• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA ADMINISTRASI DI MTsN 1 TANAH DATAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA ADMINISTRASI DI MTsN 1 TANAH DATAR SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana(S-1)

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

YULASTRI

NIM 1630103098

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Yulastri, NIM 16 301 03 098. Judul Skripsi: “Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Administrasi di MTsN 1 Tanah Datar”. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi di MTsN 1Tanah Datar masih kurang dan belum memuaskan bagi guru ataupun kepala Madrasah. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang digunakan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja tenaga administrasi agar kinerja dari tenaga administrasi ini membaik dan tenaga administrasi mempunyai skill yang bagus supaya bisa bekerja dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan dari Madrasah.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dan mengambil lokasi di MTsN 1 Tanah Datar, untuk mendapatkan data-data dari permasalahan yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu kepala madrasah, tenaga administrasi dan guru. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif, kemudian diuraikan serta melakukan klasifikasi terhadap aspek masalah tertentu dan memaparkan melalui kalimat yang efektif. Untuk mengecek keabsahan datanya, peneliti menggunakan teknik Triangulasi.

Dari penelitian yang penulis lakukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa stategi yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja tenaga administrasi ada dua strategi yaitu strategi intern madrasah dan strategi ekstern madrasah. Strategi intern madrasah merupakan strategi yang dilakukan didalam madrasah yaitu dengan cara disiplin kerja dimana masuk dan pulang harus sesuai dengan jam yang telah ditentukan dan semua tugas harus diseesaikan dengan cepat dan tepat, kemudian mencatat agenda rutin yang diperiksa sekali dalam sebulan yang bertujuan untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan oleh tenaga administrasi setiap harinya. Sedangkan strategi ekstern yaitu wisata budaya yang bertujuan untuk menghilangkan segala ketegangan karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian ... 8

F. Defenisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Strategi Kepala Sekolah a. Pengertian Strategi ... 10

b. Unsur-unsur Strategi ... 13

c. Proses Menciptakan Dan Memilih Strategi ... 14

d. Jenis-jenis Strategi ... 15

e. Tahap-tahap Strategi ... 21

f. Fungsi Strategi ... 23

g. Strategi Formulasi, Implementasi dan Evaluasi ... 24

h. Tujuan Pembuatan Strategi ... 27

i. Peran Strategi ... 28

(7)

k. Penyusunan Strategi ... 29

l. Strategi Kepala Madrasah ... 30

2. Kepala Madrasah a. Pengertian Kepala Sekolah ... 31

b. Tugas-tugas Kepala Madrasah ... 38

3. Konsep Kinerja ... 38

4. Konsep Administrasi Pendidikan a. Pengertian Aministrasi ... 41

b. Dasar dan Tujuan Admistrasi ... 47

c. Unsur-Unsur Administrasi ... 52

d. Kriteria Administrasi ... 54

B. Penelitian Yang Relevan ... 55

BAB III METODOE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 57

B. Latar dan Waktu Penelitian ... 58

C.Instrumen Penelitian ... 59

D.Sumber Data ... 59

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Teknik Analisis Data ... 61

G.Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 62

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Temuan Umum Penelitian 1. Sejarah Madrasah ... 63

2. Visi dan Misi MTsN 1 Tanah Datar ... 63

3. Identitas Madrasah ... 65

4. Prestasi yang diperoleh ... 65

5. Data Peserta Didik MTsN 1 Tanah Datar ... 66

(8)

B. Temuan Khusus

1. Strategi Intern Kepala MTsN 1 Tanah Datar... 67 2. Strategi Ekstern Kepala MTsN 1 Tanah Datar ... 70 3. Kendal-kendala yang Dihadapi ... 71

C.Pembahasan

1. Strategi Intern Kepala MTsN 1 Tanah Datar... 72 2. Strategi Ekstern Kepala MTsN 1 Tanag Datar ... 74 3. Kendala-kendala yang dihadapi ... 75 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I pedoman wawancara ... 80

Lampiran II pedoman observasi ... 83

Lampiran III reduksi data hasi wawancara kepala MTsN 1 TanahDatar ... 84

Lampiran IV transkip wawanvara dengan kepala MTsN 1 Tanah Datar ... 86

Lampiran V transkip wawancara dengan staf tenaga administrasi ... 90

Lampiran VI transkip wawancara dengan guru ... 92

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel I waktu pelaksanaan penelitian ... 58

Tabel II prestasi siswa tahun 2018 ... 65

Tabel III data pesertadidik MTsN 1 Tanah Datar ... 66

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini harus dikelola secara profesional, karena semakin ketatnya persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan. Jika lembaga pendidikan dikelola seadanya, maka akan ditinggalkan oleh konsumen atau masyarakat. Madrasah merupakan lembaga pendidikan nirlaba yang bergerak dibidang jasa pendidikan. Dengan demikian, mau tidak mau Madrasah harus melakukan pengelolaan yang baik agar memberikan pelayanan yang terbaik, karena jika tidak konsumen atau masyarakat akan mudah mencari lembaga lain yang lebih menguntungkan dan menjanjikan. Disamping itu, Madrasah pun dituntut untuk dapat memposisikan diri dengan strategi yang jitu demi eksistensinya. Berdasarkan hal ini penyelenggara pendidikan juga dituntut untuk kreatif dalam menggali keunikan dan keunggulan Madrasahnya agar dibutuhkan dan diminati oleh pelanggan jasa pendidikan.

Strategi memberikan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil cenderung bersifat subyektif atau berdasar intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Menurut (Alma, 2008, hal. 64) mendefinisikan strategi sebagai suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman eksternalnya. Strategi dirancang untuk memastikan tujuan organisasi dapat dicapai dengan tepat. Substansi strategi pada dasarnya merupakan rencana. Oleh karena itu berkaitan dengan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha yang telah ditentukan (Djamarah, 2006, hal.5). Strategi dalam manajemen organisasi dapat diartikan sebagai cara, taktik utama yang

(12)

dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi.

Dalam proses pembelajaran di madrasah terdapat suatu subsistem/ komponen yang saling berkaitan. Satu diantara subsistem/ komponen tersebut adalah tenaga administrasi madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keberadaan tenaga administrasi tersebut akan sangat mendukung dalam meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan apabila mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi minimal sesuai yang disyaratkan. Di samping itu, kompetensi yang dimiliki akan mencerminkan proses Good Governance. Pemenuhan standar kualifikasi dan standar kompetensi bagi tenaga administrasi madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam jabatan merupakan hak yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara madrasah.

