• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGEMBANGKAN KAMPUNG SABBETA DI DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGEMBANGKAN KAMPUNG SABBETA DI DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

oleh

FITRIA RAMDANA

Nomor Stambuk : 10561 11039 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii

KAMPUNG SABBETA DI DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

FITRIA RAMDANA Nomor Stambuk: 10561 11039 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11039 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,19 Juli 2020

Yang Menyatakan,

(6)

vi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi keunggulan biaya, strategi deferensisasi, dan strategi fokus yang digunakan dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Dari segi akademik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu administrasi negara.Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sabbeta Desa Pising Kecamaatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Diamana pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan tehnik penentuan informan dilakukan dengan menentukan informan yang berperan dan terlibat secara teknis dalam pengembangan Kampung Sabbeta. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi pemerintah desa yang digunakan dalam mengembangkan kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng berupa strategi keunggulan biaya belum diterapkan pada proses produksi sebab untuk memproduksi sutera memerlukan biaya yang banyak dan belum ada secara langsung bantuan modal dari pemerintah, strategi deferensiasi diterapkan melalui penciptaan inovasi-inovasi produk sutera, dan strategi focus memfokuskan penjualan produk sutera pada sistem pesanan. Beberapa faktor penghambat dalam pengembangan Kampung Sabbeta ini dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang masih rendah dan penyedian sarana dan prasarana yang masih minim. Jika masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah melalui pelatihan-pelatihan serta sebaliknya pemerintah desa lebih peka terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan untuk dapat menegembangkan kampung sabbeta maka akan tercipta kualitas sumber daya manusia yang unggul dan maju. kelengkapan sarana dan prasana menjadi penunjang yang tidak kalah penting dalam pengembangan kampung sabbeta.

(7)

vii

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pemerintah Desa Dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamaatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Makassar

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Ansyari Mone, M.Pd selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar 4. Ayahanda Muhabbareng dan Ibunda Hasnawati dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil selama penulis melaksanakan pendidikan di Universitas Muhammadiayah

(8)

viii

Muhammadiayah Makassar.

6. Pemerintah Kabupaten Soppeng khususnya Pemerintah Desa Pising dan segenap masyarakat Kampung Sabbeta yang telah banyak membantu, memberi kemudahan dan kelancaran dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini 7. Sahabat-sahabatku dan teman-teman kelas seperjuangan ilmu administrasi

negara terima kasih untuk segala cerita, kenangan, dan kebersamaan selama ini

Penulis menyadari bahwa daalam penyusunan skipsi masih jauh dari kesempurnaan, oleh kareana itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca maupun pihak lain. Akhir kata semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 19 Juli 2020

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… . 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Teori dan konsep Strategi Pemerintah Desa... 12

C. Konsep BUMDes dan Kampung Sabbeta ... 26

D. Kerangka Pikir ... 27

E. Fokus Penelitian ... 29

F. Definisi Fokus penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 31

C. Informan Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

(10)

x

B. Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Kampung Sabbeta di

Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng ... 39

C. Faktor Penghambat Dalam Pengembangan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng... 58

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

xi

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi tantangan masa depan dibutuhkan strategi pengembangan masyarakat untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam masyarakat. Setiap pemerintah daerah memberikan keluluesaan kepada pemerintah desa dalam mengembangkan desanya dari segala aspek bidang kehidupan. Masing-masing desa pastinya memiliki keunggulan untuk bisa dikembangkan menjadi lebih maju, maka dari itu peran pemerintah selaku pemberi pelayanan kepada mayarakat termasuk salah satunya kepada kepada masyarakat Kampung Sabbeta dalam produksi kain sutra mereka.

Implementasi proses pembangunan masyarakat secara lebih profesional pada umumnya menggunakan suatu strategi. Salah satu strategi pemerintah desa yang banyak dikembangkan dalam memajukan masyarakatnya untuk lebih berkembang yakni melalui pengembangan pemberdayaan masyarakat. Strategi yaitu langkah-langkah atau cara yang disusun dalam mencapai suatu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang serta proritas alokasi sumber daya. pengembangan organisasi adalah upaya atau strategi yang telah terencana dalam mejuwudkan perubahan dan pengembangan suatu organisasi.

Manajemen strategis adalah memperhitungkan berbagai sisi dalam merancang dan menyususn rencana suatu organisasi sehingga pengaruh rencana yang telah dikelola dapat memberikan dampak positif bagi organisasi itu sendiri

(13)

secara jangka panjang (Farmi Irham, 2015). Manajemen Strategi merupakan rencana atau langkah-langkah yang disusun dalam mewujudkan dan mengembangkan organisasi agar tetap potensi dan tetap eksis sehingga dapat memproduksi produk-produk dan organisasi terus melakukan inovasi. Strategi pemerintah pada umumnya rencana atau program yang dirancang pemerintah daerah maupun pemerintah desa yang berorientasi pada kepentingan masyarakat yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuannya yakni untuk memajukan kesejatraan masyarakat.

Strategi dalam pengembangan kampung sabbeta tidak jauh dari peranan pemerintah desa dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat. Sebagaiman yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. dimana di dalamnya dimuat tentang pembagunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah suatu proses serta upaya dalam mendorong dan memberikan kemampuan atau daya kekuatan kepada individu atau masyarakat yang lemah agar dapat menganalisis, mengindentifikasi masalah yang dihadapi, serta dapat menetapkan dan menentukan kebutuhan serta potensi yang ada dalam masyarakat (Widjajanti dalam Mutmainna, 2016). pemberdayaan sebagai usaha yang dijalankan dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan akan menumbuhkan jiwa kemandirian dan kereatifitas, serta tidak banyak bergantung pada bantuan dan perintah dari atas. Pemberdayaan masyarakat adalah menciptakan situasi dan kondisi dengan sedemikian rupa sehingga masyarakat mempunyai kekuatan serta kesempatan

(14)

untuk bisa memajukan kehidupannya secara mandiri dan kreatif dalam menciptakan dan mengembangkan berbagai inovasi-inovasi baru yang lebih kreatif.

Kampung sabbeta merupakan tempat atau lokasi pengembangan sutera mulai dari hulu produksi sutera sampai hilir produksi sutera. Penamaan kampung sutera diambil berdasarkan aktivitas mayoritas yang dilakukan para warga masyarakat di kampung tersebut yakni peternakan ulat sutera sampai megelolahnya menjadi kain sutera. Kemudian nama kampung sabbeta diangkat dan direspon positif oleh pemerintah daerah. Selanjutnya menjadi program untuk dapat mengembalikan keyayaan sutera di Kabupaten Soppeng melalui pengembangan kampung sabbeta

Pengembangan kampung sabbeta merupakan pemberdayaan yang dilakaukan pemerintah desa dalam mengembangkan dan meningkatkan sutera kampung sabbeta. Pemberdayaan pada kampung sabbeta berupa peternakan ulat sutera, pemintalan benang sutera, penenunan benang sutera, pengelolaan limbah-limbah ulat sutera, serta inovasi dalam mengembangkan kain sutera dengan menggunakan teknik ecoprint. Tujuan dari pengembangan pemberdayaan kampung sabbeta tidak lain untuk meningkatkan taraf hidup warga masyarakat di daerah tersebut.

Pemberdayaan sutera di Sulawesi Selatan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sejak tahun 1950-an sampai sekarang budidaya alam sutera masih banyak ditekuni oleh sebagian masyarakat yang tinggal di

(15)

Pedesaan. Sarung sutera menjadi salah satu komponen yang digunakan pada kegiatan upacara kebudayaan seperti perkawinan dan pesta adat (Sadapotto dalam Harbi, 2015) sehingga terkandung pesan-pesan moral serta sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam produksi kain sutera.

