• Tidak ada hasil yang ditemukan

AP 3.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AP 3.docx"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan  bahwa

 bahwa kabupaten kabupaten hanya hanya memiliki memiliki SKPD SKPD B, B, SKPD SKPD A A dan dan PPKD. PPKD. Transaksi Transaksi SKPD SKPD AA dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi

PPKD. Transaksi SKPD B yang SKPD B yang terkait dengan transfer terkait dengan transfer kas masuk dan kas masuk dan kas keluar antarakas keluar antara SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO (

keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO ( Head Head Office Branch Office

Office Branch Office). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.

PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.

1.2

1.2 Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran a.

a. Mengenal transaksi PPKDMengenal transaksi PPKD  b.

 b. Mampu membuat jurnal pada pembukuan PPKDMampu membuat jurnal pada pembukuan PPKD c.

c. Menyusun neraca saldo PPKDMenyusun neraca saldo PPKD d.

d. Membuat jurnal penyesuaian PPKDMembuat jurnal penyesuaian PPKD e.

e. Mampu menyusun neraca lajur PPKDMampu menyusun neraca lajur PPKD f.

f. Menyusun laporan realisasi anggaran PPKDMenyusun laporan realisasi anggaran PPKD g.

g. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKDMembuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKD h.

h. Mampu menyusun laporan operasional PPKDMampu menyusun laporan operasional PPKD i.

i. Membuat jurnal penutup finansial PPKDMembuat jurnal penutup finansial PPKD  j.

 j. Mampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKDMampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKD k.

(2)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1

2.1 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selyang selanjutnya disianjutnya disingkat PPKD ngkat PPKD adalahadalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai  bendahara umum daerah.

 bendahara umum daerah.

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selyang selanjutnya anjutnya disingkat disingkat SKPKDSKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna  barang, yang juga melaksanakan pengelo

 barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.laan keuangan daerah. Bendahara Umum Daerah

Bendahara Umum Daerahyang selanjutnya disingkat BUD yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD adalah PPKD yangyang  bertindak

 bertindak dalam dalam kapasitas kapasitas sebagai sebagai bendahara bendahara umum umum daerah. daerah. Sesuai Sesuai dengandengan PeraturanPeraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7

Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7 , Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut :

(PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas : Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas :

 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,

 Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,

 Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan denganMelaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan

 peraturan daerah,  peraturan daerah,

 Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),

 Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaanMenyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD, APBD,

 Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang : PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

(3)

 MengesahkanDPA‐SKPD/DPPA‐SKPD;

 Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

 Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas

daerah;

 Memungut pajak daerah;

 Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

 Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah

daerah;

 Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

 Menyajikan informasi keuangan daerah;

 Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik

daerah.

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa bendahara umum daerah (Kuasa BUD). PPKD mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Penunjukan kuasa BUD oleh PPKD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD

mempunyai tugas:

 Menyiapkan anggaran kas;

 Menyiapkan SPD;

 Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

 Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;

 Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau

(4)

 Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

 Menyimpan uang daerah;

 Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi

daerah;

 Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas

 beban rekening kas umum daerah;

 Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

 Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

 Melakukan penagihan piutang daerah.

Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD. PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

 Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

 Mengendalikan pelaksanaan APBD;

 Memungut pajak daerah;

 Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah

daerah;

 Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

 Menyajikan informasi keuangan daerah;

 Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik

daerah.

2.2 Neraca Awal PPKD

 Neraca merupakan gambaran posisi keuangan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan meliputi posisi aset, kewajiban, dan ekuitas.