Keberadaan tenaga administrasi madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah atau lazimnya disebut tenaga tata usaha madrasah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Sebagai satu komponen dalam proses pembelajaran, tugas dan fungsi tenaga administrasi madrasah di jenjang pendidikan dasar dan menengah tidak dapat dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan pekerjaannya bersifat administratif yang tunduk pada aturan yang sifatnya khusus, merupakan pekerjaan pelayanan untuk kelancaran proses pembelajaran, lebih memerlukan keterampilan khusus, sedikit yang memerlukan keahlian tertentu, memerlukan kompetensi yang berbeda dengan kompetensi yang disyaratkan untuk pendidik, kadang kala tidak berhubungan secara langsung dengan peserta didik kecuali untuk jabatan instruktur, dan sebagainya. Tenaga administrasi madrasah terdiri atas kepala tenaga administrasi madrasah, pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus.

Pelayanan adalah bentuk memenuhi apa-apa yang diharapkan pelanggan atas kebutuhan mereka. Pelayanan pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu, pelayanan atas produk berbentuk barang yang berwujud dan pelayanan produk yang berbentuk yang berbentuk jasayang sifatnya tidak berwujud (tidak nyata). Menurut Moenir (1992), bentuk-bentuk dari

(13)

pelayanan tersebut terdiri dari pelayanan dengan lisan, tulisan dan perbuatan. Dalam pelayanan dengan lisan, fungsi humas betul-betul diefektifkan sebagai perpanjangan tangan dari pemberian informasi kepada pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan lisan adalah komunikasi langsung kepada pelanggan. Sementara itu pelayanan dalam bentuk tulisan, dilakukan berdasarkan pada jarak yang terlalu jauh antara pelanggan dengan produsen. Pelayanan ini dapat digolongkan yaitu pelayanan berupa petunjuk dan pelayanan berupa reaksi tertulis atau permohonan. Adapun pelayanan yang dilakukan dengan perbuatan merupakan tindak lanjut dari suatu pekerjaan pada bagian pelayanan agar dapat beradaptasi langsung atau bertatap muka dengan pelanggan.

Kesimpulannya adalah bahwasanya pelayanan itu sangat diperlukan terutama pada bidang pendidikan. Pada dunia pendidikan pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada guru ataupun peserta didiknya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah tersebut. Jadi sebagai tenaga administrasi maka kita harus mampu memberikan pelayanan semaksimal mungkin.

Administrasi berasal dari bahasa Inggris administration, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat lain menyatakan bahwa kata “administrasi” berasal dari bahasa Belanda administratie, yaitu kegiatan administrasi atau tata usaha, seperti yang lazim dikenal Indonesia. Pekerjaan administrasi ini adalah pekerjaan tulis menulis atau catat mencatat semua kegiatan organisasi, termasuk mencatat kekayaan organisasi serta perubahan-perubahan kekayaan tersebut dari waktu ke waktu. Administrasi sebagai kegiatan ketatausahaan atau Office Work disebut administrasi dalam arti sempit. Pengertian administrasi dalam arti luas, antara lain dikemukakan oleh Pertama Lauther Gulick menurut Lauther Gulick, administrasi adalah pelaksanaan usaha mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Kedua W.H. Newman menurut W.H. Newman, administrasi adalah bimbingan, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha sekelompok orang

(14)

untuk mencapai tujuan bersama. Ketiga J.M. Pfiffner menurut Pfiffner, administrasi dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia dan benda untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Keempat Prof. Dr. Prayudi, S.H menurut Prof. Dr. Prayudi, administrasi adalah pengendalian suatu Badan Usaha secara keseluruhan, secara semesta, secara overall, tanpa menitik beratkan salah satu unsurnya yang tertentu.

Lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa layanan pendidikan yang dibeli oleh para pelanggan pendidikan. Pelanggan utama dari lembaga pendidikan adalah peserta didik, atau mahasiswa. Di samping itu masih banyak lagi pelanggan yang lain. Apabila produsen tidak mampu meningkatkan kualitas layanan, dalam hal ini jasa pendidikan, disebabkan karena mutu yang kurang disenangi oleh pelanggan, tidak memberikan nilai tambah bagi peningkatan pribadi individu, pelayanan yang kurang baik, maka produk yang ditawarkan tidak akan laku, akibatnya sekolah akan mundur, juga berimbas pada berkurangnya peminat, dan pada akhirnya sekolah/lembaga tersebut akan ditutup.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi. Sekolah dituntut untuk mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan dan peningkatan SDM. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dibuat pemerintah dan pihak swasta sebagai tempat terbaik untuk belajar sehingga diharapkan dapat menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual, kepribadian dan sosial dalam membentuk watak manusia. Oleh karena itu sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam rangka untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di sekolah diperlukan suatu bagian yang mendukung kegiatan tersebut yaitu tata usaha sekolah. Pada hakikatnya kegiatan tata usaha adalah segenap kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua

(15)

bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Tata usaha merupakan salah satu unsur administrasi.

Tata usaha sekolah merupakan ujung tombak pelayanan jasa pendidikan suatu lembaga, yaitu sebagai badan administrasi sekolah yang secara langsung menangani pelayanan didalam internal maupun eksternal sekolah yang mempunyai tugas dan fungsi melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi, menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat, dan membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan. Maka, melalui manajemen tata usaha yang baik, juga akan mempengaruhi kualitas pelayanan suatu lembaga.

Keberadaan tenaga tata usaha sekolah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Sebagai salah satu komponen proses pembelajaran, tugas dan fungsi tata usaha tidak dapat dilakukan oleh pendidik. Karena pekerjaan tata usaha bersifat administratif yang tunduk pada aturan sifatnya khusus.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah bahwa Pelaksana Urusan Administrasi Sekolah harus memiliki kompetensi teknis sebagai berikut:

1. Melaksanakan Administrasi Kepegawaian

2. Melaksanakan Administrasi Keuangan

3. Melaksanakan Administrasi Sarana dan Prasarana

4. Melaksanakan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

5. Melaksanakan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan

6. Melaksanakan Administrasi Kesiswaan

7. Melaksanakan Administrasi Kurikulum (idarah, 2017, hal. 127-128) Sebagai kesimpulan dari uraian dan definisi-definisi administrasi tersebut, dapat dinyatakan bahwa administrasi adalah suatu usaha, bimbingan, pengarahan, pengendalian, pengorganisasian atau suatu badan usaha secara

(16)

keseluruhan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.

