• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elvida Y.S. dan Sukardi DS, 2002, Reformasi Kebijakan Otda Bidang Kehutanan, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol. 3, No. 1, 2002.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Elvida Y.S. dan Sukardi DS, 2002, Reformasi Kebijakan Otda Bidang Kehutanan, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol. 3, No. 1, 2002."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aminullah E, 2003, Berpikir Sistem dan Pemodelan Dinamika Sistem, Makalah Kuliah Umum, Program pasca sarjana, IPB.

Arief A, 2001, Hutan dan Kehutanan, Kanisius, 2001.

Awang SA, Kurniawan,I, Nuh,IM, 2001, Otonomi Sumberdaya Hutan, Prosiding pertemuan reguler V FKKM, Bandar Lampung, 2001.

Balai Pemantapan Kawasan Hutan Propinsi kalimantan Barat (BPKH), Rancangan Pengelolaan Kawasan Hutan Wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, 2004.

Bappeda dan BPS Kalimantan Barat, 2004, Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Perbatasan Kalimantan Barat.

Bond, Richard, Curran, Jahanna, Kirk Patrick, Lece, Norman, Francis, Paul, 2001, Integrated Impact Assessment for Sustainable Development, A Case Study Approach, University of Manchester, UK.

Bruenig, E.F. & Pooker, J. 1989, Management on tropical rainforest: Utopia, or chance of survival. Proceedings of an internasional symposium sponsored by the German Foundation for International Development (DSE), 1989.

BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat, Data dan Informasi, Kerjasama Sosek Malindo Tingkat Daerah Kalimantan Barat – Negeri Serawak (Edisi 1985-2003), 2003.

BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat, 2002, Identifikasi Potensi Rencana Pengembangan Sektor Kehutanan.

BAPPENAS dan AUSAID, 2000, Natural Resources Management Project.

BAPPENAS, 2004, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Perbatasan Antar Negara di Indonesia.

CIFOR, 1999, Kriteria Atribut dan Indikator Pengelolaan hutan lestari, Program Masyarakat lokal, devolusi dan pengelolaan hutan bersama secara adaptif, CD – ROM.

Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ, 1996, Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta.

Darusman D, 2002, Pembenahan Hutan Indonesia, Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial K ehutanan, Fakultas Kehutanan, IPB.

Departemen Kehutanan, 1993. Laporan Tahunan Departemen Kehutanan 1992/1993 (Ministry of Forestry. Annual Report 1992/1993), Jakarta. Dinas kehutanan Provinsi Kalimantan barat, 2003, Statistik Kehutanan, 2003. Dinas Pe rindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat, Laporan

Tahunan, 2005.

Dunn, William N, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

(2)

Elvida Y.S. dan Sukardi DS, 2002, Reformasi Kebijakan Otda Bidang Kehutanan, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol. 3, No. 1, 2002.

Eriyatno, 1998, Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Jilid I Edisi Kedua, IPB Press, Bogor.

_______, 2003, Ilmu Sistem, Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen, Jilid I Edisi Ketiga, IPB Press, Bogor.

Fauzi,A, 2004, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama.

Fauzi,A dan Anna,S, 2005, Permodelan Sumberdaya Perikanan dan Lautan untuk Analisis Kebijakan, Gramedia Pustaka Utama.

Fauzi,A dan Anna,S, 2004, Evaluasi Status keberlanjutan Pembangunan Perikanan, Aplikasi Pendekatan RAPFISH, Studi kasus perairan pesisir DKI Jakarta.

Greend,DJ, Szabalcs,I, 1992, Soil Resilience and Sustainable Land Use, Proceedings of a Sysposium Held in Budafest, 28 September to 2 Oktober 1992, Including the Second Workshop on the Ecological Foundations of Sustainable Agriculture (WEFSA II), Research Institute for Soil Science and Agricultural Chemistry Hungarian Academy of Science s, Budafest.

Guao, Rongxing,1996, The Economic Significant of National Border Effect, Federal Reserve bank of Newyork.

Hardjomidjojo, H, 2003, Analisa Prospektif, Paper Kuliah Umum S3, IPB Bogor. Hamid, Mukti S.H, dan Widianto T, 2001, Kawasan Perbatasan Kalimantan,

Permasalahan dan Konsep Pengembangan, Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Edisi Pertama.

Hamilton, Schuking dan Anderson, 1991, Voice unheard and unheeded, in Biodiversity, Social and Ecological perspective, penang, juta print.

ITTO. 1992. ITTO Guidelines for sustainable management of natural tropical forest, ITTO policy development series 1. Japan, International Tropical Timber Organization.

Jhonshon N, & Cabarle B, 1993, Surviving the cut: Natural forest management in the humid tropics. Washington, D.C. World Resource Institute.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, 2000, Membuat Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta.

Kalimantan Barat Dalam Angka, 2004. Kalimantan Barat Dalam Angka, 2005.

Kartodihardjo H, 1999. Kondisi Struktur dan Masalah Implementasi Kebijakan Baru Penyelenggaraan Kehutanan. Paper pada seminar Nasional ” Platform Pembangunan Kehutanan Memasuki Millenium III. Bogor 16 Oktober 1999.

, 2000. Pembaharuan Kebijakan Penyelenggaraan Kehutanan Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Paper untuk Lokakarya Nasional ”Kebijakan Pemerintah di Bidang Kehutanan dalam Kaitannya dengan

(3)

Khans A, 1996. Pengelolaan Hutan Alam Indonesia menurut Bank Dunia. Jurnal Teknologi Hasil Hutan IX (1) : 15 – 26. Fakultas Kehutanan IPB.

Kavanagh P, 2001, Rapid Appraisal of Fisheris (Rapfish) Project, Rapfish Software Description (for Microsof Exel), University of British Columbia, Fisherish Centre, Vancover.

Kay R, Alder J, 1999, Coastal Planning and Management, Routiedge, Newyork. Kibri I, Prelimenary assesment jasa Lingkungan di kapuashulu, Makalah

Lokakarya Internasional Mewujudkan Kabupaten Konservasi, April 2004. Kusmayadi, 2003, Illegal Loging di Kalbar, Thesis Pasca Sarjana, UI, 2003. Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,

PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Mersyah R, 2004, Indeks Keberlanjutan Sistem Budidaya sapi Potong di Kabupaten Bengkulu Selatan, Makalah Seminar, IPB.

Mitchel,B, 1997, Resource and Environmental Management, University of Waterlo, Waterlo, Ontario.

Manetch TJ, and Park, GL, 1977, Sistim dan Analisis and Simulation With Aplication to Economic and Social System Part I, Third Edition, Departement of Electrical Enginering and System Science, Michigan State University East Lansing, Michigan.

Marten, Gerald G, 2001, Human Ecology, Basic Concepts for Sustainable Development, London.

Muntasib,H, 1999, Hutan dan Lingkungan, Kerjasama Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan dengan Fakultas Kehutanan IPB.

Muhamadi,E, Aminullah, Soesilo, SB, 2001, Analisis Sistem Dinamis Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen, UMJ Press, Jakarta.

Munasinghe M, 1993, Enviromental Economic and Sustainable Development, The International Bank for Recontruction and Development/The World Bank, Washington D.C. 20433, USA.

Nugraha,A, 2004, Menyongsong Perubahan Menuju Revitalisasi Sektor Kehutanan, Seri Kajian Politik kehutanan.

Poore, D, Burgess, Palmer,P, Rietbergen,J, and Synnot, T, 1989, No Timber Without Trees, Sustainability in the tropical forest, London, Earthscan Publication Ltd.

Pratiwi, 1996, Deforestation and reforestation policy in tropical regions, with the special reference ti Indonesia , PhD, Disertasi in Land and Forest Management Faculty of Agriculture and Applied Biological Science, University of Ghent, Belgium.

Partowidagdo, Widjojono, 1999, Memahami Analisis Kebijakan Kasus Reformasi Indonesia, Program Studi Pembangunan Program Pasca Sarjana ITB, Bandung.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, 2003. Rencana Strategis Pembangunan Daerah Propionsi Kalimantan Barat Tahun 2003 -2005. BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat.

(4)

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2001. Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2005. BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat.

Pratiwi dan Mulyanto B, 2002, Pengaruh Penebangan Hutan Terhadap Tanah Dan Usaha Perbaikannya, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol.3,2002.

Proyek Agenda 21 Sektoral, 2000. Agenda Kehutanan unutk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan. Kerjasama Kantor menteri negara lingkungan Hidup dengan UNDP. Jakarta.

Rukmana, 2003, Pengelolaan Hutan Tropis Indonesia, Hutan Indonesia, Edisi No. 24, Juni 2003.

Roderic,G, Meppem, Tony, 1997, Planning for Sustainability as a Learning Concept, New England Ecological Economic Group, Centre for Water Policy Research, University of New England, Armidale, Australia.

Salim E, 2004, Membangun Indonesia 2005 – 2020, Jurnal Ekonomi Lingkungan, edisi 13, tahun 2004.

Setiadi, 2002, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol. 3, No. 1, 2002.

Sitorus S, 2004, Pengembangan Sumber Daya Berkelanjutan, Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Lahan IPB, Bogor.

Soemarwoto O, 2001, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta.

Soemarwoto O, 2001. Atur-Diri-Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pembangunan Ramah Lingkungan : Berpihak Pada Rakyat, Ekonomis, Berkelanjutan). Gadjahmada University Press. Yogyakarta. 263p.

Suratman E, 2004, Analisis Dampak Kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan Terhadap Kinerja Perekonomian Kalimantan Barat, Disertasi, Universitas Indonesia.

Suryohadikusumo Dj, 2003, Matinya Sang Penguasa Hutan, Hu tan Indonesia Edisi No.24, Juni 2003.

Society of American Forester (SAF), 2001.

Sudradjat DP, 2004, Kehutanan Tahun 2004 Antara Ada Dan Tiada, Hutan Indonesia Edisi No.27, Pebruari 2004.

Susilo SB, 2003, Keberlanjutan Pembangunan Pulau -Pulau Kecil; Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Disertasi, IPB.

Tinambunan DJ, 2002, Reduce Impact Logging; Sustu keharusan untuk mencapai pengelolaan hutan lestari, Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol.3, 2002.

Undang -Undang Nomor 5, 1967, Ketentuan pokok-pokok kehutanan.

(5)

Upton C, and Bass S, The Forest Certification Handbook, Earthscan Publication Ltd, London and sterling VA,2002.

Vining, Aidan R; David L, 1998, Policy Analisis Concepts and Practice, Third Edition, Prentice-Hall, inc United States of Amerika.

Wibowo S, 2006, Rehabilitasi Hutan Pasca Operasi Illegal Logging, PT. Wana Aksara, Jakarta.

World Commision on Environment and Development, 1987, Our Comman Future, PT. Gramedia, Jakarta.

World Bank, 1990. Indonesia: Sustainable Development for Forests, Land and Water: Country Study. Report No. 9212. Washington DC.

, 2000. The Challenges of World Bank Involvement in Forests: an Evaluation of Indonesia’s forests and World Bank Assisteance. World Bank – Operation Evaluation Department.

(6)
(7)

Lampiran 2. Atribut keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan diwilayah perbatasan Kalimantan Barat.

No. Dimensi dan Atribut

Dimensi Ekologi

1 Ketersediaan zonasi untuk berbagai pengeloaan hutan

2 Upaya perlindungan terhadap tempat-tempat yang rentan ekologis 3 Tingkat kekayaan/keragaman biota

4 Upaya perlindungan terhadap biota langka 5 Frekuensi kejadian kebakaran hutan 6 Waktu suksesi hutan

7 Program rebois asi hutan 8 Kegiatan ladang berpindah 9 Diameter tebangan

10 Frekuensi kejadian banjir Dimensi Ekonomi

11 Tingkat pengembalian dana reboisasi

12 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Kalimanatan Barat 13 Jenis produk hutan yang dipasarkan

14 Pasar produk

15 Tingkat ketergantungan konsumen terhadap hasil hutan. 16 Harga komoditi hasil hutan yang dipasarkan.

17 Kelayakan usaha industri kehutanan

18 Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar hutan 19 Pemanfaatan sumberdaya hutan bukan kayu

Dimensi Sosial Budaya

20 Akses masyarakat lokal terhadap sumberdaya hutan 21 Tingkat penyerapan tenaga kerja

22 Pemahaman, kepedulaian, dan tanggung jawab masayarakat terhadap SDH 23 Pola hubungan para stakeholder dalam pemanfaatan sumberdaya hutan 24 Tingkat pendidikan masayarakat di sekitar hutan

25 Jarak pemukiman dengan kawasan hutan 26 Peran masyarakat adat dalam pengelolaan hutan 27 Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan

Dimensi Teknologi

28 Tingkat efisiensi industri pengolahan hasil hutan 29 Ketersediaan teknologi pengolahan hasil hutan. 30 Ketersediaan teknologi informasi

31 Ketersediaan basis data (data base) sumberdaya hutan 32 Ketersediaan teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan 33 Standarisasi mutu produk hasil hutan

34 Penerapan sertifikasi produk hasil hutan (ekolabel) 35 Pengolahan limbah kayu bekas tebangan

Hukum dan Kelembagaan

36 Perjanjian kerjasama dengan negara tetangga Malaysia

37 Mekanisme kerjasama lintas sektor dan antar daerah dalam pengelolaan SDH 38 Frekuensi konflik

39 Intensitas pelanggaran hokum (penebangan liar)

40 Ketersedian peraturan perundang -undangan tentang pengelolaan SDH 41 Ketersediaan hukum adat/agama

42 Keberadaan aparat penegak hukum di lokasi 43 Konsistensi penegakan hukum

(8)

Lampiran 3. Kuesioner analisis Prospektif berdasarkan analisis keberlanjutan.

KUESIONER PENELITIAN (1)

MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN

BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERBATASAN

KALIMANTAN BARAT

No Kuesioner : ………. Nama Responden : ………. Alamat : ………. Pekerjaan : ………. Hari/tanggal pengisian : ……….

Domohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Data dan semua informasi yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. Data dan informasi tersebut

akan saya pergunakan sebagai bahan untuk penulisan disertasi. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Sdr saya ucapkan terima kasih

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

Atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat (berdasarkan analisis leverage)

No. Atribut

1 Perlindungan biota langka 2 Tingkat kenanekaragaman biota 3 Waktu suksesi hutan

4 Frekuensi kejadian kebakaran hutan 5 Kegiatan ladang berpindah

6 Tingkat ketergantungan konsumen terhadap hasil hutan 7 Besarnya pasar produk hasil hutan

8 Harga komoditas hasil hutan 9 Tingkat pendapatan masyarakat. 10 Pola hubungan stakeholders. 11 Tingkat pendidikan masyarakat.

12 Jarak pemukiman dengan kawasan hutan 13 Ketersediaan teknologi pengolahan hasil hutan 14 Tingkat efisiensi industri pengolahan hasil hutan 15 Standarisasi mutu produk hasil hutan

16 Basis data sumberdaya hutan

17 Teknologi mitigasi bencana kebakaran 18 Ketersediaan hukum adat/agama

19 Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah 20 Intensitas pelanggaran hukum (illegal loging ) 21 Frekuensi konflik

Untuk selanjutnya ikuti petunjuk pengisian matrikssebagai berikut:

Petunjuk Pengisian Matriks Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat adalah sebagai berikut.

Pedoman pengisian:

1. Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika tidak ada pengaruh diberi nilai 0.

2. Jika ada pengaruh, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya diberi nilai 3.

3. Jika ada pengaruh, baru dilihat apakah pengaruhnya kecil = 1, atau berpengaruh sedang = 2.

Pedoman penilaian analisis prospektif

Skor Keterangan

0 Tidak ada pengaruh

1 Berpengaruh kecil

2 Berpengaruh sedang

(10)

Matriks Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan

Berdasarkan Analisis Berkelanjutan

Dari ? Tehadap ? 1 2 3 5 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Sumber: godet, 1999.

Keterangan : 1 – 21 = Faktor penting dalan sistem

(11)

Lampiran 4. Kuesioner analisis kebutuhan.

KUESIONER PENELIT IAN (2)

MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN

BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERBATASAN

KALIMANTAN BARAT

No Kuesioner : ………. Nama Responden : ………. Alamat : ………. Pekerjaan : ………. Hari/tanggal pengisian : ……….

Domohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Data dan semua informasi yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. Data dan informasi tersebut

akan saya pergunakan sebagai bahan untuk penulisan disertasi. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Sdr saya ucapkan terima kasih

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Berikut ini disajikan faktor-faktor penting/strategis dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Lingkari faktor-faktor yang menurut Bapak/Ibu/Sdr termasuk faktor penting/strategis, dan jika ada faktor yang belum termasuk silahkan menambahkan pada tempat yang sudah disediakan.

1. Teknologi pengolahan hasil hutan

2. Teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan 3. Finansial

4. Sumberdaya manusia

5. Peraturan perundang-undangan bidang kehutanan 6. Penegakan hukum

7. Pemerintah pusat

8. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

9. Kerjasama lintas sektor dan antar daerah di wilayah Kalimanatan Barat 10. Kerjasama dengan dengan negara tetangga Malaysia

11. Program reboisasi

12. Rehabilitasi lahan dan tanah 13. Kegiatan ladang berpindah

14. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu 15. Perilaku dan budaya masyarakat.

16. Ganti rugi kerusakan sumberdaya hutan diberikan secara adil 17. Akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan

18. Kejelasan kepemilikan dan hak untuk menggunakan sumberdaya hutan. 19. Hubungan batin antara masyarakat dengan sumberdaya hutan

20. Kontribusi para stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya hutan

21. ………. 22. ………. 23. ………. 24. ………. 25. ………. 26. ………. 27. ……….

(13)

Lampiran 5. Kuesioner analisis Prospektif berdasarkan analisis kebutuhan

KUESIONER PENELITIAN (3)

MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN

BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERBATASAN

KALIMANTAN BARAT

No Kuesioner : ………. Nama Responden : ………. Alamat : ………. Pekerjaan : ………. Hari/tanggal pengisian : ……….

Domohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk m engisi kuesioner penelitian ini. Data dan semua informasi yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. Data dan informasi tersebut

akan saya pergunakan sebagai bahan untuk penulisan disertasi. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Sdr saya ucapkan terima kasih

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Berdasarkan hasil Kuesioner analisis kebutuhan (pendapat responden), faktor-faktor penting dan berpengaruh dalam pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat adalah:

1. Teknologi pengolahan hasil hutan

2. Teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan

3. Dana (Finansial)

4. Peraturan perundang -undangan bidang lingkungan hidup

5. Peraturan perundang -undangan bidang kehutanan

6. Penegakan hukum

7. Pemerintah pusat

8. Kebijakan Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

9. Kerjasama lintas sektor dan antar daerah di wilayah Kalimantan Barat

10. Kerjasama dengan negara tetangga Malaysia.

11. Program reboisasi

12. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan

13. Penataan dan pengukuhan kawasan

14. Penyediaan lapangan kerja sektor kehutanan

15. Rehabilitasi lahan dan tanah

16. Kegiatan ladang berpindah

17. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

18. Ketersediaan sarana dan prasarana.

19. Pemasaran (Marketing)

20. Industri pariwisata alam

21. Pemanfaatan hasil hutan buka n kayu

22. Pengamanan hutan

23. Perilaku dan budaya masyarakat.

Untuk selanjutnya ikuti petunjuk pengisian matriks sebagai berikut:.

Petunjuk Pengisian Matriks Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat adalah sebagai berikut.

Pedoman pengisian:

1. Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika tidak ada pengaruh diberi nilai 0.

2. Jika ada pengaruh, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya diberi nilai 3.

(15)

3. Jika ada pengaruh, baru dilihat apakah pengaruhnya kecil = 1, atau berpengaruh sedang = 2.

Pedoman penilaian analisis prospektif

Skor Keterangan 0 Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh kecil 2 Berpengaruh sedang 3 Berpengaruh sangat kuat

Matriks Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Berdasarkan analisis Kebutuhan

Dari ? Terha-dap ? 1 2 3 5 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Sumber: godet, 1999.

Keterangan : 1 – 23 = Faktor penting dalan sistem

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) penguasaan konsep potensial osilator harmonik sederhana bagi mahasiswa yang memperoleh pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran model PBL dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar peserta didik kelas VII

Maka dilakukan perancangan termal HRSG dengan tujuan memahami tahapan perhitungan perancangan alat penukar panas dalam pemanfaatan gas buang turbin gas serta

Selain memiliki kekakuan dan kekuatan spesifik yang tinggi, material komposit memiliki sifat tailorability yang dapat dimanfaatkan untuk membuat sifat yang

yang terletak pada perairan kepulauan Natuna merupakan struktur fixed platform yang menggunakan jacket sebagai struktur penopang beban, akan tetapi letak Indonesia

71 Hasil studi lapangan digunakan untuk menganalisis kebutuhan (need assessment) apakah produk PETASAN GALAU yang akan dihasilkan benar-benar dibutuhkan dan dapat dimanfaatkan

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

Dari hasil identifikasi moda kegagalan dan akar permasalahan subsistem mesin roll dan mesin pemotong memiliki nilai RPN terbesar yang artinya subsistem ini memiliki