• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN

KABUPATEN BANTUL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

NDARU UTAMI NIM. 1113147

PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Karakteristik Ibu Yang Mempunyai Balita Pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul.

Karya tulis ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Prodi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Dwi Yulinda, M.Keb, selaku pembimbing dalam penelitian ini, yang telah memberikan masukan, saran, meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan 4. Fahrudin, SKM., M.Kes selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini

5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, September 2016

Penulis

( Ndaru utami )

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Pneumonia ... 6

a. Definisi Pneumonia ... 6

b. Etiologi Pneumonia ... 6

c. Klasifikasi dan Diagnosis Pneumonia ... 8

d. Penanggulangan Pneumonia ... 11

e. Faktor yang berhubungan dengan Pneumonia Balita ... 13

B. Kerangka Teori ... 23

C. Kerangka Konsep ... 24

D. Pertanyaan Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Definisi Operasional ... 27

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 27

G. Analisis Hasil ... 28

H. Etika Penelitian ... 30

I. Pelaksanaan Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 36

C. Keterbatasan Penelitian ... 40

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 5 Tabel 2.1. Kriteria WHO terhadap Pengobatan pada Usia 2 bulan sampai 5

tahun yang memiliki batuk atau kesukaran bernafas sesuai dengan klasifikasi klinis penderita... 10 Tabel 2.2. Kriteria Nafas Cepat menurut Frekuensi Pernafasan Berdasarkan

Umur Anak ... 11 Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 27 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik ibu yang mempunyai Balita

Pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul ... 35

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 23 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ... 24

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan Ka. BAPPEDA Kabupaten Bantul

Lampiran 3 Surat Izin Studi Pendahuluan Ka. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bantul

Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan Ka. Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

Lampiran 5 Surat Keterangan/Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Ka. BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Ka. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Bantul

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Ka. Puskesmas Piyungan Bantul Lampiran 9 Surat Keterangan/Izin Penelitian

Lampiran 10 Karakteristik Hasil Penelitian Lampiran 11 Data Hasil Penelitian

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BALITA PNEUMONIA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL

YOGYAKARTA TAHUN 2016

Ndaru utami1, Dwi Yulinda2

INTISARI

Latar Belakang : Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli) dan seringkali bersamaan dengan terjadinya infeksi akut pada bronkhus yang disebut brokhopneumonia. Faktor yang dapat meningkatkan pneumonia balita adalah faktor-faktor yang terdiri dari umur, status gizi, dan berat badan lahir. Dari segi usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman merawat anak akan memperhatikan bagaimana pencegahan kejadian pneumonia balita. Data Dinkes DIY,2015 dari 5 kabupaten, pneumonia tertinggi di kabupaten Bantul yaitu puskesmas piyungan dengan 211 kasus. Berdasarkan data studi pendahuluan bulan Januari – April 2016 di Puskesmas Piyungan terdapat 134 balita pneumonia 7 di antaranya rujukan dari bidan.

Tujuan Penelitian: Diketahuinya gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita

pneumonia.

Metode Penelitian : Rancangan penelitian ini adalah menggunakan rancangan

deskriptif kuantitatif.Sampel yang digunakan adalah total sampling dengan menjadikan semua populasi sebagai sampel di Puskesmas Piyungan Bantul.

Hasil Penelitian: Sebagian besar ibu yang mempunyai balita pneumonia berusia

21-35 tahun (61,9%), berpendidikan SD/SMP (59,7%) dan ibu yang bekerja (57,5%)

Kesimpulan: Ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul

Yogyakarta Tahun 2016 adalah berusia 21-35 tahun, berpendidikan SD/SMP dan ibu yang bekerja.

Kata Kunci : Karakteristik ibu, Pneumonia.

1 Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen D3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

THE OVERVIEW OF MOTHERS’ CHARACTERISTICS WHO HAD TODDLERS WITH PNEUMONIAIN PUBLIC HEALTH OF

PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA YEAR 2016

Ndaruutami3, DwiYulinda4

Abstract

Background: Pneumonia is proses acute infection of the lung tissue

(alveoli)andoften coincides with the occurrence of acute infection of the bronchi called brokhopneumonia.Factors that can beimproving the pneumonia on toddlers are factors which include age, nutritional status and birth weight. In terms of age, education, occupation, experience caring for children will pay attention to how the prevention of pneumonia on toddler.Data of Yogyakarta Health Office, 2015, from 5 districts, the highest pneumonia was in Bantul district that was the Public Health of Piyungan with 211 cases. Based on data ofpreliminary study in January – April 2016in Public Health of Piyunganthere were134 toddlers with pneumonia, 7 of them were referrals from midwives.

Research Objective: Known the overview of mothers’ characteristics who had

toddlers with pneumonia.

ResearchMethod: This research used quantitative design. Sampling used total

samplingbymake all the population as a sampleinPublic Health of PiyunganBantul.

Research Result: Most of mothers who had toddlers with pneumonia aged 21-35

years old (61,9%), had elementary and junior high school education (59,7%) and working mothers (57,5%)

Conclusion:mothers who had toddlers with pneumoniain Public Health of Piyungan

BantulYogyakarta year 2016 wasaged 21-35 years old, had elementary and junior high school education and working mothers.

Keywords: Mothers’ Characteristics, Pneumonia

3Student of Midwifery Program (D-3)School of HealthJenderalAchmadYani Yogyakarta 4Lecturer of Midwifery Program (D-3)School of Health JenderalAchmadYani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WHO memperkirakan angka kejadian pneumonia suatu negara dengan kematian bayi di atas 40 jiwa per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% per tahun pada usia balita. Kejadian pneumonia balita di Indonesia diperkirakan antara 10 % - 20% per tahun. Program P2 ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut) menetapkan angka 10% balita sebagai target penemuan pneumonia balita per tahun pada suatu wilayah kerja. Diperkirakan 10% dari penderita pneumonia akan meninggal bila tidak diberi pengobatan. Atau sekitar 250.000 kematian akibat pneumonia setiap tahunnya. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita yaitu sekitar 2 juta kematian (1 kematian setiap 15 detik) dari 9 juta kematian setiap tahunnya pada usia tersebut (Susanto, 2016)

ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit. Salah satu penyakit ISPA yang menjadi target program penanggulangan ISPA adalah pneumonia kematian balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia, 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara maju disebabkan oleh virus (Dinkes DIY, 2015).

Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan seringkali bersamaan dengan terjadinya infeksi akut pada bronkhus yang disebut brokhopneumonia. Dalam pelaksanaan pengendalian penyakit ISPA disebut

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

pneumonia jika semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun bronkhopneumonia (Depkes RI, 2015).

Dari berbagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah di DIY pneumonia tahun 2010 dilaporkan terdapat 1.813 kasus, tahun 2011 terdapat 1.739 kasus, tahun 2012 terdapat 2,936 kasus (Dinkes DIY, 2011; Dinkes DIY, 2012; Dinkes DIY 2013).

Tahun 2014 pneumonia balita tertinggi di Bantul namun sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 sebanyak 1399 menjadi 849 kasus dan sudah ditangani 100% sesuai tatalaksana penanganan pneumonia balita, Kulon Progo terdapat 750 kasus, Kota Yoyakarta 545 kasus, Sleman 522 kasus sedangkan terendah di Gunung Kidul 434 kasus. Di Bantul pneumonia Balita tertinggi di Puskesmas Piyungan yaitu 211 kasus dari jumlah balita 3099, sedangkan terendah di Puskesmas Bantul dan Puskesmas Dlinggo (Dikes Bantul, 2015 ; Dinkes DIY, 2015).

Faktor yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia balita adalah umur kurang dari 2 bulan, status gizi kurang, jenis kelamin laki-laki, Berat Badan Lahir Rendah, pemberian ASI tidak memadai, riwayat terserang campak, defisiensi vitamin A dan pemberian makan terlalu dini. Faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita adalah pendidikan ibu yang rendah balitanya beresiko terkena pneumonia, pengetahuan ibu yang rendah balitanya beresiko terkena pneumonia, pekerjaan ibu dengan penghasilan rendah balitanya beresiko terkena pneumonia , usia ibu yang ≤ 20 tahun balitanya beresiko terkena pneumonia, balita yang tinggal di rumah dengan polusi asap dapur dan ventilasi kurang baik beresiko terkena pneumonia, balita yang tinggal di rumah padat penghuni beresiko terkena pneumonia,

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

balita yang tinggal di rumah dengan jarak ke sarana kesehatan jauh beresiko terkena pneumonia (Hatta, 2001; Hartati, 2012 ; Pamungkas, 2012; Depkes RI, 2013)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Piyuangan berdasarkan data bulan Januari – April 2016 terdapat 134 balita pneumonia 7 diantaranya rujukan dari bidan. Dengan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “Gambaran Karakteristik Ibu yang Mempunyai Balita Pneumonia di Puskesmas Pinyungan Kabupaten Bantul”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil perumusan masalah yaitu: “Bagaimanakah gambaran karakteristik Ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui beberapa gambaran karakteristik Ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia berdasarkan tingkat pendidikan.

b. Diketahui gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia berdasarkan jenis pekerjaan.

c. Diketahui gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia berdasarkan usia ibu.

