• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Waves, Run-up, Overtopping, TirtamayaCoast

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keywords : Waves, Run-up, Overtopping, TirtamayaCoast"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 251 - 259 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose

Run-up dan Overtopping Gelombang Pada Off-shore Breakwater di Pantai Tirtamaya, Indramayu

AgungWindadi*, HeryosoSetiyono*, SugengWidada*)

*) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Email:agungwindadi@gmail.com

Abstrak

Pantai Tirtamaya yang berada di Indramayu, Jawa Barat, memiliki potensi yang sangat baik di bidang pariwisata laut. Sebagai upaya melindungi pantai dari pengaruh gelombang dan erosi, maka dibangunlah sepasang off-shore breakwater. Gelombang yang menjalar dari arah laut menuju pantai dan menghantam struktur pemecah gelombang akan mengalami run-up dan overtopping gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai run-up dan overtopping gelombang yang terjadi pada off-shore breakwater di Pantai Tirtamaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data gelombang menggunakan metode SMB untuk mendapatkan nilai tinggi dan periode gelombang signifikan. Analisis harmonic pasang surut menggunakan metode Admiralty untuk mengetahui elevasi muka air laut.Analisis nilai run-up dan overtopping didapatkan melalui pendekatan Saville. Tinggi dari run-up gelombang pada section 1 dan section 2 adalah 1,57 meter. Dengan tinggi dari run-up gelombang yang demikian, maka dapat terjadi fenomena overtopping pada section 1 yaitu sebesar 0,0085 m3/m/sdan section 2 yaitu sebesar 0,0197 m3/m/s, perbedaan nilai dari overtopping ini dikarenakan pengaruh dari perbedaan tinggi elevasi pada kedua bangunan tersebut yang mana pada section 1 memiliki tinggi 2 meter dan pada section 2 setinggi 1,5 meter

Kata Kunci : Gelombang, Run-up, Overtopping, PantaiTirtamaya Abstract

Tirtamaya Coast, located in Indramayu, West Java, possesses a good potential for it’s ocean tourism.As an effort to protect the beach from waves and erosion, a couple of off-shore breakwater are built. The waves coming from the sea towards the beach and hitting the breakwater structure will undergo a run-up and overtopping waves. This research is aimed to estimate the run-up and overtopping waves occurring on Off-shore Breakwater at Tirtamaya Coast. The researches using quantitative method with sampling method use purposive sampling method. Waves analisis data using SMB method to get waves height and period significant. Tidal Harmonic analysis is done using the Admiralty method to get sea elevation. Analysis value of run-up and overtopping are using Saville’s approach. The level of run-up wavesin section 1 and section 2 is 1,57 meters. With that run-up level, the possibility of an overtopping phenomenon in section 1 is 0.0085 m3/m/sand section 2 is 0.0197 m3/m/s, the different overtopping values occurs due to different elevation levels in both structures, section 1 with 2 meters, and section 2 with 1.5 meters.

(2)

I. Pendahuluan

Pantai Tirtamaya yang terdapat di Indramayu, Jawa Barat memiliki potensi yang sangat baik di bidang pariwisata lautnya dan juga menjadi salah satu pantai yang menjadi penunjang aktivitas warga beserta aktivitas industri di sekitarnya. Oleh karena itu, pemerintah Indramayu membangun dua buah groin dan sepasang pemecah gelombang seri lepas pantai yang berada di antaranya untuk melindungi Pantai Tirtamaya. Tetapi kondisi bangunan pemecah gelombang saat ini dapat terbilang cukup memperihatinkan karena sudah terdapat kerusakan pada beberapa bagian bangunan seperti runtuhnya tumpukan-tumpukan kubus beton.Akibatnya, secara langsung dapat terlihat bahwa bangunan sudah tidak dapat begitu mampu menahan energi gelombang yang datang dan menjadikannya fenomena run-up dan overtopping saat terjadi gelombang besar pada saat surut. Sedangkan pada saat air pasang hampir seluruh bagian dari bangunan mengalami overtopping gelombang. Sehubungan dengan fenomena tersebut, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui tinggi dari run up gelombang dengan kaitannya sebagai efektivitas bangunan pemecah gelombang lepas pantai di Pantai Tirtamaya Indramayu.

