• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan

Macromedia Flash

Catur Karya Agus Priono SMA 2 Jekulo Kudus

ABSTRAK

Kemampuan siswa di dalam membaca pemahaman sangat rendah. Hal ini disebabkan motivasi siswa yang rendah dalam membaca, guru yang tidak memberikan kesempatan siswa untuk berlatih membaca, metode/teknik pembelajaran yang kurang bervariasi, serta terbatasnya sarana dan prasarana untuk kegiatan membaca. Berpijak pada kondisi ini, penulis meneliti kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan teknik membaca yang dirancang penulis, yaitu teknik latihan berulang berjenjang (Tela Ujang) dengan menggunakan macromedia flash. Penelitian ini bertujuan 1) meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) berbantuan Macromedia Flash dan 2) memotivasi siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) berbantuan Macromedia Flash.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, terdiri atas dua siklus, yaitu siklus satu menggunakan Tela Ujang tingkat dasar yang diberikan kepada siswa secara klasikal. Siklus dua menggunakan Tela Ujang tingkat lanjut yang diberikan kepada siswa secara individu.

Hasil penelitian sebanyak dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut: 1) ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dari siklus satu sebesar 67,7% menjadi 85,3% pada siklus dua. Selain itu, motivasi siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Tela Ujang dengan menggunakan macromedia flash, yaitu: sangat tinggi 35,29%; tinggi 32,29%; sedang 20,59%, dan kurang 11,76%.

Kata kunci: motivasi, membaca, teknik, dan macromedia flash

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu (1) keterampilan menyimak atau mendengarkan; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Tarigan (1994:1) mengelompokkan empat keterampilan tersebut menjadi dua yaitu: pertama, keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara sebagai komunikasi lisan; dan kedua, keterampilan membaca dan keterampilan menulis sebagai komunikasi tulis.

Syafe’i (1997:1.7) menyebutkan fungsi utama bahasa adalah untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Fungsi tersebut dijabarkan ke dalam enam fungsi

(2)

bahasa, yaitu (1) menyatakan fungsi faktual; (2) menyatakan sikap intelektual; (3) menyatakan sikap emosional; (4) menyatakan sikap moral; (5) menyatakan perintah; dan (6) untuk bersosialisasi. Oleh karena itu, Syafe’i memberikan konsep-konsep pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, kegiatan-kegiatan berbahasa yang melibatkan komunikasi yang sebenarnya akan mendorong proses belajar bahasa, kegiatan-kegiatan bahasa sebagai tugas-tugas yang bermakna mendorong proses belajar bahasa, materi pelajaran bahasa yang berguna atau bermakna bagi siswa akan mendorong belajar bahasa, dan materi pelajaran bahasa dipilih berdasarkan kesesuaiannya yang diperlukan siswa dalam pemakaian bahasa yang bermakna dan nyata.

Hal di atas berkaitan dengan Kurikulum 2004, yang sudah disempurnakan menjadi Kurikulum 2006/Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam Standar Isi KBK disebutkan bahwa keterampilan yang harus dikuasai siswa mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (BSNP, 2007:3-4). Namun, kenyataannya di antara empat keterampilan tersebut keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang paling rendah mendapat perhatian guru dan paling rendah dikuasai siswa. Bahkan, Taufiq Ismail membuat simpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ‘rabun membaca’. Ia bersimpulan demikian karena hasil penelitiannya tentang membaca di beberapa negara, hanya di Indonesia yang tidak ada kewajiban siswa untuk membaca buku. Hasil penelitian yang dilakukan Program of International Student Assessement (PISA) Tahun 2006 juga menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia masih di bawah standar (rata-rata internasional). Skor yang diperoleh siswa Indonesia dalam kemampuan membaca 393. Skor tersebut masih di bawah skor standar internasional yaitu 450 dan di bawah jauh dari skor ideal yaitu 500.

Gambaran kemampuan membaca di Indonesia tersebut adalah gambaran umum, lebih khusus adalah gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XII IPS-4 di SMA 1 Jekulo Tahun Pelajaran 2010/2011 yang juga sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman hanya 18 siswa (52,9%) dari 34 siswa yang berhasil mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Dari 18 siswa tersebut tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, nilai tertinggi adalah 85. Siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 16 siswa (47,1%). Di antara siswa tersebut, ada siswa yang mendapat nilai 30.

