• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Ruang Inkubator berbasis Mikrokontroler.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengendalian Ruang Inkubator berbasis Mikrokontroler."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

BAYU INDRA PRASETIYO NPM. 0634010180

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

BAYU INDRA PRASETIYO

NPM. 0634010180

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR

(3)

PENGENDALIAN RUANG INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun Oleh :

BAYU INDRA PRASETIYO

NPM. 0634010180

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2011 / 2012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pambangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369 070 602 09 Pembimbing Utama

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 379 070 602 09

Pembimbing Pendamping

(4)

MIKROKONTROLER Disusun Oleh :

BAYU INDRA PRASETIYO NPM. 0634010180

Telah Dipertahankan di Hadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 15 April 2011

Pembimbing, Tim Penguji,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Berkat, Rahmat dan Ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan Program Studi Sarjana Komputer. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur. Pada laporan tugas akhir ini, penulis membahas tentang pembuatan pengendalian ruang inkubator berbasis mikrokontroler. Pada proses penyusunannya hingga terwujudnya laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, M.T, selaku ketua Jurusan Teknik informatika

di Universitas Pembanguna Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya. 3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, M.T, selaku dosen pembimbing I atas segala

arahan dan bimbingannya.

4. Bapak Delta Ardy Prima S, ST, MT sebagai dosen pembimbing II atas segala arahan dan bimbingannya.

5. Seluruh Dosen UPN veteran jawa timur terima kasih atas ilmu yang diberikan.

6. aku persembahkan kepada kedua orang tua aku yang selalu mendukung aku selama ini , buat kakak aku tercinta ratna sari nurhadayani , diah puspitasari, dewi sitoresmi makasih atas dukungan nya atas segalanya dan untuk keluarga surabaya makasih atas semuanya.

7. Terima kasih buat Endah widy sari my chinta yang selalu mendukung aku

(6)

satu persatu, terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan pembahasan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini bisa memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.

Surabaya, 15 April 2011

(7)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

(8)

2.1.7 Struktur dan Cara Kerja Port ... 25

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM... 40

(9)

BAB IV IMPLEMENTASI ……… 55

4.1 Implementasi Lingkungan ……... 55

4.2 Implementasi Data ………... 56

4.3 Implementasi Antarmuka ……... 56

4.3.1 Form Menu Utama Login ... 56

4.3.2 Form Menu pengendalian ruang inkubator... 58

4.3.3 Form Menu Pengawasan Sistem... 59

4.3.4 Form Laporan Utama ... 61

4.4 Implementasi Hardware ... 61

(10)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

6.1 Kesimpulan ... 87

6.2 Saran ... 87

(11)

Gambar 2.1 Diagram Blok Fungsional Atmega8535... 10

Gambar 2.12 Menghubungkan Memori Program Eksternal Dengan Skema... 21

Gambar 2.13 Organisasi RAM internal... 21

Gambar 2.14 128 byte RAM internal Bagian Bawah ( lower )……… 22

Gambar 2.15 128 byte RAM Bagian Atas ………... 23

Gambar 2.16 Catu Daya Sederhana Untuk Mikrokontrolle…………... 30

Gambar 2.17 7-Segmen... 30

Gambar 2.18 Rangkaian Interface ke 7-Segmen... 31

Gambar 2.19 Rangkaian relay... 32

Gambar 2.20 Skema relay Elektromagnitik ... 33

Gambar 2.21 Rangkaian dan Simbol Logika Relay Simbol ... 33

Gambar 2.22 Peran Assebler... 37

Gambar 3.1 Diagram system alur pengendali ruang inkubator bayi... 43

Gambar 3.2 Flowchart Alur Mikrokontrolel pada inkubator... 44

Gambar 3.3 Flowchart Login Pada Aplikasi... 45

Gambar 3.4 Diagram berjenjang dari aplikasi pengendali ruang inkubator bayi. 47 Gambar 3.5 Diagram Context... 47

Gambar.3.6 Conceptual data model... 48

Gambar 3.7 Physical Data Model... 49

Gambar 3.8 Diagram blok pengendali ruang inkubator bayi……… 49

Gambar 3.9 Koneksi pin ATmega8535 denga RS 232…... 51

Gambar 3.10 Form Login... 52

Gambar 3.11 Form Menu Utama... 53

Gambar 3.12 From sistem stand by inkubator... 53

Gambar 3.13 Report Laporan... 54

Gambar 4.1 Form Login... 57

Gambar 4.2 Peringatan jika terjadi kesalahan memasukkan nama pengguna... 58

Gambar 4.3 Form Menu Utama pada pengendali ruang inkubator……… 59

Gambar 4.4 Form pengawasan system inkubator ……….. 60

Gambar 4.5 Form Laporan Utama ……….…… 61

(12)

Gambar 4.10 Source code pengawasan system stand by inkubator... 65

Gambar 4.11 Source code Laporan Utama………... 66

Gambar 4.12 Source code dimikrokonrtoler... 67

Gambar 5.1 Pemasangan LED pada mikrokontroler ATmega8535... 68

Gambar 5.2 Pengaturan CommPort... 70

Gambar 5.3 Pengendalian ruang inkubator program pada mikrokontroler... 71

Gambar 5.4 Form login ... 72

Gambar 5.5 Menu pengawasan... 73

Gambar 5.6 Form System stand by inkubator ………. 74

Gambar 5.7 System Ruuning belum sampai suhu yang ditentukan………. 75

Gambar 5.8 System running suhu yang ditentukan oleh operator ……….. 75

Gambar 5.9 Sistem running pada suhu diatas yang di inputkan oleh operator… 76 Gambar 5.10 Form Laporan Utama... 77

Gambar 5.11 Miniatur pengendalian ruang inkubator bayi... 78

Gambar 5.12 Miniatur pada proses penyesuaian suhu didalam ruang inkubator.. 79

Gambar 5.13 Adapter... 79

Gambar 5.14 Komponen Mikrokontroler... 80

Gambar 5.15 Relay... 80

Gambar 5.16 USB converter RS 232... 81

Gambar 5.17 Sensor Suhu LM35... 81

Gambar 5.18 Penguat daya sensor... 82

Gambar 5.19 Pengendalian ruang incubator bayi………... 83

Gambar 5.20 Proses pemanasan didalam inkubator... 83

Gambar 5.21 Pendinginan ruang incubator menggunakan kipas... 84

(13)
(14)

ABSTRAK

Alat medis yang berperan penting untuk menyelamatkan bayi prematur

yang kelahirannya kurang dari 9 bulan didalam kandungan, oleh karena itu bayi tersebut sangat lah rentang dengan penyakin dan benar – benar besih dari bakteri. Oleh sebab itu dibuatkanlah sebuah alat yang membantu untuk menghanggatkan tubuh sang bayi dan menjaga dari berbagai penyakit dan bakteri jahat. Inkubator berbasis mikrokontroller merupakan alat bantu untuk menghindari dari penyakit maupun bakteri jahat dari luar

