Analisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia
Oleh : Dr. Harmita
Oleh : Dr. Harmita
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Spektroskopi molekuler adalah ilmu yang
Spektroskopi molekuler adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara gelombang elektro
mempelajari interaksi antara gelombang elektro
magnetik dengan benda.
magnetik dengan benda.
Gelombang elektromagnetik atau sering pula
Gelombang elektromagnetik atau sering pula
disebut radiasi elektromagnetik (REM) adalah
disebut radiasi elektromagnetik (REM) adalah
sejenis energi yang disebarkan oleh suatu
sejenis energi yang disebarkan oleh suatu
sumber cahaya dan bergerak lurus ke depan
sumber cahaya dan bergerak lurus ke depan
(kecuali kalau dibiaskan atau dipantulkan)
(kecuali kalau dibiaskan atau dipantulkan)
dengan kecepatan yang sangat tinggi.
dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Gelombang elektromagnetik dapat berupa cahaya
Gelombang elektromagnetik dapat berupa cahaya
tampak, panas radiasi, sinar X, sinar UV,
tampak, panas radiasi, sinar X, sinar UV,
gelombang mikro, gelombang radio, dsb.
gelombang mikro, gelombang radio, dsb.
Con’d
Con’d
λ
λ = wavelength (one cycle)
υ = frequency = no. of cycles in unit time
Frekuensi (υ) : Banyaknya pola putaran (efek) per detik hertz (Hz) Panjang gelombang (λ) : Jarak yang ditempuh untuk menyelesaikan satu pola putaran (cycle)
υ . λ = c ; λ = c meter υ
Con’d
Con’d
cm/mm
cm/mm
=
=
gelombang mikro
gelombang mikro
μm = 10
μm = 10
-6-6m ir
m ir
nm = 10
nm = 10
-9-9m 10 Å UV- Vis
m 10 Å UV- Vis
Bilangan gelombang : Banyaknya putaran yang
ῡ
Bilangan gelombang : Banyaknya putaran yang
ῡ
terdapat dalam setiap satu cm radiasi.
terdapat dalam setiap satu cm radiasi.
υ
υ
= c .
= c .
ῡ
ῡ
c = 3.10
c = 3.10
1010cm s
cm s
-1-1=
ῡ
=
ῡ
1
1
λ
λ
Aspek dari REM adalah bahwa REM merupakan
Aspek dari REM adalah bahwa REM merupakan
partikel yang bertenaga yang disebut
Con’d
Con’d
Besarnya tenaga
Besarnya tenaga
foton
foton
berbanding lurus dengan
berbanding lurus dengan
frekuensi dari REM yang bersangkutan.
frekuensi dari REM yang bersangkutan.
E = h .
E = h .
υ
υ
Dimana : E = tenaga
Dimana : E = tenaga
h (tetapan Planck) = 6,63 . 10h (tetapan Planck) = 6,63 . 102727 erg . s . molekul erg . s . molekul -1 -1
= 6,63 . 10= 6,63 . 103434 joule . s . molekul joule . s . molekul -1 -1
Molekul dapat memiliki berbagai jenis energi, antara lain :
Molekul dapat memiliki berbagai jenis energi, antara lain :
1. Energi rotasional , yang disebabkan oleh perputaran molekul
1. Energi rotasional , yang disebabkan oleh perputaran molekul
tersebut pada pusat gaya beratnya.
tersebut pada pusat gaya beratnya.
2. Energi vibrasional, energi yang disebabkan perpindahan periodik
2. Energi vibrasional, energi yang disebabkan perpindahan periodik
atom-atomnya dari posisi keseimbangannya.
atom-atomnya dari posisi keseimbangannya.
3.
3. Energi elektronik, karena elektron-elektron yang berhubungan Energi elektronik, karena elektron-elektron yang berhubungan dengan masing-masing atom atau ikatan yang selalu dalam
dengan masing-masing atom atau ikatan yang selalu dalam
keadaan bergerak.
keadaan bergerak.
4.
4. Energi translasi, energi kinetik atom atau molekul yang dimiliki Energi translasi, energi kinetik atom atau molekul yang dimiliki untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
Etranslasi < Erotasional < Evibrasional < Eelektronik
Con’d
Con’d
Dalam suatu molekul,suatu elektron dapat berada
Dalam suatu molekul,suatu elektron dapat berada
dalam salah satu dari beberapa tingkat energi
dalam salah satu dari beberapa tingkat energi
yang berbeda; dikatakan bahwa energi itu
yang berbeda; dikatakan bahwa energi itu
merupakan sesuatu yang
merupakan sesuatu yang
quantized
quantized
.
.
Demikian pula energi-energi yang rotasional,
Demikian pula energi-energi yang rotasional,
vibrasional dan energi lainnya dari suatu molekul
vibrasional dan energi lainnya dari suatu molekul
adalah
adalah
quantized
quantized
. Sehingga suatu molekul
. Sehingga suatu molekul
tertentu dapat berada dalam berbagai tingkatan
tertentu dapat berada dalam berbagai tingkatan
energi rotasional, vibrasional dan energi lainnya
energi rotasional, vibrasional dan energi lainnya
dan hanya dapat pindah dari tingkatan yang satu
dan hanya dapat pindah dari tingkatan yang satu
ke tingkatan yang lain apabila ada suatu loncatan
ke tingkatan yang lain apabila ada suatu loncatan
yang melibatkan sejumlah energi tertentu
yang melibatkan sejumlah energi tertentu
∆ E = (E2 – E1) E2
Con’d
Con’d
Misal dua tingkatan energi rotasional dalam suatu molekul
Misal dua tingkatan energi rotasional dalam suatu molekul
yaitu E1 dan E2. Transisi dapat terjadi antara tingkatan E
yaitu E1 dan E2. Transisi dapat terjadi antara tingkatan E
11dan E
dan E
2 2asalkan sejumlah energi yang sesuai, yaitu ∆ E =
asalkan sejumlah energi yang sesuai, yaitu ∆ E =
E
E
11– E
– E
22, dapat diserap atau dipancarkan oleh sistem
, dapat diserap atau dipancarkan oleh sistem
tersebut. Energi tersebut dapat berupa REM yang
tersebut. Energi tersebut dapat berupa REM yang
frekuensinya dapat ditentukan dari persamaan :
frekuensinya dapat ditentukan dari persamaan :
υ
υ
=
=
∆ E
∆ E
Hz
Hz
h
h
Apabila digunakan seberkas radiasi yang terdiri dari
Apabila digunakan seberkas radiasi yang terdiri dari
berbagai frekuensi (radiasi atau sinar putih), maka yang
berbagai frekuensi (radiasi atau sinar putih), maka yang
diserap hanyalah energi yang berfrekuensi
diserap hanyalah energi yang berfrekuensi
υ
υ
=
=
∆ E
∆ E
Hz
Hz
,
,
h
h
sedang semua energi yang berfrekuensi lain tidak
sedang semua energi yang berfrekuensi lain tidak
berkurang intensitasnya.
