36 BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Permasalahan tentang wilayah Niger Gesong merupakan masalah tentang tindakan Malaysia membangun menara Suar serta memasukkan Niger Gesong ke dalam Peta Baru 1979 yang mengklaim secara Sepihak serta mempromosiksan daerah tersebut sebagai wisata bahari Malaysia dan pengusiran secara sepihak nelayan Indonesia yang mencari Ikan di Karang Niger gesong oleh Tentara Malaysia.
Inti permasalahan mengenai staus Hukum dan siapa Negara yang mempunya kedaulatan di Niger Gesong, sebelum masalah ini muncul Indonesia dan Malaysia telah duduk bersama dalam perjanjian Bilateral tentang landas kontinen antara Indonesia dengan Malaysia tahun 1969, dimana dalam perjanjian yang sudah disahkan ini Indonesia melalui plotting pada Peta medapatkan 2/3 wilayah Niger gesong, akan tetapi seirng jalan waktu Malaysia menerbitkan Peta Baru (1979) di mana Tanjung datuk serta wilayah Niger Gesong di klaim secara sepihak.
Sebagai Negara Kepulauan sesuai yang di perjuangkan Indonesia dan di tuangkan dalam UNCLOS 1982 Indonesia di akui sebagai Negara Kepulauan, yang dalam hal ini sesuai berdasarkan Pasal 47 UNCLOS 1982, sehinga jika acuan Negara Kepulauan ini dibawa dalam Proses Negosiasi dengan Malaysia akan memberikan tawar menawar yang kuat dalam perundingan, karena dalam hal ini juga posisi Malaysia di pandang sebagai negara Continental / Daratan bukan sebagai negara Kepulauan. Walaupun Niger Gesong dalam konsepnya bukan Pulau tetapi paradigma pembangunan sekarang mengarah dari wilayah pesisir dan Laut
37
makan bisa dikatakan dapat menjadi kajian yang sama seperti Tanjung Datuk, tentunya harus ada aturannya yang mengatur hak tersebut.
B. SARAN
Dalam penulisan ini, penulis memberikan beberapa saran yaitu:
1. Indonesia dan Malaysia harus lebih aktif dalam bernegosiasi untuk menegaskan posisi masing masing mereka, Indonesia yang mempunya posisi yang kuat dalam Negosiasi ini harus segera merampingkannegosiasinya agar nelayan Indonesia yang ingin melaut dan mencari Ikan di perairan sekitar Niger Gesong tidak resah lagi akan di usir dari wilayahnya sendiri.
2. Kedua negara seharusnya mengerti sekali, bahwa menunda negosiasi akan menghabiskan banyak waktu yang dimana ditakutkan belum selesainya negosiasi sudah lebih dulu ada masalah besar yang terjadi dan saling tumpeng tindah penguasaan di perairan Niger Gesong.
3. Jika kedua Negara tidak menemui kata sepakat ataupun Penyelesaiannya maka tidak ada salahnya di bawa ke Pengadilan Arbitrase atau Mahkamah Hukum Laut Internasional agar masalah bisa cepat terselesaikan dan memberikan kepastian atas Wilayah Perairan Niger Gesong.
38
DAFTAR
PUSTAKA
Buku :Burke, W. T., 1977. Who Goes Where, When and How: International Law of the Sea for Transportation. International Organization.
Dahuri, R.,J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 1996, Pengelolaan SumberdayaWilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Jakarta, Pradnya Paramita
Kusumo w s. 2009; Indonesia Negara Maritim. Cetakan II. Teraju. Jakarta
Mochtar Kusumaatmadja, 1978. Bunga Rampai Hukum Laut, Binacipta, Bandung Ogiso, M., 1987. Japan and the UN Convention on the Lawa of the Sea. Japan and
International Law, 25(1),
Starke .J.G,2014,Pengantar hukum internasional(terj, Bambang Iriana Djajaatmadja, Intrroduction to International Law), edisi kesepuluh, sinar grafika. Jakarta
Suwoto, 2012; Negara Kesatuan Republik Indonesia; cetakan pertama. Balai Pustaka. Jakarta Perundang-undangan :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UUD 1945; BAB IXA Amandemen ke 2; pasal 25E
United Nation Conferention on The Law of The Sea (Unclos) III tahun 1982.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan. PP No. 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal
Kepulauan Indonesia.
Persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia tentang Penetapan garis landas Kontinen antara kedua Negara.
39 Skripsi :
Jayanti.D.Y,2013” Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah darat antara Indonesia dan Malaysia”, Malang, Universitas Brawijaya
Jurnal :
Agoes.E.R,2004,”Praktik Negara-Negara atas konsepsi negara kepulauan, Indonesian Journal of International, Vol 1, hal 445
Jayanto.D.S,2004,”Upaya Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan konflik Gosong Niger”, Hal 625 – 640
Internet:
arsana, 6 Maret 2006; Gosong Niger: Samakah dengan Ambalat?,
http://catatanagam.blogspot.co.id/2008/05/gosong-niger-samakah-dengan ambalat.html. https://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda http://ksp.go.id/deklarasi-djuanda-dan-hari-nusantara/. http://lembar200.blogspot.co.id/2015/08/penjelasan-isi-deklarasi-djuanda.html https://nasional.sindonews.com/read/865962/14/malaysia-bangun-mercusuar-di-wilayah sengketa-tni-kirim-kapal-perang-1400680494. https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kepulauan. https://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Convention_on_the_Law_of_the_Sea. maskun.S.H.L.L.M, 9 Desember 2011,”Konsepsi Negara Kepulauan”, negara hokum,
http://www.negarahukum.com/hukum/konsepsi-negara-kepulauan-Indonesia.html. ejournal.hi.fisip.unmul, http://www.ejournal.hi.fisip.unmul.org.
