• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Ontologis, Epistemologi, Aksiologi Pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar Ontologis, Epistemologi, Aksiologi Pancasila"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. Seca

Secara

ra Umum

Umum

a.

a.

Landasan

Landasan Ontologi

Ontologi

On

Onto

tolo

logi

gi me

memb

mbah

ahas

as te

tent

ntan

ang

g ap

apa

a ya

yang

ng in

ingi

gin

n di

dike

keta

tahu

hui

i ata

atau

u de

deng

ngan

an kat

kata

a lai

lain

n

me

meru

rupak

pakan

an su

suat

atu

u pe

peng

ngka

kajia

jian

n me

meng

ngen

enai

ai te

teor

ori

i ten

tenta

tang

ng ad

ada.

a. Da

Dasar

sar on

onto

tolo

logi

gis

s da

dari

ri ilm

ilmu

u

 berhubungan dengan m

 berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu.

ateri yang menjadi objek penelaahan ilmu.

Berdasarkan objek yang telah ditelaahnya, ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan

Berdasarkan objek yang telah ditelaahnya, ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan

empiris, karena objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manuskia

empiris, karena objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manuskia

yan

yang

g men

mencaku

cakup

p selu

seluruh

ruh asp

aspek

ek keh

kehidu

idupan

pan yan

yang

g dap

dapat

at diu

diuji

ji ole

oleh

h pan

panca

ca ind

indera

era man

manusi

usia.

a.

Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain, ilmu membatasi diri

Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain, ilmu membatasi diri

hanya kepada kejadian-kejadian yang empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris.

hanya kepada kejadian-kejadian yang empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris.

Dil

Diliha

ihat

t dar

dari

i lan

landasa

dasan

n ont

ontolo

ologi,

gi, mak

maka

a ilm

ilmu

u aka

akan

n ber

berlai

lainan

nan den

dengan

gan ben

bentuk

tuk-be

-bentu

ntuk 

 pengetahuan

 pengetahuan lainnya.

lainnya. Ilmu

Ilmu yang

yang mengkaji

mengkaji problem-problem

problem-problem yang

yang telah

telah diketahui

diketahui atau

atau yang

yang

ing

ingin

in dik

diketah

etahui

ui yan

yang

g tid

tidak

ak ters

terseles

elesaika

aikan

n dal

dalam

am pen

penget

getahu

ahuan

an seha

sehari-h

ri-hari

ari.

. Mas

Masalah

alah yan

yang

g

dihadapi adalah masalah nyata. Ilmu menjelaskan berbagai fenomena yang memungkinkan

dihadapi adalah masalah nyata. Ilmu menjelaskan berbagai fenomena yang memungkinkan

manusia melakukan tindakan untuk menguasai fenomena tersebut berdasarkan penjelasan

manusia melakukan tindakan untuk menguasai fenomena tersebut berdasarkan penjelasan

yang ada.

yang ada.

Ilm

Ilmu

u dim

dimula

ulai

i dar

dari

i kesa

kesangs

ngsian

ian ata

atau

u ker

keragu

agu-rag

-raguan

uan buk

bukan

an dim

dimulai

ulai dar

dari

i kep

kepasti

astian,

an,

sehingga berbeda dengan agama yang dimulai kepastian. Ilmu memulai dari keragu-raguan

sehingga berbeda dengan agama yang dimulai kepastian. Ilmu memulai dari keragu-raguan

aka

akan

n ob

objek

jek yan

yang

g ber

berada

ada dal

dalam

am jan

jangka

gkauan

uan pen

pengal

galaman

aman man

manusi

usia.

a. Obj

Objek

ek pen

pengen

genalan

alan ilm

ilmu

u

mencakup kejadian-kejadian atau seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pengalaman

mencakup kejadian-kejadian atau seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pengalaman

manusia.

manusia.

Jadi ontologi ilmu adalah ciri-ciri yang essensial dari objek ilmu yang berlaku umum,

Jadi ontologi ilmu adalah ciri-ciri yang essensial dari objek ilmu yang berlaku umum,

artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu yang lain. Ilmu berdasar beberapa asumsi

artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu yang lain. Ilmu berdasar beberapa asumsi

dasar untuk mendapatkan pengetahuan tentang fenomena yang menampak. sumsi dasar 

dasar untuk mendapatkan pengetahuan tentang fenomena yang menampak. sumsi dasar 

iala

ialah

h ang

anggap

gapan

an yan

yang

g mer

merupa

upakan

kan das

dasar

ar dan

dan tit

titik

ik tol

tolak

ak bag

bagi

i keg

kegiata

iatan

n seti

setiap

ap cab

cabang

ang ilm

ilmu

u

 pengetahuan. 