Perhitungan nilai run-up beserta overtopping gelombang menggunakan pendekatan metode Saville dikarenakan metode ini sesuai digunakan pada berbagai tipe morfologi laut dan juga struktur bangunan berupa tumpukan kubus beton (CERC, 1984). Penelitian terdahulu tentang run-up dan overtopping dilakukan oleh Wijaya (2013) di Pantai Limbangan, dengan hasil yaitu desain pemecah gelombang yang ideal untuk perlindungan jalur pipa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tinggi run-up dan besar kecepatan overtopping pada off-shore breakwater di Pantai Tirtamaya, Indramayu. Peta lokasi pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

JUR

II. Materi dan Metode Penelitian ini mengg laut. Selain itu juga meng angin, peta RBI dan juga da Metode yang diguna (2004), Metode kuantitatif pengukuran yang didapat be karena pada penelitian ini d output berupa angka. Data n dan periode gelombang lau tinggi run-up dan kecepatan

Penelitian ini dilak dilanjutkan dengan pengam pasang surut selama 15 ha dengan memperkirakan w mengakibatkan terbentukny dan saat rendah mengguna stopwatch, maka didapatka selama 3 jam dalam interva 6°24'25.34"S dan 108°25'36

Data yang diolah be dan kecepatan angin selama didapatkan dari pengolahan pada struktur off-shore brea analisa pasang surut men overtopping menggunakan m

III. Hasil dan Pembaha Gelombang

Grafik pengolahan d Mei 2015 dapat dilihat pad sebesar 0,58 m dan tinggi (Tmax) adalah selama 5 d gelombang ini kemudian di dari gelombang representa gelombang representatif har

Gam

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahu

ode

nggunakan data pengukuran lapangan (data prim nggunakan data pengolahan tambahan (data data pasang surut.

unakan pada penelitian ini adalah metode kuan tif adalah metode penelitian yang meliputi berupa data-data numerik dan bersifat sistemat ni data yang digunakan merupakan data numer ta numerik yang dimaksud untuk masukan anal laut, dan nilai elevasi muka air, sedangkan has

tan overtopping.

lakukan melalui tahap survey lapangan terleb ambilan data gelombang pada tanggal 14-16 hari. Teknik dalam pengambilan data gelomb waktu dimana angin yang berhembus c nya gelombang. Dengan mengukur ketinggian nakan palem gelombang dan juga selisih wa tkan nilai tinggi dan periode gelombang. Peng rval 1 menit pada jam 14.00 WIB hingga 17.00

'36.08"T.

berupa data tinggi dan periode gelombang sign ma 10 tahun, dan juga data tinggi elevasi muk an tersebut merupakan tinggi run-up dan juga k reakwater. Metode analisa angin menggunakan enggunakan metode Admiralty, dan analisa n metode Saville.

ahasan

n data gelombang lapangan selama 3 hari yait ada Gambar 2 dan Gambar 3 dimana tinggi ma gi minimal (Hmin) adalah sebesar 0,07 m deng

detik dan periode minimalnya (Tmin) adal dihitung kembali untuk mendapatkan nilai rep ntatif 10% selama 3 hari disajikan pada Ta harian disajikan pada Tabel 2.

ambar 2. Tinggi Gelombang 14-16 Mei 2015

ahun 2016, Halaman 253

rimer) yaitu gelombang ta sekunder) yaitu data

uantitatif. Menurut Hadi ti pengukuran. Dimana atis. Hal ini disebabkan erik dan menghasilkan alisis adalah data tinggi asil keluarannya berupa

lebih dahulu kemudian 16 Mei 2015, dan juga mbang lapangan adalah cukup besar hingga ian muka air saat tinggi waktunya menggunakan engukuran ini dilakukan .00 WIB pada koordinat

ignifikan 10%,data arah uka air laut. Hasil yang a kecepatan overtopping an metode SMB, metode lisan run-up dan juga

