• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lock in Syndrom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lock in Syndrom"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Stroke merupakan salah satu masalah yang besar dan serius. Sebagai Stroke merupakan salah satu masalah yang besar dan serius. Sebagai   penyebab kecacatan terbanyak pada usia lanjut dan menimbulkan beban   penyebab kecacatan terbanyak pada usia lanjut dan menimbulkan beban  psikososial serta biaya bagi

 psikososial serta biaya bagi pendependeritanya. Stroke adalah suatritanya. Stroke adalah suatu kondisi yang terjadiu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah  penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di  penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggaris bawahi betapa seriusnya stroke ini, kemampuan bicaranya. Untuk menggaris bawahi betapa seriusnya stroke ini,   beberapa tahun belakangan ini semakin populer dengan istilah

  beberapa tahun belakangan ini semakin populer dengan istilah   serangan otak   serangan otak .. Istilah ini hampir sama dengan istilah yang sudah dikenal luas, ³serangan Istilah ini hampir sama dengan istilah yang sudah dikenal luas, ³serangan   jantung´. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli.   jantung´. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli.

Emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara

Emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara (Wikipedia, 2010).(Wikipedia, 2010).

Adapun stroke yang berakibat buruk apabila kerusakan pada daerah pons Adapun stroke yang berakibat buruk apabila kerusakan pada daerah pons dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan total namun kesadaran masih baik, dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan total namun kesadaran masih baik, yang dinamakan dengan

yang dinamakan dengan sindrom lock in sindrom lock in. Pada. Pada sindrom lock in sindrom lock in terdapat gangguanterdapat gangguan   pada motorik sedangkan sensoris masih normal namun penderita hanya dapat   pada motorik sedangkan sensoris masih normal namun penderita hanya dapat melakukan gerakan bola mata secara vertikal. Hal inilah yang digunakan oleh melakukan gerakan bola mata secara vertikal. Hal inilah yang digunakan oleh  penderita

 penderita   sindrom lock in  sindrom lock in untuk berkomunikasi dengan orang lain. Angkauntuk berkomunikasi dengan orang lain. Angka kejadian sindrom lock in terbilang langka. Sehingga tidak banyak orang yang kejadian sindrom lock in terbilang langka. Sehingga tidak banyak orang yang menge

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

 Lock in syndrom disebut juga sebagai penyakit casthatropic stroke.  Lock in  syndrome adalah kondisi di mana pasien sadar dan terjaga tetapi tidak dapat  bergerak atau berkomunikasi secara lisan karena terjadi kelumpuhan otot hampir    pada semua anggota tubuh kecuali mata.  Lock in syndrome terjadi akibat lesi  batang otak di bagian dasar pons. Istilah untuk gangguan ini diciptakan oleh Fred Plum dan Posner pada tahun 1966. Di Perancis, istilah umum adalah ³ maladie de l'emmuré vivant ´, secara harfiah diterjemahkan sebagai "walled-in-alive disease", dalam bahasa Jerman, kadang-kadang disebut  Eingeschlossensein.  Lock in  syndrom juga dikenal sebagai pemutusan cerebromedullospinal (Bauer, 2010).

Gambar 2.1 Penderita Lock in Syndrom

Pada lock in syndrome  biasanya terjadi quadriplegia dan ketidakmampuan untuk berbicara. Penderita lock in syndrom mungkin dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui pesan-pesan kode dengan mengedipkan mata dan gerakan

(3)

vertikal bola mata, yang seringkali tidak terpengaruh oleh kelumpuhan. Pasien ini sadar tanpa kehilangan fungsi kognitif. Mereka kadang-kadang bisa mempertahankan proprioception dan sensasi seluruh tubuh mereka. Beberapa   pasien mungkin memiliki kemampuan untuk menggerakkan otot wajah tertentu,  paling sering beberapa atau keseluruhan dari otot-otot mata. Pada individu dengan

sindrom ini terjadi penurunan koordinasi antara bernafas dan bersuara. Hal ini membatasi mereka dari memproduksi suara secara spontan meskipun vokalnya sendiri tidak lumpuh. Individu dengan lock in syndrome sadar dan dapat berpikir  dan bernalar, tetapi tidak dapat berbicara atau bergerak (Wikipedia, 2010).

Perjalanan awal nama penyakit lock in syndrome disebutkan,   pada tahun 1844, Alexandre Dumas menjelaskan dalam bukunya The Count Monte Cristo adanya keadaan menyerupai sindrom ini dengan istilah "mayat dengan mata yang hidup." Penderita bertahan dan belajar untuk berkomunikasi melalui mengedipkan kelopak matanya dan pergerakan vertikal bola mata. Pada tahun 1867, Emile Zola Theresia Raquin menulis istilah "bisu dan tak    bergerak." Wajahnya digambarkan "sebagai topeng yang mati dan matanya saja  bergerak dan bergulir cepat dalam orbitnya. Pada tahun 1947, kasus pertama lock 

in syndrom didiagnosis oleh seorang ahli saraf dan seorang ahli bedah saraf. Pada tahun 1966, Plum dan Posner, istilah ini mulai diperkenalkan. Istilah ini diterjemahkan secara harfiah berarti "terkunci di dalam" (Wikipedia, 2010).

Pasien berkomunikasi dengan memanfaatkan gerakan spontan yang tersisa seperti membuka mata (yang diberikan oleh otot levator dari kelopak mata atas) yaitu dengan gerakan mata vertikal. Metode komunikasi yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut. Orang dengan lock in syndrome setuju dengan orang lain dengan cara mengatakan "ya" atau "tidak" (misalnya, mengedipkan mata untuk  "ya," dua untuk "tidak"). Yang terakhir menentukan ketika huruf-huruf dalam urutan yang ditunjukkan di depan pasien dan akan berhenti dengan "ya" pada huruf yang diinginkan (Peters, 2002).

Pasien yang menderita stroke besar di batang otak, mungkin menderita kelumpuhan total. Semua fungsi tubuh mereka harus ditangani oleh mesin,

(4)

mereka tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia luar, mereka tidak mampu melakukan gerakan spontan apapun. Pasien-pasien ini bisa atau mungkin tidak dalam keadaan vegetatif persisten. Itu semua tergantung pada aktivitas otak. Mereka bahkan hanya bisa berkedip satu mata untuk menjawab ya / tidak. Saat ini, ribuan orang Amerika diperkirakan menderita lock in syndrome (Peters, 2002).

Aktivitas otak dapat dideteksi pada pasien tersebut dengan bantuan sebuah  perangkat (elektro ensefalografi), EEG yang dapat menangkap perbedaan kegiatan

otak seperti tidur, terjaga, perasaan tenang, atau takut. Pembacaan EEG merupakan sarana utama dimana dokter dapat menentukan apakah pasien dalam keadaan vegetatif atau menderita lock in syndrom. Hingga saat ini banyak orang salah menafsirkan antara koma dan lock in syndrom. Bedanya, tentu saja, adalah indikator yang diungkapkan oleh EEG's. Seorang pasien yang koma tidak akan memiliki gelombang otak yang menunjukkan sedang terjaga (Maiese, 2008).

II.2 Etiologi

 Lock in syndrom disebabkan oleh kerusakan pada bagian-bagian tertentu dari otak bawah dan batang otak ta npa kerusakan otak atas. Kemungkinan  penyebab dari  Lock in syndrome adalah sebagai berikut :

1. Cedera otak 

2. Penyakit sistem sirkulasi 3. Overdosis obat

4. Kerusakan pada sel-sel saraf, terutama kerusakan selubung mielin, yang disebabkan oleh penyakit (misalnya myelinolysis pontine pusat sekunder untuk koreksi cepat hiponatremia)

(5)

Adapun pembagian otak manusia secara anatomi terdir i dar i :

1. Otak atas (Prosencephalon / forebrain) Diencephalon Telenchepalon (Cerebrum) 2. Otak tengah (Mesenchepalon / midbrain)

3. Otak bawah (Hindbrain) Metenchepalon Pons

Cerebellum M elencephalon Medula

O blongata R hombencephalon

Gambar 2.2 Pembagian otak  (Wik i pedia, 2010)

II.3 Ge jala K linis

Ge jala awal, pasien menun jukkan gangguan pernapasan utama yang terkait dengan kegagalan pernafasan, gangguan menelan dan berbicara. Gangguan motilitas okular  tergantung terutama pada bagian luar lesi pontine unilateral atau

(6)

  bilateral. Gangguan yang paling umum adalah  palsy oculomotor laterality bilateral tanpa mencapai akibat vertikal. Dalam kebanyakan kasus, aktivitas otot spontan pasien adalah:

- pembukaan dan penutupan kelopak mata - gabungan gerakan vertikal dari mata - reaktif terhadap cahaya

- konvergensi sering normal

Karakteristik dari sindrom ini meliputi quadriplegia, ketergantungan ventilator, ketidakmampuan untuk berbicara, kognisi normal atau mendekati normal, gangguan penglihatan seperti kabur atau penglihatan ganda. Hal ini dapat terjadi   pada orang muda dan tua, pria dan wanita. National Institutes Kesehatan

menyatakan tidak ada program penyembuhan atau standar pengobatan (Maiese, 2008; Koch, 2003).

(7)

II.4 Diagnosis Klinis

Untuk mendiagnosis lock in syndrome dapat kita lihat dari gejala klinis, yaitu : 1. Quadriplegia, dimana pasien mengalami kelumpuhan seluruh anggota

tubuhnya namun tidak pada mata.

2. Ketidakmampuan untuk berbicara. Pada individu ini terjadi penurunan koordinasi antara bernafas dan bersuara. Hal inilah yang membatasi   penderita dalam memproduksi suara secara spontan meskipun vokalnya

sendiri tidak lumpuh. 3. Gangguan menelan.

4. Penderita hanya bisa menggerakkan matanya dengan cara mengedipkan kelopak mata dan pergerakan vertical bola mata (Maiese, 2008).

II.5 Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan standar untuk  lock in syndrom, juga tidak ada obatnya. Stimulasi refleks otot dengan elektroda (NMES) telah dikenal untuk  membantu pasien mendapatkan kembali beberapa fungsi otot dengan cara merangsang refleks otot, dapat membantu mengaktifkan beberapa otot lumpuh. Pengobatan lain sering simptomatik. Teknologi komputer Bantu, seperti Dasher  dalam kombinasi dengan pelacakan mata dapat digunakan untuk membantu   pasien berkomunikasi. Ilmuwan Israel telah melaporkan bahwa mereka telah

mengembangkan teknik yang memungkinkan pada pasien lock in syndrom untuk   berkomunikasi melalui sniffing (Bauer, 2010).

Perawatan yang dibutuhkan pada semua kasus ini adalah upaya untuk  mempertahankan fungsi vital kehidupan. Dengan menggunakan ventilasi khusus dengan dukungan pernapasan jika perlu dengan intubasi diikuti dengan tracheostomy dan fisioterapi dada (Bauer, 2010).

(8)

II.6 Prognosa

Pada penderita lock in syndrome sangat jarang untuk kembalinya fungsi motorik secara signifikan. Mayoritas pada pasien lock in syndrom ini tidak  mendapatkan kembali kontrol motorik, tetapi dengan bantuan perangkat yang tersedia membantu pasien untuk berkomunikasi. Dalam empat bulan pertama setelah onsetnya, 90% dari mereka dengan kondisi ini memiliki prognosis yang   buruk hingga menimbulkan kematian. Namun, beberapa orang dengan kondisi ini

terus hidup dalam jangka waktu yang jauh lebih lama (Wikipedia, 2010).

