• Tidak ada hasil yang ditemukan

Conflict Management INTERVENSI PSIKOLOGI I (10) Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Conflict Management INTERVENSI PSIKOLOGI I (10) Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Conflict

Management

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM Magister Profesi Psikologi PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

INTERVENSI PSIKOLOGI I (10)

(2)

Conflict at Microsoft

 Dari berbagai sumber

diketahui di dalam

Microsoft penuh dengan konflik disfungsional yang dapat menghambat

kemampuannya untuk tetap kompetitif

 Mereka tidak

menunjukkan kerjasama yang baik dalam setiap kelompoknya

(3)

Conflict Defined

Proses di mana satu

pihak merasakan bahwa kepentingannya sedang bertentangan atau

mempersepsi negatif terhadap pihak lain.

(4)

The Conflict Process

Sources of Conflict Manifest Conflict Conflict Outcomes Conflict Perceptions Conflict Emotions Conflict Escalation Cycle

(5)

Organizational Conflict Outcomes

 Potential benefits (Manfaat Potensial dari

konflik)

◦ Meningkatkan pengambilan keputusan

◦ Dinamika Tim menjadi lebih kuat (dinamis)

 Dysfunctional outcomes

◦ Pengalihan energi dan sumber daya

◦ Melemah manajemen pengetahuan

◦ Meningkatkan frustrasi, ketidakpuasan kerja, stres, turnover dan ketidakhadiran

(6)

Task vs. Socioemotional Conflict

 Constructive (task-related) conflict

◦ Konflik ditujukan pada tugas bukan orangnya

◦ Membantu untuk mengenali permasalahan yang sedang terjadi, mengidentifikasi kemungkinan penyelesaian

konflik, mencoba untuk memahami issu secara lebih baik.

◦ Secara potensial menjadi lebih bermakna dan lebih sehat.

 Socioemotional (relationship) conflict

◦ Konflik menyerang personal

◦ Diawali dengan bias persepsi

(7)

Minimizing Socioemotional Conflict

1. Emotional intelligence

◦ Lebih mampu mengatur emosi

◦ Melihat emosi orang lain sebagai informasi

2. Cohesive team

◦ Lebih meningkatkan kepercayaan

◦ Memahami anggota tim lain lebih baik

◦ Termotivasi untuk meminimalkan konflik yang lebih tinggi

3. Supportive team norms

◦ Menghargai dialog yang jujur ​​tanpa penghinaan pribadi

(8)

Differentiation

Task

Interdependence

• Different values/beliefs

• Konflik lintas budaya dan lintas generasi

• Peningkatan konflik karena saling tergantung

Incompatible Goals

• Tujuan salah satu partai (pihak)

dianggap mengganggu tujuan pihak lain

more

(9)

Ambiguous Rules

Communication Problems

• Adanya ketidakpastian, Ancaman terhadap tujuan yang hendak dicapai • Tidak adanya aturan yang jelas

• Increases stereotyping

• Reduces motivation to communicate • Escalates conflict when arrogant

Scarce Resources

(kelangkaan sumber)

• Semangat berkompetisi untuk

memperebutkan sumber daya yang ada

(10)

Asse rt ive ness Cooperativeness Forcing/ memaksa Problem-Solving Compromising Avoiding Yielding/ penurut High Low High

(11)

Choosing the Best Conflict Style

 Problem solving

◦ Seringkali ini yang terbaik karena berusaha mendapat hasil yang optimal

◦ Tipe ini sering tidak bekerja ketika kepentingan besar tidak sejalan

◦ Sulit ketika masing-masing pihak kurang ada kepercayaan / keterbukaan

 Avoiding

◦ Best when socioemotional conflict is high

◦ Permasalahan yang dapat tejadi jika permasalahan tidak terselesaikan akan mengakibatkan adanya frustrasi yang berkepanjangan.

 Yielding

◦ Mungkin terjadi ketika:

1. Pihak lain secara substansial memiliki power yang lebih kuat.

2. Issu yang diangkat tidak begitu penting bagi kedua belah pihak

(12)

Choosing the Best Conflict Style

(con’t)

 Forcing

◦ May be necessary when:

1. Jika anda tahu bahwa anda benar dan berdebat untuk mendapatkan penyelesaian dengan cepat

2. Pihal lain akan mengambil keuntungan dengan lebih menggunakan strategi kooperatif

◦ Problem: menimbulkan konflik socioemotional

 Compromising

◦ Best when

1. little hope for mutual gain

2. both parties have equal power

3. both parties need to settle differences quickly

(13)

Conflict Management

Structural Approaches Emphasize Superordinate Goals Improve Communication Clarify Rules and Procedures Reduce Task Interdependence Increase Resources Reduce Differentiation

(14)

Negotiation

 Process in which two or more parties

exchange goods or services and attempt to agree on the exchange rate for them

12-14

• Suatu proses dalam mana dua pihak atau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai

(15)

Negotiation

 Dua atau lebih pihak yang saling bertentangan

mencoba untuk menyelesaikan tujuan mereka

berbeda dengan mendefinisikan kembali istilah saling ketergantungan mereka

◦ Melibatkan orang mendiskusikan bagaimana mereka dapat menghasilkan pengaturan yang lebih memuaskan (setidaknya bagi mereka)

 Negosiasi dapat efektif bila: ◦ When parties adopt a problem-solving style

◦ Others say it is also most costly

◦ Problem-solving can work when there is trust among the parties

(16)

Your Positions Initial Target Initial Target Opponent’s Positions Area of Potential Agreement

Bargaining Zone Model

Resistance

(17)

 Pendekatan-pendekatan dalam penawaran (R.J

Lewicki & J.A Literer) :

◦ Distributive Bargaining: Tawar-menawar distributif :

perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap sumber daya; situasi kalah-menang.

Negotiating over who gets what share of a fixed pie

(18)

Integrative Bargaining

 Operates under the

assumption that one or more settlements exist that can create a win-win solution 12-18 Tawar-menawar integratif : perundingan yang mengusahakan satu

penyelesaian atau yang lebih dapat menciptakan suatu

(19)

Bargaining Strategies

12-19

(20)

Ciri

tawar-menawar Distributif Integratif

Sumber daya Jumlahnya tetap Jumlahnya Variabel

Motivasi Primer Saya menang,

anda kalah Saya menang, anda menang

Kepentingan primer Saling berlawanan Sama atau cocok

Fokus hubungan Jangka pendek Jangka panjang

Tawar-menawar distributif VS Tawar-menawar integratif

(21)

Situational Influences on Negotiation

 Location

 Physical setting

 Time passage and

deadlines

 Audience

(22)

Effective Negotiation Behavior

 Preparation and goal

setting

 Gathering information

 Communicating effectively  Making

concessions/kesepakatan

(23)

 Proses perundingan

Persiapan dan Perencanaan ; apa yang

diinginkan dari perundingan, dan bagaimana sejarah yang mendorong perundingan tersebut.

Ketentuan aturan-aturan dasar ; siapa yang

akan terlibat, dimana diadakan, isu-isu apa yang akan dibahas.

Penjelasan dan pembenaran ; menerangkan,

menegaskan, memperjelas, memperkuat dan

(24)

Tawar-menawar dan pemecahan masalah ;

hakikat proses perundingan adalah beri – ambil

yang aktual dalam upaya memperbincangkan suatu persetujuan.

Penutupan dan implementasi ; langkah

terakhir dalam proses perudingan memformalkan persetujuan yang telah dikerjakan dan melakukan pemantauan.

(25)

Third Party Intervention

•KAPAN DIBUTUHKAN?

• Ketika konflik sering terjadi dan begitu sulit

dikendalikan, sehingga dibutuhkan bantuan dari orang lain.

• Misalnya: Ketika Anda dan pasangan anda saling mencintai, namun masuk dalam perangkap spiral konflik yang merusak, sehingga Anda harus

mempertimbangkan pihak ketiga untuk membantu penyelesaian konflik anda dan pasangan.

(26)
(27)

Third Party Intervention

 Mediation – Pihak yang netral diperlukan

ketika kebuntuan terjadi

 Arbitration - Pihak ketiga yang netral

membuat keputusan yang mengikat untuk menyelesaikan perselisihan

(28)

Types of Third Party Intervention

Mediation Arbitration Inquisition/ penyelidikan Level of Process Control

Level of Outcome Control High

High Low

(29)

 Perundingan pihak ke-tiga

Mediator : pihak ke-tiga yang netral mempermudah

pemecahan perundingan dengan menggunakan penalaran, persuasi dan saran-saran alternatif.

Arbitrator : pihak pada suatu perundingan yang mempunyai

otoritas untuk memaksakan persetujuan.

