• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gugus Simbar Jaya kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo. Adapun yang dijadikan sebagai objek penelitian ada 3 SD yaitu SD Negeri 1 Wonoroto, SD Negeri 1 Wonosroyo, dan SD Negeri 2 Wonosroyo. Semuanya yang diteliti adalah siswa kelas V pada mata pelajaran IPS semester II. Jumlah siswa untuk SD Negeri 1 Wonoroto adalah 39 siswa, untuk SD Negeri 1 Wonosroyo berjumlah 14 siswa, dan untuk SD Negeri 2 Wonosroyo berjumlah 26 siswa, jadi total keseluruhan adalah 79 siswa.

SD Negeri Wonosroyo beralamat di dusun Serang RT 01, RW 01 Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Jumlah guru yang mengajar dan staf karyawan di SD tersebut berjumlah 14 orang, yang terdiri dari 8 guru sudah pegawai negeri, 1 orang lagi sebagi penjaga sekolah, serta 5 orang merupakan guru wiyata bhakti. Kepala SD Negeri 1 Wonosroyo adalah Bapak Parju Spd. Adapun keadaan fisik bangunan SD Negeri 1 Wonosroyo, memiliki 8 ruang yang terbagi 6 ruangan untuk ruang kelas, yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 ruang untuk kantor dan perpustakaan, 1 bangunan ruangan untuk kamar mandi. Jumlah siswa yang diteliti di SD Negeri 1 Wonosroyo adalah 14 siswa, yang merupakan siswa kelas V.

SD Negeri 2 Wonosroyo beralamat di jalan Ki Sangin Wonosroyo RT 03 RW 02 Desa Wonosroyo Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo.jumlah guru dan karyawan yang bekerja di SD Negeri 2 Wonosroyo adalah 10 orang yang terdiri dari 7 guru yang sudah pegawai negeri, 1 penjaga sekolah dan 2 guru wiyata bhakti. Kepala SD Negeri 2 Wonosroyo adalah Bapak Alpandi Spd. SD Negeri 2 Wonosroyo memiliki 10 banguanan, yang terdiri dari 6 bangunan untuk ruang kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 bangunan ruang untuk kantor, 2 bangunan untuk perpustakaan dan UKS, 1 bangunan ruang untuk kamar mandi. Jumlah

(2)

siswa yang diteliti di SD Negeri 2 Wonosroyo adalah 26 siswa, yang merupakan siswa kelas V

SD Negeri 1 Wonoroto beralamat di dusun Wonoroto RT 01 desa Wonoroto Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Jumlah guru dan karyawan yang bekerja di SD Negeri 1 Wonoroto adalah 10 orang, yang terdiri dari 9 guru. Dari kesembilan guru yang sudah tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil 8 guru, dan 1 guru kelas yang masih wiyata bhakti, 1 karyawan yang bekerja di bagian tata usaha serta 1 orang lagi sebagai penjaga sekolah. Kepala SD Negeri 1 Wonoroto adalah Bapak Pandi. Jumlah siswa yang diteliti di SD Negeri 1 Wonoroto adalah 39 siswa, yang merupakan siswa kelas V.

4.2 Uji Validitas dan reliablitas

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Corrected Item Total Correlation yang diproses dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS Versi 16. Instrumen disebut valid apabila memiliki koefisien corrected item total correaltion ≥ 0,21 (Ali, 1987)).

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Item1 14.5696 10.684 .222 .721 Item2 14.4177 10.503 .379 .707 Item3 14.4177 10.682 .305 .713 Item4 14.4304 10.607 .324 .712 Item5 14.5443 10.508 .291 .714 Item6 14.4304 10.864 .221 .720 Item7 14.4810 10.561 .304 .713 Item8 14.4557 10.713 .263 .716 Item9 14.4810 10.612 .285 .715 Item10 14.5063 10.510 .308 .713 Item11 14.4557 10.713 .263 .716 Item12 14.5823 10.016 .447 .699 Item13 14.5190 10.561 .284 .715 Item14 14.4430 10.788 .242 .718

(3)

Item15 14.4304 10.838 .231 .719 Item16 14.5316 10.560 .278 .715 Item17 14.4557 10.661 .282 .715 Item18 14.3797 10.931 .236 .718 Item19 14.4937 10.586 .287 .714 Item20 14.5443 10.431 .318 .712

Tampak pada Tabel 4.1 di atas, dari 20 item yang diuji secara keseluruhan memiliki nilai corrected item Total Correlations lebih data batas 0,21. Nilai paling rendah sebesar 0,221 (item nomor 6) dan nilai paling tinggi sebesar 0,447 (item nomor 12). Oleh karena seluruh butir item memiliki nilai Corrected Item Total Correaltion di atas 0,21 maka instrument dinyatakan valid.