Daerah Spektrum Elektromagnetik
Daerah Spektrum Elektromagnetik
No
Nama
λ
Mekanisme dasar penyerapan
1
Sinar Gamma
< 0,1 nm
Transisi inti
2
Sinar X
0,1 - 1,0 nm
Transisi elektron kulit dalam
3
UV
190 - 380 nm Transisi e
-valensi
4
Sinar tampak
380 – 900 nm Transisi e
-valensi
5
IR
2,5 – 25 μm
Vibrasi intermolekuler
6
Gelombang mikro
0,04 – 25 cm
Rotasi
intra
dan
intermolekuler
7
Gelombang
radio
pendek
-SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi
elektromagnetik (REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk
elektromagnetik (REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk
energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel
energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel
(foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa
(foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa
parameter perlu diketahui, misalnya panjang geombang (λ),
parameter perlu diketahui, misalnya panjang geombang (λ),
frekuensi (ʋ ), bilangan gelombang (ʋ ) dan serapan (A).
frekuensi (ʋ ), bilangan gelombang (ʋ ) dan serapan (A).
REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnit yang bergetar
REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnit yang bergetar
dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan
dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan
masng-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi.
masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi.
Foton :
Foton :
Besarnya tenaga foton berbanding lurus dengan frekuensi dari
Besarnya tenaga foton berbanding lurus dengan frekuensi dari
REM, REM, E = h . ʋ E = h . ʋ Dimana E = Energi Dimana E = Energi h = tetapan Planck = 6,63 . 10
h = tetapan Planck = 6,63 . 102727 erg . s . molekul erg . s . molekul -1 -1
6,63 . 106,63 . 103434 joule . s . molekul joule . s . molekul -1 -1
Daerah Spektrum Elektromagnetik
Daerah Spektrum Elektromagnetik
No.
Jenis Spektroskopi
Λ
(cm)
Jenis radiasi
1.
Emisi Sinar X
3 . 10
-11Sinar
2.
Serapan, Emisi Sinar X
3 . 10
-9Sinar X
3.
Serapan Uv-Vis
3 . 10
-5UV-Vis
4.
Serapan IR
3 . 10
-3IR
5.
Serapan gelombang mikro
3 . 10
-1– 3 . 10
Gelombang mikro
1. Spektrum absorbsi.
1. Spektrum absorbsi.
Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur
Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur
besarnya energi yang diabsorbsi/diteruskan. Jika radiasi
besarnya energi yang diabsorbsi/diteruskan. Jika radiasi
yang monokromatik melewati larutan yang mengandung
yang monokromatik melewati larutan yang mengandung
zat yang dapat menyerap, maka radiasi ini akan
zat yang dapat menyerap, maka radiasi ini akan
dipantulkan,
diabsorbsi
oleh
zatnya
dan
sisanya
dipantulkan,
diabsorbsi
oleh
zatnya
dan
sisanya
ditransmisikan.
ditransmisikan.
I
I
oo= I
= I
rr+ I
+ I
aa+ I
+ I
ttPengaruh Ir dapat dihilangkan dengan menggunakan
Pengaruh Ir dapat dihilangkan dengan menggunakan
blanko/kontrol, sehingga :
blanko/kontrol, sehingga :
I
I
oo= I
= I
aa+ I
+ I
ttLambert dan Beer telah menurunkan secara empirik
Lambert dan Beer telah menurunkan secara empirik
hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan
hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan
dengan tebalnya larutan dan hubungan antara intensitas
dengan tebalnya larutan dan hubungan antara intensitas
tadi dengan konsentrasi zat.
Con’d
Con’d
Hukum Lambert-Beer :
Hukum Lambert-Beer :
dimana : A = serapan
dimana : A = serapan
I
I
oo= Intensitas sinar yang datang
= Intensitas sinar yang datang
I
I
tt= Intensitas sinar yang diteruskan
= Intensitas sinar yang diteruskan
γ
γ
= absorbtivitas molekuler
= absorbtivitas molekuler
(mol.cm. )
(mol.cm. )
a
a
= daya serap (g.cm.
= daya serap (g.cm.
)
)
b
b
= tebal larutan/kuvet
= tebal larutan/kuvet
c
c
= konsentrasi (g.
= konsentrasi (g.
.mg.ml
.mg.ml
-1-1)
)
a.b.c
γ.b.c
I
I
log
A
t o=
=
=
1 t I − 1 tI
− 1 t I− 1 tI
−Istilah
Istilah
Kromofor = gugus fungsional yang mengabsorpsi radiasi
Kromofor = gugus fungsional yang mengabsorpsi radiasi
ultraviolet dan tampak, jika mereka diikat oleh
ultraviolet dan tampak, jika mereka diikat oleh
senyawa-senyawa bukan pengabsorbsi (auksokrom).
senyawa bukan pengabsorbsi (auksokrom).
Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap
Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap
berkonjugasi (diena (C=C-C=C), dienon (C=C-C=O),
berkonjugasi (diena (C=C-C=C), dienon (C=C-C=O),
benzen dan lain-lain.
benzen dan lain-lain.
Auksokrom = Gugus fungsional seperti –OH, -NH
Auksokrom = Gugus fungsional seperti –OH, -NH
22, NO
, NO
22, -X,
, -X,
yaitu gugus yang mempunyai elektron nonbonding dan
yaitu gugus yang mempunyai elektron nonbonding dan
tidak mengabsorbso radiasi UV jauh (n σ*)
→
tidak mengabsorbso radiasi UV jauh (n σ*)
→
Pergeseran batokromik = Pergeseran ke arah frekuensi
Pergeseran batokromik = Pergeseran ke arah frekuensi
rendah / λ lebih panjang (red shift)
rendah / λ lebih panjang (red shift)
Pergeseranhipsokromik = Pergerseran ke λ lebih pendek
Pergeseranhipsokromik = Pergerseran ke λ lebih pendek
(blue shift)
Contoh kromofor tunggal
Contoh kromofor tunggal
Kromofor ikatan Λ maks(nm). ℇmaks. Asetilen - C ≡ C - 175 -180 6 000 Aldehid - C = O 210 280 – 300 Sangat besar 11-18 Amin -NH2 195 2 800 Azo -N=N- 285 – 400 3 - 25 Bromida - Br 208 300 Karbonil C= O 195 270 – 285 1 000 18 - 30 Karboksil - COOH 200 - 210 50 - 70 Disulfida - S – S - 194 255 5 500 400 Ester - COOR 205 50 Etilen - C = C - 190 8 000 Iodida - I 260 400 Nitrat - NO2 270 12 Nitroso - NO 302 100 Sulfon - SO2 - 180 ... Sulfoksida S = O 210 1 500 Benzen 184 204 255 46 700 6 900 170
Jenis Spektrofotometer UV-Vis
Jenis Spektrofotometer UV-Vis
a. Single Beam
a. Single Beam
1). Celah keluar sinar monokromatis hanya satu.
2). Wadah atau kuvet yang dapat dilalui sinar hanya satu.
Con’d
Con’d
b.
b.
Double Beam
Double Beam
1). Celah keluar sinar monokromatis ada dua. 2). Wadah melalui dua kuvet sekaligus.