(4)

Gam Tabel 1. Hasil Pengolahan G

Tabel 2. Hasil Pengolahan G

Gelombang di perai dimana gelombang yang te musim Peralihan 1 (Bulan kecil dibandingkan gelomb permalan gelombang meng gelombang signifikan pada nilai tinggi gelombang mak 4,48 detik, sedangkan gel maksimal yang juga berada Hasil dari peramalan gelom

Tabel 3. Hasil Peramalan G

ambar 3. Periode Gelombang 14-16 Mei 2015 n Gelombang Representatif 10% Selama 3 Har

n Gelombang Representatif 10% Harian

rairan Pantai Tirtamaya merupakan gelombang terbentuk disebabkan oleh angin. Penelitian

n Maret-April-Mei) dimana gelombang yang t bang yang terjadi pada musim Barat atau mus enggunakan metode SMB menghasilkan ting da setiap musimnya. Pada gelombang represen aksimal berada pada musim Timur dengan ting gelombang representatif 10% didapatkan nil ada pada musim Timur dengan tinggi 0,91 m mbang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Gelombang 33% Setiap Musim Selama 10 Tah ari

ng perairan laut transisi ini dilaksanakan pada g terbentuk relatif lebih usim Timur. Hasil dari inggi dan juga periode sentatif 33% didapatkan nggi 0,73 m dan periode nilai tinggi gelombang m dan periode 5 detik. 4.

(5)

JUR

Tabel 4. Hasil Peramalan G

Hasil verifikasi ant gelombang representatif 1 gelombang dan 24,1% untu menunjukan bahwa hasil p sebenarnya terdapat dilapa selanjutnya yang dibutuhka topografi, meskipun topogr pantai (Sugianto. 2010).

Tabel 5. Verifikasi Tinggi G

Tabel 6. Verifikasi Periode

Pasang Surut

Hasil dari pengama Tirtamaya dengan menggu 0,476 sedangkan nilai HHW Pantai Tirtamaya mempuny berada di antara 0,25 hingg Tirtamaya adalah pasang s condong harian ganda makn dalam satu hari tetapi tinggi

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahu

Gelombang 10% Setiap Musim Selama 10 Tah

antara gelombang representatif 10%pengukur 10% peramalan menghasilkan nilai RME ntuk periode gelombang. Tingkat validitas dat l peramalan gelombang belum dapat menggam apangan, akan tetapi masih dapat digunaka kan. Hal ini dikarenakan pada metode SMB me

grafi di daerah pantai mempengaruhi penjalara

i Gelombang Representatif 10%

de Gelombang Representatif 10%

matan pasang surut selama 15 hari (10-24 gunakan metode Admiralty menghasilkan nila HWL, HWL, MSL, LWL, dan LLWL seperti yang

nyai nilai Formzahl sebesar 0,476 yang mana ngga 1,50 sehingga dapat diketahui tipe passin g surut campuran condong harian ganda. Pa

aknanya adalah terjadinya dua kali air pasang ggi dan periodenya berbeda (Triatmodjo, 1999).

ahun 2016, Halaman 255

Tahun

kuran lapangan dengan E 28,3% untuk tinggi data gelombang tersebut ambarkan kondisi yang kan untuk perhitungan mengabaikan faktor dari aran gelombang menuju

(6)

Tabel 7. Hasil Pengolahan M

Run-up dan Overtopping G

Pantai Tirtamaya m dibedakan menjadi 2 macam berada di sebelah kanan, ke beton dengan ukuran 0,4 x kubus tersebut tidak mud tumpukan dari kubus beton air dapat keluar dan masuk nilai run-up dan overtoppin dan meskipun memungkin termasuk dalam bangunan bangunan masih terbilang berpendapat bahwa bangu impermeable. Dimensi dari Hasil dari perhitunga breakwater di Pantai Tirta bangunan (run-up) adalah s ini menandakan bahwa pad perbedaan dari kedua strukt kaki bangunan (ds), kedua s bangunan yang sama, yaitu permukaan yang dapat me Perhitungan nilai jangkaua tenang (SWL) yang berda