Perujuk : pihak yang dipercaya memberikan suatu tautan

komunikasi informal antara perunding dengan lawannya.

Konsultan : pihak yang tidak berat sebelah, terampil dalam

manajemen konflik yang berupaya memudahkan pemecahan masalah yang kreatif lewat komunikasi dan analisis.

(30)

Choosing the Best 3rd Party Strategy

Strategi inquisition biasanya dipilih manajer jika dia tetap ingin pegang kendali dalam proses dan outcome. Masalahnya: dapat timbul pengambilan keputusan yang tidak adil.

Mediasi cenderung lebih memuaskan pihak-pihak yang berselisih, walaupun jika mediasi gagal dapat digunakan arbritari.

(31)

The Need for Third Party

•Membutuhkan beberapa orang yang terlibat

• Dalam hal ini, pihak ketiga mungkin seorang profesional terlatih, tetapi

dapat saja pihak ketiga adalah orang-orang biasa yang ada di sekitar kita

(32)

Third Party Intervention dilakukan

secara:

 Informal – for informal interventions,

◦ Misalnya kita mendiskusikan tentang sebab-sebab mengapa mereka berselisih pendapat, dan bagaimana mereka dapat memperoleh kesuksesan.

 Formal – for formal interventions

◦ Misalnya kita sebagai melakukan berbagai pendekatan untuk menyelesaikan

(33)

Keuntungan bila menggunakan orang

yang terlatih

 Objektivitas terjaga

 Lebih dapat dipercaya untuk mendapatkan

solusi yang diharapkan

(34)

Conditions for Helping

 Hal yang harus diingat, bahwa problemnya

orang lain bukan problem anda – Anda harus memiliki alternatif pilihan solusi.

 Jika anda tidak memilikinya, anda tidak

dapat melakukan intervensi sekalipun secara informal.

 Bantulah, jika anda ingin membantu, jika

tidak jangan lakukan intervensi.

 Jagalah, agar anda tetap dalam posisi

(35)

Counseling

 Hal-hal yang harus diperhatikan:

 (1) meeting dilakukan secara individual dan

atau

 (2) meeting dilakukan berdua atau

menyertakan keseluruhan sistem keluarga.

 The counselor fokus pada semua isu yang

muncul – “presenting problem” (the emotional and relational issues)

(36)

Mediation

 Membantu semua pihak untuk mencapai

kesepakatan

 Mediation adalah seni merubah posisi

pihak-pihak yang bertikai dengan tujuan eksplisit untuk menerima suatu paket bantuan yang disepakati keduabelah pihak.

 Mediator mengontrol proses – dengan tidak

memperbolehkan setiap pihak melakukan interupsi, berbicara menang sendiri, atau menggunakan motif yang merusak untuk penyelesaian konflik.

(37)

Mediation, cont

 The solutions to the dispute come from

the parties themselves

 The mediator is there to facilitate

communication between the parties – not render a judgment (tidak menghakimi)

 The process of mediation assumes that

(38)

Advantages

 First, because it relies on the parties’ active

negotiation and involvement, it promotes a

mutual stake in resolution; therefore, solutions are more likely to be carried out by the

parties

 Second, . . . The solutions are more likely to be

integrative and creative

 Third, . . . Mediation helps the parties meet

their underlying interests rather than fight over position

(39)

Advantages, cont

 Fourth, mediation is usually cheaper than

adjudication (pengadilan)or arbitration

 Fifth, mediated parties are more satisfied

with the process than are participants in adjudication or arbitration

(40)

Limitations to Mediation

 First, not all conflict parties can agree to

work through their conflict with the “enemy.”

 Mediation involves considerable

commitment to working on the conflict

 The final limitation of mediation is that

involvement in mediation is not worth the effort

(41)

Community Mediation Programs

 Offer excellent training, supervision, and

guidance, as well as opportunities tohelp others resolve disputes

 “Peer Mediation” programs – the party’s

peers will help solve disputes ranging from playground difficulties to teacher-student problems

(42)

Types of Mediation

 Family Mediation

 Victim-Offender Restitution (VOR) – a

specialized form of mediation designed for cases in which someone is guilty of a crime

(43)

Arbitration

 Ada pihak ketiga yang diberdayakan untuk

memutuskan hasil dari konflik

 Ketika para pihak setuju untuk kontrak

arbitrase, penghakiman penengah ditegakkan di pengadilan

 Proses ini disebut arbitrase mengikat;

(44)

Arbitration, cont.

 Diantara para pihak mengalami gangguan

komunikasi dan tidak lagi mampu

memecahkan masalah mereka sendiri

 Memperkuat asumsi bahwa para pihak

tidak bisa belajar untuk mengelola

kesulitan mereka sendiri - bahwa hanya pihak ketiga dapat menemukan solusi

(45)

Adjudication

 Sebuah proses di mana pihak

menyampaikan kasus mereka sebelum seorang hakim atau juri

 Mengasumsikan bahwa pihak tidak dapat

menyelesaikan konflik mereka sendiri

 Sebuah keputusan harus diimpor dari luar

Metamorfosis konflik tersebut menjadi konflik antara dua pengacara

(46)

Adjudication as Positive

 Berfungsi sebagai mekanisme penyeimbang

kekuasaan

 Ini menyediakan aturan untuk membuat

keadilan, seperti pengakuan bukti

Penggunaan profesional untuk berbicara bagi pihak yang konflik merupakan keuntungan bagi pihak yang membutuhkan bantuan dalam

persiapan atau penyajian kasus mereka

 Berfungsi sebagai cadangan untuk prosedur

(47)

Limitations

 Sudah terlalu sering digunakan

 Sering disalahgunakan sebagai cara untuk

"membalas dendam“

 Pihak yang berkonflik sering tidak lama

kemudian membuat keputusan sendiri

 Setting menang kalah sering membuat

(48)

Issues in Negotiation

 Decision-making biases  Role of personality traits

 Effects of gender and cultural differences

on negotiating styles

12-48

(49)

Decision-Making Biases

12-49

1) Irrational Escalation of Commitment 2) The Mythical Fixed Pie

3) Anchoring and Adjustments 4) Framing Negotiations

5) Availability of Information 6) Winner’s Curse

(50)

Role of Personality Traits

 Evidence shows no significant direct effect on bargaining or negotiation outcomes  Concentrate on ◦ The issues

◦ The situational factors in each bargaining

episode

◦ Not your opponent and his or her

characteristics

12-50

(51)

Gender Differences

in Negotiation

 Men have been found to negotiate better

outcomes than women

 Women may unduly penalize themselves

by failing to engage in negotiations when such action would be in their best

interest

12-51

(52)

Cultural Differences in Negotiations

Cultural context significantly influences...

◦ The amount and type of preparation for bargaining

◦ The relative emphasis on task versus interpersonal relationships

◦ The tactics used

◦ Where the negotiation should be conducted

12-52

(53)

Manajemen Konflik

Apabila konflik disfungsional terjadi harus diredakan dengan manajemen konflik.

Manajemen Konflik : penggunaan teknik – teknik resolusi

dan stimulasi untuk memperoleh level konflik yg diinginkan.

(54)

Managing Conflict

 Competition  Collaboration  Avoidance  Accommodation  Compromise 12-54

(55)

Improving Negotiation Skills

 Research Your

Opponent

 Begin with a Positive

Overture

 Address the

Problem, Not the Personalities  Pay Little Attention to Initial Offers  Emphasize Win-win Solutions  Create an Open and Trusting Climate 12-55

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses penjualan dibutuhkan daftar barang, daftar jenis barang dan daftar diskon, data pelanggan atau data member sehingga dapat menghasilkan nota

Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (Ho) ditolak, yang berarti ada hubungan antara kehilangan hubungan dengan teman-teman atau keluarga dengan kualitas hidup

Oleh karena itu cocok untuk proses transesterifikasi minyak sawit atau minyak jelantah (waste edible oil), pada reaksi [6] proses esterifikasi dari asam lemak bebas, sedangkan

Berdasarkan analisis tingkat resiko tsunami, daerah dengan resiko sangat tinggi dan tinggi terdapat di dua wilayah pesisir utara yaitu Kecamatan Alok dan Magepanda dengan

Dengan perkambangan teknologi smartphone, dibutuhkan konten berbasis web yang dapat disajikan melalui perangkat mobile tersebut. Oleh karena itu, dikembangkan juga

Berdasarkan dari hasil penelitian bulan Oktober 2019, maka disimpulkan efisiensi kerja alat optimum untuk alat gali muat adalah 73,0 %, alat angkut 68 % dan produktivitas

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Rekaman arsip merupakan teknik pengumpulan data baik data historis maupun data saat ini. Dalam penelitian ini dapat berupa data statsitik Kecamatan dalam Angka