SURABAYA
SKRIPSI
O Olleehh:: D
DiinnddaaKKuummaallaaSSaarrii 0
0881133001100110077//FFEE//EEAA
F
FAAKKUULLTTAASSEEKKOONNOOMMII U
UNNIIVVEERRSSIITTAASSPPEEMMBBAANNGGUUNNAANNNNAASSIIOONNAALL““VVEETTEERRAANN”” J
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah,
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
ynag berjudul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA”
.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis berterimakasih atas segala
bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna
mendukung penyelesaian skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1.
Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto
,MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Dr. Dany Ichsanudin, MSi
., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
5.
Segenap tenaga pengajar, karyawan dan seluruh rekan-rekan mahasiswa terutama
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6.
Keluargaku yang tercinta terutama Bapak, Mama, Kakak dan Mas yang
senantiasa memberikan doa restu dan tanpa lelah memberikan dukungan moril
maupun materiil dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.
7.
Sahabatku yang tercinta, Ferry Alma’arij, Sandra, Dila, Ifa, Meck, Drajat, Desy,
Reny yang senantiasa memberikan bantuan, semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.
8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
semua pihak tersebut di atas. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa
tidak ada yang sempurna di dunia ini dan keterbatasan yang dimiliki, sehingga
penulis menghargai segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
membantu kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi referensi pendidikan kita semua.
Surabaya, April 2012,
KATA PENGANTAR
... i
DAFTAR ISI
... iii
DAFTAR TABEL
... ix
DAFTAR GAMBAR
... xi
DAFTAR LAMPIRAN
... xii
ABSTRAKSI
... xiii
BAB I PENDAHULUAN
... 1
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Rumusan Masalah ... 8
1.3
Tujuan Penelitian ... 8
1.4
Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
... 10
2.1
Penelitian Terdahulu ... 10
2.2
Landasan Teori ... 15
2.2.1 Pengertian Akuntansi ... 15
2.2.2 Pengertian Kinerja ... 16
2.2.3 Sistem Teknologi Informasi ... 17
2.2.3.5 Tujuan Informasi Akuntansi ... 20
2.2.3.6 Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.2.4 Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi
Akuntansi ... 22
2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 27
2.2.5.1 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi 27
2.2.5.2 Pemakai Sistem ... 28
2.2.5.3 Kualitas Sistem Informasi ... 39
2.2.6 Software BDS-IBS ... 30
2.3 Kerangka Pikir ... 31
2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai berpengaruh terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ...
31
2.3.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi ...
32
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36
3.1.1 Definisi Operaional ... 36
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 38
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 39
3.2.1 Obyek Penelitian ... 39
3.2.2 Populasi ... 40
3.2.3 Sampel ... 40
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.3.1 Jenis Data ... 41
3.3.2 Sumber Data ... 41
3.3.3 Pengumpulan Data ... 41
3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 42
3.4.1 Uji Validitas ... 42
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 43
3.4.3 Uji Normalitas ... 43
3.4.4 Uji Asumsi Klasik ... 44
3.4.4.1 Autokorelasi ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 49
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 49
4.1.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. ... 49
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 51
4.1.3 Struktur Organisasi ... 52
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 53
4.2.1 Karakteristik Responden ... 53
4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Tingkat
Pendidikan ... 53
4.2.1.2 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 53
4.2.1.3
Karakteristik Responden Menurut Jenis
Kelamin ... 54
4.2.2 Deskripsi Variabel ... 55
4.2.2.1
Deskripsi
Variabel
Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y) ... 55
4.2.2.2 Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1)
56
4.3.1
Uji
Validitas...
60
4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem informasi
Akuntansi ... 60
4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1) 61
4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik
Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) ... 62
4.3.1.4 Uji Validitas Program Pelatihan dan Pendidikan
Pemakai (X3) ... 63
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 64
4.3.3 Uji Normalitas ... 65
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 65
4.4.1 Autokorelasi ... 65
4.4.2 Multikorelasi ... 66
4.4.3 Heterokedastisitas ... 67
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68
4.5.1 Persamaan Regresi ... 68
4.5.2 Uji F ... 70
4.9 Implikasi Penelitian ... 81
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 81
5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 53
Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 54
Tabel 4 Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ... 54
Tabel 5 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y) ... 55
Tabel 6 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Partisipasi Pemakai
(X1) ... 56
Tabel
7 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Kemampuan Teknik
Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) ... 58
Tabel 8 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Program Pelatihan
dan Pendidikan Pemakai (X3) ... 59
Tabel 9 Hasil Uji Validitaas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(Y) ... 61
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 62
Tabel 14 Hasil Uji Normalitas ... 65
Tabel 15 Hasil Uji Multikolinieritas ... 66
Tabel 16 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 67
Tabel 17 Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 68
Tabel 18 Hasil Uji F antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 70
Tabel 19 Nilai Koefisien Determinasi ... 71
Gambar 1 Siklus Pengolahan Data dengan Manual ... 23
Gambar 2 Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ... 26
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Rekapitulasi Jawaban Kuesioner
Lampiran 3
Uji Validitas dan Reliabilitaas
Lampiran 4
Regresi dan Uji Asumsi Klasik
SURABAYA
Abstrak
Dinda Kumala Sari
Sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan
.Sistem informasi yang baik
merupakan suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi yang akurat
(
accurate
), tepat pada waktunya (
timely basis
) dan relevan (
relevance
). Pada
kenyataannya, sering terjadi
human error
dan para pemakai sering merasa
kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi. Hal ini dapat menyebabkan
informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna,
terutama dalam seri reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Objek penelitian
adalah Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya.
Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi Pemakai (X1),
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2), Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) dan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Populasi penelitian adalah seluruh manajer dan para staf kantor cabang PT. Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi sejumlah 42 orang. Teknik penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling
sebanyak 38
responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik
regresi linier berganda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terjadi pada era globalisasi saat
ini telah berdampak pada penemuan-penemuan baru yang pada
masing-masing penemuan bermunculan berbagai macam inovasi. Misalnya yang
terdapat pada sistem informasi. Sistem informasi tidak akan pernah
berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung oleh banyak faktor
yang mampu menjadikan efektifitas sistem akan tercapai.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mengubah
banyak hal di dalam kehidupan manusia, termasuk dalam hal bisnis, yaitu
mengubah bagaimana perusahaan mampu memperoleh keunggulan
kompetitif. Persainganpun menjadi semakin global dan tidak mengenal
batas, oleh karena itu itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu
menangkap, menciptakan dan memanipulasi (proses rekayasa dengan
melakukan penambahan, penyembunyian, penghilangan atau
pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas,
kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan
sistem perancangan sebuah tata sistem nilai) informasi internal dan
eksternal secara efektif sehingga manajemen memiliki pengetahuan
tanggapan strategis (Numaker dan Ralph 1996 ; Reich dan Izak 1996
dalam Setianingsih, 1998) .
Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Manajemen menggunakan
informasi sebagai alat komunikasi dan alat berpikir dalam bisnis. Sebagai
alat berpikir, manajemen menggunakan akuntansi untuk membuat
perencanaan dan pengendalian perusahaan agar dapat berfungsi dengan
efektif dan efisien, informasi akuntansi harus relevan dan dapat
diandalkan. Dengan adanya sistem informasi tersebut diharapkan
informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari
para pemakai informasi. Serta mampu meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat
diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi
akuntansi.
Persaingan, perubahan, ketidak pastian mewarnai kehidupan
lingkungan bisnis. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang
mampu menangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan
eksternal secara efektif, sehingga manajemen memiliki pengetahuan
untuk mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan
tanggapan strategis. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat
memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang sangat
Secara umum, sistem informasi akuntansi mencakup pengolahan
komputer dimana kompleksitas pengolahan dengan komputer yang selalu
meningkat. Misalnya: pada tahun 1960-an awal dikenalnya komputer,
banyak perusahaan yang menggantikan sistem manual dengan sistem
pengolahan batch (batch processing system). Selanjutnya pada tahun
1970-an banyak perusahaan yang menggantikan sistem batch ini dengan
sistem yang lebih kompleks, yang dikenal dengan on-line processing
system dan real time processing, atau dengan penerapan data base
processing system. Akhirnya pada tahun 1980-an, akibat dari kebijakan
pengurangan biaya peralatan secara terus-menerus hampir semua
perusahaan menggunakan mikro komputer. Sampai sekarang penerapan
dari berbagai peralatan canggih tersebut telah menjadi hal yang wajar
dalam sistem informasi akuntansi semua perusahaan.
Revolusi ini juga disebabkan oleh adanya perubahan secara
radikal dalam rancangan aktivitas produksi dari berbagai organisasi,
misalnya metode produksi dengan bantuan komputer (computer aided
manufacturing-CAM).
Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian
atas bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa
manipulasi tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan
komputer sebagai alat bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa
sumber mengatakan manipulasi komputer merupakan industri baru yang
secara umum diperlukan suatu tambahan pertimbangan dalam
menentukan resiko pengendalian. Pertimbangan yang patut diperhatikan
adalah pengendalian komputer, yang meliputi pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal
pokok dalam sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama,
terdapat gejala bahwa manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap
informasi dari sistem yang diolah dengan komputer, kecermatan dan
kehandalan laporan merupakan fungsi pengendalian dalam pengolahan
data. Kedua, meningkatnya sumber daya yang dialokasikan pada
aktivitas sistem penggunaan komputer demikian proses pengendalian
semakin diperlukan untuk memperoleh kepastian bahwa sumber
daya-sumbernya tersebut telah digunakan secara efektif. Ketiga, kemungkinan
timbulnya permasalahan pengendalian dalam sistem yang menggunakan
komputer demikian besar. Di samping itu banyak bukti yang
menunjukkan kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa
ini.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya adalah
perusahaan perbankan yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara. Semakin vitalnya teknologi informasi bagi keberhasilan
perusahaan secara keseluruan memperluas peranan suatu sistem
informasi. Sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi,
berkepentingan. Didorong oleh kompleksnya laporan keuangan dan
kemajuan teknologi, hal itu memacu kebutuhan suatu sistem informasi
yang handal agar proses pencatatan aktivitas PT. Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Surabaya bisa seefisien mungkin dan pengoperasian yang
lebih mudah. Dengan menggunakan sebuah sistem informasi perbankan
yaitu BDS-IBS atau yang disebut dengan Branch Delivery
System-Integrated Banking System oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk Surabaya diharapkan sistem ini dapat menjadi sebuah alat perubahan
dari sistem semi manual dalam hal pencatatan, kedalam sistem
terkomputerisasi yang terintegrasi dengan baik.
Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi
dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi
itu sendiri (User Accounting Information System Satisfaction) dan
pemakaian dari sistem informasi akuntansi (User AccountingInformation
System Use). Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
meliputi partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personel sistem informasi akuntansi dan
program pelatihan dan pendidikan pemakai (Soegiharto, 2010) dalam Jen
(2002)
Partisipasi pemakai sangat dibutuhkan dalam proses
pengembangan sistem informasi. Partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi adalah bentuk keterlibatan
informasi mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap
implementasi informasi akuntansi. Dengan adanya sistem informasi itu
diharapkan dapat memperbaiki kualitas sistem informasi yang dihasilkan
karena suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu pekerjaan apabila
ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi
akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi berperan penting
dalam pengembangan sistem informasi untuk dapat menghasilkan
informasi guna menciptakan laporan perencanaan yang akurat. Oleh
karena itu, setiap karyawan harus dapat menguasai penggunaan sistem
berbasis komputer agar dapat memproses jumlah transaksi dengan cepat
dan terintegrasi, dapat menyimpan data dan mengambil data dalam
jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan matematik, serta
menghasilkan laporan tepat waktu dengan berbagai bentuk.
Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu meningkatkan
kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi
akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut lebih puas
dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik dan
lancar. Selain itu menambahkan rata-rata pendidikan dan tingkat
pengguna sistem informasi yang bisa digunakan sebagai pengukuran
kemampuan dari personal sistem informasi. Kinerja dari sistem informasi
sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung jawab dari personel
sistem informasi.
Kenyataan yang ada dalam perusahaan, terdapat beberapa
permasalahan yang ada di dalam perusahaan, yaitu pertama, sering terjadi
human error seperti terjadi kesalahan staf dalam menyalin dan mengisi
data, kesalahan dalam melakukan perhitungan, kesalahan pengisian
nomor dokumen dan kehilangan atau kerusakan dokumen fisik. Dampak
yang terjadi adalah perusahaan tidak memiliki informasi yang akurat dan
up to date. Kedua, para pemakai sering merasa kesulitan dalam
mengoperasikan sistem informasi baru yang diterapkan perusahaan,
karena sistem baru tersebut tidak disosialisasikan terleih dulu kepada
para karyawan, dan juga kurangnya pelatihan terhadap karyawan. Hal ini
dapat menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan
keinginan para pengguna, terutama dalam seri reabilitas dan keakurasian
suatu laporan (Nurita, Accounting Kantor Cabang PT. Bank Tabungan
Negara (Persero), Tbk. Surabaya)
Nurita juga menjelaskan bahwa sering kali terjadi kesalahan
dalam menjalankan sistem informasi akuntansi yang berakibat pada
reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Kesalahan yang biasa terjadi
yaitu salah menginput bunga deposito dan menginput nominal.
Namun kesalahan yang paling sering terjadi adalah staf tersebut
salah dalam menginput jenis transaksi. Sebagai contoh yaitu terdapat
menginput ke dalam sistem setor melainkan ke dalam sistem tarik tunai.
Hal tersebut mengakibatkan penjurnalan debit dan kredit yang salah serta
berdampak pada saldo akhir yang tidak seimbang atau sama. Karena
adanya kesalahan tersebut, harus dilakukan pengoreksian ulang
kesalahan dengan menjurnal ulang mengunakan jurnal koreksi yang
dapat memakan waktu yang cukup lama.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN
NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal
sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT.
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya ?
Adapun tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara
empiris apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personel sistem
informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT.
Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat mengembangkan
pengetahuan serta wawasan sebagai sarana untuk mengetahui secara
lebih luas tentang teori dan kenyataan yang ada di lapangan.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan untuk mengevaluasi
kinerja sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan saat ini dan
digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi di
masa yang akan datang.
Memberikan stimulus bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian sejenis dengan menemukan faktor-faktor lain yang masih
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang masalah sistem informasi akuntansi dan dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, tlah dilakukan
oleh:
1. Pratiwi (2011)
a. Judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body
Pertamina Petrochina East Java Tuban”
b. Rumusan Masalah
Apakah faktor partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan
program pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap
kinerja Sistem Informasi Akuntansi (software JD edwards) Joint
Operating Body Pertamina Petrochina East Java Tuban?
Kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan dengan
dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
operasional sistem informasi. Sedangkan kinerja sistem informasi
akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi
pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi
akuntansi dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai.
2. Andrean (2011)
a. Judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT.PJB”
b. Rumusan Masalah
Apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dan
dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Sistem Informasi pada PT. PJB?.
c. Kesimpulan
Berdasarkan uji kecocokan model uji regresi yang dihasilkan
menerangkan variabel yang dimasukkan dalam model yaitu
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal dan dukungan
akuntansi. Berdasarkan hasil Uji t, bahwa model yang dihasilkan
adalah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan
manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
1. Yullian (2011)
a. Judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. INTERMAS TATA TRADING
SURABAYA”
b. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai
sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan?.