Kelebihan yang dimiliki pada pengembangan kampung sabbeta yakni pengembangan sutera dilakukan dari hilir sampai hulu yaitu mulai dari peternakan ulat sutera, pemintalan benang sutera yang dihasilkan, sampai penenunan benang sutera menjadi kain sutera. Dikembangkan juga pewarnaan kain sutera menggunakan teknik Ecoprint yaitu pewarnaan dengan menggunakan dari bahan alami yang tersediakan alam sekitar tidak menggunakan pewarna buatan pada proses pewarnaan kain sutera. Tetapi masih banyak juga kekurangan yang dimiliki pada pengembangan kampung sabbeta diantaranya patani sutera masih mengandalkan bibit import karena kualitas bibit lokal kualitasnya masih di bawah standar, serta sarana dan prasaarana masih kurang memadai untuk mendukung produktivitas yang lebih tinggi masih kurangnya alat pemintalan dan ATBM.

Peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kampung sabbeta yaitu dapat menjadikan kampung sabbeta pusat produksi pengahasil sutera terbesar di kabupaten soppeng, dapat menciptakan kain sutera yang yang menjadi ciri khas Kabupaten Soppeng, serta dapat meningkatkan prekonomin masyarakat melalui pengembangan kain sutera. Tetapi ada ancaman yang perlu diperhatikan dalam hal peternakan ulat sutera terkait faktor cuaca yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ulat sutera.

(16)

Salah satu penghasil Sutera yang ada di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Soppeng yang berjaya pada tahun 80-an dan 90-an dimana pada masa itu mencapai 90 ton pertahun. Tetapi di tahun 2000-an mengalami penurunan mencapai sekitar 80% . Hal ini terjadi karena sebagian besar petani sutera di Kabupaten Soppeng hanya mengetahui sampai menghasilkan benang sutera saja, jarang yang memprosesnya sampai menjadi kain sutera. Untuk pengerjaan pemintalan benang menjadi kain menjadi monopoli dari pekerja sutera di Sengkang.

Permasalahan yang dihadapi para masyarakat petani sutera di Kampung Sabbeta dalam pengembangan Kampaung Sabbeta yaitu terkait masalah pemasaran hasil produk, produktivitas yang terbilang masih rendah, serta pemanfaatan dari limbah kokon. Pemasaran masih besifat monopoli menyebabkan harga dari benang yang dihasilkan sangat rendah. Hal itu terjadi sebab sampai saat ini, sebagian besar petani sutera hanya menghasilkan benang sutera, sedangkan untuk produksi kain sutera diproduksi di kabupaten Wajo. Produktivitas yang masih rendah disebabkan ketergantungan petani sutera pada bibit impor dan produk yang di hasilkan masih tidak standar. Pemamfaatan limbah, terutama kokon sampai saat ini hanya di jadikan sebagai suevenir, itu juga dikerjakan dengan pengetahuan yang seadanya, belum ada inovasi menjadikan limbah kokon menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Serta sarana maupun prasarana yang terbilang masih kurang untuk dapat mendukung hasil produktivitas yang tinggi.

(17)

Berdasarkan permasalahan tersebut Pemerintah Desa selaku penggerak dalam proses pemberdayaan masyarakat dapat memberikan daya dan kemampuan kepada masyarakat khususnya untuk petani sutera dan kelompok-kelompok masyarakat pengrajin sutrera agar dapat mengembalikan kearifan lokal budiyaya ulat sutera dan mengelolanya menjadi kain sutera yang memiliki ciri khas kota Soppeng. Memberikan sarana maupun prasaran produksi kain sutera agar menghasilkan peoduktivitas sutera yang tinggi. Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan produktifitas dan pemasaran, serta pelatihan pemanfaatan limbah menjadi souvenir yang lebih beragam dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Pemerintah Kabupaten Soppeng saat ini mulai mengembalikan kejayaan sutera di Kabupaten Soppeng. Untuk mengembalikan polularitas sutera Pemerintah Kabupaten Soppeng programkan 12 aksi terkait dengan pengembangan sutera diantaranya : (1) Mengembangkan Kampung Sabbeta di Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. (2) Pembuatan website dan sarana pendukung untuk promosi sutera. (3) Perbaikan infrastuktur kampung sutera. (4) Pengembangan menjadi pusat pelatihan, pendidikan, dan pembelajaran untuk industri kreatif sutera serta membangun museum alam sutera di Kabupaten Soppeng. (5) Diupayakan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum lokal terkait edukasi sarikultur (pemeliharaan ulat). (6) Penambahan perluasan untuk area taman murbei. (7) Peningkatan terhadap pemeliharaan tanaman yang sudah ada. (8) Pengadaan dan pengembangan bibit ulat sutera lokal. (9) Pengadaan alat pemintalan dan ATBM. (10) Pengembangan desain sutera yang lebih beragam.

(18)

(11) Pengembangan produk tahunan. (12) Memperkuat kelembagaan baik dari segi stuktur-strukturnya maupun dari segi financial. (sumber : mediatanews)

Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Strategi Pemerintah Desa

Dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Dengan menggunakan tiga indikator

strategi dalam pengembangkan pensutraan di kampung sabbeta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaiman strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng ?

2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng

C. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang ada, maka secara spesifik penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng.

(19)

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng.

D. Kegunaan Penelitian

Dilakukannnya penelitian ini tentunya akan memberikan kegunaan bagi penulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapan kegunaan penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapan dapat memberi sumbangan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial, khususnya di bidang kajian Administrasi Publik.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi pemikiran kepada pihak terkait, terutama pemerintah daerah maupan pemerintah desa dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat, selain itu penelitian ini dapat menjadi acaun penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

(20)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan dalam penyusunan Skripsi yang berjudul Strategi Pemerintah Desa Dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten soppeng adalah sebagai berikut :

1. Dalam jurnal Wurangian Mikhael (2015) Strategi Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Studi Bagi Masyarakat Petani Desa Basaan Satu Kecamatan Ratatotok. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi pemerintah desa dalam pemberdayana masyarakat di desa Basaan I terutama di bagian pertanian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitiannya menunjukkan strategi terhadap pemberdayaan masyarakat petani belum bisa secara maksimal meningkatkan kesejatraan serta taraf hidup masyarakat petani hal dikerenakan pemerintah belum mampu meningkatkan produksi hasil pertanian para petani yang disebabkan karena petani dalam pengelolahan lahan pertanian masih menjalani cara-cara pertanian dengan pengetahuan yang masih konvensional. kurangnya modal usaha atau modal produksi yang dimiliki oleh petani untuk membeli pestisida, pupuk, bibit dan keperluan produksi lainnya. Strategi Pemerintah Desa Basaan Satu dalam pemberdayaan petani yang dilakukan dengan melalui peningkatan mutu dan kualitas pendidikan formal dan non

(21)

formal para petani, kegiatan pendampingan untuk para petani, peningkatan frekuensi penyuluhan pertanian, pemberdayaan kelembagaan masyarakat belum sepenuhnya berhasil mengangkat masyarakat petani untuk bisa keluar dari zona ketidakberdayaan hal ini desebabkan para petani kurang partisipatif atau bersifat apatis dalam mengikuti program atau kegiatan yang dilakukan pemerintah Desa.