40
yuliawan.W. 2 Juni 2014, “Analisis Sengketa Perbatasan Indonesia”. Widhiblog,
I
l
PERSETUDJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG
PENETAPAN GARIS BATAS LANDAS KONTINEN
ANTARA KEDUA NEGARA.
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PE
M
ERINTAH
M
ALAYSIA,
BERHASRAT untuk memperkuat ikatan persahabatan jan
g
telah terdjalin lama antara kedua
N
e
g
ara, dan
~ERHASRAT
untuk menetap\an garis-garis batas landas
kontinen antara kedua Negara,
TELAH MENJETUDJUI SEBAGAI BERIKUT:
Pasal I
(1) Batas-batas landas kontinen Indonesia dan Malaysia
di Selat Malaka dan Laut Tjina Selatan adalah garis-garis
lurus jang menghubungkan titik-titik jan
g
ditentukan dalam
kolom 1 dibawah jang koordinat-koordinatnja ditetapkan dalam
kolom 2 dan 3 jang segaris dengan titik-titik tersebut.
A. Di Solat
M
alaka:
(1) (2) (3)
Nomor Titik Garis Budjur Timur Garis Lintang Utara
1. 98° 17.1 • 5os
0 27 I • Q 2. 98° 41' . 5 04° 5 5 I • 7 3. 99° 43'.6 03° 59 I • 6 4. 99° 55 I • 0 03° 4 7 I • 4 5. 101° 12' .1 02° 41'. 5 6. 101° 46 I • 5 02° 15 I • 4 7. 102° 13 I • 4 01° SS I . 2 8 . 102° 35 I .0 01° 41' • 2 9. 103° 0 ) I • 9 01° 19 ~. 5/.
10. 103° 22 I • 8 01° 15 I .0~
(2)
B. Di Laut Tjina Selatan (Bagian Barat - Lepas Pantai Timur ~alaysia Barat):
(1) (2)
Nomor Titik Garis Budjur Timur 11. 104 O 29 I • 5 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 104° 53'.0 105° 05'.2 1os0 01' .2 104° 51'.5 104° 46'.S 104° 51'.9 105° 28'.8 105° 47'.1 105° 49' .2 (3)
Garis Lintang Utara 01° 23' .9 01
°
38' . 0 01° 54' . 4 02° 22' .5 02° 55'.2 03° 50'.1 04° 03'.0 os0 04 I • 7 os0 40' .6 06° OS' .8C. Di Laut Tjina Selatan (Bagian Timur - Lepas Pantai Serawak) :
(1) (2)
Nomor Titik Garis Budjur Timur
21. 109° 38'.8 22. 23. 24. 2 5. 109° 54'.5 110° 02 I .0 109° 59 I .0 109° 38 I • 6 (3)
Garis Lintang Utara 02° 05'.0
03° 00'.0 04° 40'.0 05° 31' .2
06° 18 I • 2
(2) Koordinat-koordinat dari titik-titik jang ditetapkan dalam ajat 1 adalah koordinat-koordinat geografi dan garis-garis jang menghubungkannja diperlihatkan diatas peta jang di-lampirkan kepada Persetudjuan ini sebagai Lampiran "A".
(3) Letak jang sebenarnja dari titik-titik tersebut dilaut akan ditentukan dengan· suatu tjara jang disetudjui ber-sama oleh pedjabat-pedjabat jang berwenang dari kedua
(3)
(4) Jang dimaksud dengan "pedjabat-pedjabat jang
berwenang" tersebut ajat 3 adalah, untuk Indonesia, Direktur Direktorat Hidrografi Angkatan Laut Republik Indonesia,
termasuk setiap orang jang dikuasakannja, dan untuk Malaysia, Pengarah Pemetaan Negara, Malaysia, termasuk setiap orang
jang dikuasakannja.
Pasal II
Masing-masing Pemerintah dengan ini berdjandji akan mendjamin bahwa segala langkah jang perlu akan diambil didalam negeri untuk memenuhi ketentuan-ketentuan jang tertjantum dalam Persetudjuan ini.
Pasal III
Persetudjuan ini sama sekali tidak akan mempengaruhi persetudjuan jang mungkin diadakan dimasa depan antara kedua Pemerintah berkenaan dengan penetapan garis-garis batas laut wilajah antara kedua Negara.
Pasal IV
..
Apabila suatu struktur tunggal minjak dan gas bumi melintasi garis-garis lurus jang disebut dalam pasal I, dan bagian dari struktur tersebut jang terletak di salah satu sisi dari garis-garis tersebut sebahagian atau seluruhnja dapat diusahakan eksploitasinja dari sisi lain dari garis-garis tersebut, maka kedua Pemerintah akan berusaha untuk mentjapai persetudjuan tentang tjara-tjara jang paling efektif dalam mengusahakan eksploitasi struktur tersebut.