 pengetahuan. sumsi dasar ini menurut !ndang "aifudin ada dua m

sumsi dasar ini menurut !ndang "aifudin ada dua macam sumbernya#

acam sumbernya#

$ertama, mengambil dari poslutat, yaitu kebenaran-kebenaran apriori, yaitu dalil yang

$ertama, mengambil dari poslutat, yaitu kebenaran-kebenaran apriori, yaitu dalil yang

dia

diangg

nggap

ap ben

benar

ar %al

%alaup

aupun

un keb

kebena

enaran

ranny

nya

a tid

tidak

ak dap

dapat

at dib

dibukt

uktika

ikan,

n, keb

kebenar

enaran

an yan

yang

g sud

sudah

ah

diterima sebelumnya secara mutlak. &edua, mengambil dari teori sarjana atau ahli yang lain

diterima sebelumnya secara mutlak. &edua, mengambil dari teori sarjana atau ahli yang lain

terdahulu, yang kebenarannya disangsikan lagi oleh masyarakat, terutama oleh si penyelidik 

terdahulu, yang kebenarannya disangsikan lagi oleh masyarakat, terutama oleh si penyelidik 

itu sendiri.

itu sendiri.

b.

b.

Landasan

Landasan Epistemologis

Epistemologis

!pistim

!pistimologi membahas secara

ologi membahas secara mend

mendalam

alam segena

segenap

p proses yang

proses yang terlib

terlibat

at dalam usaha

dalam usaha

un

untu

tuk

k mem

memper

perol

oleh

eh pe

peng

ngeta

etahu

huan

an.

. De

Deng

ngan

an ka

kata

ta lai

lain,

n, ep

epist

istim

imol

olog

ogi

i ad

adala

alah

h su

suatu

atu teo

teori

ri

 pengetahuan.

 pengetahuan. Ilmu

Ilmu merupakan

merupakan pengetahuan

pengetahuan yang

yang diperoleh

diperoleh melalui

melalui proses

proses tertentu

tertentu yang

yang

dinamakan metode keilmuan. &egiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama

dinamakan metode keilmuan. &egiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama

hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan

hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan

met

metode

ode kei

keilmu

lmuan,

an, sah

sah dis

disebu

ebut

t kei

keilmu

lmuan.

an. &at

&ata-ka

a-kata

ta sifa

sifat

t keil

keilmu

muan

an leb

lebih

ih men

mencerm

cermink

inkan

an

hakikat ilmu daripada istilah ilmu sebagai kata benda. 'akikat keilmuan ditentukan oleh cara

hakikat ilmu daripada istilah ilmu sebagai kata benda. 'akikat keilmuan ditentukan oleh cara

 berfikir

 berfikir yang

yang dilakukan

dilakukan menurut

menurut syarat

syarat keilmuan

keilmuan yaitu

yaitu bersifat

bersifat terbuka

terbuka dan

dan menjunjung

menjunjung

kebenaran diatas segala-segalanya (Jujun ". "uriasumantri, )**), hal *+.

kebenaran diatas segala-segalanya (Jujun ". "uriasumantri, )**), hal *+.

c.

c.

Landasan Aksiologis

Landasan Aksiologis

Dasa

Dasar

r aks

aksiol

iologi

ogis

s ilm

ilmu

u mem

membah

bahas

as ten

tentan

tang

g man

manfaat

faat yan

yang

g dip

dipero

eroleh

leh man

manusi

usia

a dar

darii

 pengetahuan

 pengetahuan yang

yang didapatkannya.

didapatkannya. idak

idak dapat

dapat dipungkiri

dipungkiri baha%a

baha%a ilmu

ilmu telah

telah memberikan

memberikan

kem

kemuda

udahan

han-kem

-kemuda

udahan

han bag

bagi

i man

manusi

usia

a dal

dalam

am men

menegn

egndali

dalikan

kan kek

kekuat

uatan-

an-kek

kekuat

uatan

an alam

alam..