(5)

Neraca

PPKD Kabupaten contoh 1 januari 2016

Kas di kas daerah

Investasi dalam deposito

Bagian lancar tagihan pinjaman Jangka panjang kepada entitas lainya Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya Dana cadangan 350.000.000 25.000.000 50.000.000 175.000.000 100.000.000 Utang dalam negeri Sektor  perbankan Ekuitas Rp. 125.000.000 575.000.000 Jumlah Rp. 700.000.000 Jumlah Rp.700.000.000 2.3 Transaksi Operasi PPKD

Transaksi PPKD meliputi transaksi sendiri sebagai entitas akuntansi serta setoran kas masuk dan keluar dari SKPD B dan SKPD A. Berikut ini adalah transaksi operasi PPKD yang terjadi pada tahun 2016 :

No Transaksi operasi PPKD

1 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp 2.000.000 yang diberikan kepada bendahara  pengeluaran SKPD B sebagai uang persediaan untuk mendanai pengeluaran sehari -hari

SKPD B tersebut.

2 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai SKPD B berupa gaji pokok dan tunjangan keluarga sebesar Rp 22.000.000. BUD memotong PPh Pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.

3 Diterima pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD B atas penggunaan uang  persediaan sebesar Rp 1.500.000. BUD menerbitkan SP2D GU sejumlah yang sama. 4 Kabupaten contoh memutuskan untuk melakukan penyertaan modal tambahan pada

BUMD bernama PT abadi jaya seebesar Rp 100.000.000 dengan pencairan melalui SP2D LS. Penyertaan moda ini bersifat parmanen. Kepemilikan kabupaten contoh di PT abadi jaya adalah 100%.

5 RUPS BUMD PT abadi jaya memutuskan membagi deviden. Surat ketetapan direksi BUMD PT abadi jaya menunjukan bahwa deviden yang menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 5.000.000.

6 Diterima setoran dari bendahara penerimaan SKPD B sebesar Rp 1.500.000 atas  perluasan sebagai piutang retribusi pengendalian lalu lintas.

7 Diterma kas sebesar Rp 4.000.000 dari penerimaan retribusi terminal yang disetor oleh  bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.

8 Diterima kas sebesar Rp. 3.000.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi  pengujian kendaraan bermotor.

9 Diterima kas sebesar Rp. 3.500.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi izin proyek.

10 Diterbitkan SP2D LS sebesar Rp.25.000.000 untuk pengeluaran pembangunan ruang kantor baru SKPD B. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0.5%.

(6)

 jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh  pasal 22 sebesar 0,5%.

12 Diterbitkan SP2D LS untuk membeli kendaraan operasional angkutan barang SKPD B sebesar Rp. 35.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%. BUD memotongPPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.

13 Diterima kas sebesar Rp. 2.000.000 dari penerimaan retribusi pemakaain kekayaan daerah yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah

14 Diterima kas sebesar Rp. 4.500.000 dari penerimaan retribusi tempat khusus parkir yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.

15 Dierima kas dari pihak ketiga untuk pembayaran retribusu parkir tepi jalan umum yang merupakan kewenangan SKPD B sebesar Rp 3.750.000 yang langsung disetor ke kas daerah.

16 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran termin terakhir konstruksi dalam pengerjaan SKPD B sebesar Rp. 20.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%

17 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebesar Rp 3.000.000 dari  penerimaan pajak daerah.

18 Diberikan uang persediaan kepada bendahara pengeluaran SKPD A melalui SP2D UP sebesar Rp 3.000.000 yang akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari SKPD A tersebut.

19 Diterima pertanggunggjawab bendahara pengeluaran SKPD A atas uang persediaan yang digunakan sebesar Rp 2.450.000. pada saat yang sama, diberikan kepada  bendahara pengeluaran SKPD A SP2D GU sebagai pengganti uang persediaan yang

telah digunakan sebesar Rp 2.450.000.

20 Dikeluarkan SP2D LS sebesar Rp 2.200.000 untuk pembayaran tagihan perawatan kendaraan dan pemeliharan gedung SKPD A. Jumlah pembayaran adalah Rp 1.200.000 untuk perawatan kendaraan dan Rp 1.000.000 untuk pemeliharan gedung.