II.7 Perbedaan antara Lock in Syndrom dan Vegetatif Persistent State

Keadaan vegetative persisten perlu dibedakan dari keadaan klinik, dimana terdapat sedikit atau tidak ada gangguan penghayatan (kesadaran), namun terdapat ketidakmampuan untuk memberi respon secara adekuat. Keadaan belakangan ini disebut sebagai Lock in Syndrom (Lumbantobing, 2000).  Locked-in syndrome dan vegetatif persisten adalah kedua kondisi yang dapat ditemukan pada pasien yang telah menderita kerusakan otak. Vegetatif persisten state merupakan tahap tengah antara vegetatif state dan keadaan vegetatif permanen state. Vegetatif state adalah keadaan vegetatif persisten state setelah pasien telah pulih dari koma dan dalam keadaan terjaga tetapi tanpa harus ada kesadaran selama sebulan. Jika berlangsung selama satu tahun maka itu disebut keadaan vegetatif permanen (Peters, 2002).

Penyebab vegetatif state adalah kerusakan pada otak atas yaitu pada cerebrum, berbeda dengan lock in syndrom, dimana kerusakan difokuskan di otak   bawah yaitu pada pons. Penyebab kerusakan otak atas yang ditemukan di vegetatif 

state dapat berasal dari trauma, kedua dari gangguan otak yang bisa degeneratif  atau metabolisme dan yang ketiga dari bawaan. Pada keadaan vegetatif lebih dari setengah pasien pulih dalam enam bulan pertama berbeda dengan lock in  syndrome (Peters, 2002)..

(9)

BAB III KESIMPULAN

1.  Lock in syndrome adalah kondisi di mana pasien sadar dan terjaga tetapi tidak dapat bergerak atau berkomunikasi secara lisan karena terjadi kelumpuhan otot hampir pada semua anggota tubuh kecuali mata dengan cara berkedip.

2. Pada lock in syndrome  biasanya terjadi quadriplegia dan ketidakmampuan untuk berbicara.

3. Pada pemeriksaan EEG, penderita lock in syndrome masih ditemukan adanya aktivitas otak , namun tidak sama halnya dengan koma. Hal inilah yang membedakan koma dan lock in syndrome.

4. Tidak ada pengobatan standar untuk  lock in syndrom, juga tidak ada obatnya.

5. Dalam empat bulan pertama setelah onsetnya, 90% dari mereka dengan kondisi ini memiliki prognosis yang buruk hingga menimbulka n kematian. Namun, beberapa orang dengan kondisi ini terus hidup dalam  jangka waktu yang jauh lebih lama.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bauer, G, et all. 2010.  Locked-in syndrome¶s http://wikipedia.com

Koch, mary. 2003.  Locked-in syndrome¶s http://www.marykoch.com

Lumbantobing, S.M. 2000.   Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental . FKUI : Jakarta

Maiese, Kenneth. 2008. Locked-in Syndrome http://the merck manual.com

Peters, darian. 2002. What is the difference between locked-in syndrome and   persistent vegetative states

Gambar

Gambar 2.1 Penderita Lock in Syndrom
Gambar 2.2 Pembagian otak 
Gambar 2.3 Penderita  Lock in Syndrom

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama dikarenakan jika karyawan telah mencapai kesejahteraan maka akan berdampak pada pekerjaan yang

In this Chapter, the author also introduces Jacques Derrida’s dificult concepts as related to semiotics in a clear way.. Chapter 2 explains the concepts of structure, system,

The problem of the study was to determine wages and the current working conditions of garment industry in Cavite Export Processing Zone to draw a picture on how

Pengaruh Pengapuran terhadap Sifat Fisika Tanah, Makalah Seminar Alternatif Pelaksanaan Program Pengapuran Tanah Mineral Masam di Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas

Berdasarkan indeks kecepatan transpor > 100 mg/dt, hasil evalusi menunjukkan bahwa kecepatan transpor logam sungai-sungai di perairan sungai Muria, berturut-turut sungai

selaku Dosen Pembimbing yang telah tegas, sabar, serta selalu memberi masukan dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dosen Pembimbing yang selalu

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting pada berbagai

Lakukan hal yang sama pada bagian lain apabila ingin dijadikan sebagai latar belakang agar kita dapat memasukkan objek berupa teks, animasi, maupun gambar...