• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hitung Tenaga Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Hitung Tenaga Keperawatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun mengalami perkembangan dalam upaya menghadapi era globalisasi yang menuntut persaingan yang cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta maupun pemerintah. Pada kondisi persaingan yang tinggi, pelanggan memiliki informasi yang memadai dan mampu untuk memilih diantara beberapa alternatif pelayanan yang ada. Oleh karena itu untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan pelanggan, rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yang dapat memberikan kepuasan pada klien.

Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yaitu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan, selain itu keperawatan merupakan armada terbesar dalam pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit sehingga pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dan salah faktor utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.

(2)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Rasio

Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagaidenominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktifitas SDM Rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan. Bisa digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. Cara rasio yang umum digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes RI Nomor 262 tahun 1979 Tentang Ketenagaan Rumah Sakit, dengan standart sebagai berikut :

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1 C 1/9 1/1 1/5 ¾ D 1/15 1/2 1/6 2/3 Khusus Disesuaikan Keterangan : TM : Tenaga Medis TT : Tempat Tidur

TPP : Tenaga Paramedis Perawatan TPNP : Tenaga Paramedis Non Perawatan TNM : Tenaga Non Medis

Contoh Perhitungan :

1. Suatu RS tipe B dengan jumlah tempat tidur 300 buah, maka seorang pimpinan tenaga keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga keperawatan adalah :

a. 3/2 x 300 = 450 b. 4/2 x 300 = 600

c. Maka jumlah tenaga perawat yang dubuthkan untuk rumah sakit tersebut adalah anatara 450 orang sampai dengan 600 orang

2. Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :

1/1 x 100 = 100, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 100 orang 3. Bila rumah sakitnya tipe D dengan jumlah tempat tidur 75 buah, maka jumlah tenaga

perawat yang dibutuhkan adalah :

½ x 75 = 37,5 maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 40 orang 2.2 Cara Need

(3)

Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standart profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama dirumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui atau mendapatkan pelayanan antara lain pemberian karcis, pendaftaran, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standart waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. Hundgins (1992) menggunakan standart waktu pelayanan klien sebagai berikut :

T u g a s Lama Waktu (menit)

Baru Lama

Pendaftaran 3 4

Pemeriksaan dokter 15 11

Pemeriksaan asisten dokter 18 11

Penyuluhan 51 0

Laboratorium 5 7

Contoh Perhitungan :

Rumah Sakit Mawar tipe B memberikan pelayanan kepada klilen rata-rata 500 orang perhari, dimana 50% adalah klien baru, maka seorang pimpinan keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga sebagai berikut :

1. Tenaga yang diperlukan untuk bertugas dibagaian pendaftaran adalah : (3 + 4 )/2 = 3,5 x 500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00 samapai jam 12.00 (240 menit)

2. Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15 + 11)/2 = 13 x 500/180 = 36,11 (36 orang dokter), jika ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00 (180 menit)

3. Tenaga asisten dokter yang dibutuhkan adalah : (18 + 11)/2 = 14,5 x 500/240 = 30,2 ( 30 orang asisten dokter), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit) 4. Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah : 51/2 = 25,5 x 500/240 = 53,13 (53 orang tenaga penyuluhan ), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit) 5. Tenaga laboratorium yanng dibutuhkan adalah : (5+7)/2 = 6 x 500/240 = 12,5 (13 orang tenaga laboratorium), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit )

Untuk klien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standart waktu pelayanan klien rawat inap sebagai berikut :

1. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam 2. Perawatan Intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam 3. Perawatan Maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Dalam penerapan sistem klasifikasi klien dengan tiga kategori tersebut diatas adalah sebagai berikut :

(4)

1. Kategori I : self care / perawatan mandiri

Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, klien memrlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan simple.

2. Kategori II : Intermediate care / perawatan sedang

Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur popsisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi. Penampilan klien sakit sedang. Tindakan perawatan pada kien ini memonetor TTV, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage atau infus. Klien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20-30 ment/shift atau 30-60 menit/shift dengan mengobservasi side effect obat atau reaksi alergi.

3. Kategori III : Intensive care / perawatan total

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, sesmua dibantu oleh perawat, penampilan sair berat. Klien memerlukan observasi terus menerus.

Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pad tingkat ketergantungan pasien seperti pad tabel dibawah ini :

Jumlah pasien

Klasifikasi pasien

Minimal Partial Total

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam 1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,1 0,36 0,3 0,2

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,3 0,2 0,72 0,6 0,4

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,3 1,06 0,9 0,6 dst

Contoh Perhitungan :

Di ruang Anggrek RSU Bandung dirawat 20 orang pasien dengan kategori sebagai berikut : 5 pasien dengn perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut : 1

. Untuk shift pagi 2. Untuk shift sore 3. Untuk shift malam 5 p x 0,17 = 0,85 5 p x 0,14 = 0,70 5 p x 0,10 = 0,50 10 p x 0,27 = 2,7 10p x 0,15 = 1,5 10p x 0,07 = 0,70 5 p x 0,36 = 1,80 5 p x 0,30 = 1,50 5 p x 0,20 = 1,00

Total tenaga pagi = 5,35 Total tenaga sore = 3,70 Total tenaga malam = 2,20 Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah = 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 ( 11 orang perawat )

(5)

Kriteria Ketergantungan Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst Perawatan minimal :

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri 2. Makan dn minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift 5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil 6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan Perawatan parsial :

1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu 2. Observasi TTV, setiap 4 jam

3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali 4. Volly cateter intake output dicatat

5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan Total :

1. Segalanya diberi bantuan

2. Posisi yang diatur, observasi TTV setiap 2 jam 3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi 4. Pemakaian suction

5. Gelisah/disorientasi Jumlah total pasien perhari

Petunjuk penetapan jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan :

1. Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari

2. Setiap klien dinilai berdasarkan kriteri klasifikasi klien (minimal memenuhi tiga kriteria)

3. Kelompok klien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda talli (i) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total

4. Bila klien hanya mempunyai satu kriteria dari klasifikasi tersebut maka klien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.

Hari

ke-Klasifikasi

Rata-rata klien perhari

Jumlah Kebutuhan perawat Minima

l Parsial Total Pagi Sore Malam

1 6 2 4 12 2,82 2,04 1,28 2 4 3 3 10 2,57 1,91 1,21 3 3 6 3 12 3,21 2,22 1,32 4 4 5 3 12 3,11 2,21 1,35 5 6 3 2 11 2,55 1,89 1,21 6 5 7 1 13 3,1 2,05 1,19 7 7 4 1 12 2,63 1,88 1,18 8 9 3 1 13 2,7 2,01 1,31 9 5 5 3 13 2,56 2,35 1,05

(6)

10 7 3 1 11 2,36 1,73 1,11 11 3 8 2 13 3,39 2,22 1,26 12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43 13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69 14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,5 15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78 16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73 17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61 18 4 6 5 15 4,1 2,96 1,82 19 6 5 5 16 4,17 3,01 1,95 20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58 21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75 22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58 3,32 2,35 1,5

Jadi rata-rata tenaga yang yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah : 7 perawat. Berarti kebutuhan untuk satu ruangan adalah : 7 perawat + 1 orang karu + 3 Ka.Tim + 2 orang cadangan = 13 orang perawat

2.3 Cara Demand

Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :

1. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit 2. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit 3. Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit

(7)

Hasil penelitian di RS Propinsi di Filipina, menghasilkan data sbb :

Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

Non bedah 3,4

Bedah 3,5

Campuran bedah dan non bedah 3,5

Post partum 3

Bayi baru lahir 2,5

Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need 2.4 Cara Gillies

Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan disatu unit perawatan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

A = Rata2 jumlah perawatan /pasien/hari B = rata2 jumlah pasien perhari

C = jumlah hari pertahun D = hari libur masing2 perawat

E = jumlah jam kerja masing2 perawat

F = jumlah jam perawatn yang dibutuhkan pertahun G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/th H = jumlah perawat yg dibutuhkan untuk unit tsb

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu : 1. Perawatan Langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang

ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada perawat maka dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu : self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk :

a. Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam b. Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam c. Total care dibutuhkan 1 – 1,5 x 4 jam : 4 – 6 jam d. Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam

2. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS

H G F E D) (C C B A = = × − × ×

(8)

Graha Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Walfe dan Young (Gillies, 1989) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di RS John Hopkin dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies, 1994)

3. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien melliputi : aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994) waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan aialah 15 menit/klien/hari.

