HASIL PRA MUSRENBANGNAS 2015
PERKUATAN KEDAULATAN PANGAN
DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Jakarta, 28 April 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ISI PAPARAN
I.
ARAH KEBIJAKAN
II.
LINGKUP SASARAN NAWACITA DAN
K/L YANG BERKONTRIBUSI
III.
HASIL PEMBAHASAN PRA-‐
MUSRENBANGNAS
INDIKATOR (baseline)2014 2016 2019 Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
-‐ Produksi padi (juta ton) 70,6 75,3 82,0
-‐ Produksi jagung (juta ton) 19,13 21,0 24,1
-‐ Produksi kedelai (juta ton) 0,92 1,4 2,6
-‐ Produksi gula (juta ton) 2,6 2,8 3,8
-‐ Produksi daging sapi (ribu ton) 452,7 506,2 755,1
-‐ Produksi ikan (juta ton) 12,4 14,8 18,8
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
-‐ Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air
tanah dan rawa (juta ha)
8,9 9,89 9,89
-‐ Rehabililtasi jariangan irigasi
permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) 2,71 5,71 3,01
-‐ Pembangunan dan Peningkatan irigasi
tambak (ribu ha) 189,75 304,75 304,75
8 waduk
ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai untuk
mencapai swasembada dan peningkatan produksi protein hewani daging dan Gula : (i) pencetakan sawah baru 200 ribu ha; (ii) perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu kedelai 800 ribu ha; (iii) penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha; (iv) pengadaan alat dan mesin pertanian 7.308 unit; (v) pengembangan 10 agroscience park dan 20 agrotechno park; (vi)
penyaluran bantuan/subsidi pupuk; pengembangan 20 kawasan sentra perikanan; pengembangan pelabuhan perikanan; (vii) pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani 500 ribu ha, pembangunan layanan irigasi dan rehabilitasi irigasi 635 ribu ha,
pembangunan 29 waduk.
2. Stabilisasi harga dan pasokan pangan : (i)
penyediaan cadangan beras pemerintah; (ii) pemantauan dan pengendalian harga pangan; (iii) pengendalian impor pangan melalui penegakan regulasi; (iv) peningkatan akses masyarakat terhadap pangan (Raskin).
3. Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi
masyarakat : (i) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di 4.600 desa; (ii) penguatan pengawasan keamanan pangan; (iii) pengembangan kawasan mandiri pangan; (iv) promosi, advokasi dan kampanye untuk konsumsi ikan.
4. Penanganan Gangguan Ketahanan Pangan : (i)
pengembangan asuransi pertanian; (ii) pengembangan benih yang adaptif terhadap perubahan iklim; (iii)
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN KEDAULATAN
PANGAN
II. LINGKUP SASARAN
KEGIATAN DALAM RPJMN 2015-‐2019 -‐
NAWACITA
1)
Perluasan 1 juta ha lahan sawah baru
2)
Perluasan pertanian lahan kering 1 juta ha di luar Jawa
3)
Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi
4)
Pembangunan pasar
5)
Penyediaan kapal pengangkut ternak
6)
Pengendalian konversi lahan
7)
Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar
8)
1.000 Desa Mandiri Benih
9)
Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di Kap sentra produksi
10)
Bank Pertanian dan UMKM
11)
Peningkatan kemampuan petani
12)
Pengendalian impor pangan
13)
Reforma agraria 9 juta ha
14)
1.000 Desa Pertanian Organik
KEGIATAN 2016
DAN K/L PELAKSANA
KEGIATAN SASARAN a.l: K/L
Peningkatan Produksi padi, jagung, kedelai, daging sapi, gula, cabai dan bawang merah
• Perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu kedelai 800 ribu ha
• Penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha
• Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian 7.308 unit
• Penyaluran subsidi pupuk
• Pengembangan areal tanaman tebu 40 ribu ha
• Pengembangan bibit ternak potong 500 ribu ekor