Mikrokontroler merupakan salah satu perkembangan teknologi

semikonduktor.Teknologi mikrokontroler mengintegrasikan komponen-komponen

sebuah sistem komputer kedalam sebuah chip tunggal (Single Chip), sehingga teknologi ini mampu berfungsi seperti halnya sebuah sistem komputer. Salah satu fungsi yang bisa dilakukan oleh mikrokontroler adalah pada proses pengontrolan. Melihat salah satu fungsi yang bisa dilakukan mikrokontroler pada proses pengontrolan, maka pada tugas akhir ini dirancang dan dibuat sebuah sistem kontrol berbasis mikrokontroler pada pengontrolan temperatur pada inkubator bayi. Mikrokontroler dirancang untuk mengaktifkan atau menon aktifkan heater

guna mempertahankan kondisi temperatur pada set point yang diinginkan. Inkubator bayi dibuat dengan bahan yang dapat tembus pandang dimana untuk memanaskan ruang inkubator digunakan heater dengan daya sebesar 350 Watt / 220V, dan untuk mendistribusikan udara panas tersebut digunakan sebuah fan dengan kecepatan yang tidak berubah-ubah (konstan). Pada tugas akhir ini

menggunakan mikrokontroler 8535 dan sensor LM35 untuk menggetahui suhu

yang ada didalam inkubator itu sendiri.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi pada saat ini sudah masuk didalam segala bidang

termasuk di bidang kesehatan sekali pun, pengendalian ruang inkubator berbasis

mikrokontroller merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kemajuan

teknologi saat ini. Dalam bidang kedokteran, pemeriksan janin dalam kandungan

ibu hamil dapat dilakukan secara lebih teliti , akurat serta dapat diprediksi dengan

tepat mengenai jenis kelamin bayi dengan bantuan peralatan USG ( ultra

sonografi ) yang merupakan gabungan rekayasa teknologi elektronika dalam

kedokteran atau yang lebih dikenal dengan teknologi elektronik amedik. Akan

tetapi karena suatu hal sering terjadi kemungkinan bayi lahir sebelum waktunya

(premature) yang ditandai dengan berat badan tidak normal ( kurang dari 2500

gram ), kulit keriput bulu-bulu kulit lebat, otot-ototnya lembek serta suhu

tubuhnya mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan sekitarnya.

Dimana Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu

untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan

hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,

pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah

(16)

a. Pengaturan suhu badan bayi prematur /BBLN

Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan

dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum

berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan

relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam

inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi

dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg

adalah 35˚celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah

33˚-34˚ derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus

dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,

sehingga panas badannya dapat dipertahankan.

b. Nutrisi

Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna,

lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan

protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga

pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar

3(tiga) jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan

lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum

sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI

merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling

dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat

diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan

(17)

50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200

cckg BB/ hari.

c. Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena

daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih

kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu,

upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga

tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian

perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan

terisolasi dengan baik.Demi menjaga kelangsungan hidup bayi

premature tersebut diperlukan suatu peralatan dan tempat yang

khusus, yaitu dengan cara menempatkannya dalam suatu ruangan atau

tempat isolasi yang dapat menjadikan kesetabilan suhu tubuhnya.

Peralatan ini disebut inkubator. Dimana bentuk inkubator itu sendiri

mirip seperti sebuah tabung yang dimana suhu temperaturnya

disesuaikan oleh tubuh sang bayi pada masa waktu didalam kandungan

sang ibu. Inkubator ini dilengkapi oleh system pemantau

perkembangan sang bayi tersebut, dilengkapi system keamanan pada

suatu computer didalam ruangan penjaga dan terdapat pula system

keamanan pada inkubator dengan system pengucian untuk mencegak

penculikan bayi untuk dijual belikan keorang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

(18)

a. Bagaimana cara penggontrolan suhu didalam inkubator .

b. Untuk pengawasan pada bayi yang ada didalam ruang inkubator .

c. Memberikan kenyamanan untuk sang bayi

d. Menghindari dari pencurian bayi di dalam rumah sakit.

1.3 BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tentang sistem ini lebih terarah, penulis membatasi

permasalahan yang akan dibahas pada proyek tugas akhir ini anatra lain :

1. Dalam membuat perangkat lunak dari sistem ini menggunakan bahasa

pemograman Visual Basic 6.0 dan Microsoft Acces sebagai databasenya.

2. Bahasa Assembler yang digunakan untuk operasional mikrokontroller

Atemega 8535. Penggunaan bahasa Assembler ini disebabkan karena

kemudahan dalam perancangan dan pembuatannya.

3. Penulis membatasi pembahasan mengenai mikrokontroler Atemega 8535

sebagai unit pengolah dan pengatur port yang difungsikan sebagai

portable data. Tidak membahas mengenai stuktur hardware dari

Atemega 8535.

4. Cara kerja dari sistem pengendalian ruang inkubator bayi berbasis

mikrokontroller ini di implementasikan dengan menggunakan miniatur.

Ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah :

1. Pengendalian ruang inkubator bayi dibuat dengan menggunakan basis

mikrokontroler.

(19)

3. Sistem pengaturan dan monitoring inkubator menggunakan aplikasi

berbasis dekstop sebagai user interface untuk mengontrol sistem

tersebut.

4. High level language yang digunakan untuk pembuatan software pada

komputer adalah Visual Basic 6.0 dan Low level leangus

5. leangus yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler adalah

Assembly dan bahasa C.

6. Database yang digunakan adalah Microsoft Acces untuk memudahkan

dalam pengelolalaan data.

7. Cara kerja dari pengendalian ruang inkubator bayi berbasis

mikrokontroller ini di implementasikan dengan menggunakan

miniature.

1.4 TUJUAN :

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah :

1. Merancang teknologi pada sistem pengendalian ruang inkubator bayi

berbasis mikrokontroler sehingga pemanfaatan teknologi pada bidang

ini dapat menjadi lebih berkembang seiring dengan perkembangan

teknologi secara global.

2. Merancang dan membangun sistem pengendalian ruang inkubator

bayi berbasis mikrokontroler melalui aplikasi desktop.

3. Dapat memantau perkembangan bayi dalam inkubator.

(20)

1.5 MANFAAT

Adapun manfaat yang diambil dalam tugas akhir ini adalah :

1. Memudahkan pengawasan sang bayi didalam inkubator.

2. Pengaturan suhu inkubator secara otomatis

3. Keamanan didalam incubator itu sendiri dipantau oleh camera yang

dipasang didalam miniature itu sendiri.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN :

1. Studi literatur

a. Mencari literatur atau data-data yang berhubungan dengan

mikrokontroler, Visual Basic 6.0, dan semua komponen yang

dipakai dalam pembuatan alat tugas akhir ini dan

mempelajarinya.

b. Mempelajari tentang dasar teori yang digunakan dalam

menyelesaikan tugas akhir.

2. Pembuatan alat

1. Membuat alat pengendalian ruang incubator bayi berbasis

mikrokontroler.

2. Membuat miniature alat pengendalian ruang incubator bayi

berbasis mikrokontroler untuk simulasi cara kerja dari sistem.

3. Mendesain dan membuat program untuk mengakses dan

(21)

mikrokontroler dengan menggunakan program bahasa Visual

Basic 6.0 Assembly.

4. Membuat database dengan menggunakan Microsoft Acces.

5. Menggabungkan hardware dan software yang telah dibuat.

3. Analisa sistem dan pengujian alat

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengendalian

ruang incubator bayi berbasis mikrokontroler ini sesuai dengan yang

diharapkan dan kemudian membuat analisa dari hasil pengujian tersebut.

4. Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan yang dibuat meliputi evaluasi tahap akhir

terhadap pengoperasian pengendalian incubator bayi berbasis

mikrokontroler yang telah dibuat, serta kelebihan dan kelemahan dari

sistem tersebut.

5. Pembuatan laporan

Laporan dibuat berdasarkan dari seluruh kegiatan yang dilakukan serta

meliputi evaluasi tahap akhir terhadap pengoperasian alat dan

pemanfaatan dari alat tersebut.

6. Dokumentasi

Pada bagian ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari Pendahuluan,

Tinjauan Pustaka, Analisa Sistem, Perancangan Sistem, Hasil dan

Pembahasan, Uji Coba Sistem dan terakhir adalah Kesimpulan dan

(22)

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun Sistematika Penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tetntang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian dan sitem penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas dasar teori untuk penyelesaian tugas akhir. Dasar teori

yang diberikan meliputi Mikrokontroler Visual Basic 6.0,dan Microsoft Acces.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Dalam bab ini akan dibahas analisa dan desain sistem secara terstruktur,

yang dilengkapi dengan beberapa diagram dan algoritma.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini membahas spesifikasi sistem, perangkat apa saja yang

berhubungan dengan sistem dan berbagai macam implementasi sistem lainnya.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini membahas scenario uji coba yang akan dilaksanakan dan

pelaksanaan dari uji coba atau testing terhadap sistem.