21 Diterima pemberitahuan berupa PMK dari kementerian keuangan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak untuk menerima DBH, DAU, dan DAK masing -masing sebesar Rp.25.000.000 dan Rp 40.000.000. DBH terdiri atas DBH pajak Rp 5.000.0000 dan DBH bukan pajak Rp 20.000.0000

22 Surat keputusan gubernutt menunjukan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak sebesar Rp 18.000.000 untuk bagi hasil pajak dari provinsi.

23 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus dari kementerian keuangan sudah masuk ke rekening bank sesuai dengan  jumlah yang ditetapkan pada PMK.

24 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil pajak dari provinsi sudah masuk ke rekening nak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada surat ketetapan gubernur sebesar Rp 18.000.0000

25 Dikerluarakan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dab tunjangan keluaraga SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 25.000.000. BUD memotong PPh pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.

26 Dikeluarkan SP2D LS untuk pengeluaran dalam rangka pembelian komputer baru pada SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 15.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.

27 Dikeluarakan SP2D LS untuk pembelian kendaraan operasional angkuran barang SKPD A dengan SP2D Ls sebesar Rp 40.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10% dan PPh pasal 22 sebear 0,5%.

(7)

dari penerimaan pajak daerah.

29 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 41.000.000 yang berasal dari penerimaan pajak daerah.

30 Kabupaten contoh melakukan manajemen kas dengan mengalihkan kas menjadi deposito berjangka di BPD sebesar Rp 40.000.000. jangka waktu deposito adalah 6  bulan dan bersifat roll over.

31 Kabupaten contoh mencairkan deposito sebesar Rp15.000.000 dari BPD. Pada saat  pencairan deposito ini juga diterima nunga deposito sebesar Rp 1.000.000

32 BUMD PT abadi jaya membayar dividen tunai sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp5.000.000

33 Kabupaten contoh menerima kas dari utang bank dalam negeri jangka panjang sebesar Rp 75.000.0000

34 Kabupaten contoh menerima pembayaran bagian lancar tagihan pinjaman jangka  panjang dari BUMD sebesar Rp 35.000.0000

35 Kabupaten contoh menerima tagihan dari kreditor bahwa bunga utang jangka panjang dari perbankan dalam negeri adalah sebesar Rp 6.500.0000

36 Kabupaten contoh membayar bunga utang jangka panjang perbankan yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 5.000.0000

37 Berdasarkan perda tentang dana cadagan, kabupaten contoh membentuk dana cadangan sebesar Rp 50.000.000 sebagai dana untuk pembagunan stadion olah raga lima tahun ke depan.

38 Dana cadangan untuk pembangunan irigasi yang selama ini dibentuk dicairkan sebesar Rp 65.000.000

39 Bendahara umum daerah penyetoran PPh sebesar Rp 2.000.000 dan PPN sebesar Rp 5.500.000

40 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian subsidi kepada BUMD dan sejumlah lembaga sebesar Rp 7.000.000. subsidi yang akan diberikan adalah subdisi tunai.

41 Subsidi tunai yang sudah ditetapkan diberikan kepada lembaga tertentu dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp4.750.000

42 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian hibah kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 4.000.000. hibah yang akan diberikan adalah hibah tunai.

43 Hibah tunai yang sudah ditetapkan sebelumnya dicarikan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 4.000.000

44 Kabupaten contoh menandatangani perjanjian tentang pemberian bantuan sosial kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 3.800.000. bantuan sosial yang akan diberikan adalah berbentuk tunai.