De

Deng

ngan

an me

memp

mpel

elaja

ajari

ri at

atom

om ki

kita

ta da

dapa

pat

t me

mema

manf

nfaat

aatka

kanny

nnya

a un

untu

tuk

k su

sumb

mber

er en

ener

ergi

gi ba

bagi

gi

keselamatan manusia, tetapi hal ini juga dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia, tetapi

keselamatan manusia, tetapi hal ini juga dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia, tetapi

ha

(2)

meningkatkan kualitas persenjataan dalam perang, sehingga jika senjata itu dipergunakan

akan mengancam keselamatan umat manusia.

epistemologi adalah bagian ilmu yang membahas pengetahuan manusia dalam

 berbagai jenis dan ukuran kebenarannya. &arena itu dalam pembahasan epistemologi

 biasanya berhubungan dengan apa itu pengetahuan pa yang dapat kita ketahui Bagaimana

cara kita mengetahui sesuatu Bagaimana relasi pengetahuan dengan kepercayaan, konsepsi,

 persepsi, intuisi, dan sebagainya sampai persoalan apa yang menjadi ukuran kebenaran bagi

 pengetahuan tersebut.

Kesimpulan

$andangan para ilmuan tentang pentingnya pertimbangan nilai memang dapat dibedakan

menjadi dua kelompok, namun keduanya tidak saling bertentangan. $ertimbangan nilai etik 

dan kemanfaatan tidak dimaksudkan untuk mengubah ciri-ciri metode ilmiah, melainkan

untuk menjamin kepentingan masyarakat.

andasan ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisi tentang objek materi dari ilmu

 pengetahuan. Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal atau benda-benda empiris.

andasan epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses tersusunnya

ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses yang disebut metode Ilmiah

(keilmuan+.

andasan aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan hasil-hasil

temuan ilmu pengetahuan. $enerapan ilmu pengetahuan di maksudkan untuk memudahkan

 pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuruan hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA

"oejono "oemargono. )*/0. Filsafat Ilmu Pengetahuan. 1ur 2ahaya# 3ogyakarta.

3uyun ". "uriasumantri. )**) . Ilmu dalam Perspektif . 4ramedia# Jakarta.

II. Kajian Secara Filsafat Pancasila

A. Kajian Ontologis

Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia. Mengapa?, karena manusia merupakan subjek hukum pokok dari sila-sila Pancasila.

Hal ini dapat dijelaskan baha yang berketuhanan !ang Maha "sa, berkemanusian yang adil dan beradab, berkesatuan #ndonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyaaratan$perakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat #ndonesia pada hakikatnya adalah manusia %&aelan, '(()*.

+engan demikian. secara ontologis hakikat dasar keberadaan dari sila-sila Pancasila adalah manusia. ntuk hal ini. Notonagoro lebih lanjut mcngemukakan baha manusia sebagai

pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ont ologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jia, serta jasmani dan rohani. Selain itu, sebagai makhluk

(3)

indiidu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk uhan !ang Maha "sa. /leh karena itu, secara hierarkis sila pertama &etuhanan !ang Maha "sa mendasari dan menjiai keempat sila-sila Pancasila %&aela n, '(()*.

Selanjutnya, Pancasila sebagai dasar filsafat negara 0epublik #ndonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yaitu berupa sifat kodrat monodualis, sebagai makhluk indiidu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. +i samping itu, kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri, sekaligus sebagai makhluk uhan. &onsekuensmya, segala aspek dalam pen yelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai Pancasila yang merupakan suatu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat dasar yang mutlak berupa sifat kodrat manusia yang monodualis tersebut.

&emudian, seluruh nilai-nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jia bagi bangsa #ndonesia. Hal ini berarti baha dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus dijabarkan dan bersumberkan pada nilai-nilai Pancasila. seperti bentuk negara, sifat negara, tujuan negara, tugas$keajiban negara dan arga negara, sistem hukum negara, moral negara, serta segala aspek penyelenggaraan negara lainnya.

B. Kajian Epistemologi

&ajian epistemologi filsafat Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena epistemologi

merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan %ilmu tentang ilmu*. &ajian epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. /leh karena itu, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.

Menurut itus %12345'(* terdapat tiga persoalan yang mendasar d alam epistemologi, yaitu5

a* entang sumber pengetahuan manusia6

b* entang teori kebenaran pengetahuan manusia6 serta

c* entang atak pengetahuan manusia.

"pistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada hakikatnya meliputi

masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila. 7dapun tentang sumber pengetahuan Pancasila. sebagaimana telah dipahami bersama, adalah nilai-nilai yang

(4)

ada pada bangsa #ndonesia itu sendiri. Merujuk pada pemikiran filsafat 7ristoteles, baha nilainilai tersebut sebagai kausa material is Pancasila.

