• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIM EJOURNAL. Ketua Penyunting: Dr. Suparji, M.Pd. Penyunting:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TIM EJOURNAL. Ketua Penyunting: Dr. Suparji, M.Pd. Penyunting:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TIM EJOURNAL

Ketua Penyunting:

Dr. Suparji, M.Pd

Penyunting:

1. Prof. Dr. E. Titiek Winanti, M.S.

2. Prof. Dr. Ir. Kusnan, S.E, M.M, M.T

3. Dr. Nurmi Frida DBP, MPd

4. Dr. Suparji, M.Pd

5. Dr. Naniek Esti Darsani, M.Pd

6. Dr. Dadang Supryatno, MT

Mitra bestari:

1. Prof. Dr. Husaini Usman, M.T (UNJ)

2. Dr. Achmad Dardiri (UM)

3. Prof. Dr. Mulyadi(UNM)

4. Dr. Abdul Muis Mapalotteng (UNM)

5. Dr. Akmad Jaedun (UNY)

6. Prof. Dr. Bambang Budi (UM)

7. Dr. Nurhasanyah (UP Padang)

Penyunting Pelaksana:

1. Drs. Ir. H. Karyoto, M.S

2. Ari Widayanti, S.T,M.T

3. Agus Wiyono,S.Pd, M.T

4. Eko Heru Santoso, A.Md

Redaksi :

Jurusan Teknik Sipil (A4) FT UNESA Ketintang - Surabaya

Website: tekniksipilunesa.org

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

TIM EJOURNAL ... i

DAFTAR ISI ... ii

 Vol 1 Nomer 1/JKPTB/16 (2016)

PERILAKU SISWA KELAS X TGB DALAM PEMBELAJARAN ILMU BANGUNAN DI

SMKN 3 SURABAYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DAN

STRATEGI PQ4R

Agus Fahmi, Suparji ... 1 - 7

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE BELAJAR AKTIF TIPE

GROUP-TO-GROUP EXCHANGE DAN METODE CERAMAH PADA MATA PELAJARAN

ILMU BANGUNAN GEDUNG KELAS X TKK SMK NEGERI 2 TRENGGALEK

Sylvia Dewani Hindratna, Djoni Irianto ... 8 - 15

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK

MENINGKATKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMKN 1 NGANJUK KELAS X PADA

MATA PELAJARAN SURVEY PEMETAAN

Usias Soleman Baitanu, Indiah Kustini ... 16 - 25

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI TGB PADA MATERI MENGGAMBAR PELAT LANTAI (STUDI DI SMK

NEGERI 1 BENDO MAGETAN)

Rudiansyah, Nanik Estidarsani ... 26 - 32

PENGEMBANGAN JOBSHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT PADA

KOMPETENSI KETERAMPILAN PENGUKURAN PENYIPAT DATAR MEMANJANG

KELILING DI SMK NEGERI 1 NGANJUK

Rachmat Hidayat, Indiah Kustini... 33 - 42

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MODUL PADA

PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN SOFTWARE KELAS XI GB DI SMK NEGERI 1

BENDO MAGETAN

Nanang Adi Apriyanto, Sudijono ... 43 - 51

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA KONSTUKSI BANGUNAN

RUMAH SEDERHANA BAGI SISWA TEKNIK BANGUNAN DI SMKN 1 SAMPANG

(4)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUILDING KNOWLEDGE ADVENTURE

GAME PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN UNTUK SISWA KELAS X TGB SMK

NEGERI 1 JENANGAN PONOROGO

Deddy Mahendra Wijaya, Nurmi Frida Dorintan Bertua Pakpahan ... 60 - 67

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN SPASIAL DASAR, DAN KEMAMPUAN

SPASIAL LANJUTAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR MENGGUNAKAN CAD

SISWA TGB SMKN 1

Moch Sunan Firdaus, Karyoto ... 68 - 77

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KOMPETENSI DASAR

MERANCANG KOLOM STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG KELAS X TGB DI

SMK N KUDU JOMBANG

Munzir Kamala S., Mas Suryanto H.S. ... 78 - 85

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

(TGT) PADA KOMPETENSI DASAR MENDISKRIPSIKAN PEMBUATAN

SAMBUNGANDAN HUBUNGAN KAYU SMK NEGERI 1 KEDIRI

(5)

86

Pengembangan Modul Berbasis Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pada

Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Pembuatan Sambungan dan Hubungan Kayu

SMK Negeri 1 Kediri

Sigit Kurniawan Dra. Indiah Kustini, M.T

S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Sigitkurniawan832@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keseriusan dalam membangun SDM, sistem pembelajaran dan infrastruktur sekolah. Pada saat pembelajaran siswa belum aktif, guru kesulitan membedakan mana siswa yang sudah paham dan tidak, perlunya sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Kediri supaya siswa belajar sendiri dengan mudah. Sebagai upaya siswa aktif dikembangkan modul berbasis Team Game Tournament (TGT). Kelayakan modul yang dikembangkan setelah di desain perlu divalidasi dan di ujicobakan di SMK Negeri 1 Kediri. Sebelum ujicoba diperlukan validasi modul kepada 2 guru dan 2 dosen.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D).Tahapan penelitian yang dilakukan adalah tahap potensi dan masalah, tahap pengumpulan data, tahap desain produk, tahap validasi, tahap revisi desain, dan tahap uji coba produk.