45 Bantuan sosial tunai yang sudak ditetapkan sebelumnya dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 3.800.000

Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Membuat jurnal transaksi operasi 2. Menyusun neraca saldo

(8)

4. Membuat neraca lajur

5. Menyusun laporan realisasi anggaran

6. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran 7. Menyusun laoran operasional

8. Membuat jurnal penutup finansial 9. Menyusun laporaan perubahan ekuitas 10. Menyusun neraca.

2.4 Laporan Keuangan PPKD

1. Jurnal transaksi operasi PPKD

Ada sebanyak 45 transaksi operasi PPKD. Sebagian transaksi tersebut adalah transaksi PPKD itu sendiri dan sebagian lain adalah transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara PPKD dengan SKPD A dan SKPD B. Jurnal untuk transaksi operasi yang dilakukan pada pembukuan PPKD meliputi :

a. Jurnal finansial

Jurnal finansial merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan pada laporan operasional dan neraca. Karena itu jurnal financial juga disebut jurnal LO/ neraca. Jurnal finansial dibuat berdasarkan basis akrual. Transaksi setoran kas masuk dan kas keluar antara PPKD dan SKPD juga di catat pada jurnal ini.

 b. Jurnal pelaksanaan anggaran

Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat transaksi yang dilaporkan pada laporan realisasi anggaran. Karena itu jurnal pelaksanaan anggaran  juga sering disebut sebagai jurnal LRA. Jurnal pelaksanaan anggaran dibuat  berdasarkan basis kas.

Berikut ini jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi PPKD, baik jurnal finansial maupum jurmal pelaksanaan anggaran tersebut :

No Transaksi Debit / Kredit

1 Jurnal finansial :

RK SKPD B 2.000.000

Kas di kas daerah 2.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

(9)

2 Jurnal finansial :

RK SKPD B 22.000.000

Kas di kas daerah 22.000.000

Kas di kas daerah 11.000.000

Utang PPh pusat 11.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

3 Jurnal finansial :

RK SKPD B 1.500.000

Kas di kas daerah 1.500.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

4 Jurnal finansial :

Penyertaan modal pemerintah daerah 100.000.000

Kas di kas daerah 100.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Pengeluaran pembiayaan penyertaan modal  pada BUMD

100.000.000

Peruabahan SAL 100.000.000

5 Jurnal finansial :

Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000 Pendapatan dividen atas penyertaan modal

 pada BUMD LO

5.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Tidak ada

6 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 1.500.000

RK SKPD B 1.500.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

7 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 4.000.000

RK SKPD B 4.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

8 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 3.000.000

RK SKPD B 3.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

9 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 3.500.000

(10)

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

10 Jurnal finansial :

RK SKPD B 25.000.000

Kas di kas daerah 25.000.000

Kas di kas daerah 2.386.363

Utang PPh pusat 113.636

Utang PPh pusat 2.272.727

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

11 Jurnal finansial :

RK SKPD B 11.000.000

Kas di kas daerah 11.000.000

Kas di kas daerah 1.050.000

Utang PPh pusat 50.000

Utang PPh pusat 1.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

12 Jurnal finansial :

RK SKPD B 35.000.000

Kas di kas daerah 35.000.000

Kas di kas daerah 3.340.909

Utang PPh pusat 159.091

Utang PPh pusat 3.181.818

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

13 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 2.000.000

RK SKPD B 2.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

14 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 4.500.000

RK SKPD B 4.500.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

15 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 3.750.000

RK SKPD B 3.750.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

(11)

RK SKPD B 20.000.000

Kas di kas daerah 20.000.000

Kas di kas daerah 1.909.091

Utang PPh pusat 90.909

Utang PPh pusat 1.818.182

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

17 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 3.000.000

RK SKPD A 3.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

18 Jurnal finansial :

RK SKPD A 3.000.000

Kas di kas daerah 3.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

19 Jurnal finansial :

RK SKPD A 2.450.000

Kas di kas daerah 2.450.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

20 Jurnal finansial :

RK SKPD A 2.200.000

Kas di kas daerah 2.200.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

21 Jurnal finansial :

Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000

Pendapatan bagi hasil pajak LO 5.000.000 Pendapatan bagi hasil bukan pajal LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Tidak ada

22 Jurnal finansial :

Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah

LO

18.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Tidak ada

(12)

