Arsip Nasional Republik Indonesia
LEMBAR PERSETUJUAN
Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau
Direproduksi telah saya setujui.
Disetujui di Jakarta
Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
Arsip Nasional Republik Indonesia
PROSEDUR TETAP
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Arsip merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan terutama terhadap
informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat didayagunakan untuk berbagai
kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam arsip akan tercermin dinamika
kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara
nyata, lengkap dan benar. Seiring dengan bertambahnya waktu, semua jenis arsip akan
mengalami kerusakan selama dalam penyimpanan tidak terkecuali arsip statis yang
tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Kerusakan yang terjadi pada fisik arsip statis akan berbeda-beda tergantung dari
jenis arsip, kondisi arsip sebelumnya dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan arsip
dengan faktor-faktor perusak yang mempercepat kerusakan arsip. Agar fisik arsip statis
serta informasi yang melekat pada fisik arsip tersebut tidak mudah rusak atau hilang karena
berbagai macam faktor perusak maka harus diupayakan perawatan arsip statis. Perawatan
arsip statis diantaranya dilakukan melalui kegiatan restorasi terhadap kondisi fisik arsip
statis yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk kepentingan penyelamatan arsip statis
dilakukan dengan membuat duplikat arsip statis dan/atau mengalihbentukan arsip statis ke
dalam bentuk media yang lain atau disebut reproduksi.
Mengingat jumlah khasanah arsip statis yang tersimpan di ANRI begitu banyak,
maka tidak mungkin untuk melakukan restorasi maupun reproduksi untuk semua khasanah
yang tersimpan tetapi dilakukan berdasarkan prioritas. Salah satu prioritas yang
diberlakukan adalah berdasarkan tingkat kerusakan arsip, karena keterlambatan
penanganan kerusakan arsip statis akan memperparah kerusakan fisik arsip sehingga
kemungkinan tidak bisa diselamatkan.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
Secara umum, berdasarkan media penyusunnya arsip dibagi dua yaitu arsip kertas
yang disebut arsip konvensional, dan arsip non kertas atau yang disebut arsip media baru.
Arsip media baru lebih rentan terhadap kerusakan daripada arsip kertas. Akibat dari proses
dekomposisi dan deteriorasi yang diakibatkan baik oleh bahan penyusunnya itu sendiri
maupun karena berbagai kondisi penyimpanan yang tidak sesuai akan menyebabkan
kerusakan pada arsip statis. Jenis kerusakan pada arsip konvensional ditandai dengan
perubahan warna kertas menjadi kecoklatan, rapuh, dimakan serangga dan lain sebagainya.
Dan yang terjadi pada arsip media baru seperti kerusakan pada arsip film biasanya ditandai
dengan pengerasan pada gulungan film, bau asam akibat vinegar syndrome atau keluarnya
lapisan endapan putih perak (silvering out) pada film yang berbahaya baik bagi arsip film
itu sendiri maupun bagi pengelola atau petugas arsip.
Dalam rangka penyelamatan dan pelestarian arsip statis yang tersimpan di ANRI,
dan untuk mengetahui tingkat kerusakan arsip statis sehingga diketahui penyebab
kerusakan dan tindakannya untuk segera direstorasi atau direproduksi agar preservasi arsip
dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan pengujian arsip dengan cara mengidentifikasi
fisik arsip berdasarkan parameter pengujian yang tidak merusak terhadap fisik arsip
statisnya sesuai dengan kaidah kearsipan.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau
Direproduksi adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam melaksanakan salah
satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip.
Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara
dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat
dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan
fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
C. Ruang Lingkup
Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi
ini berlaku dan digunakan oleh Unit Subdirektorat (Subdit) Instalasi Laboratorium dan
seluruh unit kerja yang terkait di Lingkungan Direktorat Preservasi.
Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang dimaksud
merupakan pengujian arsip konvensional dan media baru yang akan direstorasi dan atau
direproduksi karena kondisi fisik arsip mengalami kerusakan sehingga perlu dilestarikan
baik fisik maupun informasinya.
- 3 -
Materi dari Prosedur Tetap Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau
Direproduksi ini meliputi Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi
dan Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5071);
2. Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua
kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2010;
6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia.
