BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan bahwa
bahwa kabupaten kabupaten hanya hanya memiliki memiliki SKPD SKPD B, B, SKPD SKPD A A dan dan PPKD. PPKD. Transaksi Transaksi SKPD SKPD AA dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi
PPKD. Transaksi SKPD B yang SKPD B yang terkait dengan transfer terkait dengan transfer kas masuk dan kas masuk dan kas keluar antarakas keluar antara SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO (
keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO ( Head Head Office Branch Office
Office Branch Office). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.
PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.
1.2
1.2 Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran a.
a. Mengenal transaksi PPKDMengenal transaksi PPKD b.
b. Mampu membuat jurnal pada pembukuan PPKDMampu membuat jurnal pada pembukuan PPKD c.
c. Menyusun neraca saldo PPKDMenyusun neraca saldo PPKD d.
d. Membuat jurnal penyesuaian PPKDMembuat jurnal penyesuaian PPKD e.
e. Mampu menyusun neraca lajur PPKDMampu menyusun neraca lajur PPKD f.
f. Menyusun laporan realisasi anggaran PPKDMenyusun laporan realisasi anggaran PPKD g.
g. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKDMembuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKD h.
h. Mampu menyusun laporan operasional PPKDMampu menyusun laporan operasional PPKD i.
i. Membuat jurnal penutup finansial PPKDMembuat jurnal penutup finansial PPKD j.
j. Mampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKDMampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKD k.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
2.1
2.1 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selyang selanjutnya disianjutnya disingkat PPKD ngkat PPKD adalahadalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
bendahara umum daerah.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selyang selanjutnya anjutnya disingkat disingkat SKPKDSKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelo
barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.laan keuangan daerah. Bendahara Umum Daerah
Bendahara Umum Daerahyang selanjutnya disingkat BUD yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD adalah PPKD yangyang bertindak
bertindak dalam dalam kapasitas kapasitas sebagai sebagai bendahara bendahara umum umum daerah. daerah. Sesuai Sesuai dengandengan PeraturanPeraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7
Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7 , Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut :
(PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas : Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas :
Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,
Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,
Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan denganMelaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah, peraturan daerah,
Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),
Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaanMenyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, APBD,
Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang : PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
MengesahkanDPA‐SKPD/DPPA‐SKPD;
Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas
daerah;
Memungut pajak daerah;
Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah
daerah;
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
Menyajikan informasi keuangan daerah;
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
daerah.
PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa bendahara umum daerah (Kuasa BUD). PPKD mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Penunjukan kuasa BUD oleh PPKD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD
mempunyai tugas:
Menyiapkan anggaran kas;
Menyiapkan SPD;
Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
Menyimpan uang daerah;
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi
daerah;
Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah;
Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
Melakukan penagihan piutang daerah.
Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD. PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
Mengendalikan pelaksanaan APBD;
Memungut pajak daerah;
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah
daerah;
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
Menyajikan informasi keuangan daerah;
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
daerah.
2.2 Neraca Awal PPKD
Neraca merupakan gambaran posisi keuangan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan meliputi posisi aset, kewajiban, dan ekuitas.
Neraca
PPKD Kabupaten contoh 1 januari 2016
Kas di kas daerah
Investasi dalam deposito
Bagian lancar tagihan pinjaman Jangka panjang kepada entitas lainya Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya Dana cadangan 350.000.000 25.000.000 50.000.000 175.000.000 100.000.000 Utang dalam negeri Sektor perbankan Ekuitas Rp. 125.000.000 575.000.000 Jumlah Rp. 700.000.000 Jumlah Rp.700.000.000 2.3 Transaksi Operasi PPKD
Transaksi PPKD meliputi transaksi sendiri sebagai entitas akuntansi serta setoran kas masuk dan keluar dari SKPD B dan SKPD A. Berikut ini adalah transaksi operasi PPKD yang terjadi pada tahun 2016 :
No Transaksi operasi PPKD
1 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp 2.000.000 yang diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPD B sebagai uang persediaan untuk mendanai pengeluaran sehari -hari
SKPD B tersebut.