Kemampuan membaca pemahaman siswa yang masih rendah tersebut disebabkan karena kurangnya motivasi siswa pada materi membaca dan siswa kurang menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca pemahaman untuk menunjang pemahaman materi mata pelajaran lain. Guru juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih membaca pemahaman dan kurangnya kemampuan guru memvariasi teknik pembelajaran membaca pemahaman. Guru seharusnya memberi kesempatan siswa untuk berlatih empat keterampilan berbahasa. Keempatnya harus dilatihkan secara berimbang sesuai fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya perhatian guru dan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca, yaitu (1) kurangnya sarana dan

(3)

prasarana yang berkaitan dengan membaca, terutama untuk latihan membaca pemahaman; (2) kurangnya motivasi guru untuk memberikan kesempatan siswanya berlatih membaca; (3) motivasi siswa rendah pada kegiatan membaca; dan (4) lingkungan masyarakat yang kurang mendukung untuk menciptakan budaya membaca. Di antara faktor-faktor tersebut, khususnya di lingkungan pendidikan, guru bisa mengatasi kurangnya sarana dan prasarana untuk latihan membaca dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi shoftware komputer.

Di antara software komputer yang bisa digunakan untuk latihan membaca adalah program Macromedia Flash. Macromedia Flash bisa digunakan dalam pembelajaran, di antaranya untuk membuat media pembelajaran interaktif, materi pembelajaran interaktif, dan latihan kecepatan membaca pemahaman. Dengan menggunakan Macromedia Flash untuk latihan kecepatan membaca pemahaman, siswa lebih tertantang untuk berlatih karena dalam program tersebut kecepatan membaca sudah ditentukan. Siswa harus membaca dengan kecepatan tertentu. Selain itu, siswa akan termotivasi karena membaca dengan program Macromedia Flash adalah program baru. Namun, apakah program latihan kecepatan membaca pemahaman menggunakan Macromedia Flash ini bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan membaca? Penulis mencoba meneliti hal tersebut dalam bentuk PTK.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi pijakan peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu

1. Apakah ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman setelah siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash? 2. Apakah siswa termotivasi mengikuti pembelajaran membaca pemahaman

melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran membaca pemahamn melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash

2. memotivasi siswa mengikuti pembejaran membaca pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) menggunakan Macromedia Flash.

D. Kajian Teori

Ada beberapa teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut berkaitan dengan Teori-teori motivasi pembelajaran, membaca pemahaman, program Macromedia Flash, dan Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang). Secara lengkap kerangka teoretis diuraikan sebagai berikut:

(4)

1. Motivasi Belajar

Motivasi adalah seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan (Sobur, 2003:268). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan dan pengalaman secara terus-menerus dan relatif tetap. Jadi, motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan latihan atau pengalaman secara terus menerus dan tetap untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baik.

Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (1) pengetahuan dan pengertian tentang materi yang dipelajari; (2) situasi yang mendukung belajar; (3) sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar; (4) motivasi individu untuk mengikuti proses pembelajaran; dan (5) intensitas latihan dan pengalaman yang dilakukan individu (Fauzi, 1997:45).

2. Membaca Pemahaman

Membaca dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Membaca dalam hati bertujuan untuk memahami isi bacaan. Membaca dalam hati di antaranya membaca pemahaman. Membaca nyaring bertujuan untuk melatih intonasi (dinamik, pitch, jeda, dan nada). Membaca dalam hati biasa disebut membaca intensif, sedangkan membaca nyaring sering disebut membaca ekstensif.

Membaca pemahaman perlu dilatihkan siswa karena membaca pemahaman sangat mendukung pemahaman materi mata pelaajaran lain. Membaca pemahaman yang baik adalah membaca yang dapat memahami isi bacaan minimal 70% dari isi bacaan. Maka, setelah membaca, sebaiknya siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan (Tarigan, 1994:7).

3. Program Macromedia Flash

Macromedia Flash adalah salah satu program pembuatan animasi yang sangat handal. Karena kehandalannya itulah hampir semua program animasi menggunakan program flash. Kehandalan program flash dibandingkan dengan program lain karena ukuran file dari hasil animasinya yang kecil. Ini sangat mungkin digunakan dalam sebuah web (Daryanto, 2003:9). Dalam dunia pendidikan program flash juga banyak digunakan untuk menunjang pembelajaran, terutama untuk membuat multimedia yang interaktif dan ada kaitannya dengan animasi.

