• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 17 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK

Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 temang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Gresik tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian kekayaan Daerah perlu disesuaikan;

b. Bahwa untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu mengatur kembali Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dengan menetapkan dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tirnur (Berita Negara tahun 1950n No. 41);

2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara tahun 1981, No. 76, Tambahan Lembaran Negara No. 3209);

3. Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 41. Tambahan Lembaran Negara No. 3685);

4. Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Lernbaran Negara tahun 2000 No. 246. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

(2)

5. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 No. 125. Tambahan Lembaran Neuara No. 4437):

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara tahun 2000 No. 54. Tambahan Lembaran Negara No. 3952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 lentang Retribusi

Daerah (Lembaran Negara tahun 2001 No. 119. Tambahan Lembaran Negara No.4139);

8. Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1999 tentang Tehnik penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara tahun 1999 No. 70).

Dengan Persetujuan

DEWAN PER WAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gresik;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Gresik;

4. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik;

5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Gresik; 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Gresik;

7. Satuan Pemegang Kas adalah Unit yang dipimpin pemegang Kas yang melaksanakan masing masing fungsi Keuangan Daerah;

(3)

8. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

9. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberi oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;

10. Badan adalah Suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, dana Pensiun. Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk Badan Usaha Lainnya;

11. Jasa Usaha adalah Jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnva dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

12. Kekayaan Daerah adalah Kekavaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Gresik yang meliputi: Tanah, bangunan, tempat olah raga, laboratorium, alat berat, kendaraan dan saluran;

13. Retribusi pemakaian kekayaan Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pembayaran atas pelayanan pemakaian kekayaan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gresik;

14. Masa Retribusi adalah Suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perijinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang;

16. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terhutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah;

17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat SKRDKBT adalah Surat ketetapan yang menentukan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan;

(4)

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKRDLB adalah Surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan penibayaran retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retnibusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang;

19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disin STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;

20. Surat Keputusan Keberatan;

21. Pemeriksaan adalah Serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah dan Retribusi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah dan Retribusi;

22. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Perpajakan Daerah dan Retribusi adalah Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumnpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah dan Retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama retribusi pemakaian kekayaan Daerah dipungut Retribusi atas pemakaian kekayaan yang dimiliki dan atau dikelola Pemerintah Daerah.

Pasal 3

Obyek Retnibusi adalah pelayanan pemberian hak pemakaian kekayaan Daerah untuk jangka waktu tertentu yang meliputi :

a. pemakaian tanah;

b. pemakaian bangunan (gedung. rumah dinas, gedung olah raga); c. tempat olah raga (Lapangan);

d. laboratorium; e. kendaraan; f. alat-alat berat dan

(5)

g. saluran

h. Kekayaan Daerah lainya.

Pasal 4

(1) Subyek Retribusi adalah Orang pribadi atau badan yang mendapatkan hak untuk menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah;

(2) Wajib Retribusi adalah Orang atau Badan yang menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang diwajibkan untuk membayar Retribusi.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi pemakaian kekayaan Daerah digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat Penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis, jangka waktu dan luas klasifikasi parameter pemakaian kekayaan Daerah.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi pemakaian kekayaan Daerah didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha sejenis yang beroperasi secara professional dan berorientasi pada harga pasar.

(6)

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

Struktur dan besarnya tarif Retribusi pemakaian kekayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

BAB VII

RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 9

Retribusi terhutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD, STRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10

Retribusi pemakaian kekayaan Daerah dipungut di wilayah Daerah.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara Bruto ke Kas Daerah.

BAB X

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 12

Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap buian dan besarnya Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

(7)

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 13

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus; (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat lambatnya 15 (lima

belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan STRD;

(3) Tata cara pembayaran, Penyetoran, tempat pembayaran retribusi disetor secara Bruto ke Kas Daerah.

BAB XII

PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan. keringanan dan pembebasan retribusi:

(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kernampuan wajib retribusi;

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi akan ditetapkan oleh Bupati;

(4) Permohonan Keringanan sewa rumah Dinas disampaikan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Umum.