Simpulan dari hasil penelitian (1) validasi untuk aspek kualitas modul TGT diperoleh sebesar 75% dalam katagori baik, yang berarti modul layak dalam memberikan suasana belajar siswa dengan pembelajaran permainan, sehingga siswa dapat menghilangkan kejenuhan dari metode pembelajaran secara konvensional; (2) hasil belajar siswa setelah penggunaan modul berbasis TGT adalah kurang dari KKM 70, karena hasil belajar siswa setelah penggunaan modul berbasis TGT mendapatkan rata-rata 66.04 yang berarti nilai kurang dari KKM 70. Pelaksanaan penelitian pengembangan modul supaya siswa aktif dan nilai hasil belajar di atas KKM, perlu diperhatikan adanya beberapa kelas yang kurang kondusif, banyaknya siswa yang tidak hadir dan tidak mau belajar, dan siswa baru mengenal modul yang berbasis TGT.

Kata kunci: pengembangan modul, team game tournament, hasil belajar siswa.

Abstract

This research is motivated by the government's seriousness in developing human resources, lack of student understanding, learning systems and school infrastructure. By the time students are less active learning, teacher trouble distinguishing which students already know and do not, the need for facilities and infrastructure in SMK Negeri 1 Kediri so that students learn on their own with ease in an effort developed based modules Team Games Tournament (TGT).

To determine the feasibility of the module that was developed after in the design need to be validated and experiment in SMK Negeri 1 Kediri. Before the test is required validation RPP and teachers also made RPP also before in experiment need to set up learning tools that have been validated.

The type of research is Research and Development (R & D). The stage of research conducted the potential stage and problems, the data collection phase, the design phase of products, the validation stage, the stage of design revisions, and test phase of the product.

The conclusions from the research are (1) the results of validation for the quality aspects of module TGT obtained by 75% included in the category of good, which means this module is feasible to provide an atmosphere of learning new to students with learning the game, so that students can eliminate boredom from learning method Conventional; (2) student learning outcomes after the use-based module KKM TGT is less than 70, because the results of the students' learning after the use-based modules TGT get an average of 66.04, which means a value of less than 70. The research KKM module development so that students are active and the value of learning outcomes above KKM, to note the existence of some classes that are less favorable, the number of students who did not attend and did not want to learn, and students new to the module-based TGT.

(6)

PENDAHULUAN

Pendidikan pada umumnya adalah suatu bentuk belajar mengajar yang terjadi antara guru dan peserta didik. Upaya mencapai tujuan pendidikan tidak terlepas dari berbagai kegiatan pengembangan di bidang pendidikan antara lain meliputi pengembangan proses pembelajaran, manajemen pendidikan, pengadaan pengolahan sarana prasarana dan sebagainya.

Pembelajaran di SMK Negeri 1 Kediri pada materi sambungan dan hubungan kayu terdapat ada pembelajaran siswa yang belum aktif bertanya kepada guru. Dari analisa sementara siswa merasa takut bertanya, belum memahami materi yang disampaikan, kurang membaca isi buku hanya mengandalkan penjelasan dari guru saja. Guru kesulitan membedakan mana siswa yang sudah paham dan tidak, tentang materi yang sudah diajarkan. Sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Kediri sudah ada buku gambar, modul, proyektor, hotspot, wifi, sound system, dan lain-lain, akan tetapi buku modul belum digunakan secara maksimal. Menurut (Abdul, 2011:175), Untuk memberikan pembelajaran yang efektif siswa harus diberi sebuah buku panduan/modul. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.

Menurut (Wiwit dkk, 2012:72), menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif tipe TGT memberi efek terhadap sikap perbedaan antar-individu baik ras maupun ragam budaya. Pembelajaran kooperatif didukung juga dengan media modul agar Pembelajaran kooperatif tipe TGT akan diterapkan pada siswa, maka siswa yang belum terampil akan diberikan soal untuk bertanya jawab secara langsung. Model ini mengajak siswa untuk belajar aktif dan kreatif, karena akan lebih leluasa untuk saling berkomunikasi antar guru maupun antar siswa tentang materi pelajaran yang sedang dihadapi.

Menurut Husnul (2012:23) salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa yaitu melibatkan siswa secara efektif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa dan menggunakan alat peraga yang tepat. Salah satu model pembelajaran itu yaitu model pembelajaran kooperatif tipe (TGT). Menurut Slavin dalam jurnal (Husnul, 2012:23) deskripsi dari kumpulan komponen-komponen model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi kelas, tim, permainan, turnamen dan rekognisi tim.

Menurut Abdul (2011:175) Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala

komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya

.

Menurut Benny (2005:5) Sambungan kayu adalah kayu disambung satu dengan lainnya untuk memperoleh panjang yang dibutuhkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang. Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan, baik itu beton, baja ataupun kayu, adalah merupakan titik terlemah pada konstruksi tersebut.

Rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimana kelayakan modul berbasis kooperatif tipe TGT pada kompetensi dasar mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu di SMK Negeri 1 Kediri, yang kedua bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran modul berbasis kooperatif tipe TGT pada kompetensi dasar mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu di SMK Negeri 1 Kediri. Tujuan penelitian ini yang pertama untuk mengetahui kelayakan modul berbasis kooperatif tipe TGT pada kompetensi dasar mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu SMK Negeri 1 Kediri. yang kedua untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran modul berbasis koopertaif tipe TGT pada kompetensi dasar mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu SMK Negeri 1 Kediri.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2010:9), juga menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan research and development (R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Pada umumnya penelitian R & D bersifat longitudinal (beberapa tahap) penggunaan modul berbasis TGT dalam pembelajaran sambungan dan hubungan kayu. Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan metode R&D yang terdapat pada gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D)

Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap potensi dan masalah, tahap pengumpulan data, tahap desain produk, tahap validasi desain, tahap revisi desain, dan tahap uji coba produk. Penggunaan tahap tersebut karena produk yang dibuat berupa produk

(7)

awal, tidak memerlukan uji coba berkali-kali, hanya perlu melakukan uji coba dalam skala kecil.

Cara menentukan nilai tertinggi validator adalah dengan mengalikan banyaknya validator/responden dengan bobot nilai tertinggi pada penilaian kuantitatif. Adapun yang digunakan adalah sebagai berikut:

Nilai tertinggi validator = n x p . . . (1)

Keterangan:

n = banyaknya validator.

p = bobot nilai penilaian kualitatif (1 -5). Tabel 1. Ukuran Penilaian Beserta Bobot Nilai Validator

Hasil rating dilakukan dengan cara penjumlahan jawaban validator, langkah berikutnya adalah menentukan hasil rating dengan rumus 2 dan tabel (tabel 1) Rumus: HR = % 100 x validator validator jawaban

. . . (2) Keterangan:

HR = Hasil rating jawaban validator

validator = Jumlah total nilai tertinggi validator

jawaban validator = Jumlah total jawaban validator

Tabel 2. Penentu Ukuran Bobot Hasil Rating (HR) Validasi dari Modul

Prosentase tabel dinyatakan bawah prosentase nilai hasil validasi pada Modul berbasis TGT.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes, dilakukan rumus sebagai berikut:

Nilai rata-rata = ∑ ……….…..(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi modul TGT mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu yang di validasi oleh 2 Dosen Teknik Sipil Unesa dan 2 Guru SMK Negeri 1 Kediri ini mempunyai aspek yang dinilai. Aspek itu meliputi format penulisan, isi, dan bahasa yang masing-masing mempunyai kriteria nilai tertinggi yang berbeda. Berdasarkan tabel 3 nilai rata-rata validator V1, V2, V3, V4 untuk tiap aspek yaitu format penulisan 29,5; kejelasan isi 24,75; dan bahasa yang digunakan 80. Kemudian di hitung dengan hasil rating mendapatkan hasil untuk format penulisan 74%, kejelasan isi 71%, dan bahasa yang digunakan 80% Berdasarkan perhitungan rumus 3. Hasil seluruh dari validator menunjukkan bahwa rata-rata hasil rating yang diperoleh sebesar hasil 75% yang terdapat dalam tabel 3 yang berarti termasuk dalam kategori baik.

Tabel 3. Nilai Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa kelas X KKY SMK Negeri 1 Kediri diberikan soal yang ada didalam modul TGT setelah pembelajaran menggunakan modul berbasis TGT pada KD mendiskripsikan pembuatan sambungan dan hubungan kayu.

Tabel 4. Nilai Hasil Belajar Siswa

(8)

Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 1 Nomer 1/JKPTB/16 (2016) : 86 - 89

89 Berdasarkan tabel 4 hasil belajar siswa, 15 siswa mendapatkan nilai antara 50-70, 10 orang siswa mendapatkan nilai antara 71-80, 5 siswa alpa, 1 siswa ijin, 2 siswa tanpa keterangan. Nilai belajar siswa paling rendah 50 dan paling tinggi 80 hasil nilai belajar siswa ini belum sesuai KKM dengan nilai diatas 70 (minimal KKM =70).