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti

Dengan diadakan penelitian ini diharapkan, peneliti dapat menerapkan teori penelitian secara langsung dan juga dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul tentang pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul. Diharapkan Puskesmas Piyungan dapat memberikan promosi kesehatan pada ibu yang membawa balitanya periksa.

c. Bagi Istitusi Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan, terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.

d. Bagi ibu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengetahui pemahaman ibu tentang penyakit pneumonia pada balita kepada ibu yang membawa balitanya ke Puskesmas.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Sampel Desain Metode Hasil

Sundari, Siti dkk (2014)

Perilaku Tidak Sehat Ibu yang Menjadi Faktor Resiko Terjadinya ISPA Pneumonia pada Balita Besar sampel 54 orang, yaitu 24 Ibu Balita penderita ISPA Pneumonia (kelompok kasus) dan 30 ibu Balita Sehat (kelompok kontrol)

Studi

epidemiologi Rasio Relatif (RR).

Terdapat

18 perilaku tidak sehat ibu yang menjadi faktor resiko terjadinya ISPA pneumonia Balita. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, ISPA akan lebih mudah terjadi pada balita yang ibunya berperilaku tidak sehat Pamungkas, Dian Rahayu (2012) Analisis Faktor Risiko Pneumonia pada Balita di 4 Provinsi di Wilayah Indonesia Timur (Analisis Data Riset Kesehatan 2007)

4 Blok Sensus Riset Cross Sectional Studi

Variabel yang berhubungan dengan risiko pneumonia pada balita adalah riwayat terkena campak (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000), pengeluaran perkapita (p = 0,018) Hartati, Susi, Nuraeni, Nani, Gayatri, Dewi (2012) Faktor Risiko Terjadinya Pneumonia pada Anak Balita Sampel 138 anak

balita Cross Sectional Regresi Logistik Hasil penelitian dengan regresi logistik didapatkan 4 faktor risiko yang

berhubungan secara bermakna yaitu: usia balita, riwayat pemberian ASI, status gizi balita, dan kebiasaan merokok keluarga. Siti Zuraidah (2002) Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita Kaitannya Dengan Tipe Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo

Lor dan Cebongan Kota Salatiga. Sampel 90 Desain penelitian kohort Tipe rumah (p=0,0001), status gizi (p=0,001), status imunisasi (0,003), jenis kelamin (0,003), lama pemberian ASI (p=0,003), umur balita (p=0,0001), ventilasi (p=0,002), jenis bahan bakar (p=0,002), kepadatan hunian (p=0,002), pendidikan ibu (p=0,006) dan umur ibu (p=0,24) berhubungan bermakna dengan kejadian pneumonia.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Piyungan merupakan salah satu dari 27 puskesmas dibantul. Puskesmas Piyungan terletak di kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Piyungan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bantul, dari 17 kecamatan dengan luas wilayah seluruhnya 32,544 km2 . Jumlah penduduk di kabupaten Bantul ada 981.164 jiwa dari 486.976 laki-laki dan 494.188 perempuan sedangkan Jumlah balita yang terdapat di kabupaten bantul adalah 3.099 balita.

Puskesmas Piyungan memiliki berbagai pelayanan serta program diantaranya adalah Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), pengobatan umum atau pengobatan rawat jalan, pengobatan gigi, pelayanan rawa inap unit umum, pelayanan medis dan persalinan 24 jam, sub unit farmasi, sub unit laboratorium, sub unit klinik, konsultasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat), sub unit MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), sub unit fisioterapi, pelayanan imunisasi terjadwalkan setiap hari kamis, pelayanan ANC (Antenatal

Care) terjadwalkan setiap hari, pelayanan UKSG (Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah), Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Pelayanan konsultasi gizi, pelayanan penyuluhan kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit menular, program penyuluhan P2 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), Program Penyuluhan P2 DBD (Demam berdarah), Program penyuluhan P2 Paru, dan

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Program penyuluhan P2 diare dilakukan di setiap posyandu yang berada di wilayah kecamatan Piyungan.