• Pengembangan kawasan cabai dan bawang merah 4.600 ha
• Dukungan pembiayaan dan penguatan kelompok
• Kementan • Kemen Kop UKM
Peningkatan Produksi Ikan dan Garam
• Pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan 22 unit
• Pembangunan kapal ikan > 30 GT 35 unit dan 10-‐30 GT 237 unit
• Pengembangan perbenihan 540 unit dan benih induk unggul
• Pembangunan sarana dan prasarana budidaya air tawar, air payau, mina politan dan tambak
• Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha garam
• KKP
Perluasan sawah baru • Pencetakan areal sawah baru 200 ribu ha • Kementan
Pembangunan infrastruktur pertanian • Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usaha tani, termasuk didalamnya perbaikan irigasi 500 ribu ha
• Pengembangan dan reahabiliatsi jaringan irigasi, air tanah, rawa dan tambak 236 ribu ha
• Pembangunan waduk 29 buah
• Rehabilitasi layanan jaringan irigasi permukaan 322 ribu ha
• Pembangunan gudang dan fasilitas pengolahan hasil pertanian 392 unit
• Kementan • Kemen PU & PR • Kemen PU & PR • Kemen PU & PR • Kementan Reforma Agraria • i IP4T (Iventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah); redistribusi
lahan, dan Prona
• Penyediaan lahan pangan dari lahan HPK
• Kemen ATR
• Kemen LHK
Pembangunan Desa Mandiri benih • Pemantapan pembangunan 1.000 desa mandiri benih (sudah dimulai tahun 2015)
• Pengawasan dan serti\ikasi benih • Kementan
Perluasan pertanian lahan kering di luar Jawa dan Bali
• Perluasan tanaman hortikultura, perkebunan dan tanaman hijau makanan ternak di lahan kering
250 ribu ha • Kementan
Pengembangan Pertanian Organik • Pengembangan pertanian organik berbasis tanaman buah, sayur, dan perkebunan 75 dea
• Pengembangan System Rice of Intensi\ication (SRI) 250 ribu ha • Kementan
• Kementan
III. HASIL PEMBAHASAN PRA-‐
MUSRENBANGNAS
1.
Kegiatan utama yang dibahas di dalam Forum Pra Musrenbangnas ini mencakup:
(1) Perluasan 1 juta ha lahan sawah baru; (2) Perluasan pertanian lahan kering 1
juta ha di luar Jawa; (3) Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi; (4) Pembangunan
pasar; (5) Pengendalian konversi lahan; (6) Pemulihan kualitas kesuburan lahan
yang airnya tercemar; (7) 1.000 Desa Mandiri Benih; (8) Pembangunan gudang
dengan fasilitas pengolahan pasca panen di Kap sentra produksi; (9) Peningkatan
kemampuan petani (di antaranya melalui ATP, ASP); (10) Reforma agraria 9 juta
ha; (11) 1.000 Desa Pertanian Organik; (12) Pembangunan 49 Waduk Baru.
2.
Adapun untuk Kegiatan Pembentukan Bank Pertanian dan UMKM dalam bentuk
penyampaian rencana penyusunan oleh Pemerintah Pusat; dan Kegiatan
Peningkatan Produksi Ikan dan Garam dibahas di Kelompok Agenda KemariKman
3.
Forum Pra Musrenbangnas dihadiri perwakilan 33 prov (diluar DKI) dan
perwakilan KL (Kementan, KemenPU Pera, Kemendag, Kemen ATR, KemenKop
UKM, KemenLHK)
à
Telah dapat menyepakaK target dan lokus kegiatan pada
masing-‐masing provinsi.
§
Untuk hasil kesepakan > target awal RKP maka perlu dibahas alokasi
pendanaannya.
§
Terdapat kegiatan yang masih perlu dibahas lebih lanjut di dalam forum Rapat
Koordinasi Kementerian.
3.
Total anggaran yang disepakaK mencapai Rp. 8.057,12
Milyar dan usulan tambahan anggaran sebesar Rp. 284,1
Milyar untuk tambahan pembangunan gudang dan fasilitas
pengolahan panen, tambahan areal cetak sawah, opKmalisasi,
dan kesuburan lahan, tambahan Desa Mandiri Benih, Desa
Pertanian Organik (SRI).
4.
Beberapa masukan/catatan yang diberikan Pemerintah
daerah di antaranya terkait:
a.
Sinkronisasi kegiatan di daerah dengan K/L (menu kegiatan di
dalam aplikasi e-‐musrenbang)
b.
