• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Gorontalo adalahProvinsiyang ke-32di Indonesia.Sebelumnya, Gorontalo merupakan wilayah Kabupaten di Sulawesi Utara.Provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tertanggal 22 Desember 2000.Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara.Luas wilayah Provinsi11.967.64 km atau 0,64% dari luas wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kotamadya dengan jumlah Penduduk berjumlah 1.040.164 jiwa dengan kepadatan 86 jiwa.

Di lihat dari geografis, Gorontalo merupakan daerah yangpotensial bagi perkembangan pariwisata, terutama wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dan wisata kuliner.Gorontalomerupakan daerah transit yang potensial bagi wisatawan yang inginmenikmati obyek–obyek wisata yang ada di pulau Sulawesi, baik lewat darat, laut maupun udara. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah Gorontalo berupaya untuk mulai mengembangkan potensi – potensi pariwisata tersebut dengan tujuan untuk lebih meningkatkan perekonomian masyarakat Gorontalo dan ikut melestarikan potensi alam dan budaya yang dimiliki Gorontalo.

Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi terletak di Jalan jenderal Sudirman No. 57Kota GorontaloPhone/Fax.(62-435) 827615. Kantor ini merupakan Kantor Pusat Pariwisata di Provinsi Gorontalo.

(2)

Potensi pariwisata yang cukup banyak hingga saat ini dikelola oleh masing – masing Pemerintah daerah Kabupaten kota melalui Dinas Pariwisatanya. Namun ada beberapa obyek wisata yang pengelolaannya juga melibatkan Dinas Perhubungan dan pariwisata Provinsi Gorontalo, karena sudah ditetapkan sebagai obyek wisata unggulan Provinsi Gorontalo.

Beberapa Obyek wisata unggulan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo yang juga di observasi oleh peneliti adalah :

a. Taman laut Olele

Taman Bawah Laut Oleleterletak di Desa Olele,Kecamatan Kabila.Lokasi obyek wisata laut Olele dapat ditempuh melalui jalan darat dan jalan air (laut).Dari Kota Gorontalo dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 40 menit – 1 jam.

b. Pulau Saronde

Perjalananyang ditempuh dari Kota Gorontalo dengan menggunakan mobil selama 2,5 jam menuju ke arah timur, persisnya ke Pelabuhan Kwandang, Gorontalo Utara. Selanjutnya melalui lautmenggunakan perahu tradisional katinting dengan tarif Rp 20.000,- per orang untuk pergi-pulang ke Pulau Saronde. Perjalanan lewat laut ini hanya memakan waktu ± 45 menit.

c. Pentadio Resort

Obyek wisata ini terletak di Desa Pentadio, Kecamatan Telagabiru, Kabupaten Gorontalo.Lokasinya sangat menarik dan strategis karena terletak di kawasan Danau Limboto.Dari bandara Jalaluddin Gorontalo menuju lokasi,

(3)

perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan waktu tempuh selama ± 45menit.

d. Pantai Botutonuo

Obyek wisata Pantai Botutonuo terletak di Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Obyek wisata ini dapat dicapai melalui jalan darat dengan menggunakan kenderaan bermotor baik mobil maupun motor karena jaraknya yang cukup dekat dengan pusat Kota Gorontalo, waktu tempuh dari Kota Gorontalo ke Pantai Botutonuo ± 30 – 40 menit. Lokasi obyek ini dapat dijangkau pula dengan menggunakan kenderaan umum seperti angkutan kota dan becak motor karena lokasinya yang terletak di jalan trans menuju ke Provinsi Sulawesi Utara lewat jalur selatan.

e. Desa Wisata Torosiaje

Desa Torosiaje terletak di kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. Torosiaje berjarak ± 400km dari pusat Kota Gorontalo, dapat ditempuh dalam waktu 7-8 jam dengan menggunakan mobil maupun bis, hingga di Desa Torsiaje Darat. Kemudian perjalanan ke Desa Wisata Torsiaje Laut dilanjutkan dengan menggunakan perahu tradisional selama ± 10 menit dengan tarif Rp. 10.000 untuk pergi – pulang.

Obyek – obyek wisata ini perlu dioptimalkan promosinya agar menarik kunjungan wisatawan.Pada saat ini masih banyak faktor – faktor pembatas yang menyebabkan obyek wisata unggulan belum bisa berkembang secara optimal.Diantara faktor-faktor pembatas tersebut antara lain :

(4)

 Infrastruktur dan transportasi sebagai fasilitas pendukung utama menuju obyek wisata belum tersedia.

 Fasilitas utama dan pendukung di tiap objek wisata belum dikembangkan.

 Belum tersedia sumber daya manusia di bidang kepariwisataan secara memadai.