BAB XIII

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15

(1) Retribusi yang terhutang berdasarkan SKRD, SRD, SKRDKB, SKRDKBT, SKRDLB, STRD. Surat Keputusan Pembetulan. Surat Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa;

(2) Penagihan Retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang undangan yang berlaku.

(8)

BAB XIV

TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 16

(1) Wajib retribusi harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi;

(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan hutang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Bupati;

(3) Apabila perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdapat sisa, kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran retribusi selanjutnya.

Pasal 17

(1) Dalam hal kelehihan pembayaran Retribusi yang rnasih tersisa setelah dilakukan perhitungan sebagaimana dimaksud Dalam Pasal 16, diterbitkan SKRDLB paling lambat 60 (Enam Puluh) hari sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi;

(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembalikan kepada wajih Retribusi paling lambat 60 (Enam Puluh) hari sejak diterbitkan SKRDLB;

(3) Pengembalian kelebihan pernbayaran Retribusi dilakukan setelah lewat waktu 60 (Enam Puluh) hari sejak diterbitkannva SKRDLB. Bupati memberikan imbalan hungan 2 % (Dua Perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi.

Pasal 18

(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar kelebihan retribusi;

(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud Dalam Pasal 17 diterbitkan bukti pemindabukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.

(9)

BAB XV KADALUWARSA

Pasal 19

(1) Penagihan Retribusi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutang retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa;

b. ada pengakuan hutang retribusi dan wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XVI

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA

Pasal 20

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena kadaluwarsa dapat dihapus;

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB XVII PENGAWASAN

Pasal 21

Bupati menunjuk Pejabat untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

BAB XVIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 22

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam denda pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang;

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

(10)

BAB XIX PENYIDIKAN

Pasal 23

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah di beri wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah sebagaimana dimaksud Dalam Undang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan

atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dan orang atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan

dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melekukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan terlaga ahii dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(11)

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 06 tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 25

Hal-hal yang beluni cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 26

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik.

Ditetapkan di : Gresik Pada tanggal : 22 Mei 2004

BUPATI GRESIK TTD

Drs. KH. ROBBACH MA’SUM, MM Diundangkan di Gresik

Pada tanggal 29 Mei 2004

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK

TTD

Drs. SUTARDJI, MSi Pembina Tk. I NIP. 010 153 194

(12)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 17 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

I. PENJELASAN UMUM

Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Pemakaian Kekayaan Daerah merupakan lingkup Retribusi jasa usaha yang dapat dipungut retribusinya.

Agar supaya tanah, bangunan, tempat olah raga, laboratorium, kendaraan, alat-alat berat dan saluran yang merupakan kekayaan Daerah, yang dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat dapat dipelihara kelangsungannya diperlukan pembiayaan yang memadahi.

Seiring dengan adanya kenaikan barang-barang kebutuhan guna pemeliharaan dan adanya penyesuaian tarif listrik dan air, retribisi pemakain kekayaan Daerah perlu disesuaikan untuk menutup biaya operasional.

II. PASAL DEMI PASAL

(13)

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KAB. GRESIK NOMOR : 17 TAHUN 2004

TANGGAL : 29 NOPEMBER 2004

---

JENIS DAN TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

I. PEMAKAIAN TANAH DAN GEDUNG

A. Pemakaian Tanah

NO JENIS OBYEK PAJAK SATUAN RP

1 2 3 4 1 2 3 a b c d e f g 4 5 6 7 a b c d e f g

Pemakaian tanah untuk rumah kediaman per tahun ; Pemakaian tanah untuk kantor per tahun ;

Pemakaian tanah untuk usaha ekonomi per tahun ; Toko, Kios ; Warung/restoran ; Perusahaan ; Pompa bensin ; Tambak ikan/garam ; Pertanian/perkebunan ; Usaha Ekonomi ;

Pemakaian tanah untuk tontonan per hari ; Pemakaian tanah untuk hajat per hari ;

Pemakaian tanah untuk keperluan lain per hari ;

Pemakaian tanah untuk pemasangan kabel telepon/listrik per tahun ;

Saluran dan/ atau di sepanjang jalan ; Silangan di bawah tanah secara memotong ; Silangan di bawah tanah secara boring ; Silangan kabel di atas jalan ;

Manhole di bahu jalan ; Manhole di perkerasan jalan ;

Penempatan kabel telepon/listrik dengan menggunakan

M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 Ha Ha M2 Meter Silangan Silangan Silangan Manhole Manhole Silangan 2.100,00 3.000,00 5.400,00 5.400,00 4.500,00 21.000,00 180.000,00 90.000,00 600,00 300.,00 240,00 600,00 1.000,00 75.000,00 50.000,00 5.000,00 25.000,00 75.000,00 75.000,00

(14)

8

a b c

pipa saluran ;

Pemakaian tanah untuk pemasangan pipa saluran di bawah tanah atau urut sepanajang jalan per athun ;

0 sampai dengan 4 inci ;

lebih dari 4 inci sampai dengan 10 inci ; lebih dari 10 inci, setiap kelipatan 10 inci ;

Meter Meter Meter 750,00 1.000,00 1.500,00 9 a b c d 10 a b c d e f 11 a b c

Pemakaian tanah untuk pemasangan pipa saluran yang di bawah jalan per tahun ;

Secar boring

Secara memotong jalan sebesar 0 sampai dengan 4 inci Secara memotong jalan sebesar lebih dari 4 inci sampai dengan 10 inci

Lebih dari 10 inci, setiap kelipatan10 inci per tahun

Pemakaian tanah untuk lain-lain :

Penempatan utillitas untukjembatan per tahun Pemakaian tanah untuk papan reklame per bulan

1) Wilayah Kota Surabaya 2) Wilayah kota lainnya 3) Wilayah Kabupaten

Pemakaian tanah untuk pemasangan kain reklame/spanduk

Pemakaian tanah untuk terop dalam jangka waktu 5 (lima) hari :

1) Wilayah Kabupaten 2) Wilayah Surabaya

Penempatan utilitas yang berada di jembatan

Pemakaian tanah untuk keperluan jalan keluar masuk ke perusahaan atau industri per bulan

Pemakaian tanah untuk tempat pompa bensin per bulan : Biaya tetap untuk pompa dan tanki dengan perlengkapannya ;

Biaya tambahan untuk kios Pompa tambahan, tipa pompa

Silangan Silangan Silangan Silangan Meter M2 M2 M2 Bulan Meter Meter Meter M2 Bulan M2 Bulan 10.000,00 40.000,00 75.000,00 75.000,00 5.000,00 4.000,00 3.000,00 3.500,00 10.000,00 2.000,00 4.000,00 5.000,00 500,00 25.000,00 2.500,00 5.000,00

(15)

d e

Tanki tambahan

Untuk jalan keluar masuk ke pompa bensin

Bulan M2

15.000,00 500,00

B. Pemakaian Gedung

NO JENIS OBYEK PAJAK SATUAN RP

1 2 3 4 1 a b c d 2 a b

Gedung Nasional Indonesia Besarnya tarif retribusi gedung

1) Pemakaian Siang hari (pukul 06.00 s/d 15.00 Wib)

a) Sosial b) Perorangan 2) Penggunaan malam Hari

a) Sosial b) Perorangan

3) Penggunaan sehari semalam (Pukul 01.00 s/d 24.00 Wib)

a) Sosial b) Perorangan

4) Penggunaan mingguan ( 7 hari) 5) Penggunaan bulanan ( 31 hari) Retribusi persampahan

Retribusi parkir

Jasa kebersihan gedung

Gedung Olah Raga (GOR)

Untuk keperluan rapat atau keperluan yang diselenggarakan Instansi Pemerintah, Organisasi Sosial atau Politik :

1) Pemakaian pagi hari (06.00 s/d 15.00 Wib) 2) Pemakaian malam hari (16.00 s/d 05.00 Wib) Untuk keperluan resepsi atau pesta dan/atau pertunjukan yang bersifat Organisasi Kemasyarakatan/Keagamaan dan/atau Badan Hukum lain :

1) Pemakaian pagi hari (06.00 s/d 15.00 Wib)

Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari 300.000 400.000 400.000 500.000 600.000 700.000 4.200.000 17.400.000 0 6.000 40.000 100.000 100.000 150.000 200.000

(16)

c 3 a b c d e f g 4 a b 5 a b c 6 a

2) Pemakaian malam hari (16.00 s/d 05.00 Wib) Untuk keperluan Olah Raga :

1) Pemakaian pagi hari (05.00 s/d 11.00 Wib) 2) Pemakaian siang hari (12.00 s/d 18.00 Wib) 3) Pemakaian malam hari (19.00 s/d 23.00 Wib) 4) Pemakaian sehari semalam (01.00 s/d 24.00 Wib) 5) Pemakaian mingguan (7 hari)

6) Pemakaian bulanan (31 hari) 7) Pemakaian tahunan

Lapangan Tenis :

Penggunaan pagi hari (05.00 s/d 11.00 Wib) Penggunaan siang hari (12.00 s/d 18.00 Wib) Penggunaan malam hari (19.00 s/d 23.00 Wib) Penggunaan sehari semalam (01.00 s/d 24.00 Wib) Penggunaan mingguan (7 hari)

Penggunaan bulanan (31 hari) Penggunaan tahunan per lapangan

Gedung Pusat Latihan Kerja (PLK) Bunder :

Untuk keperluan pelatihan atau rapat atau pertemuan yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah, Organisasi Sosial atau Politik dengan rincian sebagai berikut :

1) Retribusi pemakaian ruang tidur per kamar 2) Retribusi pemakaian ruang kelas

3) Retribusi pemakaian ruang atau Balai Pertemuan Untuk keperluan resepsi atau pesta atau pertunjukan yang bersifat komersial yang dipergunakan untuk perorangan, Ormas/Keagamaan dan/atau Badan Hukum lain.

Lapangan Tlogo Dendo Pemakaian harian Pemakaian mingguan Pemakaian bulanan

Pemakaian Rumah Dinas Pemda Ibu Kota Kabupaten :

1) Type 100 Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Bulan Tahun Hari Hari Hari Hari Hari Minggu Bulan 250.000 25.000 25.000 30.000 80.000 520.000 2.400.000 28.000.000 25.000 25.000 35.000 85.000 520.000 2.400.000 28.000.000 50.000 50.000 100.000 200.000 500.000 3.400.000 14.500.000

(17)

b c 2) Type 70 3) Type 54 4) Type 45 5) Type 36 6) Type 21

Ibu Kota Kecamatan/Desa : 1) Type 100 2) Type 70 3) Type 54 4) Type 45 5) Type 36 6) Type 21 Tempat Terpencil : 1) Type 100 2) Type 70 3) Type 54 4) Type 45 5) Type 36 6) Type 21 Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan 75.000 60.000 45.000 37.500 22.500 18.500 52.500 35.000 26.000 22.500 15.000 11.500 45.000 26.000 22.500 18.500 11.500 7.500

II. PEMAKAIAN KENDARAAN/ALAT-ALAT BERAT

NO JENIS OBYEK PAJAK SATUAN RP

1 2 3 4 A 1 2 3 4 5 B 1 2 TARIF UMUM Buldozer, Kapasitas 110 Hp Whell Loader, Kapasitas 1 M 3 Exavator On Whwll, Kapasitas 30 ton Exavator On Track, Kapasitas 30 ton Pedestrian Roller, Kapasitas 05 – 2 ton

TARIF KEPENTINGAN UMUM Buldozer, Kapasitas 110 Hp Whell Loader, Kapasitas 1 M 3

Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari 319.000,00 235.000,00 235.000,00 488.850,00 35.000,00 159.500,00 117.500,00