E. Pengertian
Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan:
1. Pengujian adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih
sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisma, proses atau
jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Metode adalah proses atau cara keilmuan atau tersistem untuk memperoleh
pengetahuan atau mencapai tujuan yang dikehendaki secara sistematis berdasarkan
bukti fisis.
3. Sampling/pengambilan contoh adalah bagian dari metodologi statistika yang
berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan
dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk
menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan
teori probabilitas dan teori statistika.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
4. Parameter uji adalah ukuran atau patokan dari pengujian atau penelitian yang harus
diperkirakan dalam setiap contoh.
5. Restorasi Arsip adalah suatu tindakan dan prosedur yang dilalui dalam proses
merehabilitasi atau memperkuat kondisi fisik arsip/dokumen yang mengalami
kerusakan (deteriorate) atau mengalami penurunan kualitas secara fisik.
6. Reproduksi Arsip adalah suatu penggandaan isi dokumen tapi tidak selalu dalam
bentuk dan penampilan yang sama dengan sumber asalnya.
7. Arsip Konvensional atau arsip kertas adalah arsip yang isi informasinya berupa teks,
gambar atau grafik dan terekam dalam media kertas.
8. Arsip Media Baru adalah arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam
media magnetik menggunakan perangkat elektronik. Termasuk kategori arsip media
baru adalah: arsip elekronik dan arsip jenis lain yang tidak berbasis kertas.
- 5 -
BAB II
PROSEDUR PENGUJIAN
ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Prosedur Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi dilaksanakan
melalui tahapan sebagai berikut:
1. a. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja
tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi
dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip
Media Baru.
b. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima daftar arsip untuk pelaksanaan pengujian
arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi dan menganalisis bahan-bahan dan
data-data arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
2. Kasubdit Instalasi Laboratorium menginstruksikan analis laboratorium, pejabat fungsional
arsiparis dan peneliti untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau
direproduksi.
3. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan
untuk pelaksanaan pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
4. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi arsip
yang perlu direstorasi atau direproduksi sesuai dengan metode dan parameter yang telah
ditentukan.
5. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian arsip yang perlu
direstorasi atau direproduksi dengan menggunakan metode:
a. Pengujian Arsip Kertas yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi yang terdiri atas 6
(enam) parameter cara uji yaitu:
1) Cara Uji Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas,
2) Cara Uji Ketebalan Arsip Kertas,
3) Cara Uji Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas dalam Bentuk Lembaran,
4) Cara Uji Ukuran dan Berat Arsip Kertas dalam Bentuk Bundel/Jilidan,
5) Cara Uji pH Permukaan Arsip Kertas,
6) Cara Uji Iron Gall Ink pada Arsip Kertas.
b. Pengujian Arsip Media Baru yang Perlu Direstorasi dan Direproduksi dengan
parameter Cara Uji Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm.
6. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang
dituangkan dalam formulir hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
7. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam
logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian.
8. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat laporan hasil pengujian arsip yang
perlu direstorasi atau direproduksi dan menyerahkan kepada Kasubdit Instalasi
Laboratorium untuk dikoreksi.
9. Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan hasil pengujian arsip yang perlu
direstorasi atau direproduksi.
10. Kasubdit Instalasi Laboratorium menyampaikan hasil pengujian kepada Kasubdit
Penyimpanan Arsip Konvensional dan Kasubdit Penyimpanan Arsip Media Baru.
11. Kasubdit Instalasi Laoratorium melaporkan hasil kegiatan pengujian arsip yang perlu
direstorasi atau direproduksi kepada Direktur Preservasi.