Kepala Madrasah merupakan pemimpin pendidikan yang menempati posisi terdepan dan strategis dalam mengatur jalannya proses pembelajaran, administrasi dan hubungan antara sumber daya manusia, baik antara sesama guru, staf, atau karyawan dan sesama masyarakat lingkungannya serta antara Madrasah dan wali murid. Sebagaimana yang dipaparkan oleh (Amantembun, 1981, hal. 1) yaitu Kepala Madrasah menempati posisi terdepan dalam arena belajar mengajar yang dipimpinnya dan secara fungsional ia adalah puncak tanggung jawab atas proses pembelajaran yang berlangsung.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tanah Datar merupakan lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Madrasah yang mempunyai jumlah peserta didik yang banyak. Berlokasi di jalan Raya Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar, dipimpin oleh ibuk Yulismar.,M.Ag selaku Kepala Madrasah. Dan juga memiliki tenaga administrasi yang mencukupi.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang guru, bahwasanya di Madrasah tersebut memiliki jumlah tenaga administrasi yang cukup tetapi tidak mampu melayani peserta didik dan guru yang ada di sekolah tersebut dengan baik. Sehingga guru dan peserta didik merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi.

Apapun yang dibutuhkan oleh guru ataupun peserta didik tidak terpenuhi dengan cepat dan tidak maksimal pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi tersebut. Seharusnya dengan jumlah tenaga administrasi yang cukup, hendaknya layanan yang diberikan oleh tenaga administrasi tersebut memuaskan. Sedangkan yang peneliti temukan dilapangan tidak sesuai dengan teori atau keadaan yang semestinya.

Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi kepada guru dan peserta didik, dengan jumlah tenaga administrasi sebanyak 5 orang. Maka penelitian

(17)

ini penting untuk dilakukan agar peneliti dapat mengetahui strategi intern dan ekstern kepala madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Administrasi di MTsN 1 Tanah Datar.

Untuk itu penulis bermaksud untuk meneliti tentang “Strategi Apa Yang di Gunakan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Administrasi di MTsN 1 Tanah Datar.”

B. Fokus Masalah

Pelayanan tenaga administrasi didunia pendidikan sangat diperlukan, karena hal tersebut dapat membantu dalam peningkatan mutu pendidikan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka fokus penelitian pada penelitian ini yaitu Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Administrasi di MTsN 1 Tanah Datar, yakninya strategi intern dan ekstern serta kendala-kendala dalam melaksanakan strategi di MTsN 1 Tanah Datar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan : 1. Bagaimana strategi intern kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja

tenaga adminstrasi di MTsN 1 Tanah Datar ?

2. Bagaimana strategi ekstern kepala madrasah dalam melaksanakan strategi untuk meningkatkan kinerja tenaga adminstrasi di MTsN 1 Tanah datar ? 3. Apa saja kendala-kendala dalam melaksanakan strategi tersebut di MTsN

1 Tanah Datar ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan strategi intern kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja tenaga adminstrasi di MTsN 1 Tanah Datar.

2. Untuk menjelaskan strategi ekstern kepala madrasah dalam meningkatkan

(18)

3. Untuk menjelaskan kendala-kendala dalam melaksanakan strategi untuk meningkatkan kinerja tenaga administrasi di MTsN 1 Tanah Datar.

E. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan ilmiah terkait dengan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan pelayanan tenaga adminstrasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat melihat terkait dengan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan pelayanan tenaga adminstrasi.

3. Luaran Penelitian

Penelitian terkait strategi kepala madrasah dalam meningkatkan pelayanan tenaga adminstrasi ini diharapkan agar dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah.

F. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.

Strategi adalah seperangkat tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan mengakomodasi segenap kemampuan yang dimiliki. Setiap tindakan yang dilakukan ditujukan untuk mencapai tujuan, usaha yang dijalankan merupakan tindakan merealisasikan tujuan agar tercapai dengan cara yang terbaik (Suhardan, 2010, hal. 203)

Administrasi berasal dari bahasa Inggris administration, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pekerjaan administrasi ini adalah pekerjaan tulis menulis atau catat mencatat semua kegiatan organisasi, termasuk mencatat kekayaan organisasi serta perubahan-perubahan kekayaan tersebut dari waktu ke waktu.

(19)

Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti menekankan penggunaan kata administrasi karena peneliti akan melakukan penelitian mengenai tenaga administrasi. Jadi yang peneliti maksud dari judul penelitian ini adalah Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan pelayanan Tenaga Administrasi pada MTsN 1 Tanah Datar.

Adapun strategi yang peneliti maksudkan adalah strategi intern dan strategi ekstern. Strategi intern yaitu strategi yang dilakukan Kepala Madrasah didalam lingkungan Madrasah, sedangkan strategi ekstern yaitu strategi yang dilakukan Kepala Madrasah di luar lingkungan Madrasah.

(20)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Strategi Kepala Madrasah

a. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani, “strategeia (status =militer, dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal”. Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi yaitu berusaha untuk menyiasati, sedangkan menurut (Djamarah, 2006, hal. 5), strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha yang telah ditentukan. Strategi didefinisikan sebagai penentuan kerangka kerja dari aktivitas organisasi dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga organisasi dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak diinginkan (Kuncoro, 2006, hal. 2).

Madrasah sebagai lembaga pendidikan hendaknya mengikuti perkembangan jaman dalam menjalankan pendidikannya, strategi yang tepat adalah salah satu cara agar madrasah dapat terus berkembang dan mengikuti jaman yang terus berkembang. (Ida, 2014, hal. 3) mengatakan strategi dapat dipahami sebagi suatu rencana yang cermat tetang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam mencapai sasaran tertentu. Efektifitas dan efisiensi sebuah strategi tersebut berkaitan dengan usaha kegiatan dan hasil usaha tersebut. Dalam dunia bisnis,

(21)

strategi sering digunakan untuk menunjuk pada tindakan khusus yang dipakai oleh seorang manajer guna mengimbangi tindakan potensial para pesaingnya. Sedangkan dalam pengertian yang umum, strategi adalah setiap langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran utama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Strategi menyangkut hal-hal berikut:

1) Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai diwaktu yang akan datang yang digambarkan secara umum dan relatif tidak mengenal batas waktu, sedangkan sasaran adalah pernyataan yang mengarah pada kegiatan untuk mencapai tujuan, sehingga lebih terkait dengan waktu, dapat diukur dan dapat dihitung.

2) Lingkungan, suatu organisasi tidak dapat hidup terisolasi, organisasi akan senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya.

3) Kemampuan internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan

organisasi.