2. Manakah diantara variabel dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja sistem
informasi pada PT. INTERMAS TATA SURABAYA?.
c. Kesimpulan
Program pelatihan dan pendidikan pemakai serta kemampuan
teknik personal terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi. Sedangkan dukungan manajemen
puncak dan variabel partisipasi pemakai tidak berpengaruh
negatif terhadap kinerjasistem informasi akuntansi
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian
terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa
penelitian dengan permasalahan yang dimagsudkan dipandang perlu untuk
dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : objek, tempat dan lokasi
Tabel 1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
No NAMA PENELITI JUDUL VARIABEL
1 Pratiwi (2011) Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java Tuban
Variabel bebas :
Partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai.
Variabel terikat :
Kinerja sistem informasi akuntansi.
2 Andrean (2011) Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.PJB
Variabel bebas :
Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dan dukungan manajemen puncak.
Variabel terikat :
3 Yulian (2011) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Intermas Tata Trading Surabaya
Variabel bebas :
Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai.
Variabel terikat :
Kinerja sistem informasi akuntansi.
4 Dinda (2011) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya
Variabel Bebas :
Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal
sistem informasi akuntansi, program pendidikan dan pelatihan pemakai
Variabel terikat :
Kinerja sistem informasi akuntansi
2.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang
relevandengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan
dalam sub-sub bab meliputi kemampuan teknik personal sistem
informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, program
pelatihan pendidikan pemakai dan kinerja sistem informasi akuntansi.
1.2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Suwardjono (2002:5-6) menyatakan bahwa akuntansi
berwenang dan beberapa ahli memberikan pengertian yang bervariasi
bergantung pada sudut dan penekanannya yang mereka anut.
Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang
dimuat dalam Accounting Terminology Bulletin No. 1 yang diterbitkan
oleh Accounting Principles Board (APB) yaitu komite penyusunan
prinsisp akuntansi yang dibentuk oleh Amirican Institute of Certified
Public Accountants (AICPA). Komite tersebut mendefinisi akuntansi
sebagai seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.
Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang
dimuat dalam Statements of Accounting Principles Board No. 4 (1970)
yaitu kegiatan/fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang
bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan keputusan ekonomik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
seperangkat pengetahuan akuntansi tidak lagi berfokus pada proses
pengolahan informasi.
Secara Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun
belum ada devinisi khusus yang disepakati secara umum. Menurut
Pabundu (2006:121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau
kegiatan seseorangatau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu.
Sedangakan menurut Mulyadi (2001:415) adalah penentuan
secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi
dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa devinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan
berdasarkan hasil yang ditunjukkan atas suatu prestasi tertentu, sesuai
dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat
mereka bekerja. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya,
maka semakin tinggi pula kinerjanya.
1.2.3 Sistem Teknologi Informasi
2.2.3.1 Pengertian Sistem
Menurut Moscove (1981) dalam Baridwan (1995:124), sistem
adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagain yang saling
tertentu. Sedangkan Cole/Neuschel dalam Baridwan (1995:124), sistem
adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang berhubungan, yang
disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh (terintegrasikan)
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.3.2 Pengertian Informasi
Pada dasarnya, suatu informasi sebenarnya tidak sama dengan
data. Menurut Chusing (1974) dalam Baridwan (1995:125), Informasi
imenunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan
berguna kepada orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Davis
(1974) dalam Baridwan (1995:125), informasi adalah data yang telah
diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata
atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang
maupun masa depan.
Jadi, dapat disimpulkan informasi merupakan kumpulan dari
data yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya
data belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan
pemakainya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output
yang berupa informasi.
Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis
komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan
Hopwood, 2006:6) :
1. Sistem Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing
(EDP)
2. Sistem Pemrosesan Data – Data Processing (DP)
3. Sistem Informasi Managemen - Management Information System
(MIS)
4. Sistem pendukung keputusan - Decision Support System (DSS)
5. Sistem Pakar - Expert System (ES)
6. Sistem Informasi Eksekutif – Executive Information System (EIS)
7. Sistem Informasi Akuntansi – Accounting Information System
(AIS)
2.2.3.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu
perusahaan sangat memerlukan sifat informasi akuntansi yang efisien dan
Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendifinisikan sistem
informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah :
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3), Sistem Informasi
Akuntani (SIA) adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan
peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada
pembuat keputusan.
Menurut Moscove dalam Baridwan (1995:126), Sistem
Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan
informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan
bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (terutama
manajemen).
Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu
entitas, seperti perusahaan bisnis yang mengerjakan sumber-sumber daya
fisik dan komponen-komponen lain untuk mentransformasi data ekonomi
menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan
para pemakai informasi yang bervariasi.
Menurut Fakhri (2004:3) elemen-elemen penting dalam suatu
sistem informasi akuntansi adalah :
1. Pemakai Akhir (end user) terdiri dari pemakai akhir internal dan
pemakai akhir eksternal. Pemakai akhir internal adalah seperti
manajer dll. Pemakai akhir eksternal adalah para kreditur, pemegang
saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan pelanggan.
2. Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem
informasi dan sumber internal maupun eksternal.
3. Pengumpulan data yakni tahap operasional yang tujuannya untuk
memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap dan
bebas dari kesalahan.
4. Pemrosesan data, data diolah untuk menghasiklan informasi
5. Manajemen database, bertugas untuk menyimpan, memperbaiki,
memanggil dan menghapus data.
6. Penghasil informasi yakni proses mengumpulkan, mengatur,
memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi
dapat berupa dokumen operasional seperti laporan keuangan atau
tampilan di layar komputer.
7. Umpan balik yakni untuk output yang dikirimkan kembali ke sistem
2.2.3.5 Tujuan Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan
pihak internal maupun eksternal, sistem informasi akuntansi harus
didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula
suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus
mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedoman kepada
manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan
informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang
perencanaan dan pengendalian.
Menurut Fakhri (2004:5) tujuan dari setiap sistem informasi
akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai
pemakai atau pengguna. Pemakai ini mungkin dari internal seperti
manajer atau eksternal seperti pelanggan. Secara lebih khusus tujuannya
adalah :
1. Untuk mendukung operasi harian
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan
intern perusahaan
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
2.2.3.6 Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Pengembangan sistem informasi akuntansi menurut Lestari
(2010:21) adalah proses memodifikasi atau mengubah bagian-bagian
keseluruhan sistem informasi. Proses ini merupakan aktivitas yang
berkesinambungan dan setiap proyek pengembangan sistem akan melalui
siklus hidup pengembangan sistem. Siklus pengembangan sistem
informasi dapat dilihat dengan fase sebagai berikut :
1. Analysis = Feasibility Assessment
Information Analysis
2. Design = System Design
Program Development
Procedure Development
3. Implementation = Conversion
Operation and Maintenance
Audit and Review
2.2.4 Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem
dalam suatu sistem. Untuk mengelola data supaya menjadi informasi
yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme
atau dengan bantuan komputer oleh Baridwan (1995:127)
Digunakannya komputer sebagai alat bantu pemproses atau
mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding sistem
manual. Di samping itu, cara pengendaliannyapun akan berbeda
dibanding sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks
dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus mengenai komputer.
Gambar 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Analisis Transaksi Keuangan
Jurnal Transaksi
Posting Buku Besar Neraca Saldo Setelah
Penutupan
Sumber : Sugiri, Slamet 2004, Akuntansi Pengantar 1, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta, hal 15
Siklus akuntansi dimulai dengan meneliti dan memilah dokumen
transaksi, seperti nota, kwitansi, faktur dan sebagainya. Setiap dokumen
diteliti dan dipilah menurut jenis transaksinya dilakukan penjurnalan.
Transaksi tersebut diringkas ke dalam jurnal transaksi yang
berisi catatan dari setiap transaksi. Pada dasarnya jurnal umum enlist
kronologis transaksi dan peristiwa lain dengan membaginya dalam hal
debit dan kredit untuk masuk di akun.
Buku besar yaitu posting yang mengacu pada proses
mentransfer entri jurnal dari buku jurnal ke akun buku besar sesuai
dengan kelompok rekening dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya
fungsi buku besar adalah untuk mengetahui total saldo pada masing-
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Laporan Keuangan : Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal
masing rekening yang nantinya akan dipindahkan ke neraca saldo secara
satu persatu tiap-tiap rekening.
Neraca saldo yaitu menunjukkan masing-masing perkiraan.
Saldo debit dan saldo kredit ini secara total harus sama jumlahnya pada
neraca saldo. Neraca saldo merupakan dasar untuk penyusunan laporan
keuangan yang dibuat secara periodik. Neraca saldo ini terbagi menjadi
dua yaitu neraca saldo sebelum penyesuaian dan neraca saldo setelah
penyesuaian.
Jurnal penyesuaian, jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan
saldo perkiraan ke saldo saldo yang sebenarnya sampai akhir periode
akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu
periode dengan periode lain
Setelah itu dibuat laporan keuangan yang meliputi laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.
Dalam pembuatan laporan keuangan, laporan laba rugi
(pendapatan usaha dikurangi laba usaha). Setelah itu dibuat laporan
perubahan modal (modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha
periode tersebut, dikurangi dengan prive yang dilakukan pemilik
perusahaan, akan menghasilkan modal pada hasil periode). Setelah itu
dibuat neraca (suatu daftar yang menujukkan posisi sumber daya tersebut
diperoleh). Secara umum neraca dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu neraca sisi
perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber
dimana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut
terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah
aktiva dan pasiva harus selalu sama dan seimbang (balance).
Setelah itu dibuat laporan arus kas (laporan yang menunjukkan
aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu
periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya).