2. Dalam jurnal Putra Taranggana Gani (2015) Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Pengembangan (UMKM) Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pemerintah daerah dalam pengembangan manik-manik kaca dan diuraikan juga partisipasi pengusaha dalam pengembangan manik-manik kaca. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran pemerintah selalu fasilitator dan katalisator. Pemerintah Kabupaten Jombang sebagai fasilitator melalui berbagai kegiatan yang difasilitasi meliputi pelatihan manajamen usaha dan proses produksi, bantuan alat sarana serta prasarana berupa pemberian alat penumbuk kaca dan tungku pembakaran. Pemerintah Kabupaten Jombang sebagai katalisator melalui berbagai kegiatan yang meliputi penetapan manic-manik kaca sebagai produk unggulan kabupaten Jombang, promosi produk dengan mengikuti pameran skala lingkup nasional dan internasional, bantuan pengurusan HAKI,

(22)

penyediaan modal bergulir dengan bunga rendah. Sedangkan dalam hal partisipasi pelaku usaha, yaitu partisipasi dalam pengambilan yang diwujudkan dengan hadir dalam acara temu usaha, memberikan gagasan ikut serta pameran skala internasional dan mengadakan kegiatan pelatihan proses produksi, Kemudian partisipasi dalam pelaksanaan yang diwujudkan dengan menjadi koordinator dalam kegiatan pelatihan proses produksi, secara swadaya mengumpulkan dana untuk kebutuhan pameran internasional, serta manfaat yang dirasakan langsung oleh pelaku usaha seperti peningkatan omset usaha setiap mengikuti pameran, terciptanya lapangan pekerjaan. 3. Dalam jurnal Irawan Edi (2017) Strategi Pemerintah Desa Dalam

Pemberdayaan Kelompok Tani Di Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Studi Kasus Di Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penerapan strategi pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Tambe. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penilitian menunjukkan Pemerintah Desa Tambe ini tidak memiliki strategi untuk memberdayakan kelompok tani, pemerintah hanya membiarkan kelompok-kelompok tani berjalan sendiri tanpa adanya pendampingan, perlindungan, serta kekuatan untuk kelompok tani maju berkembang dalam teknologi pertanian sehingga mereka hanya mengandalkan infrastruktur-infrastruktur lama sebagai media pendukung dalam proses pemberdayaan kelompok tani. Pemerintah juga kurang peduli akan kesejahteraan petani di

(23)

Desa Tambe, hal tersebut dilihat tidak adanya tindakan pemerintah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di Desa.

4. Dalam jurnal Harbi Jun , Nurrochma Dodik Ridho , Kusharto Clara M. (2015) Pengembangan Usaha Persuteraan Alam Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisa status kelayakan usaha persuteraan alam saat ini secara holistik. Hasil penelitiannya menunjukkan Beberapa faktor yang memengaruhi usaha persuteraan alam diantaranya kondisi iklim, kualitas bibit atau telur ulat sutera, ketersediaan daun murbei (pakan untuk ulat sutera), tenaga kerja, serta harga jual produk yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut harus dikendalikan secara komprehensif sehingga diperlukan sebuah lembaga khusus untuk menangani hal-hal tersebut dengan merumuskan strategi-strategi yang sesuai serta dapat melaksanakan strategi-strategi-strategi-strategi yang telah disusun untuk dapat pengembangan usaha persuteraan alam di Kabupaten Wajo.

B. Teori dan Konsep Strategi Pemerintah Desa 1. Pengertian Manajemen Strategis

Sterategi adalah rencana atau konsep jangka panjang, yang diikuti dengan pelaksanaanya untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu, yang pada umumnya merupakan suatu “kemenangan” yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yakni strategos. Menurut Glueck dan Jauch dalam Sedarmayanti (2016) rencana yang luas disatukan, dan berintegrasi dalam menciptakan keunggulan strategi suatu instansi yang dirancang agar tujuan utama dari organisasi atau instansi

(24)

dapat tercapai melalui penerapan-penerapan yang tepat yang dilakukan organisasi dengan tetap memperhitungkan tantangan lingkungan yang ada.

Strategi menurut Sedarmayanti (2016) manajemen strategis adalah tindakan terus-menurus, terjadi adanya peningkatan dan dilakukan sesuai dengan yang telah direncankan serta yang diharapkan oleh konsumen di masa yang akan datang. Setiap strategi selalu memerlukan adanya peninjauan ulang terhadap rancangan yang telah disusun sebab mungkin diperluakan perubahan untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan yang tidak terprediksi sebelumnya.

Menurut Kasmir dalam Fadillah (2013) Strategi merupakan langkah-langkah yang harus dihadapi untuk mencapai suatu tujuan. Kadang langkah-langkah yang harus dihadapi terjal dan berlika-liku, namun ada juga langkah yang relatif mudah dihadapi. Selain itu, banyak tantangan maupun cobaan yang harus dihadapi dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu setiap langkah yang dijalankan harus dengan hati-hati dan terarah.

Menurut Farmi Irham (2014) Manajemen strategis adalah suatu rencana dan dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana tersebut dapat memberi dampak yang positif bagi organisasi tersebut secara jangka panjang. Manjemen strategi adalah proses/rangkaian kegiatan keputusan yang sifatnya mendasar dan secara menyeluruh,. dan disertaii penetapan serta cara mengimplementasikan, yang dicancang oleh pemimpin dan dilaksanakan oleh seluruh anggota dan jajaran dalam organisasi yang bertujuan untuk tercapai tujuan organisasi. Manajemen strategis adalah suatu proses yang dinamis karena berlangsung secara terus-menerus.

(25)

Istilah manajenem strategis lebih banyak digunakan untuk perencanaan strategis. Perencanaan strategis adalah proses yang beriorentasi pada suatu hasil yang akan dicapai selama dalam kurun waktu tertentu dengan memperhitungkan segala peluang, kendala, dan potensi yang dimiliki, dihadapi, dan yang kemungkinan akan timbul. Perencanaan strategis adalah integrasi antara keahlian sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya yang di miliki organisasi dan pemamfaatan kondisi lingkungan strategi organisasi. Dalam hal ini, suatu instansi pemerintah harus dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada secara efisien, efektif, ekonomis dan terus menerus melakukan berbagai perubahan dan pengembangan kearah perbaikan dan penyempurnaan. Sehingga secara aktif mampu bertahan dalam lingkungan yang dapat berubah secara cepat. Menurut Adisasmita (2011) Perencanaan strategis adalah sebuah kebutuhan yang sangat dibutuhkan untuk meninimalisir dan mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi. Pengembangan strategi yang efektif menjadi hal yang penting dalam kelangsungan organisasi, pemimpin organisasi harus memastikan bahwa strategi yang dilakukan sesuai untuk organisasinya dan sesuai waktunya.

2. Manfaat Strategis

Tripomo dan Udan (2005) menyatakan bahwa rumusan strategi yang baik mempunyai manfaat yakni mendorong pemahaman kondisi organosasi atau perusahaan yang sebenarnya, mengatasi konflik yang disebabkan pengembangan peusahaan yang tidak jelas, pemanfaatan sumber daya perusahaan, memenangkan persaingan perusahaan yang ketat, dan mampu membantu perusahaan mencapai tujuan dan memecahkan perusahaan yang rumit

(26)

3. Indikator Strategi

Ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi atau perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter (dalam Ulum, 2015) menyebutkan sebagai strategi umum, Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan memanfaatkan biaya yang lebih murah . Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dengan lebih banyak variasi dan inovasi-inovasi agar memiliki banyak keragaman. Fokus berarti membuat produk dengan memfokuskan kepada pelanggan tertentu dengan profusinya yang terbatas atau limaitied edition.