Penggunaan Spektrofotometer UV-Vis
Penggunaan Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis digunakan
Spektrofotometer UV-Vis digunakan
terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi
terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi
dapat juga untuk analisa kualitatif.
dapat juga untuk analisa kualitatif.
Untuk analisis kualitatif yang diperhatikan
Untuk analisis kualitatif yang diperhatikan
adalah :
adalah :
a.
a.
Membandingkan
Membandingkan
λ
λ
maksimum.
maksimum.
b.
b.
Membandingkan serapan (A), daya serap
Membandingkan serapan (A), daya serap
(a),
(a),
c. Membandingkan spektrum serapannya.
c. Membandingkan spektrum serapannya.
Con’d
Con’d
Con’d
Con’d
Transisi elektronik pada senyawa organikTransisi elektronik pada senyawa organik::
Elektron-elektron yang mengalami transisi energi elekronik pada
Elektron-elektron yang mengalami transisi energi elekronik pada
waktu terjadi penyerapan cahaya dapat dibagi menjadi :
waktu terjadi penyerapan cahaya dapat dibagi menjadi :
a.
a. σσ elektron. elektron.
Elektron-elektron ini membentuk ikatan tunggal pada senyawa Elektron-elektron ini membentuk ikatan tunggal pada senyawa jenuh, misalnya alkana. Transisi elektronik yang terjadi yaitu transisi jenuh, misalnya alkana. Transisi elektronik yang terjadi yaitu transisi σσ - - σ
σ *, memerlukan energi yang tinggi yaitu terjadi pada daerah ultraviolet *, memerlukan energi yang tinggi yaitu terjadi pada daerah ultraviolet vakum (dibawah 210 nm)
vakum (dibawah 210 nm)
b. n elektron.
b. n elektron.
Elektron valensi ini tidak membentuk ikatan kimia berupa pasangan Elektron valensi ini tidak membentuk ikatan kimia berupa pasangan elektron sunyi (lone pairs), misalnya pada O, N, S atau halogen. elektron sunyi (lone pairs), misalnya pada O, N, S atau halogen. Transisi elektronik yang terjadi yaitu transisi n →
Transisi elektronik yang terjadi yaitu transisi n → ππ*, ditandai oleh *, ditandai oleh
intensitas serapan yang rendah. intensitas serapan yang rendah.
c.
c. ππ elektron elektron
Elektron-elektron ini membentuk ikatan rangkap yang Elektron-elektron ini membentuk ikatan rangkap yang merupakan pertautan (overlap) orbit p (p orbital) yang
merupakan pertautan (overlap) orbit p (p orbital) yang sejajar sejajar dari dari dua aton. Posisi serapan adalah sekitar 180-200
dua aton. Posisi serapan adalah sekitar 180-200 nm, nm, dan dan disebabkan oleh transisi
disebabkan oleh transisi ππ →→ ππ* yang ditandai * yang ditandai dengan dengan untensitas untensitas
serapan yang kuat. serapan yang kuat.
Transisi elektron pada senyawa
Transisi elektron pada senyawa
anorganik
anorganik
:
:
Senyawa anorganik yang memiliki gugus kromoforik
Senyawa anorganik yang memiliki gugus kromoforik
umumnya melibat kan beberapa atom misalnya MnO4-
umumnya melibat kan beberapa atom misalnya MnO4-
dan CrO7 2- atau dapat juga melibatkan hanya atom
dan CrO7 2- atau dapat juga melibatkan hanya atom
tunggal yang memiliki d elektron terluar yang tidak
tunggal yang memiliki d elektron terluar yang tidak
lengkap, tingkat energi yang tidak terduduki tersedia
lengkap, tingkat energi yang tidak terduduki tersedia
seperti misalnya pada unsur tanah jarang (Ce) dan
seperti misalnya pada unsur tanah jarang (Ce) dan
beberapa unsur transisi yang membentuk senyawa
beberapa unsur transisi yang membentuk senyawa
komplek
koordinasi
(Ni-dimetilglioksim,Fe(CNS)3,
komplek
koordinasi
(Ni-dimetilglioksim,Fe(CNS)3,
Fe(III)Fenol at, dll). Spektrum serapan untuk senyawa ini
Fe(III)Fenol at, dll). Spektrum serapan untuk senyawa ini
merupakan hasil dari proses transfer muatan dimana
merupakan hasil dari proses transfer muatan dimana
suatu elektron dipindahkan dari ion negatip ke ion
suatu elektron dipindahkan dari ion negatip ke ion
positip. Spektrum serapan itu akan mengalamai
positip. Spektrum serapan itu akan mengalamai
perubahan dengan perubahan gugus pengompleks.
perubahan dengan perubahan gugus pengompleks.
Penambahan kemudahan suatu atom terpolarisasi
Penambahan kemudahan suatu atom terpolarisasi
menghasilkan efek yang mirip dengan efek perpanjangan
menghasilkan efek yang mirip dengan efek perpanjangan
ikatan rangkap berkonjugasi pada senyawa organik.
ikatan rangkap berkonjugasi pada senyawa organik.
Sebagai contoh FeCl3 berwarna kuning dan FeBr
Sebagai contoh FeCl3 berwarna kuning dan FeBr
33berwarna jingga, disertai peningkatan daya serap molar
berwarna jingga, disertai peningkatan daya serap molar
dari klorida ke bromida.
Con’d
Con’d
Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum serapan :
Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum serapan :
a.
a.
Jenis pelarut (polar, non polar).
Jenis pelarut (polar, non polar).
b.
b.
pH larutan.
pH larutan.
c.
c.
Kadar larutan, jika konsentrasi tinggi akan terjadi
Kadar larutan, jika konsentrasi tinggi akan terjadi
polimerisasi yang menyebabkan
polimerisasi yang menyebabkan
λ
λ
maksimum berubah
maksimum berubah
sama sekali atau harga Io
sama sekali atau harga Io
<
<
Ia
Ia
d.
d.
Tebal larutan, jika digunakan kuvet dengan tebal
Tebal larutan, jika digunakan kuvet dengan tebal
berbeda akan memberikan spektrum serapan yang
berbeda akan memberikan spektrum serapan yang
berbeda.
berbeda.
e.
e.
Lebar celah.
Lebar celah.
Makin lebar celah
Makin lebar celah
(slit width
(slit width
) maka makin lebar pula
) maka makin lebar pula
serapan (band width), cahaya makin polikromatis,
serapan (band width), cahaya makin polikromatis,
resolusi dan puncak-puncak kurva tidak sempurna.
Analisa Kuantitatif
Analisa Kuantitatif
Untuk analisa kuantitatif dilakukan langkah-langkah
Untuk analisa kuantitatif dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Dari zat murni/standar
Dari zat murni/standar
a. Pembuatan spektrum serapan.
a. Pembuatan spektrum serapan.
b. Pembuatan kurva kalibrasi.
b. Pembuatan kurva kalibrasi.
Diukur pada λ maks
Diukur pada λ maks
1).
1).
Pembuatan larutan standar.
Pembuatan larutan standar.
2).
2).
Pengenceran sampel.
Pengenceran sampel.