4) Pembuat strategi, merupakan elemen yang penting menyangkut siapa

kompeten dalam menyusun strategi

5) Komunikasi, strategi akan berhasil melalui komunikasi yang baik dan lancar (Assauri, 2013, hal. 1-3).

Dengan demikian strategi merupakan pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampurkan kedua kata tersebut.

(22)

Manajemen strategik (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan sains dalam memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi dapat memperoleh tujuanny. Seperti yang diungkapkan dalam definisi ini, manajemen strategik berfokus pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi untuk memperoleh kesuksesan organisasi. Istilah manajemen strategik dalam buku ini digunakan secara sinonim dengan istilah perencanaan strategik

(strategic planning). Istilah terakhir lebih sering digunakan dalam dunia bisnis, sedangkan yang pertama sering digunakan dalam dunia akademis. Terkadang, istilah manajemen strategik digunakan dengan mengacu pada formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Tujuan manajemen strategi adalah untuk menemukan dan menciptakan kesempatan yang baru serta berbeda untuk esok yaitu perencanaan jangka panjang (long-range planning), sebaliknya mencoba untik mengoptimalisasikan tren esok berdasarkan tren saat ini.

Istilah perencanaa strategik dimulai pada tahun 1950-an, lalu populer diantara pertengahan 1960-an dan pertengan 1970-an. Selama tahun-tahun ini perencanaan strategik secara luas diyakini dapat menjawabsemua permasalahan. Pada saat itu, banyak perusahaan Amerika “terobsesi” dengan perencanaan strategik. Setelah ledakan itu, perencanaan perencanaan strategik mulai tersingkirkan pada tahun 1980-an karena berbagai model perencanaan tidak menghasilkan tingkat kembalian yang tinggi. Pada tahun 1990-an, perencanaan strategik kembali bangkit saatnya secara luas dipraktikan didunia bisnis.

(23)

b. Unsur-unsur Srategi

Suatu organisasi mempunyai suatu strategi, ada 5 (lima) unsur strategi (Assauri S. , 2013, hal. 4-6) yaitu sebagai berikut:

1) Dimana organisasi selalu aktif dalam menjalankan aktivitasnya, unsur ini dikenal sebagai “gelanggang aktivitas” atau “arena

2) Bagaimana kita dapat mencapai arena, yaitu penggunaan “sarana kendaraan” atau vehicles

3) Bagaimana dapat menang dipasar, hal ini merupakan pembeda atau dikenal dengan differentiators

4) Apa langkah atau tahap serta urutan pergerakkan kegiatan serta kecepatannya, unsur ini dikenal sebagai rencana tingkatan atau

staging & pacting

5) Bagaimana hasil dapat dicapai dengan baik, dengan logika ekonomi

atau ekonomic logic

Kelima unsur tersebut diatas menekankan pandangan atau perhatian kita pada keluaran (input), yaitu komposisi dan rancangan strategi itu sendiri meliputi:

1) Gelanggang aktivitas atau arena, merupakan saluran distribusi dimana organisasi beroperasi, ini sangat mendasar bagi pemeliharaan keputusan oleh para orang strategis, yaitu dimana atau arena apa organisasi akan beraktivitas. Unsur arena ini merupakan hal yang ditekankan dalam menetapkan visi atau tujuan yang lebih luas dari unsur strategi itu sendiri.

2) Sarana kendaraan atau vehicles yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran, unsur ini harus dipertimbangkan untuk diputuskan oleh para strategis yang berkaitan dengan bagaimana organisasi dapat mencapai arena sasarannya.

3) Pembeda yang dibuat atau differentiators adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan, seperti bagaimana organisasi akan dapat menang atau atau unggul dipasar yaitu bagaimana

(24)

organisasi akan mendapatkan pelanggan secara luas. Dalam dunia persaingan kemenangan adalah hasil dari pembedaan yang diperoleh dari fitur atau atribut dari suatu produk atau jasa suatu organisasi, yang berupa citra, kostominasi, unggul secara teknis, mutu atau kualitas dan realibilitas. Oleh karena itu, semua hal ini perlu untuk

dapat melewati permasalahan kritis dalam meningkatkan

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan.

4) Tahapan rencana yang dilalui atau staging, merupakan kecepatan dan langkah-langkah untuk pergerakkan strategi bagi pencapaian tujuan atau visi organisasi.

5) Pemikiran yang ekonomis atau economic logic, merupakan gagasan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan. Strategi yang sangat sukses atau berhasil, tentunya mempunyai dasar pemikiran yang ekonomis sebagai tumpuan untuk menciptakan keuntungan yang akan dihasilakan.

c. Proses menciptakan dan memilih strategi

Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang dapat menguntungkan instansi karena akan sangat banyak tindakan yang memungkinkan dan tak terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan-tindakan untuk tersebut.oleh karena itu, serangkaian strategi alternatif paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan. Keuntungan, keruguian, tradd off, biaya, dan manfaat-manfaat strategi ini harus ditentukan.

Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternatif hendaknya melibatkan banyak menajer dan karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi organisasi, melakukan audit eksternal dan, dan melakukan audit internal. Perwakilan dari setiap departeman dan di visi dalam instansi harus diikut sertakan dalam proses ini,sebagaimana juga terjadi dalam perumusan strategi yang dibahas sebelumnya. Ingat bahwa partisipasi memberi peluang terbaik

(25)

bagi para manjer dan karyawan untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang instansi lakukan dan mengapa serta untuk berkomitmen dalam membantu instansi dalam mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi audit eksternal dan internal dihadapan mereka. Informan ini ditambah dengan pernyataan misi instansi, akan membantu para partisipan mengkristalisasi didalam benak mereka sendiri sebagai strategi yang mereka yakini paling bermanfaat bagi instansi. Kreativitas seharusnya didorong dalam proses pemikiran ini.

Strategi-strategi alternatif yang diajukan oleh partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan dalam satu atau serangkaian rapat. Berbagai strategi tersebut dapat disusun dalam bentuk tertulis. Ketika semua strategi yang masukakal yang diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat berdasarkan gaya tarik masing-masing partisipan. Proses ini akan menghasilkan sebuah daftar prioritas strategi terbaik yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.

d. Jenis-Jenis Strategi

Menurut (David, 2009) ada beberapa jenis strategi secara umum yaitu:

1) Strategi Integrasi

Integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizaontal, kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan organisasi dapat mengendalikan para distributor, pemasok, atau pesaing.

a) Integrasi kedepan

Integrasi kedepan (fordward integration) berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atau distributor atau peritel. Semakin banyak produsen (pemasok)

(26)

demasa ini yang menjalankan strategi integrasi integrasi kedepan dengan cara membangun situs Web untuk secara langsung menjual produk mereka kepada konsumen. Enam pedoman tentang kapan integrasi ke depan dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, sebagai berikut:

(1) Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan

(2) Ketika kesediaan distributor yang begitu berkualitas begitu terbatas untuk menawarkan keunggulan kompetitif bagi instansi yang melakukan integrasi kedepan

(3) Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah tumbuh dan diharapkan akan terus berkembang pesat, ini menjadi sebuah faktor karena integrasi kedepan mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi industri dasarnya.