Selanjutnya, susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari dari sila-sila Pancasila ifu. Susunan kesatua n sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal,yaitu5

a* Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiai keempat sila lainnya6

b* Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiai sila ketiga, keempat. dan kelima6

c* Sila ketiga didasari dan dijiai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiai sila keempat dan kelima6

d* Sila keempat didasari dan dijiai sila pertama, kedua, dan ketiga, serta mendasari dan menjiai sila kelima6 serta

e* Sila kelima didasari dan dijiai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

+emikianlah. susunan Pancasila memiliki sistem logis, baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya. +asar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut kualitas ataupun

kuantitasnya. Selain itu, dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila Pancasila tersebut. Sila &etuhanan !ang Maha "sa member8 landasan kebcnaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi. &edudukan dan kodrat manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk uhan !ang Maha "sa. &arena itu, sesuai d engan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui kcbenaran ahyu yang bersifat mutlak. Hal ini sebagai tingkat kebcnaran yang tertinggi.

Selanjutnya, kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesis yang harmonis di antara potensi-potensi kejiaan manusia, yaitu akal, rasa, dan kehendak manusia untuk

mendapatkan kebenaran yang tertinggi. Selain itu, dalam sila ketiga, keempat, dan kelima, epistemology Pancasila mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk indiidu dan makhluk sosial.Sebagai suatu paham epistemologi, Pancasila memandang baha ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam hidup manusia. #tulah sebabnya

(5)

Pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas ba ngsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi deasa ini.

C. Kajian Aksiologi

&ajian aksiologi filsafat Pancasila pada iakikatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengeiahuan tentang Pancasila. &arena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, maka nilai-nilai yang terkandung dalamnya pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.

Selanjutnya, aksiologi Pancasila mengandung arti baha kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. #stilah nilai dalam kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat juga diartikan sebagai 9keberhargaan: %orth* atau 9kebaikan: %goodnes*, dan kata kerja yang artinya sesuatu tindakan kejiaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian

%;rankena5 ''2*.

+i dalam Dictionary of Sociology’ an Related Sciences dikemukakan baha nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok. +engan demikian, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas yang melekat padanya, misalnya bunga itu indah, pcrbuatan itu baik. #ndah dan baik adalah sifat atau kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan. <adi, nilai itu sebenarnya adalah suatu

kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. 7danya nilai itu karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembaa nilai.

erdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat bergantung pada titik tolak dan sudut pandang setiap teori dalam menentukan pengertian nilai. &alangan materialis memandang baha hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material, sedangkan kalangan hedonis

berpandangan baha nilai yang tertinggi adalah nilai kenikmatan. Namun, dari berbagai macam pandangan tentang nilai dapat dikelompokkan pada dua macam sudut pandang, yaitu baha sesuatu itu bernilai karena berkaitan dengan sabjek pemberi nilai, yaitu manusia. Hal ini bersifat subjektit. tetapi juga terdapat pandangan baha pada hakikatnya nilai sesuatu itu melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan pandangan dari paham objektiisme.

Notonagoro memerinci tentang nilai, ada yang bersifat material dan nonmaterial. +alam

hubungan ini, manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda bergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-masing. 7da yang mendasarkan pada orientasi nilai material, tetapi ada pula yang sebaliknya, yaitu berorientasi pada nilai yang nonmaterial. Nilai material relatif

(6)

lebih mudah diukur menggunakan pancaindra ataupun alat pengukur. 7kan tetapi, nilai yang bersifat rohaniah sulit diukur, tetapi dapat juga dilakukan dengan hati nurani manusia sebagai alat ukur yang dibantu oleh cipta, rasa, serta karsa dan keyakinan manusia %&aelan, '(()*.

Menurut Notonagoro, nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai

kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai ital. +engan demikian, nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan

harmonis, seperti nilai material, nilai ital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat

sistemikhierarkis. Sehubungan dengan ini, sila pertama, yaitu ketuhanan !ang Maha "sa

menjadi basis dari semua sila-sila Pancasila %+armodihardjo5 12=3*. Secara aksiologis, bangsa #ndonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila %subcriber of values Pancasila*. >angsa #ndonesia yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan, dan yang berkeadilan sosial. Sebagai pendukung nilai, bangsa #ndonesialah yang menghargai, mengakui, serta menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai.

Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa #ndonesia. &alau

pengakuan, penerimaan, atau penghargaan itu telah menggejala dalam sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia dan bangsa #ndonesia, maka bangsa #ndonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia #ndonesia.