Pembuatan spektrum serapan bertujuan untuk memperoleh
Pembuatan spektrum serapan bertujuan untuk memperoleh
panjang gelombang maksimum dari senyawa tersebut dari
panjang gelombang maksimum dari senyawa tersebut dari
konsentrasi yang biasa digunakan antara 5-10 ppm
konsentrasi yang biasa digunakan antara 5-10 ppm
(µg/ml).
(µg/ml).
Panjang gelombang maksimum perlu kita cari, karena akan
Panjang gelombang maksimum perlu kita cari, karena akan
digunakan untuk penetapan kadar.
digunakan untuk penetapan kadar.
Dari zat murni/standar
Diukur pada
Perhitungan kadar
Perhitungan kadar
Analisa zat tunggal.
Analisa zat tunggal.
Pergunakan rumus sebagai berikut :
Pergunakan rumus sebagai berikut :
a.
a.
A = a.b.c = log
A = a.b.c = log
Dimana
Dimana
:
:
A
A
=
=
serapan
serapan
a
a
=
=
daya serap; serapan yang disebabkan oleh
daya serap; serapan yang disebabkan oleh
zat dengan
zat dengan
konsentrasi g/l.
konsentrasi g/l.
b
b
=
=
tebal kuvet, jika tidak dinyatakan apa-apa berarti 1
tebal kuvet, jika tidak dinyatakan apa-apa berarti 1
cm.
cm.
c
c
=
=
konsentrasi zat, mg/ml, g/l.
konsentrasi zat, mg/ml, g/l.
A = log
A = log
= - log T
= - log T
%T = 100 x T
%T = 100 x T
1 o I I T 1Con’d
Con’d
b.
b.
Dimana
Dimana
:
:
A1
A1
=
=
Serapan standard
Serapan standard
A2
A2
=
=
Serapan sampel
Serapan sampel
C1
C1
=
=
Konsentrasi standard
Konsentrasi standard
C2
C2
=
=
Konsentrasi sampel
Konsentrasi sampel
= Serapan yang disebabkan oleh zat dengan
= Serapan yang disebabkan oleh zat dengan
konsentrasi 1 g/100ml, tebal 1 cm.
konsentrasi 1 g/100ml, tebal 1 cm.
= 10 a.
= 10 a.
ε
ε
= daya serap molar, serapan yang disebabkan
= daya serap molar, serapan yang disebabkan
oleh zat dengan konsentrasi mol/l, tebal 1 cm.
oleh zat dengan konsentrasi mol/l, tebal 1 cm.
2 1 2 1 C C A A = 1% cm 1 1% cm 1
A
E
=
1% cm 1E
Con’d
Con’d
Analisa dua zat.
Analisa dua zat.
1 λ 1 λ 2 λ Pada
Pada λ1(λ maksimum zat 1), zat 2 juga mempunyai serapan. Pada λ2(λ maksimum zat 2), zat 1 juga mempunyai serapan.
Analisis dengan spektrofotometri
Analisis dengan spektrofotometri
UV-Vis multikomponen
UV-Vis multikomponen
(campuran)
(campuran)
Untuk suatu larutan yang mengandung dua komponen
Untuk suatu larutan yang mengandung dua komponen
yang menyerap, x dan y, serapan diukur pada dua panjang
yang menyerap, x dan y, serapan diukur pada dua panjang
gelombang. Ketelitian yang tinggi didapatkan dengan
gelombang. Ketelitian yang tinggi didapatkan dengan
memilih panjang gelombang di mana panjang gelombang
memilih panjang gelombang di mana panjang gelombang
pengukuran merupakan panjang gelombang di mana
pengukuran merupakan panjang gelombang di mana
serapannya maksimal, karena dengan pergeseran sedikit
serapannya maksimal, karena dengan pergeseran sedikit
pada kurva serapan tidak menyebabkan perubahan
pada kurva serapan tidak menyebabkan perubahan
serapan yang terlampau jauh.
serapan yang terlampau jauh.
Jumlah komponen dalam campuran dapat mencapai 8
Jumlah komponen dalam campuran dapat mencapai 8
kompoen dengan syarat selisih panjang gelombang
kompoen dengan syarat selisih panjang gelombang
maksimum antara komponen minimal 5 nm. Jika jumlah
maksimum antara komponen minimal 5 nm. Jika jumlah
komponen dalam sampel lebih dari 3 maka untuk
komponen dalam sampel lebih dari 3 maka untuk
menghitung kadar digunakan
menghitung kadar digunakan
software multikomponen
software multikomponen
yang terdapat pada alat spektrofotometer uv-vis.
yang terdapat pada alat spektrofotometer uv-vis.
Metode
Metode
analisis
analisis
yang
yang
digunakan
digunakan
pada
pada
analisis
analisis
multikomponen juga harus divalidasi seperti metode
multikomponen juga harus divalidasi seperti metode
analisis zat tunggal
SPEKTROSKOPI INFRA MERAH
SPEKTROSKOPI INFRA MERAH
Daerah IR dibagi menjadi tiga sub daerah, yaitu :
Daerah IR dibagi menjadi tiga sub daerah, yaitu :
1.
1. Sub daerah ir dekat (Sub daerah ir dekat (λλ = 780 nm – 2,5 μm atau = 14290 – 4000 = 780 nm – 2,5 μm atau = 14290 – 4000 ῡῡ cmcm-1-1))
= ῡ = ῡ 11 cm cm-1-1 11 = = 11 λλ 2,5μm2,5μm 2,5 . 10 2,5 . 10-4-4 cm cm-1-1 = = 10.00010.000 = 4.000 cm = 4.000 cm-1-1 2,5 cm2,5 cm
2. Sub daerah ir sedang (
2. Sub daerah ir sedang (λλ = 2,5 μm – 15 μm atau = 4.000 – 666 cm = 2,5 μm – 15 μm atau = 4.000 – 666 cmῡῡ -1-1))
3. Sub daerah ir jauh (
3. Sub daerah ir jauh (λλ = 15 μm – 50 μm atau = 666 – 200 cm = 15 μm – 50 μm atau = 666 – 200 cmῡῡ -1-1))
Dari ketiga sub daerah tersebut, hanya sub daerah ir sedang yang lazim Dari ketiga sub daerah tersebut, hanya sub daerah ir sedang yang lazim digunakan untuk elusidasi struktur senyawa organik.
Penggunaan spektrum ir
Penggunaan spektrum ir
Dua molekul senyawa yang berbeda
Dua molekul senyawa yang berbeda
struktur kimianya akan berbeda pula
struktur kimianya akan berbeda pula
spektrum ir-nya. Hal ini dapat dimengerti,
spektrum ir-nya. Hal ini dapat dimengerti,
karena macam ikatan yang berbeda,
karena macam ikatan yang berbeda,
frekuensi vibrasinya tidak sama, serta
frekuensi vibrasinya tidak sama, serta
walaupun macam ikatan sama, tetapi
walaupun macam ikatan sama, tetapi
mereka berada dalam dua senyawa yang
mereka berada dalam dua senyawa yang
berbeda,
frekuensi
vibrasinya
juga
berbeda,
frekuensi
vibrasinya
juga
berbeda (karena kedua ikatan yang sama
berbeda (karena kedua ikatan yang sama
tersebut berada dalam lingkungan yang
tersebut berada dalam lingkungan yang
berbeda)
berbeda)
Jumlah vibrasi fundamental (pokok) dan
Jumlah vibrasi fundamental (pokok) dan
simetrinya suatu molekul
simetrinya suatu molekul
Sebagai contoh : Suatu molekul yang tersusun
Sebagai contoh : Suatu molekul yang tersusun
oleh banyak atom (misal N atom). Setiap atom
oleh banyak atom (misal N atom). Setiap atom
mempunyai 3 koordinat, yaitu X, Y, dan Z.
mempunyai 3 koordinat, yaitu X, Y, dan Z.