Setelah diuji validitasnya kemudian item-item dari instrument diuji reliabilitas (keandalannya). Kriteria reliabilitas hasil uji menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995). Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Berikut disajikan hasil uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.725 20

Selanjutnya pada tabel 4.2 diketahui nilai koefisien Cronbach’s Aplha sebesar 0,725. Menurut kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995), koefisein alpha sebesar 0,725 tergolong dapat diterima. Dengan demikian

(4)

dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan tergolong valid dan memiliki reliabilitas yang dapat diterima.

4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Sebelum dilakukan analisis dan pembahsan, terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran umum tentang keadaan subjek berkaitan dengan variabel yang diteliti. Gambaran umum tersebut berupa nilai-nilai statistik yang meliputi nilai-nilai mean, standar deviasi, nilai-nilai minimum dan nilai-nilai maksimum. Hasil perhitungan statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian Pada Masing-Masing Kelompok

Prestasi Siswa N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum

Wonoroto 39 78,97 11,07 50 100 Wonosroyo 1 14 75,71 11,91 50 95 Wonosroyo 2 26 79,23 10,55 60 100 Berkelompok 42 85,48 7,39 70 100 Individual 37 70,54 8,80 50 90 Total 79 78,48 10,99 50 100

Tampak pada tabel diatas, ditinjau berdasar sekolah, SD Wonosroyo 2 memiliki rata-rata prastasi belajar paling tinggi yaitu 79,23, disusun dengan SD Wonoroto dan terakhir SD Wonostroyo 1 dengan rata-rata sebesar 75,71. Sedangkan ditinjau dari kelompok, tampak siswa yang berkelompok dalam mengerjakan PR memiliki rata-rata sebsar 85,48. Rata-rata tersebut lebih tinggi dibanding prestasi siswa yang mengerjakan PR secara individual dengan rata-rata sebesar 70,54.

Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran prestasi belajar digunakan 4 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Oleh karena jumlah item yang digunakan sebanyak 20 item, banyaknya pilihan jawaban 2 dengan skoring dari 0 dan 1 maka peluang skor tertinggi adalah 1 x 20= 20 dan

(5)

skor terendah adalah 0 x 20 = 0. Kemudian skor yang diperoleh dikonversi dalam skala 100 dengan cara skor x 5, berarti nilai tertinggi yang dapat diraih oleh subjek adalah 100 ( dari 20 x 5) dan nilai terendah tetap nol. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut:

25 4 0 100      i Kriteria banyaknya Min Nilai Max Nilai i

Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel prestasi belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:

Interval Kategori

78 -100 Sangat Tinggi (ST)

52 – 77 Tinggi (T)

26 – 51 Rendah (R)

0 -25 Sangat Rendah (SR)

Berdasar pada interval yang sudah disusun di atas, tampak bahwa SD Wonoroto memiliki rata sebesar 78,97 dan SD Wonosroyo 2 memiliki rata-rata sebesar 79,23. Kedua rata-rata-rata-rata tersebut berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian rata-rata prestasi siswa di SD Wonoroto dan SD Wonosroyo berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata prestasi belajar siswa SD Wonosroyo 1 memiliki rata-rata sebesar 75,71 yang berada pada kategori tinggi. Berdasar kelompok, diketahui bahwa siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok memiliki prestasi belajar pada kategori sangat tinggi yang ditunjukkan oleh rata-rata sebesar 85,48, sedangkan siswa yang mengerjakan PR secara individu memiliki prstasi belajar pada kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 70,54. Secara keseluruhan, tampak bahwa prestasi siswa yang diteliti memiliki rata-rata prestasi belajar pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata sebesar 78,48 dan standar deviasi sebesar 10,99.

