• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

RANCANG BANGUN PERAHU SURYA A(6)SOLUT3 – POLINERI (BAGIAN: BODI)

Rahayu Mekar Bisono

Dosen Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Kediri Email: rahayumekar@poltek-kediri.ac.id

Abstrak

Perahu surya A(6)solut3 adalah perahu surya buatan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin (Politeknik Kediri). Perahu surya merupakan perahu listrik yang memanfaatkan energi matahari untuk sumber dayanya. Energi matahari ditangkap dengan menggunakan sel surya untuk menggerakkan motor listrik yang dihubungkan ke propeler. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil dan mengurangi polusi udara, disamping itu untuk memberikan nilai tambah pada wisata Sungai Brantas. Pada perahu surya terdapat empat bagian utama, yaitu: sistem sel surya, bodi, sistem transmisi, dan propeler. Pembahasan dikhususkan pada bagian bodi. Metode rancang bangun bagian bodi meliputi: perencanaan desain, perencanaan elemen bodi, pembuatan, dan biaya produksi. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka di dapatkan hasil sebagai berikut: massa total 260 kg; dimensi bodi perahu surya dengan panjang 4,46 m, lebar 0,624 m; tinggi 0,479, sarat 2,28 m; displacement perahu surya 247,46 N, volume displacement perahu surya 24,746 m3; koefisien blok sebesar 0,390; titik berat

perahu surya 0,2874 m; Perkiraan Tenaga Penggerak Berdasarkan Hambatan Total hambatan gesek 58,21 kg, hambatan sisa 1609 N, hambatan total 1667,21 N; estimasi berat perahu surya LWT 1860 N, DWT 700 N; Moment Pengganggu Stabilitas moment cikar 0,088 kg/m, moment angin 0,061 kg/m, momen pengganggu 0,149 kg/m; biaya produksi 7.621.000 rupiah; bahan baku berupa kayu.

Kata kunci: bodi, perahu surya, perahu listrik, A(6)solut3, Polineri

PENDAHULUAN

Menurut Direktorat Jenderal Migas tahun 2016 ketersediaan bahan bakar fosil di Indonesia semakin menipis hal tersebut menjadi permasalahan terbesar di Indonesia setiap tahunnya. Indonesia merupakan negara pengkonsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada diatas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut dibagi untuk sektor energi (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%),

dan komersial (4%). Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil.

Menurut data dari Naibaho tahun 1994 Indonesia memiliki banyak potensi energi alternatif yaitu, panas bumi, aliran sungai, panas surya, suhu kedalaman laut, angin, biofuel, dan biogas. Hal ini didukung oleh letak geografis Indonesia yang strategis antara 0º sampai 10º Lintang Utara dan Lintang Selatan menjadikan Indonesia memiliki sumber energi alternatif atau energi terbarukan yang beragam. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, bahwa energi terbarukan adalah sumber energi yang

(2)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

dihasilkan dari sumber daya energi secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Potensi tersebut hanya dimiliki oleh negara beriklim tropis. Salah satu potensi yang ada yaitu tenaga surya. Tenaga surya adalah energi yang dihasilkan dari sel surya untuk menangkap energi matahari dan diubah menjadi energi listrik secara efisien. Energi listrik yang dihasilkan dari tenaga surya dapat diaplikasikan antara lain pada sektor perumahan, transportasi, radio pemancar, perangkat komunikasi, dan pompa air (Jha, 2010).

Karena Indonesia memiliki iklim tropis dan intensitas cahaya matahari yang tinggi (18 lokasi di Indonesia). Radiasi matahari di lokasi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: untuk distribusi penyinaran di kawasan barat sekitar 4,5 KWH/m2/hari dengan variasi bulanan berkisar 10%, sedangkan di kawasan timur sekitar 5,1 KWH/m2/hari dengan variasi bulanan berkisar 9%. Sehingga potensi radiasi matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 KWH/m2/hari dengan variasi bulanan berkisar 9%. Menurut data Kota Kediri potensi pemanfaatan radiasi matahari sebagai sumber energi alternatif juga dimiliki kota Kediri. Kota Kediri terletak diantara 111,05º sampai 112,03º Bujur Timur, dan 7,45º sampai 7,55º Lintang Selatan. Dari aspek topografi, kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0% sampai 40%. Salah satu pemanfaatan matahari sebagai sumber energi alternatif di kota Kediri, yaitu sebagai sarana transportasi wisata sungai. Kota Kediri merupakan salah satu kota yang dilalui oleh Sungai Brantas.

