• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MENGAMATI SEL DARAH MERAH MANUSIA. Nama Dosen : drh. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed Tanggal Praktikum : 11 Mei 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MENGAMATI SEL DARAH MERAH MANUSIA. Nama Dosen : drh. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed Tanggal Praktikum : 11 Mei 2012"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MENGAMATI SEL DARAH MERAH MANUSIA

Nama Dosen : drh. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed Tanggal Praktikum : 11 Mei 2012

Disusun Oleh : Kelompok 7

Aldha Rizki Utami 1111095000002

Nurkholis Abellian Pristi 1111095000013 Nabila Priska Mira Dewinta 1111095000014

Citra Kenanga 1111095000031

Putri Sintya Dewi 1111095000036

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN A. Latar Belakang

Pengamatan sel darah merah dilakukan dengan cara membuat preparat yang diperoleh dengan mengambil beberapa tetes darah, kemudian di teteskan pada kaca objek lalu ditambahkan aquades atau larutan NaCl 0,3 atau 0,5 N, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Lalu diamati apakah terjadi perubahan terhadap sel darah merah tersebut atau tidak.

Eritrosit berbentuk bulat bikonkaf berukuran 7,5 um-7,7 um dan tidak memiliki inti. Eritrosit memilki pigmen respirasi yang dinamakan hemoglobin. Hemoglobin berperan dalam mengikat oksigen ( O2 ) sehingga membentuk oksihemoglobin ( HbO2 ). Ikatan oksihemoglobin menyebabkan warba merah pada darah. hemoglobin memiliki unsure Fe2+

Sel sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukan ke dalam cairan hipertonis; sedangkan di dalam larutan yang isotonis sel sel darah tidak akan mengalami perubahan apa apa.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan melakukan prosedur pembuatan preparat sel darah merah untuk mengamati keadaan sel darah merah setelah ditambahkan aquades, NaCl 0,5 dan 0,3 serta mengetahui bentuk dan organel-organel pada sel darah merah.

(3)

Praktikum kali ini dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari kamis tanggal 11 Mei 2012 pukul 13.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ). Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan c airan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluranpembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantungmelalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )

(4)

2.1. Sel Darah Merah

Sel darah merah yang matang sangat mudah dikenali disebabkan oleh morfologinya yang unik. Pada keadaan normal, bentuk sel darah merah adalah dwicekung dengan diameter Purata 8µm, ketebalan 2µm dan volumenya sekitar 90fL. Ia tidak mempunyai nukleus atau mitokondria, dan 33% daripada kandungannya terdiri daripada protein tunggal yaitu hemoglobin. Tanpa nukleus dan jalur metabolik protein, sel ini mempunyai masa hidup yang singkat yaitu selama 100-120 hari. Tetapi, struktur sel darah merah matang yang unik ini memberikan daya lenturan yang maksimal saat sel ini melewati pembuluh darah yang sempit (Hillman, Ault dan Rinder, 2005).

Hampir kesemua kebutuhan tenaga intrasellular didapat lewat metabolisme glukosa, yang bertujuan untuk mengekalkan hemoglobin dalam kondisi larut dan reduksi, menyediakan sejumlah 2,3-diphosphoglycerat (2,3-DPG) yang mencukupi dan untuk menghasilkan adenosine triphosphate (ATP) bagi mempertahankan fungsi membran (Hillman, Ault dan Rinder, 2005).

2.2 Hemoglobin

Terdapat sekitar 280 juta molekul hemoglobin di dalam setiap sel darah merah (Tortora dan Derickson, 2006) . Hemoglobin adalah sejenis protein dengan berat molekul 64.500 dalton, terdiri daripada 4 rantai polipeptida. Setiap satunya mengandung satu pigmen non-protein berbentuk seperti cincin yang disebut sebagai kelompok heme aktif (Hillman, Ault dan Rinder, 2005) . Pada bagian tengah dari cincin heme ini terdapat satu ion ferous, Fe2+yang boleh mengikat satu molekul oksigen, lalu membolehkan satu molekul hemoglobin berikatan dengan empat molekul oksigen (Tortora dan Derickson, 2006).

