• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kebutuhan akan suatu informasi menjadi suatu hal yang tak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kebutuhan akan suatu informasi menjadi suatu hal yang tak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa kini, kebutuhan akan suatu informasi menjadi suatu hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam mengikuti perkembangan zaman. Dengan mengikuti arus perkembangan informasi, seseorang dapat memiliki pengetahuan akan sesuatu hal dan dapat mengambil suatu tindakan terhadap hal tersebut, sehingga orang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan di sekitarnya. Contohnya, dengan mendapatkan suatu berita tentang kemacetan di suatu daerah, maka orang-orang akan cenderung memilih rute perjalanan lain sehingga tidak mengalami keterlambatan menuju tempat tujuannya. Sama halnya dalam bidang akuntansi, informasi menjadi suatu kebutuhan mendasar yang digunakan investor dan calon investor dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Jogiyanto (2005:10) Kualitas dari suatu informasi (Quality of Information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (Accurate), tepat pada waktunya (Timeliness), dan relevan (Relevance). Dengan adanya informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu, maka para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga dapat mendatangkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan juga harus mampu menyampaikan informasi yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan terhadap informasi kondisi persahaan. Hal ini bertujuan agar informasi

(2)

yang diungkapkan pada laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu informasi yang dibutuhkan para investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan adalah pengungkapan sosial perusahaan.

Menurut Pearce dan Robinson (2008:70) “tanggung jawab sosial perusahaan ialah suatu gagasan bahwa suatu perusahaan memiliki tugas melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya”. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak hanya fokus kepada aspek keuntungan semata (single bottom line), namun juga harus memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan sekitarnya (triple bottom line). Konsep tanggung jawab sosial menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak semata hanya kepada pemilik atau pemegang sahamnya saja, namun juga terhadap para pemangku kepentingan yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dampak dari keberadaan perusahaan tersebut.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, masyarakat semakin bersikap kritis terhadap kegiatan yang dilakukan perusahaan, termasuk praktek tanggung jawab sosial perusahaannya. Perusahaan pun diharapkan mampu menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Good corporate governance (GCG) ini merupakan langkah re-design organisasi, yaitu menuju organisasi yang sehat, transparan, akuntabel, mandiri, responsibel dan wajar dengan tetap mengacu pada nilai dan prinsip-prinsip perusahaan (Prijambodo, 2012). Salah satu contoh penerapan GCG adalah praktek tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan berserta pengungkapannya.

(3)

Pelaksanaan praktek tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dikarenakan semakin parahnya kerusakaan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun di dunia. Sebagai contoh, konflik antara PT. Freeport Indonesia dengan masyarakat lokal masih terus terjadi, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua ini mulai beroperasi dari tahun 1969. (Wibisono, 2007). Kasus pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT Newmont Minahasa Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan masalah internasional (Leimona dan Fauzi, 2008). Dua kasus diatas merupakan sebagian contoh dari dampak yang dapat diakibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Dengan adanya kemungkinan terjadinya kerusakan alam dan lingkungan yang disebabkan oleh suatu perusahaan, masyarakat tentu tidak akan tinggal diam dalam menanggapi hal tersebut. Masyarakat akan selalu menuntut perusahaan untuk bertanggung jawab tentang pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sebagai timbal balik perusahaan terhadap ekploitasi sumber daya alam yang dilakukan perusahaan. Hal ini membuktikan betapa pentingnya pengungkapan sosial perusahaan untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi sejauh mana perusahaan dalam melakukan kegiatan sosial dan lingkungannya agar masyarakat dapat merasa aman,

(4)

tentram, dan percaya dengan keberadaan perusahaan tersebut di lingkungan hidup mereka.