BAB VI PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran dari

(23)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Hardware

Perangkat keras, merupakan salah satu element dari sistem

komputer, suatu alat yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara

langsung, yang mendukung proses komputerisasi.

Dalam bahasa Indonesia disebut dengan perangkat keras.

Merupakan perangkat yang dapat kita lihat dan dapat kita sentuh secara

fisik, seperti perangkat perangkat masukan, perangkat pemroses, maupun

perangkat keluaran.

Peralatan ini umumnya cukup canggih. Dia dapat bekerja

berdasarkan perintah yang ada padanya, yang disebut juga dengan

instruction set. Dengan adanya perintah yang dimengerti oleh mesin

tersebut, maka perintah tersebut melakukan berbagai aktifitas kepada

mesin yang dimengerti oleh mesin tersebut sehingga mesin bisa bekerja

berdasarkan susunan perintah yang didapatkan olehnya.

2.1.1 Mikrokontroler ATEMEGA 8535

Mikrokontroller ATmega8535 merupakan mikrokontroller generasi

AVR (Alfand Vegard s Risk processor). Mikrokontroller AVR memiliki

arsitektur RISC(Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua

instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar

(24)

Gambar 2.1. Diagram Blok Fungsional ATmega8535

(http://insansainsprojects.files.wordpress.com/ )diakses 29 maret 2011

Gambar 2.1. memperlihatkan bahwa ATmega8535 memiliki bagian sebagai

berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal

(25)

7. Memori Flash sebesar 8 Kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)

Sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal

2,5Mbps.

13. Sistem mikroprosessor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal

16MHz.

2.1.1.1. Konfigurasi Pin ATmega8535

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATmega8535(diambil dari data sheet ATmega8535) ( http://mylifemyidea.com/tag/automation/ diakses 29 maret 2011.)

Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.2. Secara

fungsional konfigurasi pin ATmega8535 sebagai berikut :

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

(26)

3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus

untuk Timer/Counter, Komparator analog, dan SPI.

5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk

TWI,Komparator analog, dan Timer Oscilator.

6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk

Komparator analog, Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.1.2 Peta Memori

ATmega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori

program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah

register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM Internal.Register

dengan fungsi umum menempati space data pada alamat terbawah,yaitu $00

sampai $1F, register khusus untuk menangani I/O dan control mikrokontroller

menempati 64 alamat $20 hingga $5F, sedangkan SRAM 512 byte pada alamat

(27)

Gambar 2.3. Konfigurasi Memori Data ATmega8535

(diambil dari data sheet ATmega8535) http://mylifemyidea.com/tag/automation/

Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word

karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit. AVR ATmega8535

memiliki 4 Kbyte x 16-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai

$FFF. AVR memiliki 12-bit Program Counter (PC) sehingga mampu

mengalamati isi Flash.

(28)

ATmega8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8-bit sebanyak 512

byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

Status Register (SREG)

Status Register merupakan register berisi status yang dihasilkan pada

setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan

bagian dari inti CPU mikrokontroller.

Gambar 2.5. Status Register ATmega8535

(http://knowlagee.wordpress.com 28 maret 2011)

a. Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Bit yang harus diset untuk meng-enable interupsi.

b. Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan

dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit

menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T dapat disalin kembali

ke suatu bit dalam register GPR menggunakan instruksi BLD.

c. Bit 5 – H : Half Carry Flag

d. Bit 4 – S : Sign Bit

Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan flag-V

(two s complement overflow).

e. Bit 3 – V : Two s Complement Overf

Bit yang berguna untuk mendukung operasi aritmatika.

(29)

Bit akan diset bila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif.

g. Bit 1 – Z : Zero Flag

Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.

h. Bit 0 – C : Carry Flag

Bit akan diset bila suatu operasi menghasilkan carry.

2.1.1.3 Blog Diagram pada Mikrokontroller ATEMEGA 8535

Mikrokontroller ATmega8535 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit

dengan 4 kbytes flash programmbel memory. Arsitektur ATmega8535 ditunjukan

pada Gambar 2.3Atmega8535 mempunyai 32 jalur I/O, 2 buah timer/counter 16

bit, RAM internal 128 x 8 bit dbs. Untuk lebih lengkapnya lihat data sheet.

Gambar 2.6 Blok Diagram Atmega8535

(30)

2.1.1.4 Organisasi Memori

Semua piranti ATmega8535 mempunyai alamat program dan

alamat data yang terpisah. Pemisahan memori program dan memori data

membolehkan pengaksesan memori data dengan pengalamatan 8-bit,

sehingga secara cepat disimpan dan dimanipulasi oleh CPU 8-bit.

Meskipun demikian pengalamatan memori data 16-bit tetap dapat

dilakukan, yaitu dengan menggunakan register.

ATmega8535 mempunyai organisasi memori yang terdiri atas:

1. memori program (CODE)

2. memori data (DATA)

2.1.1.4.1 Memori Program (CODE)

Memori program merupakan ruang memori yang digunakan untuk

menyimpan kode program dan konstanta yang sifatnya tetap. Memori

program sifatnya haya bisa dibaca (read only memory) dan tidak bisa

diubah isinya.. Dari 64k byte yang dapat dialamati, maka 4k Byte memori

program lowest terletak dalam chip Mikrokontroler.

2.1.1.4.2 Memori Data (DATA)

Memori Data (RAM) menempati ruang alamat yang terpisah dari

memori program. Dalam 80C51, lowest 128 bytes memori data berada

dalam chip mikrokontroler. Memori data eksternal yang dapat digunakan

sampai 64k byte. Untuk sampai 64Kbytes, eksternal RAM dan dialamati

(31)

(read) dan tulis WR (write), selama pengaksesan memori data eksternal.

Ruang memori data dibagi menjadi 3 blok, yaitu 128 bawah (lower), 128

atas (upper), dan SFR (special function register).

2.1.2 Sensor

Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan

untuk merubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa di

analisa dengan menggunakan rangkaian listrik.

2.1.3 Sensor suhu LM35

Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat

dikalibrasikan langsung dalam C, LM 35 ini difungsikan sebagai basic

temperature sensor seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.7. LM 35 basic temperature sensor

(http://diyistheway.blogspot.com tgl 30 maret 2011 )

Vout dari LM 35 ini dihubungkan dengan ADC (Analog To Digital

(32)

tegangan 250mV dan 1,5V pada suhu 150oC dengan kenaikan sebesar 10mV/oC

2.1.4 Rangkaian pengemudi Lampu dan kipas

Gambar 2.8 rangkaian kipas Gambar 2.9 rangkaian lampu

Pengendalian redup terangnya lampu, pelan cepatnya putarn kipas angin dengan menggunaka PWM ( pulse Width Modulation ) yang dibangkitkan dari mikrokontroler. Kipas yang digunakan terdiri dari dua buah yaitu satu sebagai penyedot udara luar kedalam agar masuk ke plant sedangkan kipas lain untuk menyedot udara dari dalam keluar.

2.1.5 Memori

Kecanggihan sebuah komputer atau kontroller ditentukan oleh

program yang kita buat. Memori digunakan sebagai tempat untuk

menimpan program, data dan stack. Program adalah kumpulan instruksi

untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Data adalah variabel-variabel yang

dapat di ubah saat program berjalan. Stack digunakan untuk menyimpan

alamat kembali (return address) dan juga dapat dipakai untuk menyimpan

data. Umumnya didalam mikrokontroller tersedia 2 jenis memori yaitu

(33)

tidak hilang bila catu daya dimatikan, digunakan untuk menyimpan

program. Sedangkan RAM (Random-Access Memory) bersifat bisa dibaca

dan ditulis tetapi isinya bisa hilang bila catu daya dimatikan, digunakan

untuk menyimpan data stack. Dengan berkembangannya teknologi batas

antara ROM dan RAM kini agak kabur. ROM sekarang bisa ditulisi untuk

tipe flash atau EEROM. RAM sekarang juga tidak kehilangaan isinya saat

catu daya dimatikan yaitu pada tipe NVRAM (Non-Volatile RAM).

2.1.5.1. Peta Memori

Peta memori (Memory Map) dapat memberikan informasi kepada

kita dengan lebih jelas, apa diletakkan dimana. Pada sebuah

Mikrokontroller, Peta Memori dibagi menjadi dua yaitu peta memori

program dan peta memori data

FFFF FFFF

Gambar 2.10 menunjukan peta memori program. Peta memori

program menggunkan skema, artinya anda hanya boleh memilih salah satu

skema. Skema gambar sebelah kiri membuat Mikrokontroller mengambil

(34)

0FFFh maka Mikrokontroller akan mengambil instruksi dari ROM

eksternal. Alamat dari 0000h sampai 0FFFh adalah sebanyak 1000h atau

4069 atau 4 Kili-Byte. Skema sebalah kanan membuat Mikrokontroller

mengambil semua instruksi dari ROM eksternal. Bagaimana cara memlih

skema tersebut, mikrokontroller menyediakan pin kontrol yang bernama

EA (External Access). Apabila pin ini diaktifkan maka skema sebelah

kanan akan yang dipilih. Pin ini hanaya dibaca mikrokonteoller sesaat

setelah kondisi reset.

Peta memori data ditunjukan oleh Gambar 2.11 Peta memori data

menggunakan skema dan artinya anda disediakan dua skema yang dapat

digunakan bersama-sama. Terlihat bahwa RAM internal mempunyai

alamat yang sama dengan RAM external, cara mengakses mikrokontroller

menyediakan instruksi untuk mengakses masing-masing RAM.

FF

Gambar 2.11 Peta Memori Data

Total memori program yang dapat dijangkau oleh Mikrokontroller

adalah 64Kilo-Byte atau dari alamat terendah 0000h sampai alamat

tertinggi FFFFh. Menghubungkan memori eksternal baik ROM atau RAM,

Menggunakan cara tersendiri dan kita bahas secara detail pada modul ini.

(35)

Gambar 2.12 Menghubungkan Memori Program Eksternal Dengan

Skema Kedua Seluruh Instruksi Diambil Dari Memori Eksternal

2.1.5.2 . Memori Data (RAM) Internal

Ada yang menarik pada bagian RAM internal. Untuk

Mikrokontroller 89C51 disediakan 256 byte RAM internal yang dibagi

menjadi dua bagian. Bagian pertama kita sebut dengan user area sebanyak

128 byte bagian bawah (lower) dan bagian kedua disebut dengan Special

Function Register sebanyak 128 byte bagian atas (upper)

Gambar 2.13 Organisasi RAM Internal

Pada 128 byte bagian bawah, perhatikan Gambar 2.13 32 byte

(36)

Instruksi pada program mengenalnya dengan sebutan R0 sampai R7. Dua

bit pada Program Status Word (PSW) digunakan untuk memilih bank

register yang digunakan. Penggunaan instruksi yang mengakses register

akan menghemat kode mesin dibandingkan dengan instruksi yang

mengakses lokasi secara langsung (direct addressing).

16 byte diatas bank register yaitu pada alamat 20h sampai 2Fh merupakan

daerah yang dapat dialamati secara bit. Alamat bit-bit pada daerah ini

adalah 00h sampai 7Fh.

Pendek kata, untuk RAM internal 128 byte bagian bawah, 32 byte

pertama dapar digunakan sebagai bank register, 16 byte berikutnya dapat

dialamati perbit, dan sisanya 80 byte dapat digunakan seperti biasa

SFR

Gambar 2.14 128 byte RAM Internal Bagian Bawah (Lower)RAM internal 128

(37)

menunjukan SFR untuk Mikrokontroller seri 89C51. SFR ini meliputi alamat

port, bit status dan kontrol, timer, register, stack pointer, akumularor dan lainnya.

Bagian-bagian yang kosong digunakan untuk pengembangan divais

Mikrokontroller selanjutnya.

Gambar 2.15 128 byte RAM Bagian Atas

2.1.6 Special Function Registers (SFR)

RAM internal 128 byte atas merupakan tempat register fungsi

khusus SFR untuk Mikrokontroller seri 89C51. SFR ini meliputi alamat

port, bit status dan kontrol, timer, register, stack pointer, akumulator dan

lainnya. Bagian-bagian yang kosong digunakan untuk pengembangan

divais Mikrokontroller selanjutnya. Fungsi dari masing-masing register

dijelaskan pada bagian berikut :

a) Accumulator

ACC merupakan register akumulator. Pada program ditulis dengan

(38)

b) Register B

Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian. Pada

instruksi-instruksi yang lain berfungsi seperti register umumnya.

c) Program Status Word (PSW)

PSW berisi informasi status program.

d) Stack Pointer (SP)

Register SP (Stack Pointer) mempunyai lebar 8 bit. Nilai dari

register SP dan bertambah sebelum data disimpan selama

menjalankan instruksi PUSH atau CALL. Karena nilai register SP

dapat berada sembarang di 128 byte RAM internal bagian bawah

maka setelah kondisi reset nilai register SP akan diisi 07h. Hal ini

menyebabkan lokasi stack berada mulai dialamat 08h. Selama

program berjalan yakinkan bila stack pointer tidak menabrak data

anda atau tidak melebihi 7Fh

e) Data Pointer (DPTR)

DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi

utamanya adalah sebagai tempat alamat 16 bit. Register ini bisa

juga dimanipulasi sebagai sebuah register 16 bit atau 2 buah

register 8 bit yang berdiri sendiri.

f) Port 0 - 3

P0, P1, P2, dan P3 adalah SFR latch dari Port 0, 1, 2, dan 3.

g) Serial Data Buffer

Serial Data Buffer sebenarnya merupakan 2 register yang terpisah,

(39)

(untuk menerima data serial). Ketika data dipindahkan ke SBUF,

maka data akan menuju ke transmit buffer di mana data ditampung

untuk pengiriman serial. Memindahkan data ke SBUF berarti

menginisialisasi/memulai transmisi data secara serial. Sebaliknya

bila data dipindahkan dari SBUF, data tersebut berasal dari receive

buffer.

h) Register Timer

Pasangan register (TH0 & TL0), (TH1 & TL1), serta (TH2 & TL2)

adalah register 16.

2.1.7 Struktur dan Cara Kerja Port

Atmega8535 mempunyai 4 port bidirectional (Port 0 - Port 3),

yang masing-masing terdiri dari 8 bit. Setiap port terdiri dari sebuah latch

(Special Function Registers P0 sampai P3), sebuah output driver, dan

sebuah input buffer. Output driver Port 0 dan Port 2, serta input buffer

Port 0 digunakan untuk mengakses memori external. Untuk aplikasi yang

menggunakan memori external, maka Port 0 mengeluarkan 'low order

byte' alamat memori external (A0-A7), yang dimultipleks dengan data (1

byte) yang dibaca atau ditulis. Port 2 mengeluarkan 'high order byte'

alamat memori eksternal (A8-A15) bila alamat yang diperlukan sebanyak

16 bit. Bila alamat yang diperlukan hanya A0-A7 maka output Port 2

sama dengan isi SFR (Special Function Registers). Semua pin Port 3

mempunyai fungsi alternatif selain sebagai port. Fungsi alternatif tersebut

(40)

Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 3

Fungsi alternatif hanya akan aktif bila bitbit yang bersesuaian pada

port SFR berisi '1'. Bila tidak maka output port akan terkunci pada low.

a. Konfigurasi I/O

Diagram latch dan I/O buffer tiap bit dari Port 0 - Port 3. Port 1,2, dan

3 mempunyai pull-up internal. Sedangkan Port 0, konfigurasi outputnya

adalah open drain. Setiap bit I/O ini berdiri sendiri, jadi dapat berfungsi

sebagai input atau output tanpa tergantung satu sama lain. Port 0 dan 2

tidak dapat dipakai sebagai I/O bila digunakan sebagai jalur alamat / data.

Bila port-port tersebut ingin difungsikan sebagai input, maka bit latch

harus berisi '1', yang akan mematikan output driver FET. Sehingga pin-pin

Port 1,2, dan 3 akan 'ditarik' ke high oleh pull-up internal, tetapi bila

diinginkan dapat juga 'ditarik' ke low dengan sumber external. Port 0 agak

PIN Fungsi Alternatif

P3.0 RXD (Port Input Serial)

P3.1 TND (Port Output Serial)

P3.2 INT0 (Interupt External)

P3.3 INT1 (Interupt External)

P3.4 T0 (Input Timer/Counter 0 External)

P3.5 T1 (Input Timer/Counter 1 External)

P3.6 WR (Sinyal Tulis Data Memory External)

(41)

berbeda, karena tidak menggunakan pull-up internal. FET pull-up pada

output driver P0 (lihat gambar 6A) hanya digunakan pada saat Port

mengeluarkan '1' selama akses memori external, selain keadaan ini FET

pull-up tidak aktif. Akibatnya bila bit-bit P0 berfungsi sebagai output

maka bersifat open drain. Penulisan logika '1' ke bit latch menyebabkan

kedua FET tidak bekerja, sehingga pin dalam keadaan mengambang

(floating). Pada kondisi ini pin dapat berfungsi sebagai high impedance

input. Port 1,2, dan 3 sering disebut dengan 'quasibidirectional' karena

mempunyai pull-up internal. Saat berfungsi sebagai input maka mereka

akan 'ditarik' ke high dan akan bersifat sebagai sumber arus bila 'ditarik' ke

low secara eksternal. Port 0 sering disebut sebagai 'true-bidirectional',

karena bila dikonfigurasikan sebagai input maka pinpinnya akan

mengambang. Pada saat reset semua port latch akan berlogika '1'.

b. Beban Port dan Antarmuka

Output buffer Port 1,2, dan 3 dapat dibebani 4 input LS TTL.

Bila port berfungsi sebagai input, maka dapat menerima output

opencollector atau open-drain, tetapi transisi '0' ke '1' tidak dapat

berlangsung dengan cepat. Output buffer Port 0 dapat dibebani dengan

8 input LS TTL. Bila Port 0 berfungsi sebagai port, maka diperlukan

pull-up external, kalau digunakan sebagai jalur alamat/data pull-up

tidak diperlukan.

c. Akses Memori

Mengakses memori external ada 2 macam : akses Program

(42)

Program Memory external menggunakan signal PSEN (Program Store

Enable) sebagai sinyal baca. Sedangkan untuk mengakses Data

Memory eksternal digunakan RD dan WR (fungsi alternatif P3.7 dan

P3.6) untuk membaca dan menulis ke memori. Membaca Program

Memory external selalu menggunakan alamat 16 bit. Sedangkan untuk

mengakses Data Memory external dapat menggunakan alamat 16 bit

(MOVX @DPTR) atau alamat 8 bit (MOVX @Ri). Pada saat alamat

16 bit digunakan, high byte dari jalur alamat dihasilkan oleh Port 2,

yang dipertahankan selama siklus pembacaan atau penulisan.

Perhatikan bahwa Port 2 mempunyai pull-up yang kuat selama

mengeluarkan bit alamat '1' (pada saat eksekusi instruksi MOVX

@DPTR). Pada saat ini latch Port 2 (SFR) tidak selalu berisi '1', dan

isi SFR Port 2 tidak berubah. Bila siklus memori external tidak segera

diikuti siklus memori external yang lain maka isi SFR Port 2 yang

tidak berubah tersebut akan muncul kembali pada siklus berikutnya.

Bila menggunakan alamat 8 bit (MOVX @Ri), isi SFR Port 2 tetap

sama dengan pin Port 2 selama siklus memori external. Karakteristik

ini memberikan kemampuan paging memori. Low byte dari alamat

bersifat timemultiplexed dengan data byte Port 0, artinya data dan

alamat dihasilkan oleh pin yang sama secara bergantian dengan selang

waktu tertentu. Sinyal alamat / data mengaktifkan kedua FET pada

output buffer Port 0 (lihat gambar 6A). Jadi dalam aplikasi ini pin-pin

Port 0 tidak bersifat sebagai output opendrain, dan tidak memerlukan

(43)

menyimpan address byte ke sebuah latch external. Address byte valid

pada saat transisi negatif ALE. Pada siklus penulisan, data yang akan

dituliskan muncul pada Port 0 tepat sebelum WR aktif, dan data ini

tetap ada sampai WR dinonaktifkan. Pada siklus pembacaan, data byte

diterima oleh Port 0 sesaat sebelum sinyal RD dinonaktifkan. Ada 2

kondisi untuk mengakses Program Memory external : 1. Pada saat

sinyal EA aktif, atau 2. Pada saat Program Counter (PC) berisi nilai

lebih besar dari 0FFFH (1FFFH untuk 89C52).

2.1.8 Catu Daya untuk Sistem Mikrokontroller

Kinerja sistem mikrokontroller sangat dipengaruhi pleh perangkat

catu daya yang digunakan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sistem

yang handal, diperlukan sistem catu daya yang stabil. Mikrokontroller

Atmega8535 menggunakan catu daya pada operasi normal dengan

tegangan DC 5V. Pada aplikasi sederhana, kita dapat menggunakan

regulator tegangan DC 5V berupa IC LM7805. Agar tegangan keluaran

pada pin 3 stabil pada 5V, maka tegangan masukkan pada pin 1 hendaklah

antara 7V hingga 24V. di pasaran, IC ini beredar dalam beberapa versi.

Untuk sistem dengan konsumsi daya hingga 1A, dapat digunakan LM7805

dengan kemasan TO-220 yang dilengkapi metal pendingin. Namun, jika

sistem yang dibuat hanya mengkonsumsi daya sekitar 50mA, maka dapat

menggunakan tipe LM7805 dengan kemasan TO-92 yang telah dapat

(44)

Gambar 2.16 Catu Daya Sederhana Untuk Mikrokontroller

2.1.9 7-segmen

7-segmen display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan

angka-angka desimal maupun heksadesimal. 7-segment display biasa

tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light

Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan

dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat

menampilkan sebuah angka heksadesimal.

Gambar 2.17 7-Segmen

7-segmen display membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan

setiap diode di dalamnya. Setiap diode dapat membutuhkan input HIGH atau

LOW untuk mengaktifkannya, tergantung dari jenis seven-segmen display

tersebut. Jika Seven-segment bertipe common-cathode, maka dibutuhkan

sinyal HIGH untuk mengaktifkan setiap diodenya. Sebaliknya, untuk yang

(45)

bertipe common-annide, dibutuhkan input LOW untuk mengaktifkan setiap

diodenya.

Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari

suatu seven segment display yaitu dengan menggunakan sebuah 7-segmen

decoder atau langsung di kodekan pada mikrokontroler. 7- segmen,

merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian rupa sehingga

menyerupai digit, 7-segmen ada dua macam: common anoda dan common

katoda.

Gambar 2.18 Rangkaian Interface ke 7-Segmen

Pada rangkaian tersebut dapat anda perhatikan bagian seven segmen,

karena seven segmen yang digunakan adalah common anoda, maka segmen

tersebut dapat nyala apabila mendapat logika '0' pada bagian katoda. Dengan

kata lain untuk menghidupkan seven segmen yang terkoneksi ke

mikrokontroler port paralel maka harus dioutputkan logika '0'.Sehingga pada

contoh tersebut, agar dapat ditampilkan angka 3 pada seven segmen maka

(46)

2.1.10 Relay

Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis

mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak

jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol

tegangan dan arus rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan elektromagnet

yang menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik

penghubung (konektor) rangkaian, sehingga dapat menghasilkan kondisi kontak

ON dan kondisi kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.

Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay, ketika coil

mendapat energi listrik (energized) akan timbul gaya elektromagnet yang

akan menarik armature yang berpegas dan kontak akan menutup.

(47)

Gambar 2.20Skema Relay Elektromekanik

Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga

menyimpan fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2

macam simbol yang digunakan pada :

1) Rangkaian listrik (hardware)

2) Program (software)

Berikut ini simbol yang digunakan:

Gambar 2.21 Rangkaian dan Simbol Logika Relay Simbol

Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk

implementasi loika kontrol dalam suatu sistem. Sebagai bahasa

pemrograman digunakan konfigurasi yang disebut ladder diagram atau relay

ladder logic. Berikut ini beberapa petunjuk tentang relay ladder logic

(48)

1. Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa

pemrograman untuk rangkaian kontrol relay dan switching.

2. LD tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir.

3. LD bekerja berdasarkan aliran logika, bukan aliran tegangan/arus.

Relay ladder logic terbagi menjadi 3 komponen:

1. Input : Pemberi informasi

2. Logic : Pengambil keputusan

3. Output : Usaha yang dilakukan

2.2 Software

Software / perangkat lunak, adalah sekumpulan data elektronik

yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan

oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan

menjalankan suatu perintah. melalui sofware atau perangkat lunak inilah

suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah. Software secara fisik

tidak ada wujudnya. Maka tidak bisa kita sentuh, tidak bisa kita pegang

namun kitadapat menjalankannya dalam sebuah sistem operasi dan Yang

hanya bisa kita pegang hanya media penyimpannya saja, seperti

disket,CD, dsb. Perangkat lunak memiliki fungsi tertentu juga, dan

biasanya untuk mengaktifkan perangkat keras. Bisa juga dikatakan

perangkat lunak bekerja di dalam perangkat keras.

2.2.1 Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan salah satu RAD (Rapid Application

Development) Tool yang sangat terkenal mudah untuk dipelajari,

(49)

Windows (98, ME maupun Win 2000). Bahkan, dengan adanya motto

yang diluncurkan oleh competitor Microsoft, SUN, yaitu "Write One Run

Everywhere" untuk produk andalannya SUN, yaitu Java, maka sekarang

telah banyak sekali vendor-vendor partner Microsoft yang mempermudah

anda untuk mengkonversi aplikasi VB anda yang jalan di Windows ke

platform lainnya, seperti Linux, AIX, dan masih banyak lagi. Tetapi untuk

bagian ini, saya tidak akan mengajak anda untuk melihat ke arah tersebut,

melainkan di sini saya akan memberikan anda materi-materi yang dibuat

sesingkat dan semudah mungkin agar anda dapat belajar dan menguasai

bahasa pemrograman visual ini dengan cepat.

Visual Basic menawarkan kepada anda untuk membuat User

Interface (antar muka pengguna) anda dalam waktu singkat sekali. Bagi

anda yang pernah bermain dengan C, Turbo Pascal, Turbo Basic, anda

tentu merasakan berapa banyak waktu yang anda habiskan untuk

mendesign User Interface anda sebelum anda konsentrasi ke flow program

anda (business logic).

Dengan melalui Visual Basic, konsep pengembangan aplikasi akan

dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur properti

dari objek-objek yang digunakan dalam user interface (warna tombol,

warna layar, judul layar, dll) , dan baru dilakukan penulisan kode program

untuk menangani kejadian-kejadian (event).

Visual basic pada dasarnya adalah bahasa pemrogaman computer.

Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau intruksi yang

(50)

basic adalah salah satu bahasa yang wajib dipelajari oleh berbagai

kalangan, jika mereka ingin sukses di dunia computer.

2.2.1.1 Kelebihan Visual Basic 6.0

Sejak dikembangkan pada tahun 80-an, visual basic kini telah

mencapai versinya yang ke-6, beberapa keistimewaan utama dari basic 6

ini diantaranya seperti :

1. Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama

Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama

dengan visual C++ dan visual J++. Dengan begitu kita dapat

bermigrasi atau belajar bahasa pemrograman lainnya dengan

mudah dan cepat, tanpa harus dari nol lagi.

2. Memiliki compiler andal yang dapat menghasilkan file executable

yang lebih cepat dan efisien dari sebelumnya.

3. Memiliki beberapa tambahan sarana Winzard yang baru.Winzard

adalah sarana yang memudahkan didalam pembuatan aplikasi

dengan mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.

4. Tambahan kontrol-kontrol yang baru lebih cangggih serta

peningkatan kaidah struktur bahasa visual basic.

5. Kemampuan membuat active X dan fasilitas internet yang lebih

cepat.

6. Sarana akses data yang lebih cepat dan andal untuk membuat

aplikasi database yang berkemampuan tinggi.

7. Visual Basic 6 memiliki beberapa versi atau edisi yang sesuikan

(51)

2.2.2 ASSEMBLER

Bahasa assembly dikategorikan sebagai bahasa tingkat rendah

(low level languange). Bahasa assembly ini dikatakan bahasa tingkat

rendah karena notasinya untuk menggambarkan khusus sebagai bahasa

yang berorientasi pada machine dependent.

Dengan menggunakan sebuah perangkat tambahan, yaitu Linker,

dokumen yang berisi perintah-perintah tersebut bisa diolah agar dapat

dieksekusi.

Bahasa Assembly ini mampu menghasilkan program-program

dengan ukuran cukup kecil, mengingat cukup dekatnya bahasa ini dengan

bahasa mesin. Karena itulah kebanyakan virus yang menyerang dan

menempel pada program dibuat dengan menggunakan bahasa ini.

Adapun Peran Assembler sebagai berikut :

Gambar 2.22 Peran Assebler

(52)

Keterangan :

1. SETB = LED1, LED2, LED 3 menyala

2. CLR = LED1, LED2, LED3 mati

3. ACALL = ULANG Kembali ke point 1 dan begitu seterusnya

2.4 Program Monitor

Program monitor merupakan program yang bekerja di dalam

mikrokontroller dan menunggu perintah-perintah dari PC untuk beberapa

keperluan, antara lain:

1. Pengambilan program obyek yang di download oleh program

downloader di PC dan menyimpan ke target memori.

2. Eksekusi program obyek yang telah tersimpan di target

memori.

3. Edit program obyek yang telah tersimpan di target memori.

2.5 Sistem Pengalamatan

Dalam pembuatan program pada mikrokontroller, terdapat beberpa

jenis sistem pengalamatan yang perlu diketahui, antara lain:

2.5.1 Immediate Data (Pengalamatan Langsung)

Terjadi pada sebuah perintah ketika nilai Operand merupakan

data yang akan diproses. Contoh

(53)

2.5.2 Pengalamatan Data

Terjadi pada sebuah perintah ketika nilai Operand merupakan

alamat dari data yang akan diisi, dipindahkan atau diproses. Contoh :

Port 0 adalah salah satu I/O dari ATmega8535 yang mempunyai

alamat 80h.

2.5.3 Pengalamatan Tak Langsung

Terjadi pada sebuah perintah ketika salah satu Operand

merupakan register berisikan alamat dari data yang akan diisi atau

dipindahkan. Contoh perintah yang menggunakan sistem pengalamatan

tak langsung.

2.5.4 Pengalamatan Kode

Merupakan pengalamatan ketika Operand merupakan alamat

dari instruksi jump dan call (ACALL, JMP, LJMP, dan LCALL).

Biasanya Operand tersebut akan menunjuk ke suatu alamat yang telah

diberi label sebelumnya, seperti contoh berikut:

Mov P0,A

Mov @R0,A ;R0 digunakan sebagai register penyimpanan alamat

Mov A,@R1 ;R1 digunakan sebagai register penyimpanan alamat Mov @DPTR,A ;DPTR digunakan sebagai register penyimpanan alamat

(54)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini merupakan bagian perencanaan dan bagian pembuatan

perangkat lunak dan perangkat keras, yang akan dibahas tentang

langkah-langkah perencanaan dan pembuatan tugas akhir, yang merupakan pokok

bahasan utama dalam pembuatan tugas akhir ini

3.1 Analisis Sistem

Pada bab ini, dibuat perancangan dan pembuatan dari pengendalian

ruang inkubator bayi berbasis mikrokontroler dengan menggunakan

mikrokontroler. Bagian pembuatan perangkat lunak meliputi pemograman

Visual Basic 6.0 untuk user interface dan pemograman Assembly pada

mikrokontroler. Sedangkan untuk bagian pembuatan perangkat keras yang

meliputi perangkat mekanik serta perangkat elektronik. Pembuatan perangkat

mekanik terdiri dari desain mengenai miniature itu sendiri yaitu pembuatan

miniatur inkubator bayi berbasis mikrokontroler. Sedangkan pembuatan

perangkat keras pembuatan elektronik terdiri dari pembuatan rangkaian sistem

mikrokontroler, rangkaian sensor suhu LM35, rangkaian driver kipas.

Pada umum nya di rumah sakit atau pun di toko – toko alat medis

inkubator bayi hanyalah alat yang bisa mengatur suhu untuk kenyamanan bayi

yang lahir prematur. Dimana disini percobaan pembuatan pengendalian ruang

(55)

ada di jual belikan di luar sana.didalam percobaan ini dimana inkubator ini

berbasis mikrokontroler dan menggunakan sensor suhu dan dikendalikan oleh

seperangkat komputer ataupun leptop yang bisa di koneksikan dengan

inkubator tersebut dan terdapat suatu aplikasi untuk mengeset suhu didalam

inkubator tersebut dan merekapitulasi suatu inputan suhu yang pernah di

inputkan didalam inkubator tersebut.

3.2 Perancangan Sistem

Sub bab ini menjelaskan mengenai proses desain perangkat lunak yang

akan dibuat dan hardware yang digunakan. Proses desain sistem dalam

sub-bab ini akan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: alur umum sistem,

spesifikasi kebutuhan sistem, alur umum, flowchart program dekstop,

perancangan data, perancangan antarmuka dan perancangan hardware.

Aplikasi ini merupakan sistem yang bisa mempermudah pihak rumah

sakit atau puskesmas didaerah- daerah. Dimana para petugas atau perawat

yang bertugas bisa mengeset suhu dengan komputerisasi dan diman bisa

melihat data suhu yang sudah dipakek sebelumnya yang dimana fungsinya

untuk mengamati panas tidak nya suhu yang ada didalam inkubator dalam

jangka pajang. Adapun sub-sub perancangan yang akan dilakukan untuk

merancang sistem ini, sub perancangan tersebut meliputi :

Manajemen Umum :

1. Tambah, hapus, edit pengguna (operator).

(56)

Laporan :

1. Format laporan dapat ditampilkan berupa teks.

2. Laporan inputan suhu pada inkubator yang pernah diinputkan dan

tersimpan pada database.

Mekanisme dan Sistem pengedalian ruang inkubator bayi

1. Cek dan priksa semua yang ada didalam inkubator tersebut.

2. Mulailah buka aplikasi pengendali suhu yang ada dikomputer

atau leptop yang sudah konek dengan inkubator.

3. Inputkan suhu minimum sampai maksimum untuk pengedalian

suhu didalam inkubator tersebut.

4. setelah selesai menginputkan suhu inkubator tersebut sudah bisa

digunakan, dan si petugas atau perawat ingin melihat laporan

sebelumnya bisa langsung ditampilkan didalam hardcopy

maupun sofcopy

3.2.1 Alur Umum Sistem

Pada rancangan umum dari aplikasi ini adalah memudahkan perawat

didalam rumah sakit. Pembuatan inkubator bayi ini dengan pengoperasian

berbasis mikrokontroler Atmega8535 terdiri dari 2 bagian yaitu pembuatan

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

(57)

Gambar 3.1 Diagram system alur pengendali ruang inkubator bayi.

Cara kerja dari pengendali ruang inkubator bayi berbasis

mikrokontroler adalah suatu inputan suhu aplikasi yang ada di dikomputer

yang dimana dikirimkan ke sebuah mikrokontroler dan dijalankan nya ke

driver lampu untuk memberikan suatu suhu panas sesuai inputan yang telah

dimasukan di komputer tersebut dan jika suhu didalam ruang inkubator

tersebut panas maka kipas yang dipasang di inkubatornya akan bekerja untuk

mendinginkan didalam ruang inkubator tersebut.

3.2.2 Flowchart Diagram

Perancangan flowchart digunakan untuk menggambarkan sejumlah

proses terstruktur dalam sistem, berorientasikan pada aliran proses yang

terjadi. Demi memudahkan pembaca orang awam dalam mengerti isi dari

aplikasi ini. Adapun perancangan aplikasi pengendali ruang inkubator

berbasis mikrokontroler ini adalah sebagai berikut: Databas

(58)

Inisialisasi port mikrokontroler

Setting suhu Pada sensor LM35

Lampu nyala

Kipas berputar Jka suhu diatas yang diinputkan

Cek laporan data suhu dlm wktu yg Sudah ditentukan

end star

Y

T

Gambar 3.2 Flowchart Alur Mikrokontrolel pada inkubator

3.2.2.1Flowchart Untuk Login

Login hanya bisa dilakukan oleh pegawai (operator). Login ini

dilakukan oleh pegawai yang akan melaksanakan tugasnya sebagai operator

untuk mengecek suhu pada inkubator yang di cocokan pada data base.

(59)

Gambar 3.3 Flowchart Login Pada Aplikasi

3.2.3 Kebutuhan Perancangan Hardware pengendali ruang inkubator bayi

Dalam pembuatan inkubator ini komponen-komponen yang dibutuhkan

adalah sebagai berikut:

Sensor suhu LM35

Mikrokontoler ATmega8535

1. Relay

2. Pararel Port.

3. Akrilik

4. lampu.

5. Kipas

Y

T Start

Username & Password

Validasi

Form Aplikasi Valid

(60)

3.3 Cara Merancang alat

Merancang pengendali ruang inkubator bayi berbasis mikrokontroller

bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak dapat dilakukan oleh banyak kalangan.

Dalam menjalani Tugas Akhir ini penulis ingin memaparkan bagaimana cara

merancang alat atau mesin ini.

Pertama, membeli semua komponen-komponen yang diperlukan dalam

pembuatan inkubator bayi ini. Setelah membeli semua komponennya, kemudian

mendesign miniaturnya.

Kedua, setelah mendesign alat, kemudian merakit komponen-komponen yang

sudah ada ke PCB (Printed Circuit Board). Setelah itu untuk menyatukan rangkaian

komponen dan motor diperlukan sebuah akrilik sebagai rangka dari mesin ini.

Ketiga, untuk menghubungkan Mikrokontroller ke ke komputer maka

digunakan pararel port sebagai penghubungnya.

Keempat, menguji coba hasil keseluruhan rangkaian inkubator bayi dengan

menginputkan suhu – suhu tertentu.

3.4 Diagram Berjenjang

Dari analisa gambar didapatkan gambaran dari aplikasi secara

(61)

Pengendali ruang inkubator

Sensor Suhu LM35

Lampu Kipas

Gambar 3.4 diagram berjenjang dari aplikasi pengendali ruang inkubator bayi

3.4.1 Context Diagram

Merupakan pengembangan proses yang tertinggi dalam tingkatan

(level) dan berhubungan dengan beberapa entity yang terlibat langsung

dengan pengolahan data dalam sistem yang dibuat. Context diagram yang

dimaksud mengacu pada Gambar 3.6 dimana proses terhubung dengan 2 (dua)

entity yaitu petugas dengan aplikasi inkubator.

setting suhu

(62)

3.4.2 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram (ERD) merupakan suatau rancangan

pemodelan struktur database yang akan dibuat dengan menunjukkan

hubungan atau relasi yang terjadi. Ada 2 macam perancangan ERD yang

digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini. Pada perancangan data ini

menjelaskan tentang 2 model data yaitu : Model Data Konseptual/ Conceptual

Data Model dan Model Data Fisik/ Physical Data Model. Untuk lebih

jelasnya akan dijelaskan dibawah ini.

3.4.3 CDM (Conceptual Data Model)

Model data konseptual pada aplikasi ini mempresentasikan rancangan

basis data konseptual di aplikasi. Berikut ini model data konseptual yang

digambar dengan menggunakan perangkat lunak Power Designer 12, lebih

jelasnya perhatikan Gambar 3.7 berikut ini.

(63)

3.4.4 PDM (Physical Data Model)

Model data ini dibuat dengan cara me-generete diagram model data

konseptual di atas. Diagram data fisik ini menghasilkan tabel-tabel yang akan

digunakan dalam implementasi database pada aplikasi.

Gambar 3.7 Physical Data Model

3.5 Perancangan Hardware

Pada bagian perancangan tugas akhir ini dapat digambarkan diagram

blok dari pengendali ruang inkubator bayi sebagai berikut :

Gambar 3.8 Diagram blok pengendali ruang inkubator bayi

(64)

Pada Gambar di atas dapat diketahui hardware terhubung pada

komputer (PC) menggunakan komunikasi serial RS 232, sehingga pada

hardware tersebut juga memerlukan sebuah input/output serial RS 232 sebagai

penerjemah agar dapat berkomunikasi dengan komputer. Data yang telah

didapat kemudian diteruskan dengan Mikrokontroler ATmega8535 dan

kemudian diproses dengan tampilan di layar apliakasi di pc sebagai layar

untuk pemberitahuan suhu yang berada didalam ruang inkubator, lampu yang

ada didalam inkubator untuk memanaskan ruangkan untuk mencapai suhu

yang di inginkan. Sedangkan kipas berfungsi untuk mendinginkan suhu

ruangan yang ada didalam inkubator tersebut.

3.5.1 Perancangan Mikrokontroler ATmega8535 dengan RS232

Adapun rancangan penggunaan mikrokontroler khususnya

penggunaan port-port pada mikrokontroler ATmega8535 yang nantinya akan

terhubung dengan serial RS 232, rancangan ini memudahkan pengerjaan yang

nantinya akan diterapkan pada mikrokontroler.

Pada port-port tertetu sudah disediakan beberapa bagian yang khusus

untuk menjalan hardware yang nantinya diisi program yang berfungsi

(65)

Gambar 3.9 Koneksi pin ATmega8535 denga RS 232

Pada Gambar dapat diketahui bahwa perancangan hardware untuk

realisasi tugas akhir ini menggunakan modul utama berupa minimum sistem

ATmega8535. Berikut adalah tabel fungsi kaki mikrokontroler yang

digunakan:

3.5.1.1Sistem Pemanasan

Miniatur pengendalian ruang inkubator bayi ini akan dipanasi oleh

sebuah 1 buah lampu dengan daya listrik 5 watt dimana lampu ini berfungsi

untuk menghangatkan ruangan didalam inkubator tersebut. Sehingga bayi

yang ada didalam sebuah inkubator tesebut tidak terlalu panas dan sistem

dikendalikan oleh aplikasi didalam pc. Jika didalam inkubator itu panas maka

kipas yang ada didalam inkubator tersebut akan membuang udara panas

keluar dari dalam inkubator tersebut.

(66)

3.5.1.2Input Sensor

Sensor yang digunakan didalam inkubator bayi, di miniatur dipasang

sensor sebanyak 1 sensor, sensor dipasang didalam ruang inkubator yang

tersambung oleh mikrokontroler sehingga suhu didalam inkubator bisa

dikendalikan dan dipantau oleh apliaksi yang sudah diinstal didalam PC.

3.6 Perancangan Antarmuka Perangkat Lunak

Perancangan antarmuka merupakan perancangan halaman aplikasi

yang akan berinteraksi langsung dengan pengguna, rancangan ini didesain

sesederhana mungkin untuk memudahkan pengguna untuk pengoperasikan

aplikasi ini.

Gambar 3.10 Form Login

Setelah berhasil melewati login operator akan memasuki form utama,

dalam menu form utama operator sebagai masuk menu sistem inkubator

untuk masuk ke menu lain nya berikut adalah skema form menu utama

PENGENDALI RUANG INKUBATOR

User Name :

Password :

Tambah user keluar

(67)

Gambar 3.11Form Menu Utama

Didalam menu utama terdapat pilihan menu yaitu pengawasan,laporan dan exit.

Didalam menu pengawasan ini merupakan sistem setting dan penginputan suhu yang

akan digunakan didalam inkubator tersebut dan penyentingan kemikrokontroler.

Gambar 3.12 Sistem Stand by inkubator SISTEM PENGAWASAN INKUBATOR

PENGAWASAN

LAPORAN

KELUAR

SISTEM STANDBAY INKUBATOR

CAMERA suhu incubator suhu setting incubator

Setting suhu Setting port

TURN ON

(68)

Laporan hasil dari pengawasan inkibator tersebut akan di simpan didatabase acces

yang dimana data akan ditampilkan sebagai berikut :

(69)

BAB IV

IMPELEMENTASI SISTEM

Pada Bab IV ini akan dibahas mengenai implementasi dari rancangan

sistem yang telah dibuat pada bab III. Bagian implementasi sistem kali ini

meliputi lingkungan implementasi, implemantasi data, implementasi proses,

implementasi antar muka, dan impelementasi alat peraga.

4.1 Implementasi Lingkungan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan

perangkat lunak yang digunakan pada implementasi sistem kali ini.

Perangkat keras :

- 1 buah laptop berprosesor Intel Celeron M A135 1.60 Ghz .

- SDRAM DDR2 1000 GB PC-5300

- Harddisk 100 GB

Perangkat perangkat lunak :

- Sistem operasi Microsoft Windows XP Professinal service pack 2.

- Assembly sebagai bahasa pemograman untuk memprogram mikrokontroler.

- Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemograman yang digunakan

untuk aplikasi.

- Microsoft Office Access 2003 untuk menyimpan dan mengolah semua data di

dalam aplikasi ini.

Gambar

Gambar 2.7. LM 35 basic temperature sensor
Gambar 2.8 rangkaian kipas         Gambar 2.9 rangkaian lampu
Gambar 2.10 Peta Memori Program
Gambar 2.12 Menghubungkan Memori Program Eksternal Dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal pada UMKM Berkah, maka faktor-faktor yang dapat diidentifikasi menjadi kekuatan (strengths), kelemahan

dilakukan dengan akad murabahah yang disertai dengan akad wakalah kepada nasabah untuk membeli barang, karena sebagian besar transaksi murabahah yang dilaksanakan oleh

Hasil penulisan buku daras akan memperkuat keberadaan program studi (prodi) pada setiap fakultas di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Terutama sekali

Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

Jatuh tegangan masih dalam batasan standar yaitu tidak lebih dari 5%, dan arus starting motor akan mempengaruhi terhadap jatuh tegangan, akan tetapi pada saat starting

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu: Penelitian tentang peralatan dapur tradisional Minangkabau belum ada yang meneliti, dan yang terdapat dalam tinjauan

Secara umum, berdasarkan hasil jawaban dari 19 siswa, siswa telah melakukan translasi dari verbal ke grafik tapi belum ditemukan jawaban siswa yang benar yaitu