2 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai SKPD B berupa gaji pokok dan tunjangan keluarga sebesar Rp 22.000.000. BUD memotong PPh Pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.
3 Diterima pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD B atas penggunaan uang persediaan sebesar Rp 1.500.000. BUD menerbitkan SP2D GU sejumlah yang sama. 4 Kabupaten contoh memutuskan untuk melakukan penyertaan modal tambahan pada
BUMD bernama PT abadi jaya seebesar Rp 100.000.000 dengan pencairan melalui SP2D LS. Penyertaan moda ini bersifat parmanen. Kepemilikan kabupaten contoh di PT abadi jaya adalah 100%.
5 RUPS BUMD PT abadi jaya memutuskan membagi deviden. Surat ketetapan direksi BUMD PT abadi jaya menunjukan bahwa deviden yang menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 5.000.000.
6 Diterima setoran dari bendahara penerimaan SKPD B sebesar Rp 1.500.000 atas perluasan sebagai piutang retribusi pengendalian lalu lintas.
7 Diterma kas sebesar Rp 4.000.000 dari penerimaan retribusi terminal yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.
8 Diterima kas sebesar Rp. 3.000.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi pengujian kendaraan bermotor.
9 Diterima kas sebesar Rp. 3.500.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi izin proyek.
10 Diterbitkan SP2D LS sebesar Rp.25.000.000 untuk pengeluaran pembangunan ruang kantor baru SKPD B. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0.5%.
jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.
12 Diterbitkan SP2D LS untuk membeli kendaraan operasional angkutan barang SKPD B sebesar Rp. 35.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%. BUD memotongPPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.
13 Diterima kas sebesar Rp. 2.000.000 dari penerimaan retribusi pemakaain kekayaan daerah yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah
14 Diterima kas sebesar Rp. 4.500.000 dari penerimaan retribusi tempat khusus parkir yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.
15 Dierima kas dari pihak ketiga untuk pembayaran retribusu parkir tepi jalan umum yang merupakan kewenangan SKPD B sebesar Rp 3.750.000 yang langsung disetor ke kas daerah.
16 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran termin terakhir konstruksi dalam pengerjaan SKPD B sebesar Rp. 20.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%
17 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebesar Rp 3.000.000 dari penerimaan pajak daerah.
18 Diberikan uang persediaan kepada bendahara pengeluaran SKPD A melalui SP2D UP sebesar Rp 3.000.000 yang akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari SKPD A tersebut.
19 Diterima pertanggunggjawab bendahara pengeluaran SKPD A atas uang persediaan yang digunakan sebesar Rp 2.450.000. pada saat yang sama, diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPD A SP2D GU sebagai pengganti uang persediaan yang
telah digunakan sebesar Rp 2.450.000.
20 Dikeluarkan SP2D LS sebesar Rp 2.200.000 untuk pembayaran tagihan perawatan kendaraan dan pemeliharan gedung SKPD A. Jumlah pembayaran adalah Rp 1.200.000 untuk perawatan kendaraan dan Rp 1.000.000 untuk pemeliharan gedung.
21 Diterima pemberitahuan berupa PMK dari kementerian keuangan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak untuk menerima DBH, DAU, dan DAK masing -masing sebesar Rp.25.000.000 dan Rp 40.000.000. DBH terdiri atas DBH pajak Rp 5.000.0000 dan DBH bukan pajak Rp 20.000.0000
22 Surat keputusan gubernutt menunjukan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak sebesar Rp 18.000.000 untuk bagi hasil pajak dari provinsi.
23 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus dari kementerian keuangan sudah masuk ke rekening bank sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada PMK.
24 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil pajak dari provinsi sudah masuk ke rekening nak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada surat ketetapan gubernur sebesar Rp 18.000.0000
25 Dikerluarakan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dab tunjangan keluaraga SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 25.000.000. BUD memotong PPh pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.
26 Dikeluarkan SP2D LS untuk pengeluaran dalam rangka pembelian komputer baru pada SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 15.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.
