• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 JENIS PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Desain deskriptif dibagi pula atas tiga, yaitu: desain historis, desain studi kasus, dan desain survei. Namun dalam penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengikuti pola percobaan dengan kontrol statistik ataupun dengan analisis korelasi atau regresi, dalam menentukan tingkat hubungan yang terjadi (Nazir, 2013).

3.2 VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas (independent variable) disebut juga variabel stimulus, prediktor, antecendent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

(2)

variabel terikat (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah Positive Leadership (X1) dan Self Concept (X2).

Variabel terikat (dependent variable) sering disebut output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikatnya adalah Work Engagement (Y).

3.3 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional

Work Engagement

Suatu kondisi positif,

pemenuhan, motivasi afektif dari pekerjaan terkait

kesejahteraan yang ditandai dengan penuh semangat, dedikasi, dan penyerapan (Shimazu dan Schaufeli, 2008).

Keterikatan yang bersifat positif dari seseorang terhadap

pekerjaan yang diukur melalui aspek vigour, dedication, dan absorption (Tolvanen dan Schaufeli, 2009).

Positive Leadership

Perilaku kepemimpinan yang menghasilkan pengikut yang mengalami emosi yang positif (Kelloway et al., 2013).

Persepsi karyawan terhadap perilaku atau tindakan pemimpin mereka yang mengakibatkan karyawan merasa lebih baik / lebih positif (Kelloway et al.,

(3)

2013).

Self Concept

Persepsi setiap orang yang paling pribadi dan aspek individual dari kepribadiannya (Goñi Palacios et al., 2015).

Bagaimana seseorang melihat dirinya berdasarkan persepsi pemenuhan diri, kemandirian, emosi, dan kejujuran (José, 2011).

3.4 SUBJEK PENELITIAN DAN TEKNIK SAMPEL

3.4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

1. Status Pekerjaan

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan organik PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang berada di seluruh Indonesia. 2. Jenis Kelamin

Subjek penelitian terdiri dari karyawan yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3.4.2 Teknik Sampel

Dalam penelitian ini digunakan pengambilan sampel secara acak dengan memberikan peluang yang sama seluruh populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Besar kecil sampel penelitian tergantung kepada peneliti menduga ukuran atau parameter populasi dan tujuan penelitian. Maknanya semakin besar sampel mendekati populasi maka

(4)

semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya apabila semakin kecil sampel dari populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2015).

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik pengambilan sampel dari Slovin (Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dengan tingkat akurasi 95%, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 393 orang dari total populasi sebesar 14. 685 orang.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik kuesioner. Muhidin dan Abdurahman (2011) menyatakan bahwa kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden.

Kelebihan kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah:

1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar responden yang menjadi sampel.

2. Dalam menjawab pertanyaan melalui angket responden dapat lebih leluasa, karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dengan responden.

(5)

3. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana wawancara.

4. Data yang terkumpul dapat lebih mudah dianalisa, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden adalah sama (Muhidin dan Abdurahman, 2011).

3.6 ALAT UKUR

3.6.1 Work Engagement

Untuk mengukur work engagement, skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Utrecht Work Engagement Scale 9 (UWES-9). Peneliti melakukan adaptasi terhadap alat ukur tersebut. Dalam Tolvanen dan Schaufeli ( 2009) yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti struktur faktor dan faktorial kelompok dan invarian waktu dari UWES versi 17-item dan 9-item, hasil yang diperoleh adalah bahwa struktur Uwes-17 tidak sama di seluruh sampel dan waktu, namun struktur Uwes-9 relatif tidak berubah. Dengan demikian, Uwes-9 memiliki validitas konstruk yang baik dan penggunaan versi 9-item dapat direkomendasikan dalam penelitian masa akan datang.

UWES-9 memiliki 9 item pernyataan mengenai apa yang dirasakan oleh individu di tempat kerja. Di mana individu disuruh menilai seberapa sering merasakan hal-hal yang digambarkan dalam pernyataan di setiap item. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu dari

(6)

angka 0 (nol) yang berarti “tidak pernah” sampai dengan angka 6 (enam) yang berarti “setiap hari”. Adapun item-item yang digunakan dalam UWES-9 disampaikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 2 Item-item UWES-9

Dimensi Item

Vigor

1. Di tempat kerja saya, saya merasa bahwa saya penuh dengan energi.

2. Pada pekerjaan saya, saya merasa kuat dan bertenaga. 3. Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa seperti

akan bekerja. Dedication

4. Saya antusias tentang pekerjaan saya. 5. Pekerjaan saya menginspirasi saya.

6. Saya bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan. Absorption

7. Saya merasa senang ketika saya bekerja intens. 8. Saya tenggelam dalam pekerjaan saya.

9. Saya terbawa ketika saya sedang bekerja. Sumber : Tolvanen dan Schaufeli ( 2009)

3.6.2 Positive Leadership

Alat ukur positive leadership dalam penelitian ini adalah hasil adaptasi dari lima item yang digunakan dalam penelitian dengan judul

(7)

Positive Leadership and Employee Well-Being (Kelloway et al., 2013). Item yang dikembangkan berdasarkan kelompok fokus dengan staf di fasilitas pelayanan kesehatan yang lain yang diminta untuk mengidentifikasi tindakan para pemimpin yang mengakibatkan karyawan merasa "lebih baik" atau "lebih positif" di tempat kerja. Responden secara khusus diminta untuk fokus pada perilaku yang umum daripada perilaku yang luar biasa atau istimewa. Lima item muncul dari proses ini. Dalam survei yang berjalan, setiap peserta diminta untuk merenungkan 4 bulan terakhir kerja dan untuk menunjukkan seberapa sering atasan mereka telah (a) mengucapkan terima kasih, (b) memuji mereka untuk kinerja pekerjaan mereka, (c) menyemangati mereka, ( d) berusaha keras untuk membantu mereka, dan (e) memuji mereka. Setiap item dinilai pada skala 5-poin, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan frekuensi yang lebih tinggi dari perilaku.

Tabel 3. 3 Lima Item Pengukuran Positive Leadership

No. Item

1. Atasan Anda mengucapkan terima kasih kepada Anda. 2. Atasan Anda memuji untuk kinerja kerja Anda.

3. Atasan Anda menyemangati Anda.

4. Atasan Anda berusaha keras untuk membantu Anda. 5. Atasan Anda melengkapi Anda.

(8)

3.6.3 Self Concept

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self concept dalam penelitian ini adalah hasil adaptasi dari Personal Self-Concept (PSC) Questionnaire yang jumlah itemnya sudah dieleminasi dari 22 item menjadi 18 item. Seperti yang dinyatakan dalam José (2011) bahwa PSC eksperimental memiliki karakteristik psikometrik yang tepat, tetapi empat item gagal untuk memenuhi syarat yang ditetapkan (Carretero-Dios dan Pérez, 2005, 2007). Oleh karena itu empat item tersebut dihilangkan. PSC Questionnaire bertujuan untuk mengukur persepsi pribadi mengenai self-fulfillment (6 item), honesty (3 item), autonomy (4 item), dan emotional self concept (5 item). Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan lima pilihan jawaban mulai dari “sangat setuju” sampai “benar-benar setuju”. Adapun item-item yang digunakan dalam Personal Self-Concept (PSC) Questionnaire disampaikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Item-item Personal Self-Concept (PSC) Questionnaire

Dimensi Item

Self-Fulfillment

1. Saya puas dengan apa yang saya capai dalam hidup saya.

2. Sejauh ini, saya telah mencapai setiap tujuan yang penting yang saya telah tetapkan sendiri.

3. Saya belum mencapai apapun yang saya anggap penting dalam hidup saya.

(9)

dalam hidup saya.

5. Jika saya bisa memulai hidup saya lagi, saya tidak akan merubah sangat banyak.

6. Saya merasa bangga bagaimana saya mengelola hidup saya.

Honesty

7. Saya orang yang dapat dipercaya.

8. Saya seorang pria/wanita yang sesuai dengan perkataan saya.

9. Janji-janji saya suci.

Autonomy

10.Untuk melakukan sesuatu, saya pertama kali perlu persetujuan orang lain.

11.Saya merasa sulit untuk memulai sesuatu tanpa dukungan orang lain.

12.Ketika mengambil keputusan, saya bergantung terlalu banyak pada pendapat orang lain.

13.Saya merasa sulit untuk mengambil keputusan sendiri.

Emotional Self Concept

14.Jika saya merasa sedih, saya merasa sulit untuk mengubah sikap itu.

15.Saya menganggap diri saya untuk menjadi orang yang sangat tegang dan sangat berperasaan halus. 16.Saya lebih sensitif daripada kebanyakan orang. 17.Saya orang yang secara emosional kuat.

(10)

berjalan salah. Sumber : José (2011)

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

3.7.1 Definisi dan Tujuan Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (Muhidin dan Abdurahman, 2011).

Berdasarkan pengertian di atas, setidaknya ada dua tujuan dilakukannya analisis data, antara lain:

1. Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. Dalam statistika, kegiatan mendiskripsikan data ini dibahas pada statistika deskriptif.

(11)

2. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis. Dalam statistika, kegiatan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi atau sampel ini dibahas pada statistika inferensial (Muhidin dan Abdurahman, 2011).

Selanjutnya, kedua tujuan di atas, dapat diperoleh melalui beberapa langkah atau prosedur sebagai berikut:

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengupulan data.

2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi, tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian.

(12)

7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi-proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat (Muhidin dan Abdurahman, 2011). 3.7.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis data secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus. Sementara teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mebuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu, misalnya uji t, uji F, dan lain sebagainya. Hasil perhitungan rumus statistik inilah yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. Dengan demikian, statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi (Muhidin dan Abdurahman, 2011).

(13)

3.7.3 Uji Reliabilitas dan Validitas Data Try Out by SPSS

3.7.3.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat ulut mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016).

3.7.3.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan/pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016).

3.7.4 Analisis Structural Equation Modeling by LISREL

Structural Equation Modeling memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya. Tujuan pertama adalah untuk menentukan apakah model plausible (masuk akal) atau fit atau dengan bahasa yang lebih mudah, apakah model “benar” berdasarkan suatu data yang dimiliki. Sedangkan tujuan yang kedua adalah untuk menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun sebelumnya (Ghozali dan Fuad, 2014).

(14)

3.7.4.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Joreskog dan Sorbom (1993) dan Byrne (1998) dalam Ciptadi (2011) mengatakan bahwa CFA merupakan salah satu metode analisis faktor yang digunakan ketika peneliti telah memiliki pengetahuan mengenai struktur suatu faktor laten. Struktur faktor laten tersebut diperoleh berdasarkan kajian teoritis, hasil penelitian atau hipotesi peneliti mengenai hubungan antara variabel yang diobservasi dengan variabel laten. Metode CFA digunakan untuk menguji hipotesis tersebut.

Hair et al. (2010) dalam Ciptadi (2011) mengatakan bahwa model pengukuran dalam CFA merupakan suatu permodelan pengukuran indikator-indikator yang merepresentasikan suatu faktor. Model pengukuran menggambarkan bagaimana faktor laten diukur. Hubungan antara faktor laten dengan indikatornya ditunjukkan dengan arah panah yang dimulai dari faktor laten menuju indikator-indikator yang mewakilinya

3.7.4.1.1 Pengujian Validitas

Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor di atas 0,5 terhadap konstruk yang dituju.

3.7.4.1.2 Pengujian Composite Reliability

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite reliability dari blok indikator yang mengukur konstruk. Hair et al.

(15)

(2011), menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas baik adalah jika : Jika construk reliability (CR)-nya ≥ 0,50 dan Nilai variance extracted (VE)-nya ≥ 0,50.

3.7.4.2 Estimasi Full Model

Dalam penelitian ini menggunakan metode estimasi Full Information Techniques, yaitu suatu teknik untuk mengestimasi seluruh sistem persamaan secara simultan dimana informasi digunakan untuk mengestimasi suatu parameter diperoleh dari seluruh sistem persamaan pada suatu model. Estimasi Full Information Techniques yang digunakan adalah Maximum Likelihood (ML). ML akan menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien dan reliabel apabila data yang digunakan adalah multivariate normality dan akan tidak terpengaruh terhadap penyimpangan multivariate yang sedang (moderate). Tetapi estimasi pada ML akan bias apabila pelanggaran terhadap multivariate normality sangat besar. Dianjurkan dengan jumlah sampel sebesar 100-200. Kelemahannya adalah ML akan menjadi sangat sensitif dan menghasilkan goodness of fit yang buruk apabila data yang digunakan adalah besar atau antara 400-500 (Ghozali dan Fuad, 2014).

Secara keseluruhan goodness of fit dari suatu model dapat dinilai berdasarkan beberapa ukuran fit berikut:

1. Chi-Square dan Probabilitas 2. Goodness of Fit Indices

(16)

3. Adjusted Goodness of Fit Index

4. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) 5. Ecpected Cross Validation Index

6. Akaike’s Information Criterion (AIC) dan CAIC 7. Fit Index (Ghozali dan Fuad, 2014).

3.7.4.3 Path Analysis

Analisis Path merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel. Analisis path berbeda dengan teknik analisis regresi lainnya, dimana analisis path memungkinkan pengujian dengan menggunakan variabel mediating/intervening/perantara (Ghozali dan Fuad, 2014).

3.7.5 Uji Beda

3.7.5.1 Independent Sample T-Test

Uji beda t-test digunakan untuk variabel independen yang memiliki kategori dua, misalnya seperti jenis kelamin. Uji ini untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2016).

(17)

3.7.5.2 One Way Analysis of Variance

Analysis of variance digunakan untuk variabel independen yang memiliki kategori lebih dari dua. Merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen (Ghozali, 2016).

Gambar

Tabel 3. 1 Definisi Operasional
Tabel 3. 2 Item-item UWES-9

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informa,

Teknik analisis data merupakan cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau

Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksnakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau

Analisis data dilakukan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk

Analisis data kualitatif yaitu bertujuan agar informasi yang dihimpun akan menjadi jelas dan eksplisit sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara sebuah data menjadi informasi sehingga karaktersitik data tersebut menjadi mudah untuk menemukan dan juga bermanfaat untuk menemukan