Jurnal penutup, merupakan pencatatan pemindahan saldo
nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal
melalui ikhtisar laba rugi, serta pemindahan saldo prive ke akun modal
yang berfungsi menghitung jumlah laba rugi dari akun pendapatan dan
beban, memindahlkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal
untuk pencatatan periode berikutnya serta menghitung modal akhir
Gambar 2 : Siklus Pengolahan data dengan Komputer
INPUT PENGOLAHAN OUTPUT
Bukti Transaksi Jurnal
Buku Besar
Laporan Keuangan dan Laporan Lain
Sumber : Baridwan, Zaki, 1994,Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, hal 5
Pemrosesan data dengan komputer dapat dilakukan lebih
mudah, lebih cepat, serta lebih banyak. Demikian pula informasi yang
dihasilkan juga lebih banyak, lebih cepat dan lebih akurat. Tidak dapat
dielakkan bahwa kemampuan komputer untuk membantu mengolah data
jauh lebih akurat dan lebih cepat ketimbang kemampuan manusi
mengolah data secara manual.
2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
Mulyadi (2001:415).
Menurut Soegiharto (2001) dan Choe (1996) dalam Jen
(2002:136), mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi
pemakai (user) dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi
satisfaction) dan pemakaian sistem informasi (system userage) sebagai
pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
Kesimpulan dari teori di atas adalah sistem informasi akuntansi
yang dipergunakan secara efektif oleh para pengguna dengan cara
sebagaimana mestinya agar dapat memproses suatu data keuangan dan
mengasilkan suatu informasi yang baik bagi pihak yang berkepentingan.
2.2.5.1 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan
kerja) yaitu yang meruakan seperangkat perasaan pegawai
tentangmenyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis 1990:105)
Menurut Lestari (2010:22) kepuasan pemakai diidentifikasikan
sebagai salah satu indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi
yang mereka butuhkan.
Kesimpulan dari teori diatas adalah keputusan pemakai menurut
peneliti adalah pengungkapan rasa senang atau tidak senang yang timbul
dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya
selama pengembangan sistem informasi.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh
dua pihak, yaitu pihak internal yang terdiri dari manajer dan karyawan,
sedangkan pemakai eksternal yaitu meliputi pihak-pihak yang
berkepentingan di luar perusahaan seperti kreditur, pelanggan, pemegang
saham, dll.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis,
manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan
sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap
sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala
dibutuhkan.
Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan nilai
positif finansial perubahan. Serta menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga
berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai
kemampuan perusahaan dalam meberikan balas jasa, tunjangan
pensiun dan keselamatan kerja.
b. Pemakai eksternal
1. Pemilik perusahaan, para pemilik telah menanamkan dana mereka
menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di masa lalu,
kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan
prospek arus kas, sehingga mereka dapat mengetahui
perkembangan usahanya dengan menggunakan Sistem Informasi.
2. Investor, dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha,
untuk memutuskan apakah membantu pemodalan suatu
perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya
pendapatan yang diperkirakan dapat diperoleh dari investasi yang
mereka tanamkan.
3. Kreditor, adalah pihak yang menyediakan barang atau jasa serta
sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik berupa kucuran kredit
usaha maupun pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui
kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya
secara tepat waktu dan terjadwal.
2.2.5.3 Kualitas Sistem Informasi
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung
dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya.
b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai
informasi tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak
akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di
dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat,
maka berakibat fatal untuk organisasi.
c. Relevan, berarti informasi tersebut memounyai manfaat untuk
pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan,
tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan
dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut
yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila
informasi tersebut aktual atau mutakhir, informasi yang relevan, apabila
informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan
keputusan.
2.2.6 Software BDS-IBS
BDS-IBS atau yang disebut dengan Branch Delivery
System-Integrated Banking System. BDS-IDS merupakan suatu sistem
di Indonesia yang digunakan untuk memproses data transaksi financial
maupun non-financial.
BDS-IBS memiliki aplikasi dalam menjalankan kegiatan
operasional antara lain BDS-IDS, BDS-ILS, dan BDS-ITS
BDS-IDS atau Branch Delivery System-Integrated Deposite
System, merupakan sistem komputerisasi dari BDS-IBS yang
menyediakan untuk fungsi penanganan aplikasi berupa produk-produk
passiva, fungsi teller system, fungsi customer information system dan
pengolahan data akuntansi
BDS-ILS atau Branch Delivery System-Integrated Loan System
berfungsi dalam penanganan pinjaman-pinjaman yang terjadi yang
merupakan bagian dari produk kredit.
BDS-ITS atau Branch Delivery System-Integrated Transfer
System berfungsi dalam penanganan produk-produk jasa berupa kiriman
uang, kliring, inkaso, jasa dalam negeri dan luar negeri.
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi adalah teori Y dari Mc. Gregor (1957)
menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan
diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan
mencari tanggung jawab (
http://organisasi.org/definisi-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mcgregor)
Mumford (1983) dalam Lestari (2010:22) menyatakan bahwa
partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal
yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem
informasi. Mulai dari hap perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi akuntansi. Ada tiga jenis partisipasi
pemakai dalam pengembangan sistem, yaitu konsultatif, representatif dan
consensus. Tiga jenis ini dibedakan berdasarkan tingkat pengaruh dan
kontrol yang diberikan oleh pemakai
Dengan adanya teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
partisipasi pemakai adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri
sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai juga merupakan salah
satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan perencanaan,
pengembangan dan pengimplemetansian sistem informasi yang berguna
untuk mencapai kepuasan pemakai informasi. Oleh karena itu, partisipasi
pemakai mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi
2.3.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi
Teori pencapaian prestasi oleh McClelland (1953) dalam
Mangkunegara (2005:68) didasari asumsi bahwa perubahan perilaku
muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang mempunya
predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik,
memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan
memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting yaitu jika seseorang
menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik,
maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat
ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar
(http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-motivasi-herzberg-dan-mcclelland/)
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap
perubahan didasari pada oranng yang lebih percaya akan pengalaman
mereka dari pada pengalaman orang lain, Pace and Faules (1998:439)
menurut pandangan ini, orang merubah perilaku mereka dengan menguji
kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana
mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan
menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individe mengembangkan
penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar
untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi lain.
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan
yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personel sistem
rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam
menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan
terhadap pemakai sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan
keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Oleh
karena itu, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
2.3.3 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pelatihan merupakan suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan
organisasi (Mathis dan Jackson, 2002:5)
Jen (2002:140) menyatakan bahwa sebuah program pelatihan
maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau
meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem
informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut
menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya
dengan baik.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan
peningkatan kemampuan dalam meahami dan memakai sistem informasi
akuntansi secara benar dan baik yang dilakukan oleh suatu organisasi
kepada sumber daya manusianya. Dengan pelatihan dan pendidikan,
pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem
informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja.
Oleh karena itu, program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai
hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Dari penjelasan yang terdapat pada kerangka pikir dapat
digambarkan dalam bagan di bawah ini :
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir
Partisipasi Pemakai (X1)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(Y) Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi Akuntansi (X2)
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
2.4 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
“Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem
informasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh
positif terhadap kinerja sistem informasi pada Kantor Cabang PT. Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan cara meberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005:126)
Definisi dari setiap variabel yang diajukan dalam penelitian ini
termasuk penetapan pengukuran variabel sebagai berikut :
a. Variabel Terikat (Y)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kinerja Sistem Informasi akuntansi yaitu suatu sistem informasi
akuntansi yang dipergunakan secara efektif oleh para pengguna dengan
cara sebagaimana mestinya agar dapat memproses suatu data keuangan
dan mengasilkan suatu informasi yang baik bagi pihak yang
berkepentingan.
b. Variabel Bebas (X)
1. Partisipasi Pemakai (X1)
Partisipasi pemakai merupakan salah satu bentuk keterlibatan
individu dalam kegiatan perencanaan, pengembangan dan
pengimplemetansian sistem informasi yang berguna untuk mencapai
kepuasan pemakai informasi.
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi yaitu
kesanggupan individu dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi agar meningkatkan kinerja
3. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3)
Program pendidikan dan pelatihan pemakai merupakan suatu
usaha sosialisasi sebagai bentuk peningkatan kemampuan dalam
meahami dan memakai sistem informasi akuntansi secara benar dan baik
yang dilakukan oleh suatu organisasi kepada sumber daya manusianya.
Dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan
kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan
kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini
dapat mengarah pada peningkatan kinerja.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala interval
dengan pengukuran semantic differensial (Sumarsono, 2004:54). Skala
ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat
negativnya terletak disebelah kiri atau sebaliknya. Skala menggunakan
nilai tujuh poin, dengan pola sebagai berikut
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing masing
dengan pertanyaan yang sangat diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang
diberikan, nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan.
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Pratiwi (2011), dengan 15 pertanyaan yang terdiri
dari 10 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk kepuasan
sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.
b. Partisipasi Pemakai (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan
indikator tingkat pengembangan, keamanan sistem, perencanaan
pelaksanaan dan pengujian terhadap sistem.
c. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
digunakan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan
indikator tingkat kemampuan, pengaruh bekerja dan peningkatan
d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan
indikator keberadaan dan manfaat fasilitas pelatihan dan pendidikan
pemakai.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantor
cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk yang bertempat di Jl.
Pemuda no. 50 Surabaya
3.2.2 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh manajer dan para staf
kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya
yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi guna
memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan
bidangnya. Jumlah populasi sebanyak 42 orang.
3.2.3 Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu (Sugiyono,
2006:74).
Ukuran sampel dari populasi yang ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin yang dikutip (Umar, 2009:78), yaitu :
n = N 1 + Ne²
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi yang berjumlah
e = Persentase kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan
pengambilan sampel masih dapat diteliti 5%
berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh :
n = 42 = 38 responden 1 + 42 (0,05)²
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari
wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu para
3.3.2 Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana
sumber data dalam penelitian dari sumber intera perusahaan kepada para
manajer dan karyawan di departemen pengguna sistem informasi
akuntansi di kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
Surabaya
3.3.3 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk memenuhi gambaran
yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan
kuesioner.
b. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden.
c. Dokumentasi
Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari
dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi
pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian
3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner mengukur
apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing
item pertanyaan yang membentuk variabel tertentu. Valid atau tidaknya
alat ukur yang diuji dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing
item pertanyaan dengan skor total terkorelasi dari semua pertanyaan.