Flash juga bisa digunakan untuk pembuatan kuis interaktif, presentasi materi pembelajaran yang lebih interaktif, dan bisa juga digunakan untuk latihan membaca pemahaman yang menggunakan program kecepatan membaca tertentu. Flash memungkinkan teks bisa diprogram muncul dan hilang/berganti dalam waktu tertentu. Teknik pembelajaran yang menggunakan program ini akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Wena, 2009:203).

(5)

4. Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) Menggunakan

Macromedia Flash

Teknik latihan berulang berjenjang yang disingkat Tela Ujang adalah teknik pembelajaran yang diturunkan dari teori belajar behavoristik, yaitu teori tentang keberhasilan belajar yang dipengaruhi oleh stimulus-stimulus atau rangsangan-rangasangan dari luar. Behaviorisme ini sangat mengagungkan proses belajar (Sobur, 2003:122). Teknik yang digunakan dalam pembelajaran membaca adalah belajar keterampilan (Skill Learning), yaitu proses belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini, proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan (Sobur, 2003:240). Maka, bentuk belajar keterampilan ini sering disebut juga latihan atau training.

Dalam teori behavioristik motivasi sangat diperlukan agar individu memiliki keinginan atau minat untuk belajar. Motivasi yang tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik. Maka, Tela Ujang dirancang menggunakan macromedia flash sebagai software dan komputer sebagai hardware agar pembelajaran lebih menarik. Pembelajaran yang menggunakan komputer dengan program pembelajaran multimedia interaktif memungkinkan motivasi siswa dalam belajar akan meningkat.

Tela Ujang dengan macromedia flash diprogram oleh peneliti untuk membantu siswa berlatih membaca pemahaman. Tela Ujang dengan macromedia flash terdiri atas dua jenjang, yaitu jenjang dasar dan jenjang lanjut. Jenjang dasar terdiri atas dua bacaan yang dilengkapi beberapa pertanyaan, yaitu bacaan 1 tingkat dasar dan bacaan 2 tingkat dasar. Jenjang lanjut juga terdiri atas dua bacaan yang dilengkapi beberapa pertanyaan yaitu bacaan 1 tingkat lanjut dan bacaan 2 tingkat lanjut.

Pembelajaran membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash dipaparkan lebih jelas sebagai berikut

a. Siswa atau guru mempersiapkan komputer yang memiliki program flash yang sudah memliki file Tela Ujang Flash Movie.

b. Pilihlah salah satu file yang akan digunakan untuk latihan membaca pemahaman (lihat gambar 1)

File ‘Tela Ujang Dasar 1’ File ‘Tela Ujang Dasar 2’ File ‘Tela Ujang Lanjut 1’ File ‘Tela Ujang Lanjut 2’

(6)

c. Bacalah ketentuan yang ada dari “Selamat Datang”, “Bacalah Petunjuk berikut”, sampai “SELESAI”.

Gb. 2 frame “SELAMAT DATANG” Gb. 3 frame Petunjuk Penggunaan

d. Ketika membaca, siswa mengikuti garis putih sebagai panduan kecepatan membaca yang digunakan program (lebih kurang 200 kata per menit).

Gb. 4 Halaman I teks bacaan

e. Selesai membaca, siswa harus menjawab pertanyaan hingga selesai. Siswa harus segera menjawab karena pertanyaan sudah diprogram akan segera berganti pertanyaan berikut setelah waktu tertentu.

Garis putih panduan kecepatan membaca. Garis putih akan bergerak turun. Teks yang harus dibaca siswa

(7)

Gb. 5 Kesiapan menjawab pertanyaan Gb. 6 Contoh pertanyaan E. Rancangan Penelitian

1. Tempat Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang bahasa Indonesia 1 dan Ruang Komputer (Laboratorium TIK) SMA 1 Jekulo. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah 34 siswa kelas XII IPS-4 SMA 1 Jekulo Tahun Pelajaran 2010/2011. Siswa yang dipilih adalah siswa kelas XII IPS-4 karena di antara empat kelas XII IPS, siswa kelas XII IPS-4 memiliki kemampuan membaca yang paling rendah. Selain itu, siswa kelas XII IPS-4 tersebut memiliki motivasi yang rendah ketika mengikuti pembelajaran membaca pemahaman.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca pemahaman karena subjek penelitian mengalami masalah tentang proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman. Maka, metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Subyantoro, 2009:27). Teknik yang digunakan dalam setiap siklus adalah teknik yang dibuat dan dirancang oleh peneliti sendiri yaitu “Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Macromedia Flash”. Teknik pembelajarannya menggunakan dua teknik pembelajaran yang berbeda. Siklus pertama menggunakan teknik pembelajaran klasikal, sedangkan siklus kedua menggunakan teknik pembelajaran individual.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang terdiri atas kegiatan

(1) membuat dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan sarana dan prasarana, seperti LCD, Laptop, komputer, alat

evaluasi, dan lembar-lembar pengamatan; (3) menyiapkan kelas dan siswa sebagai tempat dan objek penelitian; dan (4) mengoordinasikan dengan teman sejawat.

Kegiatan penelitian dilakukan dua siklus dengan menggunakan teknik pembelajaran yang dirancang peneliti, yaitu ‘Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Macromedia Flash’. Tela Ujang pada siklus pertama menggunakan kegiatan pembelajaran klasikal, sedangkan siklus kedua

(8)

menggunakan kegiatan pembelajaran individual. Secara lengkap pelaksanaan kedua siklus dipaparan berikut

a. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Siklus I dilaksanakan di kelas dalam waktu 1 X 45 menit. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macomedia flash secara klasikal adalah

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan proses kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Siswa melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dengan menggunakan program flash Tela Ujang Dasar 1 secara klasikal. Guru menayangkannya berulang menggunakan LCD di kelas.

3. Siswa mendiskusikan dan mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui kemampuan daya serap mereka.

4. Siswa berlatih lagi membaca pemahaman menggunakan program flash Tela Ujang Dasar 2. Pada kegiatan ini penayangan dilakukan hanya sekali.

5. Siswa mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui perbandingan daya serap membaca pemahaman yang pertama (Tela Ujang Dasar 1) dengan yang kedua ini (Tela Ujang Dasar 2).

6. Siswa melaksanakan kegiatan postes. b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Siklus II dilaksanakan di Ruang Komputer (Lab. TIK) dalam waktu 1 X 45 menit. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macomedia flash secara individu adalah

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pelaksanaan membaca pemahaman pada siklus I, karena masih ada beberapa siswa yang masih memiliki daya serap kurang dari 70%.

2. Siswa melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dengan menggunakan program flash Tela Ujang Lanjut 1 secara individu. Guru memandu agar pelaksanaan kegiatan dilakukan bersama-sama. Kegiatan ini dilakukan berulang.

3. Siswa mendiskusikan dan mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui kemampuan daya serap mereka.

4. Siswa berlatih lagi membaca pemahaman menggunakan program flash Tela Ujang Lanjut 2. Kegiatan ini dilakukan hanya sekali.

5. Siswa mengoreksi jawaban teman satu kelas untuk mengetahui perbandingan daya serap membaca pemahaman yang pertama (Tela Ujang Lanjut 1) dengan yang kedua ini (Tela Ujang Lanjut 2).

6. Siswa melaksanakan kegiatan postes. 4. Prosedur Observasi dan Refleksi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan teman kolaborasi mengadakan pengamatan tentang aktivitas siswa. Kegiatan pengamatan guru dan teman kolaborasi menggunkan lembar observasi (lihat lampiran). Kegiatan siswa

(9)

yang diamati adalah perhatian siswa, kegiatan siswa membaca, kegiatan siswa menjawab pertanyaan, keaktifan berdiskusi, dan aktivitas mengikuti postes. Setelah akhir kegiatan, siswa mengisi kuesioner yang berkaitan dengan tanggapan siswa tentang pembelajaran yang dilaksanakan, kesan dan pesan tentang materi pembelajaran yang diterima, proses pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang digunakan guru.

Berdasarkan hasil tes dalam proses, postes, pengamatan, dan pengisian kuesioner; guru mengadakan refleksi sebagai dasar melaksanakan siklus II. Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus I masih ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman kurang dari 70%. Setelah dibandingkan dengan hasil pengamatan dan isian kuesioner ternyata ada kaitan antara kemampuan siswa membaca pemahaman dan motivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa mendapat bimbingan guru agar semua siswa memiliki motivasi yang baik pada pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash dengan harapan pada kegiatan siklus II lebih baik.

5. Prosedur Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu analisis kuntitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari tes dalam proses dan postes, sedangkan analisis kulitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi dan pengisian kuesioner. Selanjutnya kedua analisis data dibandingkan untuk mendapatkan simpulan.

Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian ini analisis kuantitatif dilakukan dengan mencari persentase daya serap setiap siswa terhadap isi bacaan (batas daya serap membaca minimal 70%). Selain itu, persentase daya serap siswa juga dilakukan secara klasikal (daya serap klasikal minimal 80%). Analisis data kulitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash. Tingkatan motivasi dibagi menjadi empat, yaitu motivasi sangat tinggi (keaktifan 65% - 75%), motivasi tinggi (keaktifan 50% - 64%), motivasi sedang (30% - 49%), dan motivasi kurang (kurang dari 30%). Berdasarkan empat tingkatan tersebut dicari jumlah siswa dan persentase setiap tingkatan.

F. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diuaraikan dalam dua siklus sesuai dengan pelaksanaan kegiatan PTK. Dua siklus yang dimaksud adalah

1. Hasil Penelitian pada Siklus I

Ada dua hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian pada siklus I, yaitu hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes dibagi menjadi dua yaitu tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses ada dua yaitu tes ketika siswa selesai membaca pada Tela Ujang Dasar 1 dan Tela Ujang Dasar 2. Hasil nontes dibagi menjadi dua yaitu hasil observasi teman sejawat dan hasil pengisian kesioner.

(10)

Secara lengkap hasil tersebut dipaparkan sebagai berikut a. Hasil Tes dalam Proses dan Postes pada Siklus I

Tes dalam proses mencakupi dua kegiatan, yaitu tes dalam proses ketika siswa berlatih membaca pemahaman dengan menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, yaitu bacaan 1 tingkat dasar dan bacaan 2 tingkat dasar. Postes dilakukan setelah siswa berlatih berulang pada tingkat dasar.

Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus I ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut

Tabel 1 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash

Tingkat Dasar NILAI

TES DALAM PROSES

POSTES KET. DASAR 1 DASAR 2 F % f % f % 90 – 100 - - - - 1 2,9 B 80 – 89 20 58,8 11 32,3 15 44,2 B 70 – 79 - - 8 23,6 7 20,6 B 60 – 69 9 26,5 14 41,2 10 29,4 BB 50 – 59 5 14,7 1 2,9 1 2,9 BB <= 49 - - - BB JUMLAH 34 100 34 100 34 100

b. Hasil Pengamatan dan Pengisian Kuesioner pada Siklus I

Data nontes pada siklus I diperoleh dari pengamatan ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash Dasar dan pengisian kuesioner setelah siswa mengikuti pembelajaran. Hasil dari pengamatan dan kuesioner secara lengkap dipaparkan sebagai berikut

Tabel 2 Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa pada Kegiatan embelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar

MOTIVASI SISWA f PERSENTASE

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kurang 11 10 5 8 32,35 29,41 14,71 23,53 JUMLAH 34 100,00

(11)

Tabel 3 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar

NO PERTANYAAN PILIHAN F %

1. Ketika pertama kali Anda menggunakan program latihan membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apa yang Anda alami?

Mudah 3 8,8

Biasa Saja 7 20,6

Susah 24 70,6

JUMLAH 34 100

2. Setelah Anda latihan berulang menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apakah Anda mengalami peningkatan pemahaman? Mengalami 16 47,1 Biasa Saja 6 17,6 Tdk. Mengalami 12 35,3 JUMLAH 34 100

3. Apakah menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash bermanfaat? Sangat Bermanfaat 21 61,8 Biasa Saja 6 17,6 Kurang Bermanfaat 7 20,6 JUMLAH 34 100

4. Apakah ada termotivasi untuk menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash? Termotivasi 25 73,5 Biasa Saja 5 14,7 Kurang Termotivasi 4 11,8 JUMLAH 34 100

5. Senangkah Anda mengikuti pemebalajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash?

Senang 20 58,8

Biasa Saja 8 23,6 Kurang Senang 6 17,6

JUMLAH 34 100

2. Hasil Penelitian pada Siklus II

Hasil penelitian pada siklus II juga dibagi menjadi dua, yaitu hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes dibagi menjadi dua yaitu tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses ada dua yaitu tes ketika siswa selesai membaca pada Tela Ujang Lanjut 1 dan Tela Ujang Lanjut 2. Hasil nontes dibagi menjadi dua yaitu hasil observasi guru/teman sejawat dan hasil pengisian kuesioner.

(12)

Secara lengkap hasil tersebut dipaparkan sebagai berikut a. Hasil Tes dalam Proses dan Postes pada Siklus II

Tes dalam proses pada siklus II ini juga mencakupi dua kegiatan, yaitu tes dalam proses ketika siswa berlatih membaca pemahaman dengan menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, yaitu bacaan 1 tingkat lanjut dan bacaan 2 tingkat lanjut. Postes dilakukan setelah siswa berlatih berulang pada tingkat dasar.

Hasil tes dalam proses dan postes pada siklus II ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut

Tabel 4 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash

Tingkat Lanjut NILAI

TES DALAM PROSES

POSTES KET. LANJUT 1 LANJUT 2 F % f % f % 90 – 100 - - 1 2,9 1 2,9 B 80 – 89 4 11,8 4 11,8 8 23,6 B 70 – 79 18 52,9 16 47,1 20 58,8 B 60 – 69 10 29,4 12 35,3 5 14,7 BB 50 – 59 2 5,9 1 2,9 - - BB <= 49 - - - BB JUMLAH 34 100 34 100 34 100

b. Hasil Pengamatan dan Pengisian Kuesioner pada Siklus II

Data nontes pada siklus II ini diperoleh juga dari pengamatan ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut dan pengisian kuesioner setelah siswa mengikuti pembelajaran. Hasil dari pengamatan dan kuesioner secara lengkap dipaparkan sebagai berikut

Tabel 5 Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash

Tingkat Lanjut

MOTIVASI SISWA F PERSENTASE

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kurang 12 11 7 4 35,29 32,35 20,59 11,76 JUMLAH 34 100,00

(13)

Tabel 6 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut

NO PERTANYAAN PILIHAN f %

1. Ketika pertama kali Anda menggunakan program latihan membaca menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apa yang Anda alami?

Mudah 14 41,2

Biasa Saja 8 23,5

Susah 12 35,3

JUMLAH 34 100

2. Setelah Anda latihan berulang menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash, apakah Anda mengalami peningkatan pemahaman? Mengalami 26 76,5 Biasa Saja 6 17,6 Tdk. Mengalami 2 5,9 JUMLAH 34 100

3. Apakah menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash bermanfaat? Sangat Bermanfaat 28 82,4 Biasa Saja 5 14,7 Kurang Bermanfaat 1 2,9 JUMLAH 34 100

4. Apakah ada termotivasi untuk menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash? Termotivasi 21 61,8 Biasa Saja 9 26,5 Kurang Termotivasi 4 11,7 JUMLAH 34 100

5. Senangkah Anda mengikuti pemebalajaran membaca pemahaman menggunakan Tela Ujang dengan Macromedia Flash?

Senang 24 70,6

Biasa Saja 8 23,5 Kurang Senang 2 5,9

JUMLAH 34 100

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang ditampilkan dalam hasil penelitian di atas, maka dapat dideskripsikan data tersebut sesuai dengan dua kegiatan, yaitu siklus I dan siklus II. Selain itu, dibahas pula tentang perbandingan siklus I dengan siklus II. Lebih lengkap deskripsi data hasil penelitian dalam bentuk pembahasan hasil penelitian diuraikan sebagai berikut

1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus I

Pada pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash tingkat dasar diperoleh data yang menunjukkan

(14)

adanya keberhasilan, baik keberhasilan di dalam daya serap membaca, maupun motivasi di dalam mengikuti pembelajaran. Tabel 1 di atas ditunjukkan keberhasilan itu tampak pada hasil tes dalam proses dan postes. Tes dalam proses tingkat dasar 1 terdapat 20 siswa (58,8%) siswa mendapat nilai antara 80 – 89; hanya ada 14 siswa (41,2%) yang mendapat nilai di bawah 70, terdiri atas 9 siswa (26,5%) mendapat nilai antara 60 – 59 dan 5 siswa (14,7%) mendapat nilai 50 – 59.

Tes dalam proses tingkat dasar 2 terdapat 19 siswa (55,9%), terdiri atas 11 siswa (32,3%) mendapat nilai 80 – 89 dan 8 siswa (23,6%) mendapat nilai 70 -79; hanya ada 15 siswa (44,4%) yang mendapat nilai di bawah 70, terdiri atas 14 siswa (41,2%) mendapat nilai 60 – 69 dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 50 – 59. Kegiatan Tela Ujang Tingkat Dasar 2 memang mengalami penurunan, tetapi nilai di bawa 60 mengalami penurunan. Peningkatan daya serap tampak dari postes, siswa yang mendapat nilai di atas 70 ada 23 siswa (67,7%) terdiri atas 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 90 – 100, 15 siswa (44,2%) mendapat nilai 80 – 89, dan 7 siswa (20,6%) mendapat nilai 70 – 79; sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 ada 11 (32,3%), terdiri atas 10 siswa (29,4%) mendapat nilai 60 -69 dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 50 – 59.