(6)

Tabel 4.5

Kategorisasi Hasil Pengukuran Prestasi Belajar Siswa Berdasar Sekolah

Nilai Kriteria Mean

(Stdev)

Wonoroto Wonosroyo1 Wonosroyo2

N % N % N % 76 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 78,48 (10,99) 25 64 6 42,9 16 62 51 ≤ x ≤ 75 Tinggi 13 33 7 50,0 10 38 26 ≤ x ≤ 50 Rendah 1 3 1 7,1 0 0 0 ≤ x ≤ 25 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0 Jumlah 39 100 14 100 26 100

Keterangan : x = Prestasi belajar

Pada Tabel 4.5 di atas, tampak bahwa prestasi belajar siswa pada SD Wonoroto terdapat 64% siswa yang memiliki prestasi belajar pada kategori sangat tinggi, 33% siswa memiliki prestasi pada kaetgori tinggi dan 3% pada kaetgori rendah. Keadaan ini mirip dengan keadaan di SD Wonosroyo 2, dimana 62% siswa memiliki prestasi belajar pada kategori sangat tinggi dan 38% siswa memiliki prestasi belajar pada kategori tinggi. Sedangkan pada SD Wonosroyo 1 tampak kebanyakan siswa memiliki prestasi belajar pada kategori tinggi (50%) dan sangat tinggi (42,9%).

Tabel 4.5

Kategorisasi Hasil Pengukuran Prestasi Belajar Siswa Berdasar Kelompok

Nilai Kriteria Mean

(Stdev) Berkelompok Individual N % N % 76 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 78,48 (10,99) 38 90 9 24,3 51 ≤ x ≤ 75 Tinggi 4 10 26 70,3 26 ≤ x ≤ 50 Rendah 0 0 2 5,4 0 ≤ x ≤ 25 Sangat rendah 0 0 0 0 Jumlah 42 100 37 100

(7)

Pada Tabel 4.5 di atas, tampak bahwa pada kelompok siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok terdapat 38 siswa (90%) yang memiliki prestasi pada kategori sangat tinggi, dan 4 siswa (10%) yang memiliki prestasi apda kategori tinggi. Tidak ada satupun siswa pada kelompok tersebut yang memiliki prestasi rendah atau sangat rendah. Berbeda halnya dengan kelompok siswa yang mengerjakan PR secara individual. Tampak kebanyakan siswa yang mengerjakan PR secara individual memiliki prestasi belajar pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 26 siswa (70,3%), bahkan ada 2 siswa (5,4%) yang memiliki prestasi pada kaetgori rendah. Namun demikian masih ada 9 siswa (24,3%) yang memiliki prestasi belajar pada kategori sangat tinggi.

4.4 Analisis Data 4.4.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sampel – Kolmogorov – Smirnov Test. Yang diharapkan dari hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sampel – Kolmogorov – Smirnov Test adalah tidak signifikan (atau p > 0,05). Hasil uji normalitas disajikan pada table berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan Siswa Mengerjakan PR Berkelompok 0,982 0,290 Normal Siswa Mengerjakan PR Individual 0,951 0,326 Normal

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor nilai prestasi belajar untuk siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok memiliki koefisien kolmogorov sebesar 0,982 signifikansi sebesar 0,290. Oleh karena signifikansi hasil perhitungan > 0,05, maka distribusi data variable prestasi belajar siswa yeng

(8)

mengerjakan PR secara berkelompok tergolong normal. Demikian juga distribusi data skor untuk siswa yang mengerjakan PR secara individual tergolong normal, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove sebesar 0,951 dengan singnifikansi 0,326 (p > 0,05). Dengan demikian, uji syarat normalitas terpenuhi. Hasil uji normalitas secara lengkap disajikan pada lampiran.

4.4.2 Uji Beda Rata-rata

Berdasar statistic deskriptif diketahui bahwa siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok memiliki rata-rata sebesar 85,476, sedangkan siswa yang mengerjakan PR secara individu memiliki rata-rata sebesar 70,54. Dengan demikian kedua kelompok memiliki selisih rata-rata sebesar 14,93. Jika selisih tersebut signifikan secara statistic berarti memang ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mengerjakan PR berkelompok dan siswa yang mengerjakan PR individual. Siswa yang mengerjakan PR berkelompok lebih tinggi prestasinya disbanding siswa yang siswa yang mengerjakan PR secara individual. Namun jika selisih tersebut tidak signifikan, berarti antara siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok dengan siswa yang mengerjakan PR secara individu tidak memiliki perbedaan prestasi belajar. Berikut hasil uji beda prestasi kedua kelompok siswa tersebut.