Kelemahan dari modul berbasis TGT ini adalah ada sedikit siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal kelompok, dikarenakan beberapa sifat individualisme dari siswa, kemudian banyak siswa yang baru mengenal pembelajaran TGT sehingga mengakibatkan kelas yang tidak kondusif.

Siswa yang tidak masuk kelas ini mengakibatkan kekurangan kelompok belajar di kelas yang kemudian menimbulkan kekurangan teman untuk di ajak berdiskusi. Dalam sebuah kelompok masih banyak terdapat siswa yang kurang aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada di modul TGT. Siswa dalam pembelajaran masih ada yang tidak menghiraukan penjelasan dari guru. Akan tetapi modul TGT ini mampu memberikan suasana belajar baru kepada siswa dengan pembelajaran permainan, sehingga siswa dapat menghilangkan kejenuhan dari metode pembelajaran secara konvensional. Dengan adanya perbedaan siswa yang dulu kurang paham sekarang menjadi mengerti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran teknik kontruksi kayu sebagian peserta didik yang mendapatkan hasil tertinggi, sedang dan rendah kesehariannya memperoleh nilai yang sama dari hasil ulangan harian yang telah diberikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil belajar siswa kelas X KKY SMK Negeri 1 Kediri setelah penggunaan modul berbasis TGT kurang dari KKM 70 belum memenuhi syarat dan dinyatakan modul ini belum layak untuk pembelajaran sambungan dan hubungan kayu.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil validasi untuk aspek kualitas modul TGT diperoleh sebesar 75% yang termasuk dalam kategori baik, yang berarti modul ini layak dalam memberikan suasana belajar baru kepada siswa dengan pembelajaran permainan, sehingga siswa dapat menghilangkan kejenuhan dari metode pembelajaran secara konvensional.

2. Hasil belajar siswa berbunyi siswa kelas X KKY SMK Negeri 1 Kediri setelah penggunaan modul berbasis TGT adalah kurang dari KKM 70 belum sesuai.

Saran

Setelah melakukan beberapa pengamatan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan modul berbasis TGT di peroleh beberapa saran yaitu:

1. Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan modul berbasis TGT perlu diperhatikan durasi waktu, bisa dibagi pada tiap sesi permainan

agar proses diskusi dikelas dapat dilakukan dengan efektif.

2. Banyak siswa yang tidak hadir dan tidak mau belajar mengakibatkan kekurangan dalam kelompok, diperlukan suasana siswa yang lengkap pada kelas agar kelas menjadi kondusif

3. Pengawasan khusus harus dilaksanakan oleh guru, agar semua siswa mampu bekerja sama dalam mengerjakan soal pada masing-masing kelompok yang sudah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Benny. 2005. Kontruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu Jendela. Yogyakarta: Andi Yogyakarta..

Husnul, Motlan. 2012. Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Listrik Statis di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol , ISSN. 2301-7651.

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiwit dkk. 2012. Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT Dengan Dan Tanpa Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta, (Online), Vol. X No.1, ISSN. 1412-3617.

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan metode  Research and Development (R&D)
Tabel 1. Ukuran Penilaian Beserta Bobot Nilai Validator

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, terlihat bahwa peserta didik menjawab masalah yang diberikan menggunakan ide mereka sendiri. Bagi peserta didik yang masih

Jalan Kepudang Blok Kedawung RT 015 RW 003 Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon 35 UKL dan UPL Industri Kecil Furniture Dan.. Kerajinan Dari Rotan Dan Kayu

(4) Bagi Anggota Biasa yang telah menjadi anggota pada Anggota Luar Biasa Kadin, yaitu Organisasi Perusahaan atau Organisasi Pengusaha dikenakan Uang Iuran Anggota sebesar 50%

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa, meskipun perubahan kadar hemoglobin pada kelompok suplementasi besi dan vitamin C saja lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi

Kemampuan guru-guru SMA Negeri 1 Waingapu menyusun silabus dan RPP masih dalam predikat kurang. Penilaian terhadap silabus dan RPP yang telah diimplementasikan masih banyak

Juga diperhatikan apakah solusi yang dipilih mendukung Interrupt 14 (INT14) atau NASI yang merupakan standard yang digunakan untuk redirect lalu lintas komunikasi jaringan

SERA 2010 (2010 : Montréal, Québec) Software engineering research, management and applications 2010 / Roger Lee (Ed.) ; guest editors, Olga Ormandjieva, Alain Abran,.

Hasil penelitian membuktikan bahwa: Efektivitas Pengajaran MBTA di Desa Binaan HMJ PAI yaitu, cukup efektif karena anak-anak sudah mulai paham dan bahkan sudah bisa