(18)

3 4 5

Exavator On Whwll, Kapasitas 30 ton Exavator On Track, Kapasitas 30 ton Pedestrian Roller, Kapasitas 05 – 2 ton

Hari Hari Hari 117.500,00 244.425,00 17.500,00

Retribusi pemakaian kendaraan/alat-alat berat :

1. Retribusi untuk pemakaian per hari (pukul 07.00 s/d 15.00 Wib)

a. Mesin Gilas

NO TAHUNN PEMBUATAN

RETRIBUSI DALAM RUPIAH

6 – 8 ton 8 – 10 ton 12 – 14 ton

1 2 3 4 5 6 7 8

Sampai dengan tahun 1976 Tahun 1977 s/d 1980 Tahun 1981 s/d 1984 Tahun 1985 s/d 1988 Tahun 1989 s/d 1992 Tahun 1993 s/d 1996 Tahun 1997 s/d 2000 Di atas tahun 2000 40.000,00 45.000,00 50.000,00 55.000,00 65.000,00 70.000,00 90.000,00 115.000,00 45.000,00 50.000,00 55.000,00 60.000,00 70.000,00 75.000,00 100.000,00 125.000,00 55.000,00 60.000,00 65.000,00 70.000,00 80.000,00 85.000,00 110.000,00 135.000,00

b. Pemakaian peralatan Jalan

No Tahun Pembuatan Vibrator Roller Aspalt Spayer Aspalt Paver Finisher Air Compresor Tyrre Roller 1 2 3 s/d 1988 1989 s/d 1992 1993 s/d 1996 60.000 70.000 75.000 45.000 50.000 55.000 70.000 75.000 80.000 55.000 65.000 75.000 65.000 75.000 75.000

(19)

III. PEMAKAIAN JASA LABORATORIUM JALAN

NO JENIS OBYEK PAJAK SATUAN RP

1 2 3 4 1 a b c d e f g h i 2 a b c d e f g h i j 3 a b c d 4 a b Pekerjaan Jalan : Penyodiran ringan DPC Benklemen beam Tes pit (CBR) lapangan Kepadatan lapangan Pemboran mesin tanah Pemboran mesin batu CBR lapangan

Kadar air dengan karbit (alat spedy)

Pengujian aspal keras : Penetrasi

Titik lembek Dektalitas Titik nyala Berat jenis

Kelekatan aspal terhadap agrekat Kehilangan berat

Penetrasi setelah kehilangan berat Viskositas

Kelarutan

Pengujian aspal beton : Ekstrasi

Core drill

Berat isi campuran

Uji basah dan kering campuran tanah dan semen yang dipadatkan

Pengujian Test Benda Uji Beton : Kuat tekan kubus

Kuat tekan cylinder

Titik Titik Titik Titik Titik Titik Meter Titik Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Titik 200.000,00 30.000,00 15.000,00 30.000,00 20.000,00 30.000,00 45.000,00 35.000,00 25.000,00 15.000,00 12.500,00 15 .000,00 15 .000,00 10 .000,00 10 .000,00 15 .000,00 15 .000,00 15 .000,00 12.500,00 30 .000,00 35 .000,00 10 .000,00 25 .000,00 20 .000,00 15 .000,00

(20)

c d 5 a b c d e f g h i j k 6 a b c d e f g h i j k l m n

Kuat tekan dengan hammer test Core boring beton

Pengujian Agrerat : Abrasi Test

Gradasi

Berat jenis penyerapan aggregat kasar Berat jenis penyerapan aggregat halus Berat isi

Kadar lumpur

Sound Nest Test Aggregate kasar Sound Nest Test Aggregate halus Mix design (aggregat A, B, C) Stand Equivalent

Impact Test

Pengujian Tanah Bahan Jalan : Kadar air Berat jenis Atterberg LL/PL/PI Analisa saringan Pemadatan standart Pemadatan modified CBR standart CBR modified Kuat geser langsung Kuat tekan bebas

Kelulusan air (tekan konstan) Konsolidasi tanah satu dimensi Sumur uji/parit uji

Klasifikasi tanah dan tanah mengandung agregate untuk konstruksi jalan raya.

Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Uji Meter Uji 2.500,00 150 .000,00 15 .000,00 15 .000,00 15 .000,00 15 .000,00 10 .000,00 10 .000,00 80 .000,00 80 .000,00 95 .000,00 25 .000,00 10 .000,00 10 .000,00 10 .000,00 15 .000,00 10.000,00 30 .000,00 37 .500,00 37 .500,00 40.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 35.000,00 175.000,00 10.000,00

IV. RETRIBUSI PEMAKAIAN MOBIL AMBULANCE A. JENAZAH

(21)

1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Dalam Kota Gresik Cerme (2 x ) Menganti (2 x 20) Kedamean (2 x 25) Benjeng (2 x 20) Balongpanggang (2 x 25) Wringinanow (2 x 34) Driyorejo (2 x 34) Manyar (2 x 10) Bungah (2 x 20) Sidayu (2 x 26) Dukun (2 x 28) Panceng (2 x 32) Ujungpangkah (2 x 34) Duduksampeyan (2 x 17) Surabaya (2 x 25) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km 30.000 56.000 80.000 100.000 80.000 100.000 136.000 136.000 40.000 80.000 104.000 112.000 128.000 136.000 68.000 80.000 B. PASIEN

NO JENIS OBYEK PAJAK SATUAN RP

1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Dalam Kota Gresik Cerme (2 x ) Menganti (2 x 20) Kedamean (2 x 25) Benjeng (2 x 20) Balongpanggang (2 x 25) Wringinanow (2 x 34) Driyorejo (2 x 34) Manyar (2 x 10) Bungah (2 x 20) Sidayu (2 x 26) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km 20.000 36 .000 50 .000 62 .000 50 .000 62 .000 85 .000 85 .000 25 .000 50 .000 65 .000

(22)

12 13 14 15 16 17 Dukun (2 x 28) Panceng (2 x 32) Ujungpangkah (2 x 34) Duduksampeyan (2 x 17) Surabaya (2 x 25) RSUD Dr. Soetomo (2 x 20) Km Km Km Km Km Km 70 .000 80 .000 85 .000 42 .000 62 .000 50 .000 BUPATI GRESIK TTD Drs. KH. ROBBACH MA’SUM, MM Diundangkan di Gresik

Pada tanggal 29 Mei 2004

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK

TTD

Drs. SUTARDJI, MSi Pembina Tk. I NIP. 010 153 194

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian data kualitatif lapangan dibandingkan dengan kriteria dan parameter ruang bersama dimana dari perbandingan tersebut dapat ditentukan prinsip yang dianut masyarakat

Maternal and antenatal risk factors for stillbirth and neonatal mortality in rural bangladesh : A case- control studies.. PLoS ONE

4248/LS-BJ/2019 Pembayaran Belanja Perjadin Dalam Daerah Puskesmas Bagian Bulan Mei 2019, Melalui Kegiatan Pelayanan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ngraho,

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menarik simpulan bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem yang berjalan dan berfungsi sebagai

Dan cara menyelesaikan konflik yang kedua ialah dengan kerjasama cara ini bisa membuat yang berkonflik mengakui dan menerima perbedaan dan mengeksplor

Pemanfataan limbah kulit semangka sebagai bahan baku dalam pembuatan fruitghurt ini dilakukan untuk mendayagunakan limbah kulit semangka menjadi suatu produk pangan

Penyandang disabilitas yang merasa hidup lebih memuaskan dan tidak lagi kosong, merasa lebih percaya diri dan lebih berharga karena menjadi atlet cenderung menunjukkan

Desember 1967 PNS UPT Pendidikan & Kebudayaan Beringin Timur 19 Dosen STMIK- MURA Lubuklinggau Dinas Pendapatan Daerah Kab.. Mangga