Strategi umum adalah pendekatan yang dilakukan untuk membuat suatu produk yaang dihasilkan oleh organoisasi atau perusahaan berkembang dan bersain. Strategi jangka panjang seharusnya diperoleh dari suatu usaha perusahaan untuk mencari keunggulan dan pengembangan produk yang dihasilkan. Berikut adalah strategi dalam mengembangkan keungulan suatu produk:

a) Strategi Keunggulan Biaya

Dengan konsep ini organisasi ataupun perusahaan bersiap menjadi produsen berbiaya rendah di dalam industrinya. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan bergantung pada struktur industri. Produsen berbiaya rendah harus menemukan dan mengeksploitasi semua sumber biaya. Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost leadership) menekankan pemroduksian

(27)

produk-produk yang distandardisasi dengan biaya yang sangat rendah untuk para konsumen yang peka terhadap harga.

Strategi kepemimpinan biaya yang berhasil biasanya mempengaruhi seluruh perusahaan, sebagaimana terlihat dari efisiensi yang tinggi, pemberian pelayanan yang dikaitkan dengan kemampuan untuk menghemat biaya, dan partisipasi karyawan yang luas dalam upaya pengendalian biaya.

Untuk mendapatkan keunggulan biaya diperlukan efisiensi serta usaha yang giat untuk mencapai keunggulan biaya yang disebabkan oleh pengalaman pengendaliaan biaya dan overhead yang ketat serta meminimalkan biaya. Biaya yang relatif lebih rendah dari pesaingnya akan menjadi faktor utama yang menjiwai keseluruhan strategi pemasaran, meskipun mutu pelayanan dan bidang bidang jasa yang lainnya tidak dapat diabaikan.

b) Strategi Diferensiasi

Diferensiasi merupakan upaya untuk membuat pelayanan dan produk kita berbeda dengan yang lain. Produk dan pelayanan harus memiliki kelebihan atau keistimewaan tersendiri yang akan menjadi daya tarik atau magnet terhadap konsumen.

Strategi diferensiasi berhubungan dengan persepsi konsumen atas perbedaan-perbedaan yang ditawarkan dalam bentuk penyajian suatu produk/jasa, maka perusahaan akan memberikan pelayanan sebaik mungkin guna meningkatkan posisi diferensiasi yang dimilikinya.

Diferensiasi merupakan suatu strategi dimana suatu perusahaan berhasil/sukses dengan mengembangkan dan memelihara keunikan nilai untuk

(28)

produk yang disediakan perusahaan. Keunikan sebagai strategi bersaing dapat berupa kualitas, pelayanan, kenyamanan. Dengan strategi ini perusahaan tidak harus menjual produk dengan harga murah bahkan dengan harga tinggipun pelanggan tidak akan merasa keberatan, karena value yang diberikan perusahaan tersebut tinggi.

Keunggulan bersaing diperoleh dari berbagai kompetensi yang dimiliki. Dari straregi diferensiasi diharapkan dapat menghantarkan perusahaan menghasilkan kinerja pemasaran yang baik seperti volume penjualan, pertumbuhan pasar, pertumbuhan pelanggan. Strategi ini untuk mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan dengan menciptakan suatu produk atau jasa baru yang dirasakan oleh seluruh indusrti sebagai sesuatu yang unik. Pendekatan ini bukan hanya untuk meningkatkan mutu fisik dari produk atau jasa saja, tetapi juga dapat menciptakan nilai tertentu bagi pembeli.

c) Strategi Fokus

Strategi yang terakhir adalah fokus, memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu. Jika strategi biaya rendah dan diferensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran mereka dikeseluruhan industri, maka strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik.Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang pesaing lebih luas. Sebagai akibatnya, perusahaan akan mencapai diferesiasi karena mampu memenuhi

(29)

kebutuhan target tertentu dengan lebih baik atau mencapai biaya yang lebih rendah dalam melayani target ini atau bahkan mencapai kedua-duanya. Meskipun strategi fokus untuk tidak mencapai biaya rendah atau diferensiasi dari segi pandang pasar sebagai keseluruhan strategi ini, sesungguhnya mencapai salah satu atau kedua posisi tersebut ditarget pasarmya yang lebih sempit.

Tujuan fokus adalah memaksimalkan pelayanan pada suatu sasaran. Strategi ini merupakan perusahaan memusatkan usahanya untuk melayani pasar sebagai kecil segmen pasar. Usaha ini dilakukan dengan mengenali secara detail pasar yang dituju dan menerapkan diferensiasi pada segmen kecil tersebut. Strategi fokus ini sering disebut sebagai strategi terkonsentrasi yang berusaha untuk mengkonsentrasikan diri guna melayani segmen pasar.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik.

Ketiga generik di atas merupakan pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pegembangan suatu produk. Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mencapai keunggulan biaya, mengarahkan dirinya pada target tertentu (fokus) atau mencapai kekhasan tertentu (diferensiasi).

(30)

4. Pemerintah Desa

Selaku pemegang kekuasaan dan wewenan pengaturan, pemerintah menjadi pihak. yang berkepentingani dengan berbagai pertimbangan. Pemerintah sangat berkepentingan dalam hal terpeliharahnya keteraturan dalam masyrakat yang antara lain terlihat pada ketaatan para warganya kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah juga sangat berkepentingan dalam keberhasilan suatu organisasi atau pembentukan kelompok-kelompok masyarakat dalam melakukan pemberdayaan-pemeberdayaan terhadap masyarakat, serta fungsi utamanya yang berkaitan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kesejateraan seluruh masyarakat.

Pemerintah merupakan bagian dari negara. Sebagaimana yang banyak tercantum dalam teori mengenai negara, unsur-unsur suatu negara pada umumnya terdiri dari wilayah rakyat, pemerintah dan kedaulatan. Sering pula unsur ini ditambah dengan tujuan negara. Dengan kumpulan unsur negara sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pemerintahan adalah alat atau sarana dalam mencapai tujuan suatu negara. Dengan demikian makna pemerintahan dan pemerintah akan banyak bergantung kepada isi dari tujuan negara serta cara-cara yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan negara tersebut (Hamdi, 2002). Menurut Inu Kencana dalam Fadilah (2013) pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena beberapa pemimpin yang mampu pemerintahan tanpa pendidikan serta karismarik dalam menjalankan roda sebuah pemerintahan. Sedangkan dikatakan disiplin ilmu karena harus memenuhi semua syarat-syarat yang menjadi ketentuan sebuah ilmu, yaitu dapat dipelajari serta

(31)

diajarkan, memiliki objek materi maupun formal, sistematis dan spesifik, serta bersifat universal.

Menurut Robert Mac Iver yang dikutip Inu Kencana dalam fadilah (2013) government is a organization of men under authority... how men can be govern. Artinya pemerintah merupakan organisasi dari sekumpulan orang-orang yang memepunyai kekuasan... bagaimana manusia itu bisa diperintah.

Pemerintah yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah sesuai dengan undang-undang nomor 6 tahun 2016 tentang Desa yakni, Pemerintahan Desa adalah pelaksanaan urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa yakni Kepala Desa dengan bersama perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara dalam Pemerintahan Desa.

Menurut Soemantri (2011) Pemerintahan Desa terdiri dari Kepala Desa yang dibantu oleh Perangkat Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan Perangkat Desa yakni terdiri dari Sekretaris Desa beserta Perangkat lainnya dalam pelaksanaan penyelenggaraan teknis lapangan serta penyelenggaraan unsur kewilayaan, dengan jumlah yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan serta kondisi sosial dan budaya setempat.