(4)
Pasal V
Setiap perselisihan antara kedua Pemerintah jang
timbul da.ri penafsiran atau pelaksanaan Persetudjuan ini
akan diselesaikan setjara damai melalui musjawarah atau
perundingan.
Pasal VI
Persetudjuan ini akan disahkan menurut prosedur
konstitusionil masing-masing Negara.
Pasal VII
Persetudjuan ini akan mulai berlaku pada tanggal
penukaran Piagam Pengesahannja.
Untuk menjaksikannja, kedua Pemerintah jang bertindak
melalui wakil-wakil mereka jang telah dikuasakan untuk
maksud ini, telah menanda-tangani Persetudjuan ini.
l
DIBUAT DALAM RANGKAP DUA di~.
~
••••• pada~anggal
:1
!.,
.~,..
[f.§j. ...
dalam Bahasa Indonesia,Malaysia dan Inggeris. Dalam hal terdapat ketidak-sesuaian
pengertian antara naskah-naskah, maka naskah Inggeris jang
menentukan.
UNTUKJf'EM
ERINTAH
REPUBLIK
/t,
INDON~A,Signed
Af
p,,: .
"4:
j,;;_~... _. .
~
ffAt.~""'17~
~
UNTUK
PEMER
INTAH
MALAYSIA,
~
Signed
PERTANJIAN ANTARA KEFAf AAN REPUBLIK INIXlNESIA DAN KEFAf AAN MA.I.AYSIA BER-KENAAN DENGAN PERSEMPADANAN PELANTAR
BENUA DI-.ANTARA KEDUA NEGERI
KERAJAAN REPUBLD< INIXlNESIA DAN KEFAJAAN MALAYSIA,
DENGAN TUJUAN hendak nemperaatkan tali persahabatan
sejarah antara kedua. Negeri itu,
DAN DENGAN ID.JUAN hendak irenetapkan s~ pelantar
benua antara. kedua Negeri itu,
TELAH BERSE1UJU SAPERTI BERIKUT:
Perkara I
(1) Sernpadan pelantar benua bagi Indonesia dan Malaysia di-Selat Melaka dan Laut China Selatan ia-lah garisan2 lurus yang menghubongi ternpat2 yang di-nyatakan dalam ruang 1 di-bawah ini
dan kodinet bagi ternpat2 itu ada-lah di-nyatakan bertentang dengan-nya dalam ruang 2 dan 3 di-bawah ini
-A.
Di-Selat M'elaka:(1) (2) (3)
Tempat Garisan Bujor T Garisan Lintang U
1. 98° 171 .5 05° 271
.o
2. 98° 41' .5 04° 55'.7 3. 990 43 I .6 03° 59' .6 4. 990 55 I .0 03° 47' .4 5. 101° 12' .1 02° 411 .5 6. 101° 46' .5 02° 15' .4 7. 102° 131 .4 01° 55' .2 .8. 102° 35 I .0 01° 41' .2 9. 103° 03' .9 01° 19' .5 10. 103° 22' .8 01° 15'.
o
'
f§
2/ 2 2/
-B. Di-Laut China Selatan (Sa-belah Barat - Luar-nantai
Pantai Ti.nor Mala~sia Barat5:
(1) (2) (3)
Tempat Garisan Bujor T Garisan Llntang U
11. 104° 291 .5 01° 231 .9 12. 104° 53'
.o
01° 38'.o
13. 105° 05' .2 01° 54' .4 14. 105° 01' .2 02° 221.5 15. 104° 511 .5 02° 55'.2 16. 104° 46'.s
03° SO' .1 17. 104° 51' .9 04° 03'.0 18. 105° 28' .8os
0 04'. 7 19. 105° 47' .1 05° 40' .6 20. 105° 49' .2 06° 05 t .8c.
Di-Laut China Selatan (Sa-belah Ti.nor - Luar-pantaiPantai Sar.awak5:
(1) (2) (3)
Terrq?at Garisan Bujor T Garisan Llntang U
21. 109° 38' .8 02° 05 t
.o
22. 109° 54' .5 03° OO' .O
23. 110° 02'
.o
04° 40'.o
24. 109° 59'
.o
os
0 31' .225. 109° 38'.6 06° 18' .2
( 2) Kodi.net bagi tempat2 yang di-nyatakan dalam perenggan 1
ada-lah kodi.net2 dari segi ilrru alam dan garisan2 lurus yang
menghulxmgi tempat2 itu ada-lah di-tunjokkan dalam charta yang
di-larnpirkan sa-bagai Lampiran 'A' kapada Perj anj ian ini.
( 3) Kedudokan yang sa-benar bagi tempat2 yang tersebut
di-atas di-laut hendak-lah di-tentukan dengan suatu chara yang
di-persetujui antara pehak-berkuasa yang layak bagi kedua2 Keraja.an.
3/-- 3
-(
4)
Bagi maksud perenggan ( 3) "pehak-berkuasa yang layak"berkenaan dengan Republik Indonesia erti-nya D.ireki:Lni, Direktorat
Hid:rogrefi Angkatan laut Republik Indonesia dan tennasok-lah m:ma.2
orang yang di-berikuasa oleh-nya dan berkenaan dengan Malaysia
erti-nya Pengarah Penetaan Negara, Malaysia dan terrrasok-lah nana2
orang yang di-berikuasa oleh-nya.
Perkara II
Tiap2 satu Kerajaan ada-lah dengan ini rrengaku akan
rrempastikan supaya segala langkah yang perlu di-arnbil
dalam-negeri bagi nenatohi sharat2 Perjanjian ini.
Perkara III
Perjanjian ini tidak akan rrenyentoh dengan apa chara.
apa2 perj anj ian yang nungld.n di-buat di-antara kedua2 Keraj aan
rrengenai persempadanan wilayah2 laut antara. dua buah Negeri itu.
Perkara IV
Jika m:ma.2 satu bentok muka bumi petroliam atau gas
asli rrenjulor keluar garisan2 lurus yang tersebut dalam Perkara
di-atas dan bahagi.an bentok muka bumi pada sa-belah garisan2
lurus itu boleh di-hasilusaha dari sa-belah yang satu lagi itu,
IIEka kedua2 Kera.jaan hendak-lah berusaha rrenchapai persetujuan
tentang chara bagaimana bentok rruka bumi itu boleh di-hasilusaha
dengan sa-habis2 baik-nya.
Perkara V
Apa2 pertikaian di-antara. kedua2 Kerajaan yang timbul
daripada pentafsiran atau pelaksanaan Perjanjian ini hendak-lah
di-selesaikan sa-chara damai dengan berun.ding.
Perkara VI
Perjanjian ini hendak-lah di-sahkan nengikut kehendak2
perlernbagaan kedua2 buah Negeri.
'+/ 4 '+/
-Perkara VII
Perjanjian :ini hendak-lah rrru.l.a berkuatkuasa pada
tarikh pertuk:.aran Suratchara2 Pengesahan.
P.ADA MENYAKSIKAN PERKARA2 DI-ATAS maka yang
bertanda-tangan di-bawah ini, sa-bagai di-berikuasa dengan sempurna-nya
bagi rnaksud itu oleh Kerajaan rrereka masing2, telah menanda-(} tangani Perjanjian ini.
&-
DI-PERBUATdi~
padaoZ1-.
haribulan, 1969, dalam dua sal:inan dalam bahasa Indonesia, bahasa
y a dan bahasa Inggeris. Jika sa-kira-nya ada apa2
pertelingkahan di-antara naskah2 itu, maka naskah Inggeris
hendak-lah di-pakai.
/BAGI PEHAK KERAJAAN
"-REPUBUK INOONESIA:
Signed
BAGI PEHAK KERAJAAN MAIAYSIA:
AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT
OF MALAYSIA RELATING TO THE DELIMITATION
OF THE CONTINE.NTAL SHELVES BETWEEN
THE TWO COUNTRIES
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF MALAYSIA,
DESIRING to strengthen the existing historical bonds of
friendship between the two Countries,
AND DESIRING to establish the boundaries of the continental
shelves between the two Countries,
HA VE AGREED AS FOLLOWS:
ARTICLE I
(1) The boundaries of the Indonesian and the Malaysian
continental shelves i~ the Straits of Malacca and the South China Sea are the straight lines connecting the points specified in column 1
below whose co-ordinates are specified opposite those points in
columns 2 and 3
below:--1
A. In the Straits of Malacca~
(1) (2) (3)
Point Longitude E Latitude N
1. 98°17'.5 05°27'.0 2. 98° 41'. 5 04° 55'. 7 3. 99° 43'. 6 03° 59'. 6 4. 99° 55'. 0 03° 47'.4 5. 101° 12'. 1 , 02° 41'. 5 6. 101° 46'. 5 02° 15'. 4 7. 102°13'. 4 01° 55'. 2 8. 102° 35'. 0 01° 41'. 2 9. 103° 03'. 9 01° 19'. 5 10. 103° 22'. 8 01° 15'. 0
B. In the South China Sea (Western Side • Off the East
Coast of West Malaysia):
(1) (2) (3 )
Pcint Lmgitude E Latitude N
11. 104° 29'.5 01° 23'.9
12. 104° 53'
.o
010 38' . 013. 105° 05'. 2 010 54'. 4
2. 14. 105° 01'. 2 02° 22'. 5 15. 104° 51'. 5 02° 55'. 2 16. 104° 46'. 5 03° 50' .1 17. 104° 51'. 9 04°03'.0 18. 105° 28'. 8 05° 04'. 7 19. 105°47'.l 05° 40'. 6 20. 105° 49'. 2 06° 05'. 8
C. In the South China Sea {Eastern Side - Off the Coast of Sarawak):
(1) (2) (3)
Point Longitude E Latitude N
21. 109° 38'. 8 02° 05'. 0
22. 109° 54'. 5 03° 00'. 0
23.
no
0 02•.o
04° 40'. 024. 109° 59'. 0 05° 31'.2
25. 109° 38'. 6 06° 18'. 2
(2) The co ... ordinates of the points specified in paragraph (1) are geographic~ co-ordinates and the straight lines connecting them are indicated on the chart attached as Annexure 'A' to this
Agreement.
(3) The actual location of the abovementioned points at sea shall be determined by a method to be mutually agreed upon by the competent authorities of the two Governments.
(4) For the purposes of paragraph (3) "competent authorities"
in relation to the Republic of Indonesia means the Direktur, Direktorat Hidrografi Angkatan Laut Republik Indonesia and includes any person
authorised by him, and in relation to Malaysia the Pengarah, Pemetaan Negara, Malaysia and includes any person authorised by him.
ARTICLE II
Each Government hereby undertakes to ensure that all
the necessary steps shall be taken at the domestic level to comply
with the terms of this Agreement.
ARTICLE III
This Agreement shall not in any way affect any future
1
agreement which may be entered into between the two Governments3.
relating to the delimitation of the territorial sea boundaries between the two Countries.
ARTICLE IV
If any single geological petroleum or natural gas structure extends across the straight lines referred to in Article I and the part of such structure which is situated on one side of the said lines is exploitable, wholly or in part, from the other side of the said lines, the two Governments will seek to reach agreement
as to the manner in which the structure shall be most effectively exploited.
ARTICLE V
Any dispute between the two Governments arising out of the interpretation or implementation of this Agreement shall be settled peacefully by consultation or negotiation.
ARTICLE VI
This Agreement shall be ratified in accordance with the constitutional requirements of the two Countries.
ARTICLE VII
This Agreement shall enter into force on the date of the exchange of the Instruments of Ratification.
IN WITNESS WHEREOF the undersigned, being duly authorised thereto by their respective Governments, have signed this Agreement.
4.
J
DONE IN DUPLICATEat~ ~
thefi\._j
J.Td
day of ~, 1969, in the Indonesian, Malaysianp7
and English languages. In the event of any conflict between the texts, the English text shall prevail.f
REPUBLIC OF INDONESIA: OR THE GOVERNMENT OF THESigned
..
EOR OF MALAYSIA: THE GOVERNMENTSigned
...
.
., .. 'L
~·;...
.
tf'tmA:-~~~1~
•
•
Kuala Lumpur. 22nd September, 1969. Professor Dr. Mochtar Kusumaatmadja,
Leader of the Indonesian Delegation to the
Malaysian/Indonesian Negotiation on the
Continental Shelf Boundaries.
Dear Professor,
I have the honour to acknowledge receipt of your letter
dated 22nd September, 1969 which reads as
follows:-" Kuala Lumpur.
22nd September, 1969.
Enche Mahyuddin bin Haji Mohd. Zain, J. S. M.,
Secretary, Ministry of Lands and Mines, Malaysia.
Dear Enche Mahyuddin,
With reference to our negotiation and the Agreement concerning the delimitation of the
continental shelf boundaries between our two countries, initialled today by us on behalf of our respective
Governments, I have the honour to state our
under-standing that both the negotiation and the Agreement
are purely and wholly of a technical nature.
With my renewed assurances of the highest consideration,
Yours sincerely,
(Professor Dr. Mochtar Kusumaatmadja)
Leader of the Indonesian Delegation.
I confirm that your letter and this reply constitute an understanding between us that the negotiation and the Agreement are purely and wholly of a technical nature.
With renewed assurances of my highest consideration,
Yours sincerely,
Signed
"
(Mahyuddin bin Haji Mohd. Zain)
Secretary, Ministry of Lands and Mines, Malaysia.
J
Kuala Lumpur.
22nd September. 1969.
Enche Mahyuddln bln Hajl Mohd. Zain. J. S. M .•
Secretary, Ministry of Lands and Mines, Malays la.
Dear Enche Mahyuddin,
With reference to our negotiation and the
Agreement concerning the delimitation of the contlnental shelf
boundaries between our t o countries, lnltlalled today by us on behalf of our respectlve Governments, I have the honour to state
our understanding that both the negotiation and the Aareement are purely and wholly of a techhtcal nature.
conslderatlon,
With my renewed as urances of the highest
Y ouis sincerely,
Signed
h
rofeuorDr.
Mochtar Kuaumaatmadja)Leader of the Indonesian Delegation.
....
95
°
96
°
97°
98
°
99
°
100°10"
!
I
I
q ·~- ~~"<
Ko Phangan,"'-0+:)
Ko
Som"
L
>:o Katen 0 )(!
I~
~t~x
)('
1...1" -417 3'-\. ... ''
'- ...,_1 "t_ I I' - ' I) 0 c:> 0 ,...-.38~--- ~ \'
-
"" ~90
(-
-... 'TaKtia Pa ')
~ ' -I I I I I .4396 I \ \ ' \ I I I I , _ ' \ \ ~80
\ I I \I
[_AJ
\ • -1 . o • I \ } I f) P. Racna I) '~. '~ ~ -;;... \ \ --.... ~ ~~ \'-"' I ~RockJ 0 v 0 0 M 111_.__ 0
-0 N 0 "I
s
0I
\
~
$1
0 "' "' "' E "' l-a: 'i? E " 0 2 ;;i 0 0.. I ( :; E..
IJ) 0~
c ~..
:.:: ~...
c..
·2 "' 0.. a:o~
-0 c 00 c..
c..
.c CL "E ""..
..
0.. E ~ " t-~ ~I
J 0-
=rr---r---+----' '~
0~
• 0=
rt-t----
-·
-1---+-
~=---r \ I ' - I ' ' ' \ \ '--' ,--....
/
)---
-
--1,
\__
,,,,. ... , i'
s
rr~~~~~~~~--t~~_:_\~,-=-=-=-~-~--=-=-~-~-~-~-4-~~-~-~=-=-::.::_~-~-:_:_:~--' 0 00s
r~---t-~-
i-~
-0r--s
r r -1r t
-~
~ t> 0 "O c 0"'
0 3 0 0..1 ! )( + \~ ')( )( + ~ ii )( ~', )( + ')( ' )( x x
+
' ' + ' )(.,
__
')( + \ )( )+
I x + \ )( ')( + ')( xx+ I -I i i I 0 V) --0 'V -0 ~-
-ll
I
' I ~ .,
--
-"
--
I~
.J..
:) l , ___ .. ,11
6
)(ANNEXURE
'A'
to
Agreement
117
°
118
°
119
°
120
°
~
I
to
o
!I
1
/
1 )~
{
a
n
II
x x x: )( )( )( )( )( x )( x )( )( x )( x x )( )( x x x x )( I I I I / I x )( / )( I x / )( / / X I~ )( --6.-~ )( l ";) x ,,,. -x I / x /~ )( ~~o: x ,.~e; )( ,~-::;. x ,t.J )( I )( / Malabungan )( I )( I J / 1" I I Ij
\ Tg Bul1luyonfj;' Coral Boy
P
)
Banc lanQo
P
.
Bugsuk ;. Ramo ~fSJ
P. Mantangule I I,
I I I I P. Balabac /9
0
Point8
0
SULU
EA
)( ' + + + + + + + + + + ,.+_:r
_~' + + y..i-BA.CABA C STRA T ...,_ y..
I / ""/--y.. / y.. / )( / x / I '~ ' )( P. " • X I .. ·-- - )( \~ '~·
\\
'~~ ... ' -r I ... \70
60
I I---
~
---
~
I
5° AO P. Rondo P. le Meul~~
~uehl. t? ~unaso"'C
_,. _ 1 I I \ ( I ' \ '"'°-?...-.. ,, .... '~ ,,/ Aje / I ~ \ ' .... ,~ ~."'.'. \:,/' I I I I \ I I I I \ ,,.-
_ ).
.
I\
/) P. Racl'la ()\
' Rock6 0..
; ,,,Rocle 2~~~
Ko libong~ • 0 .Raw1~D ti o'R~lc .•. Pera.k~
-
~
~
GEbRGfTs~
PEN~ 3""'
P.. ~ P. Pi P. Se"Pulau Jar
"'
g ,Ci Rock ~ R"".''# P. Sembilan. I O(henderiang'·
0Tapah l Os,dor ·-... I Kg. ----+---a K. Sia jerlcoho ~v'J P. Nyireh, ~ o P. Tenggol - ·'-/
I
2(/
19
II
18I \ \ \ I I I \ I I J
:r::;
J~
i I I I I lN
~
~
I I I I I / / I~
~~
/ / / I I ,.... I "'f" N Na
~
t/)
l~
"' ~ ,,.--zu
J /VJ
/ / /--
-I I / /---
--
-
-/ /-
---
--
-
-
----
_,,.. -~-
-I..
J c "..
..
VI c 0.: • ~ ... ..,•
t~
t>O 5 c: co :> ... c..
:> ..x..
c z VI 0.: ~.
·
-'1"...
" c e " GI..,.
c•
.,..
c • ~ .: c• • L•
"' ;..
.
• e c " .: G e .: ., , .: "'..
c 0 .>< f' 0...
0 .: .,..
c 0 ,. 0 ... .: 0 N"'
-~
• . ... "" J-J
...
lo\ '" '\ine1!., ' , Cfl''- -,.,,. '----
-
-,..,
I I I I / ' / l I I rJ>
l
'~
[_
_
_,~_1 ~
I _,,___ I l '\ ' ' / I I I I I I I I I \'
'--, I / I I I I I I I I I I I ,,--
--/ ---/ / / -- ,,-I / I / / I I I / / / /,,
I I / / / / / / .Q ~ , ---,,. / / / rT+++-r-r1-++ ..,.,'J_ ,,,-/ I I' I I.
"'
,,. I , BACA BA( I / ,, Bit G;:g;r, OT,b; Pudar,-' 1ngkor Tultd ningau 0.J 't> Lanas 11..
-1
Lun1 Melalap __ ,,. " it/ L 0 d Sook /.7 impa 1 ' , 1 \ . . ~ - ~ -.J.F;._-' I / - - - "' Brunei una,.,ta / )~a~wa~ J''l. . ... ' - ... ___ ___________ _,,! I ~ --... - ' t \ ... - ~ · oba".,.,ibong ~ - i?andewaA\:J,. ~usr1
- I 'l\1 ~< ._ , '::> \ •• \~ I ~~ :l.m - "'<"~t1ku di I ~ 91 ', ' v I <.; ' \ Sapulut .It IBt. T ambu r-'1 +~ S. ~
lo. + + + + + + + + + + +_ :t-_,,. + + '/. ,, y.. BALABAC STRA T "!-"!-/ 1-"I-'/. ,g ,/ x "~. I X \-:)
//
'
e;l· ":
xx\~~
~
I AN ()o )( '-~~ I • X \tf!. <() tr:?' )( x \ ~-,__. /,, ~ • X '~. Ca ~~~~~~~~~~--~~~7t"- • x I / / I / / I I~~
-I I / / / I / / / .o I / ":;) ,. ,, ,, / / / ~.