Kas di kas daerah 265.000.000

Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 265.000.000

Pendapatan dana bagi hasil LRA 5.000.000 Pendapatan bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000 24 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 18.000.000

Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000 Jurnal pelaksanan anggaran :

Perubahan SAL 18.000.000

Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA

18.000.000 25 Jurnal finansial :

RK SKPD A 25.000.000

Kas di kas daerah 25.000.000

Kas di kas daerah 1.250.000

Utang PPh pusat 1.250.000

Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada

26 Jurnal finansial :

RK SKPD A 15.000.000

Kas di kas daerah 15.000.000

Kas di kas daerah 1.431.818

Utang PPh pusat 68.182

Utang PPh pusat 1.363.636

Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada

27 Jurnal finansial :

RK SKPD A 40.000.000

Kas di kas daerah 40.000.000

Kas di kas daerah 3.818.182

Utang PPh pusat 181.818

Utang PPh pusat 3.636.364

Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada

28 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 16.000.000

RK SKPD A 16.000.000

(13)

Tidak ada

29 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 41.000.000

RK SKPD A 41.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

30 Jurnal finansial :

Investasi dalam deposito 40.000.000

Kas di kas daerah 40.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

31 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 16.000.000

Pendapatan bunga LO 1.000.000

Investasi dalam deposito 15.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Peruabahan SAL 1.000.000

Pendapatan bunga LRA 1.000.000

32 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 5.000.000

Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 5.000.000

Pendapatan dividen atas penyertaan modal  pada BUMD LRA

5.000.000 33 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 75.000.000

Utang dalam negeri sektor perbankan 75.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 75.000.000

Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri dari BANK

75.000.000 34 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 35.000.000

Bagian lancar tagihan pinjaman jangka  panjang kepada entitas lainnya

35.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 35.000.000

Penerimaan pembiayaan penerimaan kembali Piutang kepada perusahaan daerah

35.000.000 35 Jurnal finansial :

Beban bunga utang pinjaman 2.000.000

(14)

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

36 Jurnal finansial :

Utang bunga kepada Bank 5.000.000

Kas di kas daerah 5.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000

Perubahan SAL 5.000.000

37 Jurnal finansial :

Dana cadangan 50.000.000

Kas di kas daerah 50.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Pengeluaran pembiayaan pembentukan dana cadangan

50.000.000

Perubahan SAL 50.000.000

38 Jurnal finansial :

Kas di kas daerah 65.000.000

Dana cadangan 65.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 65.000.000

Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan

65.000.000 39 Jurnal finansial :

Utang PPh pusat 2.000.000

Utang PPh pusat 5.500.000

Kas di kas daerah 7.500.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

40 Jurnal finansial :

Beban subsidi 7.000.000

Utang belanja subsidi 7.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

41 Jurnal finansial :

Utang belanja subsidi 4.750.000

Kas di kas daerah 4.750.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Belanja subsidi 4.750.000

Perusahaan SAL 4.750.000

42 Jurnal finansial :

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000

Utang belanja lain-lain 4.000.000

(15)

Tidak ada

43 Jurnal finansial :

Utang belanja lain-lain 4.000.000

Kas di kas daerah 4.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000

Perubahan SAL 4.000.000

44 Jurnal finansial :

Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Utang belanja lain-lain 3.800.000

Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada

45 Jurnal finansial :

Utang belanja lain-lain 3.800.000

Kas di kas daerah 3.800.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Perubahan SAL 3.800.000

2. Neraca Saldo PPKD

Hasil rekaman transaksi pada jurnal diringkas pada buku besar dan dituangkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan dari akun-akun buku besar beserta saldonya. Penuyusunan neraca saldo bertujuan untuk menunjukan apakah rekaman dalam  jurnal yang diringkas dalam buku besar saldo bersaldo seimbang antara debit dan kredit.

