• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tanpa pengembangan suatu keniscayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian tanpa pengembangan suatu keniscayaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep dan Implementasi Tugas

Pengembangan Hasil Penelitian

oleh UPT

Dewan Riset, 27 Agustus 2015

Penelitian tanpa pengembangan

suatu keniscayaan

- TUPOKSI BALAI SEKARANG 90 % PENELITIAN

- TAHUN 1984 SAMPAI TAHUN 1999 ?? BALAI PENELITIAN KEHUTANAN

- TAHUN 2000 SAMPAI TAHUN 2006 : BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN - 2006 SAMPAI SEKARANG KEMBALI MENJADI BALAI PENELITIAN KEHUTANAN

(2)

 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2001, tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

 Definisi pengembangan:

“..kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.”

 Implisit

perlu satu langkah penghubung agar hasil penelitian dapat diadopsi oleh masyarakat.

hasil penelitian dapat memberikan informasi lengkap dan manfaat yang optimal.

Kegiatan pengembangan dapat berupa ujicoba laboratorium secara lengkap dari suatu formula pemanfaatan hasil penelitian, pengujian lanjutan pada skala lapangan, analisis ekonomi dsb.

Definisi ‘pengembangan’

MASUKAN PENGEMBANGAN

1.

RAKER BANDUNG : 79 % TIDAK DIKENAL, 97%

MASIH DIPERLUKAN

2.

MENHUT : SOSIALISASI (REKOMENDASI ??)

3.

BIOTROP : KIOS

4.

RESPON INTERNAL

(3)

PENGEMBANGAN PENELITIAN

(

KERJASAMA, TINDAK LANJUT, KONSORSIUM

)

BERMITRA DG PENGGUNA

RENSTRA KEMENHUT:

PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN

IPTEK SEKTOR KEHUTANAN

Hulu

Pilot Project

Hilir

Kayu

Bukan Kayu

Biodiversity

Jasa

PENETAPAN KOMODITAS PRIORITAS YG BERDAYA SAING TINGGI BAIK HHK, HHBK DAN JASA LINGKUNGAN (AMANAT RKTN)

(4)

RENSTRA KEMHUT 2010-2014

Pengembangan penelitian dan iptek sektor

kehutanan.

Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan

pemasaran produk

Peningkatan produksi dan produktivitas

Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Peningkatan fungsi dan Daya Dukung DAS

RENSTRA KEMHUT 2010-2014

Pengembangan Iptek kehutanan belum secara optimal menunjang

untuk kebutuhan informasi dalam menetapkan kebijakan dan

operasionalisasi teknis pengelolaan hutan dilapangan

Pengembangan perbenihan tanaman hutan

-Pengembangan seed for people, 1 paket per tahun

-Pengembangan sentra bibit , 1 paket per tahun

(5)

RENSTRA KEMHUT 2010-2014

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta produk dari hutan rakyat

dan hutan kemasyakatan secara struktur belum secara nyata

mendorong pengembangan/pemberdayaan perekonomian

masyarakat

Pengembangan Konservasi Spesies dan Genetik

Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam

Pengembangan Konservasi Kawasan danEkosistem esensial

Lainnya

Pengembangan ke Depan (terkait riset)

1. Pendekatan daya dukung dalam pembangunan  perlu penelitian batas daya dukung wilayah seluruh Indonesia

2. Pendekatan pengembangan kelembagaan KLHK ke depan

 penekanan pada penguatan litbang  terutama pada biotech yang memiliki high value

ex: bioresources, NFTP

 Penguatan litbang untuk nilai hutan  sebagai bagian dari rantai pangan, sumber energi, siklus dan sistem pendukung kehidupan

 Perlunya pengembangan inovasi dan new design  services/jasa lingkungan, serta pengembangan sumber daya manusia

3. Perlunya kolaborasi pengelolaan lahan, dengan pendekatan pengelolaan DAS dan ekoregion  dapat dikembangkan studi lebih lanjut

4. Penguatan sisi scientific untuk pengembangan kebijakan dan penegakan hukum

5. Pengembangan pola kolaborasi : pusat litbang, UPT, institusi daerah (SKPD), PT, asosiasi, swasta, lembaga riset.

(6)

RT RPJMN 2015-2019

(Buku II)

1. UMUM

a. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan;

b. Program Lintas Bidang Perubahan Iklim: (1) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/Mitigasi GRK; (2) Peningkatan Ketahanan/Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim.

2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

a. Pengembangan agrobisnis, pertanian berkelanjutan, dan kesejahteraan petani;

b. Peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan serta kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan;

c. Peningkatan tata kelola laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan;

d. Peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan;

e. Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS;

f. Penguatan pasokan, bauran, dan efisiensi konsumsi energi;

g. Peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan;

h. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan serta pelestarian dan pemanfaatan keekonomian keanekaragaman hayati;

i. Penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.

