• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TELAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH TELAGA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH BIOLOGI PERAIRAN BIOLOGI PERAIRAN “TELAGA” “TELAGA” DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : KELOMPOK 12 KELOMPOK 12 1.

1. DITYA DITYA FARASTUTI FARASTUTI (1230814103(12308141038)8) 2.

2. APRILIA APRILIA ANGGRAINI ANGGRAINI (1230814103(12308141039)9) 3.

3. SHINTA SHINTA KARTIKA KARTIKA DEWI DEWI (1230814104(12308141040)0)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA

2014 2014

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Ekositem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua, yaitu perairan Ekositem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua, yaitu perairan mengalir (

mengalir (lotik water lotik water ) dan perairan menggenang () dan perairan menggenang (lentik water lentik water ). Perairan). Perairan lotik lotik 

dicirikan dengan adanya arus yang terus-menerus dengan kecepatan yang dicirikan dengan adanya arus yang terus-menerus dengan kecepatan yang  bervariasi

 bervariasi sehingga sehingga perpindahan perpindahan massa massa berlangsung berlangsung secara secara terus-menerus.terus-menerus. Perairan

Perairan lentik lentik  disebut juga perairan yang tenang yaitu perairan dimana aliran air disebut juga perairan yang tenang yaitu perairan dimana aliran air

lambat atau bahkan tidak ada. Contoh dari perairan lentik adalah telaga

lambat atau bahkan tidak ada. Contoh dari perairan lentik adalah telaga .. TelagaTelaga adalah badan air

adalah badan air yang terus yang terus ada untuk jangkada untuk jangka waktu yang a waktu yang cukup lama dimanacukup lama dimana  partikel-partikel

 partikel-partikel yang yang mengendap mengendap di di dalamnya dalamnya dapat dapat dimanfaatkan dimanfaatkan oleholeh komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk berfotosintesis. Telaga juga komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk berfotosintesis. Telaga juga dapat diartikan semacam

dapat diartikan semacam danaudanau yang kecil dimana sinar matahari bahkan dapatyang kecil dimana sinar matahari bahkan dapat mencapai dasarnya. Telaga mempunyai manfaat yang banyak bagi kehidupan mencapai dasarnya. Telaga mempunyai manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah sebagai sumber mata air, MCK, memandikan ternak, manusia, diantaranya adalah sebagai sumber mata air, MCK, memandikan ternak, tempat pariwisata, dan aktivitas budaya dan sebagainya.

(3)

BAB II BAB II

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Telaga sebenarnya adalah istilah lokal yang dipergunakan untuk Telaga sebenarnya adalah istilah lokal yang dipergunakan untuk memberikan nama cekungan daratan yang terisi air ketika musim penghujan dan memberikan nama cekungan daratan yang terisi air ketika musim penghujan dan menjadi

menjadi ekosistem perairan ekosistem perairan yang yang menggenang. menggenang. Selain itu Selain itu telaga juga telaga juga dapatdapat diartikan sebagai

diartikan sebagai badan air badan air yang yang terus ada terus ada untuk janguntuk jangka waktu yka waktu yang cukup ang cukup lamalama dimana partikel-partikel yang mengendap di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dimana partikel-partikel yang mengendap di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk berfotosintesis. Telaga komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk berfotosintesis. Telaga terlihat

terlihat seperti seperti semacamsemacam  danau  danau yang kecil dimana sinar matahari bahkan dapatyang kecil dimana sinar matahari bahkan dapat mencapai dasarnya.

mencapai dasarnya.

Berdasarkan prosesnya secara umum telaga terbentuk secara alami karena Berdasarkan prosesnya secara umum telaga terbentuk secara alami karena  peristiwa vulkanik

 peristiwa vulkanik dan tektonik. dan tektonik. Didaerah karDidaerah karst tst telaga telaga terbentuk karena erbentuk karena topografitopografi daerah karst yang secara alamiah terdapat cekungan sehingga akan tergenang air daerah karst yang secara alamiah terdapat cekungan sehingga akan tergenang air ketika musim penghujan.

ketika musim penghujan.

Struktur perairan telaga dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya, yaitu Struktur perairan telaga dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya, yaitu horisontal dan vertikal. Wilayah horisontal dibagi menjadi dua yaitu :

horisontal dan vertikal. Wilayah horisontal dibagi menjadi dua yaitu : 1.

1. Zona LitoralZona Litoral

Zona Litoral berfungsi menyuplai materi organik ke dalam telaga. Ciri-ciri Zona Litoral berfungsi menyuplai materi organik ke dalam telaga. Ciri-ciri dari zona ini adalah:

dari zona ini adalah: a.

a. Berbatasan langsung dengan pinggiranBerbatasan langsung dengan pinggiran  b.

 b. Banyak ditumbuhi oleh tumbuhan airBanyak ditumbuhi oleh tumbuhan air c.

c. Kedalamnannya relatif dangkal (Smith dan Thomas, 2000)Kedalamnannya relatif dangkal (Smith dan Thomas, 2000) d.

d. Cahaya matahari mampu menembus dengan optimalCahaya matahari mampu menembus dengan optimal 2.

2. Zona LimnetikZona Limnetik

Zona Limnetik merupakan daerah yang terletak di tengah perairan atau Zona Limnetik merupakan daerah yang terletak di tengah perairan atau telaga yang merupakan badan air yang terpapar langsung cahaya tanpa telaga yang merupakan badan air yang terpapar langsung cahaya tanpa  penghalang.

 penghalang. Organisme Organisme yang yang terbanyak terbanyak ditemukan ditemukan di di daerah daerah ini ini adalahadalah zooplankton dan fitolankton.

(4)

Berdasarkan pengamatan terhadap keberadaan airnya terdapat tiga tipe telaga Berdasarkan pengamatan terhadap keberadaan airnya terdapat tiga tipe telaga di daerah

di daerah karst gunung karst gunung kidul kidul yaituyaitu a.

a. Telaga permanenTelaga permanen Telaga permanen

Telaga permanen adalah adalah telaga yang telaga yang memiliki volume memiliki volume air cukup air cukup besar danbesar dan tidak pernah kering meskipun kemarau pnjang.

tidak pernah kering meskipun kemarau pnjang.  b.

 b. Telaga Semi permanenTelaga Semi permanen

Telaga Semi permanen adalah telaga

Telaga Semi permanen adalah telaga yang pada musim kemarau panjang airnyayang pada musim kemarau panjang airnya kering.

kering. c.

c. Telaga temporalTelaga temporal

Telaga temporal adalah telaga yang airnya hanya ditemukan pada musim Telaga temporal adalah telaga yang airnya hanya ditemukan pada musim  penghujan saja.(Satino, 2009)

 penghujan saja.(Satino, 2009)

Telaga memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan, diantaranya adalah Telaga memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan, diantaranya adalah 1.

1. Secara EkonomisSecara Ekonomis a.

a. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbangSebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang  bahan genetik

 bahan genetik  b.

 b. Memfasilitasi berbagai jenis organisme untuk hidup didalamnya.Memfasilitasi berbagai jenis organisme untuk hidup didalamnya. c.

c. Sebagai daerah perburuan bagi organisme terestrialSebagai daerah perburuan bagi organisme terestrial d.

d. Tempat bertelur bagi beberapa insecta, amphibi dan organisme lainnya.Tempat bertelur bagi beberapa insecta, amphibi dan organisme lainnya. 2.

2. Bagi Kehidupan ManusiaBagi Kehidupan Manusia a.

a. Sebagai sumber air bersihSebagai sumber air bersih  b.

 b. MCKMCK c.

c. Sebagai air minumSebagai air minum d.

d. Memandikan ternakMemandikan ternak e.

e. Sumber air bagi tanaman pertanianSumber air bagi tanaman pertanian f.

f. Tempat wisataTempat wisata g.

g. Aktivitas budayaAktivitas budaya

Proses alam dan akivitas manusia bisa menyebabkan telaga dapat mengalami Proses alam dan akivitas manusia bisa menyebabkan telaga dapat mengalami  perubahan. Perubahan yang

 perubahan. Perubahan yang umumnya terjadi umumnya terjadi biasanya mengarah biasanya mengarah pada penurunanpada penurunan kualitas telaga yang berupa pendangkalan, penyempitan luasan telaga, eutrofikasi kualitas telaga yang berupa pendangkalan, penyempitan luasan telaga, eutrofikasi

(5)

yang tandanya berupa melimpahnya tumbuhan air dan melimpahnya alga biru yang tandanya berupa melimpahnya tumbuhan air dan melimpahnya alga biru yang akhirnya akan menurunkan kualitas air dan biota perairan. Selama hubungan yang akhirnya akan menurunkan kualitas air dan biota perairan. Selama hubungan timbal balik antara komponen ekosistem dalam keadaan seimbang, selama itu timbal balik antara komponen ekosistem dalam keadaan seimbang, selama itu  pula ekosistem dalam

 pula ekosistem dalam keadaan stabil. Sebaliknya bila keadaan stabil. Sebaliknya bila hubungan timbal balik antarhubungan timbal balik antar komponen-komponen lingkungan mengalami gangguan, maka terjadilah komponen-komponen lingkungan mengalami gangguan, maka terjadilah gangguan secara ekologis. Gangguan ekologis pada dasarnya adalah gangguan gangguan secara ekologis. Gangguan ekologis pada dasarnya adalah gangguan  pada

 pada arus arus materi, materi, energi energi dan dan informasi informasi antar antar komponen komponen ekosistem ekosistem yang yang tidaktidak seimbang (Odum, 1972).

seimbang (Odum, 1972).

Plankton perairan tawar Plankton perairan tawar

1. Fitoplankton 1. Fitoplankton

Fitoplankton adalah mikroorganisme nabati yang hidup melayang di dalam Fitoplankton adalah mikroorganisme nabati yang hidup melayang di dalam air, relatif tidak memiliki daya gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh air, relatif tidak memiliki daya gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air, serta mampu berfotosintesis karena sel tubuhnya mampu gerakan air, serta mampu berfotosintesis karena sel tubuhnya mampu  berfotosintesis

 berfotosintesis karena karena sel sel tubuhnya tubuhnya mengandung mengandung klorofil klorofil (Davis, (Davis, 1995 1995 dalamdalam Fachrul)

Fachrul)

Beberapa kelas fitoplankton yang terdapat di perairan air tawar antara lain: Beberapa kelas fitoplankton yang terdapat di perairan air tawar antara lain: 1) Kelas Chlorophyceae (ganggang hijau )

1) Kelas Chlorophyceae (ganggang hijau )

Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau,mengandung klorofil a dan b serta karatenoid. Pada kloroplas terdapat hijau,mengandung klorofil a dan b serta karatenoid. Pada kloroplas terdapat  pirenoid, hasil

 pirenoid, hasil asimilasi asimilasi berupa tepung dan berupa tepung dan lemak. Chlorophyceae lemak. Chlorophyceae terdiri aterdiri atas stas sel- el-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Biasanya hidup di air tawar, merupakan suatu penyusun plankton tingkat tinggi. Biasanya hidup di air tawar, merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos, yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama di atau sebagai bentos, yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama di dekat pantai, Kelas Chlorophyceae memiliki beberapa bangsa, yaitu dekat pantai, Kelas Chlorophyceae memiliki beberapa bangsa, yaitu Chlorococcales,Ulotrichales,Cladophorales,Chaerophorales,Oedogoniales, dan Chlorococcales,Ulotrichales,Cladophorales,Chaerophorales,Oedogoniales, dan Siphonales( Tjirosoepomo Gembong, 2005: 55-64)

Siphonales( Tjirosoepomo Gembong, 2005: 55-64) 2) Kelas Cyanophyceae (ganggang biru)

2) Kelas Cyanophyceae (ganggang biru)

Ganggang biru atau ganggang belah atau ganggang lender, adalah Ganggang biru atau ganggang belah atau ganggang lender, adalah ganggang bersel tunggal atau berbentuk dengan struktur tubuh yang masih ganggang bersel tunggal atau berbentuk dengan struktur tubuh yang masih

(6)

sederhana. Warna biru- kehijauan, autrotof. Inti dan kromotofora tidak ditemukan. sederhana. Warna biru- kehijauan, autrotof. Inti dan kromotofora tidak ditemukan. Dinding sel mengandung pektin. Hemiselulosa, dan selulosa, yang kadang Dinding sel mengandung pektin. Hemiselulosa, dan selulosa, yang kadang

 – 

 – 

kadang berupa lender, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan ganggang kadang berupa lender, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan ganggang lender (Myxophyceae). Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna lender (Myxophyceae). Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a, karotenoid, dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: klorofil-a, karotenoid, dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritin yang berwarna merah. Perbandingan fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritin yang berwarna merah. Perbandingan macam- macam zat warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak macam- macam zat warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap, kadang- kadang tampak kemerah-merahan, kadang

tetap, kadang- kadang tampak kemerah-merahan, kadang

 – 

 – 

  kadang kebiru -  kadang kebiru - biruan.

 biruan. Gejala Gejala ini ini dianggap dianggap suatu suatu penyusuain penyusuain diri diri terhadap terhadap sinar sinar (adaptasi(adaptasi kromatik). Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis- jenis yang kromatik). Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis- jenis yang  berbentuk

 berbentuk benang benang dapat dapat mengadakan mengadakan gerakan gerakan merayap merayap yang yang meluncur meluncur pada pada alasalas  basah.

 basah. Bulu Bulu cambuk cambuk tidak tidak ada, ada, gerakan gerakan itu itu mungkin mungkin sekali sekali karena karena adanyaadanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir. Cynophyceae dibedakan kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir. Cynophyceae dibedakan dalam 3 bangsa yaitu Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales dalam 3 bangsa yaitu Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales (Tjirosoepomo Gembong, 2005: 23-25).

(Tjirosoepomo Gembong, 2005: 23-25). 3) Kelas Diatomeae ( Bacillariophyta ) 3) Kelas Diatomeae ( Bacillariophyta )

Diatomea atau Bacillarophyta adalah jasad renik bersel satu yang masih Diatomea atau Bacillarophyta adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dekat dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan sentrik. Dinding dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan sentrik. Dinding sel mempunyai susunan yang khusus. Dinding sel terdiri atas pektin dengan suatu sel mempunyai susunan yang khusus. Dinding sel terdiri atas pektin dengan suatu  panser yang terdiri

 panser yang terdiri atas kersik atas kersik di sebelah di sebelah luarnya. Penser kersik luarnya. Penser kersik itu tidak itu tidak menutupmenutup seluruh sel (sebab dengan demikian pembelahan sel akan terganggu), melainkan seluruh sel (sebab dengan demikian pembelahan sel akan terganggu), melainkan terdiri atas dua bagian yang merupakan wadah dan tutupnya. Oleh sebab itu sel terdiri atas dua bagian yang merupakan wadah dan tutupnya. Oleh sebab itu sel dari bawah dan atas kelihatan berbeda-beda. Batas pertemuan tutup dan wadah dari bawah dan atas kelihatan berbeda-beda. Batas pertemuan tutup dan wadah yang terletak di samping dinamakan ikat pinggang. Permukaan kedua bagian yang terletak di samping dinamakan ikat pinggang. Permukaan kedua bagian  panser

 panser itu itu mempunyai mempunyai susunan susunan yang yang rumit, rumit, yang yang mempunyai mempunyai liang-liang liang-liang yangyang halus sebagai jalan untuk keluarnya lendir. Pada pembusukan atau pemijaran, halus sebagai jalan untuk keluarnya lendir. Pada pembusukan atau pemijaran, rangka tetap, tetapi dengan pembubuhan asam fluoride semua dindingnya akan rangka tetap, tetapi dengan pembubuhan asam fluoride semua dindingnya akan terlarut. Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning- coklat terlarut. Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning- coklat yang mengandung klorofil-a, karotin, santofil dan karatenoid lainnya yang sangat yang mengandung klorofil-a, karotin, santofil dan karatenoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Dalam sel-sel Diatomeaeterdapat pirenoid, tetapi tidak menyerupai fikosantin. Dalam sel-sel Diatomeaeterdapat pirenoid, tetapi tidak

(7)

dikelilingi oleh tepung. Hasil- hasil asimilasi ditimbun di luar kromatofora, berupa dikelilingi oleh tepung. Hasil- hasil asimilasi ditimbun di luar kromatofora, berupa tetes - tetes minyak dalam plasma (sering dalam vakuola), dan disamping minyak tetes - tetes minyak dalam plasma (sering dalam vakuola), dan disamping minyak kadang- kadang juga leukosin. Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam kadang- kadang juga leukosin. Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah yang basah, terpisah- pisah atau air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah yang basah, terpisah- pisah atau membentuk koloni yang hidup di atas tanah tahan kala yang buruk (kekeringan) membentuk koloni yang hidup di atas tanah tahan kala yang buruk (kekeringan) sampai beberapa bulan. Diatomae dibagi dalam dua bangsa, yaitu Centrales dan sampai beberapa bulan. Diatomae dibagi dalam dua bangsa, yaitu Centrales dan Pennales. (Tjirosoepomo Gembong, 2005: 48-50).

Pennales. (Tjirosoepomo Gembong, 2005: 48-50). 4) Kelas Conjugate

4) Kelas Conjugate

Conjugatea dalah ganggang yang berwarna hijau (mengandung klorofil-a Conjugatea dalah ganggang yang berwarna hijau (mengandung klorofil-a dan b), sel- sel mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Conjugate dan b), sel- sel mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Conjugate merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar hidup dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal, ada yang merupakan koloni hidup dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal, ada yang merupakan koloni  berbentuk

 berbentuk benang benang yang yang tidak tidak melekat melekat pada pada sesuatu sesuatu alas. alas. Conjugate Conjugate dibedakandibedakan menjadi 2 bangsa yaitu Desmidales dan Zygnemantales (Tjirosoepomo Gembong, menjadi 2 bangsa yaitu Desmidales dan Zygnemantales (Tjirosoepomo Gembong, 2005: 69-71).

2005: 69-71).

5) Kelas Flagellatae 5) Kelas Flagellatae

Flagellatae adalah kelompok ganggang yang merupakan

Flagellatae adalah kelompok ganggang yang merupakan penyusunpenyusun  plankton, bersel tunggul, d

 plankton, bersel tunggul, dan mempunyai inti yang sungan mempunyai inti yang sungguh, dapat bergerakguh, dapat bergerak dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk yang keluar dari satu tempat dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk yang keluar dari satu tempat  pada sel tadi. Yang paling rendah ting

 pada sel tadi. Yang paling rendah tingkatannya sel - sel masih telanjang dan hanyakatannya sel - sel masih telanjang dan hanya dibatasi oleh lapisan plasma yang lebih kental saja

dibatasi oleh lapisan plasma yang lebih kental saja, oleh sebab itu dapat, oleh sebab itu dapat

mengalami perubahan - perubahan bentuk amoeba dan merayap seperti amoba. mengalami perubahan - perubahan bentuk amoeba dan merayap seperti amoba. Terdapat juga golongan flagellatae misalnya Rhizochlorisyang selamanya bersifat Terdapat juga golongan flagellatae misalnya Rhizochlorisyang selamanya bersifat ameboid. Pada kelas Flagellatae memiliki 7 bangsa, yaitu Chrysomodales,

ameboid. Pada kelas Flagellatae memiliki 7 bangsa, yaitu Chrysomodales,

Hetrechloridales, Crytomonadales, Dinoflagellatae, Euglanales, Protochloridales, Hetrechloridales, Crytomonadales, Dinoflagellatae, Euglanales, Protochloridales, dan Volvocales(Tjirosoepomo Gembong, 2005: 33-46).

dan Volvocales(Tjirosoepomo Gembong, 2005: 33-46). 6) Kelas Phaeophyceae (ganggang pirang )

6) Kelas Phaeophyceae (ganggang pirang )

Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatoforanya terkandung klorofil

kromatoforanya terkandung klorofil

 – 

 – 

a, karotin, dan santofil, tetapi terutamaa, karotin, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan men

fikosantin yang menutupi warna lainnya dan menyebabkan ganggang itu kelihatanyebabkan ganggang itu kelihatan  berwarna pirang. Kebanyakan Phaeo

(8)

 jenis saja yang hidup dalam air tawar. Ganggang ini termasuk bento

 jenis saja yang hidup dalam air tawar. Ganggang ini termasuk bentos, melekats, melekat  pada batu- batu, kayu, sering jug

 pada batu- batu, kayu, sering juga sebagai epifit pada talus lain ganggang, bahkana sebagai epifit pada talus lain ganggang, bahkan ada yang hidup sebagai endofit. Kelas Phaeophyceae memiliki beberapa bangsa, ada yang hidup sebagai endofit. Kelas Phaeophyceae memiliki beberapa bangsa, yaitu Phaeosporales, Laminariales, Dictyyotales, dan fucales.(Tjirosoepomo yaitu Phaeosporales, Laminariales, Dictyyotales, dan fucales.(Tjirosoepomo Gembong, 2005:77-85)

Gembong, 2005:77-85)

7) Kelas Rhodophyceae (ganggang merah ) 7) Kelas Rhodophyceae (ganggang merah )

Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang- kadang juga Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang- kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup suatu lembaran, mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan floresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis oleh zat warna merah yang mengadakan floresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis -- jenis tertentu terdapat fikosianin. Kebanyakan Rhodo

 jenis tertentu terdapat fikosianin. Kebanyakan Rhodophyceae hidup dalam airphyceae hidup dalam air laut, terutama dalam lapisan- lapisan ai

laut, terutama dalam lapisan- lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapair yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombag pendek. Hidupnya sebagai bentos melekat pada suatu oleh cahaya bergelombag pendek. Hidupnya sebagai bentos melekat pada suatu substrat dengan benang- benang pelekat atau cakram pelekat. Rhodophyceae substrat dengan benang- benang pelekat atau cakram pelekat. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae. (Tjirosoepomo dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae. (Tjirosoepomo Gembong, 2005: 89-91).

Gembong, 2005: 89-91).

2.Zooplankton 2.Zooplankton

Zooplankton merupakan kelompok organisme planktonis yang bersifat Zooplankton merupakan kelompok organisme planktonis yang bersifat hewani dan hidup melayang dalam air, dimana kemampuan renangnya terbatas, hewani dan hidup melayang dalam air, dimana kemampuan renangnya terbatas, sehingga mudah hanyut oleh gerakan atau arus air .Zooplankton meskipun sehingga mudah hanyut oleh gerakan atau arus air .Zooplankton meskipun terbatas, mempunyai kemampuan bergerak dengan cara berenang dan migrasi terbatas, mempunyai kemampuan bergerak dengan cara berenang dan migrasi vertikal, pada siang hari zooplankton bermigrasi ke bawah menuju dasar perairan vertikal, pada siang hari zooplankton bermigrasi ke bawah menuju dasar perairan (sumich, 1999 dalam Yazwar). Zooplankton terdiri dari holoplankton (sumich, 1999 dalam Yazwar). Zooplankton terdiri dari holoplankton (zooplankton sejati) dan meroplakton (zooplankton sementara). Holoplankton (zooplankton sejati) dan meroplakton (zooplankton sementara). Holoplankton adalah hewan yang selamanya hidup sebagai plankton seperti protozoa dan adalah hewan yang selamanya hidup sebagai plankton seperti protozoa dan Entomostraca.

Entomostraca.

Meroplankton adalah hewan yang hidup sebagai plankton hanya pada Meroplankton adalah hewan yang hidup sebagai plankton hanya pada stadiastadia tertentu tertentu, seperti larva atau juvenile dari crustacean, stadiastadia tertentu tertentu, seperti larva atau juvenile dari crustacean, Coelentarta, Molusca,Annelida dan Echinodermata (Sachlan, 1982). Zooplankton Coelentarta, Molusca,Annelida dan Echinodermata (Sachlan, 1982). Zooplankton merupakan organisme penting dalam proses pemanfaatan dan pemindahan energi merupakan organisme penting dalam proses pemanfaatan dan pemindahan energi

(9)

karena merupakan penghubung antara produsen dengan hewan

karena merupakan penghubung antara produsen dengan hewan

 – 

 – 

  hewan pada  hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Salah s

tingkat tropik yang lebih tinggi. Salah satu contoh zooplankton adalah:atu contoh zooplankton adalah: a.Crustacea

a.Crustacea

Dari phylum Antropoda, hanyalah crustacea

Dari phylum Antropoda, hanyalah crustacea yang dapat hidup sebagaiyang dapat hidup sebagai  plankton. Crustacea berarti hewan- hewan yang mempu

 plankton. Crustacea berarti hewan- hewan yang mempunyai shell terdiri darinyai shell terdiri dari Chitine ( kapur) yang sukar dicernakan. Atas dasar embriologinya crustacea dapat Chitine ( kapur) yang sukar dicernakan. Atas dasar embriologinya crustacea dapat dibagi menjadi 2 golongan: Entomoctraco atau udang

dibagi menjadi 2 golongan: Entomoctraco atau udang

 – 

 – 

 udangan tingkat rendah udangan tingkat rendah dan malacostraca atau udang-udangan tingkat tinggi yang sebagian besar terdiri dan malacostraca atau udang-udangan tingkat tinggi yang sebagian besar terdiri dari spesimen

dari spesimen

 – 

 – 

 spesimen besar seperti kepiting dan udang spesimen besar seperti kepiting dan udang

 – 

 – 

 udangan besar dari udangan besar dari golongan Peneaidae ( Schlan, 1978: 91 )

golongan Peneaidae ( Schlan, 1978: 91 )

Dari Entomostraca yang merupakan khas dari zooplankton adalah Dari Entomostraca yang merupakan khas dari zooplankton adalah Cladocera, Ostracoda dan Capepoda, sedangakan dari Malacostraca hanya Cladocera, Ostracoda dan Capepoda, sedangakan dari Malacostraca hanya Mycidacae dan Euphaciae yang merupakan zooplankton kasar

Mycidacae dan Euphaciae yang merupakan zooplankton kasar atauatau Macroplankton. Bentuk spesimen

Macroplankton. Bentuk spesimen

 – 

 – 

 spesimen dari crustacea sangat berbeda- beda, spesimen dari crustacea sangat berbeda- beda, sebagian golongan hidup sebagap parasit. Biarpun bentuk spesimennya ber

sebagian golongan hidup sebagap parasit. Biarpun bentuk spesimennya ber bedabeda

 – 

 – 

 beda namun embriologiny

 beda namun embriologinya pada dasarnya sama yaitu terdiri dari nauplius-a pada dasarnya sama yaitu terdiri dari nauplius-metanauplius- zoa

metanauplius- zoa

 – 

 – 

 mysis dan jouvenil, baru setelah stadia mysis bentuknya mysis dan jouvenil, baru setelah stadia mysis bentuknya  berubah sesuai dengan cara penghidup

 berubah sesuai dengan cara penghidupannya dan ditentukan oleh genetiknyaannya dan ditentukan oleh genetiknya masing

masing

 – 

 – 

 masing (Sachlan, 1978: 92) masing (Sachlan, 1978: 92)

Plankton sebagai Bioindikator Plankton sebagai Bioindikator

Kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem pada prinsipnya Kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem pada prinsipnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Secara genetis setiap jenis sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Secara genetis setiap jenis organisme mempunyai kisaran toleransi tertentu yang berbeda- beda baik hewan organisme mempunyai kisaran toleransi tertentu yang berbeda- beda baik hewan maupun tumbuhan, terhadap perubahan yang terjadi akibat faktor lingkungan. maupun tumbuhan, terhadap perubahan yang terjadi akibat faktor lingkungan. Apabila perubahan faktor lingkungan lebih besar dari kisaran toleransi yang dapat Apabila perubahan faktor lingkungan lebih besar dari kisaran toleransi yang dapat diterima oleh organisme, maka tidak dapat bertahan hidup, sehingga suatu jenis diterima oleh organisme, maka tidak dapat bertahan hidup, sehingga suatu jenis tertentu dapat bertahan hidup meskipun terjadi perubahan yang sangat besar, tertentu dapat bertahan hidup meskipun terjadi perubahan yang sangat besar, sementara jenis yang lain mungkin tidak dapat mentolerir suatu perubahan sementara jenis yang lain mungkin tidak dapat mentolerir suatu perubahan lingkungan y

lingkungan yang kecil ang kecil (Barus, 2000 (Barus, 2000 : 89). Berdasarkan : 89). Berdasarkan prinsip diatas, kualitasprinsip diatas, kualitas suatu perairan lentik dapat ditentukan dengan cara mengamati jenis- jenis suatu perairan lentik dapat ditentukan dengan cara mengamati jenis- jenis

(10)

organisme yang hidup di dalamnya yang dikenal dengan bioindikator. organisme yang hidup di dalamnya yang dikenal dengan bioindikator. Bioindikator merupakan oraganisme yang hidup di perairan ini yang dapat Bioindikator merupakan oraganisme yang hidup di perairan ini yang dapat dijadikan pendeteksi kualitas suatu perairan.

dijadikan pendeteksi kualitas suatu perairan.

Faktor

Faktor –  –  faktor Fisik Perairan Yang Memepengaruhi Kehidupan faktor Fisik Perairan Yang Memepengaruhi Kehidupan Plankton

Plankton 1.Suhu 1.Suhu

Kedalaman telaga yang cukup tinggi mengakibatkan terbentuknya zonasi Kedalaman telaga yang cukup tinggi mengakibatkan terbentuknya zonasi  berdasarkan

 berdasarkan kedalaman. kedalaman. Suhu Suhu air air akan akan menurun menurun dengan dengan meningkatnyameningkatnya kedalaman, sampai batas zona fotik dan setelah itu suhu relative stabil. Pada zona kedalaman, sampai batas zona fotik dan setelah itu suhu relative stabil. Pada zona mesofotik terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai mesofotik terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai termoklin. Pada telaga vulkanik suhu cenderung tinggi dan menjadi faktor termoklin. Pada telaga vulkanik suhu cenderung tinggi dan menjadi faktor  pembatas utama

 pembatas utama bagi kehidupan. bagi kehidupan. Pada perkembangnya Pada perkembangnya suhu pada suhu pada telaga telaga vulkanikvulkanik akan menurun sampai batas tertentu mengikuti perubahan suhu lingkungan akan menurun sampai batas tertentu mengikuti perubahan suhu lingkungan teristerial di daerah tersebut. Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baik teristerial di daerah tersebut. Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baik harian maupun tahunan, terutama mengikuti pola temperatur udara lingkungan harian maupun tahunan, terutama mengikuti pola temperatur udara lingkungan sekitarnya, intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi sekitarnya, intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi internal perairan itu sendiri seperti kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan internal perairan itu sendiri seperti kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan timbunan bahan organik di dasar perairan. Suhu memiliki peranan peran yang timbunan bahan organik di dasar perairan. Suhu memiliki peranan peran yang sangat penting terhadap kehidupan di dalam air. Kelarutan berbagai jenis gas sangat penting terhadap kehidupan di dalam air. Kelarutan berbagai jenis gas dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam perairan sangat dipengaruhi oleh dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam perairan sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagaimana diketahui bahwa meningkatnya suhu sebesar 10

suhu. Sebagaimana diketahui bahwa meningkatnya suhu sebesar 1000C akanC akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat. Meningkatnya laju meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat. Meningkatnya laju metabolisme akan menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat, sementara dilain metabolisme akan menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat, sementara dilain  pihak

 pihak naiknya naiknya temperatur temperatur akan akan menyebabkan menyebabkan kelarutan kelarutan oksigen oksigen dalam dalam airair menurun. Fenomena ini akan menyebabkan organisme air mengalami kesulitan menurun. Fenomena ini akan menyebabkan organisme air mengalami kesulitan untuk respirasi ( Satino, 2010 : 10)

untuk respirasi ( Satino, 2010 : 10) 2.Kekeruhan air (turbiditas)

2.Kekeruhan air (turbiditas)

Kekeruhan air disebabkan oleh masih terdapatnya banyak zat pada Kekeruhan air disebabkan oleh masih terdapatnya banyak zat pada

yang tersuspensi, baik zat organik maupun anorganik. Kekeruhan perairan yang tersuspensi, baik zat organik maupun anorganik. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan pula oleh adanya partikel-partikel suspense, seperti tanah umumnya disebabkan pula oleh adanya partikel-partikel suspense, seperti tanah

(11)

liat, lumpu, bahan-bahan organik terlarut ,bakteri dan

liat, lumpu, bahan-bahan organik terlarut ,bakteri dan plankton. Pengaruh ekologisplankton. Pengaruh ekologis kekeruhan adalah menurunya daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan kekeruhan adalah menurunya daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan yang selanjutnya menurunkan produktivitas primer akibat penurunan fotosintesis yang selanjutnya menurunkan produktivitas primer akibat penurunan fotosintesis fitoplankton (Satino ,2010:12)

fitoplankton (Satino ,2010:12) 3.Kedalaman

3.Kedalaman

Kedalaman perairan berperan penting terhadap kehidupan biota pada Kedalaman perairan berperan penting terhadap kehidupan biota pada ekosistem tersebut. Semakin dalam perairan maka terdapat zona-zona yang ekosistem tersebut. Semakin dalam perairan maka terdapat zona-zona yang masing

masing

 – 

 – 

  masing memiliki kekhasan tertentu, seperti suhu, kelarutan gas-gas  masing memiliki kekhasan tertentu, seperti suhu, kelarutan gas-gas dalam air, kecepatan arus, penetrasi cahaya matahari dan tekanan hidrostatik. dalam air, kecepatan arus, penetrasi cahaya matahari dan tekanan hidrostatik. Perubahan faktor - faktor fisik dan kimiawi perairan akibat perubahan kedalaman Perubahan faktor - faktor fisik dan kimiawi perairan akibat perubahan kedalaman akan menyebabkan respon yang berbeda biota di d

akan menyebabkan respon yang berbeda biota di dalamnya. (Satino, 2010 : 13).alamnya. (Satino, 2010 : 13). 4.Kecerahan

4.Kecerahan

Kecerahan merupakan sumber panas yang utama di perairan. Cahaya Kecerahan merupakan sumber panas yang utama di perairan. Cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan panas matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan panas diperairan (odum, 1993). Di perairan yang dalam ,penetrasi cahaya matahari tidak diperairan (odum, 1993). Di perairan yang dalam ,penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu di dasar perairan yang dalam lebih rendah sampai ke dasar, karena itu suhu di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu di dasar perairan dangkal.

dibandingkan dengan suhu di dasar perairan dangkal.

Faktor

Faktor –  –  Faktor Kimiawi Telaga Yang Mempengaru Faktor Kimiawi Telaga Yang Mempengaruhi Kehidupanhi Kehidupan Plankton

Plankton 1.pH 1.pH

Perairan dengan kondisi asam kuat akan menyebabkan logam berat seperti Perairan dengan kondisi asam kuat akan menyebabkan logam berat seperti aluminium memiliki mobilitas yang meningkat dan karena logam ini bersifat aluminium memiliki mobilitas yang meningkat dan karena logam ini bersifat toksik maka dapat mengancam kehidupan biota. Sedangkan keseimbangan toksik maka dapat mengancam kehidupan biota. Sedangkan keseimbangan amonium dan amoniak akan terganggu apabila pH air terlalu basa. Kenaikan pH amonium dan amoniak akan terganggu apabila pH air terlalu basa. Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga toksik terhadap di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga toksik terhadap  biota. Sebagian besar

 biota. Sebagian besar biota akuatik biota akuatik terhadap sensitive terhadap sensitive terhadap perubahan pH terhadap perubahan pH dandan menyukai nilai pH sekitar 7 - 8,5 (Satino, 2010 :14). Nilai pH air yang normal menyukai nilai pH sekitar 7 - 8,5 (Satino, 2010 :14). Nilai pH air yang normal adalah netral antar 6 sampai

adalah netral antar 6 sampai 8, sedangkan pH air yang tercemar, misalnnya limbah8, sedangkan pH air yang tercemar, misalnnya limbah cair berbeda

cair berbeda

 – 

 – 

  beda nilainya tergantung jenis limbahnya dan pengolahannya  beda nilainya tergantung jenis limbahnya dan pengolahannya sebelum dibuang (Kristanto, 2002 :73)

(12)

2.DO (Dissolved Oxygen) 2.DO (Dissolved Oxygen)

DO (Dissolved Oxygen) merupakan banyaknya oksigen terlarut (mg) DO (Dissolved Oxygen) merupakan banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam 1 liter air. Kehidupan makhluk hidup dalam air (fitoplankton, zooplankton, dalam 1 liter air. Kehidupan makhluk hidup dalam air (fitoplankton, zooplankton, dan biota air lainnya) tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan dan biota air lainnya) tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi DO minimal yang dibutuhkan. Oksigen terlarutdapat berasal dari konsentrasi DO minimal yang dibutuhkan. Oksigen terlarutdapat berasal dari  proses fotosintesis tumbuhan air dan

 proses fotosintesis tumbuhan air dan dari udara yang masuk kedalam dari udara yang masuk kedalam air. Menurutair. Menurut Barus ( Siregar, M. H, 2009 : 10 ) dengan peningkatan suhu akan menyebabkan Barus ( Siregar, M. H, 2009 : 10 ) dengan peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah konsentrasi oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi oksigen yang terlarut. Sumber utama oksigen akan meningkatkan konsentrasi oksigen yang terlarut. Sumber utama oksigen terlarut dalam air berasal dari adanya kontak antara permukaan air dengan udara terlarut dalam air berasal dari adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan juga dari proses fotosintesis. Air kehilangan oksigen melalui pelepasan dari dan juga dari proses fotosintesis. Air kehilangan oksigen melalui pelepasan dari  permukaan ke atsmosfer dan melalui aktivitas respirasi dari organisme

 permukaan ke atsmosfer dan melalui aktivitas respirasi dari organisme aquatik. Kisaran toleransi plankton terhadap oksigen terlarut aquatik. Kisaran toleransi plankton terhadap oksigen terlarut berbeda- beda.

(13)

Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm ( 5 part per million atau 5 mg oksigen untuk setiap liter air ). sebanyak 5 ppm ( 5 part per million atau 5 mg oksigen untuk setiap liter air ). Selebihnya tergantung kepada ketahanan organisme, derajat Selebihnya tergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifannya,kehadiran bahan pencemar, suhu air, dan sebagainya. (Kristanto, keaktifannya,kehadiran bahan pencemar, suhu air, dan sebagainya. (Kristanto, 2004 :77).

2004 :77).

3.BOD ( Biological Oksigen Demand) 3.BOD ( Biological Oksigen Demand)

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhakan olehyang dibutuhakan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan- bahan

organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan- bahan buangan dibuangan di dalam air. Jadi

dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahanorganik yangnilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahanorganik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif juml

sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkanah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi

untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi,oksigen tinggi, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut di dalam air, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut di dalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi. Organisme yang hidup yang bersifat aer

tinggi. Organisme yang hidup yang bersifat aerobik membutuhakan oksigen untukobik membutuhakan oksigen untuk  proses biokimia, yaitu untuk meng

 proses biokimia, yaitu untuk mengoksidasi bahan organik, sintesis sel danoksidasi bahan organik, sintesis sel dan

oksidasi sel. BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan oksidasi sel. BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam waktu 5 hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah dalam waktu 5 hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah  pada suhu 20

 pada suhu 2000C. Hasilnya dinyatakan dalam ppm. Jadi BOD sebesar 200 ppmC. Hasilnya dinyatakan dalam ppm. Jadi BOD sebesar 200 ppm  berati bahwa 200 mg o

 berati bahwa 200 mg oksigen dihabiskan sampel limbah sebanyak 1 liter dalamksigen dihabiskan sampel limbah sebanyak 1 liter dalam waktu 5 hari pada suhu 20

(14)

4.Nitrat (NO 4.Nitrat (NO33--))

Sel hidup mengandung sekitar 5% total nit

Sel hidup mengandung sekitar 5% total nitrogen dari berat keringnya.rogen dari berat keringnya.  Nitrat adalah sumber

 Nitrat adalah sumber nitrogen dalam air nitrogen dalam air laut maupun air laut maupun air tawar. Bentuk kombinasitawar. Bentuk kombinasi lain dari elemen ini bisa tersedia dalam bentuk amonia, nitrit dan komponen lain dari elemen ini bisa tersedia dalam bentuk amonia, nitrit dan komponen organik. Kombinasi elemen ini sering dimanfaatkan oleh fitoplankton terutama organik. Kombinasi elemen ini sering dimanfaatkan oleh fitoplankton terutama kalau unsur nitrat terbatas. Nitrogen terlarut juga bisa dimanfaatkan oleh jenis kalau unsur nitrat terbatas. Nitrogen terlarut juga bisa dimanfaatkan oleh jenis  blue-green

 blue-green algae algae dengan dengan cara cara fiksasi fiksasi nitrogen nitrogen (Herawati,1989). (Herawati,1989). Kadar Kadar nitratnitrat

 – 

 – 

nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/l, akan tetapi nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/l, akan tetapi  jika

 jika kadar kadar nitrat nitrat lebih lebih besar besar 0,2 0,2 mg/l, mg/l, maka maka akan akan mengakibatkanmengakibatkan eutrofikasi(pengayaan ) yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae air eutrofikasi(pengayaan ) yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae air secara pesat.

secara pesat. 5.Fosfat 5.Fosfat

Semakin tinggi nilai fosfat di perairan maka akan mempengaruhi Semakin tinggi nilai fosfat di perairan maka akan mempengaruhi  produktivitas

 produktivitas perairan perairan yaitu yaitu dapat dapat mengalami mengalami penurunan, penurunan, sebab sebab fosfat fosfat iniini merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan untuk menghasilkan merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan untuk menghasilkan asam nukleat, fosfolipit dan berbagai persenyawaan terfosforilasi. Fosfor asam nukleat, fosfolipit dan berbagai persenyawaan terfosforilasi. Fosfor mempunyai pengaruh membatasi atau mengatur produktivitas. Jumlah fosfor mempunyai pengaruh membatasi atau mengatur produktivitas. Jumlah fosfor dalam badan air kebanyakan sangat kecil dan dipengaruhi oleh keragaman musim. dalam badan air kebanyakan sangat kecil dan dipengaruhi oleh keragaman musim. Eutrofikasi merupakan problem lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah Eutrofikasi merupakan problem lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3), khususnya dalam ekosistem air tawar. Melalui penelitian jangka fosfat (PO3), khususnya dalam ekosistem air tawar. Melalui penelitian jangka  panjang

 panjang pada pada berbagai berbagai danau danau kecil kecil dan dan besar. besar. Para Para peneliti peneliti akhirnya akhirnya bisabisa menyimpulkan bahwa fosfor merupakan elemen kunci di antara nutrient utama menyimpulkan bahwa fosfor merupakan elemen kunci di antara nutrient utama karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfor (P) di dalam proses eutrofikasi

(15)

BAB III BAB III

KESIMPULAN KESIMPULAN

Kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem pada prinsipnya Kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem pada prinsipnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Apabila perubahan faktor sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Apabila perubahan faktor lingkungan lebih besar dari kisaran toleransi yang dapat diterima oleh organisme, lingkungan lebih besar dari kisaran toleransi yang dapat diterima oleh organisme, maka tidak dapat bertahan hidup, sehingga suatu jenis tertentu dapat bertahan maka tidak dapat bertahan hidup, sehingga suatu jenis tertentu dapat bertahan hidup meskipun terjadi perubahan yang sangat besar, sementara jenis yang lain hidup meskipun terjadi perubahan yang sangat besar, sementara jenis yang lain mungkin tidak dapat mentolerir suatu perubahan l

(16)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Air di Preparat Danau Toba.Skipsi. Medan :Universitas Sumatra Utara Air di Preparat Danau Toba.Skipsi. Medan :Universitas Sumatra Utara

Apridayanti, E. (2006). Distribusi Vertikal

Apridayanti, E. (2006). Distribusi Vertikal Fitoplankton diWaduk LahorFitoplankton diWaduk Lahor Kabupaten Malang, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan.Universitas

Kabupaten Malang, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan.Universitas Brawijaya. Malang

Brawijaya. Malang Barus,

Barus, T.A. T.A. (2002). (2002). Pengantar Pengantar Limnologi.Direktorat Limnologi.Direktorat Jendral Jendral PendidikanPendidikan Tinggi,Yogyakarta.

Tinggi,Yogyakarta.

Basmi, J. (2000). Ekologi Plankton. Fakultas Perikanan

Basmi, J. (2000). Ekologi Plankton. Fakultas Perikanan IPB,Bogor.IPB,Bogor. Davis, Charles. (1955). The marine and Fresh- Water Pl

Davis, Charles. (1955). The marine and Fresh- Water Plankton. Unitedankton. United states of Amirica : Michigann state university press.

states of Amirica : Michigann state university press.

Edmonson, W.T.( 1963). Fresh Water Biology. University of Washington, Edmonson, W.T.( 1963). Fresh Water Biology. University of Washington, Seattle.The United States of America. America.

Seattle.The United States of America. America.

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta :

Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : Bumi Aksara.Bumi Aksara. Goldman, C. R. and A. J. Horne. (1983).

Goldman, C. R. and A. J. Horne. (1983). Limnology. McGraw-Hill BookLimnology. McGraw-Hill Book Company. United State of America. America

Company. United State of America. America

Guntarto dkk. (2010). Inventarisasi Geologi Lingkungan Kawasan Kars Guntarto dkk. (2010). Inventarisasi Geologi Lingkungan Kawasan Kars Kabupaten Gunungkidu

Kabupaten Gunungkidul Daerah l Daerah Istimewa.Yogyakarta : fakultas Geografi Istimewa.Yogyakarta : fakultas Geografi UGM.UGM. Hefni Effendi.( 2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Hefni Effendi.( 2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Peraiaran. Yogyakarta : Kanisius

Lingkungan Peraiaran. Yogyakarta : Kanisius

Herawati, E.Y. (1989). Pengantar Planktonologi (fitoplankton). NUFFIC/ Herawati, E.Y. (1989). Pengantar Planktonologi (fitoplankton). NUFFIC/

Hipni Anwar. (2011). Struktur Komunitas Plankton sebagai Bioindikator Kualita Hipni Anwar. (2011). Struktur Komunitas Plankton sebagai Bioindikator Kualita ss Indonesia

Indonesia

Indryanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta : PT. Bumi

Indryanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.Aksara.

Krebs, J,C. (1978). Ekology. The Experimental analysis of distribution and Krebs, J,C. (1978). Ekology. The Experimental analysis of distribution and abundance.London : Harper and Row Publisher. Pp : 395-399

abundance.London : Harper and Row Publisher. Pp : 395-399

Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta :Penerbit ANDI. Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta :Penerbit ANDI.  Nemerow, N. L. ( 199

 Nemerow, N. L. ( 1991). Strem, Lake, Estuary, and Ocean Po1). Strem, Lake, Estuary, and Ocean Pollution. Secondllution. Second Edition. Van Nostrand Reinhold. New York.

Edition. Van Nostrand Reinhold. New York.  Nybakken, N.(198

 Nybakken, N.(1988). Biologi Laut Suatu Pen8). Biologi Laut Suatu Pendekatan Biologi. Jakarta : PT.dekatan Biologi. Jakarta : PT. Gramedia.

Gramedia.

Odum, E. P. (1993). Dasar- Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Odum, E. P. (1993). Dasar- Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Press

Odum, E. P. (1994). Dasar- Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Penerjemah: Tjahjono, S. Odum, E. P. (1994). Dasar- Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Penerjemah: Tjahjono, S. Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Sekertaris Negara Republik

Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Sekertaris Negara Republik

Perairan di Telaga Namberen. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Perairan di Telaga Namberen. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 28. (2001). Tentang Pengelolaan Kaualitas

Peraturan Pemerintah Nomor 28. (2001). Tentang Pengelolaan Kaualitas Air danAir dan Romimohtarto,Kasijan &Juwana, Sri. (2007). Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Romimohtarto,Kasijan &Juwana, Sri. (2007). Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.

Laut. Jakarta : Djambatan.

Sachlan , M. (1978). Planktonologi. Jakarta : Lembaga Oceanologi Indonesia. Sachlan , M. (1978). Planktonologi. Jakarta : Lembaga Oceanologi Indonesia. Satino. (2010). Diktat Kuliah Biologi Perairan. Yogyakarta :

Satino. (2010). Diktat Kuliah Biologi Perairan. Yogyakarta : FMIPA UNY.FMIPA UNY. Satino. (2010). Handout Limnologi. Yogyakarta : FMIPA UNY.

(17)

Sladecek, U. (1979). Continental System For The Assessment of River Qualit Sladecek, U. (1979). Continental System For The Assessment of River Qualit y. Iny. In James, A. Dan L Evison. Botanical Indicator of Water Qualit

James, A. Dan L Evison. Botanical Indicator of Water Qualit y. John Wily andy. John Wily and Ltd. Chiscester. New York. Bribane:

Ltd. Chiscester. New York. Bribane:

Sofyan, Adhi.(2009) . Studi Komunitas Plankton di goa toto, wediutuh Sofyan, Adhi.(2009) . Studi Komunitas Plankton di goa toto, wediutuh ,Ngeposari, Semanu, Gunungkidul. Skripsi Yogyakarta : fMIPA UNY ,Ngeposari, Semanu, Gunungkidul. Skripsi Yogyakarta : fMIPA UNY Sudjoko, dkk.( 1998). Ekologi. Yogyakarta : FM

Sudjoko, dkk.( 1998). Ekologi. Yogyakarta : FMIPA IKIP Yogyakarta.IPA IKIP Yogyakarta. Suin, N. M. (2005). Metode Ekologi. Padang : Universitas

Suin, N. M. (2005). Metode Ekologi. Padang : Universitas Andalas.Andalas.

Ternala Alexander Barus. (2002). Pengantar Limnologi. Medan : jurusan Biologi Ternala Alexander Barus. (2002). Pengantar Limnologi. Medan : jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tjitrosoepomo, Gembong. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Tjitrosoepomo, Gembong. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada

Mada

Toronto Sudjoko, dkk. (1998). Ekologi. Yogyakarta: FMIPA IKIP

Toronto Sudjoko, dkk. (1998). Ekologi. Yogyakarta: FMIPA IKIP Yogyakarta.Yogyakarta. UNIBRAW/ LUW/ FISH. Universitas Brawijaya. Malang

UNIBRAW/ LUW/ FISH. Universitas Brawijaya. Malang

University Press. Toshihiko, Mizuno. (1970). Ilustration of the Freshwater University Press. Toshihiko, Mizuno. (1970). Ilustration of the Freshwater Plankton of Japan. Japan :

Plankton of Japan. Japan : Hoikusha Publising .Itd.Hoikusha Publising .Itd.

Yazwar. (2008). Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Yazwar. (2008). Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, dapat disimpulkan penggunaan media teka-teki bergambar dalam meningkatkan kemampuan

Investasi kecil dari tiga perlakuan awal proses produksi bioetanol limbah tanaman jagung adalah dengan menghitung semua biaya bahan, bahan pembantu, peralatan dan perlengkapan

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Bila suatu reaksi dilakukan dalam sistem terisolasi (tersekat) mengalami perubahan yang mengakibatkan terjadinya penurunan energi potensial partikel-partikelnya, maka

Hasil penelitian menggambarkan persalinan sectio caesarea banyak terjadi pada usia reproduktif kemungkinan ada faktor selain umur yang dapat mempengaruhi tindakan SC

Dalam kunjungan AO melihat kondisi kelayakan usaha, melakukan penilaian jaminan, menilai karakter dan lingkungan nasabah, setelah data yang dikumpulkan dirasa lengkap maka AO

Kajian ini telah menggunakan sembilan langkah dan prinsip dalam usaha untuk menghasilkan sifat-sifat tentang realiti sosial dan menghasilkan kategori dan tema yang boleh membentuk

Tekstur citra pada kenaikan arus filamen (mA) yaitu nilai kontras dan nilai energi matrik GLCM memiliki kecenderungan menurun pada tegangan 25 kV, sedangkan nilai