Pembangunan Desa merupakan bentuk upaya untuk meningkatan kualitas hidup serta kehidupan masyarakat yang akan memberi dampak untuk kesejahteraan, masyarakat Desa. Salah satu bentuk pembanguanan pemerintah desa yakni menciptakan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat Desa merupakan daya dan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(32)

melalui pengembangan kemandirian dengan cara meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sifat, prilaku, serta memanfaatkan segala sumber daya yang ada melalui program, kebijakan, kegiatan serta pendampingan yang diberikan sesaui dengan pokok masalah ada di dalam masyarakat serta berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

Fungsi Pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengarahkan pembangunan dan kemandirian masyarakat untuk terciptanya kesejatraan dan kemakmuran, serta tidak membebankan masyarakat. Perlu adanya peran pemerintah, selaku Pemerintah Desa yang secara mendalam dan optimal untuk membangun masyarakat.

Menurut Sembiring dalam Fadilah (2013) fungsi pemerintah negara termasuk pemerintah daerah maupaun pemerintah desa dimanapun berada, sekurang-kurangnya melaksanakan fungsinya sebagai pemberi pelayanan service, pengaturan regulation, pemberdayaan empowering, dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik good governance. Seperti halnya dengan yang dikemukakan LAN dalam Fadilah (2013) bahwa dalam public governance peran sektor negara atau pemerintah, tetap penting. Tetapi bukan sebagai pemberi pelayan barang dan jasa, melainkan sebagai regulator dan fasilitator menciptakan iklim yang kondisif bagi pengembangan suatu masyarakat. olehnya itu pradigma utama dalam governance yang baik adalah pemeberdayaan masyarakat.

(33)

Pengembangan masyarakat merupakan suatu proses untuk penguatan masyarakat secara lebih aktif dan berkelanjutan yang berdasarkan pada prinsip partisipasi, keadilan sosial, serta kerjasama yang seimbang. Pengembangan masyarakat mengepresikan nilai-nilai partisipasi, kerjasama, kesetaraan, keadilan, kesempatan, akuntabilitas, pilihan, serta proses belajar yang berkelanjutan. Pemberdayaan individu maupun kelompok dengan peningkatan kapasitas (seperti kesadaran, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan) yang dibutuhkan untuk mengubah dan memajukan kualitas hidup mereka. kapasitas tersebut berhubungan terhadap penguatan konsep ekonomi dan politik dalam pengembangan kelompok-kelompok sosial bersama. Tujuan dalam pengembangan masyarakat dalam berbagai aspek yaitu untuk membangkitkan partisipasi penuh warga masyarakat dan tujuan akhirnya yakni mewujudkan integrasi serta kemampuan masyarakat untuk membangun dan mengembangkan diri mereka.

Pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata empower yang memiliki makna adalah to give official authority or legal power, to make one able to do something (Junaidin dalam Mutmainna, 2016). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemberdayaan merupakan suatu proses atau cara untuk berdaya, memiliki kemampuan, tenaga dan kekuatan untuk bisa menguasai sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Pemberdayaan adalah suatu usaha dengan tujuan untuk menyejatrahkan masing-masing individu. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses kapasitas atau peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Dengan kapasitas, seseorang akan memiliki kewenangan atau kekuatan

(34)

(daya) yang dapat diakui secara legal atau official sehingga merasa dihargai harkat dan martannya, serta akan sadar terhadap kekuataan pada dirinya. Dengan kapasitas seseorang akan memiliki jiwa kemandirian, berkemampuan kreatif, produktif, tahan uji, jujur, pintar, emansipasif, proaktif, tidak bergantung, terbuka, dinamis, serta bertanggung jawab dalam menangani setip masalah dan menjawab tantangan untuk mencapai tujuan.

Pemberdayaan merupakan langkah penting untuk mengembangkan individu atau masyarakat lemah karena dengan pemberdayaan, maka masyarakat yang lemah akan membebaskan diri mereka dari keterpurukan. sebagaimana menurut Ali Madekha (2007) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai bentuk partisipasi dalam membabaskan diri mereka dari ketergantungan mental maupun fisik.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya dalam membangun kemampuan capacity building masyarakat dengan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan kelembangaan, pembangunan sarana dan prasarana serta pengembangan tiga-p (penyuluhan, pendampingan, dan pelaksanaan). penyuluhan akan merespon serta memantau segala perubahan-perubahan yang ada di masyarakat, Pendampingan akan mendorong partisipasi masyarakat secara total, dan pelayanan sebagai unsur berfungsi akan mengontrol pendistribusian aset sumber daya fisik maupun non fisik yang dibutuhkan masyarakat (Vitalaya dalam Mutmainnah, 2016).

Menurut Arif dalam Fadilah (2013) pemberdayaan merupakan upaya dilakukan untuk memampukan, memandirikan, serta mengangkat harkat dan

(35)

martabat masyarakat agar mampu membebaskan dirimya dari keterbelakangan dan perangkat kemiskinan. Maka dari itu tujuan utama daripada pemberdayaan adalah meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok yang memiliki ketidakberdayaan, baik dari kondisi internal (misalnya, anggapan dari mereka sendiri), maupun dari kondisi eksternal (misalnya, diskriminasi struktur sosial).

Pendapat lain menurut Sumodinigrat yang dikutif Arif dalam Fadillah (2013) arah pemberdayaan masyarkat secara umum berdasar pada dua tujuan utama yakni :

1. Melepaskan perangkap keterbelakangan dan kemiskinan 2. Menguatkan posisi masyarakat dalam stuktur kekuasaan

Pemberdayaan bertujuan untuk dapat meningkatkan kemandirian dan kekuatan masyrakat atau orang-orang lemah dan tidak beruntung (Ife dalam Mutmainna, 2016). Sebab dengan adanya pemberdayaan maka akan memberikan daya dan kekuatan kepada masyarakat lemah.

Menurut Suharto dalam Mutmainna (2016) Dalam mencapai tujuan dari suatu pemberdayaan masyarakat ada beberapa kegiatan yang dapat diupayakan, yaitu:

1. Menciptakan iklim, menciptakan suasana atau iklim yang bisa membuat potensi yang ada dalam masyarakat dapat berkembang dengan optimal. Pemberdayaan harus mampu melepaskan masyarakat dari pembatas-pembatas kultural maupun stuktural yang dapat menghambat.

2. Penguatan daya, yaitu memperkuat kemampuan dan pengetahuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya serta

(36)

kebutuhan-kebutuhannya dapat dipenuhi. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan seluruh kepercayaan diri dan kemampuan masyarakat untuk menunjang kemandirian pada diri mereka.

3. Melindungi, yakni melindungi kelompok-kelompok lemah dan masyarakat lemah sehingga tidak tindas oleh kelompok yang kuat, mencegah agar tidak terjadinya persaingan tidak sehat antara kelompok yang kuat dan kelompok lemah, dan menghindari terjadinya diskriminasi kelompok kuat kepada kelompok lemah. Pemberdayaan harus menghapuskan segala bentuk diskiriminasi yang tidak menguntungkan dan masyarakat kecil dan kelompok-kelompok kecil

4. Penyokongan, yaitu memberikan dukungan dan bimbingan agar masyarakat mampu melaksanakan tugas-tugas dan peranan dalam kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyongkong masyarakat agar tidak terus-menerus dalam posisi dan keadaaan yang semakin lemah dan terpinggirkan. 5. Pemeliharaan, yaitu memelihara keadaan agar tetap kondusif sehingga

terjadi kesetaraan penyebaran kekuasaan antara berbagai kelompok masyarakat. pemberdayaan harus bisa memelihara persamaan dan keseimbangan sehingga setiap orang dapat diberi kesempatan untuk dapat mulai berusaha.

Pemberdayaan merupakan penyerahan wewenang, pelimpahan weweanang atau pemeberian otonomi ke kejajaran bawah. Inti dari pemberdayaan adalah upaya dalam mengembangkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai sebuah tujuan. Pencapaian tujuan melalui pertumbuhan

(37)

motivasi, inisiatif, kreatif serta penghargaan bagi yang berpresestasi (Widjaja dalam Fadilah, 2013).