11

Integrasi Isu Lingkungan dan Kehutanan

1.

Pengentasan Krisis (lingkungan, kehutanan, air, pangan

dan energi)

2.

Kualitas Lingkungan : IKLH  IKU, IKA, Tutupan

Lahan/Hutan

3.

Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan

4.

Pengelolaan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati

(7)

Peningkatan Produksi Hasil Hutan dan

Pengembangan Jasa Lingkungan

Slide - 13

1) Pengembangan KPH Produksi dan Produk Kayu Kontribusi terhadap PDB yg terus menurun, akibat:

- Pemanfaatan kawasan hutan produksi belum optimal

- Belum optimalnya pemanfaatan potensi hutan produksi yg sudah dibebani hak - Kurang berkembangnya industri primer hasil hutan

- Kinerja eksport belum optimal

- Penerapan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan belum dilaksanakan sepenuhnya

2) Pengembangan KPH Lindung dan Hasil Hutan Bukan Kayu - Pengembangan dan perluasan HKm dan HD

- Penegakan hukum dG pemberlakuan sanksi bagi yang melanggar oleh yang berwenang -Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan

-Reboisasi dan penghijauan berkelanjutan yang dilakukan dengan jenis tanaman sesuai ---keinginan masyarakat dalam pemilihan jenisnya

- Pengembangan agro-forestry, dan Fasilitasi permodalan dan teknologi tepat guna.

1.

MEMPUNYAI LAHAN

2.

SUMBAR DAYA ALAM: PLASMA NUPTAH/TN

3.

BUDIDAYA : SEDIKIT YANG TERLIBAT

4.

PENGOLAHAN: BANYAK YANG TERLIBAT

5.

LINGKUNGAN : IKLH DAN IPB

(8)

1.

PERTANIAN

2.

PERKEBUNAN

3.

PERINDUSTRAN

4.

ESDM/TEKMIRA

5.

LIPI

6.

SEJARAH LITBANG LHK

KONSEP

IMPLIKASI

1.

MENJADI BALAI LITBANG LHK

2.

PERBEDAAN PENGEMBANGAN DENGAN PUSLITBANG

3.

TETAP BALAI PENELITIAN DGN TGS PENGEMBANGAN

(9)

1.

PERKUAT SDM : SILVIKULTUR

2.

KHDTK DIPRIORITASKAN

3.

SOLUSI REGIONAL DIUTAMAKAN

4.

KERJASAMA DG LITBANGDA, BP4K, DINAS DAN PT

5.

RUMAH KACA DIOPTIMALKAN

6.

SUMBER BENIH DAERAH (JAS, OBAT, FAUNA)

7.

PERLU PERMEN YG PERMANEN

IMPLEMENTASI

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1.

Rancangan Renstra harus diselaraskan dengan

Rancangan RPJMN 2015-2019

2.

Perlunya penguatan badan riset dan pengembangan

(Kapasitas Lembaga Riset dan SDM) untuk

pengelolaan SDA LH

3.

Perlunya Road Map Litbang yang implementatif untuk

merespon isu dan kebutuhan yang tepat

(10)

SDM /REVOLUSI MENTAL

PENELITIAN PENGEMBANGAN

INOVASI MOTIVASI

RPJMN 2015 – 2019 Bidang SDA dan

LH

Pemanfaaatan untuk menyediakan kebutuhan

kehidupan saat ini dan pelestarian yang menjaga

kelangsungan kehidupan masa mendatang.

Memenuhi kebutuhan dasar pangan dan energi dan

memanfaatkan daya saing komparatif SDA dan LH,

dan tetap menjaga ketahanan air dan kelestarian SDA

(11)

RPJMN 2015-2019 BIDANG SDA DAN LH

Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan Liar, dan Penambangan Liar

Peningkatan Hasil Hutan Kayu

Ketahanan Air

Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan

Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas (2014)

SASARAN KETAHANAN AIR

1. Menyelesaikan status DAS Lintas Negara

2. Mengurangi luasan lahan kritis, melalui rehabilitasi di dalam KPH seluas 5,5 juta hektar.

3. Pemulihan kesehatan 4 DAS prioritas nasional (DAS Ciliwung, DAS Citarum, DAS Kapuas dan DAS Siak), dan 30 26 DAS prioritas sampai dengan tahun 2019

4. Meningkatkan perlindungan mata air di 4 DAS prioritas nasional dan 30 26 DAS prioritas sampai dengan tahun 2019.

5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kesehatan DAS melalui pengembangan HTR, HKm, HD, pengembangan ekowisata skala kecil, serta hasil hutan bukan kayu.