Tabel 4.7

Hasil Uji Beda Rata-Rata

Perbedan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kelompok Siswa

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Difference Prestasi Siswa Equal variances assumed .477 .492 8.196 77 .000 14.935 1.82227 Equal variances not

assumed 8.106 70.67 .000 14.935 1.84257

Sebelum menentukan hasil uji beda (uji t), terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan varian. Tampak pada table 4.7 di atas, uji kesamaan variance

(9)

menggunakan Levene’s Test statistic. Pada kolom Levene’s test diperoleh nilai F hitungs ebesar 0,477 dengan signifikansi sebesar 0,492. Oleh karena nilai signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variance kedua kelompok sama atau tidak ada perbedaan variance. Dengan demikian, uji t dilakukan dengan asumsi variance sama. Berdasar asumsi varian sama, maka tampak hasil uji t memperoleh nilai t hitung sebesar 8,106 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sigifnikan prestasi belajar siswa antara siswa yang mengerjakan PT secara berkelompok dengan siswa yang mengerjakan PR secara individual. Siswa yang mengerjakan PR berkelompok lebih tinggi prestasinya disbanding siswa yang siswa yang mengerjakan PR secara individual

4.5 Pembahasan

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa kelompok siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok memiliki prestasi yang lebih tinggi dibanding siswa yang mengerjakan PR secara individual. Secara statistic, perbedaan tersebut terbukti signifikan. Siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok dapat memiliki prestasi yang lebih baik disbanding yang mengerjakan secara individual disebabkan karena siswa yang mengerjakan PR secara berkelompok akan timbul suatu hubungan yang saling menguntungkan antar peserta dalam kelompok. Dalam pengeerjaan secara berkelompok akan terjadi interaksi antara siswa yang pintar dan yng biasa-biasa saja. Siswa yang menguasai persoalan akan semakin baik kamampuannya karena ia membelajari siswa yang lain. Dengan mengajari yang lain, secara otomatis siswa tersebut semakin mahir/ahli menguasai persoalan sehingga kemampuan atau prestasinya meningkat. Sedangkan siswa yang kurang pintar, dengan adanya bantuan dari temannya yang pintar menjadi lebih mampu disbanding sebelumnya. Siswa berani bertanya (berdiskusi) dengan teman yang lain jika ada yang tidak dimengerti. Dengan cara demikian, siswa yang kurang mampu menjadi meningkat kemampuannya dengan kata lain prestasinya meningkat.

(10)

Pendekatan kelompok yang diwujudkan dengan mengerjakan PR secara berkelompok diharapkan akan tumbuh sikap menghargai pendapat orang lain, terbina sikap kesetiakawanan sehingga memudahkan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar yang muncul dikelas maupaun ketika mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Solidaritas antar siswa juga akan terbentuk, dalam wujud saling membantu satu dengan yang lainya. Siswa dapat saling membandingkan hasil pekerjaanya, dan jika ada jawaban yang tidak sama, maka siswa dapat mengetahui letak kesalahannya dan selanjutnya siswa dapat memperbaiki jawabannya. Dengan adanya teman yang sejajar, membuat siswa bearni bertanya kepada teman yang dianggapnya pintar, sehingga mereka yang mengalami kesulitan akan dengan suka hati belajar dari teman sendiri. Berbeda halnya jika siswa belajar dengan guru, kadang siswa yang belum mengerti takut untuk bertanya, sehingga siswa tetap tidak mengerti pelajaran yang didapat dari guru.

Keadaan siswa yang belajar secara berkelompok berbeda dengan siswa yang belajar secara individu. Siswa yang mengerjakan PR secara individu, cenderung menggunakan seluruh kemampuan dirinya tanpa ada pembanding. Bagi siswa yang pintar, mungkin tidak jadi permasalahan, karena biasanya mereka sudah mengerti melalui pelajaran dikelas. Permasalahan muncul bagi siswa yang kurang pintar atau tergolong biasa-biasa saja. Mereka memerlukan pengulangan pelajara untuk benar-benar mampu memahami pelajaran. Pengulangan tersebut dapat mereka peroleh melalui pengerjaan PR. Pada saat mengerjakan PR, siswa yang belum mengerti tentu saja akan kesulitan. Beruntung bagi mereka yang memiliki orang tua yang mampu dan mau membantunya. Bagi siswa yang kesulitan dan orang tuanya tidak mampu membantunya, maka siswa akan tetap kesulitan dan merasa terbebani dengan PR. Mereka juga tidak bisa bertanya kepada teman-temannya, karena mereka mengerjakan sendiri. Mereka juga tidak bisa berdiskusi, dan membandingkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan temannya, sehingga mereka tidak mengerti apakah jawabannya benar atau tidak. Keadaan inilah yang sering terjadi pada siswa yang mengerjakan PR secara individual. Sehingga prestasi mereka secara rata-rata kalah dengan siswa yang mengerjakan secara berkelompok.

(11)

Seperti telah diketahui, bahwa tujuan dari pemberian tugas pekerjaan rumah adalah memberikan latihan bagi siswa sehingga siswa mampu mengembangkan kreativitas, inisiatif, dan tanggungjawabnya sehingga tugas ini dapat diberikan sevara individu maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Berden (1999) bahwa terdapat empat tujuan tugas pekerjaan rumah, yaitu : 1)latihan, bertujuan menolong siswa mengusai keterampilan tertentu dan menguatkan materi yang telah disampaikan dikelas, 2) persiapan, bertujuan menyiapkan siswa menghadapi pelajaran yang akan dibahas, 3) pendalaman, bertujuan melampaui informasi yang didapat dikelas dan untuk menstransfer keterampilan serta ide baru pada stuasi yang baru, dan 4) kreativitas, bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan terlibat dalam aktivitas memecahkan masalah. Bagi siswa yang pintar dan berbakat pemberian tugas rumah dapat menjadi tantangan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, dalam hal ini guru dapat memberikan tugas khusus kepada siswa yang berbakat untuk menjadi tutor sebaya bagi teman yang lain baik secara individual maupun secara kelompok. Sehingga anak pintar tersebut menjadi semakin pintar, sedangkan siswa yang belum pintar menjadi pintar dengan bantuan “si pintar” tadi.

Dengan pemberian pekerjaan rumah guru dapat mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa. Bagi siswa sendiri dengan pemberian pekerjaan rumah dapat memperdalam dan memperjelas materi yang diberikan guru tanpa pengawasan langsung dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Devine (1987) bawha pekerjaan rumah atau home work adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa ketika mereka tidak sedang berada dalam pengawasan langsung dari guru mereka. Dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru siswa dilatih untuk mengulang materi pelajaran dan berusaha untuk memecahkan kesulitan belajar itu sehingga apabila tugas dilaksanakan secara teratur dengan bantuan guru akan dapat memecahkan kesulitan yang dialami oleh siswa. Berdasarkan teori belajar bahwa belajar merupakan produk dari proses pengulangan. Dengan latihan mengerjakan pekerjaan rumah diharapkan siswa akan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru dan siswa dapat

(12)

menguasai materi yang diberikan oleh guru dengan baik maka akan meningkat prestasi belajar siswa.

Pemberian tugas PR dangan cara kelompok dapat memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa dalam mengaktualisasikan diri terhadap kelompok belajarnya karena. Brunner (1966) dalam Silberman (2004) menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan akan resiprositas (hubungan timbalbalik). Selanjutnya disebutkan bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang dapat dimanfaat kan guru untuk menstimulasi kegiatan belajar. Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi tugas yang menuntut mereka untuk tergantung satu sama lain untuk mengerjakan merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Manfaat secara berkelompok tersebut tidak dapat diperoleh oleh siswa yang mengerjakan PR secara individu.

Gambar

Tabel 4.1  Hasil Uji Validitas
Tabel 4.5  Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

(IM), selanjutnya diberikan preparat oral atau dengan diet.. Jenis makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah susu. Dalam pemilihan jenis makanan

Meskipun demikian berdasarkan data-data hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan takaran pupuk kandang babi 25 t/ha dengan

Secara garis besar data yang akan diselidiki dalam penelitian ini berupa kuat tekan, modulus elastisitas, dan serapan air, maka pengumpulan data didasarkan dengan

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak

KETUA LIAISON PENASEHAT MEDIS HUMAS KEAMANAN OPERASIONAL YAN SOSIAL YAN PENUNJANG YAN MEDIS KES PETUGAS PSIKOLOG LAB RAD FARMASI TREAMENT IN-PATIENT BEDAH IBU &amp; ANAK

Berdasarkan hasil peluang hidup tersebut diperoleh premi yang dibayarkan oleh peserta asuransi dengan menggunakan premi m kali pembayaran dalam setahun berdasarkan

Semakin tinggi tingkat probabilitas audit dapat mempengaruhi psikologis wajib pajak, antara lain (1) ketakutan wajib pajak bila teraudit dan ada penggelapan pajak, (2) wajib

1) Reksa dana tertutup (Closed-End Fund), yaitu reksa dana yang tidak dapat membeli saham-saham yang telah di jual kepada pemodal. Artinya, pemegang saham tidak dapat memjual