C. Konsep BUMDes dan Kampung Sabbeta 1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa, menjelaskan bahwa BUMDes adalah usaha desa yang didirikan/dibentuk oleh pemerintah desa untuk kepemilikan modal dan manajemen pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, adalah badan usaha yang sebagian besar dan seluruh modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Tujuan utama dari pendirian BUMDes ada empat yaitu: 1. Untuk meningkatkan pendapatan asli desa

2. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa 3. Menjadi sumber penghasil ekonomi pedesaan

(38)

Pemerintah Desa yang terlibat sebagai investor terbesar untuk BUMDes dan sebagai pembentuk bersama dengan masyarakat diharapkan agar dapat memenuhi SPM (Standar Pelayanan Minimal), yang diwujudkan dalam bentuk pemberian perlindungan terhapat intervensi yang dapat merugikan dari pihak ketiga (baik dari luar desa maupun dari dalam desa). Demikian juga, pemerintah desa yang ikut andil dalam pembentukan dan pendirian BUMDes sebagai badan hukum yang berpayung terhadap aturan perundangan-undangan yang berlaku, serta sesuai dengan kesepakatan masyarakat desa.

2. Konsep Kampung Sabbeta

Kampung sabbeta merupakan kampung yang menjadi identitas kampung untuk para petani dan penrajin sutera yang berada di kabupaten Soppeng. Penamaan kampung sabbeta diambil dari kata sabbe dalam bahasa bugis artinya Sutera jadi kampung sabbeta merupakan Kampung Sutera. Dinamakan kampung sabbeta karena menjadi tempat pemberdayaan persutraan. Kampung Sabbeta merupakan tempat pemberdayaan masyarakat di dalam banyak kegiatan usaha-usaha yang berkaitan terhadap usaha-usaha persutraan dilakukan oleh masyarakat di kampung sabbeta.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kampung pemberdayaan masyarakat kampung sabbeta yaitu peternakan ulat sutera menjadi kepompong, pemintalan benang sutera, menenunan benang sutera menjadi kain sutera, pewarnaan kain sutra dengan menggunakan teknik ecoprint, serta pemanfaatan limbah sutera menjadi hiasa-hiasan cantik. Menurut Sadapotto dalam Harbi (2015) kain atau sarung sutera adalah salah satu perangkat yang digunakan pada

(39)

kegiatan upacara kebudayaan seperti pesta adat dan acara perkawinan sehingga kain sutera dan produksinya sarat akan nilai-nilai kearifan lokal dan berisi pesan-pesan moral.

D. Kerangka Fikir

Sebagai upaya dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-donri kabupaten Soppeng, maka strategi-strategi pemerintah Desa sangat diperlukan agar tujuan dari pemerintah kabupaten Soppeng untuk mengembalikan kejayaan sutera di Kabupaten Soppeng dapat terwujud. Maka dari itu untuk mencapai pengembangan kampung sabbeta yamg lebih maju maka dilaksankaan beberapa indikator strategi menurut Michael A. Porter yaitu pertama, strategi keunggulan biaya, strategi untuk memproduksi produk sutera yang standar dengan harga yang ditawarkan rendah. Kedua, strategi Diferensiasi, strategi untuk mendorong masyarakat memproduksi kain sutera dengan inovasi-inovasi dan menciptakan suatu keunikan sendiri untuk dapat bersaing di pasar. ketiga, strategi fokus, Strategi jenis ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang jumlahnya relatif kecil. Apabila ketiga indikator strategi generik tersebut diguanakn maka terciptalah pengembangan masyarakat kampung sabbeta yang lebih maju. Untuk lebih jelaskanya kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Indikator Strategi Menurut

Michael A. Porter 1. Strategi keunggulan

biaya

2. Strategi Diferensiasi 3. Strategi Fokus

Strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung sabbeta Faktor Penghambat 1. Sumber Daya Manusia 2. Sarana dan prasarana.

(40)

Gambar 1

Kerangka pikir penelitian

E. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian penulis pada Strategi Pemerintah Desa Dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng yakni strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta dengan menggunakan teori atau indikator strategi yaitu strategi keunggulan biaya, strategi deferensiasi, strategi fokus dalam mengembangkan kampung sabbeta agar tercipta masyarakat kampung sabbeta yang lebih berkembang dan maju dan faktor penghambat yakni sumber daya manusia dan sarana dan prasarana dalam pengembangan kampung sabbeta.

F. Deskipsi Fokus penelitian

Untuk memberikan suatu pemahaman agar memudahkan penelitian ini maka penulis memberikan beberapa batasan penelitian, dan fokus ini dioprasionalkan melalui beberapa indikator sebagai berikut :

1. Strategi keunggulan biaya

Strategi untuk berupaya memproduksi produk sutera dengan kualitas standar tetapi menawarkan harga di pasar dengan biaya suatu produk yang relatif

Terwujudnya pengembangan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

(41)

murah dibandingkan produk sejenisnya, dengan hal ini akan membuat produk sutera tersebut akan tetap bertahan dan terus berkembang di industri.

2. Strategi Deferensasi

Pada strategi deferensasi pemerintah dapat mendorong masyatrakat di kampung sabbeta untuk dapat berinovasi menemukan dan menciptakan keunikan tersendiri dari produksi sutera yang dihasilkan. Keunikan produk sutra yang dihasilkan memungkinkan untuk menarik minat terhadap kain sutera.

3. Strategi Fokus

Strategi Fokus membuat produk dengan memfokuskan kepada pelanggan tertentu atau terhapat lingkup yang lebih kecil dengan profuksi yang terbatas atau dengan kata lain limaitied edition tetapi dengan menawarkan harga yang lebih mahal.

4. Sumber daya manusia

Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki tentu menjadi komponen penting untuk menciptakan pengembangan kampung sabbeta, jadi kampung sabbeta harus memiliki kualitas sumber daya yang unggul.

5. Sarana dan prasana

Untuk menunjang hasil produktivitas sutera yang tinggi tentu dibutuhkan sararana dan prasana yang memadai untuk terciptanya pengembangan kampung sabbeta.

(42)
(43)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan. Dimulai dari bulan April hingga Juni di Kampung Sabbeta Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Sabbeta Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Dengan fokus pada strategi pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung Sabbeta

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penetian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupa penjabaran data dalam berbentuk kata-kata ataupun berwujud sebuah pernyataan mengenai strategi pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung Sabbeta.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertipe dasar deskriptif yaitu, penelitian yang mendeskipsikan, menggambarkan, dan menjelaskan data, informasi ataupaun pengalaman informan yang berhubungan terhadap strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

(44)

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang diharapkan memberikan data secara obyektif, akurat, serta dapat dipertanggung jawabkan yang diberikan kepada peneliti terkait strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

No Nama Jabatan

1 Hj. Sitti Salmiah, SE Kepada Desa Pising Kecamatan Donri-donri 2 A.Saifullah Tahir, S.Sos,M.M Kepala BPD Desa Pising Kecamatan

Donri-donri

3 Nurdin Ketua sentra pengembangan sutera kampung sabbeta

4 Musdalifah Bendahara sentra pengembangan sutera kampung sabbeta

5 Matahari Masyarakat kampung sabbeta 6 Muliati Masyarakat kampung sabbeta

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yakni: 1. Observasi

Teknik observasi adalah melakukan pencatatan dan pengamatan langsung yang sistematis terhadap strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

(45)

2. Wawancara

Teknik wawancara secara mendalam dilakukan dengan interview atau tanya jawab kepada informan mengenai segala hal-hal yang berkaitan dengan strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

3. Dokementasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik dilakukan dengan cara memperoleh suatu data dari buku maupun dokumen-dokumen yang tertulis yang berkaitan dengan strategi pemerintah desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan yakni: 1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan komponen utama dalam analisis data yaitu proses penyederhanaan, pemilihan, serta perubahan terhadap data kasar yang ada muncul pada catatan-catatan yang tulis di lapangan selama penelian berlangsung.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah informasi telah disusun secara terpadu dan mudah dipahami yang dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan terkait penelitian strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

(46)

3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan (verification)

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari kegiatan dalam menyusun hasil temuan atau data secara utuh. Sehingga pada akhirnya muncul kesimpulan penelitian terhadap strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

F. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data pada penelitian ini menggunakan metode trigulasi, yaitu :

1. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek serta membandingkan data maupun informasi yang didapatkan dari berbagai sumber.

2. Triangulasi metode/teknik

Triangulasi metode/teknik ini dilakukan dengan cara memeriksa serta menguji data maupun informasi yang didapatkan dari sumber yang sama tetapi melalui teknik yang berbeda. Misalnya data yang didapatkan dari metode wawancara, lalu di cek lagi melalui observasi serta pengecekan terhadap dokumen yang berhubungan dengan strategi Pemerintah Desa dalam mengembangkan kampung sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

3. Triangulasi waktu

Trigulasi waktu yaitu pengambilan informasi maupun data penelitian dalam kondisi waktu yang berbeda, sebab waktu yang berbeda dapat

(47)

mempengaruhi kebenaran suata data yang diperoleh. Misalnya pengambilan data atau informasi melalui wawancara saat pagi hari dapat memberikan data maupun informasi yang lebih valid.

(48)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karekteristik Obyek Penelitian 1. Kampung Sabbeta

Kampung sabbeta merupakan tempat atau lokasi pengembangan sutera mulai dari hulu produksi sutera sampai hilir produksi sutera. Penamaan kampung sutera diambil berdasarkan aktivitas mayoritas yang dilakukan para warga masyarakat di kampung tersebut yakni peternakan ulat sutera sampai megelolahnya menjadi kain sutera. Kemudian nama kampung sabbeta diangkat dan direspon positif oleh pemerintah daerah. Selanjutnya menjadi program untuk dapat mengembalikan keyayaan sutera di Kabupaten Soppeng melalui pengembangan kampung sabbeta.

2. Keadaan Penduduk

Penduduk Kampung Sabbeta terdiri dari 36 Kepala Keluarga dengan total jumlah 123 jiwa. Sebagaian besar penduduk menggeluti usaha pensuteraan. Pelaku sutera total memeliharaan ulat sutera sebanyak 13 unit. Sedangkan total pelaku pemintalan benang sutera sebanyak 8 unit. Kampung sabbeta rata-rata memproduksi benang sutera sebanyak 600 kg pertahun. Dengan rata-rata produksi perrumah tangga sebanyak 3 kg benang sutera perbulan.

3. Visi dan Misi Visi

(49)

Terwujudnya kesejahtraan anggota dan masyarakat umumnya dalam wadah usaha bersama, dengan prinsip demokrasi dan keterbukaan.

Misi

1. Melakukan kegiatan agribisnis dan agrowisata pensuteraan alam hulu sampai hilir dan usaha lainnya yang bermanfaat seperti pemanfaatan limbah suterayang terbuan jadi suatu cindera mata untuk meningkatkan ekonomi anggota.

2. Menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, keswadayaan dengan menghimpung modal usaha melalui kegiatan yang positif dalam bidang usaha kecil dan menengah.

3. Penguatan kapasitas kelembagaan organisasi masyarakat khususnya di kampung sabbeta, dan anggota, melalui pelatihan-pelatihan dan pembinaan di bidang usaha pensuteraan alam baik bercorak tanam murbai selaku pekan ulat sutera, pemeliharaan ulat sutera, tehnik pengokonan, pemintalan dan penenunan.

4. Pengembangan usaha ekonomi produktif melalui peningkatan modal usaha keswadayaan amggota.

5. Peningkatkan pelayanan ekonomi kerakyatan terhadap anggota maupun non anggota.

4. Struktur organisasi Kampung Sabbeta

Pembentukan kampung sabbeta merupakan wujud dari pemberdayaaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Pengembangan kampung sabbeta ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas

(50)

taraf hidup masyarakat kampung sabbeta. Dengan adanya pemberdayaan di kampung sabbeta ini dapat memberikan dorongan, motivasi, dan membangun semangat agar mampu menggali potensi yang dimiliki masyarakat dalam mengembangkan kampung sabbeta serta dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Maka dari itu melalui SK yang dikeluarkan Bupati Kabupaten Soppeng, maka dibentuk sebuah organisasi dalam mengembangkan kampung sabbeta ini.

Struktur organisasi kampung sabbeta di desa pising kecamatan donri-donri kabupaten soppeng yakni sebagai berikut:

PELINDUNG/PENASEHAT 1. KEPALA DESA PISING 2. KETUA BPDD PISING

SEKRETARIS WIRFA YOHENDRI, S.Sos

KETUA NURDIN BENDAHARA MUSDALIFAH RIWATI BIDANG PRODUKSI SUKARDI BIDANG PENGEMBANGAN SDM MUSTAMAN, S.Sos

BIDANG DOKUMENTASI & PROMOSI

YAYU OKTAVIANI

ANGGOTA

SEMUA DESA PISING KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENGWARGA KAMPUNG SABBETA

(51)

Gambar 2

Struktur Organisasi Kampung Sabbeta

B. Strategi Pemerintah Desa Dalam Mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng

Strategi merupakan cara atau langka dilakukan agar suatu organisasi ataupun perusahaan dapat mencapai tujuanya. Salah satu yang menjadi dalam krakteristik dalam pembagunan ekonomi suatu desa adalah dengan strategi-strategi unggul yang diciptakan pemerintah khussunya Pemerintah Desa agar masyarakat dalam suatu desa dapat mencapai tingkat kesajahtraan yang lebih baik.

Pemberdayaan menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan masyarakat. Salah satunya pemberdayaan masyarakat di Kampung Sabbeta. Pemberdayaan yang ada di Kampung Sabbeta berkaitan dengan pensutraan dimana menjadi miniatur pensutraan mulai dari hulu hingga hilir sutera dikembangkan di Kampung Sabbeta. Dengan adanya pengembangan Kampung Sabbeta masyarakat kelompok tani sutera akan menciptakan masyarakat yang lebih maju, mandiri dan kreatif. Untuk mengembangkan Kampung Sabbeta yang lebih maju sebagaimana yang dicita-citakan oleh pemerintah daerah kabupaten soppeng untuk mengembalikan keyajaan sutera di Kampung Sabbeta diperlukan strategi serta dukungan dari Pemerintah Desa khususnya Desa Pising, maka diperlukan indikator strategi pemerintah desa untuk mejadikan Kampung Sabbeta yang lebih berkembang dan maju. Strategi pemerintah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahtraan masyakatat di Kampung Sabbeta khususnya kelompok pensutraan.

(52)

Pemerintah Desa Pising saat ini telah mendukung pengembangan Kampung Sabbeta dengan berbagai macam program yang diberikan kepada masyarakat. Strategi Pemerintah Desa merupakan program yang berkelanjutan dan meletakkan masyarakat seabagai pelaku utama untuk pengembangan Kampung Sabbeta. Melalui strategi-strategi tersebut diupayakan untuk mewujudkan kreativitas, kemandirian, dan kesejahtraan masyarakat secara berkelanjutan. Strategi yang dikembangkan agar suatu produk sutera yang dihasilkan Kampung Sabbeta dapat berkembang dan bersaing dengan berbagai produk yang berkembang di pasaran.

Berdasarkan teori dan kerangka pikir sebelumnya, Untuk meninjau dan mengetahui lebih jauh tentang strategi pemerintah desa dalam mengembangkan Kampung Sabbeta di Desa Pising Kecematan Donri-Donri Kabupaten Soppeng mengunakan indikator-indikator yang meliputi (1) strategi keunggulan biaya, (2) strategi deferensiasi, dan (3) strategi fokus.

Hasil pengkajian terhadap ketiga indikator tersebut adalah sebagai berikut :

1. Strategi Keunggulan Biaya

Strategi adalah suatu tindakan untuk mencapai sebuah keberhasilan di masa yang akan datang. Strategi adalah suatu tindakan untuk mencapai sebuah keberhasilan di masa yang akan datang. Dalam menyusun strategi penembangan Kampung Sabbeta ada dua faktor yang harus diperhatikan. Pertama adalah sumber daya, yakni ketersedian sumber daya untuk memproduksi suatu barang dalam hal ini produk sutera. Kedua kinerja, yakni

(53)

seberapa mampu masyarakat untuk mengelola produk sutera dan mampu bersaing di pasar.

Strategi pemerintah desa tidak lain untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakatnya. Dalam strategi keunggulan biaya tentu yang menjadi sangat penting ialah biaya untuk meproduksi suatu produk sutera dalam hal ini yang berkaitan erat dengan modal.

Untuk menunjang pengembangan Kampung Sabbeta dibutuhkan indikator strategi yakni strategi keunggulan biaya. Strategi keunggulan biaya merupakan strategi yang diguanakan untuk menekan biaya pada pembuatan produk standar. Sebuah industri yang unggul dalam produksi berbiaya rendah akan menggunakan keunggulan biayanya untuk menawarkan harga yang lebih rendah. Dengan mengembangkan strategi keunggulan biaya maka masyarakat di Kampung Sabbeta dapat meningkatkan produksi sutera tanpa mengeluarkan banyak biaya.

Strategi Keunggulan biaya merupakan strategi yang digunakan agar Kampung Sabbeta mampu memproduksi sutera yang berkualitas standar dengan biaya produksi atau modal yang dikelurkan relatif murah tetapi tetap menciptakan produk-produk yang standar dan berkualitas Seperti yang dikemukankan oleh kepala Badan Permusyawaran Desa Pising bahwa :

“Mengupayakan sektor hulu tetap menjaga ketersedian laham murbai, bibit ulat yang baik dan ketersedian sarana dan prasarana pengelolaan sutera, sementara untuk sektor hilir menfasilitasi sarana dan prasarana pasca produksi, lakukan pembinaan pemanfaatan limbah serta menjaga kestabialn harga dengan pemberian stimulan lewat BumDes”. (wawancara via telepon AS, 28 Juni 2020)

(54)

Berdasarkan wawancara tersebut peneliti dapat menyatakan bahwa Kampung Sabbeta telah menjadi ikon pensuteraan di wilayah kabupaten untuk tetap menjaga pengembangan kampung sabbata mengupayakan untuk proses penciptakan sutera dari awal hingga akhir dapat dikelola dengan baik setiap prosesnya agar tercipta produk sutera yang berkualitas dan standar. dengan mengupayakan pengembangan mulai dari sektor hulu sampai ke sektor hilir yakni mulai dari ketersedian lahan dan bibit ulat sutera sampai menjadi kain sutera yang memiliki nilai jual. Penegelolaan sutera yang di mulai dari hulu hingga hilir di Kampung Sabbeta secara keseluruhan sudah di tangani dengan baik oleh pengelola Kampung Sabbeta yang di bawah pimpinan kepala sentra pengembangan Kampung Sabbeta. Tetapi berdasarkan observasi dilakukan di Kampung Sabbeta peneliti melihat pada pengembangan di bidang peternakan ulat sutera masih masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak Pemerintah Desa terkhusus untuk masalah bibit yang sampai saat ini para petani masih megimpor bibit dari luar.

Pengelolaan dan pengembangan sutera di Kampung Sabbeta memang mendapat dukungan penuh dari pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun pemeritah Desa Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Pising yang menyatakan bahwa:

“kami selaku pemerintah desa Pising mendukung secara penuh pengembangan Kampung Sabbeta diantaranya kami bekerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten soppeng, dinas terkait, PPKUKM memfasislitasi untuk mengadakan pelatihan-pelatihan pelatihan mulai dari pemintalan, pertenunan, pelatihan kerajinan untuk pemanfaatan

(55)

limbah sutera, dan pelatihan ecoprinnya supaya masyarakat kami memperoleh lapangan kerja lebih luas”. (wawancara SS, 10 Juni 2020)

Hasil wawancara di atas peneliti dapat menyatakan bahwa pemerintah desa telah melakukan tugasnya untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat dengan memfasilitasi dan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mendukung pengembangan masyrakat Kampung Sabbeta dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut masyarakat akan bisa lebih mengembangkan dirinya dan masyarakat dapat meningkatkan kesejahtraannya melalui pemberdayaan di Kampung Sabbeta. Dengan dukungan dari Pemerintah Desa dapat menjadikan kelompok pensuteraan yang kreatif, mandiri dan maju. Adanya pengembangan ini tentu diharapkan mampu menberdayakan masyarakat Kampung Sabbeta dan taraf hidup masyarakat di Kampung Sabbeta bisa lebih baik. Walaupun dalam pengembangan dari hulu sampai hilir masih perlu mendapat perhatian banyak dari berbarbagai pihak terkait untuk mendukung pengembangan Kampung Sabbeta ini karena masih banyak kendala-kenala yang dihadapi masyarakat petani sutera yang paling mendasar berkaitan dengan masalah bibit sutera yang sampai sekarang masih mengandalkan bibit import masyrakat belum mampu mengembangkan bibit lokal.

Selain memfasilitasi masyarakat untuk pengadaan pelatihan-pelatihan. pemerintah desa juga mendukung malalui pemberian dana menggunakan dana Badan Usaha Milik Desa bantuan dana tentunya merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah organisasi dalam hal ini penegembangan Kampung Sabbeta. Seperti

Gambar

Gambar 2.  Struktur organisasi ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

dan faktor penghambat dan faktor pendukung Strategi Pemerintah Dalam Menangani kenakalan remaja di Desa Bone Pute, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur yaitu

1. Pesan dakwah tentang aqidah dalam tradisi Mappadendang di Desa Kebo Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Adalah keimanan kepada Allah yang ditekankan pada sifatnya yang

Penulis Mendapatkan Gelar S.IP Jurusan Ilmu Pemerintahan dengan penelian yang berjudul Strategi Pemerintah desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Desa

Dalam beberapa indikator yang menyangkut strategi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan usaha mikro pembuatan gerabah di Kelurahan Pallantikang Kecamatan

32 STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INSFRASTRUKTUR DI DESA TAREWE KECAMATAN HURUNA KABUPATEN NIAS SELATAN Foarota Laia1 , Matius Bangun2 , Sungguh Hati Halawa3 dan

KESIMPULAN Strategi BUMDes dalam pengelolaan kampung etawa di Desa Suruh Kabupaten Trenggalek dapat dibedah dengan teori David 2011 yang mengatakan bahwa manajemen strategi terdiri

STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM PENGEMBANGAN GANYONG CANNA EDULIS KERR SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF DI DESA BUAKKANG KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA Skripsi Sebagai Salah

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan Judul Strategi Badan Usaha Milik Desa Dalam Mengembangkan Potensi Desa Melalui Wisata Edukasi Kampung Nanas, dapat disimpulkan bahwa