Sehingga jumlah koordinat dalam molekul adalah
Sehingga jumlah koordinat dalam molekul adalah
3 N, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
3 N, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
molekul
tersebut
mempunyai
3N
derajat
molekul
tersebut
mempunyai
3N
derajat
kebebasan. Dari 3N derajat kebebasan, gerakan
kebebasan. Dari 3N derajat kebebasan, gerakan
translasional menggunakan 3 derajat kebebasan,
translasional menggunakan 3 derajat kebebasan,
sedang gerakan rotasional untuk molekul
sedang gerakan rotasional untuk molekul
non-linier juga menggunakan 3 derajat kebebasan,
linier juga menggunakan 3 derajat kebebasan,
dan molekul linier menggunakan 2 derajat
dan molekul linier menggunakan 2 derajat
kebebasan.
kebebasan.
Con’d
Con’d
Jadi untuk molekul non-linier yang
Jadi untuk molekul non-linier yang
mengandung N atom dapat mempunyai
mengandung N atom dapat mempunyai
(3N – 6) vibrasi pokok. Untuk molekul
(3N – 6) vibrasi pokok. Untuk molekul
linier yang terdiri dari N atom mempunyai
linier yang terdiri dari N atom mempunyai
(3N – 5) vibrasi pokok.
(3N – 5) vibrasi pokok.
Karena suatu molekul yang mengandung
Karena suatu molekul yang mengandung
N atom mempunyai (N – 1) ikatan (untuk
N atom mempunyai (N – 1) ikatan (untuk
molekul siklis) antara atom-atomnya
molekul siklis) antara atom-atomnya
maka (N – 1) vibrasinya merupakan
maka (N – 1) vibrasinya merupakan
gerakan ulur dan lainnya yaitu (2N – 5)
gerakan ulur dan lainnya yaitu (2N – 5)
merupakan gerak tekuk (non-linier) atau
merupakan gerak tekuk (non-linier) atau
(2N – 4) merupakan gerak tekuk (linier).
(2N – 4) merupakan gerak tekuk (linier).
Berbagai vibrasi yang dikemukakan di atas
Berbagai vibrasi yang dikemukakan di atas
disebut vibrasi pokok (fundamental).
disebut vibrasi pokok (fundamental).
Vibrasi pokok ini terjadi karena eksitasi
Vibrasi pokok ini terjadi karena eksitasi
dari
dari
ground state
ground state
ke
ke
excited state
excited state
yang
yang
berenergi paling rendah. Biasanya dalam
berenergi paling rendah. Biasanya dalam
spektrum ir terdapat banyak
spektrum ir terdapat banyak
peak
peak
, artinya
, artinya
peak
peak
yang ada jauh lebih banyak daripada
yang ada jauh lebih banyak daripada
jumlah peak yang diharapkan dari vibrasi
jumlah peak yang diharapkan dari vibrasi
pokok.
Hal
ini
disebabkan
karena
pokok.
Hal
ini
disebabkan
karena
munculnya :
munculnya :
Con’d
Con’d
1.
1. Peak overtonePeak overtone
Terjadi karena eksitasi dari
Terjadi karena eksitasi dari ground stateground state ke ke excited stateexcited state yang yang berenergi lebih tinggi. Pita
berenergi lebih tinggi. Pita overtoneovertone muncul pada muncul pada frekuensi frekuensi sebesar kelipatan
sebesar kelipatan dari frekuensi pita vibrasi pokok. Jadi, dari frekuensi pita vibrasi pokok. Jadi, misalnya dalam spektrum ir ada pita vibrasi pokok pada 800 cm
misalnya dalam spektrum ir ada pita vibrasi pokok pada 800 cm-1-1
kemungkinan besar akan dapat dilihat pita
kemungkinan besar akan dapat dilihat pita overtoneovertone pada 2 x 800 pada 2 x 800 cm
cm-1-1, dengan intensitas yang lebih lemah., dengan intensitas yang lebih lemah.
2.
2. PeakPeak kombinasi kombinasi
Pita kombinasi terjadi apabila dua vibrasi pokok dalam suatu
Pita kombinasi terjadi apabila dua vibrasi pokok dalam suatu
molekul mengalami
molekul mengalami couplingcoupling. Pita kombinasi ini akan muncul pada . Pita kombinasi ini akan muncul pada frekuensi sebesar
frekuensi sebesar jumlah dari frekuensijumlah dari frekuensi vibrasi pokok masing- vibrasi pokok masing-masing. Jadi misalnya dua vibrasi pokok pada 500 dan 800 cm
masing. Jadi misalnya dua vibrasi pokok pada 500 dan 800 cm-1-1
mengalami
mengalami couplingcoupling, maka pita kombinasinya akan muncul pada , maka pita kombinasinya akan muncul pada (500 + 800) cm
(500 + 800) cm-1-1..
3.
3. PeakPeak selisih selisih
Terjadinya pita selisih, sama dengan terjadinya pita kombinasi.
Terjadinya pita selisih, sama dengan terjadinya pita kombinasi.
Hanya saja, pada pita selisih ia muncul pada
Hanya saja, pada pita selisih ia muncul pada frekuensi sebesar frekuensi sebesar selisih
selisih dari kedua vibrasi pokok yang mengalami dari kedua vibrasi pokok yang mengalami couplingcoupling. Jadi . Jadi misalnya kedua vibrasi pokok tersebut pada 1500 dan 400 cm
misalnya kedua vibrasi pokok tersebut pada 1500 dan 400 cm-1-1, ,
maka pita selisih akan muncul pada (1500 – 400) cm
Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Frekuensi Vibrasi
Mempengaruhi Frekuensi Vibrasi
• CouplingCoupling Vibrasional Vibrasional
Ikatan C-H pada gugus metilen saling mengalami
Ikatan C-H pada gugus metilen saling mengalami
coupling
coupling
sehingga mempunyai
sehingga mempunyai
dua pita vibrasi ulur
dua pita vibrasi ulur
,
,
yaitu simetris dan asimetris. Frekuensi kedua pita ini
yaitu simetris dan asimetris. Frekuensi kedua pita ini
berbeda.
berbeda.
• Hidrogen Hidrogen BoundingBounding
Hidrogen
Hidrogen
bounding
bounding
pada gugus karbonil dalam asam
pada gugus karbonil dalam asam
salisilat misalnya, akan
salisilat misalnya, akan
memperpanjang ikatan C=O
memperpanjang ikatan C=O
.
.
Akibatnya kekuatan ikatan C=O berkurang, sehingga pita
Akibatnya kekuatan ikatan C=O berkurang, sehingga pita
vibrasinya akan muncul pada frekuensi yang lebih
vibrasinya akan muncul pada frekuensi yang lebih
rendah.
rendah.
• Efek InduksiEfek Induksi
Unsur yang bersifat elektronegatif cenderung untuk
Unsur yang bersifat elektronegatif cenderung untuk
menarik elektron ke dalam antara atom karbon dan
menarik elektron ke dalam antara atom karbon dan
oksigen dalam ikatan C=O, sehinggan ikatan tersebut
oksigen dalam ikatan C=O, sehinggan ikatan tersebut
menjadi lebih kuat. Akibatnya pita vibrasi ikatan C=O
menjadi lebih kuat. Akibatnya pita vibrasi ikatan C=O
muncul pada frekuensi yang lebih tinggi.
Con’d
Con’d
•
Efek Resonansi (Mesomeri)
Efek Resonansi (Mesomeri)
Adanya ikatan C=C yang bertetangga
Adanya ikatan C=C yang bertetangga
dengan gugus karbonil menyebabkan
dengan gugus karbonil menyebabkan
terjadinya
terjadinya
delokalisasi elektron
delokalisasi elektron
pada
pada
ikatan C=O dan ikatan rangkap.
ikatan C=O dan ikatan rangkap.
Akibatnya ikatan C=O akan lebih bersifat
Akibatnya ikatan C=O akan lebih bersifat
sebagai
ikatan
tunggal,
kekuatan
sebagai
ikatan
tunggal,
kekuatan
ikatannya melemah, sehingga pita
ikatannya melemah, sehingga pita
vibrasinya akan muncul pada frekuensi
vibrasinya akan muncul pada frekuensi
yang lebih rendah
yang lebih rendah
Con’d
Con’d
• Sudut IkatanSudut Ikatan
Cincin beranggotakan enam (Cincin beranggotakan enam (six-membered ringssix-membered rings) dengan ) dengan
gugus karbonil tidak begitu tegang, sehingga pita vibrasi ikatan
gugus karbonil tidak begitu tegang, sehingga pita vibrasi ikatan
C=O muncul seperti ikatan C=O dalam keton normal.
C=O muncul seperti ikatan C=O dalam keton normal.
Penurunan ukuran cincin akan menaikkan frekuensi vibrasi
Penurunan ukuran cincin akan menaikkan frekuensi vibrasi
ikatan C=O. Pada ukuran cincin yang lebih kecil, ikatan C-C
ikatan C=O. Pada ukuran cincin yang lebih kecil, ikatan C-C
lebih menggunakan karakter p nya untuk memenuhi
lebih menggunakan karakter p nya untuk memenuhi
persyaratan sudut yang lebih kecil. Akibatnya karakter p
persyaratan sudut yang lebih kecil. Akibatnya karakter p
dialihkan dari ikatan sigma, dan karakter s diberikan kepada
dialihkan dari ikatan sigma, dan karakter s diberikan kepada
ikatan sigma, sehingga menambah kekuatan ikatan C=O.
ikatan sigma, sehingga menambah kekuatan ikatan C=O.
• Efek MedanEfek Medan
Dua gugus sering kali saling mempengaruhi frekuensi vibrasi Dua gugus sering kali saling mempengaruhi frekuensi vibrasi
masing-masing karena terjadi interaksi ruang, yang sifatnya
masing-masing karena terjadi interaksi ruang, yang sifatnya
bisa elektrostatik dan atau sterik. Misalnya pada
bisa elektrostatik dan atau sterik. Misalnya pada
α-kloroketon turunan steroid bisa terjadi interaksi antara gugus α-kloroketon turunan steroid bisa terjadi interaksi antara gugus
karbonil dengan atom klor. Frekuensi vibrasi ikatan C=O akan
karbonil dengan atom klor. Frekuensi vibrasi ikatan C=O akan
lebih besar apabila kedudukan atom klor ekuatorial daripada
lebih besar apabila kedudukan atom klor ekuatorial daripada
jika kedudukannya aksial.
Konfigurasi dan Instrumentasi
Konfigurasi dan Instrumentasi
Spektrofotometer Infra Merah
Spektrofotometer Infra Merah
Pada dasarnya konfigurasi spektrofotometer infra merah
Pada dasarnya konfigurasi spektrofotometer infra merah
ada
ada
dua macam yaitu:
dua macam yaitu:
1.
1.
Spektrofotometer infra merah dipersive, seperti yang
Spektrofotometer infra merah dipersive, seperti yang
tampak berikut ini, terdiri dari sumber energi, tempat
tampak berikut ini, terdiri dari sumber energi, tempat
contoh, sistem utuk pemilihan panjang gelombang,
contoh, sistem utuk pemilihan panjang gelombang,
detektor serta alat pembaca atau pencatat (
Con’d
Con’d
2. Spektrofotometer jenis
2. Spektrofotometer jenis Fourier Transform Infra RedFourier Transform Infra Red (FTIR). (FTIR).
Spektrofotometer jenis ini mempunyai konfigurasi serta
Spektrofotometer jenis ini mempunyai konfigurasi serta
komponen-komponen yang sangat berbeda dengan
komponen-komponen yang sangat berbeda dengan
spektrofotometer infra merah dispersive, seperti yang tampak
spektrofotometer infra merah dispersive, seperti yang tampak
pada gambar berikut ini. FTIR menggunakan interferometer
pada gambar berikut ini. FTIR menggunakan interferometer
sebagai komponen pemisah panjang gelombang (dalam alat infra
sebagai komponen pemisah panjang gelombang (dalam alat infra
merah dispersive lazim digunakan grating monokromator).
merah dispersive lazim digunakan grating monokromator).
Sedangkan detektor yang digunakan terbuat dari bahan tertentu
Sedangkan detektor yang digunakan terbuat dari bahan tertentu
yang mampu menerima sinyal yang sangat cepat, seperti detektor
yang mampu menerima sinyal yang sangat cepat, seperti detektor
pyroelectric litium tantalat
pyroelectric litium tantalat (LiTaO3) atau detektor (LiTaO3) atau detektor mercury mercury cadmium telluric
cadmium telluric (MCT). Tidak dapat digunakan detektor seperti (MCT). Tidak dapat digunakan detektor seperti pada spektrofotometer dispersive yang mempunyai tanggapan
pada spektrofotometer dispersive yang mempunyai tanggapan
lambat.
lambat.
FTIR mengenal dua macam konfigurasi optik yaitu, FTIR sinar FTIR mengenal dua macam konfigurasi optik yaitu, FTIR sinar
tunggal (
tunggal (single beamsingle beam) dan FTIR sinar ganda () dan FTIR sinar ganda (double beamdouble beam). ). Berikut ini tampak blok diagram FTIR sinar tunggal serta
Berikut ini tampak blok diagram FTIR sinar tunggal serta
penjelasan mekanisme kerjanya.
Macam-macam Gugus Fungsi
Macam-macam Gugus Fungsi
Gugus fungsi
Gugus fungsi
a. Karbonil (C=O)
a. Karbonil (C=O)
: 1640 – 1810 cm
: 1640 – 1810 cm
-1-1, intensitas kuat
, intensitas kuat
1). Aldehid : 1720 – 1740 cm1). Aldehid : 1720 – 1740 cm-1-1 ( -C-H : 2750 dan 2850 c ( -C-H : 2750 dan 2850 cmm-1-1))
2). Keton2). Keton : 1705– 1725 cm: 1705– 1725 cm-1 -1
3). Asam Karboksilat: 1700 – 1725 cm3). Asam Karboksilat: 1700 – 1725 cm-1-1 ( O-H : 2400 - 3400 cm ( O-H : 2400 - 3400 cm-1-1))
4). Ester : 1730 – 1750 cm4). Ester : 1730 – 1750 cm-1-1 ( -C-O : 1000 dan 1300 cm ( -C-O : 1000 dan 1300 cm-1-1))
5). Amida : 1640 – 1670 cm5). Amida : 1640 – 1670 cm-1-1 ( -N-H : 3100 - 3500 cm ( -N-H : 3100 - 3500 cm-1-1 ; 1550 – 1640 ; 1550 – 1640
cm cm-1-1))
6). Anhidrida6). Anhidrida : 1810 dan 1760 cm-1 : 1810 dan 1760 cm-1
7). Asil halida7). Asil halida : 1800 cm-1 ( C-F : 1000 - 1400 cm-1) kuat : 1800 cm-1 ( C-F : 1000 - 1400 cm-1) kuat ( -C-Cl : 600 - 800 cm-1) kuat ( -C-Cl : 600 - 800 cm-1) kuat
Con’d
Con’d
Energi yang dikeluarkan dari sumbernya (special coated heating element) akan melewati bagian interferometer (Michelson type) sebelum melewati bagian contoh dan dilanjutkan ke detektor, komputer serta bagian pembacaan.
Sumber radiasi di dalam inferometer akan dibagi dua oleh beam splitter menuju ke arah cermin diam dan cermin bergerak. Kedua cahaya tersebut kemudian digabungkan kembali oleh beam splitter. Gelombang dari cahaya-cahaya tersebut akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga memperlihatkan variasi-variasi intensitas sesuai dengan pergerakan cermin.
Con’d
Con’d
Pada gambar di bawah ini diperlihatkan suatu gejala yang saling Pada gambar di bawah ini diperlihatkan suatu gejala yang saling
berpengaruh dari cahaya dengan panjang gelombang sama
berpengaruh dari cahaya dengan panjang gelombang sama
dengan 2,5 μm (bilangan gelombang 4000 cm-1).
Penerapan Spektrofotometri Infra Merah
Penerapan Spektrofotometri Infra Merah
dalam Analisis Kuantitatif
dalam Analisis Kuantitatif
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan hal
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan hal
ini , yaitu:
ini , yaitu:
Pemilihan panjang gelombangPemilihan panjang gelombang
Tidak semua bilangan gelombang dalam spektrum infra merah
Tidak semua bilangan gelombang dalam spektrum infra merah
dapat digunakan dalam analisis kuantitatif, pita regangan karbonil
dapat digunakan dalam analisis kuantitatif, pita regangan karbonil
(regangan C=O) pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1
(regangan C=O) pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1
paling sering digunakan karena mempunyai pita resapan yang
paling sering digunakan karena mempunyai pita resapan yang
kuat serta relatif bebas dari pengaruh pita resapan dari gugus
kuat serta relatif bebas dari pengaruh pita resapan dari gugus
fungsi yang lain. Untuk proses analisis dapat dilakukan sesuai
fungsi yang lain. Untuk proses analisis dapat dilakukan sesuai
dengan spektrum resapan awal atau dapat pula melalui spektrum
dengan spektrum resapan awal atau dapat pula melalui spektrum
turunan (derivatif).
turunan (derivatif).
Harga resapan optimum dan batas konsentrasiHarga resapan optimum dan batas konsentrasi
Harga resapan yang sering digunakan adalah antara 0,3-0,6
Harga resapan yang sering digunakan adalah antara 0,3-0,6
karena pada harga tersebut diperoleh linearitas yang baik (sesuai
karena pada harga tersebut diperoleh linearitas yang baik (sesuai
dengan perumusan Lambert-Beer) dan besarnya konsentrasi zat
dengan perumusan Lambert-Beer) dan besarnya konsentrasi zat
harus disesuaikan dengan batas tersebut.
harus disesuaikan dengan batas tersebut.
Penyiapan contohPenyiapan contoh
Dalam analisis kuantitatif teknik pelarutan dalam pelarut organik
Dalam analisis kuantitatif teknik pelarutan dalam pelarut organik
umumnya lebih baik dibanding teknik yang lain karena kesalahan
umumnya lebih baik dibanding teknik yang lain karena kesalahan
yang mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakhomogenan serta
yang mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakhomogenan serta
ketebalan yang tidak sama dari contoh dapat dihindari.
Penerapan Spektrofotometri Infra Merah dalam
Penerapan Spektrofotometri Infra Merah dalam
Analisis Permukaan (
Analisis Permukaan (
Surface Analysis
Surface Analysis
)
)
Selain diterapkan dalam analisis kualitatif dan
Selain diterapkan dalam analisis kualitatif dan
kuantitatif, metode spektrofotmetri infra merah
kuantitatif, metode spektrofotmetri infra merah
terutama FTIR dapat pula digunakan untuk
terutama FTIR dapat pula digunakan untuk
analisis permukaan (
analisis permukaan (
surface analysis
surface analysis
). Informasi
). Informasi
yang
akan
diperoleh
dapat
merupakan
yang
akan
diperoleh
dapat
merupakan
karakteristik bahan pada suatu permukaan atau
karakteristik bahan pada suatu permukaan atau
bahan-bahan apa saja yang mungkin terserap
bahan-bahan apa saja yang mungkin terserap
oleh suatu permukaan.
oleh suatu permukaan.
Untuk melaksanakan maksud tersebut umumnya
Untuk melaksanakan maksud tersebut umumnya
dilakukan melalui beberapa peralatan tambahan
dilakukan melalui beberapa peralatan tambahan
dengan metode, yaitu ATR (
dengan metode, yaitu ATR (
Attenuated Total
Attenuated Total
Reflectance
Reflectance
),
),
RAS
RAS
(
(
Reflection
Reflection
Absorption
Absorption
Spectrometry
Spectrometry
),
),
DRS
DRS
(
(
Diffuse
Diffuse
Reflection
Reflection
Spectrometry
Spectrometry
). Metode-metode tersebut sering
). Metode-metode tersebut sering
digunakan dalam analisis bahan semi konduktor,
digunakan dalam analisis bahan semi konduktor,
polimer, analisis permukaan logam atau analisis
polimer, analisis permukaan logam atau analisis
katalis.
katalis.