-~ x x ++
++
+
·+ ++
+ ,P. Boaan ) ( . .')(•. • ' ')( ')( 0P. Baguan ')(, o P. Tagansk )( x x x IX )( -I-" " ""' l ·~' .... )( --....x. - - - _J \ I I ~ I ,. \ \ . ) I )( ' '-x -.x ' )( \ )( ~ x ~I X. ..i:::, )( V) )(.
./ . i Vl x I r \ I , 0 , / '-..._
,
,
I ' ' _x ~ ~~ )('~ J!<'. ,-$"l XX C- Bonggaf 6 U4~~ ~---):,):rI
,~'/ .A 10 • - j ,.-g1
x C- \ ,, " X 1- -, t i I Q>.Str / ' )(_,.- \ / ()-~ I~ / ~fl'. O")l!PUi " - ...0 \~/
•
l,.;(~: 1 :J ~ P.-Si)>utu-?' J' . 1 .~ f\'Tu1'1ill(lao / J' . I\ J ...,C \ I\ I L> \ I\ ~: I fl / \ J II I I I ,. , ./ I ,..._ ,~i+~~±~++++++++++70
6
0
_J5
0
+
4
0
...
30
20
1
0"'U
~ P.Blblo !fl ~Q<"~'""
P. Udjungbatu ~.,
..
P. Mataharl~~ -~~
'~ ~ Orongan \) u)
Bangkaru'
'
1.., Ka~and1ahe° '' '
/--;077.---Barus P.Musala~ OS1bolga 0.ii'~ P. Ber ha la· ""· 4 oGunongtua ~-· o Panjabungan 7038.
~Ji
OS:.'2? ~ ~ (./"> p, Si P.1 \ \\
/ /
/R
a~
(;
..
...-...-ll ~~
p, Tekong Simban~, P. Tokorg p, Batu---!
i
·
8ongs1 Mandi\
\\
/v
/ / I 7 1<j
.-/,
-r
C' C' ~OR"\~~p
A~
yr~p
:>-Fraser's It ·,Hill "'O ~ . l r T - - - L I '. ~ 7~':·
--
-~<UA~
G 0s ~~por g ~) K ( ha _ "JiI
. P. Berhala oo I :0~~
(;""
~~~
~~'\)
P.A~
&J
o\r\/'
16 \ 1 IS\
\
12 pol' P. Oom1r. 13 P. Nana P. p, M"bu,.Jn•k P. Lim p, '-1f"11c~j 3.. I mpu 1 P. Ojemadja P.81. P. Reoonir • •. P. Tokona Malan1...
P. Nana; P.Baw P Reoon1r .. f. Bel ajar P.Se~ut ,{] P. ~·~·u Oararn P.Mal 4 P~ P, Ana~bas Sianta 'A II' l>·p. v:. "".TeJaaa 'i1
P.Bv.a.n•O eban1r e,p, lJJuna i:. TemianQ . A1rab1.4..~ P. Gembili P.R1tan.· •. P. Tokon1r Malanib•l'"u • P. Pena•b1.1 P Ka1u A,.a P. Dumdum, • P. Mendarlk P.Uwi~ •. P. Mundaaa ... p. Salor\l P. Seda P. Ba P.Ou P. Sede, P. Noordhooiberg p, Sedua
P. Tokon1 Kernudi P. Benu~;\J' ·
P. Jangkulan. P. Badas~P. Keoahlan11 P. Plnan1 S~r1bu•f .. _ •. f?· 8,.-ac:e
P. Anak Awu; p.·Pejarnu • .,P.
~
J\) P. Kemudi n ee (;?p, La&ons apt> • P. SeraJao P. Serasa 'P T ebel • n 'eesa ~ P. z. Hoolbe'ra P. St. Pet,.uso'
P.Kabuns 0 p c;\ •P. •. Bur'ung P\JP~o.1a
Lemu"kuta
.. !· Pengikf Beser
22
Sempadi P. Perhantuan
""
Tg. • 4307 o Sebawang. hulu Penaneh o Tekalong o Keluha o ..,. j. x /~"" 1/ ~ /<:
-
')(
..,... I +)(JC~
+~
~
'f.. x ~ --, • 7349 ulcc;nawan~
{ / I o Lg Pahanga1 I \ . 56·76~
Lgl Bangun o . 3448 /'
. 5918 / ,_ / . 4179 ~" 0 toog'["
'
~
I I I (,
I . 6735 /I )"'
\ \ ...'
' I I I • 6562 \ I I \ I I \'
. 2463 ... ~'t~\
', Langap c Lor I' -I Ma Segar ~__...--"'
'
\ I 0 ~· ,-, ~ ~I ~I ~I <31.
I I I , ' I ' ' ... I I IC
/--
E L
EBE
S
/ / ,SEA
~~---,-,-~~~~~- ·-~-=::::-=~~_).~~~~~-4~~~--;~7'3,~._-~~-1-~~~~~~~~~~-j-~~~~~~· + '--. ( ++
·--+ ....... !./\J.""1 + i-... a ...~
y
~ang.· 01
.
3448 Is
/ I I" ' ~I
~
" n- -. · ! '"l"" "_...3--.. • ._,,, •. . ~918/
•
/ I f~
I I . 6 73 5 Nameho ~ ".. \ \ ...;/ I
• 6562 \ I . 2463 \ \ \ . 4179 I '-. \ .... 'I cTab
a
~
g
I . Y. .\
\
~
'> lg Dienew Ma Wahau ' \ I I" . 2460 . 3349 \ ' ... I) P. Panjang ' , ~-Maratua Tal1sa1an '.... .... ~ P. Kakaban ' \ \ \ \\\
\ I I I \ I I I~
~
\ , _ _ _ , - _ _ ,,, I I , I I ', ' ,1 Tg.Mon'<~l1hacCONTINENT AL SHELF BOUNDARIES
between
MALAYSIA and
THE REPUBLIC OF INDONESIA
The delineation of International boundarie~ on
this map must not be considered authoritative .
_(
,
~----(
i
1 ; ; JI
3
"
i
I
I1
2
0
I
(
..
lo I 0 2• I t-95°
96
° East of Greenwich97 °
98
°
~
• • o" • '.
P. Tan:)~
').
.~hma»
JH
6.
"\
~
P
.
Tanahbala Q "'""";"''"' 0~
.·.
~:
99°
r
~
'V
(
\
100
°
I / 0 B1..od2,
....
~
_,,, -<'u
~\
o Paiakum:iuh 0 Bu~11t1ngg1~
''\ 0 0>
C'il
'-.~
.
~,
o r-'~ara O \ . MuaralabQeh o \\
101° 200 \ 12467' .._~
'I(
,,
,,
,
,
...., o ... ..,~c:r __,---
-
....,~C;;:i
oEnokV
102° 103° 104° SCALE 1: 2,000,000 STATUTE MILES ~'""''\)
~ ~ 0o~~~~
... '-'o "0 Cl (::::) 00
'!\;Yo·
S
ing
kep
869. l..,.J ,,.-.,. 100 0 25 50 75 100 C) p. KadJangan •• ~. Tg. Genring 2270. P. BANGKA 105°
P. Bad31P. Kepa~oan1r P. Plnens S~r1b . • ~· ,f.. Brace • I P- Anak Awur p.·Pejamu
"'
.. f· Penaikl Besu· '<]· P. Pedjantan p, Dau1. igan Tg. Punggul ....\
3ANGKA I )106
°
107°
108
°
P. Tanjun P. P. Pal'leban gana
0 0 () 0 \)..
•o.
0 • 0 P. Karimata ng • {)10 9
°
East of I Greenwich '--• 3166 • 4337 . 5761L_
3681y
'...,110
°
111
°
.
JI
lo.(Q)
J . 5 766 ... 4530 '---.._ . , ,- -·1./
-_,! / v vo o , ,-3~
I Naoga;.-ia~ o J(
/~ - - --... ,-- '---.(
\
(\
t
·o ~ ~ ~ c "j
'
..
\
L
\
3936. I I I "112
°
j\J 5103. 2460 • • 1791 200 Tekalong o 4619.IB1
• 7474 I \ \113
°
• 56-76 Keluha o • 5806 • 4439 ... I • 3609F
-
m
--0
"
"
\ '1'"
·~ ~9".'
'
\
Timpaho114
°
SCALE 1: 2,000.000
STATUTE MILES 100 -.gj Bangun o ~ dJ~ I 0 11ukahaJI115
°
/ / 0 . / I . 4179 / /, I 25 'O 1a:>rg-.-
-
·
--
_,
4527116
°
50 75 100"'
3angco o • 3448"'
·~ . 4179 .,.,.. 0 "" " :! ',~ J~ang ' J Lo·g•a~
] .-(
\_
D
)
""'
)-. '--...~
·.-i
\\
I
~
'J
\
(\
~ \ . ' ~, I \ . 4012 I 1la1~"
\_,.. ,...-- •~
.
45 O '1ukahaJI ( I c Ma F J• r / I~
,_
... / ...r/
)
__
,/
( 4527 . 1 -,-f grogot 0 s • ...,J~[
5
°
116
°
0 25 50 15 100 '117°
~v1ALA
YSIA and THE
RE~JBLIC OF INDONESIA
The delineation of International boundarie~ on
this map must not be considered authoritative.
--
-Co111i11e111til Shel( 801111d11riC's
1' ~.--
Ii
·
,
-{f
)
1
...
_,~¢.~~~--~µ)~:v~
/./
-
_
,
~~~'~
···~···~···
For the Government of Malaysia.
i
I
/
I
/
,
-
·
/_,-·
~
,.,
I;,-,(/
::,,/u
-
;./'
/:,v
-
·
... ~::7 ...• :-:-:-. -:-:.---f'oftheGovern ment ofthe Republic of Indonesia.
, ... -
.
_I,., . -N(' ..
.
, /'' ' \ "!/ ::: .k..
.
/ : ', ' I ":-l'-; -·•-\Lf
.~/ I -r •. ··• i.. ,.-,... -~ , / '-...) ~ ;.-::::-::- - :_:.::.~.
~Hak Chipta Kerajaan Terpelihara
Kebenaran Pengarah Pemeuan Negara. Malaysia. wajib dl-d•patl sabelom pen lni atau seb•hagi•n darlpad•-nya di-salin .
l l 8
°
119
°
1
~
I
~
I
I
~
i
~
o
c
t
2
0
120
°
:
1
TJabatanarah Pemetaan Negara, Malaysia. No. 30-1969