27 Dikeluarakan SP2D LS untuk pembelian kendaraan operasional angkuran barang SKPD A dengan SP2D Ls sebesar Rp 40.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10% dan PPh pasal 22 sebear 0,5%.
dari penerimaan pajak daerah.
29 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 41.000.000 yang berasal dari penerimaan pajak daerah.
30 Kabupaten contoh melakukan manajemen kas dengan mengalihkan kas menjadi deposito berjangka di BPD sebesar Rp 40.000.000. jangka waktu deposito adalah 6 bulan dan bersifat roll over.
31 Kabupaten contoh mencairkan deposito sebesar Rp15.000.000 dari BPD. Pada saat pencairan deposito ini juga diterima nunga deposito sebesar Rp 1.000.000
32 BUMD PT abadi jaya membayar dividen tunai sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp5.000.000
33 Kabupaten contoh menerima kas dari utang bank dalam negeri jangka panjang sebesar Rp 75.000.0000
34 Kabupaten contoh menerima pembayaran bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang dari BUMD sebesar Rp 35.000.0000
35 Kabupaten contoh menerima tagihan dari kreditor bahwa bunga utang jangka panjang dari perbankan dalam negeri adalah sebesar Rp 6.500.0000
36 Kabupaten contoh membayar bunga utang jangka panjang perbankan yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 5.000.0000
37 Berdasarkan perda tentang dana cadagan, kabupaten contoh membentuk dana cadangan sebesar Rp 50.000.000 sebagai dana untuk pembagunan stadion olah raga lima tahun ke depan.
38 Dana cadangan untuk pembangunan irigasi yang selama ini dibentuk dicairkan sebesar Rp 65.000.000
39 Bendahara umum daerah penyetoran PPh sebesar Rp 2.000.000 dan PPN sebesar Rp 5.500.000
40 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian subsidi kepada BUMD dan sejumlah lembaga sebesar Rp 7.000.000. subsidi yang akan diberikan adalah subdisi tunai.
41 Subsidi tunai yang sudah ditetapkan diberikan kepada lembaga tertentu dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp4.750.000
42 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian hibah kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 4.000.000. hibah yang akan diberikan adalah hibah tunai.
43 Hibah tunai yang sudah ditetapkan sebelumnya dicarikan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 4.000.000
44 Kabupaten contoh menandatangani perjanjian tentang pemberian bantuan sosial kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 3.800.000. bantuan sosial yang akan diberikan adalah berbentuk tunai.
45 Bantuan sosial tunai yang sudak ditetapkan sebelumnya dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 3.800.000
Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat jurnal transaksi operasi 2. Menyusun neraca saldo
4. Membuat neraca lajur
5. Menyusun laporan realisasi anggaran
6. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran 7. Menyusun laoran operasional
8. Membuat jurnal penutup finansial 9. Menyusun laporaan perubahan ekuitas 10. Menyusun neraca.
2.4 Laporan Keuangan PPKD
1. Jurnal transaksi operasi PPKD
Ada sebanyak 45 transaksi operasi PPKD. Sebagian transaksi tersebut adalah transaksi PPKD itu sendiri dan sebagian lain adalah transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara PPKD dengan SKPD A dan SKPD B. Jurnal untuk transaksi operasi yang dilakukan pada pembukuan PPKD meliputi :
a. Jurnal finansial
Jurnal finansial merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan pada laporan operasional dan neraca. Karena itu jurnal financial juga disebut jurnal LO/ neraca. Jurnal finansial dibuat berdasarkan basis akrual. Transaksi setoran kas masuk dan kas keluar antara PPKD dan SKPD juga di catat pada jurnal ini.
b. Jurnal pelaksanaan anggaran
Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat transaksi yang dilaporkan pada laporan realisasi anggaran. Karena itu jurnal pelaksanaan anggaran juga sering disebut sebagai jurnal LRA. Jurnal pelaksanaan anggaran dibuat berdasarkan basis kas.