Con’d
Con’d
a). Prinsip ATR (
a). Prinsip ATR (Attenuated Total ReflectanceAttenuated Total Reflectance) )
Con’d
Con’d
c). DRS (
Con’d
Con’d
Bagaimana Menganalisa Data Spektrum
Bagaimana Menganalisa Data Spektrum
Dalam usaha untuk menganalisa spektrum dari
Dalam usaha untuk menganalisa spektrum dari
suatu zat yang belum dikenal, kita sebaiknya
suatu zat yang belum dikenal, kita sebaiknya
mengutamakan untuk mengetahui keberadaan
mengutamakan untuk mengetahui keberadaan
(atau tidaknya) dari beberapa gugus fungsi. C=O,
(atau tidaknya) dari beberapa gugus fungsi. C=O,
O-H, N-H, C-O, C=C, C
O-H, N-H, C-O, C=C, C
=
=
C, C
C, C
=
=
N, dan NO2
N, dan NO2
merupakan
puncak
yang
paling
sering
merupakan
puncak
yang
paling
sering
memberikan informasi yang singkat tentang
memberikan informasi yang singkat tentang
struktur senyawa jika terdapat gugus-gugus
struktur senyawa jika terdapat gugus-gugus
tersebut. Hindari membuat analisis yang
tersebut. Hindari membuat analisis yang
mendalam dari absorpsi CH di daerah 3000 cm-1
mendalam dari absorpsi CH di daerah 3000 cm-1
(3,33 μ), hampir semua senyawa memiliki
(3,33 μ), hampir semua senyawa memiliki
absorpsi ini. Tidak perlu khawatir terhadap
absorpsi ini. Tidak perlu khawatir terhadap
kondisi ideal dimana gugus-gugus tersebut
kondisi ideal dimana gugus-gugus tersebut
ditemukan
ditemukan
Macam-macam Gugus Fungsi
a. Karbonil (C=O) : 1640 – 1810 cm-1, intensitas kuat
1). Aldehid : 1720 – 1740 cm-1 ( -C-H : 2750 dan 2850 cm-1)
2). Keton: 1705– 1725 cm-1
3). Asam Karboksilat : 1700 – 1725 cm-1 ( O-H : 2400 - 3400 cm-1)
4). Ester : 1730 – 1750 cm-1 ( -C-O : 1000 dan 1300 cm-1)
5). Amida : 1640 – 1670 cm-1 ( -N-H : 3100 - 3500 cm-1 ; 1550 – 1640 cm-1)
6). Anhidrida : 1810 dan 1760 cm-1
7). Asil halida : 1800 cm-1 ( C-F : 1000 - 1400 cm-1) kuat
( -C-Cl : 600 - 800 cm-1) kuat ( -C-Br/C-I < 667 cm-1) kuat b. O-H (hidroksil) b. O-H (hidroksil) 1). Bebas : 3600 – 3650 cm-1 sedang 1). Bebas : 3600 – 3650 cm-1 sedang
2). Ikatan hidrogen : 3200 – 3600 cm-1 sedang
2). Ikatan hidrogen : 3200 – 3600 cm-1 sedang 3). Dalam asam karboksilat : 2400 – 3400 cm-1 sedang 3). Dalam asam karboksilat : 2400 – 3400 cm-1 sedang
c. N-H : amin primer, amin sekunder, dan amida
c. N-H : amin primer, amin sekunder, dan amida : 3100 – 3500 cm-1 sedang : 3100 – 3500 cm-1 sedang
: 1550 – 1640 cm-1 sedang: 1550 – 1640 cm-1 sedang
: (C-N : 1000 - 1350 cm-1 sedang, kuat): (C-N : 1000 - 1350 cm-1 sedang, kuat)
d. N=O :
Con’d
Con’d
e. S=O
e. S=O : Sulfoksida : 1050 cm-1 : Sulfoksida : 1050 cm-1
Sulfon, sulfonil klorida, sulfat, dan sulfonamida : 1300 – 1375 cm-1 dan 1140 –
Sulfon, sulfonil klorida, sulfat, dan sulfonamida : 1300 – 1375 cm-1 dan 1140 –
1200 cm-1 kuat
1200 cm-1 kuat
f. alkana : C-H
f. alkana : C-H : 2850 – 3000 cm-1, kuat: 2850 – 3000 cm-1, kuat : 1375 dan 1450 cm-1 sedang : 1375 dan 1450 cm-1 sedang : 1465 cm-1 sedang: 1465 cm-1 sedang C-C C-C :: - -g. alkena
g. alkena : =C-H : =C-H : 3000 – 3100 cm-1 sedang: 3000 – 3100 cm-1 sedang : 650 – 1000 cm-1 kuat
: 650 – 1000 cm-1 kuat
C=CC=C : 1600 – 1680 cm-1 lemah, sedang: 1600 – 1680 cm-1 lemah, sedang
h. aromatis :
h. aromatis : C-H : 3050 – 3150 cm-1 kuatC-H : 3050 – 3150 cm-1 kuat
C=C : 1475 dan 1600 cm-1 sedang
C=C : 1475 dan 1600 cm-1 sedang
Substitusi : 1). monosubstitusi
Substitusi : 1). monosubstitusi : 690 cm-1 kuat dan 750 cm-1 kuat : 690 cm-1 kuat dan 750 cm-1 kuat
2). disubstitusi2). disubstitusi : orto : 690 cm-1 : orto : 690 cm-1
meta : 690 dan 780 cm-1 kuatmeta : 690 dan 780 cm-1 kuat
SPEKTROSKOPI FLUORESENSI
SPEKTROSKOPI FLUORESENSI
Energi yang diserap dapat dilepas kembali
Energi yang diserap dapat dilepas kembali
melalui beberapa cara. Tabrakan dengan molekul
melalui beberapa cara. Tabrakan dengan molekul
lain (molekul pelarut) menyebabkan kehilangan
lain (molekul pelarut) menyebabkan kehilangan
energi tersebut dalam bentuk panas. Kehilangan
energi tersebut dalam bentuk panas. Kehilangan
ini mungkin hanya sebagian, ke tingkat vibrasi
ini mungkin hanya sebagian, ke tingkat vibrasi
terendah pada
terendah pada
excited state
excited state
, dan sisanya dilepas
, dan sisanya dilepas
dalam bentuk radiasi – dengan energi yang lebih
dalam bentuk radiasi – dengan energi yang lebih
kecil atau panjang gelombang lebih tinggi. Inilah
kecil atau panjang gelombang lebih tinggi. Inilah
yang dikenal sebagai
yang dikenal sebagai
fluoresensi
fluoresensi
, yang pada
, yang pada
molekul yang mempunyai sifat ini berlangsung
molekul yang mempunyai sifat ini berlangsung
dalam waktu 10-8 detik setelah eksitasi. Pada
dalam waktu 10-8 detik setelah eksitasi. Pada
molekul tertentu, khususnya dalam keadaan
molekul tertentu, khususnya dalam keadaan
padat dan suhu sangat rendah, mungkin terjadi
padat dan suhu sangat rendah, mungkin terjadi
peristiwa
peristiwa
fosforensi
fosforensi
– dalam waktu 10-2 – 100
– dalam waktu 10-2 – 100
detik setelah eksitasi
Fluoresensi dan Struktur Molekul
Fluoresensi dan Struktur Molekul