(5)

BAB III

MATERI DAN METODE 1. Alat Dan Bahan

a) Alat : - Mikroskop cahaya

- Kaca benda (kaca preparat) - Kaca penutup (kaca penutup) - Jarum penusuk - Kapas b) Bahan : - Aquades - NaCl 0,3 dan 0,5 2. Prosedur Kerja

 Disediakan kaca objek yang bersih.

 Dibersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas yang sudah dibasahi alkohol

 Dengan menggunakan alat tusuk , ditusuk jari tersebut hingga mengelurakan darah.

 Diletakkan tetesan darah tadi di atas gelas benda dan ratakan.

 Ditetesi dengan aquades, NaCl 0,3 atau 0.5 pada kaca objek yaitu di atas sel darah merah.

 Ditutup dengan kaca penutup yang bersih.

 Dilakukan fiksasi preparat, kemudian diamati dibawah mikroskop cahaya.

 Didokumentasikan dengan foto dan diberi keterangan bentuk sel darah merah setiap 2 menit sekali.

(6)

BAB V PEMBAHASAN Karakteristik Eritrosit

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 um. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar ( pembuluh darah terkecil ).

Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Struktur kimia hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Globin terdiri dari empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang dewasa ( HgA ) rantai polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik, masing masing membawa gugus hemnya. Hemoglobin janin ( HgF ) terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai gamma. HgF memiliki afinitas yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan HgA.

Komponen eritrosit

1. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.

a. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama : albumin, globulin, dan fibrinogen.

(1) Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%, tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis

(7)

dalam hati dan bertanggung jawab tekanan osmotik koloid darah.

(a) Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid. (b) Tekanan osmotik koloid ( atau tekanan onkotik )

ditentukan berdasarkan jumlah partikel dalam larutan. (2) Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.

(a) Alfa dan beta globulin disintesis dalam hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. (b) Gamma globulin ( immunoglobulin ) adalah antibodi.

Ada lima jenis immunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas ; IgM, IgG, IgA, IgD, IgE,.

(3) Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.

b. Plasma juga mengandung nutrien, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat zat sisa.

c. Nutrien meliputi asam amino, gula, dan lipid yang diabsorbsi dari saluran pencernaan.

d. Gas darah meliputi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen. e. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium, magnesium,

(8)

Pada praktikum kali ini membahas tentang keadaan sel darah merah jika ditetesi dengan aquades, NaCl 0,3 & 0,5 N. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa apabila sel-sel darah merah diberi larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda, maka akan terjadi suatu proses perubahan baik itu bentuk maupun dalam peristiwa metaboliknya. Hal tersebut terjadi karena disebabkan perpindahan molekul air dari larutan hipotonik ke larutan yang hipertonik. Pada medium aquades terlihat sel-sel darah merah nampak besar-besar dan letaknya berjauhan dibandingkan dengan sel-sel darah merah yang diberi larutan garam fisiologis atau yang diberi larutan garam NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Pada larutan NaCl dengan konsentrasi kecil, sel-sel darah merah merah ukurannya lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi yang pekat. Pada konsentrasi yang tinggi sel-sel menjadi lebih kecil dan jaraknya saling berdekatan, yang mana hal demikian terjadi karena adanya suatu tekanan dari larutan tersebut sehingga menyebabkan sel-sel tersebut akhirnya mengalami proses hemolisis yaitu peristiwa keluarnya hemoglobin di dalam sel menuju cairan disekelilingnya karena adanya tekanan osmotik.

Pada peristiwa keluarnya hemoglobin tersebut merupakan akibat dari pecahnya membran karena sifatnya permeabel selektif yang memudahkan molekul air dan ion Cl dari larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah, sehingga mengakibatkan sel darah merahnya saling merapat dan akhirnya pecah karena tekanan dari molekul air dan ion.

Hemolisis yang terjadi pada peristiwa ini adalah hemolisis osmotik, yaitu hemolisis yang terjadi karena perbedaan besar tekanan antara di dalam sel dengan lingkungan atau pelarut NaCl.

 Darah bila dimasukkan ke dalam larutan isotonis  tidak akan terjadi perubahan apa apa.

 Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis  membran akan mengembang karena lar. hipotonis masuk ke dalam sel darah merah  kemudian pecah di satu tempat  sehingga  Hb keluar  hemolisis.

(9)

 Darah bila dimasukkan ke dalam larutan hipertonis  membran akan di tarik kesegala arah  pecah di banyak tempat  sehingga sel darah merah mengkerut  Hb juga keluar  krenasis

BAB VI KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Bentuk Sel darah merah bulat atau bikonkaf (bagian tepi lebih tebal dari bagian tengah), tanpa inti, diameter 7,5 mikron, luas 120 mikron2, volume 85 mikron3.

2. Sel darah merah mengandung jaringan bunga karang (stroma) dan hemoglobin (Hb)

3. Membran sel darah merah Membran sel terdiri dari: protein 65%, lipid (lemak) 32 % dan karbohidrat 3 %

• Protein : stromatin

• Lipid: sefalin, lesitin & kolesterol • Karbohidrat: glukosa

4. Sel darah merah manusia tidak mengalami perubahan bentuk di dalam larutan isotonis.

5. Sel darah merah manusia mengalami haemolisis di dalam larutan hipotonik.

6. Sel darah merah manusia mengalami krenasis di dalam larutan hipertonik. 7. Toleransi osmotik pada eritrosit tergantung dari konsentrasi larutan

disekitarnya artinya hemolisis terjadi jika konsentrasi di luar sel lebih besar dari konsentrasi di dalam sel.

8. Kecepatan hemolisis tergantung terhadap berbagai tingkat kepekatan yang diberikan terhadap darah yang mengalami hemolisis.

(10)

BAB VII DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Guyton, A.C(2006).Textbook of Medical Physiology,W.B Saunders Company, Philadelphia

Lesson C, et al. 1990. Mempersiapkan Jaringan dalam Buku AjarHistologi. Edisi V. Jakarta. EGC. Hal 7-8.

Naib Z M. 1970. Exfoliative Cytophatology. 2nd Edition. Boston. Little Brown and Company.

Parker,steve.2004. Human Body.Great Bardfield Essex: Miles Kelly Publishing Ltd.

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia,2nd,Ed. West Virginia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran darah ayam broiler yang diberi testosteron dosis bertingkat dengan cara mengukur jumlah sel darah merah,

GAMBARAN SEL DARAH MERAH DAN BOBOT BADAN MANDALUNG YANG DIBERI SUPLEMENTASI. KANGKUNG DAN

Pergerakan rotasi sel darah merah terjadi secara acak tidak bergantung pada jarak antar elektroda dan tegangan, yang dapat terjadi sampai tegangan 45 Volt untuk sampel P8, P15 dengan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 24 preparat ulas darah musang luak dapat ditemukan dua jenis golongan parasit yang berhabitat di dalam sel darah merah

Namun demikian, pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pemberian asam lemak trans 5% dan 10% dapat menurunkan selisih jumlah sel darah merah hewan coba antar

Hasil pengamatan mikroskopis sampel darah yang sudah melewati filtrasi, tampak bahwa sel-sel darah merah pada semua kelompok perlakuan berbentuk tidak utuh dalam satu

Berdasarkan praktikum pemeriksaan hapusan darah tepi probandus dengan kode preparat 460, didapat hasil mikrositik hipokromik dimana dalam 10 lapang pandang sel darah merah

Untuk keperluan pengujian sistem atau kinerja aplikasi pencacah sel darah merah, digunakan beberapa sampel citra sel darah merah dengan jumlah sel yang berbeda –