trigenimus, abducent, facial, vestibulocochlearis, glossopharingelis, vagus, accecorius, hipoglossus. The nerves have their respective duties. While

the cerebellum, in addition to its main task as the controlling body balance, cerebellar peduncle cerebralis consisting of the superior, inferior, and the media have a duty to pass on or projecting stimuli to the thalamus, cerebrum cortex, and to the entire truncus encephalon. And all functions can work well not be separated because of the delivery of the neurotransmitter signals through

(3)

truncus encephalon and cerebellum can have an impact on the body of work related to the function of each part in the area and also the function of the spiral craniales who were there.

Keywords : truncus enchepalon, cerebellum, nervi craniales, synapse

Pendahuluan

Pusat pengendali semua kerja tubuh berada di otak, dan dikendalikan melalui kinerja syaraf-syaraf yang saling berhubungan melalalui suatu sinaps. Truncus encephalon atau dikenal dengan batang otak dan cerebellum atu dikenal dengan otak kecil merupakan dua bagian dalam pengendali kinerja tubuh kita, sebab ada syaraf-syaraf kranial yang melalui batang otak yang masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam kinerja tubuh kita. Sedangkan pada

cerebellum yang terdiri dari pedunculus cerebralis superior, pedunculus cerebralis media dan

pedunculus inferior juga memiliki perannya masing-masing dalam menjalankan perintah dalam sistem kinerja tubuh kita.

Skenario 7

Seorang laki-laki usia 27 tahun diantar ke UGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak 15 menit yang lalu akibat kecelakaan sepeda motor. Dari hasil pemeriksaan didapatkan perdarahan pada batang otak dan cerebellum, yang juga mencederai saraf cranial di sekitarnya.

Rumusan Masalah:

Laki-laki usia 27 tahun tidak sadarkan diri mengalami perdarahan pada batang otak dan cerebellum mencederai syaraf cranial.

Hipotesis

Tidak sadarkan diri akibat perdarahan di batang otak dan cerebellum. Lubang-Lubang Penting pada Os. Cranii dan Struktur yang Melewatinya

Sebagai pengingat, pada os. cranii terdapat 3 bagian fossa. Fossa-fossa ini merupakan tempat jalannya berbagai nervus maupun pembuluh dara. Fossa pertama, fossa cranii anterior

terdapat bagian lubang penting disana yaitu lubang-lubang di lamina cribosa tepat pada tulang tengkorak Os. Ethmoidale, struktur yang lewat disana adalah N. Olfactorius. Kedua, fossa cranii

(4)

media. Disini terdapat canalis opticus pada ala minor ossis sphenoidalis tempat lewatnya N. Opticus dan N. Opthalamicus. Terdapat fissura orbitalis superior antara ala minor dan ala major ossis sphenoidalis tempat lewatnya N. Lacrimalis, N. Frontalis, N. Trochlearis, N. Oculomotorius, N. Nasociliaris, dan N. Abducens, V. Opthalamica superior. Pada ala major ossis sphenoidale terdapat 3 foramen, yaitu foramen rotundum yang dilalui oleh divisi maxillaris N. Trigenimus, foramen ovale yang dilalui oleh divisi mandibularis N. Trigeminus, N. Petrosus minor, foramen spinosum dilalui A. Meningea media. Kemudian ada bagian foramen lacerum

antara pars petrosa ossis temporalis dan os sphenoidale dilalui oleh A. Carotis interna. Fossa cranii yang ketiga ialah fossa cranii posterior. Pada Os. Occipitale terdapat foramen magnum

yang dilalui oleh medulla oblongata, pars spinalis N. Accessorius, dan A. Vertebralis dextra dan

sinistra. Kemudian ada canalis nervi hypoglossi yang dilalui oleh N. Hypoglosus. Antara pars petrosa ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis terdapat foramen jugulare, tempat lewatnya N. Glossopharyngeus, N. Vagus, dan N. Accessoriusa; sinus sigmoideus berlanjut sebagai V. Jugularis interna. Yang terakhir pada fossa cranii inferior yaitu meatus aursticus internus pada pars petrosa ossis temporalis, tempat lewatnya N. Vestibulocochlearis dan N. Facialis.1

Batang Otak (TruncusEncephalon)

Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesencephalon, menempati fossa cranii posterior tengkorak. Bentuk batang otak seperti batang dan menghubungkan medulla spinalis yang sempit dengan otak depan yang lebar. Batang otak mempunyai tiga fungsi utama: (1) sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens ke berbagai pusat yang lebih tinggi di otak depan; (2) Mengandung pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem kardiovaskular serta pengendali kesadaran; (3) Mengandung nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting.2

