• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KAMPANYE MENINGKATKAN APRESIASI TERHADAP ANGKLUNG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA BAGI REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KAMPANYE MENINGKATKAN APRESIASI TERHADAP ANGKLUNG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA BAGI REMAJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KAMPANYE MENINGKATKAN APRESIASI

TERHADAP ANGKLUNG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA BAGI REMAJA

Muhammad Azmi Kamarullah

Dr. Agung Eko Budiwaspada, M.Sn.

Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: azmi.kamarullah@gmail.com

Kata Kunci : kampanye, budaya Indonesa, angklung, remaja, iklan

Abstrak

Angklung diklaim sebagai budaya Indonesia . Budaya Indonesia adalah budaya yang diapresiasi secara nasional. Namun pada kenyataanya walaupun meningkat tetap saja masih sedikit orang yang mengapresiasi angklung dengan baik. Terutama remaja, generasi penerus bangsa malah menaruh minat pada budaya luar tanpa melihat budayanya sendiri. Maka dibutuhkan kampanye untuk meningkatkan apresiasi remaja terhadap angklung sebagai budaya Indonesia. Kampanye ini dibuat mengikuti kebiasaan dan gaya hidup remaja yang menyukai sesuatu yang digital, lucu dan modern. Kampanye ini berpusat pada website yang bernama “Basecamp angklung”, yang sesuai namanya website ini merupakan tempat berkumpul para remaja dan berbagi hal tentang angklung. Sehingga diharapkan remaja menjadi tertarik dan lebih dekat dengan angklung sebagai budayanya sendiri.

Abstract

Angklung claimed as Indonesian Culture. Indonesian culture is culture that appreciated by many people in whole region of Indonesia. But the fact is although the appreciation is growing up, amount of Indonesian’s people who well appreciate the angklung is just a few. Especially the teenagers as the next Indonesian generation who prefer to appreciate and love foreign culture instead to their own culture. Campaign is needed to increase mount of teenagers to appreciate angklung as Indonesian’s Culture. The campaign was created to follow the behaviour and lifestyles of teenagers who like something digital, funny and modern. The campaign is centered on a website called "Basecamp angklung ', which as the name of the website is a gathering place for young people and share things about angklung. We expect the teenagers to put their interested to the angklung as their own culture.

1. Pendahuluan

Melestarikan budaya adalah kewajiban setiap warga yang memilikinya termasuk Indonesia. Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keberagaman budayanya. Salah satu alat musik yang merupakan kebudayaan asli dari Indonesia adalah angklung. Angklung terdapat di banyak daerah di Indonesia namun lebih banyak dikembangkan di daerah Jawa. Alat musik ini pertama digunakan sebagai alat musik ritual mulai dari menyembah dewi padi atas hasil panen, mengantar jenazah dalam upacara ngaben hingga alat musik pengiring mantra penyembuh penyakit. Sekarang alat musik angklung lebih sering digunakan untuk keperluan hiburan. Saat ini angklung tercatat sebagai heritage warisan budaya lisan dan non bendawi asli indonesia oleh UNESCO.

Saat ini popularitas angklung dan tingkat apresiasi terhadap angklung sedang meningkat. Banyaknya inovasi angklung yang dibuat, banyaknya konser angklung yang diselenggarakan, banyaknya anak-anak yang didaftarkan ke pelatihan angklung sampai meningkatnya pengunjung di Saung Angklung Udjo, tempat wisata angklung sebagai salah satu buktinya. Namun ternyata apresiasi ini masih hanya dilakukan sedikit orang, banyaknya pengunjung pun didominasi oleh pengunjung mancanegara dan “elit-elit” pengembang angklung yang mengindikasikan masih kurangnya apresiasi masyarakat umum Indonesianya itu sendiri. Belum lagi jika kita melihat media seperti televisi, radio, majalah, dan internet, kita masih jarang melihat budaya – budaya Indonesia seperti angklung. Dan yang menjadi lebih prihatin justru berbanding terbalik dengan remaja yang saat ini lebih menyukai musik-musik barat tanpa menaruh minat pada musik tradisional termasuk angklung.

Generasi muda termasuk remaja adalah tonggak suatu bangsa yang mengemban tanggung jawab lebih akan perkembangan dan perubahan indonesia yang lebih baik. Salah satunya melestarikan budaya bangsa Indonesia sehingga karakter Indonesia tetap terjaga terus menerus sekalipun banyaknya desakan budaya – budaya luar yang masuk ke Indonesia. Sayangnya generasi muda yang seharusnya bisa melestarikan budaya bangsa ternyata kurang mengenal. Jika mengenal saja masih malu bagaimana remaja bisa menaruh minat akan budaya bangsa mereka sendiri. Akibat tidak

(2)

menaruh minat pada budaya sendiri masuknya budaya – budaya luar yang seharusnya bisa kita manfaatkan sebagai faktor pendukung budaya bangsa justru menjadi ancaman bagi kelestarian budaya bangsa termasuk angklung. Bagaimana bisa kita meniru negara dan lain seperti Jepang dan Korea saat ini, masyarakatnya sangat mengapresiasi budaya mereka sendiri bahkan sampai disukai banyak orang di seluruh dunia.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah kampanye untuk mengekspose angklung supaya remaja mau mengenal angklung, menaruh minat dan apresiasi terhadap angklung sampai bisa berkarya dengan angklung dan menumbuhkan rasa kebanggaan pada diri remaja itu sendiri sebagai budaya asli indonesia.

2. Proses Studi Kreatif

Konsep Umum

Model kampanye yang penulis gunakan adalah 3600 advertising yang terdiri dari conventional media, nonconventional media, Web 2.0 dan activation. 3600 advertising berperan menciptakan pesan yang dapat menarik perhatian, yang mampu menciptakan citra dan identitas brand yang konsisten dan benar. Dan memandu tindakan, entah besar atau kecil, yang mampu mewujudkan janji itu. Menyampaikan brand ke semua audiensi. Di semua tempat. Di semua waktu . Sementara dalam penentuan dari efek advertising yang dibuat penulis menggunakan teori “Facet Model of Effect” yang dikemukakan Sandra Moriarty. Menurut teori ini satu iklan bisa memiliki efek yang berganda dan bisa tercipta secara paralel dan tidak linear. Terdapat 6 efek yakni: Perception terdiri dari exposure, attention, interest, awareness dan recognition; Emotion terdiri dari keinginan, perasaan, kesukaan dan resonasi yang menyatakan bahwa iklan itu benar dan menyentuh perasaan konsumen; Cognition terdiri dari kebutuhan, keingintahuan untuk belajar, kegiatan membanding-bandingkan dan ingatan; Association terdiri dari simbolisasi, conditional learning dan perubahan; Persuasion terdiri dari motivasi dari pihak lain, opini, keyakinan, niat dan loyalitas; Behaviour terdiri dari kegiatan membeli, mencoba, mencegah dan tindakan lainnya.

Untuk memecahkan masalah “kurangnya apresiasi remaja terhadap angklung” dibutuhkan sebuah pengedukasian kepada remaja tentang seluk –beluk angklung. Pengedukasian ini haruslah bersifat modern, muda tapi tetap berkarakter nasionalis. Dengan melihat gaya hidupnya, kampanye yang dibuat mengambil celah dari kebiasaan mereka berselancar di dunia maya, main dan jalan-jalan. Maka dari itu pengedukasian ini akan berupa web edutainment tentang angklung, tempat unjuk gigi remaja dengan angklung, ajang berdiskusi, berbagi cerita, berbagi foto, lagu dan video yang berkaitan dengan angklung. Penulis juga membuat karya iklan lain yang relevan dan merujuk pada website tersebut. Nama brand dari web edukasi ini penulis beri nama Basecamp Angklung. Penulis merancang kampanye ini agak berbeda dengan pendekatan – pendekatan yang telah dilakukan sebelumnya mengenai angklung. Penulis membuatnya sedikit modern, lucu, seru, ceria da lebih bebas. Tapi apapun bentuknya yang penting tujuannya yaitu untuk mempertahankan eksistensi angklung seperti yang dibicarakan Jero Wacik, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, “Yang penting Angklung tetap ada di dalam Masyarakat dan diturunkan dari generasi ke generasi”.