Motivasi siswa juga mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 2, yaitu ada 11 siswa (32,35%) memiliki motivasi sangat tinggi, 10 siswa (29,41%) memiliki motivasi tinggi, 5 siswa (14,71%) memiliki motivasi sedang, dan ada 8 siswa (23,53%) mmemiliki motivasi kurang. Siswa yang memiliki motivasi sedang dan kurang ini disebabkan karena mereka memiliki kesusahan ketika membaca pemahaman menggunakan Macromedia Flash ada 24 siswa (70,6%), sedangkan siswa yang merasa mudah ketika membaca tersebut hanya ada 3 siswa (8,8%). Yang paling menggembirakan peneliti dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash adalah ada 20 siswa (58,8%) merasa senang, 21 siswa (61,8%) sangat bersemangat mengikuti pembelajaran ini.

2. Pembahasan Hasil Penelitian pada Siklus II

Keberhasilan siswa di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash juga tampak pada siklus 2. Berdasarkan tabel 4 keberhasilan siswa meningkat jika dibandingkan pada siklus 1. Hal tersebut dapat diuraikan sebagi berikut

Tes dalam proses tingkat lanjut 1 ada 22 siswa (64,7%) mendapat nilai di atas 70. Di antara 22 siswa tersebut ada 4 siswa (11,8%) mendapat nilai 80 -89 dan 18 siswa (52,9%) mendapat nilai 70 -79. Namun, siswa yang mendapat nilai di bawah 70 hanya 12 siswa (35,3%) yang terdiri atas 10 siswa (29,4%) mendapat nilai 60 – 69 dan 2 siswa (5,9%) mendapat nilai 50 – 59.

Keberhasilan siswa di dalam tes dalam proses tingkat lanjut 2 mengalami penurunan jika dibandingkan pada tingkat lanjut 1 yaitu dari 22 siswa (64,7%) menjadi 21 siswa (61,8%). Dari 21 siswa ada 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 90-100, sedangkan yang mendapat nilai 80 – 89 ada 4 siswa (11,8%) dan yang mendapat nilai 70 – 79 ada 16 siswa (47,1%). Siswa yang belum berhasil ada 13

(15)

siswa (38,2%) yang terdir atas 12 siswa (35,3%) mendapat nilai 60 -69 dan 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 50 – 59.

Keberhasilan postes pada siklus 2 ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 70 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kedua nilai tes dalam proses. Ada 29 siswa (85,3%) yang berhasil, terdiri atas 1 siswa (2,9%) mendapat nilai 90 – 100, 8 siswa (23,6%) mendapat nilai 80 – 89, dan 20 siswa (58,8%) mendapat nilai 70 -79. Siswa yang belum berhasil hanya ada 5 siswa (14,7%) mendapat nilai 60 -69 dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah 60.

Keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash pada siklus 2 ini disebabkan ada 14 siswa (41,2%) yang merasa mudah ketika mengoperasikan Tela Ujang menggunkan Macromedia Flash. Selain itu ada 24 siswa (70,6%) merasa senang menggunakan program Tela Ujang dengan Macromedia flash dan ada 28 siswa (82,4%) merasa sangat bermanfaat pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash.

3. Perbandingan Hasil Penelitian pada Siklus I dan Siklus II

Perbandingan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash dapat diperhatikan dalam paparan berikut

Kegiatan tes setiap siklus terdiri atas tiga kegiatan yaitu dua tes dalam proses dan satu postes. Pada siklus 1 disebut tes tingkat dasar dan siklus 2 disebut tes tingkat lanjut. Berdasarkan tes dalam proses tingkat dasar 1 siswa yang berhasil membaca pemahaman ada 20 siswa (58,8%), sedangkan tes dalam proses tingkat lanjut 1 menjadi 22 siswa (64,7%). Pada tes dalam proses tingkat dasar 2 siswa yang berhasil ada 19 siswa (55,9%), sedangkan pada tes dalam proses tingkat lanjut 2 menjadi 21 siswa (61,8%). Peningkatan keberhasilan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 tampak pada saat postes. Pada siklus 1 siswa yang berhasil ada 23 siswa (67,7%), sedangkan pada siklus 2 siswa yang berhasil ada 29 siswa (85,3%).

Perhatikan perbandingan nilai kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus 1 dan siklus 2 diagram berikut ini

Gb. 7 Diagram Nilai Kemampuan Membaca Siswa Melalui Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash

0 5 10 15 20 25 30 Tes Proses 1 Tes Proses 2 Postes Siklus I Siklus II

(16)

Motivasi siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash juga mengalami peningkatan jika dibandingkan antara siklus 1 dengan siklus 2. Pada siklus 1 siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 11 siswa (32,35%), pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 12 siswa (35,29%). Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus 1 ada 10 siswa (29,41%), pada siklus 2 ada 11 siswa (32,35%). Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus 1 ada 5 siswa (14,71%), pada siklus 2 ada 7 siswa (20,59%). Namun, siswa yang memiliki motivasi kurang mengalami penurunan dari 8 siswa (23,53%) pada siklus 1 menjadi 4 siswa (11,76%).

Lebih jelas perhatikan diagram berikut ini

Gb. 8 Diagram Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Membaca Pemahamn Melalui Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash

H. Simpulan

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Kemampuan siswa untuk memahami bacaan melalui kegiatan membaca pemahaman mengalami kenaikan setelah siswa berlatih membaca pemahaman menggunakan program Tela Ujang dengan Macromedia Flash.

2. Faktor yang mendukung keberhasilan tersebut di antaranya adalah motivasi siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash.

3. Di sisi lain, siswa juga sangat senang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash karena mereka merasa program yang digunakan sangat bermanfaat untuk mereka. I. Saran-Saran

Berkaitan dengan judul PTK ini saran-saran yang bisa disampaikan adalah 1. Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash adalah teknik latihan

membaca pemahaman, maka sebaiknya program ini hanya untuk latihan, bukan untuk evaluasi.

0 2 4 6 8 10 12 Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah

Siklus I Siklus II

(17)

2. Tela Ujang menggunakan Macromedia Flash bukan satu-satunya teknik pembelajaran yang baik untuk latihan membaca, maka sebaiknya guru mencari teknik lain agar pembelajaran membaca lebih bervariasi.

3. Guru sebaiknya secara rutin dan berkelanjutan untuk melatih siswa membaca sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa membaca.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP dan Depdiknas. 2007. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus : Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI dan XII Program IPA, IPS, dan Bahasa. Jakarta

Daryanto. 2004. Animasi Macromedia Flash. Bandung: Yrama Widya Fauzy, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum (cetakan II). Bandung Pustaka Setia

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Sutopo, Ariesta Hadi. 2003. Multimedia Interaktif denga Flash. Yogyakarta; Graha Ilmu

Syafe’i, Imam, Mam’ur Saadie, dan Roekhan. 1997. Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka

Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada  Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash
Tabel  3 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan  Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Dasar
Tabel 4 Nilai Tes dalam Proses dan Postes Membaca Pemahaman pada  Kegiatan Pembelajaran dengan Tela Ujang Meggunakan Macromedia Flash
Tabel  6 Data Hasil Kuesioner Siswa pada Kegiatan Pembelajaran dengan  Tela Ujang Menggunakan Macromedia Flash Tingkat Lanjut

Referensi

Dokumen terkait

LUNAK ALAT PENGATUR SUHU RUANGAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma III Politeknik

Objek yang diteliti adalah jenis Amfibi dari ordo Anura yang teramati di Blok Perlindungan dan Blok Pemanfaatan Tahura Wan Abdul Rachman.. Pengamatan ini dilakukan 3 kali ulangan

Majikan mendapati lulusan kolej komuniti mudah dilentur. Lulusan kolej ini bukan sahaja mempunyai kefahaman yang jelas terhadap pengkhususan mereka, malah mereka

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan profitabilitas

Bab IV merupakan laporan hasil penelitian yang yang terdiri dari gambaran umum tentang organisasi permodalan pengrajin batu Permata di kecamatan martapura

Gempa yang terjadi di Indonesia kebanyakan pusat gempa di dasar laut, sehingga sering mengakibatkan bencana lain berupa gelombang pasang air laut (tsunami) yang dapat

MINIMAL SEMESTER 5 MAHASISWA'BIMBINGAN'DENGAN'DOSEN' PA'TENTANG'MAGANG' MAHASISWA'MENGAJUKAN'SURAT' MAGANG'KE'INSTANSI'

Hasil analisis Regresi berganda memperlihatkan bahwa karakteristik internal Penyuluh Perikanan Swadaya memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja Penyuluh Perikanan