• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kesalahan dalam melaksanakan prosedur mengakibatkan keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing unit kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Kesalahan dalam melaksanakan prosedur mengakibatkan keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing unit kerja."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN

(2)

7. Peraturan Kepala Badan POM Nomor 14 tahun 2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanan Teknis di lingkungan

Badan POM.

8. Peraturan Kepala Badan POM Nomor 7 tahun 2017 tentang Tata

Cara Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan di

Lingkungan Badan POM.

KETERKAITAN:

PERALATAN/PERLENGKAPAN:

1. ATK.

2. Printer dan Komputer.

3. Peralatan Kantor.

PERINGATAN:

PENCATATAN DAN PENDATAAN:

1. Kesalahan

dalam

melaksanakan

prosedur

mengakibatkan

keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing

unit kerja.

1. Formulir Lembar Disposisi dari Kepala Badan.

2. Formulir Nota Dinas.

3. Formulir Verbal.

DOKUMEN

(3)

S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R M A K R O

KODE SOP

:

POM-01.04.CFM.01.SOP.01

NAMA SOP

:

PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BADAN POM

HALAMAN

: 3 dari 9

A.

Diagram Alir

Kepala BPOM

Dit Standardisasi

Unit Kerja

Stakeholders

Deputi/Sestama

Biro Hukum dan

Humas

Biro KSLN

Kelengkapan

Waktu

Output

1 Melakukan perencanaan penyusunan program tahunan Peraturan Kepala Badan POM.

Inisiatif 60 HK Laporan Perencanaan Penyusunan Peraturan Kepala Badan POM

Biro Hukmas sebagai koordinator. 2 Melakukan kompilasi Program

Perencanaan Tahunan Penyusunan Peraturan Kepala Badan POM. Laporan Perencanaan Penyusunan Peraturan Kepala Badan POM 14 HK Program perencanaan tahunan penyusunan peraturan Kepala BPOM 3 Penyusunan kerangka pikir/draft

awal Peraturan Kepala Badan POM.

Laporan Draft Awal Penyusunan Peraturan Kepala Badan POM 30 HK Kerangka pikir/draft awal peraturan Kepala Badan POM 4 Melakukan pembahasan secara

internal dan eksternal.

Kerangka pikir/draft awal peraturan Kepala Badan POM 180 HK Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM

Jika diperlukan, pembahasan internal maupun eksternal melibatkan lintas unit dan stak eholder dapat dilakukan lebih dari 1 kali.

5 melaporkan hasil pembahasan

Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM 20 HK Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM

No

Aktivitas

Keterangan

Pelaksana

Mutu Baku

1

2

DOKUMEN

(4)

Kepala BPOM Dit Standardisasi Unit Kerja Stakeholders Deputi/Sestama Biro Hukum dan

Humas Biro KSLN Kelengkapan Waktu Output

6 Menerima hasil pembahasan dan

memberikan persetujuan. Hasil Pembahasan

Rancangan Peraturan Kepala Badan POM 10 HK Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM 7 Penyusunan legal drafting

Peraturan Kepala Badan POM. Hasil Pembahasan

Rancangan Peraturan Kepala

Badan POM

30 HK Draft Peraturan Kepala Badan

Biro Hukmas sebagai Koordinator.

8 Melakukan konsultasi publik.

Persetujuan 30 HK Hasil Konsultasi Publik

Konsultasi publik dapat dilakukan lebih dari 1 kali dengan melibatkan stakeholder.

9 Melakukan Notifikasi ke WTO (jika diperlukan). Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM 90 HK Notifikasi

Kondisi Melakukan Notifikasi: a. Menyampaikan rancangan peraturan Kepala Badan POM kepada Biro Hukmas.

b. Biro Hukmas menyampaikan hasil kajian kepada Kepala Badan POM untuk mendapatkan persetujuan notifikasi ke WTO.

c. Biro Hukmas mengirimkan nota dinas permohonan/ rekomendasi untuk notifikasi rancangan Perka BPOM kepada Biro KSLN. d. Biro KSLN memproses notifikasi melalui Badan Standardisasi Nasional untuk TBT dan Badan

Karantina Pertanian untuk SPS. e. Biro KSLN melakukan monitoring

dan pembahasan tanggapan dari negara LN bersama unit teknis terkait jika ada.

10 Melakukan pembahasan akhir Peraturan Kepala Badan POM.

Hasil Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM 60 HK Rancangan Akhir Peraturan Kepala Badan (Eksekuting)

Biro Hukmas sebagai koordinator pembahasan akhir, pembahasan dengan melibatkan unit teknis terkait dan/atau stakeholder.

No Aktivitas Keterangan

Pelaksana Mutu Baku

Tidak Ya 3 1 2

DOKUMEN

TERKENDALI

(5)

S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R M A K R O

KODE SOP

:

POM-01.04.CFM.01.SOP.01

NAMA SOP

:

PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BADAN POM

HALAMAN

: 5 dari 9

Kepala BPOM

Dit Standardisasi

Unit Kerja

Stakeholders

Deputi/Sestama

Biro Hukum dan

Humas

Biro KSLN

Kelengkapan

Waktu

Output

11 Melakukan proses verbal.

Rancangan Akhir Peraturan Kepala Badan POM 30 HK Verbal Rancangan Akhir Peraturan Kepala Badan POM

Proses verbal dilakukan oleh Biro Hukmas.

12 Menerima draft akhir peraturan kepala badan (telah melalui

proses verbal). Verbal Rancangan

Peraturan Kepala Badan POM 5 HK Rancangan Akhir Peraturan Kepala Badan

13 Melakukan penetapan Peraturan

Kepala Badan POM. Rancangan Akhir

Peraturan Kepala Badan

5 HK Peraturan Kepala Badan

14 Mengajukan pengundangan Peraturan Kepala Badan POM kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan nomor dalam Berita Negara RI.

Peraturan Kepala Badan N/A Peraturan Kepala Badan yang sudah diundangkan dalam Berita Negara

Pengundangan dilakukkan oleh Kementerian Hukum dan HAM untuk masuk dalam Berita Negara.

15 Melakukan dokumentasi Peraturan Kepala Badan POM yang asli dan mengunggah Peraturan Kepala Badan POM ke dalam website Badan POM.

Peraturan Kepala Badan yang sudah

diundangkan dalam Berita Negara 5 HK Peraturan Kepala Badan

No

Aktivitas

Keterangan

Pelaksana

Mutu Baku

3

Ya

Tidak

DOKUMEN

(6)

B. Deskripsi/Pengertian Umum

1.

Peraturan Kepala Badan POM adalah peraturan yang berisi Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang tertulis di bidang Produk Terapetik dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen Makanan, serta Pangan dan ditetapkan oleh Kepala Badan POM serta mengikat

secara umum.

2.

Deputi adalah Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen, serta

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

3.

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

4.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

5.

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian

luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi

atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

6.

Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan,

mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang

dapat dikombinasi dengan tumbuhan.

7.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,termasuk

bahan tambahan pangan,bahan baku pangan, dan bahan lainyang digunakan dalam prosespenyiapan, pengolahan, dan ataupembuatan makanan dan minuman.

8.

Stakeholder adalah Kementerian/Lembaga terkait, Pelaku usaha di bidang Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Obat Tradisional,

Kosmetik dan Suplemen Makanan, serta Pangan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Narasumber/Ahli, dan pihak lain yang berkepentingan.

9.

Unit Kerja adalah seluruh unit Eselon II di luar Direktorat Standardisasi di lingkungan Badan POM.

DOKUMEN

(7)

S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R M A K R O

KODE SOP

:

POM-01.04.CFM.01.SOP.01

NAMA SOP

:

PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BADAN POM

HALAMAN

: 7 dari 9

10.

Biro Hukmas adalah unit kerja yang bertanggung jawab untuk legal drafting penyusunan Peraturan Kepala BPOM.

C. Pihak yang Terkait

1.

Kepala BPOM

2.

Deputi/Sestama

3.

Biro KSLN

4.

Biro Hukum dan Humas

5.

Dit. Standardisasi

6.

Unit Kerja

7.

Stakeholder

D. Formulir yang Digunakan

1.

Formulir Lembar Disposisi dari Kepala Badan

2.

Formulir Nota Dinas

3.

Formulir Verbal

E. Output yang Dihasilkan

Peraturan Kepala BPOM

DOKUMEN

(8)

F.

Bagan

Proses Bisnis

DOKUMEN

(9)

S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R M A K R O

KODE SOP

:

POM-01.04.CFM.01.SOP.01

NAMA SOP

:

PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BADAN POM

HALAMAN

: 9 dari 9

G.

Analisis dan Mitigasi Risiko

Ada peraturan yang tidak teridentifikasi.

Adanya peraturan prioritas

yang tidak dibuat. 4

Tidak adanya kerangka

penyusunan regulasi. 4 16

Menyusun kerangka regulasi sesuai prioritas. Adanya peraturan yang

tumpang tindih atau dapat di simplifikasi.

Memperpanjang birokrasi. 3 Kurangnya koordinasi dengan

instansi/Unit terkait. 4 12

Review regulasi dalam rangka Simplifikasi peraturan. 5 Ada kegiatan yang dilakukan

diwaktu bersamaan. 4 20 Perencanaan kegiatan yang tepat. Penunjukan orang yang tepat. Pembekalan kepada SDM yang ditunjuk. Memberikan masukan tertulis. 3 Melakukan konsultasi publik.

Adanya keberatan dari pelaku usaha.

Penyusunan peraturan

menjadi lebih lama. 2

Peraturan menambah beban biaya

baru bagi pelaku usaha. 2 4

Melakukan analisa dampak pada saat melakukan penyusunan peraturan. 4

Melakukan Notifikasi ke WTO melalui Badan Standardisasi Nasional untuk TBT dan Badan Karantina Pertanian untuk SPS.

Mendapat sanggahan dari Negara anggota WTO lainnya.

Penyusunan peraturan

menjadi lebih lama. 2

Peraturan dianggap menghambat

perdagangan antar Negara. 3 6

Membuat peraturan yang jelas dan tegas. 5 Ada kegiatan yang dilakukan

diwaktu bersamaan. 4 20 Perencanaan kegiatan yang tepat. Penunjukan orang yang tepat. Pembekalan kepada SDM yang ditunjuk. Memberikan masukan tertulis. Pemeriksaan draft berjenjang. Transfer knowledge jika terjadi pergantian PIC.

SDM tidak memadai (kompetensi/

jumlah). 4 20 Kurang ketelitian, PIC yang

berganti-ganti. 1 4 20 4

6

Melakukan finalisasi Rancangan Peraturan Kepala Badan terkait legal drafting.

Finalisasi peraturan kepala Badan bukan menggunakan draft terakhir.

Ada hal-hal penting yang tidak dicakup dalam peraturan yang dibuat.

4 5

Melakukan pembahasan hasil notifikasi dan/atau pembahasan

akhir/finalisasi.

Tim tidak selalu hadir pada saat pembahsan.

Tidak mendapat masukkan yang dibutuhkan.

5

5 SDM tidak memadai (kompetensi/ jumlah).

Tidak mendapat masukkan yang dibutuhkan. 1

Melakukan inisiatif pembentukan Peraturan Kepala Badan POM.

Tim tidak selalu hadir pada saat pembahsan. Melakukan pembahasan.

2

Angka Prioritas

Risiko Mitigasi Risiko Referensi SOP No. Kegiatan pada Proses Potensi Kegagalan Potensi Efek Kegagalan Tingkat

Keparahan Potensi Penyebab Kegagalan Tingkat Kejadian

DOKUMEN

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan efek penghambatan bakteri yang berbeda bermakna (dibandingkan kontrol positif) terdapat pada perlakuan 1 dan 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa

h) Measure What Matters (Pengukuran hasil Belajar). Pengukuran, apa yang hendak kita ukur pasti adalah bahan-bahan yang sudah diajarkan, dan bagaimana melakukan pengukuran, akan

Pembahasan mengenai interpretasi asas tanggung jawab negara dalam pengaturan terkait kegiatan wisata alam di Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara

Hasil studi ini mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan Buchanan (1982), Purwaningsih (1995) dan Knoop (1995), dimana kepuasan pegawai pada berbagai

dengan menggunakan Persamaan 3.3 maka biaya rata rata-rata rata persediaan probabilistik yang mempertimbangkan quantity discount pada kondisi lost sales dapat dilihat pada Tabel

Perseroan meraih pendapatan usaha sebesar US$135.16 ribu hingga periode 31 Maret 2017 naik tipis jika dibandingkan dengan pendapatan usaha sebesar US$133.50 ribu tahun sebelumnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan estimasi kesalahan metode estimasi waktu perjalanan antara linear model dan instantaneous model

Pertama, mendeskripsikan cara pemerolehan kalimat bahasa Sunda pada anak kelas A Taman Kanak-kanak (TK) Sejahtera. Kedua, mendeskripsikan bentuk kalimat bahasa Sunda pada anak