Payung hukum: insenKf petani; bank pertanian
c.
Kewenangan pusat-‐daerah. Misal. penetapan lahan pangan
berkelanjutan; jaringan irigasi.
d.
Penyesuaian unit cost untuk perluasan sawah dan irigasi,
REKAP TARGET
NO
KEGIATAN
TARGET RPJMN/RKP
KESEPAKATAN
LOKASI
1
Perluasan 1 juta ha
lahan sawah baru
200.000 ha
215.246 ha
28 prov
2
Perluasan pertanian
lahan kering 1 juta
ha di luar Jawa
250.000 ha
215.575 ha
12 prov
3
Rehabilitasi 3 juta ha
jaringan irigasi
500.000 ha
605.698 ha
26 prov
4
•
Pembangunan 49
Waduk Baru
•
Peningkatan dan
rehabilitasi irigasi
primer-‐sekunder
•
8 waduk
•
Peningkatan dan rehabilitasi
irigasi primer-‐sekunder
Usulan Pemda dan
KL telah sesuai
telah dibahas di
Rakortek
KemenPU Pera (8
waduk)
5 prov
5
Pembangunan pasar
•
Pasar Rakyat : 100 Tipe A; 120
Tipe B oleh Kemendag
207 pasar
32 prov
6
Pengendalian
REKAP TARGET
NO
KEGIATAN
TARGET RPJMN/RKP
KESEPAKATAN
LOKASI
7
Pemulihan kualitas
kesuburan lahan yang airnya
tercemar
OpKmasi dan pemulihan
kesuburan 275.000 ha
lahan
302.070 ha
32
prov
8
1.000 Desa Mandiri Benih
2015: Pembangunan 1000
desa mandiri benih
2016: Pengawalan dan
pendampingan
1.056 desa
33
prov
9
Peningkatan kemampuan
petani (di antaranya melalui
ATP, ASP)
10 ASP, 20 ATP
Belum sempat dibahas.
Untuk lokasi ASP ATP
masih perlu disepakaK
dengan Pem Prov dan Kab
10 Pembangunan gudang
dengan fasilitas pengolahan
pasca panen di Kap sentra
produksi
392 unit gudang dan
fasilitas pengolahan
654 unit (gudang dan
fasilitas pengolahan)
33
prov
11 Reforma agraria 9 juta ha
Inventarisasi P4T: 2,5 juta
bidang; Redistribusi
tanah 1,1 juta bidang
IP4T=186.678 bidang;
redistribusi=117.550
bidang; prona=742.084
bidang
22
prov
PROVINSI
Perluasan areal sawah baru Rancangan RKP Kesepakatan SUMATERA 55.700 49.017 Aceh 10.500 10.500 Sumatera Utara 1.600 1.100 Sumatera Barat 1.500 500 Riau 3.800 1.035 Jambi 10.000 5.000 Sumatera Selatan 9.300 10.000 Bengkulu 900 5.000 Lampung 4.500 5.282
Kep. Bangka Belitung 13.000 10.000
Kepulauan Riau 600 600 JAWA 800 4.000 DKI Jakarta - Jawa Barat 800 4.000 Jawa Tengah - DI Yogyakarta - Jawa Timur - Banten -
BALI - NUSA TENGGARA 22.400 44.400
Bali -
Nusa Tenggara Barat 13.000 8.500
Nusa Tenggara Timur 9.400 35.900
PROVINSI
Perluasan areal sawah baru Rancangan RKP Kesepakatan KALIMANTAN 58.850 58.850 Kalimantan Barat 21.500 21.500 Kalimantan Tengah 20.350 20.350 Kalimantan Selatan 8.000 8.000 Kalimantan Timur 5.500 5.500 Kalimantan Utara 3.500 3.500 SULAWESI 50.250 44.904 Sulawesi Utara 1.300 1.660 Sulawesi Tengah 15.000 13.500 Sulawesi Selatan 16.500 7.000 Sulawesi Tenggara 12.500 12.644 Gorontalo 1.850 7.000 Sulawesi Barat 3.100 3.100 MALUKU - PAPUA 12.000 14.075 Maluku 1.500 4.000 Maluku Utara 1.700 2.100 Papua Barat 2.600 1.775 Papua 6.200 6.200 INDONESIA 200.000 215.246
• Cetak sawah akan dilakukan di 11 dari 15 prov sentra produksi padi, dan 17
di luar prov sentra à memperkuat distribusi padi/beras di luar daerah sentra.
• Perlu segera mempersiapkan langkah-langkah, khususnya alokasi
pendanaan, penyusunan SID, ketersediaan air, petani, dan status lahan clear
2. Perluasan pertanian lahan kering (ha)
NO
PROVINSI
Perluasan Pertanian Lahan Kering Rancangan RKP Kesepakatan SUMATERA 61.590 57.240 1 Aceh 19.200,00 17.050,00 2 Sumatera Utara 5.650,00 5.450,00 3 Sumatera Barat 5.820,00 5.220,00 4 Riau 2.600,00 2.300,00 5 Jambi 3.590,00 3.390,00 6 Sumatera Selatan 3.850,00 3.650,00 7 Bengkulu 4.660,00 4.560,00 8 Lampung 10.850,00 10.650,00
9 Kep. Bangka Belitung 4.520,00 4.320,00
10 Kepulauan Riau 850,00 650,00 JAWA 25.935 21.765 11 DKI Jakarta -‐ -‐ 12 Jawa Barat 9.470,00 8.000,00 13 Jawa Tengah 2.765,00 1.965,00 14 DI Yogyakarta 1340 1140 15 Jawa Timur 10.050,00 8.650,00 16 Banten 2.310,00 2.010,00 BALI -‐ NT 21.660 17.460 17 Bali 1.950,00 1.250,00
18 Nusa Tenggara Barat 5.260,00 4.260,00
19 Nusa Tenggara Timur 14.450,00 11.950,00
NO
PROVINSI
Perluasan Pertanian Lahan
Kering Rancangan RKP Kesepakatan KALIMANTAN 18.300 15.900 20 Kalimantan Barat 8.750,00 8.150,00 21 Kalimantan Tengah 3.150,00 2.950,00 22 Kalimantan Selatan 3.250,00 2.950,00 23 Kalimantan Timur 1.000,00 800,00 24 Kalimantan Utara 2.150,00 1.050,00 SULAWESI 94.490 88.840 25 Sulawesi Utara 4.350,00 3.850,00 26 Sulawesi Tengah 9.450,00 8.550,00 27 Sulawesi Selatan 31.090,00 27.940,00 28 Sulawesi Tenggara 34.525,00 34.525,00 29 Gorontalo 3.825,00 3.225,00 30 Sulawesi Barat 11.250,00 10.750,00 MALUKU -‐ PAPUA 28.025 14.370 31 Maluku 4.180,00 -‐ 32 Maluku Utara 3.920,00 3.920,00 33 Papua Barat 10.450,00 10.450,00 34 Papua 9.475,00 -‐ INDONESIA 250.000 215.575
• Perluasan pertanian lahan kering akan diarahkan untuk
hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
3. Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi
15
NO
PROVINSI
Pengembangan jaringan irigasi dan opKmasi air di Kngkat usaha tani (termasuk perbaikan irigasi) Rancangan RKP Kesepakatan SUMATERA 119.000 197.444 1 Aceh 12.000 25.000 2 Sumatera Utara 25.000 25.000 3 Sumatera Barat 20.000 20.000 4 Riau 16.000 8.700 5 Jambi 5.000 24.000 6 Sumatera Selatan 24.000 40.070 7 Bengkulu 2.000 8.000 8 Lampung 11.000 42.674
9 Kepulauan Bangka Belitung 4.000 4.000
10 Kepulauan Riau -‐ -‐ JAWA 227.600 227.600 11 DKI Jakarta -‐ -‐ 12 Jawa Barat 66.000 66.000 13 Jawa Tengah 64.000 64.000 14 DI Yogyakarta 3.600 3.600 15 Jawa Timur 86.000 86.000 16 Banten 8.000 8.000 NO PROVINSI
Pengembangan jaringan irigasi dan opKmasi air di Kngkat usaha tani
(termasuk perbaikan irigasi)
Rancangan RKP Kesepakatan
BALI -‐ NT 24.400 53.900
17 Bali 5.000 5.000
18 Nusa Tenggara Barat 13.000 13.000 19 Nusa Tenggara Timur 6.400 35.900
KALIMANTAN 98.000 64.050 20 Kalimantan Barat 19.000 19.000 21 Kalimantan Tengah 47.000 24.650 22 Kalimantan Selatan 27.000 15.400 23 Kalimantan Timur 4.000 4.000 24 Kalimantan Utara 1.000 1.000 SULAWESI 24.000 49.404 25 Sulawesi Utara -‐ 6.160 26 Sulawesi Tengah 10.000 13.500 27 Sulawesi Selatan 6.000 7.000 28 Sulawesi Tenggara 5.000 12.644 29 Gorontalo 1.000 7.000 30 Sulawesi Barat 2.000 3.100 MALUKU -‐ PAPUA 7.000 13.300 31 Maluku 1.000 4.000 32 Maluku Utara 1.000 2.100 33 Papua Barat 1.000 1.000 34 Papua 4.000 6.200 INDONESIA 500.000 605.698
Mencakup kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di tingkat usahatani (tersier)
à
perlu
disinkronkan kembali dengan lokasi cetak sawah dan pembangunan/rehab jaringan primer dan sekunder
yang ada.
4. Pembangunan Waduk
Prov. Sulawesi Utara: Waduk Kuwil Kawangkoan
Prov. NTT: Waduk Kolhua Prov. Banten: Waduk Sindangheula Prov. Aceh: Waduk Rukoh
Prov. Jawa Barat: 1. Waduk Ciawi
2. Waduk Sukamahi
3. Waduk Cipanas
Prov. Lampung: Waduk Sukoharjo
5. Pembangunan pasar
17
PROVINSI
Kesepakatan
SUMATERA
59
1
Aceh
2
Sumatera Utara
11
3
Sumatera Barat
7
4
Riau
7
5
Jambi
4
6
Sumatera Selatan
7
7
Bengkulu
4
8
Lampung
6
9
Kepulauan Bangka Belitung
6
10
Kepulauan Riau
7
JAWA
41
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
12
13
Jawa Tengah
12
14
DI Yogyakarta
4
15
Jawa Timur
10
16
Banten
3
BALI -‐ NUSA TENGGARA
18
17
Bali
7
18
Nusa Tenggara Barat
5
19
Nusa Tenggara Timur
6
PROVINSI
Kesepakatan
KALIMANTAN
26
20
Kalimantan Barat
6
21
Kalimantan Tengah
8
22
Kalimantan Selatan
3
23
Kalimantan Timur
4
24
Kalimantan Utara
5
SULAWESI
42
25
Sulawesi Utara
7
26
Sulawesi Tengah
6
27
Sulawesi Selatan
12
28
Sulawesi Tenggara
6
29
Gorontalo
6
30
Sulawesi Barat
5
MALUKU -‐ PAPUA
21
31
Maluku
4
32
Maluku Utara
5
33
Papua Barat
4
34
Papua
8
INDONESIA
207
6. Pengendalian konversi lahan
PROVINSI AUDIT Rancangan RKP Kesepakatan SUMATERA 67 67 Aceh 8 8 Sumatera Utara 11 11 Sumatera Barat 8 8 Riau 5 5 Jambi 6 6 Sumatera Selatan 9 9 Bengkulu 4 4 Lampung 10 10
Kepulauan Bangka Belitung 3 3
Kepulauan Riau 3 3 JAWA 69 69 DKI Jakarta -‐ -‐ Jawa Barat 15 15 Jawa Tengah 24 24 DI Yogyakarta 3 3 Jawa Timur 23 23 Banten 4 4
BALI -‐ NUSA TENGGARA 16 16
Bali 4 4
Nusa Tenggara Barat 6 6
Nusa Tenggara Timur 6 6
PROVINSI
AUDIT
Rancangan
RKP
Kesepakatan
KALIMANTAN
29
29
Kalimantan Barat
8 8
Kalimantan Tengah
6 6
Kalimantan Selatan
9 9
Kalimantan Timur
5 5
Kalimantan Utara
1 1
SULAWESI
32
32
Sulawesi Utara
4 4
Sulawesi Tengah
4 4
Sulawesi Selatan
3 3
Sulawesi Tenggara
5 5
Gorontalo
3 3
Sulawesi Barat
13 13
MALUKU -‐ PAPUA
12
12
Maluku
3 3
Maluku Utara
3 3
Papua Barat
4 4
Papua
2 2
INDONESIA
225
225
7. Pemulihan kualitas kesuburan lahan
19
NO
PROVINSI
OpKmasi Lahan dan
Pemulihan Kesuburan
Lahan
Rancangan
RKP
Kesepakatan
SUMATERA
86.000
106.990
1
Aceh
15.000 15.000
2
Sumatera Utara
12.000 12.000
3
Sumatera Barat
12.000 10.700
4
Riau
5.000 3.500
5
Jambi
8.000 8.000
6
Sumatera Selatan
14.000 19.090
7
Bengkulu
5.000 6.000
8
Lampung
14.000 28.500
9
Kep Bangka Belitung
1.000 4.000
10
Kepulauan Riau
-‐ 200
JAWA
62.000
62.000
11
DKI Jakarta
-‐ -‐
12
Jawa Barat
18.000 18.000
13
Jawa Tengah
18.000 18.000
14
DI Yogyakarta
1.000 1.000
15
Jawa Timur
20.000 20.000
16
Banten
5.000 5.000
BALI -‐ NT
28.000
13.000
17
Bali
5.000 5.000
18
Nusa Tenggara Barat
15.000
belum
dibahas
19
Nusa Tenggara Timur
8.000 8.000
NO
PROVINSI
OpKmasi Lahan dan
Pemulihan Kesuburan
Lahan
Rancangan
RKP
Kesepakatan
KALIMANTAN
35.000
50.135
20 Kalimantan Barat
14.000 24.185
21 Kalimantan Tengah
4.000 8.950
22 Kalimantan Selatan
10.000 10.000
23 Kalimantan Timur
4.000 4.000
24 Kalimantan Utara
3.000 3.000
SULAWESI
54.000
58.320
25 Sulawesi Utara
6.000 7.670
26 Sulawesi Tengah
8.000 9.650
27 Sulawesi Selatan
26.000 26.000
28 Sulawesi Tenggara
4.000 5.000
29 Gorontalo
6.000 6.000
30 Sulawesi Barat
4.000 4.000
MALUKU -‐ PAPUA
10.000
11.625
31 Maluku
3.000 3.000
32 Maluku Utara
3.000 4.625
33 Papua Barat
1.000 1.000
34 Papua
3.000 3.000
INDONESIA
275.000
302.070
PROVINSI
Pemantapan pembangunan 1.000 desa mandiri benih (penguatan penangkar benih) Rancangan RKP Kesepakatan SUMATERA 321 377 Aceh 40 100 Sumatera Utara 46 46 Sumatera Barat 60 60 Riau 25 25 Jambi 25 25 Sumatera Selatan 50 50 Bengkulu 25 21 Lampung 40 40
Kepulauan Bangka Belitung 10 10
Kepulauan Riau -‐ -‐ JAWA 197 197 DKI Jakarta -‐ -‐ Jawa Barat 55 55 Jawa Tengah 55 55 DI Yogyakarta 15 15 Jawa Timur 55 55 Banten 17 17
BALI -‐ NUSA TENGGARA 90 90
Bali 20 20
Nusa Tenggara Barat 35 35
PROVINSI
Pemantapan pembangunan 1.000 desa
mandiri benih (penguatan penangkar benih)
Rancangan RKP Kesepakatan KALIMANTAN 152 152 Kalimantan Barat 45 45 Kalimantan Tengah 30 30 Kalimantan Selatan 40 40 Kalimantan Timur 27 27 Kalimantan Utara 10 10 SULAWESI 175 175 Sulawesi Utara 28 28 Sulawesi Tengah 30 30 Sulawesi Selatan 50 50 Sulawesi Tenggara 25 25 Gorontalo 20 20 Sulawesi Barat 22 22 MALUKU -‐ PAPUA 65 65 Maluku 16 16 Maluku Utara 15 15 Papua Barat 16 16 Papua 18 18 INDONESIA 1.000 1.056
Desa Mandiri Benih yang akan dibangun adalah 1000 desa. Namun, terdapat