Pelaksanaan praktek dan pengungkapan sosial perusahaan di Indonesia juga didukung pemerintah dengan dikeluarkannya regulasi untuk mewajibkan setiap perusahaan melaksanakannya. Contohnya, pada Undang-Undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c menjelaskan bahwa selain mengungkapkan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan mengungkapkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lalu pada pasal 74 menjelaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan bagi perusahaan yang tidak melaksanakannya akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penelitian Sembiring (2005) mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan, profil, dan ukuran dewan komisaris memberikan pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variabel profitabilitas dan leverage perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Amalia (2005) mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variaebel laverage,basis perusahaan, umur perusahaan, perubahan laba terhadap ekuitas (ROE) dan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (PBV) terbukti tidak signifikan mempengarui luas pengungkapan sukarela dalam laporan

(5)

tahunan perusahaan. Sitepu (2008) mengungkapkan bahwa variable profitabilitas dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variable tingkat leverage dan ukuran perusahaan perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Marpaung (2010) mengungkapkan bahwa hanya variabel financial leverage yang memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, profitabilitas dan umur perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Putra (2011) mengungkapkan bahwa variable tipe industri, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun variable ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan struktur kepemilikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Chek et al., (2013) mengungkapkan bahwa variabel ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sama halnya dengan variabel profitabilitas perusahaan yang diukur dengan income perusahaan, namun variabel profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sama halnya dengan variabel leverage.

(6)

Ketidak-konsistenan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, dan ukuran dewan komisaris menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah fokus penelitian ini hanya pada perusahaan pertambangan saja, sedangkan penelitian terdahulu fokus pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur, perusahaan perbankan dan lembaga keuangan. Penulis juga menambahkan satu variabel likuiditas sebagai pembeda dengan penelitian terdahulu.

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012-2013. Alasan pemilihan jenis perusahaan pertambangan dikarenakan populasi ini belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana perusahaan pertambangan menunjukkan praktek tanggung jawabnya terhadap kepentingan sosial dengan memberikan informasi sosial serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial di dalam laporan tahunannya. Maraknya kasus kerusakan alam dan lingkungan yang diakibatkan perusahaan pertambangan juga menjadi pertimbangan peniliti untuk mengetahui bagaimana perusahaan pertambangan dalam melaksanakan praktek tanggung jawab sosialnya dalam rangka memberikan dampak positif terhadap lingkungan tempat perusahaan tersebut berada.

(7)

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meniliti lebih lanjut dengan judul penelitian “Analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

4. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

5. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

6. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

(8)

7. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas memiliki pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

(9)

5. Untuk mengetahui apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

6. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

7. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial secara simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan untuk dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

(10)

2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak manajemen perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan tahunan.

b. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk pengambilan keputusan dalam menginvestasikan modal pada perusahaan pertambangan dan sebagai bahan evaluasidalam menilai kinerja emitennya.

c. Bagi masyarakat dan pemerintah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi seberapa besar perusahaan telah melakukan praktek tanggung jawab sosialnya dalam rangka mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

terlibat dalam penanggulangan HIV-AIDS di Kota Medan relatif banyak, diantaranya: Medan plus, H2O, GSM, Galatea, Seci, dll, sehingga secara jumlah SDMnya juga relatif banyak. 

Hasil penelitian yang dilakuakan Amellia, Indrayana, dan Ariati (2012) dalam Jurnal berjudul “Hubungan antara Persepsi Terhadap Metode Pembelajaran Kontekstual

Peserta Didik diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah membuat animasi sederhana menggunakan pemrograman visual versi online dengan mengerjakan evaluasi yang terkait pada

Abstrak : Tujuan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan psikomotor pada siswa atau gerak dasar dalam pembelajaran bola kasti melalui pelajaran pendidikan

3.) implements a process by which an individual may file a complaint with the TRAVIS CO. SHERIFF'S OFFICE if the individual believes that a peace officer employed by the TRAVIS

Dengan adanya persepsi yang baik dari wajib pajak bahwa sistem perpajakan yang ada sekarang lebih efektif dan lebih memudahkan para wajib pajak dalam memenuhi

Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api nasional dan pelabuhan, meliputi : pengembangan dan pemantapan jaringan

Ucapan syukur kepada TUHAN YESUS KRISTUS atas Berkat dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran