• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

YOSSY INTAN VHALIND 1202108

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA” ini beserta isinya adalah benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataa tersebut, saya siap menanggung resiko / sanksi apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(3)

YOSSY INTAN VHALIND 1202108

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14Sungai Tarab)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Prof. Dr. Munir, M.IT NIP : 196603252001121001

Pembimbing II

Dr. Cepy Riyana, M.Pd NIP 1975123020012112001

Mengetahui, Ketua Program Studi PengembanganKurikulumSPs UPI

(4)
(5)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14 Sungai Tarab-Sumatera Barat)

YOSSY INTAN VHALIND

PRODI PENGEMBANGAN KURIKULUM 2014

ABSTRAK

Penelitian ini diangkat dari permasalahan bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD N 14 Sungai Tarab. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa disinyalir karena kurangnya kemampuan guru dalam melakukan variasi model pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia dalam peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dan desain penelitian yang digunakan adalah the static group

pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V Semester 2 Tahun

Ajaran 2013/2014 pada Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Tarab. Penentuan sampel dalam penelitian adalah teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar jenis pilihan ganda, lembar observasi aktivitas keterlaksanaan model pembelajaran, dan angket sikap siswa dan guru. Berdasarkan analisis dan pengolahan data hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pertama, implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran IPA. Kedua, hasil belajar siswa tidak mengalami perbedaan hasil belajar pada aspek mengingat. Ketiga, hasil belajar siswa mengalami perbedaan hasil belajar pada aspek memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis.

Keempat, aktivitas siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar menggunakan

model Concept Attainment berbasis multimedia menunjukkan aktivitas yang tinggi dalam pelaksanaan model Concept Attainment. Kelima, Respon guru dan siswa terhadap implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia pada MATA pelajaran Ilmu pengetahuan Alam menunjukkan respon positif selama pembelajaran berlangsung.

(6)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14 Sungai Tarab-Sumatera Barat)

YOSSY INTAN VHALIND

PRODI PENGEMBANGAN KURIKULUM 2014

ABSTRACT

This reseachis conducted based on the problem how to improve the student’s learning result of grade 5 SD N 14 Sungai Tarab. The cause of unsuccessful learning achievement is might be the resultof teacher’s low competency in implementing various teaching model.The purpose of this reseach is test the implementation of Concept Attainment models based on multimedia in improving student’s learning result. This was a kind of experiment quasi reseach and used the pretets posttest nonequivalent control group design as reseach design. The population of this reseach was all of the students of grade 5 SD N 14 Sungai Tarab. Tehnique of purposive reading was implemented to determine sample. The reseach instruments were objective learning tests, activity observation sheet of learning model implemented, as well as student and teachers questionnaire. Based on data analizing, it can be concluded some reseach result as following. First, Implementation Concept Attainment models is effective in improving student’s learning result.Second, there was no differenciate in student’s learning result of remembering aspect. Third , there was differenciate in student’s learning result of understanding,applying and analizing aspect was no differenciate in student’s learning result of remembering aspect. Forth, student’s activities showed high learning activities after the Concept Attainment models based on multimedia was implemented. Fifth, responses of teacher and student showed their positive responses during the implementation of Concept Attainment models based on multimedia.

(7)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA A. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar ... 11

1. Hakikat Kurikulum dan Pembelajaran ... 11

2. Hakikat Pembelajaran IPA ... 13

B. Model Concept Attainment ... 15

1. Definisi Model Concept Attainment ... 16

2. Tujuan Model Concept Attainment ... 18

3. Sintak Model Concept Attainment ... 20

4. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Concept Attainment ... 24

5. Teori Belajar yang Mendasari Model Concept Attainment... 25

C. Multimedia ... 27

1. Hakikat Multimedia... 27

(8)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia ... 31

D. Hasil Belajar Siswa ... 33

1. Definis Hasil Belajar ... 35

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 36

E. Penelitian yang Relevan ... 37

F. Kerangka Berpikir ... 38

G. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

C. Pengembangan Instrumen ... 43

1. Defenisi Operasional ... 43

2. Instrumen Penelitian... 43

3. Kisi-Kisi Instrumen ... 45

D. Prosedur Penelitian... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Teknik Analisis Data ... 50

1. Validitas Instrumen Tes ... 50

2. Teknik Pengolaan Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Implementasi Model Concept Attainment Berbasis Multimedia ... 85

2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Aspek Mengingat ... 89

3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Aspek Memahami ... 91

4. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Aspek Mengaplikasikan ... 92

5. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Aspek Menganalisis ... 93

(9)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Respon Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(10)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Rata Rata Hasil Ujian Tengah Semester Siswa ... 5

Struktur Pelaksanaan Model Pembelajaran Concept Attainment Attainment ... 21

Klasifikasi Aspek Ranah Kognitif Hasil Pengujian Instrumen ... 35

Desain Penelitian ... 41

Kisi Kisi Penelitian ... 46

Teknik Pengumpulan Data ... 50

Interpretasi Validitas ... 51

Kriteria Reliabilitas ... 53

Interpretasi Indeks kesukaran ... 54

Persentase Indeks kesukaran ... 54

Interpretasi Daya Pembeda ... 55

Persentase Daya Pembeda ... 55

Kategori Nilai N-Gain ... 57

Kriteria Tanggapan Siswa ... 58

Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran ... 59

Hasil Belajar Siswa ... 61

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 61

Hasil Uji Normalitas ... 64

Tabel Uji Homogenitas ... 64

Tabel Uji Parametrik t-tes ... 66

Hasil Uji Normalitas Pada Ranah Kognitif Aspek Mengingat ... 68

Hasil Uji t Dependen Aspek Mengingat ... 69

Hasil Uji Normalitas Pada Ranah Kognitif Aspek Memahami ... 70

(11)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.10

4.11

4.12

4.13

4.14

4.15

4.16

4.17

Hasil Uji Normalitas Pada Ranah Kognitif Aspek Mengaplikasikan ... 73

Hasil Uji t Dependen Aspek Mengaplikan ... 74

Hasil Uji Normalitas Pada Ranah Kognitif Aspek menganalisis ... 75

Hasil Uji t Dependen Aspek Menganalisis ... 76

Hasil observasi aktivitas siswa dalam Implementasi Model ... 77

Persentase Aktivitas Siswa Dalam Implementasi Model Concept Attainment ... 78

Respon Guru Terhadap Implementasi Model Concept Attainment ... 81

(12)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman 2.1

2.2 2.3 3.1 4.1 4.2 4.3

Perencanaan pembelajaran menggunakan model Concept

Attainment ... 20

Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Concept ... 24

Kerangka Berpikir ... 40

Prosedur Penelitian ... 49

Hasil Belajar setiap Aspek ... 62

Diagram Perbandingan Pretest, Postest Dan N-Gain ... 76

(13)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum dalam pendidikan formal mempunyai peran yang sangat strategis. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan.

Dalam konteks implementasi kurikulum, salah satu faktor terpenting adalah peran seorang guru. Kurikulum sebagai suatu alat pendidikan tidak akan bermakna tanpa ditunjang oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dan pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan berjalan secara efektif. Guru memegang posisi kunci dalam pengembangan kurikulum di kelas. Sebagai seorang pengembang kurikulum, guru dituntut untuk selalu mencari berbagai metode dan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan pembelajaran serta dapat mengakomodasi keragaman kemampuan siswa serta dapat memilih media yang cocok dengan model yang digunakan, agar semua siswa terlibat dalam pembelajaran.

(14)

2

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

presentasi untuk mengajar, namun harus lebih variatif dan mengikuti perkembangan, dan yang lebih penting ruhnya adalah berpusat pada siswa, sehingga harus interaktif dan tepat guna.

Pada pelaksanaan pembelajaran dikelas belum semua guru yang memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan membuat atau menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran baik penggunaan alat peraga dan sumber belajar yang berbasis teknologi dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan kompetensi komputer seorang guru merupakan salah satu faktor utama pengintegrasikan teknologi dalam mengajar. Buabeng dan Andoh (2012: hlm 137) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi dalam pembelajaran yakni terdiri dari Karakteristik personal guru, sikap guru, kompetensi ICT,

Computer self-efficacy, gender, pengalaman mengajar, teacher workload,

karakter sekolah, dan pengembangan profesionalisme, dukungan pimpinan, dan karakteristik teknologi.

(15)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2013, yang dipublikasikan the Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD), kemampuan bidang IPA dan

Matematika siswa Indonesia sangatlah minim. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan posisi Indonesia diposisi ke 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes tersebut. Dari informasi tersebut jelas bahwa pencapaian peserta didik Indonesia masih jauh di bawah kemampuan peserta didik negara-negara lain di dunia.

Kemampuan literasi Sains rata-rata siswa Indonesia tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hasil studi PISA tahun 2000 dan 2003 yang dibandingkan dengan kemampuan literasi Sains siswa Indonesia pada tahun 2006 dan 2012 relatif stabil atau tidak mengalami peningkatan. Skor Literasi Sains rata-rata siswa Indonesia pada tahun 2000 adalah 393 dan tahun 2003 adalah 395 sedangkan pada tahun 2006 siswa Indonesia memperoleh skor 393 dan tahun 2013 mendapatkan skor 382.

Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi Trends in Student Achievement

in Mathematics and Science (TIMSS). Skor rata rata prestasi Sains anak

Indonesia pada tahun 1999 menduduki urutan 32 dari 38 negara dengan skor 403, pada tahun 2003 Indonesia memiliki skor 411 dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 397 pada urutan ke 36 dari 49 negara. (http://litbang.kemendikbud.go.id)

(16)

4

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihadapi peserta didik, baik sebagai individu, anggota masyarakat, serta warga dunia.

Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasional kongret, siswa telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Dimana siswa dapat menghubungkan konsep konsep baru dengan konsep-konsep lama namun masih belum mampu berpikir abstrak.

Siswa usia Sekolah Dasar membutuhkan benda-benda kongrit untuk menolong perkembangan intelektualnya. Dalam pemahaman mereka, semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep yang diberikan. Selain itu, sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif siswa, penyajian konsep-konsep di Sekolah Dasar, terutama konsep-konsep-konsep-konsep abstrak seharusnya dilakukan dengan pendekatan yang menggunakan benda-benda konkret yang diajarkan secara induktif, karena tanpa pendekatan ini materi-materi abstrak tersebut tidak akan bermakna bagi siswa dan selanjutnya sangat sulit untuk dapat diserap dengan baik.

Masalah utama pembelajaran sains di Sekolah Dasar yaitu proses penyajian pembelajaran yang selama ini dilakukan cenderung monoton, yaitu menyajikan teori atau prosedur yang disertai contoh, kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, guru cenderung menggiring seluruh siswa tanpa memperhatikan perbedaan atau karakteristik siswa. Pembelajaran IPA yang demikian mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami konsep IPA tanpa penalaran, sehingga pelajaran IPA tampak sebagai kumpulan fakta, konsep dan prinsip yang kering tanpa makna sehingga sulit untuk dipahami.

(17)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk membentuk, mengubah karakter dan mengembangkan wawasan guru tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, namun dengan mengikuti pendekatan atau model pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dinilai mampu memberikan pertolongan terhadap guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan tinjauan awal dibeberapa Sekolah Dasar, sistem pembelajaran yang bersifat induktif ini jarang ditemukan karena pada umumnya sekolah-sekolah masih bersifat deduktif serta kurang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya sekolah yang masih menerapkan pembelajaran deduktif tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Tarab. Kenyataannya dilapangan, guru memberikan materi atau menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

teacher oriented yang sering kali memberi kesan monoton dan tidak

menarik rasa ingin tahu siswa serta tidak membuat siswa aktif. Dengan demikian, siswa cendrung lebih bersifat pasif dan berdampak pada kurangnya apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang diberikan.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil tinjauan awal akan didukung dengan data hasil belajar siswa yang diiuraikan sebagai berikut.

Tabel 1.1

Rata Rata Hasil Ujian Tengah Semester 1

KELAS NILAI

Kelas V A 65,58

Kelas V B 64,44

(sumber: Guru kelas V)

(18)

6

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru beberapa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa diantaranya adalah 1) banyak siswa yang mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi, namun tidak memahami konsep dari materi tersebut, 2) mengalami kesulitan memahami istilah asing, 3) siswa tidak mampu mengingat kembali materi yang diberikan oleh guru setelah pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa selang waktu berikutnya, 4) siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatan pengetahuan tersebut.

Berdasarkan fakta hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa 1) sebagian siswa mampu menghafal konsep namun tidak mampu memahami konsep, 2) pembelajaran masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang inovatif, 3) guru seolah lebih dominan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga siswa menjadi kurang aktif, 4) siswa memiliki pemahaman konsep yang rendah, yang dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang berbeda dengan apa yang dicatatkan guru serta tidak mampu mengaitkan teori dengan praktik, 5) siswa jarang bahkan tidak pernah dilibatkan dalam penyelesaian masalah.

Untuk mengatasi permasalahan diatas perlu dicarikan alternatif penyelesaiannya. Idealnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan dengan melibatkan aktivitas siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan pengalaman langsung, dan berorientasi pada kegiatan penemuan. Berkaitan dengan karakter materi Sains, maka kelompok model pembelajaran yang sesuai adalah kelompok pengolahan informasi. Hanya beberapa model pembelajaran sesuai dengan hakikat pembelajaran Sains. Salah satunya adalah model Concept Attainment (Sutarto & Indarwati, 2013: hlm. 28).

(19)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan untuk bepikir bebas dan terbuka serta siswa dapat memperoleh konsep, menginterpretasikan data dan mengaplikasikan prinsip kedalam situasi baru yang berbeda.

Model Concept Attainment merupakan rumpun model pengolaan informasi yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan memperkaya konsep sehingga siswa mampu memahami suatu konsep dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Perancangan model

Concept Attainment tersebut efektif dalam mendefenisikan, memahami,

menerapkan dan menggunakan konsep-konsep. Model pembelajaran

Concept Attainment ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep

dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep. Keefektifan model pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Rohmatullah (2010: 102) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ”model pembelajaran pencapaian konsep yang dikembangkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa sehingga disarankan agar menjadi pilihan bagi guru dalam implementasi pembelajaran IPA”. Selain itu, Kumar & Mathur (2013: hlm 168) dalam penelitiannya yang berjudul Effect of Concept Attainment Model on Acquisition of Physics

Concepts“. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran Concept

Attainment lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional

dalam membantu siswa melakukan pemahaman konsep. Selanjutnya Mayer (2012: hlm 34) juga mengungkapkan bahwa implikasi dari penerapan model

Concept Attainment mengarahkan siswa untuk memiliki keberhasilan dalam

belajar konsep baru dan berpikir lebih tentang proses belajar mereka. Selain terbukti mampu meningkatkan pemahaman konsep, model ini juga mampu meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Rosyid dalam penelitiannya mengemukakan bahwa model pencapaian konsep (Concept

Attainment) mampu meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Peningkatan

(20)

8

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pencapaian konsep dapat memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk membuat hipotesis tentang konsep yang akan dipelajari.

Dari berbagai fakta dari hasil wawancara dan jurnal, maka salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa adalah menerapkan model pembelajaran yang mampu melatih siswa untuk mempertajam keterampilan berpikir siswa sehingga mampu menarik kesimpulan dan kreatif dalam membuat pertanyaan dalam pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran yang diharapkan mampu membuat siswa memahami konsep IPA. Maka pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran Concept Attainment yang ditunjang oleh pemanfaatan multimedia.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diketahui bahwa siswa memiliki kesulitan belajar dan memiliki hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran IPA. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor tesebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan guru dalam melakukan variasi model pembelajaran maupun media pembelajaran. Model pembelajaran yang masih digunakan bersifat deduktif dengan pola duduk, dengar, catat dan hafal. Padahal pada hakikatnya pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari informasi dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang alam sekitar, memiliki sikap dan berprilaku terhadap alam sekitar. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh gaya mengajar guru yang selalu menggiring siswa untuk menghafal berbagai konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep tersebut.

(21)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan pembelajaran IPA yang efektif. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar serta dapat mengurangi verbalisasi sedangkan sumber belajar dapat menyajikan informasi yang tidak mungkin dikunjungi atau dilihat secara kongrit .

3. Terbatasnya media pembelajaran serta kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media juga menjadi pemicu kurang efektifnya pembelajaran. Penggunakan media pembelajaran dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar. Dengan penggunaan media pembelajaran maka pancaindra dapat digunakan dan dilibatkan, serta dapat mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan tenaga.

4. Kurangnya minat belajar siswa dan kurangnya kebermaknaan pembelajaran bagi siswa. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru tidak menarik bagi siswa. Ketidakpahaman materi yang dikuasai oleh siswa tersebut juga mengakibatkan siswa-siswa tidak mampu mengaitkan antara teori dengan praktek atau aplikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang seharusnya menarik akhirnya menjadi terkesan membosankan dan tidak menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.

(22)

10

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yakni Bagaimanakah implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N 14 Sungai Tarab-Sumatera Barat?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji implementasi dari model Concept Attainment berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N 14 Sungai Tarab-Sumatera Barat?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ilmu pendidikan khususnya dalam pembelajaran.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap penerapan model pembelajaran Concept Attainment yang dapat dibantu dengan penggunaan multimedia

2. Manfaat Praktis

(23)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(24)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar, maka digunakan sebuah metode untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh pada kelas eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau eksperimen semu.

Desain kuasi eksperimen yang digunakandalam penelitian ini adalah berupa pretets posttest nonequivalent control group design. Dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel. 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatmen Posttest

Eksperimen

Kontrol

Keterangan:

= pemberian pretest

= pemberian posttest

= perlakuan berupa implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia

(25)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Frankel (1912: 268) mengemukakan bahwa penelitian eksprimen pada umumnya melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol sangat penting dalam penelitian eksperimen, karena memungkinkan peneliti untuk mengkaji apakah perlakuan telah memiliki pengaruh tersebut lebih efektif dibandingkan pelakukan yang lama. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen menerima perlakukan berupa implementasi model Concept Attainment, sedangkan kelompok kontrol menerima perlakuan berupa implementasi model konvensional. Untuk menghidari bias, maka kedua kelas diberi perlakuan yang sama berupa penggunaan multimedia didalam pelaksanaan model pembelajaran.

Kedua kelompok ini akan diberikan pre-test dan postest dengan menggunakan instrumen yang sama. Instrumen tes yang diberikan berupa soalpilihanganda. Pada tahap awal, kedua kelas diberi soal pretest. Jawaban pretes siswa kemudian diperiksa untuk ditindak lanjuti. Selanjutnya akan dilakukan pembelajaran dimana pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Concept Attainment berbasis multimediadan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran menggunakan model konvensional. Setelah diberi perlakuan dengan mengimplementasikan Model Concept Attainment berbasis multimedia pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol kemudian diberikan Posttest. Posttest diberikan untuk mengetahui perbandingan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Populasi dan Sampel

(26)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Pengembangan Instrumen

1. Definisi Operasional

Penelitian ini perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran Concept Attainment, model konvensional, Multimedia, dan hasil belajar.

a. Hasil belajar siswa adalah seluruh kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pelajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Namun pada penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud lebih berfokus pada ranah kognitif yang diukur menggunakan instrumen tes.

b. Model pembelajaran Concept Attainment adalah Suatu model pembelajaran yang memiliki sintak, sistem sosial, sistem pendukung dan peran guru yang dirancang untuk mengembangkan dan menguatkan pemahaman konsep siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa c. Multimedia adalah media pembelajaran yang terdiri gabungan teks, suara,

gambar, animasi dan video yang digabungkan oleh satu kesatuan link sehingga semua indera siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

d. Model konvensional adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan deduktif dengan metode ceramah serta dibantu multimedia sebagai media penyampaian pembelajaran.

2. Instrument Penelitian

(27)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen tes, lembar observasi dan angket.Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes objektif

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012). Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran Concept Attainment berbasis multimedia. Soal diberikan pada pretest dan posttest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan, sedangkan

posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar

siswa pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. b. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedan berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan keterlaksanaan pembelajaran yang belum terangkat melalui tes, dan skala sikap berupa aktivitas guru dan siswa yang dilakukan dalam proses penerapan model Concept Attainment berbasis multmedia. Pedoman observasi dipersiapkan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian.

Pada lembar observasi aktivitas siswa didalamnya mencakup keaktifan mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, serta mengemukakan pendapat. Lembar observasi aktivitas siswa dibuat dalam bentuk checklist, sehingga dalam pengisiannya, pengamat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.

c. Angket

(28)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan model Concept Attainment berbasis multimediayang dilaksanakan.

3. Kisi Kisi Instrumen

(29)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian

KBM dengan Menerapkan Model Concept

AttainmentBerbasis Multimedia

Pretest

Posttest Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran dan Aktivitas

Penyusunaan Perangkat Pembelajaran Pembuatan Instrumen

Penelitian

Penilaian Instrumen

Uji coba, Analisis, revisi

Studi Pendahuluan

Telaah Kurikulum Studi Literatur

Masalah

Storyboard

Pembuatan Media

Judgment Media

(30)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini

Tabel 3. 3

Teknik Pengumpulan Data Sumber

data

Jenis data Teknik pengumpulan data

Ket

Siswa Hasil belajar Tes (pretest dan postest) Dilakukan diawal dan diakhir proses pembelajaran Siswa Aktivitas selama

(31)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

1. Validasi Instrumen Tes

Untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa maka diperlukan tes yang baik. Sebelum digunakan tes evaluasi tersebut diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya.Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor soal total. Skor pada item soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2012). Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:

dimana:

rxy = koefisien validitas item soal N = jumlah siswa yang mengikuti tes X = skor item ke-I yang diukur validitasnya Y = Skor total

Untuk menginterpresentasikan besarnya koefisien korelasi dipergunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 < r ≤ 1,00 sangat tinggi

(32)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 < r ≤ 0,60 Cukup

Perhitungan validitas alat pengumpul data dilakukan dengan

menggunakan rumusan korelasi product moment, yaitu dengan

mengkorelasikan jumlah skor Soal genap dengan skor soal ganjil.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh sebagai berikut:

N = 34 Y = 319

(33)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument yang dipakai tersebut sudah baik. Reliabilitas adalah ketetapan satu tes apabila diteskan pada subyek yang sama dan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang hampir sama pula (Arikunto,2012). Dalam penelitian ini rumus yang dipakai adalah rumus Spearman-Brown yang persamaannya sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

jika r hitung> r tabel maka tes ho yang dilakukan reliabel.

Dengan kriteria :

Tabel. 3. 5 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria 0.80 < r11 < 1,00

0,60 < r11 < 0,79

0,40 < r11 < 0,59

0,20 < r11 < 0,39

0,00 < r11 < 0,19

sangat tinggi

tinggi

sedang

rendah

(34)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan reliabilitas dilakukan menggunakan software Anates V4

dengan perolehan hasil maka dapat dikatakan soal tes diatas

mempunyai reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

3. Tingkat Kesukaran Item

Disamping memenuhi validitas dan reliabilitas yang baik, tes juga mengandung adanya keseimbangandari kesulitan test tersebut. Cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:

Dimana:

P = indeks kesulitan untuk setiap butir item B = banyaknya siswa menjawab benar Js = banyaknya peserta tes

Tabel 3.6

Interpretasi Indeks kesukaran

Interval Kriteria

P < 0,30 Mudah

0.030 ≤ P ≤ 0,70 Sedang

P > 0.70 Sulit

(Arikunto, 2012)

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS 17 dapat diuraikan dalam persentasi pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Persentasi Tingkat Kesukaran Butir Soal IndeksKesukaran Klasifikasi Persentasi

0,00 – 0,29 0,30 – 0,69

Sukar Sedang

(35)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,70 – 1,00 Mudah 14, 29 %

Berdasarkan tabel 3.7 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 20% soal yang diujicobakan mempunyai indeks kesukaran yang tergolong “sukar”, sebanyak 37.14 % dapat dikategorikan pada kategori “sedang” sedangkan sebanyak 14.29 % soal yang diujicobakan dapat dikategorika pada kategori “mudah”.

4. Daya Beda

Daya beda digunakan untuk mengetahui bahwa setiap siswa dapat menerima suatu item tes atau soal dengan pengertian yang sama.

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(P sebagai indeks kesukaran)

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(P sebagai indeks kesukaran)

Tabel 3. 8

Interpretasi Daya Pembeda

(36)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 - 0,20 Jelek

0,20 - 0,40 Cukup

0,40 -0.70 Baik

0,70 - 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2012)

Hasil analisis daya pembeda butir soal menggunakan software SPSS 17diuraikan dalam persentasi pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Persentasi Daya Pembeda Butir Soal

Interval daya pembeda Kriteria Persentase

0,00 - 0,20 Jelek 28, 6 %

0,20 - 0,40 Cukup 28, 6 %

0,40 -0.70 Baik 8,6 %

0,70 - 1,00 Sangat baik 34, 3%

Berdasarkan tabel diatas soal yang diujicobakan mempunyai daya pembeda pada kategori “jelek” sebanyak 28.6%., kategori “cukup” sebanyak 28.6%, kategori baik sebanyak 8.6% dan kategori “sangat baik” sebanyak 34.3 %. Soal soal yang mempunyai daya pembeda yang jelek akan dilakukan revisi sebelum diujicobakan pada penelitian.

5. Teknik Pengolaan Data a. Analisis Hasil Belajar

Analisis data yang diuji secara statistika dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menskor tiap lembar jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban

(37)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nilai siswa (%) =

3) Menghitung nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh siswa

4) Menentukan peningkatan hasil belajar siswa dengan cara menghitung Normalized Gain (%) ,dengan rumus:

untuk memudahkan dalam menginterpretasikan perolehan nilai gain, digunakan kategori dan konversi N-gain seperti pada tabel. 3.10 berikut:

Tabel 3. 10 Kategori Nilai N-Gain

No Nilai Konversi N-Gain Kategori

1 g> 0,7 g≥ 0,7 Tinggi

2 0,3 ≤g≤ 0,7 30≤g≤70 Sedang

3 g< 0,3 g< 30 Rendah

5) Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi

pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau probabilitas >0,05 maka data

berdistribusi normal.

6) Uji Homogenitas. Uji homogenitas (F) menggunakan uji Levene dengan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai

signifikansi pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau probabilitas >0,05

(38)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Jika data terdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan menggunakan uji rata-rata dua pihak (Independent Sample t – Test) pada

program SPSS versi 17.0 dengan penfasiran sebagai berikut:

Jika harga lebih besar dari maka ditolak dan

diterima, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada kedua kelas dan jika sebaliknya harga lebih

kecil dari maka diterima dan ditolak, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelas

8) Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik berupa U Mann Whitney menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika harga lebih kecil dari maka ditolak dan

diterima, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada kedua kelas dan jika sebaliknya harga lebih

besar dari maka diterima dan ditolak, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelas

b. Analisis Data Respon Siswa

Analisis yang dilakukan secara deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan tingkatan (Sugiyono, 2011). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot kategori SS = 4; S= 3; TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan.

Persentase sikap responden =

(39)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel. 3. 11

Kriteria Tanggapan Siswa

Alternatif jawaban (%) Deskripsi

100 Seluruh responden

75 ≤j≤ 100 Hampir seluruh responden

50 Sebahagian besar responden

25≤ j < 50 Hampir setengahnya dari jumlah responden

0 ≤ j < 25 Sebagian kecil responden

0 Tidak seorang pun responden

c. Pengolaan Data Observasi

Data mengenai aktivitas siswa dalam pelaksanaan model Concept Attainment merupakan data yang diambil dari observasi. Pengolahan data dilakukan dengan mencari persentase aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan model Concept Attainment berbasis multimedia. Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk mengolah data adalah dengan:

1) menghitung jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format keterlaksanaan pembelajaran

2) melakukan perhitungan persentase aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan persamaan berikut:

% aktivitas siswa =

(40)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel. 3.12

Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

KMP (%) Kriteria

>60 Kurang

60-70 Cukup

70-80 Tinggi

80-90 Sangat tinggi

d. Analisis Data Wawancara Guru Dan Siswa

(41)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 14 Sungai Tarab terhadap siswa kelas V Semester II yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, selanjutnya dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang mengimplementasikan model

Concept Attainment berbasis multimedia secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan hasil belajar siswa yang mengimplementasikan model konvensional. Rata- rata N-gain menunjukkan bahwa implementasi Model

Concept Attainment berbasis multimedia efektif untuk meningkatkan

hasil belajar pada Mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar.

2. Hasil belajar pada pembelajaran IPA yang menggunakan model Concept

Attainment berbasis multimedia tidak mengalami peningkatan pada aspek

mengingat. Kelas yang menerapkan model Concept Attainment memiliki rata-rata hampir sama dengan hasil belajar pada kelas yang menerapkan model konvensional.

3. Hasil belajar pada pembelajaran IPA yang menggunakan model Concept

Attainment berbasis multimedia mengalami peningkatan pada aspek

memahami. Hasil belajar aspek memahami pada kelas yang menerapkan model Concept Attainment lebih tinggi dari hasil belajar pada kelas yang menerapkan model konvensional dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara kedua kelas. Ini dapat disimpulkan bahwa model

Concept Attainment efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

aspek memahami.

4. Hasil belajar pada pembelajaran IPA yang menggunakan model Concept

(42)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaplikasikan. Hasil belajar aspek mengaplikasikan pada kelas yang menerapkan model Concept Attainment lebih tinggi dari hasil belajar pada kelas yang menerapkan model konvensional dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara kedua kelas. Ini dapat disimpulkan bahwa model Concept Attainment efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek mengaplikasikan.

5. Hasil belajar pada pembelajaran IPA yang menggunakan model Concept

Attainment berbasis multimedia mengalami peningkatan pada aspek

menganalisis. Hasil belajar kognitif aspek menganalisis pada kelas yang menerapkan model Concept Attainment lebih tinggi dari hasil belajar pada kelas yang menerapkan model konvensional dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara kedua kelas. Ini dapat disimpulkan bahwa model Concept Attainment efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek menganalisis.

6. Hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar menggunakan Model Concept Attainment berbasis multimedia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan peningkatan di setiap pertemuan dan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran memiliki aktivitas yang tergolong tinggi. Dapat diartikan bahwa pelaksanaan model Concept Attainment berbasis multimedia berjalan secara optimal.

7. Respon siswa terhadap implementasi menggunakan Model Concept

Attainment berbasis multimedia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam menunjukkan respon positif atau setuju dengan pelaksaan pembelajaran dan begitu juga dengan respon guru terhadap implementasi Model Concept Attainment berbasis multimedia yang menunjukkan respon positif atau setuju terhadap implementasi model Concept

(43)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian bahwa implementasi Model Concept Attainment berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Adapun saran dari penelitian ini adalah

1. Guru

Model Concept Attainment yang dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga disarankan agar model ini dapat dikembangkan menjadi salah satu model pilihan guru dalam implementasi pembelajaran. Agar pelaksanaan model Concept Attainment ini dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan perencanaan yang matang seperti manajemen waktu, pemilihan media pembelajaran yang tepat, serta persiapan guru dalam mengembangkan teknik-teknik bertanya serta merangsang siswa untuk berpikir.

2. Peneliti lain

Penelitian ini mengkaji mengenai implementasi model Concept Attainment berbasis multimedia yang berdampak pada hasil belajar siswa. Penelitian ini juga dapat dilakukan menggunakan media pembelajaran yang lain, karakteristik siswa yang berbeda, dan juga pada ranah hasil belajar yang berbeda yakni pada aspek afektif dan aspek psikomotor.

(44)

110

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. dan D. R. Krathwol. (2001). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto. (2012). Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Zainal. (2011). Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya

Beaucamp, G. (1975). Curriculum theory.Wilmette : The Kagg Press.

Binanto, Iwan. (2010). Multimedia Digital( Dasar Teori dan Pengembangannya). Yogyakarta: penerbit ANDI.

Buabeng, Charles dan Andoh. (2012). Factors influencing teachers’ adoption and

integration of information and communication technology into teaching: A review of the literature. International Journal of Education and

Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), Vol. 8, Issue 1, pp. 136-155.

Dahar,R.W. (1996) Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga

Darmawan, Deni. (2012). Teknologi pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Direktorat Pembinaan Luar Biasa.(2007). Model pembelajaran matematika &

IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Eggen, P dan kauchack, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. dan Hyun, H.H.(2012). How to Design and Evaluate

Research in Education. New York: McGraw-Hill

Ghinea, Georghita dan Chen, Sherry. (2006). Digital Multimedia Perception and

Design.United States of America: Idea Group Publishing

Hardman, Lynda dan C, Dick. (1999). Hipermedia. CWI, Amsterdam, The Netherlands. Tersedia (online): http://en.bookfi.org

Heinich, Robert.,Michel Molenda, & James. D. Russel. (1986). Instructional

(45)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Huda, Miftahul. 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: pustaka pelajar

Jacobsen, D.A dkk. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, B dkk. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kumar,Amit &Mathur, Madhu (2013). Effect of Concept Attainment Model on

Acquisition of Physics Concepts. Universal Journal of Educational Research

1(3): 165-169, 2013.

Mayer, Joy R. (2012). Effects Of Using The Concept Attainment Model With

Inductive reasoning with high school biology students. Thesis. Montana

State University.

Mayer, E.R. (2009). Multimedia learning-prinsip dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mudjiono & Dimyati (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mukherjee, Madhuchanda. (2011). Effectiveness Of Concept Attainment Model

(Cam) In Terms Of Achievement In Science Of Class VIII. International

Referred Reseach Journal. ISSN-0975-3486 RNI: RAJBIL 2009/300097 VOL-II *ISSUE 18.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran- Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Gaung Persada Press.

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Munir. (2012). Multimedia-Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mulyanta, dkk. (2009). Media Pembelajaran (Tutorial Membangun Multimedia

Interaktif ). Universitas Atma Jaya Yogyakarta : Yogyakarta.

Najjar, Lawrence J. (1996).Multimedia Information and Learning. Georgia Institute of Technology. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia (1996) 5 (2), 129-15

(46)

112

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oliva, P.F. (2013) Curriculum Developing. United Stated of America: Pearson education.Inc.

Pritchard, F. (1994).Teaching Thinking Across the Curriculum With the Concept

Attainment Model. Tersedia (online ): http://imet.csus.edu/imet10/280/docs.

Purwanto . (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rohmatullah. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Concept attainment

Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rosyid, Imron. Pembelajaran dengan pencapaian konsep untuk Meningkatkan

kemampuan bertanya siswa pada Matapelajaran ipa / fisika kelas vii-f smp negeri 20 Malang. Thesis. Universitas Negeri Malang.

Sanjaya, Wina. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saskatoon Public Schools (2009). Concept Attainment. Tersedia online : http://olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/cattain/index.html.

Schunk, Dale. (2012). Learning Theories- An Educational Prespective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semiawan, C.R. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah di Sekolah

Dasar. Jakarta: Indeks.

Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar baru algensindo.

Sudjana. (2009). PenilaianHasilProsesBelajarMengajar. Bandung :RemajaRosdaKarya

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(47)

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Pengembangan Kurikulum-Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S dan Syaodih, E. (2012). Kurikulum & Pembelajaran

Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N. S.( 2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT Rineka cipta.

Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Sulilawati, Era. (2011). Penerapan Concept Attainment Models Utuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sutarto & Indarwati ( 2013). Strategi Belajar Mengajar “Sains”. Jember: Jember

University Press.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif. Jakarta: Kencana.

Uno, H.B. (2010). Model Pembelajaran-Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi aksara.

Zaiz, S.Z. (1986). Curriculum principles and foundation. New York:Happers and Row Publisher.

...(2009). Lava Tube Breakout Kilauea Volcano Hawaii.Tersedia (online) http://www.youtube.com/watch?v=yY3qpSsQNfo

...(2011). Survey Internasional PISA. Tersedia (online) http://litbang.kemdikbud.go.id

(48)

114

Yossy Intan Vhalind, 2014

IMPLEMENTASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 14

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...(2011).Intrusive Igneous Formations. Tersedia (online) http://www.youtube.com/watch?v=A5LdZJiKsVk

...(2012). Sedimentary Rocks Video for Kids. Tersedia (online). http://www.youtube.com/watch?v=NygkD8uATng

...(2012).Weathering- the Rock Cycle. Tersedia (online). http://www.youtube.com/watch?v=kHbe5zD5rTc

…..(2012). Animasi. Tersedia (online)

http://nextstep.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=279&Itemid=359

Gambar

Tabel Uji Homogenitas  ......................................................................................
Tabel 1.1
Tabel. 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas VII SMP Angkasa.. Metode penelitian

Hasilnya dipengaruhi adanya imperfection (non- linier geometri) dan kondisi inelastis (non-linier material).Dalam tugas akhir ini menggunakan analisis inelastic orde-2

Selain itu, untuk kualitas pelayanan lembaga pariwisata di Desa Wisata Penglipuran memiliki 62% wisatawan domestik yang mengatakan baik, 18% mengatakan cukup, 14% dari mereka

data hasil enkripsi (ciphertext) akan dikirim ke bagian penerima (receiver) melalui jaringan internet menggunakan socket programming dan selanjutnya dilakukan proses

Berdasarkan Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga Tanggal 23 Mei 2017, bersama ini disampaikan Pelaksanaan untuk :. Nama Kegiatan : Pengawasan dan Pengamanan

Manakala Responden E tidak dapat membuat jangkaan terhadap keperluan tenaga kerja masa depan. Ini adalah kerana Responden E mengatakan bahawa masa depan adalah sesuatu yang kita

Memiliki kemampuan dalam menemukan, mengembangkan dan memutakhirkan ilmu dalam bioproses produksi ternak daging/perah/unggas/satwa harapan, perekayasaan genetik

(Sembilan Belas Milyar Tiga Ratus Enam Puluh Empat Juta Seratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah)1. Kualifikasi : Usaha