(5)

Gambar 1. Truncus Encephalon Tampak Anterior3

Gambar 2. Truncus Encephalon Tampak Posterolateral3

Salahsatu bagian batang, medulla oblongata menghubungkan pons yang letak di superior dengan medulla spinalis yang terletak di inferior. Pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak di tempat pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis

pertama, yang kira-kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Canalis medulla spinalis berlanjut ke atas sampai ke setengah bagian bawah medulla oblongata.2

Di permukaan anterior terdapat fissura mediana anterior, yang ke inferior sebagai

fissura mediana anterior medulla spinalis. Pada tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis. Pyramis terdiri dari berkas serabut corticospinalis yang beraal dari sel-sel saraf besar dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat ini, sebagian besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral, membentuk

decussatio pyramidum. Fibrae arcutae esternae anteriores merupakan sebagain kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan berjalan ke

lateral di permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis

adalah oliva, merupakan peninggian berbentuk oval yang disebabkan oleh nuclei cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, antara

(6)

oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, keluar radix nervi glossopharyngeus, nervus vagus

dan radix cranialis nervi accessori.2

Permukaan posterior setengah bagian atas medulla oblongata membentuk bagian bawah

dasar ventriculus quartus. Permukaan posterior setengah bagian bawah medulla oblongata

dilanjutkan oleh permukaan posterior medulla spinalis yang mempunyai sulcus medianus posterior. Pada masing-masing sisi sulcus tersebut terdapat tonjolan memanjang tuberculum gracilis, disebabkan oleh nucleus gracilis yang terletak di bawahnya. Di lateral tuberculum gracilis, terdapat tonjolan serupa, tuberculum cuneatus, disebabkan oleh nucleus cuneatus yang terdapat di bawahnya.2

Pons terletak di anterior cerebellum dan menghubungkan medulla oblongata dengan

mesencephalon, seperti jembtan yang menghubungkan hemispherium cerebelli kanan dengan

hemispherium cerebelli kiri. Permukaan anterior cembung dari sisi kiri ke kanan, banyak serabut

melintang masing-masing sisi membentuk pedunculus cerebellaris medius. Terdapat alur yang

dangkal di garis tengah, sulcus basilaris, yang ditempati oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons, muncul nervus trigeminus. Masing-masing saraf terdiri dari bagian medial yang lebih kecil radiks motorik dan bagian lateal yang lebih besar radiks sensorik. Di dalam sulkus antara pons dan medulla oblongata, dari medial ke lateral muncul nervus abducens, nervus facialis, dan nervus vestibulocochlearis.2

(7)

Permukaan posterior pons tertutup cerebellum. Bagian ini membentk setengah bagian atas lantai ventriculus quartus dan berbentuk segitiga. Permukaan posterior dibatasi di sebelah

lateral oleh pedunculus cerebellaris superior dan terbagi jadi dua bagian yang simetris oleh

sulcus medianus. Lateral dari sulkus ini terdapat penonjolan memanjang, eminentia mediana, yang dibatasi oleh sulcus limitans di lateral. Ujung inferior eminentia medialis membentuk

colliculucs facialis, dibentuk oleh radix nervus facialis yang melingkar di sekeliling nucleus nervi abducen. Lantai bagian superior sulcus limitans berwarna ungu kebiruan disebut

substantia ferruginea; warna itu terjadi akibat pigmen yang terdapat pada sel-sel saraf di dalamnya. Lateral dari sulcus limitans terdapat area vestibuli yang dibentuk oleh nuclei vestibulares yang terletak dibawahnya.2

Gambar 4. Area Mesencephalon Tampak Anterior2

Mesencephalon menghubungkan pons dan cerebellum dengan prosencephalon. Dilewati oleh saluran sempit, aquaductus cerebri yang berisi cairan serebrospinalis. Permukaan posterior

terdapat empat colliculi (corpora quadrigrmina). Struktur ini berupa penonjolan yang berbentuk bulat terbagi menjadi pasangan superior dan inferior oleh alur transversal dan vertikal. Colliculi superiores merupakan pusat refleks visual dan colliculi inferiores adalah pusat auditorius bagian bawah. Pada garis tengah dibawah colliculi inferiores muncul N. Trochlearis. Saraf ini berdiameter kecil melingkari aspek lateral mesencephalon untuk masuk ke dinding lateral sinus cavernosus.2

(8)

Gambar 5. Area Mesencephalon Tampak Lateral2

Pada aspek lateral mesencephalon, brachium superioris dan inferioris naik ke arah anterolateral. Brachium colliculi superioris berjalan dari colliculus superior ke corpus geniculatum laterale dan tractus opticus. Brachium colliculi inferioris menghubungkan

colliculuc inferior dengan corpus geniculatum mediale. Pad aspek anterior mesencephalon

terdapat cekungan yang dalam di garis tengah, fossa interpeduncularis, yang pada kedua sisinya dibatasi oleh crus cerebri. Banyak pembuluh darah kecil menembus lantai fossa interpeduncularis dan daerah ini disebut substantia perforata posterior. Nervus oculamotor keluar dari alur disisi medial crus cerebri dan berjalan ke depan dinding lateral sinus cavernosus.2

Cerebellum

Gambar 6. Cerebellum Tampak Anterior4

Gambar 7. Cerebellum Tampak Posterior Superior4

Cerebellum berperan penting dalam mengatur postur dan gerakan volunter. Tanpa disadari cerebellum mengatur kontraksi halus otot-otot volunter dan mengkoordinasikan

(9)

gerakan-gerakan otot-otot ini, bersama dengan relaksasi otot antagonisnya. Kenyataan bahwa setiap hemispherium cerebelli mengendalikan gerakan otot-otot pada sisi tubuh yang sama dan cerebellum tidak mempunyai jaras langsung ke lower motor neuron tetapi mempengaruhinya melalui cortex cerebri dan batang otak.2

Cerebellum terletak di fossa cranii posterior dan bagian superiornya ditutupi oleh

tentorium cerebelli. Cerebellum merupakan bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons dan medulla oblongata. Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius, dan inferior.2

Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior, lobus medius, dan lobus flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius oleh sebuah fisura yang berbentuk V, disebut fissura prima. Lobus medius (lobus posterior), bagian cerebellum yang paling besar terletak antara fissura prima dan

fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura uvulonodularis.

Fissura horizontalis yang dalam ditemukan di sepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan permukaan superior dari permukaan inferior; tidak mempunyai arti fisiologis yang penting.2

Gambar 8. Folium Cerebelli5

Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar berlipat-lipat terletak pada bidang koronal atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari substantia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya. Substantia grisea

(10)

corticis di seluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia terbagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam: lapisan molekuler yang mempunyai dua tipe neuron yaitu sel stelata dan sel basket, tersebar diantara percabangan dendrit. Lapisan sel purkinye, yang merupakan neuron golgi tipe 1 yang besar, seperti botol dan tersusun dalam satu lapis. Di dasar purkinye, akson keluar dan berjalan melalui lapisan granular untuk masuk ke substantia alba. Saat

memasuki substantia alba, akson mendapatkan selubung mielin dan berakhir dengan bersinaps

dengan sel pada salah satu nuclei intracerebelli. Beberapa akson berakhir pada nuclei vestibulares di batang otak. Yang terdalam lapisan granular, lapisan ini dipadati oleh sel-sel kecil; dengan inti berwarna gelap dan padat serta sedikit sitoplasma.2,5

Nervi Craniales

Saraf kranial berjumlah 12. Nervus I (Olfactorius) berasal dari sel-sel reseptor nervus olfactorius di membrana mucosa olfactorius yang terletak pada bagian atas cavitas nasi di atas

concha nasalis superior. Berkas serabut-seabut berjalan melalui lubang-lubang pada lamina cribosa ossis ethmoidalis masuk ke dalam bulbus olfactorius dalam cavitas cranii lalu dihubungkan dengan area olfactorius cortex cerebri oleh tractus olfactorius. Nervus II (Opticus) merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan ganglion retina, muncul dari bagian belakang bola mata melalui canalis opticus masuk ke dalam rongga cranium, selanjutnya menyatu dengan

nervus opticus sisi lainnya membentuk chiasma opticum. Pada chiasma opticum serabut dari belahan medial masing-masing retina menyilang garis tengah dan masuk ke trctus opticus sisi kontralateral, sedang serabut belahan lateral retina berjalan ke posterior di dalam tractus opticus

sisi yang sama. Hampir seluruh serabut tractus opticus berakhir dengan bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geniculatu, laterale. Axon sel-sel saraf corpus geniculatum laterale

berjalan ke posterior sebagai radiatio optica dan berakhir pada cortex visual hemispherium cerebri. Nervus III (Oculamotorius) keluar dari permukaan anterior mesencephalon berjalan ke depan diantara arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior, berjalan terus di dalam

fossa cranii media dinding lateral sinus cavernosus, disini bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior yang masuk ke rongga orbita melalui fisura orbitalis superior. Nervus IV (Trochlearis) saraf cranial paling ramping. Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini meninggalkan permukaan posterior mesenchepalon, kemudian berjalan ke depan melalui

(11)

orbitalis superior. Nervus ini mensyarafi m. Obliquus superior bola mata, seluruhnya motorik membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral. Nervus V (Trigeminus) saraf cranial terbesar, meninggalkan aspek anterior pons sebagai radixmotoria yang kecil dan radixsensoria

yang besar, berjalan ke depan, keluar dari fossa cranii posterior, mencapai apex pars petrosa ossis temporalis dalam fossa cranii media. Disini radix sensoria membesar membentul ganglion trigeminale yang terletak di dalam sebuah kantong duramater disebut cavum trigeminale. Radix motoria nervus ini terletak di bawah ganglion sensorik dan terpisah darinya. Nervus ophthalamicus (N.V1), nervus maxillaris (N.V2), dan nervus mandibulares (N.V3) berasal dari pinggir anterior ganglion.1

Nervus VI (Abducens) muncul dari permukaan anterior otak belakang diantara pons dan

medulla oblongata berjalan ke depan bersama arteria carotis interna melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Nervus ini mensarafi m. Rectus lateralis berfungsi memutar bola mata ke lateral. Nervus VII (Facialis) muncul sebagai sebuah radix motoria dan sensoria (nervus intermedius). Muncul pada permukaan anterior otak belakang diantara pons dan medulla oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior bersama nervus vestibulocochlearis dan masuk ke meatus acusticus internus pada pars petrosa ossis temporalis. Pada meatus, saraf masuk canalis facialis, ke lateral melintasi telinga dalam, mencapai diniding medial telinga tengah melebar membentuk

ganglion geniculatum kemudian membelok tajam ke belakang atas promontorium dan pada dinding posterior telinga tengah, kebawah sisi medial aditus antrum mastoideum. Nervus ini berjalan juga ke belakang pyramid, keluar dari os temporale melalui foramen stylomastoideum

kemudian bercabang lima ramus, ramus teporal, zygomatic, bruccal, mandibular, cervical untuk expresi wajah, elevasi hyoid. Nervus VIII (Vestibulocochlearis) merupakan saraf sensorik terdiri atas dua berkas saraf yaitu nervus vestibularis dan nervus cochlearis. Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di antara pons dan medulla oblongata melewati fossa cranii posterior dan masuk ke meatus acusticus internus bersama dengan nervus facialis. Serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls dari sel-sel saraf ganglion vestibulare

yang terletak di dalam meatus acusticus internus. Serabut vestibularis berasal dari vestibulum

dan canalis semicircularis karena itu berperan dalam sensasi posisi dengan gerakan kepala. Serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls sel-sel saraf ganglion spirale cochleae. Serabut cochlear berasal dari ognum spirale corti, berperan dalam pendengaran. Nervus IX

(12)

(Glossopharyngeus) saraf motorik dan sensorik keluar dari permukaan anterior medulla oblongata, antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, berjalan ke lateral dalam fossa cranii posterior meninggalkan cranium dengan melalui foramen jugulare. Ganglion sensorium superius dan inferius terletak pada saraf ini pada saat melalui foramen jugulare. Kemudian berjalan turun melalui bagian atas leher ke bagian posterior lidah. Cabang N IX n. Tympanicus

setelah lewat foramen jugulare bersinaps dengan ganglion oticum bersama dengan N. Mandibularis (N.V3) menginervasi gl. parotis.1

Nervus X (Vagus) terdiri atas serabut-serabut motorik dan sensorik. Keluar dari permukaan anterior medulla oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior. Berjalan ke lateral melalui fossa cranii posterior meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus ini mempunyai kedua ganglion sensorik superius dan inferius. Dibawahnya ada

radix cranialis nervus accessorius bergabung dengan nervus vagus dan distribusinya terutama di dalam ramus pharyngeus dan laryngeus rekuren. Nervus vagus berjalan turun ke leher bersama

arteria carotis interna dan vena jugularis interna dalam selubung carotis, berjalan melalui

mediatinum di thorax melalui posterior radix pulmonis dan masuk ke abdomen melalui hiatus oesophagicus di diaphragma. Nervus XI (Accessorius) saraf motorik terdiri dari radix cranialis

dan radix spinalis. Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata antara

oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, berjalan ke lateral dalam fossa cranii posterior

bergabung dengan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf dalam substantia

(cornu) grisea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervicalis medulla spinalis. Saraf naik ke atas masuk ke cranium melalui foramen magnum kemudian bergabung dengan radix cranialis. Kemudaian bersatu, meninggalkan cranium melalui foramen jugulare kemudian memisahkan diri radix cranialis bergabung dengan nervus vagus dan diperluas melalui cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx dan larynx. Radix spinalis ke bawah dan

lateral masuk ke permukaan dalam m. sternocleidomastoideus yang dipersarafinya kemudian

menyilang trigonum collli posterius menyarafi m. Trapezius. Jadi nervus accessorius berperan

mengatur gerakan palatum molle, pharynx, dan larynx dan mengatur gerakan dua otot besar di

leher yaitu m. sternoidomastoideus dan m. Trapezius. Nervus XII (Hypoglossus) saraf motorik, muncul pada permukaan anterior medulla oblongata diantara pyramis dan oliva, melewati fossa cranii posterior meninggalkan cranium melalui canalis nervi hypoglossi. Kemudian berjalan kebawah dan depan di leher menyilang arteria carotis interna dan externa untuk mencapai lidah.

(13)

dalam perjalanan bagian atasnya, nervus hypoglossus bergabung dengan serabut C1 dari plexus cervicalis.1

Gambar 9. Pandangan Inferior Otak dan Perlekatan 12 Nervi Craniales6

Penjalaran Impuls Saraf

Dalam menjalankan kerjanya, sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi menggunakan komunikasi sinyal yang disalurkan dari satu neuron ke neuron lain dan sinyal yang disalurkan berupa sinyal listrik. Terdapat dua bentuk sinyal listrik yaitu potensial berjenjang yang berfungsi sebagai sinyak jarak-pendek, dan potensial aksi yang menjadi sinyal jarak-jauh.

(14)

Gambar 9. Jenis Sinaps7

Jika kekuatannya memadai maka perubahan potensial berjenjang dapat memicu potensial aksi sebelum perubahan berjejnjang tersebut hilang. Untuk memulai suatu potensial aksi, kejadian pemicu menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Depolarisasi berjalan lambat pada awalnya, sampai tercapai suatu ambang kritis yang disebut potensial ambang. Di potensial ambang ini timbul depolarisasi yang eksplosif. Membran kemudian mengalami repolarisasi sama cepatnya, kembali ke potensial istirahat. Keseluruhan perubahan cepat potensial membran dari ambang ke puncak dan kemudian kembali ke istirahat disebut potensial aksi.6

Sekali terbentuk, potensial aksi dihantarkan di sepanjang serat saraf (akson) dan tidak berkurang kekuatannya, menjalar dari akson hillock ke terminal akson. Dan potensial aksi baru dapat terjadi hanya jika mencapai tepat di potensial ambang, atau melebihi potensial ambang. Dan kemudian akan diteruskan sepanjang akson (hukum all or none). Kecepatan potensial aksi dipengaruhi oleh diameter akson, semakin besar diameter, semakin banyak listrik yang menjalar. Dan juga ada tidaknya mielin, dengan adanya mielin maka penjalaran akan lebih cepat karena terjadi peristiwa saltatory conduction (konduksi yang melompat-lompat), mielin sebagai isolator. Selain penjalaran saltatory conduction dikenal juga contingous conduction dimana penjalarannya dari segmen aktif ke inaktif, bagian yang aktif akan merangsang inaktif menjadi aktif sampai kepada terminal akson.6

Mekanisme Neurotrasmitter di Sinaps

Sinaps adalah taut antara neuron prasinaps dan pascasinaps. Terminal akson suatu neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps, berakhir di suatu pembengkakan ringan, synaptic knob. Synaptic knob mengandung vesikel sinaps, yang menyimpan pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotranmitter yang telah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps disebut celah sinaps.6

Kejadian yang berlangsung di sinaps adalah : pertama, ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar ke terminal akson, perubahan potensial lokal ini memicu terbukanya saluran Ca2+ berpintu voltase di synaptic knob. Karena Ca2+ jauh lebih pekat di CES dan gradien

(15)

listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini mengalir ke dalam synaptic knob melalui saluran-saluran yang terbuka. Ca2+ memicu pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke

dalam celah sinaps. Pelepasan ini terlaksana dengan eksositosis. Neurotranmiter yang dibebaskan berdifusi menyeberangi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran

subsinaps, bagian membran pascasinaps yang tepat berada dibawah synaptic knob. Pengikatan

ini memicu terbukanya saluran-saluran ion spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas neuron pascasinaps terhadap ion. Ini adalah saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari saluran berpintu voltase yang berperan dalam pembentukan potensial aksi dan influks Ca+ ke dalam synaptic knob. Karena terminal prasinaps mengeluarkan neurotranmiter dan

membran subsinaps neuron pascasinaps memiliki reseptor untuk neurotransmiter tersebut, maka sinaps hanya dapat beroprasi dalam arah dari neuron presinaps ke neuron pascasinaps.6

Hubungan Kesadaran dengan Batang Otak

Batang otak selain tempat asal sebagian besar saraf kranial, dan juga terkumpul kelompok-kelompok neuron, atau “pusat” yang mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah, pernapasan, dan banyak aktivitas pencernaan, juga berperan dalam mengatur refleks otot, di batang otak juga terdapat formasio retikularis, meluas di seluruh batang otak dan masuk ke dalam talamus. Jaringan ini menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik sensorik yang datang. Serat-serat asendens yang berasal dari formatio retikularis membawa sinyal ke atas untuk membangunkan dan mengaktifkan korteks cerebri. Serat-serat ini membentuk sistem pengaktif retikular (reticular activating system, RAS) yang mengontrol derajat keseluruhan

(16)

kewaspadaan korteks dan penting dalam kemampuan mengarahkan perhatian. Sebaliknya, serat-serat desendens dari korteks, terutama daerah motoriknya dapat mengaktifkan RAS.6

Kata kesadaran merujuk kepada keadaan mengetahui secara subyektif tentang dunia luar dan diri sendiri yaitu kesadaran akan pikirannya sendiri yaitu kesadaran pikiran, persepsi, mimpi dan sebagainya. Meskipun tingkat akhir kesadaran terletak di korteks serebri dan sensasi kasar tentang kesadaran terdeteksi oleh talamus namun pengalaman sadar bergantung pada integrasinya fungsi berbagai bagian sistem saraf. Terdapat beberapa tingkat kesadaran diukur sesuai penurunan tingkat keterjagaan didasarkan pada tingkat interaksi antara rangsangan perifer dan otak yaitu kewaspadaan maksimal, terjaga, tidur, koma. Kewaspadaan maksimal bergantung pada masukan sensorik pembangkit-perhatian yang “memberi energi” untuk RAS dan selanjutnya tingkat aktivitas SSP secara keseluruhan. Di ekstrim yang lain, koma adalah kehilangan total responsivitas seorang yang hidup terhadap rangsangan luar, disebabkan oleh kerusakan batang otak yang mengganggu RAS atau oleh depresi luas korteks serebri, misal setelah kekurangan O2.6

Kesimpulan

Truncus encephalon merupakan letak dari formatio reticularis yang membentuk RAS, dimana RAS berfungsi untuk memberi serat proyeksi ke seluruh cortex cerebri sebagai fungsi kewaspadaan, kesadaran, tidur dan terjaga. Apabila terjadi benturan disana hingga membuat gangguan pada penjalaran proyeksi ke korteks cerebri maka bisa terjadi ketidaksadaran pada penderita. Dan karena saraf cranial III sampai XII keluar dari truncus encephalon, jika benturan yang didapat terlalu hebat, maka juga dapat mengganggu sistem koordinasi fungsi tubuh baik fungsi sensoris maupun motoris tergantung saraf mana yang mengalami gangguan.

(17)

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC; 2008. 2. Snell RS. Neuronanatomi klinik. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2009.

3. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th Edition. Saunders: Elsevier Inc; 2011.

4. Putz R, Pabst R. Sobotta. Atlas of human anatomy. 14th Edition. Munich: Elsevier GmbH;

2006.

5. Cui D. Atlas of histology with functional and clinical correlations. 1th Edition.

Philadelphia: Wolters Kluwer; 2011.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2009. 7. Mescher AL. Junqueira’s basic histology. Text and atlas. 12th Edition. USA: The

Gambar

Gambar 1. Truncus Encephalon Tampak Anterior 3
Gambar 3. Area Pons dengan Pengangkatan Cerebellum 2
Gambar 4. Area Mesencephalon Tampak Anterior 2
Gambar 6. Cerebellum Tampak Anterior 4
+4

Referensi

Dokumen terkait