- 7 -
BAB III
PENUTUP
Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini
dapat menjadi petunjuk dan acuan dalam melaksanakan pengujian laboratorium yang sangat
menunjang kelancaran kegiatan preservasi arsip untuk menjamin arsip yang bernilai permanen
tetap terpelihara dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip baik sebagai bahan pendukung
pelaksanaan fungsi manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
Prosedur Tetap tentang Pengujian Arsip yang Perlu Direstorasi atau Direproduksi ini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
Arsip Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
- 1 -
DAFTAR LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP TENTANG
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 2 BAGAN PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 3 TABEL STANDAR ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU
DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 4 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP KERTAS YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
LAMPIRAN 5 CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 6 CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 7 CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN
LAMPIRAN 8 CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN
LAMPIRAN 9 CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 10 CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS
LAMPIRAN 11 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 DIAGRAM ALIRPENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
No Tahap Kegiatan Unit Penyelesaian Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru Direktur Preservasi 1 a. Melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian arsip yang akan direstorasi atau direproduksi
b. Menerima daftar arsip untuk pelaksanaan kegiatan pengujian dan menganalisis bahan-bahan
2 Menginstruksikan untuk pelaksanaan kegiatan pengujian
3 Menerima daftar arsip dan mencatat kebutuhan untuk pelaksanaan pengujian 4 Melakukan sampling dan
mengidentifikasi arsip dengan metode dan parameter yang telah ditentukan
5 Melakukan pengujian dengan menggunakan metode dan parameter yang telah ditentukan
- 3 -
No Tahap Kegiatan Unit Penyelesaian Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvnsional/ Media Baru Direktur Preservasi6 Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi
7 Mencatat kembali hasil pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian
8 Membuat dan menyerahkan laporan hasil pengujian untuk dikoreksi
9 Mengoreksi laporan hasil pengujian
10 Menyampaikan hasil pengujian arsip yang perlu direstorasi atau direproduksi 11 Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengujian arsip
Norma Waktu:
1. Pengujian arsip konvensional yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan
waktu 90 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan
diselesaikan maksimal 20 hari kerja.
2. Pengujian arsip media baru yang perlu direstorasi atau direproduksi membutuhkan waktu
60 menit untuk setiap satu sampel arsip. Pelaksanaan seluruh kegiatan diselesaikan
maksimal 20 hari kerja.
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011BAGAN PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Pelaksanaan
- 5 -
Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 TABEL STANDARARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
No Jenis Bahan / Objek
Uji Parameter Uji Standar Referensi
1 Arsip Konvensional
Arsip kertas Arsip peta atau
kartografik Gambar teknik Grafik atau diagram
Identifikasi kerusakan
- Ringan : tidak ada informasi arsip yang rusak atau hilang.
- Sedang : kerusakan berpotensi menyebabkan hilangnya informasi arsip - Berat : kerusakan menyebabkan hilangnya sebagian informasi arsip. Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage.
Ketebalan Sesuai dengan jenis kertas
Ukuran dan gramatur (lembaran)
Sesuai dengan jenis kertas Ukuran dan berat
(bundel/jilidan)
Sesuai bundel/jilidan
pH permukaan ≤ 5 Pelestarian bahan
pustaka
Iron gall ink Positif www.preservation
equipment.com
Rekomendasi : Ringan reproduksi
Sedang restorasi dan reproduksi
Berat secepatnya restorasi dan reproduksi 2 Arsip Media Baru
Arsip Film Arsip Mikrofilm
Kondisi keasaman Grade A pH film > 5
Grade B pH film 3 s.d 5 mulai terdeteriorasi Grade C pH film < 3,
Terdeteriorasi
IPI Storage Guide for Acetate Films,
1993
Rekomendasi : Grade A reproduksi
Grade B restorasi dan reproduksi
Grade C secepatnya restorasi dan reproduksi
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CONTOH FORMULIRHASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS
YANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN ARSIP KERTAS
YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji
- Nama Khasanah = _____________________ No Arsip = _________________________ - Tahun = _____________________ Asal/lokasi = _________________________ - Jumlah = _____________________ Jenis jilidan = Soft cover / hard cover - Warna kertas = _____________________
2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
1. Pengujian Identifikasi kerusakan
Beri tanda pada kerusakan Ringan Sedang Berat Keterangan Jilidan
1 Perubahan bentuk/ melengkung 2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan
Serangga dan Tikus Air
1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket
2. Pengujian bundle/jilidan arsip
Uraian Hasil uji Keterangan
1 Ketebalan (cm) 1. 2. 3. 2 Ukuran (cm3) p = l = P x l =
- 7 -
3. Pengujian lembaran arsip
1 Ketebalan (mm) 2 Ukuran (p x l) mm2 p = l = P x l = 3 Gramatur (gram/m2) 4 pH Permukaan 1 2 3 5 Jenis kertas 6 Tanda khusus/watermark 7 Iron Gall Ink
II. KESIMPULAN
__________________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________________________
Jakarta, ...
Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011CARA UJI IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 12)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil uji identifikasi kerusakan pada arsip kertas.
Cara uji identifikasi kerusakan pada arsip kertas dilakukan berdasarkan jenis kerusakan dan tingkatan kerusakan berpedoman pada Archives Damage Atlas.
B. Definisi
1. Identifikasi kerusakan arsip kertas adalah penentuan kondisi kerusakan berdasarkan tingkatan kerusakan ringan, sedang dan berat serta jenis penyebab kerusakan berdasarkan Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage.
2. Watermark/tanda air adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menerawang bagian kertas pada sumber cahaya, atau dengan menggunakan bantuan lampu UV.
3. UV Mark adalah tanda pada kertas yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan lampu UV.
C. Peralatan dan Bahan
1. Kamera Digital; 2. Senter/lampu tampak; 3. Lampu UV;
4. Archives Damage Atlas A Tool for Assessing Damage; 5. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Catat identifikasi arsip yang diuji (asal arsip, koleksi, nomor boks, lokasi, nomor arsip).
2. Amati kondisi fisik arsip, dan catat jenis kerusakan yang terjadi pada fisik arsip berdasarkan jenis dan tingkatan kerusakan. Identifikasi kerusakan dilakukan baik terhadap jilidan/bendel maupun terhadap lembaran arsip.
3. Identifikasi dilakukan berdasarkan Archives Damage Atlas dan dituangkan dalam formulir pengujian identifikasi kondisi arsip kertas.
- 9 -
5. Jika pada arsip kertas yang diuji terdapat tanda air (watermark) atau tanda khusus lainnya maka gambar tanda air didokumentasikan dengan bantuan UV lamp.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
Contoh Formulir
Pengujian Identifikasi Kerusakan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN ARSIP KERTAS I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Nama Khasanah = _____________________ No Arsip = _________________________ - Tahun = _____________________ Asal/lokasi = _________________________ - Jumlah = _____________________ Jenis jilidan = Soft cover / hard cover - Warna Kertas = _____________________
2. Metode Restorasi = _________________________________________________________________ 3. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
Beri tanda pada kerusakan Ringan Sedang Berat Keterangan Jilidan
1 Perubahan bentuk/ melengkung
2 Punggung 3 Jahitan 4 Permukaan Kimia 1 Api 2 Foxing (noda) 3 Korosi Tinta 4 Korosi Tembaga 5 Selotape 6 Karat 7 Perbaikan sebelumnya Mekanik 1 Penggunaan 2 Kekerasan
Serangga dan Tikus
1 Serangga 2 Tikus Air 1 Noda 2 Rapuh 3 Jamur 4 Lengket II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
- 11 -
Lampiran 6 Prosedur Tetap
Nomor : 12 Tahun 2011
Tanggal : September 2011
CARA UJI KETEBALAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 13)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketebalan arsip kertas.
B. Definisi
Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Alat pengukur ketebalan:
a. Jangka sorong, untuk mengukur ketebalan arsip yang sudah berbentuk jilidan atau bundel; b. Mikrometer, untuk mengukur ketebalan lembaran kertas atau arsip kertas.
2. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan contoh
Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2. Pengujian
a. Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran kertas dan arsip kertas, permukaan landasan dan kaki penekan pada mikrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol.
b. Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1). landasan Kaki penekan Display pengukuran Contoh uji Tuas kaki penekan
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
c. Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik.
d. Catat pembacaan skala pada skala mikrometer.
e. Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
f. Pengukuran ketebalan untuk arsip kertas dilakukan dengan menggunakan jangka sorong sama seperti langkah e.
3. Perhitungan
Ketebalan arsip kertas dilaporkan sebagai nilai rata-rata dan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan nilai maksimum dan minimum. Satuan ketebalan adalah milimeter (mm).