Sebelum membuat karya iklan penulis terlebih dulu membuat batasan mulai dari Big Idea, Creative Brief, batasan verbal dan batasan visual dan konsep media sebagai berikut:

Big Idea

Pesan utama yang akan disebar di berbagai media sebagai big idea kampanye program “Basecamp Angklung” diharapkan akan membalikkan anggapan remaja SMA bahwa angklung itu kuno, tradisional dan tua. Big Ideanya adalah “Angklung yang seru”. Seru karena angklung bisa dibawa seru dan tarhet menyukai sesuatu yang seru bagi mereka.

Creative Brief

Berikut Creative brief untuk pembuatan kampanye (menggunakan contoh Creative Brief dari Lowe and Partners, advertising agency global):

(3)

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Seni Rupa dan Desain No.1| 3

Why are we advertising?

Remaja SMA Indonesia kurang mengenal angklung sebagai budaya bangsa Indonesia. Karena kurang mengenal, apresiasi dan kecintaan mereka terhadap angklung pun kurang. Selain itu dari angklungnya sendiri masih belum ada terobosan baru untuk menarik perhatian mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan kampanye untuk mengedukasi kepada remaja tentang angklung dan membuat angklung terlihat menarik. Kampanye berupa program “Basecamp of Angklung” beserta iklan-iklan yang merujuk kepada program tersebut.

Who are we talking to (and what do we know about them)?

Remaja Indonesia yang mengenyam pendidikan SMA di wilayah seluruh Indonesia karena Remaja SMA sudah mampu menentukan hidupnya sendiri. Remaja SMA saat ini waktunya sering dihabiskan di dunia internet, bermain game dan jalan-jalan. Mereka tidak mau ketinggalan zaman, dan cenderung acuh terhadap budaya sendiri.

What do we want them to think or do?

Remaja beranggapan bahwa angklung juga bisa keren, serta beranggapan angklung itu menarik bagi mereka dan untuk siapa saja. Sekaligus mereka juga sadar bahwa angklung adalah budaya Indonesia.

What should the advertising say/create?

Kita membuat serangkaian iklan guna memperlihatkan kepada remaja bahwa angklung juga bisa terlihat seru, lucu dan cocok untuk anak muda. Strategi utamanya membuat Web. 2.0 berupa web edutainment tentang angklung yang berjudul “Basecampangklung.com” dan iklan-iklan dan media kreatif yang mengacu pada website, big idea dan pesan yang disampaikan.

Why should anyone believe it?

Coba saja dimainkan, sangat mudah dan menyenangkan Coba saja didengarkan, suaranya enak didengar

What is the desired tone and manner of the advertising?

- Seru, ceria, lucu, dan aneh - Nasionalis dan cinta tanah air

Seru karena angklung pada dasarnya bisa dibawa seru dan target menyukai sesuatu yang seru. Cetia, lucu dan aneh karena target menyukai yang seperti itu. Nasionalis dan cinta tanah air supaya tujuan meningkatkan kebanggaan merteka terhadap budaya Indonesia bisa tercapai.

What executional considerations are there?

- Logo “basecamp angklung”, nama web, fb dan twitter - Warna dominan kuning dan ditambah aksen coklat, dan putih - Logo Kemdikbud dan Kemparekraf sebagai pendukung

Konsep Verbal

Secara umum nama program dan headline menggunakan bahasa inggris untuk menarik perhatian. Sementara untuk penggunaan copy lainnya menggunakan bahasa indonesia yang santai dan anak muda tapi tetap sopan.

Nama Program: Basecamp Angklung 100% Indonesia Nama Website : www.basecampangklung.com

Diambil nama basecamp karena web ini diibaratkan sebagai tempat berkumpul anak muda untuk saling berbagi didalamnya. Jadi Basecamp angklung adalah tempat berkumpulnya anak muda untuk saling berinteraksi, berbagi foto, video, musik, cerita, pengalaman, ilmu dan sebagainya yang berkaitan dengan angklung sebagai budaya asli Indonesia. Motto: Basecamp Angklung bersama anak muda se-indonesia menggunakan kreatifitas berkarya dan aktivitas social media untuk mengangkat angklung sebagai budaya bangsa

(4)

Konsep Visual 1. Logo Program

Gambar 1. Logo Basecamp Angklung

Diambil secara literal dari namanya, logonya menampilkan gambar gabungan rumah (basecamp) dengan angklung. Masih sesuai big ideanya, bentukan logo dibuat agar berkesan seru seperti game yang sering mereka mainkan. Ditambah tulisan 100% indonesia dan bendera agar menambah kesan nasionalisme dan cinta tanah air.

2. Ilustrasi

Gambar 2. Style ilustrasi

Ilustrasi yang dibuat merupakan ilustrasi vector karakter yang lucu-lucu karena pada dasarnya remaja masih suka dengan style seperti ini walaupun style seperti ini lebih populer di 2-3 tahun yang lalu (2008-2009). Ilustrasi ini mengacu pada big idea “seru” dan ditambah kesan lucu, ceria dan aneh. Selain itu bentukan gestur dibuat sangat tegas dan kuat supaya pesan tersampaikan dengan baik.

3. Skema warna

Gambar 3. Skema warna

Warna yang dominan digunakan adalah kuning, coklat tua dan putih. Beberapa penekanan menggunakan warna hitam supaya kesan seriusnya masih bisa disampaikan. Ilustrasi yang dibuat pun semuanya beroutline coklat untuk mendapatkan kesan tersendiri dan menambah kesan lucu tapi tetap formal bagi yang melihatnya.

Menggunakan warna kuning karena kuning Adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan mood, warna yang penuh semangat dan vitalitas, komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi insprirasi. Juga berkesan

terbuka, ramah, riang, gembira, ceria, optimis, imajinatif. Namun kuning yang penulis gunakan agak sedikit mengarah ke orange sehingga ada kesan hangat dan aktif juga.

(5)

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Seni Rupa dan Desain No.1| 5 4. Tipografi

Myriad Pro Bold

Myriad Pro Regular

Myriad Pro Bold Condensed

dan

Curse Casual JVE

Konsep Media

Kampanye ini lebih banyak terpusat pada websitenya dimana audiens bisa banyak melakukan banyak hal disana. Selain itu terdapat pula social media, poster, TVC, print ad, street art, merchandise dan roadshow. Perancangan kampanye yang penulis buat ini merupakan startup dari kampanye “basecamp angklung” dalam 1 tahun pertama. Penulis membagi dalam 3 tahapan dalam 1 tahun tersebut yakni conditioning, launching dan after launching. Pada tahap conditioning penulis membuat rancangan teaser yang akan dibuat. Teaser ini bertujuan untuk membangun persepsi seperti menarik attensi dan membangun interest dan membangun rasa penasaran dalam benak audiens. Pada tahap launching dibuat print ad, poster dan iklan TV yang bertujuan untuk memperkenalkan apa itu basecamp angklung kepada audiens. Pada tahap after launching dibuat iklan dengan berbagai pendekatan media kepada audiens supaya tercipta banyak kontak antara basecamp angklung dengan audiensnya. Dalam kampanye yang penulis rancang ini, penulis memilih Kemdikbud dan Kemparekraf

3. Hasil Studi dan Pembahasan

Berikut adalah tabel matrix hasil karya iklan dalam perancangan kampanye yang penulis buat:

No. Tampilan Karya Penjelasan

1 Judul: Teaser H-3 Minggu; Teaser H-2

Minggu dan Teaser H-1 Minggu Media: Standing Banner (Papan Akrilik), Web banner, TVC 15 detik

Penjelasan: 3 orang bawa bambu menyatakan 3 minggu lagi basecamp angklung bisa diakses dan selanjutnya. Tahapan: Conditioning

Tujuan: Membangun persepsi dengan menarik atensi dan membuat penasaran audiens (Perception)

(6)

2 Judul: Launching website

Media: print ad, Poster mading SMA (art paper A3) dan TVC 60 detik

Penjelasan: Ibarat sebuah basecamp remaja bisa berkumpul untuk saling berbagi musik, video dan gambar. Tahapan: launching

Tujuan: memperkenalkan apa itu basecamp angklung dan

menginformasikan bahwa webnya sudah bisa diakses (Cognitive)

3 Judul: Website basecampangklung.com

Media: Website

Penjelasan: Ibarat sebuah basecamp remaja bisa berkumpul untuk saling berbagi foto, tulisan, video, gambar dan hal lainnya tentang angklung.

Tahapan: After launching

Tujuan: Wadah remaja berkegiatan, berbagi, menonton, belajar, dan sebagainya (Persuassion) membagi update-update (Cognitive) dan efek lain tergantung konten.

4 Judul: Social Media Basecamp Angklung

Media: Facebook, Twitter, Youtube Penjelasan: Social media yang

menghubungkan basecamp angklung dan account social media remaja.

Tahapan: After launching

Tujuan: efek beragam tergantung konten tapi lebih terpusat ke Persuassion dan

(7)

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Seni Rupa dan Desain No.1| 7

5 Judul: Poster angklung

Media: Poster (art paper A3) di Mading SMA se-Indonesia

Penjelasan: Poster Series tematik 2 bulan sekali: Februari (bulan cinta) - angklung kawin (kolaborasi) dengan alat musik modern; April – Jangan kaget jika angklung mensubstitusi hal disekitar; Juni – seandainya musisi alat musik lain bermain angklung; Agustus (bulan kemerdekaan) – angklung dan bambu runcing sama – sama bambu dan alat mempertahankan eksistensi negara Tahapan: After launching Tujuan: Reminding ke website (Association) dan beberapa menstimuli minat (Emotion)

6 Judul: Roadshow Kit

Media: Activation + Minivan Penjelasan: Roadshow ke Mall untuk mempertunjukkan musik angklung Tahapan: After launching Tujuan: efek beragam

7 Judul: Sound of Angklung Compilation

Media: CD Kompilasi (insert majalah) Penjelasan: CD berisi kumpulan lagu – lagu angklung yang modern dan diasumsikan bisa disukai remaja. Dibuat sebagai bonus pembelian majalah Hai, majalah yang banyak dibeli remaja SMA. Tahapan: After launching

Tujuan: Menstimuli minat tentang adanya lagu anglung yang bisa dibuat lebih anak muda dan memancing keingin tahuan tentang angklung juga(Emotion)

Tabel 1. Hasil karya dan penjelasan Rancangan Biaya

Biaya untuk Teaser yakni Rp. 440.000.000 dengan Rp. 240.000.000 dihabiskan untuk spot TVC 15 detik untuk 120 spot keseluruhan teaser dan sisanya untuk biaya produksi banner dan biaya sewa pemasangannya. Biaya untuk launching sekitar Rp. 600.000.000 yakni 4Rp. 400.000.000 untuk TVC 60 detik untuk 50 spot dan Rp. 170.000.000

(8)

untuk pemasangan iklan cetak di majalah dan koran juga selebihnya dipergunakan untuk memproduksi poster untuk ditempel di mading sekolah. Biaya pembuatan website Rp. 30.000.000 dan biaya admin sekitar Rp. 48.000.000 untuk 2 orang selama 1 tahun untuk menangani dan memaintain website dan social media. Biaya produksi dan pemasangan poster sekitan Rp. 72.000.000 untuk 2000 SMA se-Indonesia. Biaya untuk roadshow yakni Rp. 528.000.000 yakni Rp. 200.000 untuk pembelian dan dekorasi minivan, Rp. 240.000.000 untuk menyewa mall untuk melangsungkan pertunjukkan dalam sebulan 3 hari selama setahun dan sisanya untuk keperluan transportasi dan logistik. Total Biaya CD Kompilasi sekitar Rp. 600.000.000 untuk 100.000 keping CD beserta packagingnya. Dengan ditambah Rp. 154.800.000 untuk pembuatan merchandise, biaya designer dan biaya lainnya maka total biaya dalam perancangan kampanye ini adalah sekitar Rp. 2.474.000.000.

Timeline

Kampanye ini dirancang untuk dimulai pada awal bulan november dengan menampilkan teaser H-3 minggu. Sampai akhirnya iklan launching ditayangkan pada minggu ke empat bulan november. Sejak minggu itulah iklan iklan lain pada tahap after launching mulai muncul secara bergantian.

4. Penutup

/

Kesimpulan

Angklung adalah budaya Indonesia yang harus dijaga dan di wariskan dari generasi ke generasi entah bagaimana bentuk dan caranya. Jika dahulu angklung dipergunakan ritual, sekarang angklung terkenal sebagai musik pertunjukan ensemble dan tidak ada salahnya jika angklung dibuat dalam bentuk lain seperti digital. Yang penting angklung harus selalu disosialisasikan, salah satunya dengan kampanye yang penulis rancang bagi remaja SMA di Indonesia. Penulis yakin jika beberapa rancangan iklan ini dibuat dalam porsi tertentu bisa membuat peningkatan apresiasi remaja SMA pada angklung secara signifikan.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual, FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Agung Eko Budiwaspada, M.Sn.

Daftar Pustaka

Moriarty, Sandra dkk. 2011. Advertising ed.8. Jakarta: Kencana

Azhari, Ajimufti dkk. 2011. Jurus Kilat Jago Main Angklung. Bekasi: Laskar Aksara

Kubarsah, Ubun R. 1994. Waditra: Mengenal Alat-Alat Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Sampoerna

Stafii, Sulhan. 2009. Udjo Diplomasi Angklung. Jakarta: Grasindo

http://www.scribd.com/doc/29532813/PSIKOLOGI-WARNA-5maret (diakses Maret 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia (diakses Maret 2012)

Gambar

Gambar 2. Style ilustrasi
Tabel 1. Hasil karya dan penjelasan

Referensi

Dokumen terkait

Mewujudkan fasilitas akomodasi yang nyaman berupa hotel resort di Bukit Patuk Gunungkidul Yogyakarta, sebagai tempat beristirahat sambil rekreasi dan mendapat

Alhamdulillahirobbal’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat ex-post facto. instrumen yang digunakan untuk Pengumpulan data terdiri dari kuesioner dan tes prestasi belajar

Kebijakan mengenai SPM dibuat oleh pemerintah pusat dan diberikan kewenangan pemerintah daerah dalam menjalankan kebijakan tersebut untuk meningkatkan kualitas

Hasil yang sama tampak searah dengan penyediaan sarana komunikasi yang khusus bagi masyarakat untuk mengetahui kegiatan CSR, mayoritas responden sebesar 90% menyatakan

Nutritivne potrebe kod akutne upale gušterače su povećane upravo zbog povećane potrošnje energije i katabolizma (razgradnje) proteina. Ključne riječi:

Pada Gambar 3.5 yang menampilkan grafik Qu fungsi laju aliran massa pada variasi intensitas radiasi, dapat dilihat bahwa tren kedua grafik Qu berubah terhadap

Ungkapan ini sudah digunakan oleh Paulus dalam 2Kor 3,14-15 untuk menyebut kitab Musa sebagai kitab yang “hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.” dalam