 Belumdikembangkan model-model promosi yang dapat memperkenalkan secara luas tentang berbagai potensi obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo.

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Kepala Bidang Promosi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo di peroleh informasi:

4.2.1 KerjasamadenganPihakSwasta

Saat ini kerjasama yang dilakukan dengan pihak swasta atau stakeholder masih sangat sedikit, namun kerjasama dengan pihak swasta juga sudah ada seperti kerja sama yang dilakukan dengan PT Garuda Indonesia, mereka telah memasukkan berita – berita tentang Gorontalo kedalam majalah yang diterbitkan oleh PT Garuda Indonesia. Demikian pula kerjasama yang dilakukan dengan Hotel Quality dan Hotel Melati, mereka telah membuatkan foto – foto tentang obyek wisata yang diletakkan ditempat – tempat yang sering dilalui oleh tamu hotel, hotel melati juga membuatkan paket tour tentang obyek – obyek wisata yang ada di Gorontalo. Sehingga menunjukan bahwa pihak swasta atau

(5)

stakeholdersudah melakukan kerjasama dalam mempromosikanobyek – obyek wisata, namun sebagian besar dalam mempromosikan obyek – obyek wisata unggulan ini adalah pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo 4.2.2 Upaya Promosi terhadap Obyek Wisata Unggulan di Provinsi Gorontalo

Upaya–upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam mempromosikan obyek – obyek wisata unggulan dengan cara melalui media cetak seperti :

 Brosur dan Leaflet

Brosur dan Leaftletyang dibuat oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo biasanya diletakkan di Bandara Djalaluddin, hotel – hotel di Gorontalo, dan toko – toko souvenir yang biasanya dikunjungi wisatawan, brosur dan leaflet yang berisi tentang obyek – obyek wisata unggulan ini juga sering dibagikan kekampus Universitas Negeri Gorontalo khususnya di JurusanPariwisata serta di beberapa obyek wisata Unggulan yang ikut dikelola oleh Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Provinsi Gorontalo.

 Balihoo

Balihoo yang bergambar tentang obyek – obyek wisata unggulan yang dibuat oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo biasanya sering diletakkan dibeberapa tempat –tempat strategis, seperti pusat – pusat perbelanjaan, Bandara Djalaludin, pusat keramaian serta dibeberapa jalan besar yang sering dilalui wisatawan, balihoo ini juga berisi keterangan

(6)

tentang obyek wisata jadi memudahkan bagi wisatawan untuk dapat berkunjung keobyek wisata.

 Majalah dan Tabloid

Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo sudah beberapa kali memasukkan informasi tentang obyek – obyek wisata unggulan di Provinsi Gorontalo di Majalah dan Tabloid Pariwisata baik dalam skala nasional maupun internasional, sehingga wisatawan dari daerah lain maupun wisatawan mancanegara dapat mengetahui obyek – obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo.

Tidak hanya melalui media cetak saja upaya promosi obyek – obyek wisata unggulan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo tetapi juga melalui media elektronik seperti :

 Compact Disc ( CD )

Promosi lain yang dilakukan oleh DinasPerhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo yaitu dengan mencetak informasi Pariwisata Gorontalo dalam bentuk compact disc ( CD ), promosi dalam bentuk CD ini biasanya dibuat apabila ada event – eventtertentu yang diselenggarakan di Gorontalo, sehingga CD yang berisikan informasi tentang obyek – obyek wisata yang ada di Gorontalo bisa dibagikan apabila ada seminar, pameran yang diselenggarakan baik dalam skala Provinsi, Nasional maupun Internasional.

Upayapromosilainnya yang

dilakukanolehDinasPerhubungandanPariwisataProvinsiGorontalodalammemprom osikanobyek – obyekwisataunggulan di Provinsi Gorontalo yaitu :

(7)

 Tourist Information center ( TIC )

Saat ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo juga sudah mengupayakan membangun sebuah gedung sebagai tempat informasi Pariwisata yang biasanya disebut tourist information center, gedung TIC ini berlokasi dekat dengan kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo. Gedung TIC ini merupakan suatu tempat yang berisikan seluruh informasi – informasi tentang obyek wisata yang ada di Provinsi Gorontalo, pembangunan gedung TIC ini bertujuan agar informasi tentang kepariwisataan di Provinsi Gorontalo lebih terpusat disatu tempat dan lebih mudah untuk dijangkau atau didapatkan oleh wisatawan. Gedung ini akan dioperasionalkan pada awal tahun 2013 oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo.