Gambar 4. Elevasi Pasang Surut n Metode Admiralty

Gelombang

memiliki sepasang breakwater yang mana cam yaitu section 1 yang berada di sebelah ki kedua dari breakwater tersebut terbuat dari tu x 0,4 x 0,4 m yang ditumpuk sedemikian ru udah runtuh di hampas gelombang. Desain on ini membuat struktur menjadi sedikit bercela uk melalu celah-celah dari pada struktur sehin ping nanti bangunan ini dikategorikan sebagai kinkan ditembusnya bangunan oleh air, tetap an yang impermeable karena air yang mene ang kecil. Saville (1955) dalam Nobuhisa

gunan dengan struktur kubus beton dikateg ari breakwater dapat dilihat pada Gambar 5.

ngan run-up gelombang menggunakan metode irtamaya menunjukan bahwa air yang meraya

h sebesar 1,57 m baik di section 1 dan juga se pada kedua struktur memiliki nilai run-up ya

ktur ini adalah pada tingginya sedangkan jika d a struktur mempunyai nilai yang sama. Selain i itu terbuat dari tumpukan batu beton memungk menyebabkan naiknya air di struktur juga nil uan run-up gelombang ini dihitung dari nilai rdasarkan pada Shore Protection Manual V

a dalam penelitian ini kiri dan section 2 yang tumpukan kubus-kubus rupa sehingga material ain breakwater dengan elah dan memungkinkan ingga pada perhitungan ai bangunan yang kasar tapi pada klasifikasinya enembus melalui celah isa Kobayashi (1997) tegorikan pada struktur

(7)

JUR

jangkauan run-up diukur da Pantai Tirtamaya ini mem kemiringan ini masih dikat pada struktur menjadi lebih yang lebih curam, hal ini d dengan struktur menjadi leb dan menghambat air untuk struktur ini kemudian digun

Perhitungan nilai ra nilai run-up gelombang m bangunan dikategorikan pa 1984), sehingga diperluk perhitungan kecepatan over dibandingkan pada section adalah 0,0197 m3/m/s. Hal i m yang mana 0,5 m lebih overtopping gelombang, se dimasukan dalam perhitun overtopping breakwater me dari nilai run-up, maka kec overtopping ini juga meng Saville (1958) dalam CERC besar apabila tinggi dari bre

Perhitungan dari run banyak dilakukan oleh insi dan benar serta evaluasiny Slamaran, Pekalongan. Nila mencapai 1.09 m dan over disarankan adalah setinggi 2

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahu

dari muka air rerata. Telah diketahui bahwa of emiliki struktur yang memiliki kemiringan katakan landau dengan slope 1:1,1 sehingga ti

bih rendah dibandingkan pada struktur yang i dikarenakan luasan bidang gesek yang terbe lebih luas sehingga gesekan diantaranya juga m tuk merayap lebih tinggi terhadap bangunan. unakan untuk mengetahui nilai dari overtopping rasio dari tinggi bangunan yang dikurangi ke

menghasilkan nilai dimana nilai dari run-up pada overtopping breakwater (Saville, 1995 ukan perhitungan nilai dari overtopping vertopping menunjukan bahwa pada section 2 on 1. Pada section 1 adalah sebesar 0,0085 m al ini dikarenakan pada bangunan section 2 hany

bih rendah dari pada section 1. Pada perhitu selain dari nilai run-up, tinggi bangunan jug tungan rumus. Apabila pada suatu bangunan

memiliki tinggi bangunan yang rendah atau nil kecepatan overtopping akan bertambah besar engindikasikan bahwa struktur akan rentan m

RC (1984) menyatakan bahwa nilai dari overt breakwater lebih kecil dengan jangkauan dari ru run-up, overtopping, dan elevasi puncak bangu nsinyur-insinyur di Indonesia untuk membuat

inya. Salah satunya yang dilakukan oleh Ari ilai dari run-up gelombang di bangunan panta vertopping 0,05 m3/s-m-1. Sedangkan untuk g memiliki kemiringan rbentuk dari rayapan air a menjadi semakin besar an. Tinggi run-up pada

ing pada struktur. kedalaman kaki dengan up lebih besar sehingga 95 dalam SPM Vol. II, pada struktur. Hasil 2 nilainya lebih tinggi 5 m3/m/s dan section 2 anya memiliki tinggi 1,5 itungan nilai kecepatan uga menentukan karena nan yang dikategorikan nilainya jauh lebih kecil ar pula. Nilai kecepatan mengalami kerusakan. ertopping akan semakin

(8)

Gambar 5. a) Layo Tabel 8. Hasil Pengukuran

Tabel 9. Hasil Perhitungan

IV. Kesimpulan Berdasarkan peneli gelombang pada off-shore Indramayu adalah sebesar 1 Struktur off-shore break overtopped/low-crested bre 0,0085 m3/m/spada section

DAFTAR PUSTAKA CERC. 1984. Shore Pr

Washington, 222 hlm. ______. 1984. Shore Pr Washington, 639 hlm. Hadi, S. 2004. Methodolog Kobayashi, N. 1997. Wave University of Delawar Sugianto, D. N. 2010. “Mo Peramalan Gelomban (3) 143-152.

Triatmodjo, B. 1999. Tekn

(b)

ayout Breakwater Section 1, (b) Layout Breakwa

an Dimensi Offshore Breakwater Pantai Tirtama

an Run-up dan Overtopping yang telah dikoreks

elitian ini dapat disimpulkan bahwa Nilai re breakwater dengan kemiringan 42o dan 34

r 1,57 meter dari muka air rerata pada section akwater di Pantai Tirtamaya ini termas reakwater yang mempunyai nilai dari kecepata on 1 dan sebesar 0,0197 m3/m/spada section 2.

Protection Manual Volume I. US Army lm.

Protection Manual Volume II. US Army lm.

logy Research. Ed 1., Yogyakarta, 150 hlm. ave Run-up and Overtopping On Beaches an

are, Delaware, 19971203-052.

odel Distribusi Data Kecepatan Angin dan Pe ang di Perairan Laut Pacitan, Jawa Timur”. Jur

knik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta, 362 hlm

kwater Section 2

maya

eksi

lai dari tinggi run-up 34odi Pantai Tirtamaya on 1 dan juga section 2. asuk dalam kategori tan overtopping adalah

y Corps of Engineer.,

y Corps of Engineer.,

and Coastal Structures.

Pemanfaatannya dalam Jurnal Ilmu kelautan, 15

(9)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 259

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Pengukuran
Grafik pengolahan dn data gelombang lapangan selama 3 hari yait
Tabel 3. Hasil Peramalan G Gelombang 33% Setiap Musim Selama 10 TahTahun
Tabel 4. Hasil Peramalan G Gelombang 10% Setiap Musim Selama 10 TahTahun
+3

Referensi

Dokumen terkait

sp dan jamur jenis lain pada mentega yang diperjualbelikan di Pasar Terong berarti keamanan untuk mengkonsumsi pangan harus diperhatikan, apabila kita mengkonsumsi

Hasilnya seperti tampak pada gambar 2 dan 3 dimana pada saat tanpa penambahan CO 2 kedalam reaktor, semakin lama waktu reaksi maka massa crude biodiesel yang diperoleh

Fleksibel atau luwes berarti sistem filing yang dipergunakan dapat diterapkan di setiap satuan organisasi dan dapat mengikuti perkembangan organisasi. Perlu diingat

Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam mempromosikan obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan

Setiap ternak yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan akan disisihkan (culled), setiap karakter harus melampaui batas minimum dan tidak ada disisihkan

Panduan Praktik Klinis (PPK) Ikatan Dokter Anak Indonesia mengenai diagnosis dan tatalaksana hipertiroid merupakan panduan yang akan digunakan oleh dokter spesialis anak dan

Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat

Jadi, Tuhan menghukum mati se- mua orang dewasa sezaman Nuh kare- na dosa mereka sudah sangat besar dan sudah pantas menerima hukuman mati (capital punishment). Lalu