(Ghozali, 2009:49) Dengan kriteria hasil korelasi rhitung (Corrected
item-total correlation) yaitu :
Jika nilai rhitung > 0,30 maka variabel tersebut valid
Jika nilai rhitung < 0,30 maka variabel tersebut tidak valid
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.
Penelitian ini, uji reliabilitasnya dilakukan melalui pengukuran
reliabilitas one shoot atau pengukuran sekali saja dengan cara Cronbach
Alpha yaitu membandingkan antara koefisien Alpha dengan standar
Alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika nilai alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel
Jika nilai alpha < 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel
3.4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mngwtahui apakah suatu data
tersebut mengetahui sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya Kolmogrov Smirnov dan Saphiro Wilk dengan
mempergunakan program SPSS
Menurut Sumarsono (2004:43), dasar pengambilan keputusan
yaitu :
Nilai Signifikansi > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal
Nilai Signifikansi < 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi
normal
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (Best Linier
Unibased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan
regresi harus memenuhi tiga asumsi klasik sebagai berikut :
1. Tidak boleh terjadi autokorelasi
2. Tidak boleh terjadi multikorelasi
3. Tidak boleh terjadi heteroskedasitisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini
uraian singkat mengenai tiga asumsi tersebut.
3.4.4.1 Autokolerasi
Menurut Ghozali (2006:96) uji autokorelasi bertujuan untuk
menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika telah terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji autokolerasi karena
data yang dipergunakan bukan data time series, melainkan data cross
section.
3.4.4.2 Multikolerasi
Uji multikolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas.
Multikolinieritas dapat dilihat dengan menggunakan nilai VIF
(variance infation factor). VIF menyatakan tingkat pembengkakan
varians (Ghozali, 2009:95) yang dapat dihitung dengan :
Tolerance
Kriteria Pengujiannya :
1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak menjadi multikolinieritas
2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas
3.4.4.3 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians
setiap variabel bebas tidak sama atau E (u²1) ≠ 0 jika nilai varians
residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Ghozali, 2009;125)
Salah satu cara untuk mendeteksi ada dua atau tidak adanya
heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman,
yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas.
Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedasitisitas
Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena dari Heteroskedasitisitas
3.4.5 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier
terikat. Bentuk persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e
(Anonim, 2010 : L-21)
Dimana :
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
X1 = Partisipasi pemakai
X2 = Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
X3 = Program pelatihan dan pendidikan pemakai
β 0 = Konstanta / Intersep
β 1 = Koefisien Regresi X1
β 2 = Koefisien Regresi X2
β 3 = Koefisien Regresi X3
e = Kesalahan
3.4.6 Uji Hipotesis
a. Uji F
Untuk mengetahui kesesuanian atau kecocokan model terhadap
variabel terikat, maka digunakan Uji F (Anonim, 2010:L-22), dengan
prosedur sebagai berikut :
1. H0 : b1 = b2 = bj ≠ 0 artinya variabel bebas tidak
2. Ha : salah satu dari bj ≠ 0 artinya variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat
3. Penelitian ini mengggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat bebas (n-k) dimana n = jumlah pengamatan, k = jumlah
variabel.
b. Uji t
Untuk mengetahui variabel variabel bebas mana saja yang
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat digunakan uji t, menurut
Anonim (2010:L-21), dengan prosedur sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat bebas (n-k) dimana n = jumlah pengamaan dan pengamatan
dan k = jumlah variabel.
2. Dari uraian di atas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai
berikut :
H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata
variabel bebas terhadap variabel terikat
H0 : b1 ≠ 0 artinya secara parsial ada pengaruh yang nyata
variabel bebas terhadap variabel terikat
Menentukan kriteria dengan penerimaan dan penolakan H0
H0 diterima jika Sig t ≥ 0,05
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan analisis data tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero), Tbk Surabaya, studi ini diukur dengan beberapa pertanyaan
Disamping itu terdapat tiga variabel yang kemungkinan
mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi yaitu variabel
partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan
variabel program pelatihan dan pendidikan pemakai. Analisis data terdiri dari
pengumpulan data sebelum diolah, statistik deskriptif untuk masing masing
variabel yang digunakan dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan alat
analisis regresi dengan software SPSS, namun terlebih dahulu akan diuraikan
sekaligus tentang deskripsi objek penelitian yang diambil peneliti.
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan
Negara (Persero), Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Pemerintah. Pada tahun 1897 perseroan tersebut
didirikan dengan nama “POSTPAAR BANK”, namun pada tahun 1942
Jepang membekukan kegiatan “POSPAAR BANK” dan menggantinya
dengan nama ‘TYOKIN KYOKU”
Pada tahun 1950, Tyokin Kyoku diubah menjadi Bank
Tabungan Pos (UU darurat No.9 Tahun 1950) dan perubahanpun kembali
dilakukan pada tahun 1963 yaitu Bank Tabungan Negara atau BTN
Pada tahun 1992, status hukum Bank BTN dirubah menjadi
perusahaan perseroan (Persero) dan mulai beroperasi sebagai bank umum
dan mulai menerbitkan obligasi. Bank BTN mulai ditugaskan
memberikan pelayanan KPR sesuai menkeu No. B-49 / MK/V