 Eventdan Pameran

Upaya promosi lainnya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo yaitu dengan ikut serta dalam event – event yang diselenggarakan oleh pemerintah baik secara nasional maupun internasional seperti Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara pada tanggal 31 Mei−3 Juni 2012 yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC). GWBN di tahunnya ke-10 ini melibatkan sekira 300 peserta pameran untuk mempromosikan 250 obyek wisata dan tempat berlibur menarik yang tersebar di seluruh Indonesia.. Para peserta yang mengikuti eventini akan dibagikan brosur, leaflet, CD serta bentuk promosi lainnya. Dinas menyediakan bentuk – bentuk promosi ini dalam jumlah yang banyak dan akan dibagikan kepada para

(8)

pengunjung, selain itu Dinas juga menyediakan souvenir – souvenirkhas dari daerah Gorontalo baik dalam bentuk makanan, sulaman khas Gorontalo maupun souvenir dalam bentuk lainnya.

4.2.3 Faktor Penghambat dalam Kegiatan Promosi serta Penentuan Segmen Pasar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan kepala Bagian Promosi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam melakukan promosi terhadap obyek – obyek wisata unggulan ini pihak Dinas juga mengalami kendala – kendala atau faktor penghambat yang mempengaruhi kegiatan promosi seperti informasi tentang obyek wisata yang sering tidak disampaikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kota. Faktor penghambat lainnya yaitu Travel agent tidak mau ikut bekerja sama dengan pihak Dinas dalam mempromosikan obyek – obyek wisata yang ada di Provinsi Gorontalo khususnya obyek wisata unggulan, mereka tidak mau membuatkan paket tour tentang obyek – obyek wisata dan hanya mengutamakan penjualan tiket saja.

Dalam mempromosikan suatu obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo juga menentukan segmen pasar untuk obyek – obyek wisata yaitu bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara mulai dari anak – anak , orang dewasa maupun yang tua.Saat ini promosi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo yaitu lebih ke promosi wisata bahari yang penentuan segmen pasarnya untuk wisatawan mancanegara sehingga obyek wisata unggulan lainnya tidak diperhatikan dan tidak lebih dioptimakan promosinya, hal ini membuat

(9)

obyek wisata lainnya akan kurang dikunjungi oleh wisatawan karena Dinas hanya mengutamakan promosi potensi wisata bahari yang ada di Provinsi Goronta 4.2.4 Gambaran Kunjungan Wisatawan di Obyek – obyek Wisata Unggulan Provinsi Gorontalo

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Promosi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo serta hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pihak Dinas selalu melakukan evaluasi terhadap kunjungan wisatawan yang datang ke obyek – obyek wisata dan juga melakukan evaluasi terhadap hotel – hotel dengan melihat tingkat hunian. Aktifitas yang dilakukan oleh wisatawan di obyek – obyek wisata unggulan bervariasi mulai dari diving, snorkeling, berenang, fotografi, melihat pemandangan sekitar obyek, dan lainnya. Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis di obyek wisata unggulan ini kunjungan wisatawan yang datang ke obyek wisata masih belum terlalu banyak dan obyek wisata akan ramai pada hari – hari libur saja, itupun wisatawan yang datang tidak terlalu banyak apalagi wisatawan mancanegara masih sangat sedikit mengunjungi obyek – obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo.

Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo memperoleh anggaran untuk pembuatan promosi dari anggaran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga memudahkan bagi Dinas untuk membuat promosi tentang obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo.

(10)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan, oleh penulis menemukan kajian pembahasan yang berkaitan dengan pengoptimalan promosi terhadap obyek – obyek wisata unggulan, kerjasama dengan pihak swasta / stakeholderserta kunjungan wisatawan ke obyek – obyek wisata unggulan di Provinsi Gorontalo, maka pembahasan ini dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 1.3.1 Pengoptimalan Promosi

Obyek – obyek wisata unggulan di Provinsi Gorontalo memiliki potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan maka dari itu peran Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo khususnya bagian Promosi sangat diperlukan dalam hal mempromosikan obyek – obyek wisata unggulan yang ada di Gorontalo.

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. (Alma, 2006 )

Dalam suatu kegiatan pengoptimalan promosi maka diharapkan promosi yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan, tetapi pengoptimalan promosi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Provinsi Gorontalo terhadap obyek – obyek wisata unggulan di Provinsi Gorontalo belum bisa membuat obyek – obyek wisata yang ada di Gorontalo untuk lebih bisa dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara dan promosi yang dilakukan oleh Dinas seringkali tidak sesuai dengan kenyataan

(11)

yang di promosikan, oleh karena itu perlu adanya pengawasan langsung yang dilakukan oleh pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo sehingga informasi – informasi obyek wisata yang akan di promosikan akan lebih akurat dan lengkap karena adanya pengawasan langsung yang dilakukan sehingga promosi yang dibuat akan lebih meyakinkan wisatawan untuk dapat berkunjung ke obyek wisata unggulan di Daerah Gorontalo.

Lima jenis kegiatan promosi menurut ( Kotler 2001 ) yaitu :

1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan Berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu interaksi antara individu,

salingbertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan pertukaran yang saling menguntungkan bagi pihak lain.

3. Publisitas (Publisity), yaitu usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara non personal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam berita tersebut.

4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu kegiatan yang mendorong pembelian oleh konsumen, dan yang dapat meningkatkan efektivitas para distributor atauretrailerdengan mengadakan pameran, display, eksibisi, peragaan dan berbagai kegiatan penjualan lainnya.

(12)

5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara Langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

Kegiatan promosi perlu dilakukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam mempromosikan obyek wisata tidak sesuai dengan teori diatas misalnya pemasaran langsung brosur tentang obyek wisata yang tidak merata dibagikan pada wisatawan – wisatawan yang datang ke Daerah Gorontalo, hal ini membuat wisatawan yang datang berkunjung seringkali tidak mengetahui lokasi dan informasi – informasi tentang obyek wisata, untuk itu pihak Dinas juga harus bisa secara langsung membagikan brosur kepada para pengunjung .

4.3.2. Kerjasama dengan Pihak Swasta

Dalam membuat suatu promosi tentang obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo Dinas perlu lebih banyak menjalin kerjasama dengan pihak swasta / stakeholder karena yang dilihat sekarang bahwa kerjasama yang dilakukan hanya berjalan sendiri – sendiri saja dan tidak adanya suatu proses dimana kerjasama yang dilakukan dalam mempromosikan obyek – obyek wisata ungggulan ini secara bersama – sama. Jika promosi dilakukan oleh pihak Dinas dan pihak swasta / stakeholder secara bersama – sama maka obyek – obyek wisata yang di promosikan akan lebih sering dikunjungi wisatawan.

(13)

4.3.3 Penataan Obyek Wisata

Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah tujuan pariwisata uang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah admnistratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksessibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. ( UU No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan ).

Suatu obyek wisata harus memiliki keunikan, keindahan serta daya tarik tersendiri agar bisa menarik wisatawan untuk dapat berkunjung ke obyek wisata tersebut. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam mempromosikan obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada padahal wisatawan melihat obyek wisata itu dari cara penataannya apakah penataan obyek wisata sesuai dengan promosi yang dilakukan maka dari itu pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo khususnya bagian promosi dalam membuat promosi tentang obyek wisata harus sesuai dengan kenyataan obyek wisata mulai dari cara penataannya, akses, kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan serta dinikmati oleh wisatawan misalnya kegiatan tahunan yang dilakukan di obyek wisata sehingga wisatawan yang datang berkunjung ke obyek wisata unggulan di Provinsi Gorontalo akan merasa senang dan puas dengan promosi yang dilakukan karena sesuai dengan kenyataan sehingga akan memungkinkan

(14)

wisatawan datang berkunjung kembali ke obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo.

4.3.4 Kunjungan Wisatawan

Pihak Dinas juga bisa menarik kunjungan wisatawan dengan cara pembuatan promosi itu sendiri agar promosi tentang obyek wisata dibuat lebih menarik sehingga wisatawan merasa penasaran dengan obyek wisata yang di promosikan hal ini membuat wisatawan untuk dapat berkunjung ke obyek wisata apabila hal ini dilakukan maka akan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan terhadap obyek – obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan yang ada di Provinsi Gorontalo. Apabila pengoptimalan promosi sudah dilakukan, kerjasama tentang pembuatan promosi dilaksanakan dan pentaan obyek yang baik maka akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional.. Fajar,

Berdasarkan kriteria kelayakan lahan tambak t anah sulfat m asam di Malili, Luwu Tim ur, Sulawesi Selatan didapatkan potensi lahan pert am bakan seluas 5.617,9 ha dan yang

The common-emitter characteristics of the InGaP = GaAs HPT and the current – voltage ( I – V ) characteristics of the GaAs heteroface solar cell were measured under illumination by

Cadangan emas terukur yang terdapat di Daerah Pongkor ditemukan pada urat kuarsa yang terdiri dari beberapa urat, yaitu

Namun beberapa penelitian yang dilakukan Rafika (2009) menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah

Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak, pada tahun 2015 terdapat 192 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan

Selanjutnya, pada pedoman umum pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang

Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, disusun beberapa program pengabdian dalam penerapan budaya literasi, diantaranya pembutan Taman Baca, yang terdiri atas Pembuatan