(4) Ketika sebuah organisasi memiliki modal yang baik maupun

sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian produk-produknya sendiri.

(5) Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi, ini menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrasi kedepan.

(6) Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin laba yang tinggi, situasi ini menyiratkan bahwa sebuah instansi dapat mendistribusikan produknya sendir secaramenguntungkan dan menetaokan harganya secara kompetitif melalui integrasi ke depan.

b) Integrasi ke Belakang

Baik produsen maupun peritel membeli material yang mereka

butuhkan dari pemasok. Integrasi ke belakang (backward

(27)

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atau pemasok instansi. Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok instansi yang ada saat ini tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan instansi.

c) Integrasi Horizantal

Integrasi Horizontal (horizantal integration) mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar pesaing instansi. Salah satu tren paling signifikan dalam manajemen strategi dewasa ini adalah meningkatnya penaikan integrasi horizontal sebagai stratefi pertumbuhan. Merger, akuisi, dan pengambil alihan (takeover) diantara pesaing memungkinkan peningkatan skala ekonomi serta mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.

2) Strategi intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif, jika posisi persaingan organisasi dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

a) Penetrasi Pasar

Penetrasi Pasar (market penetration) adalah strategiyng mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas di gunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi lainnya. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstensif, atau pelipat gandaan upaya-upaya pemasaran.

(28)

b) Pengembangan Pasar

Pengembangan Pasar (market development) meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Enam pedoman tentang kapan pengembagan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif.

(1) Ketika saluran-saluran distributor baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas.

(2) Ketika organisasi sangat erhasil dalam bisnis yang

dijalankan.

(3) Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.

(4) Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya

manusia yang dibutuhkan untuk mengelola erluasan operasi. (5) Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. (6) Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang

menjadi glonbal dalam cakupannya.

c) Pengembangan Produk

Pengembangan Produk (product development) adalah sebuah strtegi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasikan produk atau jasa yang ada saat ini. Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuahh strategi sangat efektif.

(1) Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada ditahap kematangan dari siklus hidup produk, gagasannya disini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.

(2) Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologiyang cepat.

(29)

(3) Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan harga “bagus”

(4) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi

(5) Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitan dan

pengembangan yang sangat kuat.

3) Strategi Diverifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diverifikasi, yaitu diverifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau

jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut

diverifikasikonsentrik. Menambah produk atu jasa yang tidak terkait untuk pelanggan yang suadah ada disebut diverifikasi horizontal. Menambah produk atau yasa yang baru tidak disebut diverifikaso konglomerat.

Sebagian instansi memilih strategi diverifikasi yang terkait untuk memanfaatkan sinergi-sinergi berikut:

a) Mentransfer keahlian yang bernilai secara kompetitif, tips dan trik, teknoligis, atau kapabilitas lain dari satu bisnis ke bisnis lain. b) Memadukan aktivitas-aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah ke

dalam satu operasi tunggal untuk mencapai biaya yang lebih rendah

c) Memanfaatkan nama merk yang sudah dienal luas

d) Kerjasama lintas bisnis untuk menciptakan kekuatan dan

kapabilitas sumber daya yang bernilai secara kompetitif.

4) Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diverufikasi organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya

(30)

dana set untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi terbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam organisasi. Likuidasi adalah menjual semua asset organisasi secara bertahap sesuai nilai nyata asset tersebut. likuidisi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namaun barangkali lebih baik berhenti beroperasi dari pada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.

5) Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menambahkan pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecilkonsumen.

(31)

Menurut (Anshori, 2014, hal. 20-22), jenis-jenis strategi terbagi menjadi lima bagian yaitu:

1) Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini bisa dirumuskaan lebih sempit seperti strategi program dan dapat dirancang sebagai sub strategi. 2) Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasi, misalnya dalam sebuah

perusahaan yang terdiri atas sejumlah devisi yang sekurang-kurangnya dua tingkat, yakni strategi kantor pusat dan strategi devisi.

3) Klasifikasi berdasarkan sumber material dan bukan material, kebanyakan strategi berkaitan dengan sumber daya yang bersifat fisik. Tetapi, strategi bisa menggenai penggunaan tenaga kerja manajer, tenaga ilmuan dan tenaga lainnya. Strategi juga bisa berkaitan dengan gaya manajemen, gaya berfikir atau falsafah tentang hal yang merupakan sikap sebuah instansi pada sikap sosial.

4) Klasifikasi berdasarkan tujuan atau fungsi, seperti pertumbuhan yaitu sarana utama dari kebanyakan organisasi dan ada banyak strategi yang bisa dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut. 5) Strategi pribadi pimpinan, strategi bersifat mendasar, biasanya

tidak tertulis dan ini merupakan kerangka untuk mengembangkan strategi instansi.

e. Tahap-tahap Strategi

Proses manajemen strategik (strategik management proses) terdiri atas tiga tahap: yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi strategi (strategy formulation) mencakup pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi kesempatan dan ancaman eksternal organisasi menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menciptakantujuan jangka panjang, memulai strategi alternatif, dan memilih strategi khusus untuk dicapai. Isu-isu formulasi strategi

(32)

bisnis baru yang akan dimasuki dan bisnis baru yang akan yang akan dihindari, apakah akan memperluas operasi atau mendiversifikasi,

apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan

menggabungkan usaha atau membentuk join venture, dan cara

menghindari pengambilan paksa.

Menurut (Anshori, 2014, hal. 18-20) untuk menentukan atau membuat strategi ada tiga tahap proses strategi yaitu:

1) Perumusan Strategi

Tahapan ini berupa tahap untuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelamahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat sejumlah strategi alternatif, dan memilih strategi alternatif.

2) Pelaksanaan Strategi

Tahap ini mengharuskan sebuah instansi untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi anggota dan mengalokasi sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan.

3) Evaluasi Strategi

Pada tahap ini, pemimpin harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat berubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal dan internal yang selalu berubah.