6. Internalisasi 108 RPDAST yang sudah disusun ke dalam RTRW.

7. Pembangunan embung dan dam pengendali skala kecil dan menengah di daerah hulu 30 DAS Prioritas.

(12)

SASARAN PENINGKATAN KONSERVASI

DAN TATA KELOLA HUTAN

1. Konservasi Hutan

a. Meningkatnya populasi 25 species satwa terancam punah sebesar 10 persen sesuai baseline data tahun 2013

b. Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi seluas 20,63 juta ha

c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dengan cepat dan baik d. Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati.

2. Tata Kelola Hutan

a. Penyelesaian pengukuhan/penetapan kawasan hutan 100 persen

b. Penyelesaian tata batas kawasan dan tata batas fungsi sepanjang 40.000 km c. Operasionalisasi 579 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182 KPHL dan 50 KPHK

bukan TN

d. Peningkatan kemitraan dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui pola HTR/HKm/HD dan HR (dari 500 ribu ha pada tahun 2014 menjadi 40 juta ha pada tahun 2019).

Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas (2014)

(13)

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis

Lainnya Badan Litbang Kehutanan

PROGRAM LITBANG KEHUTANAN

(Renja 2015)

Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi SDH (Flora,

Fauna, Mikroba dan Kawasan)

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Perumusan Kebijakan dan

Penanganan Perubahan Iklim

Kegiatan Litbang Peningkatan Produktifitas Hutan (Kayu

dan Non Kayu)

Kegiatan Litbang Teknologi Pengolahan Hasil Hutan Untuk

Peningkatan Daya Saing Produk (Kayu dan Bukan Kayu)

KEGIATAN RPI

Konservasi dan Rehabilitasi SDH (flora, fauna, mikroba dan kawasan)

1. PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASI

Peningkatan Produktivita Hutan (kayu dan bukan kayu)

1. PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HHBK 2. PENGEMBANGAN PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN KAYU Teknologi pengolahan

hasil hutan untuk peningkatan daya saing produk

1. PENGEMBANGAN PERAKITAN TEKNOLOGI

2. PENGEMBANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH LIMBAH

Peningkatan kapasitas Perumusan Kebijakan Kehutanan dan Penanganan Perubahan Iklim

1. PENGEMBANGAN JASA LINGKUNGAN DAN REDD/GRK

1. PENGEMBANGAN PENELITIAN REGIONAL

(14)

RPI A. Produk dan Pengolahan HHBK

RPI B. Pengelolaan dan Pengolahan Kayu

RPI C. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan RPI D. Jasa Lingkungan dan REDD/GRK RPI E. Penelitian Regional RPI F. Perakitan Teknologi RPI G. Peningkatan Nilai Tambah Limbah

1. RPI A: PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PENGOLAHAN HHBK

a. Konsorsium biofarmaka/ bio-medicine tanaman obat (ganitri, songga, kilemo) b. Konsorsium bioenergi (Nyamplung, pelet kayu/karbon) dan Arang terpadu c. Konsorsium gaharu

d. Konsorsium madu E. Konsorsium sutera alam

e. Konsorsium minyak atsiri dan resin (kayu putih, cendana, damar dll) 2. RPI B: PENGEMBANGAN PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN KAYU

a. Optimasi produk lamina (BAMBU, KAYU, ROTAN) untuk konstruksi bangunan

(15)

3. RPI C: PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASI

a. Konsorsium penangkaran satwa (rusa, kuskus, labi-labi, bekantan, beonisa, anoa, tarsius, siamang, dll)

b. Konsorsium reklamasi lahan bekas tambang

c. Konsorsium bioremediasi limbah industri pulp utk lahan HTI d. Implementasi pengelolaan DAS mikro dan pulau kecil 4. RPI D: PENGEMBANGAN JASA LINGKUNGAN DAN REDD/GRK

a. Konsorsium usaha ekowisata berbasis DAS dan LANSKAP) b. Konsorsium mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim (PI)

- Pembangunan demplot spesies tanaman yang tahan perubahan iklim) - PSP meru betiri

c. Desain enginering penanaman dan pengelolaan hutan kota d. Asistensi resolusi konflik (implementasi pendampingan)

5. RPI E: PENGEMBANGAN PENELITIAN REGIONAL a. Konsorsium Jenis Andalan Setempat

b. Konsorsium Agroforestry

c. Konsorsium PLTB (Kebakaran hutan) ???? 6. RPI F: PENGEMBANGAN PERAKITAN TEKNOLOGI

a. Rekayasa (genetik, kabel layang, portable chipper???)

b. Formulsasi cuka kayu sbg stimulansia getah pinus, latek dan pertumbuhan tanaman

7. RPI G: PENGEMBANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH LIMBAH

a. Konsorsium pemanfaatan limbah pembalakan dan industri (jamur obat, jamur tiram, arang aktif, karton, POM, perekat, kayu lamina skala kecil dll)