Neraca saldo PPKD

Neraca saldo

PPKD kabupaten Contoh 31 desember 2016

Kas di kas daerah 508.336.363

Investasi dalam deposito 50.000.000

Piutang transfer pemerintah pusat -Piutang transfer pemerintah daerah lainnya

-Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang 15.000.000

RK SKPD A 94.250.000

RK SKPD B 27.650.000

Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya 175.000.000

Penyertaan modal pemda 100.000.000

Dana cadangan 85.000.000

Utang PPh pusat 1.013.636

Utang PPN pusat 7.772.727

(16)

Utang belanja subsidi 2.250.000

Utang lain-lain

-Utang dalam negeri sektor perbankan 200.000.000

Ekuitas 575.000.000

Perubahan SAL 296.450.000

Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan LRA

5.000.000

Pendapatan bunga LRA 1.000.000

Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000

Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000

Pendapatan dana alokasi umum lRA 200.000.000

Pendapatan dana alokasi khusus lRA 40.000.000

Belanja bunga utang pinjaman 18.000.000

Belanja subsidi 5.000.000

Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.750.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 4.000.000 Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan 3.800.000 Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri

 perbankan

65.000.000 Penerimaan pembiayaan kembali piutang kepada

 perusahaan daerah

75.000.000 Pengerluaran pembiayaan pembentukan dana 35.000.000 Pengeluaran pembiayaan pebentukan dana 50.000.000

Pengeluaran pembiayaan modal pada BUMD 100.000.000

Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah LO 5.000.000

Pendapatan bunga LO 1.000.000

Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000

Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000

Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000

Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000

Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000 Beban bunga utang pinjaman 65.000.000

Beban subsidi 7.000.000

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000

Jumlah 1.540.536.363 1.540.536.363

3. Jurnal Penyesuai PPKD

Salah satu unsur penting dalam penyusunan neraca lajur adalah pembuatan jurnal  penyesuaian. Jurnal penyesuian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang  pada akhir periode dibutuhkan dibuat agar informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan

lengkap. Jurnal penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan kondisi yang ada  pada neraca saldo. Data penyesuaian pada tanggal 31 desember 2016 adalah sebagai berikut :

(17)

a. Bunga utang bank yang sudah menjadi kewajiban kabupaten contoh adalah Rp 15.000.000

 b. Bunga deposito yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 2.400.000 c. Jasa giro dari bank yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp

8.000.000.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat data penyesuaian di atas adalah s ebagai berikut : a. Jurnal LO atau neraca :

Beban bunga utang pinjaman 15.000.0000

Utang bunga kepada bank 15.000.0000

 b. Jurnal LO atau neraca :

Piutang lain-lain PAD yang sah 2.400.000

Pendapatan bunga LO 2.400.000

c. Jurnal LO atau neraca :

Piutang lain-lain PAD yang sah 8.000.000

Pendapatan jasa giro LO 8.000.000

4. Neraca Lajur PPKD

 Neraca lajur disusun sebelum penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusunan laporan keuangan. Karena itu neraca lajur seringkali disebut sebagai kertas kerja (worksheet). Kertas kerja menunjukan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan keuangan. Dengan kertas yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan dapat disusun.

5. Laporan Realisasi Anggaran PPKD

Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukan pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja, dan  pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam laporan realisasi anggaran meliputi pendapatan LRA,  belanja, surplus/ defisit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan

(18)

Laporan Realisasi Anggaran PPKD Laporan Realisasi anggaran

PPKD Kabupaten Contoh

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan

Pendapatan asli daerah

Pendapaatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LRA

5.000.000

Pendapatan bunga LRA 1.000.000 6.000.000

Pendapatan transfer

Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000

Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA 18.000.000 283.000.000

Total pendapatan 289.000.000

Belanja

Belanja operasi

Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000

Belanja subsidi 4.750.000

Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Total belanja 17.550.000

Surplus/ defisit LRA 271.450.000

Penerimaan pembiayaan

Pencairan dana cadangan 65.000.000

Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000 Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan

daerah

35.000.000 175.000.000 Pengeluaran pembiayaan

Pembentukan dana cadangan 50.000.000

Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000 150.000.000

Pembiayaan neto 25.000.000

Silpa 296.450.000

6. Jurnal Penutup Pelaksanaan Anggaran PPKD

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup akun-akun nominal. Jurnal  penutup pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk menutup akun-akun yang ada dilaporan realisasi anggaran. Jurnal penutup diperlukan sebelum dilakukan penyusunan neraca. Dasar pemikiran pembuatan jurnal penutup lebih dahulu adalah karena akun surplus/defisit LRA dan perubahan SAL merupakan akun yang pada akhirnya harus masuk ke neraca.

(19)

Ada lima jurnal penutup yang perlu dibuat untuk menutup pelaksanaan anggaran PPKD. Kelima jurnal penutup tersebut adalah :

a. Menutup pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA.  b. Menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL.

c. Menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ke pembiayaan neto. d. Menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL.

e. Menutup perubahan SAL ke ekuitas.

Jurnal untuk pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA : Pendapatan dividen atas penyertaan modal

Pada BUMD LRA 5.000.000

Pendapatan bunga LRA 1.000.000

Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak LRA 18.000.000

Surplus/ defisit LRA 271.450.000

Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000

Belanja subsidi 4.750.000

Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Jurnal untuk menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL :

Surplus / defisit LRA 271.450.000

Ekuitas SAL 271.450.000

Jurnal untuk menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaaan ke pembiayaan neto :

(20)

Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000 Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan daerah 35.000.000

Pembiayaan neto 25.000.000

Pembentukan dana cadangan 50.000.000

Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000

Jurnal untuk menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL :

Pembiayaan neto 25.000.000

Ekuitas SAL 25.000.000

Jurnal untuk menutup perubahan SAL ke ekuitas :

Ekuitas 296.450.000

Perubahan SAL 296.450.000

7. Laporan Operasional PPKD

Laporan realisasi anggaran tidak cukup untuk menunjukan kinerja pemerintah karena laporan tersebut hanya memuat penerimaan dan pengeluaran berbentuk kas. Laporan operasional merupakan laporan yang menunjukan kinerja operasi satuan kerja yang lebih luas karena laporan operasional disusun berdasarkan basis akrual. Karena itu SPAP 12 menuntut disusunnya laporan operasional. Laporan operasional menunjukan kinerja pemerintah lebih lengkap karena mencakup unsur penerimaan dan pengeluaran kas dan nonkas.

Laporan operasional PPKD Laporan operasional PPKD kabupaten contoh

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan

Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO

5.000.000

Pendapatan jasa giro LO 8.000.000

Pendapatan bunga LO 3.400.000

Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000

(21)

Beban

Beban bunga utang pinjaman 21.500.000

Beban subsidi 7.000.000

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Total beban 36.300.000

Surplus / defisit LO 263.100.000

8. Jurnal Penutup Finansial PPKD

Jurnal penutup finansial adalah jurnal untuk menutup akun-akun nominal pada laporan operasional. Akun-akun nominal tersebut meliputi pendapatan LO dan beban. Sama seperti dalam penutupan pelaksanaan anggaran, penutupan finansial juga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum neraca disusun. Ada dua jurnal untuk menutup finansial PPKD. Kedua jurnal penutup tersebut adalah :

a. Menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/ defisit LO  b. Menutup surplus/ defisit LO ke ekuitas.

Jurnal untuk menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/defisit LO :

Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO 5.000.000

Pendapatan jasa giro LO 8.000.000

Pendapatan bunga LO 3.400.000

Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000

Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000

Surplus/defisit LO 263.000.000

Beban bunga utang pinjaman 21.500.000

Beban subsidi 7.000.000

Beban subsidi beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000

(22)

Jurnal untuk menutup surplus/defisit LO ke ekuitas :

Surplus / defisit LO 263.100.000

Ekuitas 263.100.000

9. Laporan Perubahan Ekuitas PPKD

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukan ekuitas awal,  perubahan ekuitas, dan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara laporan realisasi anggaran dan laporan operasional dengan neraca. Perubahan ekuitas PPKD disajikan sebagai berikut :

Laporan perubahan ekuitas PPKD Laporan perubahan ekuitas

PPKD kabupaten contoh

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016

Ekuitas awal 575.000.000 Ekuitas -33.350.000 Ekuitas SAL 296.450.000 RK SKPD A -94.250.000 RK SKPD B -27.650.000 Ekuitas akhir 716.200.000

 Nilai Rp 575.000.000 berasal dari saldo ekuitas pada neraca awal pada tanggal 1 Januari 2016. Nilai ekuitas sebesar Rp -33.350.000 berasal dari debit akun ekuitas sebesar Rp -296.450.000 pada jurnal penutup pelaksanaan anggaran dan kredit akun ekuitas sebesar Rp 263.100.000 pada jurnal penutup finansial. Kedua saldo diselisihkan karena satu debit dan satu kredit. Nilai ekuitas SAL sebesar Rp 296.450.000 berasal dari jurnal penutupan surplus/ defisit LRA sebesar Rp 271.450.000 dan jurnal penutupan pembiayaan neto sebesar Rp 25.000.000. Karena kedua saldo adalah kredit maka keduanya dijumlahkan. Nilai RK SKPD A sebesar Rp -94.250.000 dan RK SKPD B Rp -27.650.000 berasal dari saldo RK SKPD  pada neraca lajur.

10. Neraca PPKD

 Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu. Neraca menunjukan posisi aset. Kewajiban, dan ekuitas. Informasi untuk penyusunan neraca diperoleh dari kolom neraca pada neraca lajur dan laporan  perubahan ekuitas.

(23)

Neraca PPKD  Neraca

PPKD Kabupaten Contoh 31 Desember 2016

Kas di kas daerah 508.336.363 Utang PPh pusat 1.013.636 Investasi dalam deposito 50.000.000 Utang PPN pusat 7.772.727 Piutang lain-lain PAD yang sah 10.400.000 Utang bunga kepada bank 16.500.000 Bagian lancar tagihan pinjaman

 jangka panjang

15.000.000 Utang belanja subsidi 2.250.000 Investasi jangka panjang 175.000.000 Utang dalam negeri sektor

 bank

200.000.000

Penyertaan modal pemda 100.000.000 227.536.363

Dana cadangan 85.000.000 Ekuitas 716.200.000

(24)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna  barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Membuat jurnal transaksi operasi  b. Menyusun neraca saldo

c. Membuat jurnal penyesuaian d. Membuat neraca lajur

e. Menyusun laporan realisasi anggaran

f. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran g. Menyusun laoran operasional

h. Membuat jurnal penutup finansial i. Menyusun laporaan perubahan ekuitas  j. Menyusun neraca.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Baldric Siregar, 2017. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta ; Bagian Penerbitan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hasil evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi terhadap calon penyedia barang / jasa untuk pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Site Audit

tahun yang digunakan sebagai objek penelitian akan lebih menunjukkan. tingkat fluktuasi setiap perusahaan yang menjadi

Persentase perlindungan dan titer rata-rata zat anti terhadap ke 2 antigen tidak berbeda nyata antara kedua kelompok tersebut, walaupun hasilnya lebii rendah pada

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan p-value 0,019 yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (Ho) ditolak,

adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara Pengeluaran.. Surat Perintah

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian mioma uteri pada wanita usia subur yang pernah dirawat di RS dr.. Pirngadi Medan

In fact, many choose to include day trips to Springfield and other nearby destinations in their trip, which helps the surrounding communities’ economies as

Apabila perusahaan saudara telah memenuhi Klarifikasi Dan Negosiasi Teknis, Harga dan sesuai dengan persyaratan/kesepakatan, maka selanjutnya akan dilakukan