Menurut (Olson, 1999, hal. 47) penyusunan strategi memerlukan tahapan-tahapan tertentu untuk dipenuhi. Maka sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, adapun tahap tersebut sebagai berikut:

1) Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan, dalam memilih sebuah strategi maka hal yang paling mendasar di dalam

(33)

sebuah lembaga untuk mendirikan sebuah lembaga itu sendiri seperti apa.

2) Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi, dalam memilih strategi maka tindakan selanjutnya adalah sebuah lembaga mampu menyampaikan beberapa tujuan dalam promosi.

3) Menyusun perencanaan tindakan, dalam proses perencanaan

memang diperlukan beberapa pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan.

4) Mempertimbangkan keunggulan, pertimbangan keunggulan menjadi

hal yang intim dikarenakan publik atau masyarakat mulai menilai sebuah lembaga tersebut dengan beberapa keunggulan yang dimiliki.

5) Mempertimbangkan keberlanjutan, proses keberlanjutan itu

merupakan bagian pembaruan dalam semua aspek kegiatan perencanaan.

Pada umumnya suatu satuan pendidikan memiliki tujuan dan untuk mencapainya memerlukan strategi. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Strategi dirancang untuk memastikan tujuan organisasi dapat dicapai melalui implementasi yang tepat.

f. FungsiStrategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu terdapat 6 (enam) fungsi strategi (Assauri S. , 2013, hal. 7) yaitu sebagai berikut:

1) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada

orang lain.

2) Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan

(34)

3) Memanfaatkan atau mengekspoitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

4) Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

5) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktifitas

organisasi kedepan.

6) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi

sepanjang waktu.

Dari keenam fungsi strategis diatas dapat didefinisikan dan direalisasikan oleh prilaku individu dan organisasi itu sendiri. Dari fungsi pertama sampai terakhir, maka strategi dirumuskan sebagai tujuan yang diinginkan dan mengkomunikasikan tentang apa yang dikerjakan oleh siapa, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, untuk siapa hal tersebut dikerjakan dan mengapa hasil kinerja dapat bernilai. Strategi juga membantu pengkoordinasian dan pengarahan aktivitas organisasi yang menunjukan bagaimana para individu bekerjasama dengan yang lain. Strategi harus menyiapkan keputusan yang cocok atau sesuai dan tentunya hal ini sangat penting bagi upaya untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi.

g. Strategi Formulasi, Implemantasi dan Evaluasi

Manajemen strategi merupakan suatu proses terus menerus, dan walaupun pada waktunya harus dipilih titik yang berlainan dengan maksud untuk mengambil keputusan. Selanjutnya, dari definisi atau pengetahuan menajemen strategi sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dipahami bahwa manajemen strategi terdiri atas tiga

macam proses manajemen. Pertama strategi formulasi (strategi

formulation) yaitu langkah dalam merumuskan strategi. Prosedur ini sering juga disebut dengan istilah perencanaan strategi (strategic formulation). Kedua, strategi implementasi (strategic implementation), yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan strategi-strategi yang telah

(35)

dirumuskan. Ketiga, pengawasan strategi (control strategic), yaitu usaha untuk memonitor seluruh hasil dan pembuatan strategi (Karhi, 1997, hal. 86).

Adapun uraian tentang ketiga proses manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Strategi Formulasi (strategic formulation)

Strategi formulasi atau perumusan strategi memedomani eksekutif dalam menetapkan bidang usaha yang diterjuni perusahaan (organisasi), tujuan akhir (aims) yang ingin dicapainya, serta cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir tersebut.

2) Strategi Implementasi (strategic implementation)

Setelah strategi utama ditentukan dan sasaran jangka panjang ditetapkan, proses manajemen strategi masih jauh dari selesai. Manajemen strategi adalah proses yang berkembang. Dimulai dengan perumusan strategi, dilanjutkan pelaksanaan kemudian bergerak ke arah peninjauan kembali dan penyempurnaan strategi itu.

Ada 4 (empat) elemen dasar yang digunakan oleh manajer untuk mengimplementasikan strategi. Empat elemen itu adalah struktur organisasi, kepemimpinan, kultur (budaya) dan sistem imbalan (motivasi). Uraian mengenai keempat elemen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Struktur Organisasi

Dalam mengimplementasi strategi melalui struktur organisasi berguna untuk mengkomunikasikan kegiatan tugas bawahan. Struktur Organisasi adalah sebagai suatu sistem/ jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individu/ kelompok. Oleh karena itu, sebuah struktur organisasi hendaknya mengalokasikan pekerjaan melalui bagian-bagian

(36)

pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja, sehingga sasaran organisasi terlaksana dengan baik. Untuk struktur organisasi yaitu menurut peneliti, menggunakan struktur organisasi lini staff, karena pembagian tugas yang begitu jelas dan memberikan kesempatan kepada karyawan dan guru untuk mengembangkan dirinya.

2) Kepemimpinan Organisasi

Kepemimpinan organisasi, suatu konsep yang merupakan satu elemen penting dari implementasi strategi yang efektif, maka struktur organisasi memberikan kerangka menyeluruh bagi implementasi strategi. Kepemimpunan dan kultur organisasi merupakan fenomena yang saling bergantung. Setiap

aspek dari kepemimpinanan dan akhirnya membantu

membentuk kultur organisasi. Sebaliknya, kultur organisasi yang sudah ada sangat mempengaruhi efektifitas seorang pemimpin. Eratnya kesaling bergantungan ini akan terlihat jelas. 3) Kultur Organisasi

Kultur (budaya) organisasi adalah sekumpulan asumsi penting (sering kali tidak diungkapkan) yang dianut oleh semua anggota suatu organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya sendiri. Kultur sebuah organisasi serupa dengan kepribadian seseorang tak wujud (intangible) tetapi selalu ada yang meberikan makna, arah dan dasar bertindak.

4) Sistem Imbalan (motivasi)

Pelaksanaan strategi pada akhirnya bergantung pada anggota organisasi secara individual, utamanya para manajer kunci. Dan memotivasi serta menghargai prestasi individu dan unit organisasi yang baik merupakan bahan penting dalam implementasi strategi yang efektif. Jika pencapaian strategi merupakan prioritas puncak, maka sistem imbalan harus secara jelas dan erat terkait dengan prestasi strategi.

(37)

3) Evaluasi (pengawasan) Strategi

Setelah strategi selesai dirumuskan dan berhasil

diimplementasikan, proses manajemen strategi belum selesai sampai disini, masih ada satu pekerjaan lagi yang harus dilakukan yaitu evaluasi strategi. Yang dimaksudkan evaluasi strategi disini adalah usaha-usaha untuk memonitor hasil-hasil dari perbuatan perumusan (formulasi) dan penerapan (implementasi) strategi termasuk mengukur kinerja dan organisasi, serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

h. Tujuan Pembuatan Strategi

Pembuatan strategi memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri, hal

itu memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan

mempengaruhi aktivitas sehingga dapat mengendalikan tujuannya sendiri.

Menurut (David, 2002, hal. 15) tujuan dari strategi adalah untuk

membantu organisasi mencapai tujuan dengan menggunakan

pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada tersedianya pilihan-pilihan strategis. Sedangkan Grenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat berikut:

1) Memungkinkan unutk identifikasi, penentuan prioritas, dan

eksploitasi peluang

2) Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen

3) Mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi yang lebih baik;

4) Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek

5) Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung dengan

lebih baik tujuan yang telah ditetapkan

6) Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang telah teridentifikasi

(38)

7) Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi keputusan yang salah atau tidak terencana

8) Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf

9) Membantu mengintegrasikan prilaku individu kedalam usaha

bersama

10) Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab individu

11) Mendorong pemikiran kemasa depan

12) Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegratif, dan antusias untuk menghadapi masalah dan peluang

13) Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan

14) Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen

suatu bisnis.

i. Peran Strategi

Terkait dengan kegiatan yang berorientasi pada dinamika politik maka peneliti merumuskan beberapa peran strategi yang diambil berdasarkan pengertian peran strategi secara umum diantaranya yaitu: 1) Menetapkan tujuan strategis yang harus dicapai baik pada tingkat

pusat maupun daerah. Dalam hal ini suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi tersebut.

2) Menetapkan ukuran dan indikator yang jelas guna mencapai tujuan suatu organisasi.

3) Menetapkan langkah-langkah strategis yang bersifat realistis dalam mencapai suatu tujuan organisasi.

j. Tipe Strategi

Dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan dan misi organisasi, maka suatu organisasi menggunakan bentuk atau tipe strategi tertentu. Menurut Koten dalam (Salusa, 2008, hal. 104) tipe-tipe strategi meliputi:

(39)

1) Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiatif strategis yang baru.

2) Program Strategy (strategi program). Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategis dari suatu program tertentu.

3) Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya).

Strategi ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan

pemamfaatan sumber-sumber daya yang esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.

4) Institusional Strategy (strategi kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.

k. Penyusunan Strategi

Penyusunan strategi adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab bagi keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Para penyusun strategi memiiki beragam gelar jabatan. Penyusunan strategi membantu sebuah organisasi mengumpulkan, menganalisa, serta mengorganisasi informal, mereka melacak kecenderungan-kecenderungan industri dan kompetitif, mengembangkan model peramalan dan analisis skenario, mengevaluasi kinerja korparat dan individual, mencari peluang pasar, mengidentifiasi ancaman terhadap bisnis, dan mengembangkan rancangan aksi yang kreatif.

Perencanaan strategis umumnya berperan sebagai pendukung atau staf, biasanya ditemukan di level manajemen atas, mereka memiliki otoritas yang sangat besar untuk membuat keputusan. CEO adalah manager strategi yang paling kasat mata dan penting. Setiap manger yang memiliki tanggung jawab atas suatu unit atau divisi, tanggung jawab atas keuntungan dan kerugian, atau otoritas langsung atau bagian bisnis yang terpenting tak lain adalah seorang manajer strategi.

(40)

Penyusunan strategi berbeda dari organisasi itu sendiri, dan perbedaan-perbedaan ini mesti diperhatikan didalam perumusan, penerapan dan penilaian strategi. Beberapa penyusunan strategi tidak akan mempertimbangkan tipe-tipe strategi tertentu karena filosofi personal mereka. Para penyusun strategi berbeda-beda dalam hal sikap, nilai, etika, kesediaan untuk mengambil resiko, memperhatikan tanggung jawab sosial, keuntungan tujuan jangka pendek versus tujuan jangka panjang dan gaya manajemen (David S. , 2010, hal. 15-16).

l. Strategi Kepala Madrasah

Kepala madrasah harus mempunyai visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu. Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepelanggan, dalam hal ini, peserta didik, orang tua peserta didik, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala madrasah agar pelanggan puas, yakni sesuai dengan yang dijanjikan, mampu menjamin kualitas pembelajaran, iklim madrasah yang kondusif, memberikan perhatian penuh terhadap peserta didik, cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.

Kepala madrasah adalah salah seorang pemimpin yang mengelola, mengatur dan mengerahkan madrasah sesuai dengan visi dan misinya. Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi bahwa “erat hubungannya antara mutu kepala madrasah dengan berbagai kehidupan aspek madrasah, seperti disiplin madrasah, iklim budaya madrasah, dan menurunnya prilaku peserta didik”. Oleh karena itu, Kepala madrasah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah (Mulyasa, 2007, hal. 25)

(41)

2. Kepala Madrasah

a. Pengertian Kepala Madrasah

Kepala Madrasah ialah salah satu personel madrasah yang membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai tujuan. Kepala madrasah secara resmi diangkat oleh pihak atasan, kepala madrasah ini disebut pemimpin resmi.

Selanjutnya, untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan dilembaga yang dipimpinnya, kepala madrasah berdasarkan Daryanto (2011) arus (1) memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tau tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi); (2) memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, dan akurat); (3) memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolah atau madrasah. (Wati, 2014, hal. 17).

Kepala madrasah harus mempelajari secara seksama baik kebijakan pemerintah maupun prioritas madrasah sendiri. Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam bekerja, kepala madrasah hendaknya memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan guru dan masyarakat sekitar madrasah, memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pembelajaran, memiliki kemampuan untuk menganalisis situasi sekarang maupun memprediksi masa depan, memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektifitas pendidik disekolah.

Stimulasi disebut dalam kitab suci Al-Qur’an Al- Hasyir ayat 18:





















































“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);

(42)

dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Hal ini juga dijelaskan dalam surat Al-Mujadillah ayat 9:

































































“ Hai orang-orang beriman, apabila kamu Mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada rasul. dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”

Kepala madrasah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dimadrasah yang dipimpin untuk melaksanakan tugasnya dengan baik kepada madrasah dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan pendidikan. Kepala madrasah merupakan orang yang berada pada garis terdepan mengkoordinasikan berbagai usaha yang bermutu.

Kepala sekolah sebagai pemimpin, harus memiliki kepribadian yang kuat, memahami kondisi guru dan tenaga kependidikan lainnya, mempunyai program jangka pendek dan jangka panjang, dan memiliki visioner, mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana serta mampu berkomunikasi dengan semua warga sekolah dengan baik.

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin penyelenggaraan organisasi sekolah. Oleh sebab itu tugas-tugas kepala sekolah bukan hanya mengatur dan melakukan proses belajar mengajar, melainkan juga mampu menganalisis berbagai persoalan, mampu memberikan pertimbangan, cakap dalam memimpin dan bertindak dalam berorganisasi, mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, partisipatif dan cakap dalam menyelesaikan persoalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

(43)

De Roche (Wahyudi, 2009: 63) bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mempunyai kemampuan antara lain: 1) mempunyai sifat-sifat kepemimpinan, 2) mempunyai harapan tinggi (high expectation) terhadap sekolah 3) mampu mendayagunakan sumber daya sekolah 4) profesional dalam bidang tugasnya.

Kepala sekolah yang profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan harus memberikan dampak positif dan perubahan yang mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan di sekolah, dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan,

kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelola sumber daya

kependidikan yang efektif orientasi pada peningkatan mutu, team work yang kompak, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipatif dengan warga sekolah dan lingkungan masyarakat, keterbukaan, manajerial, inovatif, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif, dan antisipasi terhadap kebutuhan serta akuntabilitas.

Suatu lembaga pendidikan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan maka kepala sekolah harus mempunyai suatu strategi untuk menjalankan organisasi dalam mencapai tujuan. Akdon (2007: 13) mengemukakan bahwa strategi sebuah organisasi merupakan suatu konseptualisasi yang dinyatakan atau diimplementasikan oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan berupa:

1) Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut

2) Kendala-kendala luas dan kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin atau yang diterimanya dari pihak atasannya,

yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang

bersangkutan.

3) Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspekstasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.

(44)

Berdasarkan pendapat di atas maka sebagai pemimpin dalam suatu organisasi kepala sekolah harus menetapkan sasaran dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam organisasi kemudian menginventarisasi kendala-kendala yang dihdapi dan kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, dalam hal ini lebih lanjut Akdon (2007: 14) mengatakan “implikasi dan eksistensi strategi tersebut maka strategi dapat dinyatakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir (sasaran), akan tetapi strategi sendiri bukan sekedar suatu rencana, tetapi strategi harus bersifat menyeluruh dan terpadu”.

Kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi pendidikan harus memiliki kredibilitas yang tinggi dan mempunyai strategi-strategi kepemimpinan tertentu, hal ini sesuai dengan Mulyasa (2005: 90) yang menerangkan bahwa untuk menjadi kepala sekolah yang profesional dan memiliki kredibilitas yang tinggi maka dibutuhkan strategi kepala sekolah yaitu :

1) Efektivitas proses pendidikan.

2) Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat.

3) Pengelola tenaga kependidikan yang efektif. 4) Budaya mutu.

5) Team work yang kompak, cerdas dan dinamis.

6) Kemandirian.

7) Partisipasi warga sekolah dan lingkungan masyarakat.

8) Transparansi manajemen dalam wacana demokrasi pendidikan

9) Kemampuan untuk berubah.

10) Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. 11) Tanggap terhadap kebutuhan.

12) Akuntabilitas.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang berkualitas. Kualitas yang dimaksud adalah kepala sekolah yang mampu membawa dan memanfaatkan semua potensi yang ada untuk kemajuan sekolah,

(45)

serta kepala sekolah yang benar-benar memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dengan baik. Kepala sekolah yang dapat mengelola sumber daya pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut benar-benar berfungsi dengan baik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan efektif harus memenuhi beberapa karakteristik. Dalam hal ini Danim (2006: 65) menjelaskan tentang bagaimana kualitas kepala sekolah yang seharusnya dipenuhi yaitu antara lain:

1) Bawahan menginginkan agar kepala sekolah memiliki tujuan yang

jelas dan konsisten, dengan harapan tidak mudah terbawa kepada arus angin, melainkan melaksanakan tugas sesuai harapan pemerintah dan kebutuhan sekolah baik pengembangan kualitas mampu kuantitas.

2) Bawahan menginginkan kepala sekolah membuat rencana yang

baik dan dapat dijangkau oleh para guru dan anak didik.

3) Bawahan menginginkan kepala sekolah secara terus menerus

menginformasikan kemajuan sekolah kepada semua warga sekolah.

4) Bawahan menghendaki agar kepala sekolah memperlakukan

mereka sebagai pendidik dan bukan robot yang sesuka hati memerintah mereka.

5) Bawahan berharap kepala sekolah dapat membawa kemajuan

sekolah ke arah yang lebih baik.

Keberhasilan atau kegagalan seorang kepala sekolah tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, akan tetapi juga ditentukan oleh akumulasi semua subsistem yang terlibat, yaitu kepala sekolah dengan seperangkat kompetensinya, karakteristik bawahan, situasi dan kondisi organisasi sekolah, kerjasama semua warga sekolah serta kondisi lingkungannya. Keberhasilan sekolah mengandung arti bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Tidak tercapainya target peningkatan rapor mutu SD tahun 2018 diduga disebabkan oleh karena peningkatan kesadaran sekolah untuk mengisi instrument PMP sesuai

Kawasan yang paling sesuai untuk rekreasi pantai adalah Pantai Kasim, sedangkan empat lokasi lainnya masuk kategori sesuai bersyarat (SB) untuk rekreasi pantai, yakni Pantai

Berdasarkan hasil analisis Indeks Kesesuaian Kawasan (IKW) terhadap kondisi ekosistem terumbu karang, ikan karang yang berasosiasi di dalamnya dan parameter

Analisa perancangan penempatan peralatan pada engine room di kapal berbasis aturan ergonomic untuk aplikasi marine. Yang di analisa masih per

Pasal 34 ayat (2) undang-undang OJK dinyatakan bahwa anggaran OJK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan

Techno Flower adalah sebutan logo Indosat baru yang tercipta dari gabungan 3 elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Indosat saat ini, yaitu di Indonesia dalam

Ada baiknya dipertimbangkan sekolah untuk membentuk Forum Teknologi Komunikasi dan Informasi atau sejensinya yang akan berfungsi menjadi wahana bagi para siswa dan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, setelah ikan asap disimpan 2 (dua) sampai 3 (tiga) bulan dengan perlakuan cara pengasapan yang dilakukan seperti pengasapan