Filsafat Pendidikan Pancasila Dalam Tinjaan Ontologi! Epistemologi! Dan Aksiologi

Isi Pancasila "

1. &etuhanan !ang maha "sa

'. &emanusiaan !ang 7dil dan >eradab . Persatuan #ndonesia

4. &erakyatan yang +ipimpin oleh Hikmat &ebijaksanaan dalam Permusyaaratan$ Perakilan

). &eadilan Sosial bagi Seluruh 0akyat #ndonesia

Keterangan "

(7)

Pancasila Ontologi Epistemologi Aksiologi

$ancasila dapat dilihat dari  penghayatan dan pengalaman

kehidupan sehari-hari

"tudi tentang pengetahan (adanya+ benda-benda yang menyelidiki sumber, syarat,  proses terjadinya ilmu  pengetahuan, batas 5aliditas

dan hakikat ilmu

 pengetahuan6 supaya hidup lebih sejahtera 6 e7#bangsa Indonesia telah menemukan $ancasila

Menyelidiki nilai-nilai (value+. Dari sikap

manusia sehari-hari. Dapat dibedakan menjadi 8#nilai materiil dan nilai spiritual.  1ilai pancasila #

ketuhanan, kemanusiaan,  persatuan, kerakyatan, da

keadilan.

I

Diharapkan berta9%a kepada uhan 3ang Maha !sa 6 sesuai dengan tujuan nasional# menjadikan

manusia yang beriman dan berta9%a kepada llah ":6e7# pelajaran $&n yang bernilai $ancasila,

menghormati antar pemeluk agama

Ilmu ; pengetahuan didapat dari rasio atau akal pikir yang datang dari uhan

 1ilai ketuhanan atau religius. !7# memeluk suatu agama sebagai  pandangan hidup di dunia

dan akherat.

II

"etiap manusia mempunyai harkat dan martabat yang sama, dalam  pendidikan tidak membedakan usia,

agama dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu 6 terpenuhi kebutuhan spiritual maupun materiil  berji%a pancasila

Manusia mempunyai potensi (kepribadian+ yang dapat dikembangkan sehingga dapat hidup sejahtera dalam suatu ruang dan %aktu

!7# guru tidak boleh

memonoli kebenaran, dengan ilmu diharap tidak ada

kekerasan

 1ilai kemanusiaan, nilai keadilan 6 dalam

kehidupan tidak membeda-bedakan keturunan, ras dan kedudukan.

III idak membatasi golongan dalam  belajar6 <<D )*=> $asal 0) ayat )

$roses terbentuknya

 pengetahuan merupakan hasil kerja sama dengan

lingkungannya dan saling

 1ilai persatuan 6 untuk mengisi kemerdekaan.

(8)

 berkesinambungan, semakin  baik kerjasama maka akan

kualitas pengetahuan juga semakin baik.

I#

&ehidupan berdemokrasi6kekuasaan ada di tangan rakyat6memutuskan mufakat dengan musya%arah.e7#  bebas mengeluarkan pendapat

Manusia diciptakan oleh llah ": untuk memimpin di muka bumi ini untuk

memakmurkan umat manusia dengan bijaksana.

 1ilai kerakyatan dan nilai tanggung ja%ab. !7# adanya gotong royong dalam musya%arah dan tanggung ja%ab dalam  pelaksanaan mufakat.

#

&eadilan dalam memenuhi kebutuhan di bidang materiil dan spiritual yang berdasarkan atas asaskekeluargaan.e7#tidakmembeda- bedakan sis%a

Ilmu pengetahuan sebagai  perbendaharaan dan prestasi

indi5idu serta karya budaya umat manusia merupakan martabat kepribadian manusia6 dalam

"isdiknas#tujuan mengejar iptek danimta9.e7#

menghargai hasil karya orang lain.

 1ilai keadilan, yaitu dalam melaksanakan ke%ajiban dan penerimaan hak.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketertarikan dan jumlah wirausaha muda khususnya di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa

Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu system , yang artinya kurikulum tersebut yang merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen, dimana

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memenuhi permasalahan yang ada pada rumusan masalah, hasil dari perancangan dan implementasi sistem, serta

[r]

1. Manajemen Pengawas Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di MAS Al Washliyah Jl. 82 Medan, sudah berjalan dengan baik dimana peran strategi manajemen yang diterapkan

Mengikuti aturan Memotivasi orang lain Hormat kepada orang lain Mengendalikan tempramen Kerjasama meraih tujuan Menerima pendapat orang

Sehingga akan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan kompetensi dari mata pelajaran PAI, dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan

“Dalam perencanaan mema ng semuanya harus jelas, karena di RPP itukan menyangkut apa-apa yang akan kami lakukan dalam pembelajaran, walaupun nantinya dalam proses tidak