Berikut ini jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi PPKD, baik jurnal finansial maupum jurmal pelaksanaan anggaran tersebut :
No Transaksi Debit / Kredit
1 Jurnal finansial :
RK SKPD B 2.000.000
Kas di kas daerah 2.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
2 Jurnal finansial :
RK SKPD B 22.000.000
Kas di kas daerah 22.000.000
Kas di kas daerah 11.000.000
Utang PPh pusat 11.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
3 Jurnal finansial :
RK SKPD B 1.500.000
Kas di kas daerah 1.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
4 Jurnal finansial :
Penyertaan modal pemerintah daerah 100.000.000
Kas di kas daerah 100.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Pengeluaran pembiayaan penyertaan modal pada BUMD
100.000.000
Peruabahan SAL 100.000.000
5 Jurnal finansial :
Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000 Pendapatan dividen atas penyertaan modal
pada BUMD LO
5.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
6 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 1.500.000
RK SKPD B 1.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
7 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 4.000.000
RK SKPD B 4.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
8 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.000.000
RK SKPD B 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
9 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
10 Jurnal finansial :
RK SKPD B 25.000.000
Kas di kas daerah 25.000.000
Kas di kas daerah 2.386.363
Utang PPh pusat 113.636
Utang PPh pusat 2.272.727
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
11 Jurnal finansial :
RK SKPD B 11.000.000
Kas di kas daerah 11.000.000
Kas di kas daerah 1.050.000
Utang PPh pusat 50.000
Utang PPh pusat 1.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
12 Jurnal finansial :
RK SKPD B 35.000.000
Kas di kas daerah 35.000.000
Kas di kas daerah 3.340.909
Utang PPh pusat 159.091
Utang PPh pusat 3.181.818
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
13 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 2.000.000
RK SKPD B 2.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
14 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 4.500.000
RK SKPD B 4.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
15 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.750.000
RK SKPD B 3.750.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
RK SKPD B 20.000.000
Kas di kas daerah 20.000.000
Kas di kas daerah 1.909.091
Utang PPh pusat 90.909
Utang PPh pusat 1.818.182
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
17 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.000.000
RK SKPD A 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
18 Jurnal finansial :
RK SKPD A 3.000.000
Kas di kas daerah 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
19 Jurnal finansial :
RK SKPD A 2.450.000
Kas di kas daerah 2.450.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
20 Jurnal finansial :
RK SKPD A 2.200.000
Kas di kas daerah 2.200.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
21 Jurnal finansial :
Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000
Pendapatan bagi hasil pajak LO 5.000.000 Pendapatan bagi hasil bukan pajal LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
22 Jurnal finansial :
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah
LO
18.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
Kas di kas daerah 265.000.000
Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 265.000.000
Pendapatan dana bagi hasil LRA 5.000.000 Pendapatan bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000 24 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 18.000.000
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000 Jurnal pelaksanan anggaran :
Perubahan SAL 18.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA
18.000.000 25 Jurnal finansial :
RK SKPD A 25.000.000
Kas di kas daerah 25.000.000
Kas di kas daerah 1.250.000
Utang PPh pusat 1.250.000
Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada
26 Jurnal finansial :
RK SKPD A 15.000.000
Kas di kas daerah 15.000.000
Kas di kas daerah 1.431.818
Utang PPh pusat 68.182
Utang PPh pusat 1.363.636
Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada
27 Jurnal finansial :
RK SKPD A 40.000.000
Kas di kas daerah 40.000.000
Kas di kas daerah 3.818.182
Utang PPh pusat 181.818
Utang PPh pusat 3.636.364
Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada
28 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 16.000.000
RK SKPD A 16.000.000
Tidak ada
29 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 41.000.000
RK SKPD A 41.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
30 Jurnal finansial :
Investasi dalam deposito 40.000.000
Kas di kas daerah 40.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
31 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 16.000.000
Pendapatan bunga LO 1.000.000
Investasi dalam deposito 15.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Peruabahan SAL 1.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
32 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 5.000.000
Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 5.000.000
Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LRA
5.000.000 33 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 75.000.000
Utang dalam negeri sektor perbankan 75.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 75.000.000
Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri dari BANK
75.000.000 34 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 35.000.000
Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang kepada entitas lainnya
35.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 35.000.000
Penerimaan pembiayaan penerimaan kembali Piutang kepada perusahaan daerah
35.000.000 35 Jurnal finansial :
Beban bunga utang pinjaman 2.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
36 Jurnal finansial :
Utang bunga kepada Bank 5.000.000
Kas di kas daerah 5.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Perubahan SAL 5.000.000
37 Jurnal finansial :
Dana cadangan 50.000.000
Kas di kas daerah 50.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Pengeluaran pembiayaan pembentukan dana cadangan
50.000.000
Perubahan SAL 50.000.000
38 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 65.000.000
Dana cadangan 65.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 65.000.000
Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan
65.000.000 39 Jurnal finansial :
Utang PPh pusat 2.000.000
Utang PPh pusat 5.500.000
Kas di kas daerah 7.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
40 Jurnal finansial :
Beban subsidi 7.000.000
Utang belanja subsidi 7.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
41 Jurnal finansial :
Utang belanja subsidi 4.750.000
Kas di kas daerah 4.750.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja subsidi 4.750.000
Perusahaan SAL 4.750.000
42 Jurnal finansial :
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Utang belanja lain-lain 4.000.000
Tidak ada
43 Jurnal finansial :
Utang belanja lain-lain 4.000.000
Kas di kas daerah 4.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Perubahan SAL 4.000.000
44 Jurnal finansial :
Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Utang belanja lain-lain 3.800.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
45 Jurnal finansial :
Utang belanja lain-lain 3.800.000
Kas di kas daerah 3.800.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Perubahan SAL 3.800.000
2. Neraca Saldo PPKD
Hasil rekaman transaksi pada jurnal diringkas pada buku besar dan dituangkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan dari akun-akun buku besar beserta saldonya. Penuyusunan neraca saldo bertujuan untuk menunjukan apakah rekaman dalam jurnal yang diringkas dalam buku besar saldo bersaldo seimbang antara debit dan kredit.
Neraca saldo PPKD
Neraca saldo
PPKD kabupaten Contoh 31 desember 2016
Kas di kas daerah 508.336.363
Investasi dalam deposito 50.000.000
Piutang transfer pemerintah pusat -Piutang transfer pemerintah daerah lainnya
-Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang 15.000.000
RK SKPD A 94.250.000
RK SKPD B 27.650.000
Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya 175.000.000
Penyertaan modal pemda 100.000.000
Dana cadangan 85.000.000
Utang PPh pusat 1.013.636
Utang PPN pusat 7.772.727
Utang belanja subsidi 2.250.000
Utang lain-lain
-Utang dalam negeri sektor perbankan 200.000.000
Ekuitas 575.000.000
Perubahan SAL 296.450.000
Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan LRA
5.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum lRA 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus lRA 40.000.000
Belanja bunga utang pinjaman 18.000.000
Belanja subsidi 5.000.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.750.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 4.000.000 Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan 3.800.000 Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri
perbankan
65.000.000 Penerimaan pembiayaan kembali piutang kepada
perusahaan daerah
75.000.000 Pengerluaran pembiayaan pembentukan dana 35.000.000 Pengeluaran pembiayaan pebentukan dana 50.000.000
Pengeluaran pembiayaan modal pada BUMD 100.000.000
Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah LO 5.000.000
Pendapatan bunga LO 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000 Beban bunga utang pinjaman 65.000.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000
Jumlah 1.540.536.363 1.540.536.363
3. Jurnal Penyesuai PPKD
Salah satu unsur penting dalam penyusunan neraca lajur adalah pembuatan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang pada akhir periode dibutuhkan dibuat agar informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan
lengkap. Jurnal penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan kondisi yang ada pada neraca saldo. Data penyesuaian pada tanggal 31 desember 2016 adalah sebagai berikut :
a. Bunga utang bank yang sudah menjadi kewajiban kabupaten contoh adalah Rp 15.000.000
b. Bunga deposito yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 2.400.000 c. Jasa giro dari bank yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp
8.000.000.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat data penyesuaian di atas adalah s ebagai berikut : a. Jurnal LO atau neraca :
Beban bunga utang pinjaman 15.000.0000
Utang bunga kepada bank 15.000.0000
b. Jurnal LO atau neraca :
Piutang lain-lain PAD yang sah 2.400.000
Pendapatan bunga LO 2.400.000
c. Jurnal LO atau neraca :
Piutang lain-lain PAD yang sah 8.000.000
Pendapatan jasa giro LO 8.000.000
4. Neraca Lajur PPKD
Neraca lajur disusun sebelum penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusunan laporan keuangan. Karena itu neraca lajur seringkali disebut sebagai kertas kerja (worksheet). Kertas kerja menunjukan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan keuangan. Dengan kertas yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan dapat disusun.
5. Laporan Realisasi Anggaran PPKD
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukan pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja, dan pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam laporan realisasi anggaran meliputi pendapatan LRA, belanja, surplus/ defisit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan
Laporan Realisasi Anggaran PPKD Laporan Realisasi anggaran
PPKD Kabupaten Contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan
Pendapatan asli daerah
Pendapaatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LRA
5.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000 6.000.000
Pendapatan transfer
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA 18.000.000 283.000.000
Total pendapatan 289.000.000
Belanja
Belanja operasi
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Belanja subsidi 4.750.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Total belanja 17.550.000
Surplus/ defisit LRA 271.450.000
Penerimaan pembiayaan
Pencairan dana cadangan 65.000.000
Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000 Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan
daerah
35.000.000 175.000.000 Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan 50.000.000
Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000 150.000.000
Pembiayaan neto 25.000.000
Silpa 296.450.000
6. Jurnal Penutup Pelaksanaan Anggaran PPKD
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup akun-akun nominal. Jurnal penutup pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk menutup akun-akun yang ada dilaporan realisasi anggaran. Jurnal penutup diperlukan sebelum dilakukan penyusunan neraca. Dasar pemikiran pembuatan jurnal penutup lebih dahulu adalah karena akun surplus/defisit LRA dan perubahan SAL merupakan akun yang pada akhirnya harus masuk ke neraca.
Ada lima jurnal penutup yang perlu dibuat untuk menutup pelaksanaan anggaran PPKD. Kelima jurnal penutup tersebut adalah :
a. Menutup pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA. b. Menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL.
c. Menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ke pembiayaan neto. d. Menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL.
e. Menutup perubahan SAL ke ekuitas.
Jurnal untuk pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA : Pendapatan dividen atas penyertaan modal
Pada BUMD LRA 5.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak LRA 18.000.000
Surplus/ defisit LRA 271.450.000
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Belanja subsidi 4.750.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Jurnal untuk menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL :
Surplus / defisit LRA 271.450.000
Ekuitas SAL 271.450.000
Jurnal untuk menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaaan ke pembiayaan neto :
Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000 Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan daerah 35.000.000
Pembiayaan neto 25.000.000
Pembentukan dana cadangan 50.000.000
Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000
Jurnal untuk menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL :
Pembiayaan neto 25.000.000
Ekuitas SAL 25.000.000
Jurnal untuk menutup perubahan SAL ke ekuitas :
Ekuitas 296.450.000
Perubahan SAL 296.450.000
7. Laporan Operasional PPKD
Laporan realisasi anggaran tidak cukup untuk menunjukan kinerja pemerintah karena laporan tersebut hanya memuat penerimaan dan pengeluaran berbentuk kas. Laporan operasional merupakan laporan yang menunjukan kinerja operasi satuan kerja yang lebih luas karena laporan operasional disusun berdasarkan basis akrual. Karena itu SPAP 12 menuntut disusunnya laporan operasional. Laporan operasional menunjukan kinerja pemerintah lebih lengkap karena mencakup unsur penerimaan dan pengeluaran kas dan nonkas.
Laporan operasional PPKD Laporan operasional PPKD kabupaten contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan
Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO
5.000.000
Pendapatan jasa giro LO 8.000.000
Pendapatan bunga LO 3.400.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000 Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000
Beban
Beban bunga utang pinjaman 21.500.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Total beban 36.300.000
Surplus / defisit LO 263.100.000
8. Jurnal Penutup Finansial PPKD
Jurnal penutup finansial adalah jurnal untuk menutup akun-akun nominal pada laporan operasional. Akun-akun nominal tersebut meliputi pendapatan LO dan beban. Sama seperti dalam penutupan pelaksanaan anggaran, penutupan finansial juga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum neraca disusun. Ada dua jurnal untuk menutup finansial PPKD. Kedua jurnal penutup tersebut adalah :
a. Menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/ defisit LO b. Menutup surplus/ defisit LO ke ekuitas.
Jurnal untuk menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/defisit LO :
Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO 5.000.000
Pendapatan jasa giro LO 8.000.000
Pendapatan bunga LO 3.400.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000 Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000 Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000
Surplus/defisit LO 263.000.000
Beban bunga utang pinjaman 21.500.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban subsidi beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000
Jurnal untuk menutup surplus/defisit LO ke ekuitas :
Surplus / defisit LO 263.100.000
Ekuitas 263.100.000
9. Laporan Perubahan Ekuitas PPKD
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukan ekuitas awal, perubahan ekuitas, dan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara laporan realisasi anggaran dan laporan operasional dengan neraca. Perubahan ekuitas PPKD disajikan sebagai berikut :
Laporan perubahan ekuitas PPKD Laporan perubahan ekuitas
PPKD kabupaten contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Ekuitas awal 575.000.000 Ekuitas -33.350.000 Ekuitas SAL 296.450.000 RK SKPD A -94.250.000 RK SKPD B -27.650.000 Ekuitas akhir 716.200.000
Nilai Rp 575.000.000 berasal dari saldo ekuitas pada neraca awal pada tanggal 1 Januari 2016. Nilai ekuitas sebesar Rp -33.350.000 berasal dari debit akun ekuitas sebesar Rp -296.450.000 pada jurnal penutup pelaksanaan anggaran dan kredit akun ekuitas sebesar Rp 263.100.000 pada jurnal penutup finansial. Kedua saldo diselisihkan karena satu debit dan satu kredit. Nilai ekuitas SAL sebesar Rp 296.450.000 berasal dari jurnal penutupan surplus/ defisit LRA sebesar Rp 271.450.000 dan jurnal penutupan pembiayaan neto sebesar Rp 25.000.000. Karena kedua saldo adalah kredit maka keduanya dijumlahkan. Nilai RK SKPD A sebesar Rp -94.250.000 dan RK SKPD B Rp -27.650.000 berasal dari saldo RK SKPD pada neraca lajur.
10. Neraca PPKD
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu. Neraca menunjukan posisi aset. Kewajiban, dan ekuitas. Informasi untuk penyusunan neraca diperoleh dari kolom neraca pada neraca lajur dan laporan perubahan ekuitas.
Neraca PPKD Neraca
PPKD Kabupaten Contoh 31 Desember 2016
Kas di kas daerah 508.336.363 Utang PPh pusat 1.013.636 Investasi dalam deposito 50.000.000 Utang PPN pusat 7.772.727 Piutang lain-lain PAD yang sah 10.400.000 Utang bunga kepada bank 16.500.000 Bagian lancar tagihan pinjaman
jangka panjang
15.000.000 Utang belanja subsidi 2.250.000 Investasi jangka panjang 175.000.000 Utang dalam negeri sektor
bank
200.000.000
Penyertaan modal pemda 100.000.000 227.536.363
Dana cadangan 85.000.000 Ekuitas 716.200.000
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Membuat jurnal transaksi operasi b. Menyusun neraca saldo
c. Membuat jurnal penyesuaian d. Membuat neraca lajur
e. Menyusun laporan realisasi anggaran
f. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran g. Menyusun laoran operasional
h. Membuat jurnal penutup finansial i. Menyusun laporaan perubahan ekuitas j. Menyusun neraca.
DAFTAR PUSTAKA
Baldric Siregar, 2017. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta ; Bagian Penerbitan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN