• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Penggunaan Sinyal Radar Bentuk Pulsa dan Gelombang Kontinyu untuk Target Bergerak dengan Model Clutter Terdistribusi Rayleigh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Penggunaan Sinyal Radar Bentuk Pulsa dan Gelombang Kontinyu untuk Target Bergerak dengan Model Clutter Terdistribusi Rayleigh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 

   

Analisa Penggunaan Sinyal Radar Bentuk Pulsa dan

Gelombang Kontinyu untuk Target Bergerak dengan

Model

Clutter

Terdistribusi

Rayleigh

Fery Gustomo dan Suwadi

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

e-mail: suwadi@ee.its.ac.id2)

Abstrak Radar (Radio, Detection, and Ranging) mampu mendeteksi target untuk mendapatkan informasi berupa jarak,

azimuth, dan kecepatan. Sinyal Radar ada dua jenis, yaitu

pulsa (Pulsed Radar) dan gelombang kontinyu (Continuous

Wave Radar). Pulsed Radar mempunyai prinsip kerja

memancarkan sinyal pulsa dengan PRI (Pulse Repetition Interval) dan PRF (Pulse Repetition Frequency) tertentu dipancarkan dengan modulasi ke dalam sinyal sinusoidal dengan frekuensi yang lebih tinggi serta memanfaatkan delay dari setiap pulsanya untuk mendapatkan informasi dari target. Sedangkan

Continuous Wave Radar mempunyai prinsip kerja

memancarkan sinyal sinusoidal secara terus menerus dan memanfaatkan sinyal echo yang terdiri dari beberapa variasi frekuensi akibat adanya efek Doppler untuk mendeteksi target. Terdapat pengaruh jenis gelombang sinyal radar terhadap kemampuan deteksi radar. Model distribusi Rayleigh dipilih untuk dapat mewakili suatu kondisi lingkungan (clutter) yang bergerak dan mempunyai parameter kecepatan angin. Hasil simulasi dari kedua jenis sinyal menunjukkan bahwa pada model clutter terdistribusi Rayleigh, radar CW mempunyai kemampuan deteksi yang lebih baik pada kecepatan target yang lebih tinggi, karena mampu mendeteksi target dengan kecepatan 20-60 knots. Sedangkan radar pulsa mempunyai kemampuan deteksi yang lebih baik pada kecepatan target rendah yaitu pada kecepatan 15-55 knots. Untuk Probabilitas deteksi minimum 90%, Radar CW mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap noise daripada radar pulsa karena kemampuan radar pulsa terbatas pada nilai SNR 20 dB. Sedangkan radar CW mampu mendeteksi target dengan baik sampai SNR bernilai 15 dB. Sedangkan untuk deteksi terhadap kecepatan target, radar CW mempunyai hasil yang lebih akurat daripada radar pulsa.

Kata Kunci— Pulsed Radar, Continuous Wave Radar, Clutter, Rayleigh, Deteksi

I. PENDAHULUAN

Sebagai mata bagi suatu pertahanan negara, radar merupakan salah satu komponen yang harus terus beroperasi. Kemampuan untuk mendeteksi sasarannya dengan akurat, adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap radar. Radar pulsa memancarkan dan menerima deretan sinyal pulsa yang telah termodulasi. Radar dengan sinyal bentuk pulsa dapat didefinisikan dengan beberapa parameter sebagai berikut:

a. Frekuensi carrier, yang dapat bervariasi yang bergantung pada kebutuhan desain dan misi sebuah Radar.

b. Lebar pulsa, yang berkaitan dengan bandwidth dan menentukan besarnya range resolution.

c. Teknik modulasi yang berbeda, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan Radar.

d. PRF (Pulse Repetition Frequency) yang erat kaitannya dengan daya transmit dan rangeambiguities.

Radar dengan bentuk sinyal berupa gelombang kontinyu mempunyai prinsip kerja yaitu transmitter memancarkan gelombang dengan frekuensi f0 secara terus-menerus, sehingga radar jenis ini harus menggunakan antenna transmitter dan receiver yang berbeda. Oleh isolator, gelombang kontinyu tersebut diteruskan ke antena dan sebagian kecil gelombangnya bocor menuju detektor. Gelombang dengan frekuensi f0 tersebut akan dimodulasi dengan frekuensi carrier

fc untuk dipancarkan. Kemudian apabila di udara bebas ada target yang bergerak dan mempunyai kecepatan relatif terhadap Radar ditangkap oleh gelombang tersebut, maka target akan memantulkan gelombang echo dengan pergeseran frekuensi fd sesuai dengan Azas Doppler.

Gelombang echo tersebut akan diterima oleh antenna receiver. Kemudian gelombang echo tersebut diteruskan ke isolator untuk menuju ke detektor. Oleh detektor, gelombang echo digabung dengan sinyal referensi untuk mendapatkan fd. Gelombang dengan frekuensi fd kemudian diteruskan dan akan terdeteksi oleh radar.

Pada bagian II, akan dibahas mengenai proses pemodelan sistem dan simulasi. Sedangkan bagian III berisi tentang pengambilan data hasil simulasi yang kemudian akan dianalisa seberapa besar pengaruh perubahan kecepatan target dan SNR terhadap kemampuan deteksi radar, baik bentuk sinyal pulsa maupun gelombang kontinyu. Untuk kesimpulan dibahas pada bagian IV.

II. TEORI DAN PEMODELAN SISTEM

Dalam tugas akhir ini, pemodelan dilakukan dengan software Matlab yang dikerjakan pada Matlab Editor.

Clutter akan dimodelkan menurut distribusi Rayleigh. Sedangkan sinyal akan diganggu dengan noise ideal yang bersifat AWGN (Additive White Gaussian Noise). Setelah diterima kembali oleh radar, sinyal echo akan dideteksi dengan Correlator dan beberapa NBF (Narrow Band Filter) untuk mendeteksi keberadaan target. Proses simulasi sesuai dengan metodologi pada gambar 1.

A. Pemodelan Sinyal Transmisi Radar

Pada transmitter, dibangkitkan kedua sinyal bentuk pulsa dan gelombang kontinyu dengan frekuensi operasinya. Kemudian, sinyal tersebut dimodulasi dengan frekuensi carriernya. Modulasi sinyal Radar untuk kedua bentuk sinyal radar dapat dilihat pada gambar 2.

B. Pemodelan Sinyal Echo Target

Pengertian target secara spesifik, yaitu merupakan suatu objek dari pencarian dan tracking Radar. Lebih luas lagi, target juga mempunyai definisi yaitu merupakan suatu objek

(2)

JURN   khusu kemb Gamba berbe pada sedan lainny [1], d denga yang Sectio Fa sinya Setela dapat denga gelom jarak (losse C. Pe Sel merup kondi posisi sinya Radar karen memp banya noise Be dihitu NAL TEKNIK us atau spesifik bali ke Radar [3

ar. 1. Diagram Alir

eda-beda, terg Radar Cuaca ngkan bagi Rad ya dianggap s didapatkan deng an gamma, γ bergantung p on, σ dan ekspo aktor amplitud l oleh target a ah diperoleh t ditentukan de an G merupak mbang, F meru Radar ke tar es). emodelan Siny

lain dari target pakan hasil p isi lingkungan inya berada d l Radar sehing r. Penyebaran na sifat clutte punyai fase d ak kejadian, le . sarnya sinyal ung dengan per

Pem Pem Pem Pemo POMITS Vol k yang dapat m 3]. Sebuah Rad r Simulasi antung dari j (Weather Rad dar Surveillanc ebagai clutter. gan rumus: γ = √σexp merupakan ko pada nilai akar

onensial dari su do ini menya akibat adanya f koefisien refle ngan rumus: λ π kan gain anten

upakan Faktor rget, sedangka

yal Echo Clutte

t, sinyal echo y antulan dari c

n maupun o di sekitar targe gga dapat meni n clutter yang

er yang miri dan amplitudo

evel sinyal clu

yang kemba rsamaan:

Start

modelan Sinyal Ech

modelan Sinyal Ech

modelan Sinyal Ec

Pemodelan Dete delan Sinyal Trans

Stop Pemodelan Noi . 2, No. 2, (201 memantulkan e dar mempunya jenis Radarny dar), awan me ce, awan dan k . Sesuai deng oefisien reflek r dari faktor R udut datang, atakan besarn faktor-faktor p eksinya, fakto .γ nna, λ merupa r Propagasi, R an L merupak er yang kembali k clutter. Clutter objek selain et dan dapat m imbulkan gang acak, akan m ip dengan no yang tidak te utter lebih be ali ke Radar ho Target ho Clutter ho Radar eksi smisi Radar ise 13) ISSN: 2337 energi sinyal i target ya. Misalnya enjadi target, kondisi cuaca gan referensi ksi kompleks Radar Cross -nya. nya redaman ropagasi [1]. or amplitudo akan panjang R merupakan kan rugi-rugi ke Radar juga r merupakan target yang memantulkan gguan deteksi mengganggu oise dimana entu. Dalam esar daripada r [1], dapat (1) (2) 7-3539 (2301-9 (a) (b) Gambar. dimana sedang digunak factor) Selan permuk dengan Kem A dan A Setel besarny rumus: Setelah RCS da dimana tetapan (τ): 9271 Print) h 2. Modulasi sinya a h merupak kan v merup kan untuk me [1], A sesuai A njutnya, unt kaan, σ∅ [1] da σ∅ n Ψ merupakan mudian, untuk n faktor interfer A exp 0.2 lah didapatkan ya koefisien p σ 10 ln h langkah-lang ari clutter, σ s a Ac merupak n laut (S ), h / . al Radar (a) CW (b kan tinggi ra pakan kecepa enghitung besa i persamaan: . . tuk menghitu apat digunakan 14.4 λ 5.5 λ 0.0 n sudut grazing k menghitung rensi, A [1] da cos ∅ 1 2.8 A n ketiga faktor penyebaran cl n 3.9 10 λ gkah di atas di sesuai dengan r σ σ A

kan clutter are beam width(θ . b)Pulsa ata-rata gelom atan anginnya. arnya faktor an . λ 0.02 0.4 ung faktor rumus: 5 Ψ h 02 g angle. nilai faktor a apat digunakan 8Ψ λ 0.02 σ∅ σ∅ r di atas, dapa lutternya, σ Ψ . A A A ilakukan, dapa rumus [1]: ea yang didap θ ), dan leba A-236 mbang laut, . v juga ngin (wind kekasaran arah angin, rumus: . at dihitung [1] sesuai at diketahui patkan dari ar pulsanya (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

(3)

  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gamba S kekas Tingk Am memp oleh didap K m K powe diman A t m meng veloc Un distrib denga Funct pada v1 v2 World Mete W Heig 0 – 1/3 2 4 8 – 13 20 30 > ar 3. Pembangkitan h merupakan saran (roughn katan S dap mplitude Sea pengaruhi amp Receiver Rad pat, dapat dite menurut persam K selanjutnya d er spectrum [1] S na S t me merupakan f gikuti distribus

ity factor-nya. ntuk memba busi Rayleigh, an blok diagr tion (PDF) da gambar 4, yait ;σ Hω u1 u2 A R θ Tabel 1. eorological Organ Wave ght (ft) 0 – 1/3 3 – 2 – 4 – 8 – 13 – 20 – 30 – 45 45 n Distribusi Rayle Ψ sin 4 0.025 0 suatu tetapa ness) dari p pat dilihat pada

Factor merup plitudo dari sin dar. Dari sem entukan besarn maan: P G λ 4π R digunakan um sesuai dengan S t K erupakan pow faktor amplitu si Rayleigh, da angkitkan ran digunakan m ram pada gamb ari Distribusi R tu sesuai denga σ σ σ , σ Squa circ σ w1 w2 τ secΨ

nisation Sea State

Descriptio Calm, Gla Calm, Rip Smooth, Wa Slight Modera Rough Very Rou High Very Hi Phenome igh [6] λ h 0.046 S . an yang men permukaan air a tabel 1. pakan suatu nyal yang diter mua parameter nya amplitude F L . σ mtuk menghitun n rumus: . A t eφ wer spectrum udo dari cl an eφ merupak ndom variab metode sesuai r bar 3. Probab Rayleigh yang an referensi [1] 0 , σ 0 aring cuit ∑ (10) (11) [5] on assy ppled avelets t ate h ugh igh enal nggambarkan r laut [5]. faktor yang rima kembali r yang telah e factor [1], ng besarnya dari clutter, lutter yang kan Doppler ble dengan referensi [6], bility Density ditampilkan ]: 0 ( . )1/p zz (13)  (14)  (15)  (12) Seda Distrib Gambar. Gambar. D. Pem Dar perubah akhir (Additi additiv sepanja distribu E. Pem Setel target, echo penjum F. Pem Pad proses Deteks beberap Pad sebagai a. Siny dide tran Dop terp dila b. Siny ke d dari FFT sr(t) co angkan Cumu usi Rayleigh y 4. Perbandingan P 5. Proses Demod modelan Noise i setiap prop han sinyal ak ini mengguna

ive White Gau ve (menambah

ang spektrum f usi Normal/Ga modelan Sinyal

lah ketiga ele sinyal echo cl radar secara mlahan ketiga s modelan Deteks a receiver, si demodulasi, i dilakukan p pa NBF (Narro a prosesnya, i berikut: yal echo yan emodulasi den nsmitter sehing pppler yang pisah dari f akukan dua kal

yal yang dipe dalam spektrum i domain wak T (Fast Fourrie os FFT lative Density yaitu: PDF Distribusi Ra

dulasi dan Deteksi

1 σ , pagasi komun kibat gangguan akan noise d ussian Noise). hkan sinyal), frekuensi kerja aussian). l Echo Radar emen echo si

lutter dan nois keseluruhan inyal tersebut[ si inyal yang di kemudian d pada domain ow Band Filter deteksi dilaku ng telah kemb ngan sinyal ref gga didapatkan mendekati fr frekuensi tra li untuk memis eroleh, akan se m dengan dom ktu ke domain er Transform) BPF LPF BPF BPF BPF y Function (C

ayleigh teori dan si

pada Receiver [7] ∈ 0, nikasi, pasti n dari noise. P dengan asums . Noise AWG , white (ber a), gaussian (m inyal, yaitu si se diperoleh, m dapat diper [1]. iterima akan dideteksi pada frekuensi me r) [2]. ukan dengan t bali ke radar, ferensi yang b n sinyal dengan frekuensi base ansmittnya. D sahkan , dan elanjutnya dik main frekuensi. frekuensi me . F2 Max Po  Z2 Z4 F F1 F4 F3 Z1 Z3 Z5 CDF) dari imulasi ] mengalami Pada tugas si AWGN GN bersifat rada pada mempunyai inyal echo maka sinyal roleh dari mengalami a detektor. enggunakan tahap-tahap kemudian berasal dari n frekuensi eband dan Demodulasi n -nya konversikan Perubahan enggunakan target ower  (16) 

(4)

JURN   c. Se Pa de   (a) (b) Gamba CW (b R H Se ke fr pe m d. Pa di ke ol ou m sin Be telah daian gamb simul meng Dopp Di berpe f= 30 0 sa elektr target F = 2 jarak m2, a m/s, S NAL TEKNIK elanjutnya, sin ass Filter) da engan bandwid ar. 6. Pergeseran s b) Pulsa entang frekuen Hz) sampai edangkan ba ecepatan kapa ekuensi cut-of embanding da maksimum. ada akhirnya, ibandingkan. J ecil dari outpu leh radar seba utput Z1 atau Z maka akan terd nyal dihitung d III. HASIL erikut merupak dilaksanakan ntaranya melip bar 2, perband lasi yaitu pa galami pergese

pler shift pada g igunakan bebe engaruh terhad kHz, frekuens ampai dengan romagnetik c= t= 50 knots, ga 2, losses L = target R = 20 asumsi sudut d Sea State (Ssea)

POMITS Vol nyal ini akan an beberapa dth yang sempi spektrum sinyal R nsi LPF dihitu dengan kece andwidth BPF al minimum ffnya. BPF te an sekaligus p spektrum has Jika power dar ut Z2, Z3, dan agai target. Se Z5 lebih besar deteksi oleh ra dengan menggu L SIMULASI kan beberapa n dari kedu puti bentuk dingan PDF da da gambar 4 eran frekuensi gambar 6. erapa paramete dap hasil simul si carrier fc= 9 n 100 μs, c 3x108 m/s, asu ain antenna G 8 dB, daya pa nmi, RCS (Ra datang θ = 5º, ) = 3, half pow . 2, No. 2, (201 difilter dengan BPF (Band P it (Narrow Ban

adar akibat frekue

ung dari freku epatan minim F dihitung dan maksim erakhir diguna pembatas kece il dari output ri output Z1 a Z4, maka aka ebaliknya, jika dari output Z2 adar sebagai t unakan fungsi DAN ANALI hasil dari sim ua bentuk si

sinyal termo ari clutter anta 4, spektrum

i akibat adany er dan asumsi

lasi, yaitu: fre MHz, waktu, t cepat rambat umsi maksimu

= 23 dBi, fakt ancar Pt = 3 W adar Cross Sec

kecepatan an wer beamwidth 13) ISSN: 2337 n LPF (Low Pass Filter) nd Filter).

ensi Doppler (a)

uensi nol (0 mum kapal. berdasarkan mum sebagai akan sebagai epatan target kedua filter atau Z5 lebih an terdeteksi a power dari 2, Z3, dan Z4, target. Daya variansi. SA mulasi yang inyal radar, dulasi pada ara teori dan

sinyal yang ya pengaruh yang sangat ekuensi radar t yaitu antara gelombang um kecepatan tor propagasi Watt, asumsi ction) σ = 10 ngin vw = 10 θ3dB = 1.5º  7-3539 (2301-9 Data parame (a) (b) Gambar. ditamp pada ga probab disingk PD min A. Ana deteksi Dar radar dengan knots. S B. An radar Pad pengaru Pada ta besarny Dar bentuk bahwa yang b nilai SN semaki gagal, k PD lebi 0 0 0 0 0 0 Pow er 0 0 0 0 0 0 0 Pow er 9271 Print) a hasil simula eter kecepatan 7. Grafik Hasil Si

ilkan pada gam ambar 8 merup ilitas deteksi ( kat PD. Sesuai imum ditentuk alisa pengaruh i radar

i data hasil sim ini mempuny n rentang kecep Sedikit lebih b nalisa pengaru a analisa se uh besarnya SN ahap ini dilakuk ya PD dari mas i data-data yan sinyal radar radar CW ma aik (PD min=0 NR 10 dB in banyak terja karena dari beb ih dari 0,90. M 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 10 15 2 0 .02 .04 .06 .08 0.1 .12 .14 .16 10 15 20 asi perbanding target yang ber

imulasi output NB

mbar 7 dalam b pakan data has (Probability of dengan refere kan sebesar 0.9 kecepatan targ mulasi pada ra yai kemampua patan antara 15 aik daripada C uh SNR terha elanjutnya, ak NR terhadap k kan 100 kali si ing-masing pro ng telah dipero gelombang k ampu bertahan 0,90) hingga SN B, hasil deteksi adi kesalahan d berapa variasi Maka, deteksi p 20 25 30 35 Target Speed 0 25 30 35 4 Target Spee gan output NB rvariasi dari 10 BF (a) CW (b) Puls bentuk grafik, sil simulasi unt

f Detection), ensi [4], bahw

0=90%.

rget terhadap k

adar pulsa, terl an deteksi un 5 knots sampai CW radar. adap kemampu kan dibahas kemampuan det imulasi untuk m oses deteksi. oleh pada gamb

kontinyu (CW n dengan kuali NR bernilai 15 i semakin bur deteksi. Hal in kecepatan terl pada nilai SNR 40 45 50 55 d 40 45 50 55 d A-238 BF dengan 0-70 knots sa sedangkan tuk melihat yang biasa wa besarnya kemampuan ihat bahwa ntuk target dengan 60 uan deteksi mengenai teksi radar. mengetahui bar 8, pada W), terlihat itas deteksi 5 dB. Pada ruk, karena i dikatakan lihat bahwa R 10 dB 60 65 70 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 60 65 70 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5

(5)

 

   

dapat dikatakan gagal karena hasilnya tidak memenuhi PD minimum.

(a)

(b)

Gambar. 8. Grafik Hasil Simulasi Probability of Detection (a) CW (b) Pulsa

Sedangkan untuk radar dengan bentuk sinyal pulsa, keberhasilan deteksi pada SNR 20 dB. Pada deteksi dengan nilai SNR tersebut, masih di atas batas bawah PD=0,90. Kecuali pada kecepatan 60 knots, terlihat bahwa PD sangat rendah. Artinya pada kecepatan ini, radar pulsa gagal mendeteksi target. Hal ini disebabkan karena radar pulsa mempunyai batas kemampuan deteksi maksimum mendekati 60 knots. Sehingga untuk deteksi pada kecepatan 60 knots dikatakan gagal, walaupun pada percobaan sebelumnya, radar mampu mendeteksi target bergerak dengan kecepatan hingga 60 knots. Kemudian untuk SNR

20 dB, deteksi juga gagal karena PD mempunyai harga di bawah 0,90. Artinya, radar pulsa mempunyai ketahanan yang lebih rendah terhadap noise.

B. Analisa deteksi frekuensi Doppler pada radar CW dan pulsa

     Simulasi yang terakhir adalah analisa mengenai deteksi terhadap kecepatan target. Target yang telah terdeteksi keberadaannya sebelumnya, diambil data pergeseran

Doppler-nya, kemudian dikonversi kembali ke data kecepatan target.

Gambar 4.5 Hasil Deteksi Kecepatan pada Radar CW dan Pulsa

Pada grafik 4.5 di atas, terlihat dengan jelas perbandingan deteksi kecepatan dari kedua bentuk sinyal radar. Pada radar CW, hasil deteksinya sama dengan perhitungan secara teori untuk semua variasi kecepatan dari 10-70 knots. Hal ini berarti bahwa radar CW dapat mendeteksi kecepatan secara akurat. Sedangkan untuk radar pulsa, mempunyai grafik yang bergeser dari perhitungan teorinya. Hanya pada kecepatan 60 knots, radar pulsa dapat mendeteksi kecepatan secara akurat. Oleh karena itu, radar CW mempunyai kemampuan yang lebih baik pada deteksi kecepatan.

IV. KESIMPULAN

Dari simulasi dan analisa data yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Parameter kecepatan target mempengaruhi kemampuan deteksi dari kedua bentuk sinyal radar akibat adanya pergeseran spektrum yang ditimbulkan oleh besarnya frekuensi Doppler. Pada clutter terdistribusi Rayleigh, Radar CW mempunyai kemampuan deteksi yang lebih baik pada target bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi, karena mampu mendeteksi target dengan kecepatan 20 - 65 knots. Sedangkan radar pulsa mempunyai kemampuan deteksi yang lebih baik untuk target bergerak pada kecepatan target rendah yaitu pada kecepatan 15 - 55 knots.

2. Besarnya SNR berpengaruh pada hasil deteksi radar, baik bentuk pulsa maupun gelombang kontinyu. Semakin besar SNR, maka Probability of Detection (PD) akan semakin besar. Sebaliknya, jika SNR semakin kecil, maka PD juga semakin kecil. Pada clutter

terdistribusi Rayleigh, radar CW mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap noise daripada radar pulsa karena kemampuannya mampu mendeteksi target bergerak dengan baik sampai SNR bernilai 15 dB. Sedangkan radar pulsa terbatas pada nilai SNR 20 dB. 3. Pada radar CW, hasil deteksinya sama dengan

perhitungan secara teori untuk semua variasi kecepatan dari 10-70 knots. Hal ini berarti bahwa radar CW dapat mendeteksi kecepatan secara akurat. Sedangkan untuk radar pulsa, mempunyai grafik yang bergeser dari perhitungan teorinya. Hanya pada kecepatan 60 knots, radar pulsa dapat mendeteksi kecepatan secara akurat. Oleh karena itu, radar CW mempunyai kemampuan yang lebih baik pada deteksi kecepatan.

0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 5 10 15 20 25 30 PD SNR (dB) 10 20 30 40 50 60 70 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 5 10 15 20 25 30 PD SNR (dB) 10 20 30 40 50 60 70 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 200 300 400 500 600 700 K ecepa ta n tar get (knots) Doppler shift (Hz) Teori Radar CW Radar Pulsa

(6)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-240

 

   

DAFTAR PUSTAKA

[1] Qin Hua, Cha Hao, Zhou Mo. “Simulation and Modeling of Radar Echo Signal”. Institute of Ocean Electromagnetic Environment Naval University of Engineering Wuhan, China. 2012.

[2] Mahafza, Bassem R. “Radar System Analysis and Design Using Matlab”. Chapman& Hall/CRC. Washington DC. 2000.

[3] Barton, David K. “Radar Technology Encyclopedia”. Artech House. Boston. 1998.

[4] Eaves, Jerry L and Reedy, Edward K. “Principles of Modern Radar”.

Van Nostrand Reinhold Company Inc. USA. 1987

[5] Keith D. Wards, Robert JA Tough, Simon Watts. “Sea Clutter: Scattering, the K-Distribution, and Radar Performance”. IET Radar, Sonar and Navigation Series 20. London. 2006

[6] M. Janes Marrier, Jr. “Correlated K-Distributed Clutter Generation for Radar Detection and Track”. IEEE Transactions On Aerospace And Electronic Systems Vol. 31, No. 2. Minneapolis, Minnesota. 1995 [7] Merrill L, Skolnik. “Introduction to Radar System”, Second Edition.

Gambar

Gambar 4.5 Hasil Deteksi Kecepatan pada Radar CW dan Pulsa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan

Perhatikan Saat memasang hard drive kedua pada ruang drive eksternal 3,5 inci, sambungkan kabel daya dan kabel data ke bagian belakang drive dan sambungkan ujung kabel data yang lain

Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah wajib menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menempatkan prinsip kemanusiaan sebagai satu-satunya

4.6.1 Dokumen lama, yang digantikan oleh dokumen yang direvisi, disingkiran dari tempat pemakaiannya oleh pemegang dokumen atau ditarik kembali oleh pengendali dokumen

Diharapkan hasil lokakarya ini dapat diimplementasikan oleh pendamping dan motivator desa dalam menjalankan pendampingan kedepan yang lebih terintegrasi pada desa-desa

demikian, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik bio-slurry cair dan waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.)..

Penyampaian salinan izin usaha pertambangan operasi produksi untuk penjualan dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang komoditas tambangnya bersala dari 1 (satu) daerah