Upaya untuk menurunkan prevalen penyakit pneumonia Puskesmas Piyungan mengadakan program pemberian konseling kepada orangtua yang mempunyai balita khususnya orangtua yang mempunyai balita pneumonia, tentang pencegahan pneumonia, penyebab serta cara penanggulangan pneumonia salah satunya yaitu dengan terapi pengobatan antibiotik.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan data di puskesmas piyungan, jumlah ibu yang mempunyai balita pneumonia dari bulan Januari sampai Mei 2016 ada 134 orang dengan beberarapa kategori karakteristik yaitu bersadarkan pendidikan, pekerjaan dan usia ibu.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik ibu yang mempunyai Balita Pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul

No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Umur < 20 tahun 36 26.9 21 – 35 tahun 83 61.9 > 35 tahun 15 11.2 Jumlah 134 100.0 2. Pendidikan SD/SMP 80 59.7 SMA 52 38.8 PT 2 1.5 Jumlah 134 100.0 3. Pekerjaan Bekerja 77 57.5 Tidak bekerja 57 42.5 Jumlah 134 100.0

Sumber : Data Sekunder, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 134 responden ibu yang mempunyai balita pneumonia sebagian besar berumur 21-35 tahun yaitu 83

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

responden (61,9%), berpendidikan SD dan SMP yaitu sebesar 80 responden (59,7%), dan ibu yang mempunyai pekerjaan/bekerja yaitu 77 responden (57,5%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia berdasarkan usia.

Hasil penelitian tentang gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul bulan Januari- April 2016 menunjukkan bahwa berdasarkan usia sebagian besar responden berusia 21-35 tahun yaitu 83 responden (61,9%).

Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang alam berfikir dan bekerja. Dilihat dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003).

Usia ibu pada rentang 21-35 tahun merupakan masa usia reproduktif atau telah matang dalam berfikir sehingga memiliki kesiapan untuk merawat anak. Berdasarkan hasil penelitian usia ibu 21-35 tahun justru adalah ibu yang mempunyai balita pneumonia. Hal ini sesuai dengan penelitian Zuraidah (2002) yang menyatakan bahwa faktor usia ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia pada

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

balita.Selain itu usia ibu 21-35 tahun merupakan usia reproduktif, sehingga kebanyakan ibu yang mempunyai balita ada pada usia tersebut.

Banyaknya ibu yang mempunyai balita pneumonia berusia 21-35 tahun, hal ini disebabkan karena selain faktor usia banyak faktor ibu yang mempengaruhi balita menderita pneumonia seperti faktor pendidikan ibu usia 21-35 tahun yang rendah dan pengetahuan ibu usia 21-35 tahun yang kurang berpeluang balitanya terkena pneumonia.

2. Karakteristik Ibu yang Mempunyai Balita Pneumonia Berdasarkan Pendidikan.

Hasil penelitian tentang gambaran karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Bantul bulan Januari- April 2016, sebagian besar berpendidikan dasar yaitu SD dan SMP sebesar 80 responden (59,7%), sedangkan sebagian kecil berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu 2 responden (1,5%). Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan yaitu sasaran pendidikan dan keluaran yaitu suatu bentuk perilaku atau kemauan baru. Pendidikan baik formal maupun non formal mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan dan bekerja. Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi), pendidikan di sekolah merupakan proses srategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina warga yang baik, masa

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

depan kaum wanita, bangsa dan energi. Semakin tinggi pendidikan formal seorang ibu, semakin mudah pula ia menerima pesan-pesan kesehatan dan semakin tinggi pula tingkat pemahamannya terhadap pencegahan dan penatalaksanaan penyakit pada bayi dan anak balitanya. Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya sehingga akan berbeda sikap seseorang yang berpendidikan yang lebih tinggi dengan orang yang berpendidikan lebih rendah (Wawan, 2010).

Banyaknya ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul salah satunya karna faktor pendidikan. Sebagian besar ibu berpendidikan dasar yaitu SD/SMP sehingga kurang mendapatkan pengetahuan atau pemahaman terhadap pencegahan dan penatalaksanaan penyakit pada bayi dan anak balitanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Hartati, 2012) yang menyatakan bahwa balita yang lahir dari ibu berpindidikan rendah anak balitanya berpeluang mengalami pneumonia dibandingkan balita yang lahir dari ibu berpendidikan tinggi. Penelitian lain Zuraidah (2002) yang menyatakan bahwa faktor pendidikan mempunyai hubungan dengan kejadian pneumonioa.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3. Karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia berdasarkan pekerjaan.

Berdasakan hasil penelitian ini, ibu yang mempunyai balita pneumonia diketahui sebagian besar adalah ibu yang bekerja 77 responden (57,5%) sedangkan sebagian kecil adalah ibu yang tidak bekerja atau IRT 57 responden (42,5%). Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah (Notoatmodjo, 2010). Banyaknya ibu yang bekerja dan mempunyai balita pneumonia hal ini disebabkan karena kesibukan ibu dalam bekerja sehingga ibu yang bekerja kurang mempunyai waktu untuk mencari pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi balita menderita pneomonia. Menurut penelitian Pamungkas (2012) yang menyatakan bahwa balita yang dilahirkan dari ibu yang bekerja sebagai petani/nelayan/buruh/lainnya beresiko untuk menderita pneumonia lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang dilahirkan dari ibu yang bekerja sebagai PNS/BUMN/Swasta/TNI/Polri karena ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan status sosial ekonomi seseorang, dan hubungan sosial ekonomi dengan kejadian pneumonia balita yaitu dari segi penghasilan ibu yang mempunyai pekerjaan kasar seperti sebagai petani/nelayan/buruh lebih berpeluang anak balitanya terkena pneumonia. Hal ini di sebabkan karna penghasilan ibu yang bekerja kasar hanya sebatas UMR (Upah Minimum Regional) atau bahkan di bawah UMR sehingga hanya cukup atau bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan balitanya Sedangkan ibu yang mempunyai pekerjaan halus seperti BUMN, PNS,

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

swasta berpenghasilan lebih atau di atas UMR, sehingga lebih dapat memperhatikan balitanya terutama dalam segi pemenuhan gizi dan sarana kesehatan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian pamungkas yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja sama-sama berisiko bayinya terkena pneumonia, sedangkan perbedaan dengan penelitian Pamungkas adalah bahwa penelitian Pamungkas mengelompokkan pekerjaan berdasarkan pekerjaan kasar misalnya petani, nelayan buruh berisko lebih tinggi terkena pneumonia dibandingkan yang mempunyai pekerjaan halus seperti PNS/BUMN/Swasta/TNI/Polri.

Masih terdapatnya Ibu yang tidak bekerja dan mempunyai balita pneumonia yaitu 57 responden (42,5%), hal ini disebabkan karena Ibu rumah tangga atau ibu yang tidak mempunyai pekerjaan memiliki lebih banyak waktu bersama balitanya sehingga mempunyai banyak waktu untuk mencari pengetahuan dari berbagai sumber tentang pneumonia.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tentang gambaran karakteristik Ibu yang mempunyai balita pneumonia di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul dalam melakukan penelitian masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan, serta penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

hasil penelitian ini menjadi sempurna. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Metode pengumpulan data dengan pedoman dokumentasi sehingga

informasi yang di tampilkan sangat terbatas karena tidak melakukan wawancara langsung dengan ibu yang mempunyai balita pneumonia.

2. Penelitian ini tidak mengelompokkan secara detail jenis pekerjaan

responden sehingga tidak dapat mengetahui klasifikasi pekerjaan ibu apakah pekerjaan kasar atau halus dan pengaruhnya terhadap balita yang berisiko terkena pneumonia.

3. Penelitian ini hanya mengambarkan 3 karakteristik ibu yang mempunyai

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di puskesmas piyungan mengenai karakteristik ibu yang mempunyai balita pneumonia tahun 2016 sejumlah 134 orang di peroleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar ibu yang mempunyai balita pneumonia berusia 21-35 tahun (61,9%).

2. Sebagian besar ibu yang mempunyai balita pneumonia berpendidikan SD/SMP (59,7%)

3. Sebagian besar ibu yang mempunyai balita pneumonia adalah ibu yang bekerja (57,5%)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan menambah karakteristik ibu yang lain dan faktor lain yang mempengaruhi risiko terjadinya pneumenia seperti faktor anak yang meliputi umur, jenis kelamin, status imunisasi campak, asi ekslusif, berat lahir, riwayat terkena campak, status vitamin A, status gizi dan lain lain serta faktor lingkungan

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

yang meliputi pencemaran udara dalam rumah, kepadatan hunian, akses ke pelayanan kesehatan, wilayah tempat tinggal dan lain-lain.

2. Bagi Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul

Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan khususnya tentang pneumonia dengan memberikan penyuluhan ataupun konseling kepada ibu yang mempunyai balita sehingga dapat menekan angka kejadian pneumonia.