a. Rata-rata klien perhari adalah jumlah klien yang dirawat disuatu unit berdasarkan rata-ratanya atu menurut “Bed Occupancy Rate (BOR)” dengan rumus :

b. Jumlah hari per tahun, yaitu : 365 hari

c. Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu : 128 hari (hari minggu = 52 hari, hari sabtu = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 12 hari, dan cuti tahunan = 12 hari

d. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah = 40 jam perhari, kalau hari kerja efektif 6 hari perminggu maka 40/6 = 6,6 jam perhari

e. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)

Contoh perhitungannya :

Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan disebuah ruangan RS ”A” yang berkapasitas tempat tidur 20 tt, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 15 orang perhari.kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang harus diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu SPK dan DIII Keperawatan. Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sbba;

1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu : a. Keperawatan langsung :

1

) Keperawatan mandiri 5 orang klien 5 x 2 jam = 10 jam 2

) Keperawatan sebagian 5 orang klien 5 x 3 jam = 15 jam 3

) Keperawtan total 5 orang klien 5 x 6 jam = 30 jam

Jumlah 55 jam % 100 hari 365 pat tidur Jumlah tem tentu waktu ter dalam RS perawatan hari Jumlah × ×

(9)

b. Keperawatan tidak langsung : 15 orang klien x 1 jam = 15 jam c. Penyuluhan kesehatan = 15 orang klien x 0,25 jam = 3,75

Total jam secara keseluruhan adalah 73,75 jam

2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari adalah 73,75 jam : 15 klien = 4,9 jam

3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawtan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunkan rumus Gillies diatas, sehingga didapatkan hasil sbb :

= 16 + 20% = 16 + 3 = 19 orang

4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu :

5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pershift, yaitu dengan ketentuan menurut Eastler (Swansburg, 1990). Proporsi dinas pagi : 47%, sore : 36%, dan malam : 17%. Maka pada kondisi diatas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift adalah :

a. Shift pagi : 5,17 orang ( 5 orag) b. Shift sore : 3,96 orang ( 4 orang) c. Shift malam : 1,87 orang (2 orang)

6. Kombinasi jumlah tenaga menurut Intermountain Health Care Inc. adalah: a. 58% = 6,38 (6 orang) S I keperawatan

b. 26% = 2,86 (3 orang) D III keperawatan c. 16% = 1,76 (2 orang) SPK

7. Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah: a. 55% = 6,05 (6 orang) tenaga professional

b. 45% = 4,95 (5 orang) tenaga non professional 2.5 Cara Swansburg

Contoh:

Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari.

orang 16,17 jam/tahun 1659 jam/tahun 26827,5 jam 7 hari/tahun 128 hari 365 hari 365 orang/hari 15 hari jam/klien/ 4,9 = = × − × × orang 10,5 jam 7 4,9 orang 15 kerja/hari jam jumlah ri rawatan/ha jam rata -rata klien/hari rata -Rata = × = × kerja/hari Jam sien/hari perawat/pa jumlah i pasien/har rata -rata Jumlah ×

(10)

Cara menghitung:

Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift

Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/minggu dan 7 jam/hari maka jumlah perawat yang dibutuhkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.

2.6 Metoda Formulasi Nina

Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga. Contoh pengitungannya:

Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:

1. Tahap I

Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A = 4 jam/ hari

2. Tahap II

Dihitung B = jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200

3. Tahap III

Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C = B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam

4. Tahap IV

Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.

D = C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500

Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

5. Tahap V

Didapat E = jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E = 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)

Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

2.7 Metoda hasil Lokakarya Keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut:

m orang/24ja 11 atau 10,71 7 5 15 : adalah dibutuhkan yang perawat Jumlah × =

(11)

Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).

2.8 Standar Ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit

Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

2.8.1 Rawat inap

Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan : 1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

2. Rata-rata pasien per hari

3. Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien 4. Jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari

5. Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari

Contoh perhitungannya: No . Jenis kategori Rata-rata pasien/hari Rata-rata jam perawatan pasien/hari * Jumlah jam perawatan/hari (c x d) a b c d e 1 Pasien P. dalam 10 3,5 35 2 Pasien bedah 8 4 32 3 Pasien gawat 1 10 10 4 Pasien anak 3 4,5 13,5 5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5 Jumlah 23 93 Keterangan :

* berdasarkan penelitian dari luar negeri

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah: jam 40 efektif kerja Hari 25% + BOR) dur (tempat ti 7 jam 24 perawatan Jam × × × perawat 13 7 93 shift per efektif kerja Jam perawatan jam Jumlah = =

(12)

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:

1. Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)

2. Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)

Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1

Jadi jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)

Tingkat ketergantungan pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/ asuhan kebidanan, meliputi:

1. Asuhan keperawatan minimal 2. Asuhan keperawatan sedang 3. Asuhan keperawatan agak berat 4. Asuhan keperawatan maksimal Contoh kasus:

No

. Kategori*

Rata-rata jumlah pasien/hari

Rata-rata jam perawatan pasien/hari ** Jumlah jam perawatan/hari (c x d) a b c d e 1 Askep minimal 7 2,00 14,00 2 Askep sedang 7 3,08 21,56

3 Askep agak berat 11 4,15 45,65

4 Askep maksimal 1 6,16 6,16

Jumlah 26 87,37

Keterangan:

* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan ** : berdasarkan penelitian di luar negeri

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah

efektif kerja hari Jam rsedia perawat te Jumlah besar) hari + cuti + setahun dalam miggu hari (Jumlah × 5 , 3 286 13 14) + 12 + (52 = × perawat 5 , 2 1 7 37 , 87 perawat efektif kerja Jam ri ruangan/ha perawatan jam Jumlah = =

(13)

ditambah (faktor koreksi) dengan :

loss day:

non-nursing jobs 25%

(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9 Jadi jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/ bidan) 2.8.2 Jumlah tenaga untuk kamar operasi

Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi : 1. Jumlah dan jenis operasi

2. Jumlah kamar operasi

3. Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja

4. Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim) Tingkat ketergantungan pasien:

1. Operasi besar: 5 jam/ operasi 2. Operasi sedang: 2 jam/ operasi 3. Operasi kecil: 1 jam / operasi

(Jumlah jam perawatan/ hari x jumlah operasi) x jumlah perawat dalam tim x 2 jam kerja efektif/ hari.

Contoh kasus:

Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian: Operasi besar : 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang

Cara penghitungan:

2.8.3 Di Ruang Penerimaan

Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit Ketergantungan di RR : 1 jam

Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD. 4 , 3 286 5 , 2 1 14) + 12 + (52 = × inti) cadangan (perawat 1 + 19,71 jam 7 2 1)} (9 + 2) (15 + jam) 5 {(6 = × × × × orang) 5 n (dibulatka orang 4,92 = 7 30 11,5×

(14)

2.8.4 Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat Dasar perhitungan di gawat darurat adalah: 1. Rata-rata jumlah pasien perhari

2. Jumlah jam perawatan perhari 3. Jam efektif perhari

Contoh kasus:

Rata-rata jumlah pasien perhari = 50 Jumlah jam perawatan perhari = 4 jam Jam efektif perhari = 7 jam

Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:

2.8.5 Critical Care

Rata-rata jumlah pasien perhari = 10 Jumlah jam perawatan perhari = 12

Jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di critical care:

10 x 12 = 17,14 = 17 orang + loss day ( 78 x 17) = 17 + 5 orang = 22 orang 2.8.6 Rawat Jalan

Jumlah pasien perhari = 100

Jumlah jam perawatan perhari = 15

Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:

2.8.7 Kamar Bersalin

Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala IV = 4 jam/ pasien.

Jam efektif kerja bidan 7 jam/ hari

Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang Contoh: jumlah bidan yang diperlukan adalah:

orang 37 = orang 8 + orang 29 286 29) (78 day loss orang 29 28,6 = 7 4 0 5 = × + = × orang 5 = 0,6 + orang 4 = 15%) x 4 ( 15% koreksi + orang 4 = 60 7 15 100 × × orang 8 = 2 + 6 = 286 1,6) (78 day loss + orang 6 = 5,7 = 7 40 = jam/hari 7 jam 4 10× ×

(15)

BAB 3 PENUTUP

Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam menetukan pengembangan tenaga perawat.

Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat kesejahteraan karyawan juga menurun.

Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga Perawat yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu pelayanan dapat terjamin. Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah sakit. Dalam setiap pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan berbagai aspek, baik aspek mikro maupun aspek makro rumah saikit.

Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan dapat membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan penambahan tenaga keperawatan.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

Perkembangan Rata-rata BOR COVID-19 di Rumah Sakit Kabupaten Malang.. NAMA RS TT ISOLASI

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi

-BOR TT COVID DI RS: Persentase tempat tidur yang terisi dari penggunaan TT COVID-19 dibagi seluruh TT RS pada layanan rawat inap -BOR TT COVID: Persentase tempat tidur yang terisi