Pemikiran yang kreatif diperlukan untuk memberikan nilai tambah pada wisata Sungai Brantas baik nilai ekonomi maupun sosial. Nilai tambah ekonomi dapat diwujudkan melalui perahu surya sebagai sarana transportasi wisata yang ekonomis. Sedangkan nilai sosial adalah membuka lapangan pekerjaan baru kepada warga sekitar kota Kediri. Untuk menunjang

wisata sungai tersebut, maka dibuatlahlah perahu surya. Oleh karena itu, akan dirancang bangun perahu surya A(6)solut3 - Polineri yang merupakan produk buatan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin (Politeknik Kediri). Perahu surya tersebut menggunakan sel surya untuk menangkap energi matahari sebagai penggerak motor listrik yang dihubungkan ke propeler. Perahu surya ini terdiri dari lima bahasan, yaitu bagian: sistem sel surya, sistem transmisi, bodi, propeler, dan perencanaan perawatan. Dalam jurnal ini, akan dibahas mengenai bagian bodi dari perahu surya.

METODE

Metode pelaksanaan elemen bodi pada rancang bangun perahu surya ditunjukkan pada gambar 3.1. sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Alir Metode Pelaksanaan

Sumber: Penulis, 2016

1. Langkah-langkah Pelaksanaan

a. Pengumpulan Informasi

Langkah-langkah pengumpulan informasi elemen bodi pada perahu surya sebagai berikut:

• Studi literatur berupa buku pustaka, jurnal, dan artikel yang dilaksanakan di Perpustakaan Politeknik Kediri, Perpustakaan PPNS, Perpustakaan ITS, IHL dan website.

(3)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

• Observasi langsung mengenai perahu di PPNS, tempat wisata Sungai Brantas (Kediri), Pantai Gerdu Laut (Tuban), dan Pantai Prigi (Trenggalek).

• Observasi langsung mengenai aplikasi teknologi surya di Politeknik Kediri dan ITS.

b. Perencanaan Desain

• Menurut (Sudiyono, 2008) perahu surya memiliki bagian-bagian utama yaitu bodi, kemudi, sel surya, battery controller unit (BCU), baterai, inverter, motor listrik, system transmisi, dan propeller. Berdasarkan hal tersebut, maka dihasilkan perencanaan desain pada perahu surya seperti ditunjukkan pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Perencanaan perahu surya Sumber: Penulis,2016

Sedangkan hasil perencanaan desain elemen bodi pada perahu surya ditunjukkan pada gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Perencanaan Desain Bodi Sumber: Penulis, 2016

c. Perencanaan Elemen Mesin

Langkah-langkah perencanaan elemen bodi pada perahu surya sebagai berikut:

a. Ukuran Utama Kapal

b. Moment Penggangu Stabilitas c. Bahan Bodi

d. Pembuatan Elemen Bodi

Langkah-langkah pembuatan bagian bodi pada perahu surya sebagai berikut:

• Pembuatan bodi. • Perakitan bodi. e. Pengujian

Langkah-plangkah pengujian pada perahu surya sebagai berikut.

• Pengujian mengenai faktor unjuk kerja

• Pengujian mengenai faktor keamaanan.

f. Pembuatan Elemen Bodi Biaya Produksi

Langkah-langkah biaya produksi pada perahu surya sebagai berikut: • Biaya Bahan Baku

• Biaya Tenaga Kerja • Biaya Permesinan • Biaya Perakitan.

HASIL

1. Perencanaan Pemilihan Bahan Bodi

Pada perencanaan pemilihan bodi perahu surya A(6)solute - polineri Keterangan:

1. Propeler 7. Motor Listrik

2. Sirip Kemudi 8. Transmisi 3. Panel Surya 9. Poros

4. Bodi 10.

Charger Controler

5. Kemudi 11. Storage

6. Pedal Gas 12. Inverter

Keterangan: 1. Buritan 2. Haluan 3. Lambung

(4)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

menggunakan bahan baku berupa kayu. Kayu merupakan salah satu bahan dasar dari pembuatan perahu. Dipilih bahan dasar kayu karena kayu lebih ringan dan tidak mudah pecah.

2. Posisi Panel Surya

Perencanaan dimensi perahu surya a(6)solut3 - polineri ini berdasarkan pada dimensi yang dibutuhkan panel surya untuk dapat menggerakan motor listrik juga untuk memperoleh keseimbangan perahu saat perahu berjalan dan ruang untuk pengemudi, pada perencanaan ini panel surya terletak pada dua bagian, yaitu pada bagian depan pengemudi dan pada belakang pengemudi. Dimensi kedua panel surya tersebut berukuran panjang 784 mm dan lebar 506 mm.

3. Dimensi Bodi Perahu Surya

Dengan mengetahui penempatan dan ukuran panel surya serta pengemudinya, maka didapatkan dimensi bodi perahu surya a(6)Solut3 – polineri yang terlihat pada gambar 4. Penempatan panel surya pada bagian depan dan belakang pengemudi dimaksudkan untuk keseimbangan pada perahu.

Gambar 4. Dimensi Bodi Perahu Surya

Sumber: Penulis, 2016

4. Perencanaan Ukuran Utama Perahu

a. Panjang Kapal (LBP)

b. Lebar Kapal (B)

c. Tinggi Kapal (H)

d. Sarat Kapal (T)

5. Estimasi Koefisien Block

(5)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

7. Volume Displacment

8. Perhitungan Titik Berat (KG)

9. Perkiraan Tenaga Penggerak Berdasarkan Hambatan Total

a. Perkiraan Hambatan Penggerak

b. Perkiraan Hambatan Sisa

c. Perkiraan Hambatan Total

10. Estimasi Berat Kapal ( LWT & DWT)

a. Perencanaan Berat Kapal Kosong (LWT)

b. Perencanaan Berat Bagian (DWT)

11. Moment Pengganggu Stabilitas

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan momen pengganggu stabilitas adalah dengan menentukan jenis momen-momen pengganggunya, yaitu dengan menghitung momen cikar (MC) dan momen angina (MW), (Yoga, 2016):

a. Moment Cikar (MC)

(6)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

c. Momen Penganggu (MP)

12. Pembuatan Bodi Perahu Surya A(6)Solute – Polineri

a. Pembuatan Rangka Perahu Surya Langkah-langkah untuk membuat rangka perahu surya a(6)solut3- polineri sebagai berikut.

1) Pembuatan body plan 2) Pembuatan rangka

menggunakan kayu

3) Pelapisan rangka dengan triplek

Pembuatan lines plan dan body plan perahu surya a(6)solut3 - polineri di gambarkan seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Lines Plan dan Body Plan

Sumber: http://www.ittcwiki.org, 2016

b. Pembuatan Rangka Perahu Surya Pengerjaan Finishing Bodi Perahu Surya A(6)Solute – Polineri

Langkah-langkah pengerjaan Finishing Bodi Perahu Surya A(6)Solute Polineri sebagai berikut.

1) Pendempulan pada permukaan perahu

2) Pemberian poxy dengan menggunakan spraygun 3) Pemberian cat pada perahu. 4) Pemberian lapisan clear

Gambar 6. Pengerjaan Finishing Bodi Perahu

Sumber: Penulis, 2016

13. Biaya Produksi

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan tertentu dalam pembuatan alat. Sedangkan biaya produksi adalah biaya-biaya yang tejadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluaranya biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya permesinan, biaya perakitan. (Mulyadi, 1993).

13.1 Biaya Produksi Bodi Perahu Surya A(6)Solute – Polineri

a. Biaya Bahan Baku

Tabel 1. Daftar Harga Material Bodi

(7)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

b. Biaya Produksi (tenaga kerja, pemesinan, dan perakitan)

Besarnya biaya produksi sebagai berikut:

1) Biaya Operasional Selama Tiga Puluh Hari:

1) Biaya pekerja perhari Rp. 80.000 x 2 orang Rp. 4.800.000

2) Biaya konsumsi Rp. 600.000 3) Biaya Transportasi Rp. 900.000 2) Biaya Bahan Baku Rp.3.721.000

Sehingga total biaya produksi adalah Rp. 10.021.000

c. Harga Jual Alat

Besarnya harga jual alat adalah biaya total pembuatan alat ditambah keuntungan yang direncanakan serta pajak penjualan (Pujawan, 2009). Pada perencanaan ini, keuntungan yang diambil 25% dari biaya produksi. Sehingga didapatkan harga jual alat sebagai berikut.

Keuntungan = 25

100 𝑥 7.621.000

= 1.905.250

Harga Jual Alat = Biaya Produksi + Keuntungan

= 10.021.000+ 1.905.250 = 11.926.250

13.2 Biaya Produksi Bodi Perahu Surya A(6)Solute – Polineri

Berikut ini adalah biaya keseluruhan untuk membuat perahu surya A(6)Solute – Polineri.

Tabel 2. Biaya Produksi Perahu Surya A(6)Solute - Polineri

Sumber: Penulis 2016

Hasil yang didapatkan dari tabel biaya produksi perahu surya A(6)Solute-Polineri adalah 7.573.500 rupiah. Dari biaya produksi diambil keuntungan sebesar 25% sehingga didapatkan harga jual perahu

surya sebesar 9.398.750 rupiah. Untuk dapat mengembalikan modal, maka perahu surya ini disewakan dengan harga sewa lima ratus ribu rupiah per hari. Agar perahu surya tetap dalam dalam kondisi baik, maka diperlukan biaya perawatan atau biaya tidak tetap. Biaya perawatan perahu surya A(6)Solute - Polineri sebesar lima puluh ribu rupiah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi perahu surya dengan panjang 4,46 m, lebar 0,624 m, tinggi 0,479 dan sarat 0,2283 m, Koefisien bentuk kapal dengan nilai 0,390, displacement kapal 247,46 N, volume displacment 24,746 m3 perhitungan titik berat (KG) 0,2874 m, perkiraan hambatan gesek 58,21 N, perkiraan hambatan sisa 1609 N, perkiraan hambatan total 1667,21 N, perencanaan berat kapal kosong (LWT) 1860 N, perencanaan berat bagian (dwt) 700 N, moment cikar yang didapat 0,088 kg/m, moment angin yang didapat 0,061 kg/m, moment pengganggu 0,149 kg/m, bahan pembuat perahu dari kayu, biaya pembuatan sebesar 10.021.000 rupiah

DAFTAR RUJUKAN

Dwi yoga S. (2016). Perencanaan Kapal Container 7000 Dwt. Diakses tanggal: 5 Maret 2016.

ESDM. (2015). Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. www.esdm.go.id. Diakses: 10 Maret 2016.

Jha, A.R. (2010), Solar Cell Technology and Aplicationss. New York: Taylor and Francis Group. Kodotie, j Robert. (2005). Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi.

Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya Edisi ke-5. Yogyakarta: BP-STIE YKPN.

Naibaho. (1994). Teknik Tenaga Listrik, Tenaga Surya. Malang: PPPGT VEDC. Diakses: 18 Maret 2016. Pujawan, I Nyoman. (2009). Ekonomi

Teknik Edisi II. Surabaya: Guna Widya. Phoels Hafald Dalam Dedi

(8)

P- ISSN 2252-4444 E- ISSN 1559-2063

Irwansyah Arham (2016). Pra Rancang Kapal. Diakses: 5 Maret 2016

Sudiyono, et al. (2008). Perancangan dan Pembuatan Kapal Wisata Dengan Motor Generator Listrik Tenaga Surya Sebagai Energi Alternatif Penggerak Propeler. Jurnal Pemesinan Kapal: Volume 10, Nomor 1.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Metode  Pelaksanaan
Gambar 2. Perencanaan perahu surya   Sumber: Penulis,2016
Gambar 4. Dimensi Bodi Perahu  Surya
Gambar 5. Lines Plan dan Body  Plan
+2

Referensi

Dokumen terkait

didekati secara semiotik sehingga ditemukan makna denotatif dan konotatifnya, yang ditinjau berdasarkan perwujudan nirmana. Secara semiotik perwujudan interior,

Daya dukung lingkungan jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism dapat dihitung berdasarkan aspek penggunaan lahan dan landscape (bentang lahan) menggunakan metode penginderaan

Memahami konsep multimedia interaktif berbasis halaman web dan media interaktif, Menjelskan konsep multimedia interaktif berbasis halaman web dan media interaktif, Menggabungkan

carilah pola dibalik susunan angka atau huruf pada soal, caranya, carilah hubungan antara angka pertama dan angka-angka berikutnya. Mungkin antara angka ke-1 dan angka

Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

Tujuan dari program pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada guru-guru MIM Tegalampel agar dapat mengidentifikasi jenis-jenis materi OSN

Perancangan buku ini adalah sebagai upaya utuk memulai salah satu bentuk pendokumentasian budaya, dalam hal ini terutama mengenai tokoh-tokoh seperti Didik Nini Thowok

Penyalahgunaan narkoba memberikan dampak buruk yang sangat luas bagi remaja,Bahkan sering remaja pengguna narkoba melakukan tindakan criminal-kriminal yang membahayakan