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ketebalan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
- 13 -
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Ketebalan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KETEBALAN ARSIP KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = _________________________________________________________________ - Tahun = _________________________________________________________________ - Asal/lokasi = _________________________________________________________________ - Jumlah = _________________________________________________________________ 2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
No Kertas Jenis No berkas/ arsip Hasil Uji Rerata Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011CARA UJI UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN
(Cara Uji Nomor 14)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan gramatur arsip kertas dalam bentuk lembaran.
B. Definisi
1. Ukuran adalah panjang dan lebar kertas diukur dengan satuan milimeter dalam kondisi standar. 2. Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya
dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Penggaris;
2. Neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram; 3. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan contoh
Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2. Pengujian
a. Bagian lembaran kertas diukur panjang dan lebarnya dengan menggunakan penggaris hingga satuan millimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat. b. Lembaran arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat
0,01 g.
c. Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip. d. Catat hasil pengukuran.
3. Perhitungan
Lembaran arsip dihitung nilai gramaturnya dengan cara perhitungan sebagai berikut: , dimana :
- 15 -
G = gramatur lembaran g/m2 A = berat lembaran yang diuji, gram a = luas lembaran yang diuji, m2
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas” Dalam Bentuk Lembaran seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Pengujian Ukuran dan Gramatur Arsip Kertas Dalam Bentuk Lembaran
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN GRAMATUR ARSIP KERTAS DALAM BENTUK LEMBARAN
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = _________________________________________________________________ - Tahun = _________________________________________________________________ - Asal/lokasi = _________________________________________________________________ - Jumlah = _________________________________________________________________ 2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________ No Jenis Kertas No berkas/ arsip Berat (A gram) Panjang (p cm) Lebar (l cm) Luas ((P x l)cm /100) a m2 Gramatur (A/a) gram/m2 Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
(...) (...)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
Lampiran 8 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011CARA UJI UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN
(Cara Uji Nomor 15)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ukuran dan berat arsip kertas dalam bentuk bundel/jilidan.
B. Definisi
1. Ukuran adalah panjang, lebar dan tebal bundel arsip kertas diukur dengan satuan centimeter dalam kondisi standar.
2. Berat adalah massa bundel atau jilidan arsip dalam gram diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Penggaris;
2. Neraca portable dengan kepekaan 1 gram (maks 10 kg) untuk arsip yang berbentuk bendel atau neraca analitik dengan kepekaan 0,01 gram untuk arsip lembaran;
3. Jangka sorong/mikrometer; 4. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan contoh
Disiapkan contoh uji arsip kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, atau untuk contoh kertas arsip yang berdebu sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2. Pengujian
a. Bagian lembaran kertas diukur panjang (p cm) dan lebarnya (l cm) dengan menggunakan penggaris hingga satuan milimeter. Pastikan posisi kertas lurus mendatar, tidak ada yang terlipat.
b. Ketebalan bundel diukur dengan menggunakan jangka sorong (t cm).
c. Bundel arsip ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan kepekaan alat 1 gram.
d. Tunggu hasil pembacaan neraca stabil. Catat hasil berat arsip (A gram). e. Catat hasil pengukuran.
- 17 -
3. Perhitungan
Hasil pengukuran dicatat langsung sesuai pembacaan pada skala neraca (gram) dan jangka sorong (cm).
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Pengujian Ukuran dan Berat Arsip Kertas Dalam Bentuk Bundel/Jilidan
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DI RESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN UKURAN DAN BERAT ARSIP KERTAS DALAM BENTUK BUNDEL/JILIDAN
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = _________________________________________________________________ - Tahun = _________________________________________________________________ - Asal/lokasi = _________________________________________________________________ - Jumlah = _________________________________________________________________ 2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
No Jenis Kertas No berkas/ arsip Jilidan Jenis Panjang (p cm) Lebar (l cm) Tebal (cm)
Berat ( A gram) Keterangan 1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
Lampiran 9 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011CARA UJI PH PERMUKAAN ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 5)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji pH (keasaman) permukaan arsip kertas.
B. Definisi
pH permukaan kertas atau keasaman kertas adalah konsentrasi ion hidrogen pada air dipermukaan kertas atau arsip kertas.
C. Peralatan dan Bahan
1. pH meter Horiba atau pH meter lain yang dilengkapi dengan elektroda khusus untuk mengukur pH pada permukaan kertas;
2. Gelas piala 100 cc; 3. Plastik mylar ; 4. Labu semprot; 5. Aquadest;
6. Larutan buffer pH 4 dan pH 7; 7. Kertas saring;
8. Etanol 70%;
9. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan Contoh Uji
Disiapkan contoh uji kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu. Untuk Arsip kertas yang akan diuji keasamannya, dipilih sebisa mungkin pada bagian yang tidak ada informasinya (tidak terkena tinta).
2. Pengujian
a. pH meter dikalibrasikan dengan larutan Buffer pH 4 dan pH 7.
b. Kertas atau arsip kertas yang akan ditentukan pHnya dialasi dengan plastik mylar kemudian ditetesi dengan satu atau dua tetes air suling.
c. Pada tetesan air tersebut ditempelkan elektroda pH meter, kemudian diukur nilai pHnya. d. Tunggu beberapa saat pembacaan skala pH pada pH meter stabil.
- 19 -
e. Catat skala pH yang terukur, kemudian keringkan sisa air pada kertas atau arsip kertas dengan menggunakan kertas saring. Untuk memudahkan proses pengeringan dapat disemprot dengan alkohol 70%.
f. Lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk contoh yang sama pada tempat yang berbeda. 3. Perhitungan
Membaca langsung nilai keasaman arsip kertas pada skala pH meter.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian pH Permukaan Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Pengujian pH Permukaan Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN pH PERMUKAAN ARSIP KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = _________________________________________________________________ - Tahun = _________________________________________________________________ - Asal/lokasi = _________________________________________________________________ - Jumlah = _________________________________________________________________ 2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
No Jenis Kertas No berkas/ arsip Hasil Uji Rerata Keterangan
1 2 1 2 3 4 5 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
Lampiran 10 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011CARA UJI IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS (Cara Uji Nomor 16)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji iron gall ink pada arsip kertas.
B. Definisi
1. Iron Gall Ink adalah tinta yang mengandung logam besi (Fe II), biasa digunakan sebagai tinta tahan air. Logam besi pada tinta ini umumnya bersifat asam dan akan merusak kertas.
2. Cara uji Fe pada tinta adalah pengujian untuk menentukan ada tidaknya kandungan logam besi-II pada tulisan yang terdapat pada arsip kertas.
C. Perlatan dan Bahan
1. Pipet tetes; 2. Kertas saring; 3. Asam asetat 5%;
4. Potassium Ferrocyanida 1 % atau potassium sulfocyanida 1% atau NaOH 4 %; 5. Plastik mylar;
6. Ethanol 75%;
7. Arsip kertas yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Dipilih bagian tulisan yang berada di tepi lembaran pada arsip yang akan diuji. 2. Bagian belakang tulisan yang akan diuji dialasi dengan plastik mylar.
3. Teteskan satu tetes asam asetat 5% ke dalam ujung tulisan tersebut, setelah beberapa saat diserap dengan menggunakan kertas saring.
4. Teteskan satu tetes potassium ferricyanida 1 % pada noda basah di kertas saring. Jika terdapat besi pada tinta maka kertas saring akan berubah warna menjadi warna biru.
5. Atau teteskan satu tetes NaOH 4 % pada tulisan, serap kelebihan pelarut dengan blotter, jika ada besi menunjukkan warna coklat kemerahan.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas” seperti contoh berikut:
- 21 -
Contoh Formulir
Pengujian Iron Gall Ink pada Arsip Kertas
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN IRON GALL INK PADA ARSIP KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji - Nama Khasanah = _________________________________________________________________ - Tahun = _________________________________________________________________ - Asal/lokasi = _________________________________________________________________ - Jumlah = _________________________________________________________________ 2. Kondisi ruangan = _________________________________________________________________
No Contoh Hasil Uji (positif/negative) Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
(...) (...)
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
Lampiran 11 Prosedur Tetap Nomor : 12 Tahun 2011 Tanggal : September 2011 CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARUYANG PERLU DIRESTORASI DAN DIREPRODUKSI
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN ARSIP MEDIA BARU YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI
Nama sampel/Arsip : ____________________ Nomor : ________________ Tahun : __________________
Lokasi sampel/Arsip : ____________________ Lantai : ________________ Rak : __________________
Keterangan contoh : ____________________ Film/mikrofilm : ____________ Jumlah : __________________
Kondisi Ruangan : ____________________ Suhu : _______________ oC RH : __________________ %
Jenis Base : ____________________ Metode uji : ________________
No. Nama Arsip Reel
(mm) Feet Kondisi Keasaman Penampakan fisik contoh Grade A Grade B Grade C II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
- 23 -
Lampiran 12 Prosedur Tetap
Nomor : 12 Tahun 2011
Tanggal : September 2011
CARA UJI KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM
(Cara Uji Nomor 17)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil pengujian kondisi keasaman pada film dan mikrofilm.
B. Definisi
Kondisi keasaman adalah kondisi memburuknya (deteriorasi) pada arsip film dan mikrofilm yang dapat diamati dengan perubahan warna pada indikator bromocresol green yang diakibatkan oleh adanya perubahan pH pada udara dalam can/wadah arsip.
C. Peralatan dan Bahan
1. Label Indikator ABC (Asam Bromo Cresol); 2. Senter;
3. Label bulat dengan warna kuning, hijau dan biru; 4. Arsip film dan mikrofilm yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan
Disiapkan indikator ABC baik dalam bentuk label maupun kertas indikator. 2. Pengujian
a. Pengujian dilakukan langsung diruang penyimpanan arsip film/mikrofilm tanpa merubah urutan dan susunan penyimpanan arsip film.
b. Pengujian dilakukan berdasarkan urutan penyimpanan arsip film/mikrofilm.
c. Kertas indikator dimasukkan kedalam can film/ kotak mikrofilm kemudian ditutup kembali. Untuk label indikator ditempelkan pada bagian tutup bagian dalam.
d. Setelah beberapa lama (30 menit), diamati perubahan warna pada indikator, kemudian dibandingkan kondisi grade arsip film dengan tabel warna dibawah ini:
Jika warna kertas indikator tetap biru maka film masih dalam kondisi baik, nilai keasaman (pH) > 5 (grade A).
Jika berubah menjadi warna hijau maka arsip film mulai terdeteriorasi dan mengeluarkan asam sehingga mempunyai nilai pH 3 s.d 5 (grade B).
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
Jika kertas indikator berubah kuning maka arsip film mempunyai keasaman yang tinggi yaitu pH < 3 dan membutuhkan penanganan secepatnya (grade C). e. Hasil perubahan warna/grade arsip film dicatat, dan pada bagian luar can/wadah arsip film
diberi tanda/label bulat dengan warna yang sesuai dengan perubahan warna indikator untuk menandai arsip yang sudah dilakukan pengujian dan untuk memudahkan petugas arsip melakukan pemindahan dan pengambilan untuk kegiatan restorasi atau reproduksi arsip film atau mikrofilm. Pada catatan hasil pengujian juga dicatat nomor kode arsip film dan jenis arsip film (16 mm atau 35 mm).
f. Perubahan warna pada label indikator pada arsip film sebaiknya diperiksa secara rutin 1 bulan sekali dan diganti minimal setahun sekali untuk menentukan kondisi keasaman arsip film. Label indikator yang sudah berubah warna menjadi hijau atau kuning sebaiknya di ganti setelah arsip film mendapat perlakuan restorasi.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm” seperti contoh berikut:
Grade A
Grade B
Grade C
Biru Hijau KuningpH > 5.4
3.8< pH< 5.4
pH < 3.8
- 25 -
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Kondisi Keasaman Pada Arsip Film dan Mikrofilm
PENGUJIAN ARSIP YANG PERLU DIRESTORASI ATAU DIREPRODUKSI SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KONDISI KEASAMAN PADA ARSIP FILM DAN MIKROFILM
Nama sampel/Arsip : ____________________ Nomor : ________________ Tahun : __________________
Lokasi sampel/Arsip : ____________________ Lantai : ________________ Rak : __________________
Keterangan contoh : ____________________ Film/mikrofilm : ____________ Jumlah : __________________
Kondisi Ruangan : ____________________ Suhu : _______________ oC RH : __________________ %
No. Nama Arsip Reel
(mm) Feet Kondisi Keasaman Penampakan fisik contoh Grade A Grade B Grade C II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji