• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKA VISCOCRETE SEBAGAI DISPERSAN UNTUK SELF COMPACTING CONCRETE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIKA VISCOCRETE SEBAGAI DISPERSAN UNTUK SELF COMPACTING CONCRETE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SIKA®VISCOCRETE® SEBAGAI DISPERSAN

UNTUK SELF COMPACTING CONCRETE

Handi Prajitno PT. Sika Indonesia

ABSTRAK

Dengan Sika®ViscoCrete® Teknologi dimungkinkan untuk membuat beton dengan pemadatan mandiri atau umum dikenal dengan istilah self compacting concrete atau sering disingkat SCC. Dalam banyak hal SCC telah mampu memberikan solusi dan keuntungan bagi konstruksi beton, terutama menghindari kesalahan akibat kurangnya alat penggetar (vibrator) beton. Pada struktur tertentu bahkan alat penggetar tidak diijunkan. Dengan demikian kesalahan manusia akibat alat penggetar dapat diabaikan. Sika®ViscoCrete® Teknologi adalah merupakan inivasi concrete admixture pada jenis superplasticizer generasi baru yang terbuat dari polymer polycarboxylate yang memiliki efek dispersi dan efek steric yang kuat, yang mampu membuat beton segar mempertahankan kelecakannya (workability) dalam jangka waktu relatif lama. Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana polymer polycarboxylates bekerja dengan efektif untuk menjaga agar partikel semen tetap tertahan sehingga proses penggumpalan tidak segera terjadi supaya beton segar tetap memiliki workabilitas yang lama.

Dengan menerapkan cara kerja SCC maka aplikasi pada desain beton pracetak menjadi lebih terjamin kwalitasnya. Lebih dari itu, desain artistik yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi akibat rapatnya penulangan atau tipisnya struktur dapat diatasi pelaksanaannya dengan memakai SCC.

Kata kunci: self compacting concrete

1. PENDAHULUAN

Concrete admixture adalah sesuatu selain air, semen dan agregat yang ditambahkan kedalam campuran beton segar sebelum atau sesudah mixing.

Sika®ViscoCrete® adalah Superplasticizing admixture yang fungsinya adalah mengurangi sejumlah besar pemakaian air pada beton segar. Dipakai untuk meningkatkan kelecakan beton segar (improve the workability of fresh concrete) dan untuk meningkatkan mutu beton terutama pada beton mutu tinggi. Memungkinkan membuat beton segar mudah mengalir dan melakukan pemadatan mandiri (self compacting concrete).

Percampuran antara air dengan semen akan mengakibatkan reaksi kimia / hidrasi. Air akan diserap oleh permukaan granular semen yang dengan cepat akan membuat granular semen menjadi lunak. Kemudian terbentuk permukaan tipis gel disekitar granular. Karena proses waktu lambat laun lapisan gel tersebut menjadi solid kemudian berhidrasi dan akhirnya mengeras. Apabila air campuran mengandung admixture maka yang terjadi adalah molekul admixture akan diserap oleh granular semen yang lunak tersebut kemudian dengan segera akan menyelimuti granular semen dan meningkatkan muatan negatif pada permukaan granular semen yang mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel semen (electrostatic repulsion). Selanjutnya granular semen akan mengalami efek dispersi yang akan mempengaruhi kelecakan beton segar.

(2)

2. DISPERSAN (SUPERPLASTICISER)

Superplasticizer generasi pertama seperti lignosulfonates (LS) dan sulfonated naphthalene formaldehyde (SNF) sampai sekarang masih banyak dipakai untuk meningkatkan kualitas beton. Sampai saat sekarang superplasticizer jenis SNF dan LS ini masih dapat diandalkan dan bekerja dengan baik dengan kemampuan mengurangi air sampai dengan 20 %. Yang perlu mendapat perhatian dari superplasticizer jenis SNF dan LS ini adalah kemampuan untuk mempertahankan kelecakan beton segar adalah sangat terbatas dan bahkan cenderung cepat kehilangan kelecakan dalam waktu yang relatif singkat.

Sika®ViscoCrete® Technologi adalah hasil pengembangan terbaru daripada superplasticizer yang memiliki performa tinggi dengan bahan dasar polymer dari polycarboxylates. Efek water reducing daripada ViscoCrete ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan konfensional superplasticizer seperti yang tersebut diatas. Pengurangan jumlah air yang dihasilkan dapat mencapai 40 %. Lebih dari itu bahan ini juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelecakan beton segar lebih lama. Sika®ViscoCrete® Technologi yang terbuat dari jenis polycarboxylates ini memiliki dua sifat pengaruh sekaligus terhadap hidrasi semen yaitu ”efek dispersi” dan ”efek sterik”.

Efek dispersi yang menghasilkan electrostatic repulsion telah dijelaskan sebelumnya, sedangkan mekanisme efek sterik dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada efek sterik, molekul polycarboxylates memiliki ikatan rantai yang panjang (long side chain) yang akan membentuk halangan sterik atau steric repulsion yang akan meningkatkan kemampuan semen partikel untuk saling tetap menjaga jarak diantaranya.

Kombinasi antara electrostatic repulsion dengan steric repulsion menghasilkan istilah electrosteric stabilization; yang mana istilah ini seringkali dipakai untuk menggambarkan bagaimana sebenarnya superplasticizer sebagai dispersan. Kontribusi besarnya pengaruh dispersan ini dipengaruhi oleh bentuk profil polymer yang terdapat diantara permukaan semen partikel, dan besarnya kekuatan ion (ionic strength) yang ada dalam larutan. Mengingat ionic strength yang ada pada semen sendiri cukup besar (hingga 0.1 mol/L)1, sedangkan electrostatic repulsion sendiri tidaklah cukup kuat untuk menahan jarak antar partikel semen. Untuk menahan kedekatan jarak antara pertikel semen dibutuhkan gaya yang relative cukup long range. Dengan polymer polycarboxylate yang menghasilkan electrosteric stabilization yang cukup kuat untuk tetap menahan dan menjaga jarak antar partikel semen maka akibatnya tidak hanya menimbulkan efek dispersi yang sangat bagus tetapi juga menyebabkan kelecakan beton segar dapat bertahan lama, workability time lebih stabil dan tahan lama. Slump loss menjadi kecil atau tidak ada sama sekali dalam waktu relative lama.

1

Robert J. Flatt, Nicos Martys,and Lennart Bergström The Rheology of Cementitious

(3)

Tabel 1. Perbandingan Polycarboxylate Dengan Naphthalene

Raw materials NAPHTHALENE POLYCARBOXYLATE

Properties Na Polymer

Chain Short Long

Arm Long Short

Ca 10-20 A 100 A

Absorption to cement grain Direct Partial Dosage for spread 48 (w/c=46) 0.9 % 0.3 %

Range HRWR UHRWR

Water reduction Up to 20 % Up to 40 %

3. SELF COMPACTING CONCRETE

Pemakaian self compacting concrete dalam bidang konstruksi akan meningkatkan kualitas struktur beton dengan mengeliminir salah satu kesalahan manusia yang diakibatkan oleh alat penggetar. SCC menggantikan pemadatan manual dengan pemadatan semi otomatis. Untuk membuat campuran beton SCC dibutuhkan campuran desain yang sedikit berbeda dibandingkan dengan beton biasa. Juga diperlukan kontrol kualitas yang lebih terutama pada saat awal pelaksanaan pembuatan campuran desain. Sebelum campuran beton SCC diproduksi, harus dipastikan bahwa beton segar memenuhi kriteria seperti kelecakan, homogen tidak segregasi, dan tidak bleeding serta memiliki kemampuan mengalir mandiri.

Metoda pengukuran workability telah dikembangkan, baik untuk keperluan di laboratorium maupun untuk di lapangan. Dengan metoda test yang benar akan dapat diketahui kondisi workability, segregasi, viscosity, blocking dan SCC mix yang baik. Ada dua jenis pengukuran yang dapat digunakan dan cukup mewakili kondisi workability beton SCC adalah ‘Slump-Flow’ dan ‘L-Shape Box’. Dengan kedua jenis alat ukur ini, akan dapat diperoleh suatu gambaran beton SCC yang cukup ideal untuk diproduksi.

4. SLUMP FLOW TEST

Slump-flow test dapat dipakai baik di laboratorium maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workability dan segregasi daripada beton segar. Disarankan menggunakan slump-flow test di lapangan untuk menguji workabilitas beton SCC.

Gambar 1. Slump Flow Test

Didalam perencanaan test workability, parameter atau range daripada workability sangat tergantung dari kebutuhan konstruksi. Kebutuhan workability untuk pengecoran konstruksi bidang vertical berbeda dengan bidang horizontal. Demikian juga untuk hal-hal yang khusus seperti exposed concrete. Dengan slump-flow dapat

(4)

diukur besaran diameter alir beton segar. Nilai slump-flow beton SCC bervariasi antara 600 - 725 mm.

Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workability beton SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut : untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan ukuran nilai slump-flow antara 650 mm sampai 725 mm. Sedangkan untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan nilai slump-flow antara 600 mm sampai 650 mm.

5. L-SHAPE-BOX TEST

2

Dengan menggunakan L-Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya blocking beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar yang bersangkutan. Dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai blocking ratio. Blocking ratio didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking ratio, semakin baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu. Untuk test ini kriteria yang umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal maupun untuk konstruksi horisontal disarankan mencapai nilai blocking ratio = 0.8

Gambar 2. L-Box untuk mengukur blocking, gap 34 mm.

6. KOMPOSISI

Secara umum SCC membutuhkan fines content yang memiliki ukuran ≤ 0,125 mm lebih tinggi daripada beton normal. Pada umumnya ukuran diameter coarse agregate maximum antara 10 – 20 mm. Juga memungkinkan digunakan ukuran coarse agregate yang lebih besar (30 mm). Batu kali maupun batu pecah, kedua-duanya dapat dipakai. Water Cement ratio tetap dijaga sesuai dengan batas yang diijinkan karena tetap akan berpengaruh terhadap kekuatan beton, porositas, permeabilitas dan durabilitas beton. Pada dasarnya semua jenis semen dapat dipakai untuk beton SCC sesuai dengan kebutuhan fines content ataupun kwalitas beton yang diinginkan. Fly Ash, powdered limestone dan Silica Fume juga dapat dipakai sebagai binder komponen. Diperlukan concrete admixture dengan kekuatan water reducer yang sangat tinggi untuk mencapai workabilitas, kohesifitas dan homogenitas beton secara bersamaan.

1. Aggregate

Ukuran maximum terkecil/butir halus partikel sekitar 12 – 20 mm adalah lebih baik, tetapi pada prinsipnya semua agregat memungkinkan untuk digunakan.

(5)

Tabel 2. Contoh ukuran agregat

Ukuran pecahan partikel SCC 0/8 mm SCC 0/16 mm SCC 0/32 mm

0/ 4 mm 60 % 53 % 45 %

4/ 8 mm 40 % 15 % 15 %

8/16 mm - 32 % 15 %

16/32 mm - - 30 %

Butir halus ≤ 0.125 mm (semen, additives and pasir) SCC 0/ 4 mm ≥650 kg/m³

SCC 0/ 8 mm ≥550 kg/m³ SCC 0/16 mm ≥ 500 kg/m³ SCC 0/32 mm ≥475 kg/m³ 2. Binder content

Bersarkan pada jumlah butir halus, jumlah semen dan agregat dapat ditentukan tergantung pada mutu beton yang diinginkan dan pasir yang digunakan :

Semen and additives content (total) SCC 0/ 4 mm 550–600 kg/m³ SCC 0/ 8 mm 450–500 kg/m³ SCC 0/16 mm 400–450 kg/m³ SCC 0/32 mm 375–425 kg/m³ 3. Water content

Perlakuan factor air semen pada beton SCC sama dengan beton normal, dimana semakin kecil faktor air semen maka semakin tinggi kualitas beton yang dihasilkan, baik kekuatannya, porositasnya, permeabilitynya dan durabilitynya. Jumlah air dalam SCC tergantung pada mutu beton yang diinginkan dan dapat ditentukan sebagai berikut:

Water content

> 200 l/m³ Beton Mutu Rendah 180 to 200 l/m³ Beton Mutu Standar < 180 l/m³ Beton Mutu Tinggi 4. Concrete admixtures

Diperlukan concrete admixture dengan kekuatan water reducer yang sangat tinggi untuk mencapai workabilitas, kohesifitas dan homogenitas beton secara bersamaan. Untuk melakukan penyesuaian jumlah air dan memastikan homogenitas beton tetap bersifat kohesif , dapat digunakan Sika®ViscoCrete® superplasticizers generasi ketiga.

Beberapa manfaat SCC pada dunia konstruksi adalah sebagai berikut: Untuk kontraktor:

• Tidak perlu alat penggetar (vibrator)

• Waktu pengecoran lebih singkat

• Pekerjaan finishing lantai lebih ringan

• Tenaga kerja lebih sedikit

• Menghemat waktu pemakaian alat-alat berat (crane, con’c pump, dsb)

• Dapat mengatasi problem pengecoran pada daerah padat tulangan.

(6)

• Sangat cocok untuk pekerjaan perbaikan beton baik kecil maupun besar

• Menghilangkan kebisingan daripada vibrator. Untuk Ready Mix Concrete

• Kesempatan untuk kompetitif.

• Memungkinkan adanya tambahan turnover.

• Waktu tuang beton dari truck mixer lebih singkat.

• Beton mudah dipompa. Untuk industri pre-cast concrete

• Pengecoran lebih cepat, kapasitas produksi meningkat.

• Tenaga kerja sedikit.

• Elemen yang tipis dan rumit dapat teratasi dengan mudah. Untuk konsultan & owner.

• Mempersingkat waktu progress proyek.

• Memungkinkan pembuatan detail permukaan yang rumit.

• Dapat dibuat super flat floor, sehingga memudahkan finishing.

• Durability beton meningkat.

• Vibrator & compaction tidak lagi menjadi kriteria design.

7. KESIMPULAN

Dengan adanya ViscoCrete teknologi sebagai dispersan generasi baru campuran beton telah memungkinkan untuk membuat beton segar dengan pemadatan mandiri serta memiliki durabilitas tinggi pada pada beton keras. Molekul polymer yang ada pada dispersan ini memiliki efek dispersi dan efek sterik. Sifat yang dimiliki oleh dispersan ini berdampak pada dunia konstruksi terutama pada sector industry beton. Yang pertama tidak lagi diperlukan alat penggetar (vibrator) yang berdampak pada ekologi dan yang kedua desain yang artistik tidak lagi menjadi hambatan dalam pelaksanaan terutama pada beton pracetak.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Polycarboxylate  Dengan Naphthalene
Gambar 2. L-Box untuk mengukur blocking, gap 34 mm.

Referensi

Dokumen terkait

Namun penambahan serat kawat bendrat pada pengujian kuat tarik belah cukup berpengaruh, hal ini dilihat dari hasil yang diperoleh pada umur 28 hari terjadi pada beton

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,