(16)

Pengembangan/Kerjasama/Tindak Lanjut

Penelitian Regional (UPT/Balai)

Balai Besar Yogyakarta

1. Percontohan penanaman benih unggul hasil pemuliaan 2. Model konservasi eksitu jenis langka

3. Pengembangan sumber benih berbasis genetik

Balai Besar Samarinda

1. Teknik produksi bibit 2. Strategi konservasi 3. Silvikultur multisystem

4. Pemanfaatan/pengolahan kayu 5. Teknik peningkatan produktivitas

 Balai Semboja

1. Pengembangan tanaman obat hutan khas Kalimantan 2. Pengelolaan bekantan

3. Pengelolaan rusa sambar

4. Reklamasi bekas tambag yang mudah dan murah  Balai Manokwari

1. Teknologi penangkaran labi-labi moncong babi 2. Teknologi penangkaran kuskus papua

3. Demplot tanaman andalan Manokwari (Balitbangda)  Balai Kuok

1. Bioremediasi limbah industri pulp untuk lahan hutan tanaman industri

(17)

 Balai Ciamis

1. Model percontohan agroforestry

2. Demplot tanaman andalan Jawa Barat (Balitbangda)  Balai Aek Nauli

1. Percontohan budidaya tanaman taksus, litsea 2. Penangkaran trenggiling, beo nisa dan siamang 3. Demplot tanaman andalan Sumut (kemenyan, jernang)  Balai Makassar

1. Demplot tanaman andalan Sulsel (Balitbangda)

2. Demplot aneka jenis mangrove Sulsel (Pemda)

3. Reklamasi lahan bekas tambang nikel dengan FMA (PT. AMI)

4. Demplot penangkaran tarsius (TN Babul)

5. Pengembangan murbei dan Nigra indica serta Australis indica

 Balai Manado

1. Pengembangan model hutan tanaman berbasis kemitraan

2. Pengembangan model inseminasi buatan pada anoa

3. Model pengembangan rehabilitasi hutan dan lahan berbasis pengelolaan DAS

 Balai Palembang

1. Demplot tanaman andalan Sumsel (Balitbangda) 2. Demplot pengembangan HTI yang unggul  Balai Kupang

1. Demplot pengelolaan cendana 2. Penangkaran rusa di masyarakat 3. Rehabilitasi lahan kering  Balai Ciheuleut

1. Uji coba tanaman hutan bibit bersertifikat

2. Demplot sumber benih bersertifikat

 Balai Banjar Baru

1. Percontohan pengelolaan lahan

2. Demplot tanaman andalan setempat Kalsel (Balitbangda)

3. Agroforestry

4. Jelutung

5. Gaharu

 Balai Solo

1. Pengembangan sistem perencanaan pengelolaan DAS terpadu

2. Implementasi pengelolaan DAS mikro dan pulau kecil

(18)

PENGEMBANGAN/KERJASAMA/TL

PENELITIAN REGIONAL (BALAI)

BERMITRA DG PENGGUNA

(BALITBANGDA, SWASTA, MASY)

Pengembangan/kerjasama/

k0nservasi

kayu N0n kayu jasLing

RPI RPI RPI RPI eksp0r air ke singapure Batam KPHI RPI1-15

(19)

BATAM

Ekspor air ke singapura

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sudiyono (2001), lemahnya posisi petani dalam pemasaran pertanian disebabkan oleh: (1) bagian pangsa pasar (market share) yang dimiliki petani umumnya sangat

Maka dilakukan perancangan termal HRSG dengan tujuan memahami tahapan perhitungan perancangan alat penukar panas dalam pemanfaatan gas buang turbin gas serta

Keefektifan menginfeksi perakaran kacang tanah ditunjukkan oleh hasil data pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, berat kering, luas daun dan panjang akar yang

Kadar Sulfur dan Selenium Hijauan Jagung Manis dengan Pemupukan P dalam Suspensi FAS.. Se hijauan dengan perlakuan P (BP, fruits by hydride generation atomic absorbtion

 Sebelum proses perangkat lunak, perekayasa pertama- tama akan membangun dari konsep abstrak ke implementasi yang dapat di lihat, baru kemudian dilakukan pengujian. 

Lokasi penelitian tergolong tipologi B, dimana sistem tata air di lokasi penelitian belum berfungsi secara sempurna sehingga petani hanya dapat menanam padi

Fe (besi) dan Al (alumunium) merupakan unsure hara mikro dalam tanah akan tetapi memiliki fungsi penting bagi tanaman, dari hasil analisis tanah di Laboratorium Kimia dan

Oleh sebab itu, seperti yang dikatakan oleh manajemen Mitsubishi, bahwa JIT atau zero inventory adalah konsep yang ideal, tetapi di sisi lain menyebabkan banyak masalah,