3. Bagi Istitusi Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan wacana dan referensi bagi pembaca di perpustakaan guna untuk menambah wawasan tentang faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia.

4. Bagi ibu

Penelitian ini diharapkan agar masyarakat atau ibu yang mempunyai balita mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan anak dengan cara mengikuti penyuluhan ataupun konseling tentang pneumonia.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P.2009. Psikologi kerja. Jakarta:Rineka Cipta

Bambang, W. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Boer, Sjenileila.(2002). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Pneumonia Balita di Kota Pangkalpinang Tahun 2000. Tesis. Depok: FKM UL

Departemen Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Dinkes Kabupaten Bantul. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2015. Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta. 2011. Profil Kesehatan Provinsi

D.I.Yogyakarta Tahun 2011.

_________________. 2012. Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2012. _________________. 2013. Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2013. _________________. 2015. Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2015. Direktorat Jenderal PP dan PL Subdit ISPA (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi

Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Kemenkes RI

Hatta, Muhammad. (2001), Hubungan Imunisasi Campak Dengan Kejadian

Pneumonia pada Balita di Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan Tahun 2000. Tesis. Depok, FKM UI.

Hartati, Susi, dkk. (2012). Faktor Risiko Terjadinya Pneomonia pada Anak Balita. Jakarta: Akademi Keperawatan Mitra Keluarga.

Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

___________________. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman

Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan, edisi I. Jakarta:

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Pamungkas DR. (2012). Analisis Faktor Risiko neumonia pada Balita di 4 Provinsi di

Wilayah Indonesia Timur (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007). Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan

Masyarakat Depok, Jakarta.

Rizanda, Machmud. (2006). Pneumonia Balita di Indonesia dan Peran Kabupaten

Dalam Menanggulanginya. Padang: Andalas University Press.

Riyadi, Sujono dan Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publising.

Sundari siti, Pratiwi dan khairudin. (2014), Perilaku Tidak Sehat Ibu yang Menjadi

Faktor Resiko. Politeknik Kesehatan-Kementerian Kesehatan Malang.

Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutrisna, Bambang. (2006). Faktor Risiko Pneumonia pada Balita dan Model

Penanggulangannya. Disertasi. FKM UI. Jakarta.

Susila, dan Suyanto. (2014) Metode Penelitian Epidemiologi, Bidang Kedokteran

dan Kesehatan. Bursa Ilmu, Yogyakarta

Susanto AD., Prasenohadi, Yunus F. 2010 The Year of the Lung. [cited 2016 28 Mei 2016]; Available from:http://www.yearofthelung.org

Sutomo. (2010). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

WHO, 2009. “Buku Saku Pelayanan Kesehatan Aneka Rumah Sakit Pedoman Bagi

Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabuaten /Kota Alih Bahasa Tim Adaptasi Indonesia”. Jakarta: WHO Indonesia, dalam http://www.gizikia.

depkes.go.id

Zuraidah Siti. 2002. Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita Kaitannya Dengan Tipe Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Lor dan Cebongan Kota Salatiga. Jurnal kesehatan Lingkungan Indonesia Volume I No. 2 Oktober 2002.

Gambar

Gambar 2.1.  Kerangka Teori .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

9 Raha Nurbaida, S.Farm.,Apt Nurbaida, S.Farm.,Apt 40 Sulawesi Tenggara KAB.MUNA Fariz Farma Jl... 45 Sulawesi

memberikan keefektifan lebih besar antara penggunaan nebulizer terapi combivent dan terapi bisolvon terhadap peningkatan patensi jalan nafas pada pasien

91 Pada proses pengolahan data pada menu prodi, dosen, mahasiswa, dan Penelitian semua proses dalam pengolahan datanya sama yang terdiri dari 4 proses yaitu : Tambah data,

Dengan adanya latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul Peranan Polisi Terhadap PenanggulanganTindak Pidana Pencurian di Supermarket (Studi Kasus di Polresta Tegal)

follows: the central government makes national policy and sets national standards for education to ensure quality; provincial government coordinates the management and

Sejumlah 46 pembolehubah perkhidmatan dan alam sekitar yang berkaitan telah dinilai dengan menggunakan kaedah analisis faktor dengan model Service Quality

Secara mayoritas dari 3 item pernyataan kuesioner (angket) tersebut adalah 30 responden menyatakan setuju. Untuk pernyataan item 8 tentang Saya mengerjakan semua yang

Pemerintah Desa Buluroto sebagai pihak yang menyelenggarakan forum Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) untuk menentukan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes)