ANALISA TRIP DISTRIBUTION DAN
TRIP ASSIGNMENT PADA J ALAN ARTERI
RELOKASI PORONG SIDOARJ O
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian per syar atan dalam memper oleh
Gelar Sar jana Teknik (S - 1)
Dikerjakan Oleh :
TRI WIJ ATMIKO NPM. 0853010079
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN ”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
ANALISA TRIP DISTRUBUTION DAN
TRIP ASSIGNMENT PADA J ALAN ARTERI
RELOKASI PORONG SIDOARJ O
telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Pr ogram Studi Teknik Sipil FTSP UPN ”Veter an” J awa Timur
pada tanggal 27 Nov 2012
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Ir. NANIEK RATNI, J AR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1
Tim Penguji
Masliyah, ST., MT. Pembimbing Utama
Ibnu Sholichin, ST., MT. NPT. 3 7109 99 0167 1
Pembimbing Pendamping
Nugroho Utomo, ST., MT. NPT. 3 7501 04 0195 1
Ir. Hendr ata Wibisana, MT. NIP. 19651208 199003 1 00 1
Iwan Wahjudijanto, ST., MT NPT. 3 7102 99 01681
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala ridho, karunia,
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini dengan
judul “Analisa Trip Distribution dan Trip Assignment Pada Jalan Arteri Relokasi
Porong Sidoarjo”. Tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa dalam
menempuh jenjang sarjana Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
UPN “Veteran” Jawa Timur. Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan
penulis terima demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Ir.Naniek Ratni JAR., Mkes. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ibnu Solichin,ST.,MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
FTSP UPN “Veteran” Jawa Timur. Dan selaku Dosen Pembimbing
Utama dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah banyak
memberikan pengarahan dan wawasan.
3. Bapak Nugroho Utomo. ST.,MT. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah banyak memberikan bimbingan,pengarahan dan selaku Dosen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
Wali yang telah banyak memberikan motivasi dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
4. Para Dosen dan Staff Pengajar yang telah banyak memberikan bekal ilmu
dan pengetahuan yang amat berguna.
5. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga tercinta yang telah berkorban dan
memberikan dukungan moral, spiritual, dan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Ambarini (Mamaq) terima kasih banyak sekali telah membantu
(waktunya yang selalu ada menemani kemanapun berada, semangat dan
dorongan yang selalu diberikan, doa-doanya serta selalu memberikan
motifasi mengerjakan Tugas Akhir ini hingga terselesaikanya.
7. Yang telah membantu dalam kuliah : Bayu Tri (Abah) telah mengajari
cara gambar peta di auto cad dan Hilman telah membantu ikut survey
dalam Tugas akhir ini, terima kasih atas bantuannya yang telah diberikan
dan diajarkan sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
8. Teman- teman terdekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu khususnya
angkatan 2008, terima kasih atas bantuannya dan saran-saran yang telah
diberikan selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa
yang memerlukan dan bagi semua pihak yang mempelajari.
Surabaya, 27 Oktober 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK………. .. xx
DAFTAR RUMUS……… .... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan... ... 3
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 4
1.5 Manfaat... 4
1.6 Peta Lokasi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum ... 6
2.2 Klasifikasi Jalan ... 7
2.2.1 Berdasarkan Daya Dukung………. .... 7
2.2.2 Berdasarkan Fungsi………. ... 8
2.2.3 Berdasarkan Pengelolaan……… .... 9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
2.3 Survei Lalu lintas ... 9
2.3.1 Survei Inventarisasi………. ... 10
2.3.2 Survei Volume………. ... 10
2.3.3 Survei Asal dan Tujuan Perjalanan……….. ... 10
2.4 Jalan Perkotaan ... 11
2.4.1 Karakteristik Jalan ..……… ... 11
2.4.1.1 Geometrik ... 11
2.4.1.2 Komposisi Arus dan Pemisah Jalan……... ... 12
2.4.1.3 Median Jalan……… ... 13
2.4.1.4 Hambatan Samping……….. .... 13
2.4.2 Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP)……….. ... 14
2.4.3 Kapasitas Jalan………... 15
2.4.4 Derajat Kejenuhan……… . 18
2.5 Jalan Luar Kota………. ... 20
2.5.1 Karakteristik Jalan………. ... 20
2.5.1.1 Geometrik………. ... 20
2.5.1.2 Komposisi dan Pemisah Arah ... 21
2.5.1.3 Pengendalian Lalu lintas ... 21
2.5.1.4 Hambatan Samping ... 22
2.5.1.5 Fungsi Jalan dan Guna Jalan ... 22
2.5.2 Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) ... 22
2.5.3 Kapasitas Jalan ... 24
2.5.4 Derajat Kejenuhan ... 26
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
2.6 Jalan By-Pass ... 27
2.6.1 Karakteristik Jalan ... 27
2.6.1.1 Geometrik ... 27
2.6.1.2 Arus Komposisi dan Pemisah Arah ... 28
2.6.2 Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) ... 28
2.6.3 Kapasitas Jalan ... 29
2.6.4 Derajat Kejenuhan ... 30
2.7 Jumlah Jam Puncak atau Peak Hour Volume (PHV) ... 31
2.8 Tingkat Pelayanan Jalan ... 32
2.9 Peramalan ... 34
2.9.1 Analisa Regresi Linier ... 34
2.9.2 Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution) ... 35
2.9.3 Tingkat Pembebanan Lalu lintas (Trip Assigment)... 38
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 40
3.2 Metode Perhitungan ... 41
3.2.1 Regresi Linier ... 41
3.2.2 Trip Distribution Metode Furness……….. .... 42
3.2.3 Trip Assigment Metode TRC……….. ... 42
3.2.4 Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan Perkotaan……… ... 43
3.2.5 Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan Luar Kota………... 44
3.2 Flow Chart Penulisan……… ... 46
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA
4.1 Pembagian Zona ... 47
4.2 Analisa Regresi ... 50
4.2.1 Analisa Regresi Jumlah Penduduk ... 50
4.2.2 Analisa Regresi Linier PDRB Ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan Surabaya ... 65
4.2.3 Analisa Regresi Linier PDRB per Kapita Ruas Sidoarjo- Pasuruan dan Pasuruan Surabaya ... 69
4.3 Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution) ... 73
4.4 Analisa Lalu lintas ... 88
4.4.1 Volume Lalu Lintas ... 88
4.4.2 Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) ... 88
4.4.3 Hasil Survei Lalu Lintas ... 90
4.4.4 Faktor Jam Puncak Peak Hourly Factor (PHF) ... 105
4.4.5 Analisa Jumlah Lalu Linta Harian Rata-rata ... 109
4.4.6 Jumlah Jam Puncak Peak Hour Volume (PHV) ... 118
4.5 Perhitungan Kpasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan Eksisting ... 122
4.5.1 Ruas Jalan Arteri Porong Sidoarjo-Pasuruan ... 122
4.5.2 Ruas Jalan Arteri Porong Pasuruan-Surabaya ... 124
4.6 Tingkat Pembebanan Lalu Lintas (Trip Assgment) ... 127
4.6.1 Ruas Jalan Sidoarjo-Pasuruan ... 128
4.6.2 Ruas Jalan Pasuruan Surabaya ... 133
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 139
5.2 Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 143
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Jalan Raya Porong Sidoarjo ... 5
Gambar 2.1 Metode untuk mendapatkan Matrik Asal-Tujuan (MAT)… ... 30
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Menentukan Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) ... 14
Tabel 2.2 Kapasitas dasar Co untuk jalan perkotaan… ... 16
Tabel 2.3 Penyesuaian FVw untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas pada
kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan.. ... 16
Tabel 2.4 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah…. ... 17
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian FCSF untuk pengaruh hambatan samping
dan lebar bahu pada kapasitas jalan perkotaan dengan bahu... 17
Tabel 2.6 Faktor penyesuaian FCCS untuk pengaruh ukuran kota pada
kapasitas jalan perkotaan…………... 18
Tabel 2.7 Kapasitas dasar jalan bebas hambatan terbagi……… 18
Tabel 2.8 Ekivalensi kendaraan penumpang (EMP) untuk jalan
2/2-D………. ... 23
Tabel 2.9 Ekivalensi kendaraan penumpang (EMP) untuk jalan empat
lajur dua arah (terbagi dan tak terbagi)………. . 23
Tabel 2.10 Kapasitas dasar Co untuk jalan luar kota…... 24
Tabel 2.11 Penyesuaian kapasitas FCw untuk pengaruh lebar jalur lalu
lintas untuk jalan luar kota.. ... 25
Tabel 2.12 Faktor penyesuaian Kapasitas untuk pemisah arah (FCSP) ... 25
Tabel 2.13 Faktor penyesuaian FCSF untuk pengaruh hambatan samping
dan lebar bahu dan kapasitas jalan luar kota……… ... 26
Tabel 2.14 Ekivalensi kendaraan penumpang (EMP) untuk jalan bebas
hambatan empat lajur dua arah………. ... 29
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Tabel 2.15 Kapasitas dasar jalan bebas hambatan
terbagi………. 30
Tabel 2.16 Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas… .... 30
Tabel 2.17 Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah… ... 30
Tabel 2.18 LOS berdasarkan pada nilai kecepatan arus bebas dan derajat
kejenuhan……….. ... 33
Tabel 2.19 Bentuk umum dari matriks asal tujuan (MAT) ... 36
Tabel 4.1 Kode zona pada kecamatan di kota Sidoarjo, Surabaya, dan
Pasuruan ... 48
Tabel 4.2 Jumlah penduduk pada zona 11-35 berdasarkan survei asal dan
tujuan (Origin-Destination Survey) tahun 2007-2011 ... 51
Tabel 4.3 Analisa regresi linier jumlah penduduk pada zona 11 ... 51
Tabel 4.4 Persamaan regresi linier jumlah penduduk pada zona 11-35 .... 53
Tabel 4.5 Perkiraan jumlah penduduk pada zona 11-35 tahun 2013-2018 53
Tabel 4.6 Perkiraan Jumlah Penduduk Pada Zona 11-35 tahun 2019-2023 55
Tabel 4.7 Faktor pertumbuhan jumlah penduduk zona 11-35 tahun
2013-2023 ... 57
Tabel 4.8 Jumlah penduduk ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan
Surabaya berdasarkan data BPS tahun 2007-2011 ... 58
Tabel 4.9 Persamaan Regresi linier pada ruas Sidoarjo-Pasuruan ... 58
Tabel 4.10 Persamaan Regresi linier jumlah penduduk pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya ... 59
Tabel 4.11 Perkiraan jumlah penduduk pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023. ... 60
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xi
Tabel 4.12 Faktor pertumbuhan penduduk ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 61
Tabel 4.13 Jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya dan
kabupaten Pasuruan berdasarkan data BPS tahun 2007-2011 ... 62
Tabel 4.14 Persamaan regresi linier jumlah penduduk pada kabupaten
Sidoarjo, kota Surabaya dan kabupaten Pasuruan ... 63
Tabel 4.15 Perkiraan jumlah penduduk pada kabupaten Sidoarjo, kota
Surabaya dan kabupaten Pasuruan tahun 2013-2023 ... 64
Tabel 4.16 Faktor pertumbuhan penduduk pada kabupaten Sidoarjo, kota
Surabaya dan kabupaten Pasuruan tahun 2013-2023 ... 65
Tabel 4.17 Jumlah PDRB ruas Sidoarjo-Pasuruan dan ruas
Pasuruan-Surabaya tahun 2007-2011 ... 66
Tabel 4.18 Analisa regresi linier PDRB ruas Sidoarjo-Pasuruan tahun
2007-2011 ... 66
Tabel 4.19 Analisa regresi linier PDRB ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya ... 67
Tabel 4.20 Perkiraan PDRB ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 68
Tabel 4.21 Persentase pertumbuhan PDRB ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 69
Tabel 4.22 Jumlah PDRB per kapita ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2007-2011 ... 70
Tabel 4.23 Analisa regresi linier jumlah PDRB per kapita ruas
Sidoarjo-Pasuruan tahun 2013-2023 ... 70
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xii
Tabel 4.24 Persamaan umum Regresi linier PDRB per kapita ruas
idoarjo-Pasuruan dan ruas idoarjo-Pasuruan-Surabaya ... 71
Tabel 4.25 Perkiraan PDRB per kapita ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 72
Tabel 4.26 Persentase pertumbuhan PDRB per kapita ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 73
Tabel 4.27 Survei asal dan tujuan perjalanan (Origin-Destination Survey)
jalan arteri relokasi Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya tahun 2012 ... 74
Tabel 4.28 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2013 ... 76
Tabel 4.29 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2013 ... 77
Tabel 4.30 Iterasi ke 87 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2013 ... 77
Tabel 4.31 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2014 ... 77
Tabel 4.32 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2014 ... 78
Tabel 4.33 Iterasi ke 37 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2014 ... 78
Tabel 4.34 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2015 ... 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xiii
Tabel 4.35 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2015 ... 79
Tabel 4.36 Iterasi ke 47 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2015 ... 79
Tabel 4.37 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2016 ... 79
Tabel 4.38 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2016 ... 80
Tabel 4.39 Iterasi ke 49 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2016 ... 80
Tabel 4.40 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2017 ... 80
Tabel 4.41 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2017 ... 81
Tabel 4.42 Iterasi ke 51 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2017 ... 81
Tabel 4.43 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2018 ... 81
Tabel 4.44 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2018 ... 82
Tabel 4.45 Iterasi ke 45 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2018 ... 82
Tabel 4.46 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2019 ... 82
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xiv
Tabel 4.47 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2019 ... 83
Tabel 4.48 Iterasi ke 55 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2019 ... 83
Tabel 4.49 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2020 ... 83
Tabel 4.50 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2020 ... 84
Tabel 4.51 Iterasi ke 49 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2020 ... 84
Tabel 4.52 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2021 ... 84
Tabel 4.53 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2021 ... 85
Tabel 4.54 Iterasi ke 51 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2021 ... 85
Tabel 4.55 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2022 ... 85
Tabel 4.56 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2022 ... 86
Tabel 4.57 Iterasi ke 53 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2022 ... 86
Tabel 4.58 Iterasi untuk Trip Distribution pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2023 ... 86
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xv
Tabel 4.59 Iterasi ke I untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2023 ... 87
Tabel 4.60 Iterasi ke 51 untuk Trip Distribution pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2023 ... 87
Tabel 4.61 EMP untuk jalur luar kota ... 88
Tabel 4.62 Data volume kendaraan pada jalan arteri Porong arah
Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan... 90
Tabel 4.63 Data volume kendaraan pada jalan arteri Porong arah
Pasuruan-Sidoarjo-Surabaya... 91
Tabel 4.64 Jumlah kendaraan jenis Heavy Vehicle (HV) pada jalan arteri
Porong arah Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan ... 93
Tabel 4.65 Jumlah kendaraan jenis Light Vehicle (LV) pada jalan arteri
Porong arah Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan ... 95
Tabel 4.66 Jumlah kendaraan jenis Motorcycle (MC) pada jalan arteri
Porong arah Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan ... 97
Tabel 4.67 Jumlah kendaraan jenis Heavy Vehicle (HV) pada jalan arteri
Porong arah Pasuruan-Sidoarjo-Surabaya ... 99
Tabel 4.68 Jumlah kendaraan jenis Light Vehicle (HV) pada jalan arteri
Porong arah Pasuruan-Sidoarjo-Surabaya ... 101
Tabel 4.69 Jumlah kendaraan jenis motorcycle (MC) pada jalan arteri
Porong arah Pasuruan-Sidoarjo-Surabaya ... 103
Tabel 5.70 Volume maximum tiap 15 menit pada jalan arteri Porong arah
Sidoarjo-Pasuruan pada tahun 2012 ... 106
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xvi
Tabel 5.71 Volume maximum tiap 15 menit pada jalan arteri Porong arah
Pasuruan-Sidoarjo pada tahun 2012 ... 107
Tabel 5.72 Faktor jam puncak pada jalan arteri Porong arah
Sidoarjo-Pasuruan pada tahun 2012 ... 108
Tabel 4.73 Faktor jam puncak pada jalan arteri Porong arah
Pasuruan-Surabaya pada tahun 2012 ... 108
Tabel 4.74 Jumlah LHR arteri Porong arah Sidoarjo-Pasuruan dan
Pasuruan-Surabaya pada tahun 2012 ... 109
Tabel 4.75 Penentuan factor pertumbuhan lalu-lintas ... 110
Tabel 4.76 Faktor pertumbuhan kendaraan mobil penumpang (LV) pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2013-2023 ... 111
Tabel 4.77 Faktor pertumbuhan kendaraan berat (HV) pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 111
Tabel 4.78 Faktor pertumbuhan kendaraan bermotor (MC) pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2013-2023 ... 111
Tabel 4.79 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2013 ... 112
Tabel 4.80 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2014 ... 112
Tabel 4.81 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2015 ... 113
Tabel 4.82 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2016 ... 113
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xvii
Tabel 4.83 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2017 ... 113
Tabel 4.84 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2018 ... 113
Tabel 4.85 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2019 ... 114
Tabel 4.86 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2020 ... 114
Tabel 4.87 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2021 ... 114
Tabel 4.88 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2022 ... 114
Tabel 4.89 Perkiraan LHR jalan arteri Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan
dan Pasuruan-Surabaya tahun 2023 ... 115
Tabel 4.90 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2013 ... 115
Tabel 4.91 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2014 ... 115
Tabel 4.92 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2015 ... 116
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xviii
Tabel 4.93 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2016 ... 116
Tabel 4.94 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2017 ... 116
Tabel 4.95 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2018 ... 116
Tabel 4.96 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2019 ... 117
Tabel 4.97 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2020 ... 117
Tabel 4.98 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2021 ... 117
Tabel 4.99 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2022 ... 117
Tabel 4.100 Persentase tiap jenis kendaraan jalan arteri relokasi Porong
pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun
2023 ... 118
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xix
Tabel 4.101 Peak Hour Volume (PHV) jalan arteri Porong pada ruas
Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2012 ... 118
Tabel 4.102 Persentase Peak Hour Volume (PHV) jalan arteri relokasi
Porong pada ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya
tahun 2012 ... 119
Tabel 4.103 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2013 .... 119
Tabel 4.104 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2014 .... 120
Tabel 4.105 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2015 .... 120
Tabel 4.106 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2016 .... 120
Tabel 4.107 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2017 .... 120
Tabel 4.108 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2018 .... 121
Tabel 4.109 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2019 .... 121
Tabel 4.110 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2020 .... 121
Tabel 4.111 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2021 .... 121
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xx
Tabel 4.112 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2022 .... 122
Tabel 4.113 Perkiraan Peak Hour Volume jalan arteri relokasi Porong pada
ruas Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya tahun 2023 .... 122
Tabel 4.114 Kapasitas dan tingkat pelayanan jalan eksisting arteri Porong
arah Sidoarjo-Pasuruan dan Pasuruan-Surabaya pada tahun
2013-2023 ... 127
Tabel 4.115 Volume kendaraan pada ruas jalan arteri Porong arah
Sidoarjo-Pasuruan dan arah Sidoarjo-Pasuruan-Surabaya pada tahun 2012 ... 128
Tabel 4.116 Hasil perhitungan pembagian volume pada ruas jalan arteri
Porong arah Sidoarjo-Pasuruan dan arah Pasuruan-Surabaya
pada tahun 2012 ... 137
Tabel 4.117 Hasil perhitungan pembagian volume pada ruas jalan arteri
relokasi Porong arah ke Sidoarjo-Pasuruan dan arah
Pasuruan-Surabaya pada tahun 2013-2023 ... 138
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xxi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Garis regresi Y karena pengaruh X, persamaan regresinya Y=2,0 +
0,5X……… 29
Grafik 2.2 Unit Trave Time lawan volume pada berbagai tipe jalan…….. 34
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xxii
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 Kecepatan Arus Bebas……….. 15
Rumus 2.2 Nilai Kapasitas……… 15
Rumus 2.3 Derajat Kejenuhan……… 16
Rumus 2.4 Kecepatan Arus Bebas……….. 17
Rumus 2.5 Kapasitas Jalan……….. 21
Rumus 2.6 Derajat Kejenuhan……… 24
Rumus 2.7 Regresi Linier……… 28
Rumus 2.8 Harga a………... 29
Rumus 2.9 Harga b……….. 29
Rumus 2.10 Metode Furness……… 30
Rumus 2.11 Travel Time……….. 33
Rumus 2.12 Volume Lalu lintas……… 33
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
ANALISA ”TRIP DISTRIBUTION” DAN ”TRIP ASSIGNMENT”
PADA J ALAN ARTERI RELOKASI PORONG
SIDOARJ O
Dikerjakan Oleh :
TRI WIJ ATMIKO
NPM. 0853010079
Abstrak
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi sosial dan politik diperlukan adanya prasarana dasar, yang salah satunya adalah sarana transportasi atau jalan. Seiring dengan kemajuan zaman dan pertumbuhan diberbagai aspek kehidupan, dari sini dapat kita simpulkan yakni terjadi peningkatan arus lalu lintas pada jalan-jalan pekotaan yang mengakibatkan bertambahnya permasalahan-permasalahan lalu lintas.
Untuk mengoptimalkan fungsinya, jalan harus memiliki kinerja yang standar dan direncanakan. Jalan Raya Relokasi Porong merupakan bagian dari jalan utama yang ada di kota Sidoarjo yang mana aktivitas di daerah jalan ini cukup besar. Selain itu pula ruas jalan ini merupakan jalur transportasi darat yang digunakan masyarakat bila hendak masuk dan keluar kota Sidoarjo dengan kota-kota lain yang ada di Jawa Timur.
Jalan Arteri Relokasi Porong sepanjang 7,1 km dan lebar 40 m untuk 2 arah direncanakan mampu menampung jumlah kendaraan dalam rencana 10 tahun mendatang. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pembebanan lalu lintas yang terjadi pada Jalan Arteri Relokasi Porong apabila jalan tersebut dioperasikan dengan metode Trip Assignment dan Trip Distribution.
Pada tahun 2023 hasil analisa Trip Distribution didapat bahwa jumlah kendaraan Sidoarjo menuju Pasuruan =2287 kendaraan. Untuk analisa kapasitas dan tingkat pelayanan jalan eksisting pada tahun 2015-2023 akan mengalami kepadatan namun arus lalu lintas tetap stabil dengan LOS = C. Dari analisa Trip Assigment ruas Sidoarjo-Pasuruan didapat bahwa jumlah kendaraan yang melewati jalan arteri porong 1525 kendaraan dari total kendaraan 2684 kendaraan yang ada, sedangkan pada ruas Pasuruan-Surabaya didapat bahwa jumlah kendaraan yang melewati jalan arteri porong 1534 kendaraan dari total kendaraan 2691kendaraan yang ada.
Kata kunci : Arteri Relokasi Porong, Trip Assignment, Trip Distribution, Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya.
Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang
diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-peningkatan jalan itu. Dengan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya
jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami di kota-kota besar
khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan
masyarakat untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk
memenuhi aktivitas kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan.
Sejak tanggal 27 Mei 2006 terjadi semburan lumpur panas di lokasi
pengeboran minyak PT. Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong,
Kabupaten Sidoarjo. Semburan lumpur ini meluas hingga menyebabkan tergenangnya
kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya,
serta mempengaruhi aktivitas perekonomian Jawa Timur. Luapan lumpur panas ini
tidak hanya menyebabkan kerugian materi yang besar, luapan lumpur panas ini juga
menyebabkan gangguan pada fasilitas-fasilitas transportasi khususnya transportasi
darat seperti jalan raya baik jalan arteri maupun jalan tol dan trase jalan kereta api.
Ruas Jalan Porong merupakan salah satu dari ruas jalan yang sangat penting
di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan jalan tersebut menghubungkan kota Sidoarjo
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2 dengan kota-kota lain di Jawa Timur. Dengan demikian volume arus lalu lintas pada
jalur tersebut akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Adapun alternatif lain dari
Surabaya ke Malang-Pasuruan adalah lewat jalan
Surabaya-Krian-Mojosari-Kejapanan untuk menuju ke Malang-Pasuruan, sehingga memerlukan waktu tempuh
yang lebih lama. Tidak dapat dipungkiri sepuluh atau dua puluh tahun mendatang
maka jalan Raya Porong sudah tidak dapat menampung volume kendaraan dan tidak
memenuhi syarat untuk melayani kebutuhan masyarakat dan prasarana jalan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pembangunan Relokasi Infrastruktur Jalan
Arteri Relokasi Porong merupakan alternatif yang perlu segera direalisasikan agar
jalan transportasi antara Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan dapat lancar, sehingga
pertumbuhan ekonomi dan investasi dapat kembali normal.
Jalan Arteri Relokasi Porong sepanjang 7,1 km dan lebar 40 m untuk 2 arah
yang menghubungkan kawasan Porong (Sidoarjo) hingga Japanan (Pasuruan). Untuk
relokasi infrastruktur di butuhkan kurang lebih 123,77 ha. Daerah yang terkena
pembebasan lahan terbentang mulai dari Kecamatan Tanggulangin, Porong dan
Jabon di Kabupaten Sidoarjo hingga kecamatan Gempol di Kabupaten Pasuruan.
Perlu diketahui bahwa Jalan Arteri Relokasi Porong ini memiliki arti sangat
penting karena berdampak pada kelancaran arus transportasi serta bertambahnya
pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehingga menuntut adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan. Untuk menentukan kelangsungan dari
perencanaan infrastruktur Jalan Arteri Relokasi Porong tersebut, maka perlu
diadakan penelitian tentang besarnya pembebanan lalu lintas yang terjadi pada Jalan
Arteri Relokasi Porong apabila jalan tersebut dioperasikan dengan metode Trip
Assignment dan Trip Distribution. Oleh karena itu berangkat dari latar belakang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3 disiplin ilmu teknik perhubungan penulis akan mencoba untuk membahas dan
menyajikan dalam Tugas Akhir ini.
1.2. Per masalahan
Permasalahan yang ditinjau antara lain :
1. Bagaimana kondisi jalan lalu lintas eksisting di sekitar Jalan Porong saat ini
dan proyeksi 10 tahun yang akan datang?
2. Berapa jumlah sebaran pergerakan (Trip Distribution) yang terjadi sepanjang
jalan Porong pada proyeksinya 10 tahun yang akan datang?
3. Berapa jumlah kendaraan yang beralih menggunakan jalan arteri Porong dan
yang tetap menggunakan jalan lama (Trip Assignment) setelah dibangunnya
jalan arteri Porong?
4. Apakah pembangunan jalan arteri Porong mempengaruhi karakteristik arus
lalu-lintas pada jalan eksisting disekitar jalan arteri Porong?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui jumlah sebaran pergerakan yang terjadi sepanjang jalur arteri
relokasi Porong saat ini dan proyeksi 10 tahun yang akan datang.
2. Menganalisa kondisi lalu lintas jalan eksisting saat ini dan proyeksi 10 tahun
mendatang.
3. Mengetahui jumlah kendaraan yang beralih menggunakan jalan arteri relokasi
Porong dan yang tetap menggunakan jalan lama setelah dibangun jalan arteri
relokasi Porong.
4. Menganalisa besarnya kapasitas jalan arteri relokasi Porong
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4 1.4. Batasan Masalah
1. Analisa ini hanya dilakukan pada jalan utama (main way).
2. Umur rencana 10 tahun.
3. Selama umur rencana dianggap tidak ada perubahan mengenai jaringan jalan
dan pembangunan jalan baru.
4. Analisa kapasitas menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
6. Trip Distribution menggunakan metode Furness.
7. Trip Assignment menggunakan metode TRC Trip Assignment (waktu tempuh)
8. Penentuan tingkat pelayanan jalan (LOS) berdasarkan nilai derajat kejenuhan
(DS).
9. Perhitungan assignment menggunakan kondisi jalan yang paling buruk dari
ruas jalan tersebut.
1.5. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Berupa
informasi tentang kapasitas jalan. Dari hasil penelitian tersebut akan dapat
diketahui permasalahan yang ada dan mencari alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi.
2. Memberikan informasi dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya
dan khususnya perencanaan jalan dalam pusat kota, sehingga dapat
diterapkan dalam usaha memaksimalkan jalan yang ada.
3. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam
merencanakan transportasi kota.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5 1.6. Peta Lokasi J alan Raya Porong Sidoar jo
Gambar 1.1 Peta Lokasi Jalan Arteri Relokasi Porong
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
6 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Perilaku dari arus lalu lintas merupakan hasil dari pengaruh gabungan antara
manusia, kendaraan dan jalan dalam suatu keadaan lingkungan tertentu. Dalam hal
lalu lintas, manusia berupa pejalan kaki atau pengemudi dan dalam keadaan itu juga
merupakan faktor yang paling tidak tetap dan tak bisa diramalkan secara tepat.
Sedangkan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting terutama yang
menyangkut perwujudan perkembangan antara daerah yang seimbang dan
pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan nasional
dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional. Peranan ini akan dapat
dioptimalkan jika jaringan jalan yang ada tetap terpelihara serta adanya pengaturan
yang tepat dan system arus lalu lintas pada arus jalan tersebut.
Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang
diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk
pembangunan raya dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas arus lalu lintas
yang ada merupan persoalan utama dibanyak negara. Telah diakui bahwa usaha
besar diperlukan bagi penambahan kapasitas dimana akan diperlukan metode selektif
untuk perancangan dan perencana agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan
perencanaan jalan raya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7 2.2. Klasifikasi J alan
Menurut Suwardjoko P. Warpani, klasifikasi jalan terbagi atas 3 yaitu,
berdasarkan daya dukung, berdasarkan fungsinya dan berdasarkan pengelolaannya,
yakni sebagai berikut :
2.2.1. Berdasar kan Daya Dukung
Sesuai daya dukungnya, jalan diatur dalam berbagai kelas sebagai berikut :
1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebehi 2500 mm,
ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu terberat
yang diijinkan lebih besar dari 10 ton.
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm,
ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu tersebut
yang diijinkan 10 ton.
3. Jalan Kelas III–A, yaitu jalan arteri/kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak
melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm dan
muatan sumbu tersebut yang diijinkan 8 ton.
4. Jalan Kelas III–B , yaitu jalan arteri/kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak
melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12000 mm dan
muatan sumbu tersebut yang diijinkan 8 ton.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
8 5. Jalan Kelas III–C , yaitu jalan arteri/kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak
melebihi 2100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9000 mm dan
muatan sumbu tersebut yang diijinkan 8 ton.
2.2.2. Berdasar kan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, jalan di bagi sebagai berikut :
1. Arteri primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang yang
terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan kota jenjang kedua.
2. Arteri sekunder,yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer
dengan kawasan sekunder kesatu, atau menghubungkan kawasan
kesatu dengan kawasan sekunder kesatu lainnya, atau kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
3. Kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota yang jenjang
kedua dengan kota jenjang ketiga.
4. Kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat
jenjang kedua, atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga.
5. Lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan persilangan dengan
kota pada semua jenjang.
6. Lokal sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan permukiman
dengan semua kawasan sekunder.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
9 2.2.3. Berdasar kan Pengelolaan
Berdasarkan pengelolaannya, jalan dibedakan kedalam :
1. Jalan Negara, yaitu jalan yang dibina oleh pemerintah pusat.
2. Jalan Propinsi, yaitu jalan yang dibina oleh Pemerintah Daerah
Propinsi
3. Jalan Kabupaten, yaitu jalan yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten
atau Kota.
4. Jalan Kota madya, yaitu jalan yang dibina oleh Pemerintah Daerah
Kotamadya.
5. Jalan Khusus, yaitu jalan yang dibangun dan dipelihara oleh
instansi/badan hukum/perorangan untuk melayani kepentingan masing
– masing.
6. Jalan Tol yaitu jalan yang dibangun dimana pemilik dan hak
penyelenggaraannya ada pada Pemerintah dengan usulan Menteri.
2.3. Sur vei Lalu Lintas
Melakukan survei lalu lintas merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
data-data primer melalui pengamatan langsung di lapangan. Berbagai macam data
diperoleh dari pengamatan tersebut namun semua pengamatan hendaknya mengacu
pada tujuan yang ingin diperoleh, yakni data-data tertentu saja.
Berikut ini adalah jenis-jenis survei yang sering digunakan :
1. Survei Inventarisasi.
2. Survei Volume.
3. Survei Waktu Perjalanan dan Tundaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
10 4. Survei Kecepatan.
5. Survei Asal-Tujuan Perjalanan.
2.3.1. Sur vei Inventarisasi
Survei ini berguna untuk memberikan gambaran awal atau informasi awal
yang berkaitan dengan karakteristik sistem jalan, pengaturan, dan rambu lalu lintas.
Pada umumnya survei dilakukan secara manual dengan berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan mengelilingi daerah studi.
2.3.2. Sur vei Volume
Untuk menghitung volume lalu lintas dapat dilakukan secara manual dan
mekanikal atau otomatis tergantung dari tenaga dan dana yang tersedia. Perhitungan
volume kendaraan secara mekanikal hanya memerlukan sedikit tenaga manusia,
karena dalam pengumpulan data-data dilakukan dengan menggunakan alat detektor.
Perhitungan volume secara manual dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan
yang lewat dan mencatatnya setiap selang waktu yang telah ditentukan.
2.3.3. Sur vei Asal dan Tujuan Perjalanan (Origin – Destination Survey)
Survei asal dan tujuan perjalanan secara umum bertujuan untuk mencatat
asal dan tujuan perjalanan kendaraan yang lewat (melewati suatu titik atau garis
tertentuk) sehingga didapatkan informasi mengenai jenis angkutan, asal perjalanan
dan tujuan perjalanan.Wawancara pinggir jalan atau Road Site Intervew (RSI) adalah
metode yang sering digunakan untuk melakukan survei ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11 2.4. J alan Per kotaan
2.4.1. Karakteristik J alan
Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhui kapasitas dan kinerja
jalan jika dibebani lalu lintas diperlihatkan dibawah. Setiap titik pada jalan tertentu
yang terdapat perubahan dalam rencana geometrik, karakteristik arus lalu lintas atau
aktivitas samping jalan menjadi batas segmen jalan.
2.4.1.1. Geometrik
1. Tipe Jalan
Tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas
tertentu, misalnya jalan terbagi dan tak terbagi, jalan satu arah. Tipe jalan
perkotaan adalah sebagai berikut :
a. Jalan 2 lajur 2 arah (2/2 UD)
b. Jalan empat lajur dua arah
- Tak terbagi (yaitu tanpa median) (4/2 UD)
- Terbagi (yaitu dengan median) (4/2 D)
c. Jalan enam lajur 2 arah (6/2 D)
d. Jalan satu arah (1-3/1)
2. Lebar Jalur Lalu Lintas
Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar
jalur lalu lintas.
3. Kereb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh
terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
12 kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu.
Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi
jalur lalu lintas, tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu.
4. Median
Median yang baik direncanakan untuk menurunkan kapasitas.
5. Bahu
Jalan perkotaan tanpa kereb pada umumnya mempunyai bahu pada kedua
sisi jalur lalu lintasnya. Lebar dan kondisi permukaanya mempengaruhi
penggunaan bahu, berupa penambahan kapasitas, dan kecepatan pada arus
tertentu.
2.4.1.2. Komposisi Arus dan Pemisah Arah
1. Pemisah arah lalu lintas
Kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisah arah 50-50, yaitu
bilamana arus pada kedua arah adalah sama pada peride waktu dianalisa.
2. Komposisi lalu lintas
Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus, jika arus
dan kapasitas dinyatakan dalam kendaraan per jam yaitu tergantung pada
rasio sepeda motor per kendaraan berat dalam arus lalu lintas. Jika arus
dan kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp/jam) tidak
dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
13 2.4.1.3. Median J alan
Median jalan merupakan salah satu fasilitas penunjang jalan yang turut
berpengaruh terhadap karakteristik arus lalu lintas. Penempatan median ini biasanya
berfungsi untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah. Fungsi median
jika digunakan sebagai pemisah arah lalu lintas antara lain :
1. Untuk menyediakan jarak yang diperlukan untuk membatasi atau mengurangi
terhadap lampu besar pada kendaraan yang berlawanan arah terutama saat malam
hari.
2. Untuk menyediakan daerah netral yang cukup lebar, dimana pengemudi dapat
mengontrol kendaraan pada saat darurat.
3. Untuk menambah kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan.
4. Untuk menyediakan ruang yang diperlukan untuk kanalisasi
pertemuan-pertemuan pada jalan.
5. Dengan lebar jalan yang cukup, median jalan memberikan pengamanan bagi
pengguna jalan pada saat belok atau balik arah.
6. Sebagai sarana pengamanan bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan.
2.4.1.4. Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas
segmen jalan. Faktor hambatan samping yang terutama berpengaruh pada kapasitas
dan kinerja jalan perkotaan adalah :
1. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan.
2. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
14 3. Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu sepeda, becak, gerobak, dan
sebagainya.
4. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan dan
jalan sisi.
5. Para pedagang kaki lima yang mangkal di sisi jalan.
Untuk menyederhanakan peranannya dalam prosedur perhitungan, tingkat hambatan
samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari sangat rendah sampai sangat
tinggi sebagai fungsi dari frekwensi kejadian hambatan samping sepanjang segmen
jalan yang di amati.
2.4.2. Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP)
Nilai kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam),
sedangkan jumlah kendaraan dinyatakan dalam kendaraan/jam. Untuk mengubah
satuan jumlah kendaraan menjadi smp/jam yaitu dengan mengalikan jumlah
kendaraan dan ekivalensi mobil penumpang (emp).
Tabel 2.1 Menentukan Ekivalensi mobil Penumpang (EMP)
Tipe Jalan = Jalan satu arah dan jalan terbagi
Arus lalu lintas per jalur
(Kend/jam)
EMP
HV MC
Dua Lajur satu arah (2/1)
Empat lajur terbagi (4/2D)
Tiga lajur satu arah (3/1)
Enam lajur terbagi (6/2 D)
0
> 1050
0
> 1100
1,3
1,2
1,3
1,2
0,40
0,25
0,40
0,25
Sumber : MKJI 1997 : Hal.5-38, Tabel A-3 : 1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
15 2.4.3. Kapasitas J alan
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan
yang dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu.
Nilai kapasitas diamati melalui pengumpulan data di lapangan selama
memungkinkan, karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen
jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas sepanjang jalan), kapasitas juga
diperkirakan dari analisa kondisi ringan lalu lintas.
Kapasitas total adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co) untuk
kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor korelasi (F) dengan memperhitungkan
pengaruh terhadap kapasitas, kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp). Adapun persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs.………..(2.1)
Di mana :
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
Co : Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ideal tertentu (smp/jam).
FCw : Faktor Penyesuaian untuk kapasitas.
FCsp : Faktor penyesuaian untuk kapasitas pemisah arus.
FCsf : Faktor penyesuaian untuk kapasitas hambatan samping 2 bahu jalan.
FCcs : Faktor penyesuaian untuk kapasitas ukuran kota.
Untuk faktor penyesuaian didapat dari tabel jika kondisi sesungguhnya sama
dengan kasus dasar (ideal) tertentu maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan
kapasitas menjadi sama dengan kapasitas dasar (Co).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
16 Tabel 2.2 Kapasitas dasar Co untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan Kapasitas dasar
(SMP/jam) Catatan
Empat lajur tebagi atau jalan satu arah
Empat lajur tak terbagi Dua lajur tak terbagi
1650
1500 2900
Per lajur
Per lajur Total dua arah Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-50
Tabel 2.3 Penyesuaian kapasitas FCw untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas untuk
jalan perkotaan
Tipe Jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc)
(M) FCw
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
Per Lajur
3,00 3,25 3,50 3,75 4,00
0,92 0,96 1,00 1,04 1,08 Empat lajur tak terbagi Per Lajur
3,00 3,25 3,50 3,75 4,00
0,91 0,95 1,00 1,05 1,34 Dua lajur tak terbagi Per Lajur
5 6 7 8 9 10 11
0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34 Sumber : MKJI 1997 :Hal. 5-51
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
17 Tabel 2.4 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp)
Pemisah arah
SP %-% 50-50 60-40 70-30 80-20 90-10 100-0
FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,94 0,88 0,82 0,76 0,70 Empat lajur 4/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85
Sumber : MKJI 1997 :Hal. 5-52
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian FCsf untuk pengaruh hambatan samping dan lebar
bahu pada kapasitas jalan perkotaan dengan bahu
Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping (SFC)
Faktor penyesuaianuntuk hambatan samping dan lebar bahu (FCw)
Lebar bahu efektif rata-rata Ws (M) <0,5 M 1,0 M 1,5 M >2 M Empat lajur
terbagi (4/2 D)
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tiggi 0,96 0,94 0,92 0,88 0,84 0,98 0,97 0,95 0,92 0,88 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 1,03 1,02 1,00 0,98 0,96
Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping (SFC)
Faktor penyesuaianuntuk hambatan samping dan lebar bahu (FCw)
Lebar bahu efektif rata-rata Ws (M)
<0,5 M <0,5 M
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 0,96 0,91 0,92 0,87 0,80 0,99 0,97 0,95 0,91 0,86 1,01 1,00 0,98 0,94 0,90 1,03 1,02 1,00 0,98 0,95 Dua lajur tak
terbagi (2/2 UD) atau jalan satu arah Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 0,94 0,92 0,89 0,82 0,73 0,96 0,94 0,92 0,86 0,79 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 1,01 1,00 0,98 0,95 0,91 Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-53
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
18 Tabel 2.6 Faktor penyesuaian FCcs untuk pengaruh ukuran kota pada kapasitas jalan
perkotaan
Ukuran Kota (Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota FCcs <0,1
0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3,0
0,86 0,90 0,94 1,00 1,04 Sumber : MKJI 1997: Hal. 5-55
Tabel 2.7 Kapasitas dasar jalan bebas hambatan terbagi
Tipe Jalan Bebas Hambatan Tipe Alinyemen
Kapasitas dasar (smp/jam/lajur) Enam – empat lajur terbagi
- Datar
- Bukit
- Gunung
2300 2250 2150 Sumber : MKJI 1997 : Hal. 7-47
2.4.4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (Ds) merupakan rasio arus terhadap kapasitas yang
digunakan sehingga faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja dan segmen jalan,
nilai derajat kejenuhan juga menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan pada jalan tertentu dihitung sebagai
berikut :
Ds = C smp Q.
………...(2.2)
Di mana :
Ds : Derajat kejenuhan (smp/jam).
Q : Arus lalu lintas.
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
19 Q, smp : Arus total yang sesungguhnya (smp/jam) yang dihitung dengan
Q. smp = Q. kendaraan x Fsmp sehingga :
Q = (emp IV x LU (kend/jam) + emp Hu x Hu (kend/jam) + emp Mc x (Me
kend/jam).
Adapun istilah-istilah yang digunakan antara lain :
C (Kapasitas) : Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang
dapat dipertahankan pada kondisi ideal
tertentu.
Ds (Derajat kejenuhan) : Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap
kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan
tertentu.
Sf (Hambatan samping) : Dampak terhadap tingkat kinerja lalu
lintas diaktifitas samping segmen jalan
umum/kendaraan lain berhenti.
Smp (Satuan mobil penumpang) : Satuan untuk arus lalu lintas di mana arus
berbagai tipe kendaraan diubah menjadi
arus kendaraan ringan (termasuk mobil
penumpang) dengan menggunakan smp.
Emp (Ekivalen mobil penumpang) : Faktor yang menunjukkan pengaruh
berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan terhadap kecepatan dalam
arus lalu lintas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
20 2.5. J alan Luar Kota
2.5.1. Karakteristik J alan
Kinerja arus lalu lintas dan jalan kapasitas jalan dipengaruhi oleh
karakteristik utama jalan. Menurut MKJI 1997, karakteristik jalan antara lain :
2.5.1.1. Geometrik
1. Tipe Jalan
Tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas
tertentu. Tipe jalan luar kota adalah sebagai berikut :
a. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD)
b. Jalan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2 UD)
c. Jalan empat lajur dua arah terbagi (4/2 D)
d. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)
2. Lebar Jalur Lalu Lintas
Lebar jalur lalu lintas merupakan lebar kendaraan ditambah ruang bebas
antara kendaraan yang besarnya ditentukan oleh keamanan dan
kenyamanan yang diharapkan. Lebar jalur lalu lintas merupakan bagian
paling menentukan lebar melintang jalan secara keseluruhan.
3. Median
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan
dalam masing – masing arah. Lebar median jalan bervariasi antara 1 – 12
meter.
4. Bahu
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu
lintas. Bahu jalan digunakan untuk mengakomodasi kendaraan yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
21 berhenti dalam keaadaan bahaya dan dukungan lateral untuk jalur
tambahan atau jalur pendukung dalam keadaan tertentu.
5. Alinyemen Vertikal
Lengkung vertical mempunyai dua pengaruh, makin berbukit jalan makin
lambat kendaraan bergerak ditanjakan dan juga puncak bukit mengurangi
jarak pandang . Kedua pengaruh ini mengurangi kapasitas dan kinerja
pada arus tertentu.
6. Alinyemen Horisontal
Banyaknya tikungan tajam pada jalan memaksa kendaraan untuk bergerak
lambat dari pada dengan lajur di jalan lurus, agar yakin bahwa roda
mempertahankan gesekan yang aman dengan permukaan jalan.
2.5.1.2. Komposisi dan Pemisah Ar ah
Komposisi arus lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus dan
kapsitas dinyatakan dalam kend/jam. Tetapi jika arus dan kapasitas dinyatakn smp,
maka kecepatan kendaraan ringan dan kapasitas (smp/jam) tidak dipengaruhi oleh
komposisi arus. Kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 50-50,
yaitu bilamana arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu yang dianalisa.
2.5.1.3. Pengendalian Lalu Lintas
Aturan-aturan lalu lintas yang berpengaruh pada kinerja lalu lintas adalah
pembatasan parkir dan berhenti sepanjang sisi jalan, pembatasan akses tipe
kendaraan tertentu, pembatasan akses dari lahan samping jalan dan sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
22 2.5.1.4. Hambatan Samping
Hambatan samping berpengaruh besar terhadap kapasitas dan kinerja luar
kota yang seringkali menimbulkan konflik. Jenis – jenis hambatan samping antara
lain, pejalan kaki, becak, sepeda, angkutan umum serta pedagang kakilima. Adapun
hambatan samping sebagai berikut :
1. Sangat rendah / Very Low (VL)
2. Rendah / Low (L)
3. Sedang / Medium (M)
4. Tinggi / Hight (H)
5. Sangat tinggi / Very Hight (VH)
2.5.1.5. Fungsi J alan dan Guna J alan
Kelas fungsional jalan (arteri, kolektor,lokal) dapat mempengaruhi
kecepatan arus bebas, dikarenakan kelas fungsional cenderung mencerminkan jenis
perjalanan yang terjadi di jalan. Adapun hubungan yang kuat antara kelas fungsional
dengan kelas administratif jalan (nasional, propinsi, dan kabupaten).
2.5.2. Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP)
Nilai kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam),
sedangkan jumlah kendaraan dinyatakan dalam kendaraan/jam. Untuk mengubah
satuan jumlah kendaraan menjadi smp/jam yaitu dengan mengalikan jumlah
kendaraan dan ekivalensi mobil penumpang (emp).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
23 Tabel 2.8 Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan 2/2 D
Tipe alinyemen
Arus total (kend/jam)
emp
MHV LB LT
MC
Lebar jalur lalu lintas < 6 6 – 8 > 8
Datar 0 800 1350 > 1900 1,2 1,8 1,5 1,3 1,2 1,8 1,6 1,5 1,8 2,7 2,5 2,5 0,8 1,2 0,9 0,6 0,6 0,9 0,7 0,5 0,4 0,6 0,5 0,4 Bukit 0 650 1100 > 1600 1,8 2,4 2,0 1,7 1,6 2,5 2,0 1,7 5,2 5,0 4,0 3,2 0,7 1,0 0,8 0,5 0,5 0,8 0,6 0,4 0,3 0,5 0,4 0,3 Gunung 0 450 900 > 1350 3,5 3,0 2,5 1,9 2,5 3,2 2,5 2,2 6,0 5,5 5,0 4,0 0,6 0,9 0,7 0,5 0,4 0,7 0,5 0,4 0,2 0,4 0,3 0,3 Sumber : MKJI 1997 : Hal. 6-43
Tabel 2.9 Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan empat lajur dua arah
(terbagi dan tak terbagi)
Tipe alinyemen
Arus total (kend/jam) emp Jalan terbagi per arah (kend/jam) Jalan tak terbagi per arah (kend/jam)
MHV LB LT MC
Datar 0 1000 1800 > 2150 0 1700 3250 > 3950 1,2 1,4 1,6 1,3 1,2 1,4 1,7 1,5 1,6 2,0 2,5 2,0 0,5 0,6 0,8 0,5 Bukit 0 750 1400 > 1750 0 1350 2500 > 3150 1,8 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 0,4 0,5 0,7 0,4 Gunung 0 550 1100 > 1500 0 1000 2000 > 2700 3,2 2,9 2,6 2,0 2,2 2,6 2,9 2,4 5,5 5,1 4,8 3,8 0,3 0,4 0,6 0,3 Sumber : MKJI 1997 : Hal. 6-43
2.5.3. Kapasitas J alan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
24 Kapasitas jalan adalah kendaraan maximum yang dapat melewati suatu
penampang jalan pada lajur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas
tertentu. Analisa kapasitas bertujuan untuk memperkirakan jumlah arus lalu lintas
maximal yang dapat dilayani oleh jalan tersebut. Nilai kapasitas dapat diperoleh dari
penyesuaian kapasitas dasar/ideal dengan kondisi dari jalan yang diamati.
Kapasitas jalan (C) dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp).
Persamaan dasar untuk menentukan nilai kapasitas adalah sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf.………..(2.3)
Di mana :
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
Co : Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ideal tertentu (smp/jam).
FCw : Faktor Penyesuaian untuk lebar jalan
FCsp : Faktor penyesuaian pemisah arus (hanya untuk jalan tak terbagi).
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
Tabel 2.10 Kapasitas dasar Co untuk jalan luar kota
Tipe Jalan Kapasitas dasar
(SMP/jam) Catatan
Empat lajur terbagi - Dasar
- Bukit - Gunung
Empat lajur tak terbagi - Datar
- Bukit - Gunung
Dua lajur tak terbagi - Datar
- Bukit - Gunung
1900 1850 1800
1700 1650 1600
3100 3000 2900
Per lajur
Per line
Total kedua arah
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 6-64
Tabel 2.11 Penyesuaian kapasitas FCw untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
25 jalan luar kota
Tipe Jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc)
(M) FCw
Empat lajur terbagi Enam lajur terbagi
Per Lajur 3,00 3,25 3,50 3,75
0,91 0,96 1,00 1,03
Empat lajur tak terbagi
Per Lajur 3,00 3,25 3,50 3,75
0,91 0,96 1,00 1,03
Dua lajur tak terbagi
Per Lajur 5 6 7 8 9 10 11
0,69 0,91 1,08 1,08 1,15 1,21 1,27 Sumber : MKJI 1997 :Hal. 6-65
Tabel 2.12 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp)
Pemisah arah
SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 Empat lajur 4/2 1,00 0,96 0,92 0,88 0,84 Sumber : MKJI 1997 :Hal. 6-66
Tabel 2.13 Faktor penyesuaian FCsf untuk pengaruh hambatan samping dan lebar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
26 bahu dan kapasitas jaln luar kota.
Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping
Faktor penyesuaianuntuk hambatan samping dan lebar bahu FCsf
Lebar bahu efektif rata-rata Ws (M) <0,5 M 1,0 M 1,5 M >2 M Empat lajur
terbagi (4/2 D)
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 0,99 0,96 0,93 0,90 0,88 1,00 0,97 0,95 0,92 0,90 1,01 0,99 0,96 0,95 0,93 1,03 1,01 0,99 0,97 0,96 Dua lajur tak
terbagi (2/2 UD) atau empat lajur tak terbagi (4/4 UD) Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 0,97 0,93 0,88 0,84 0,80 0,99 0,95 0,91 0,87 0,83 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 1,02 1,00 0,98 0,95 0,93
Sumber : MKJI 1997 :Hal. 6-67
2.5.4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (Ds) merupakan rasio arus terhadap kapasitas yang
digunakan sehingga faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja dan segmen jalan,
nilai derajat kejenuhan juga menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan pada jalan tertentu dihitung sebagai
berikut : Ds = C smp Q. ………...(2.4)
Di mana :
Ds : Derajat kejenuhan (smp/jam).
Q : Arus lalu lintas.
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
2.6. J alan By-pass
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
27 Jalan By-pass (arteri highway) adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas yang menerus serta salah satu alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas
yang terjadi. Salah satunya adalah arteri porong, yang termasuk dalam kategori jalur
arteri primer yang dilewati baik kendaraan antar Kabupaten maupun antar Propinsi.
Jalur ini banyak diminati oleh masyarakat, karena lebih lancar untuk menghindari
kemacetan yang terjadi di dalam kota.
2.6.1. Karakteristik J alan
2.6.1.1. Geometrik
1. Tipe jalan
Berbagai tipe jalan akan mempunyai konerja berbeda pada pembebanan
lalu lintas tertentu. Tipe jalan luar kota adalah sebagai berikut :
a. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi (MW 2/2-UD)
b. Jalan empat lajur dua arah terbagi (MW 4/2-D)
2. Lebar jalur lalu lintas
Kapasitas dengan meningkat dengan bertambahnya lebar jalur lalu lintas.
3. Bahu
Kinerja pada arus tertentu akan meningkat dengan bertambahnya lebar
bahu.
4. Median
Median yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan kapasitas.
Tetapi mungkin ada alasan lain median tidak digunakan misalnya,
kurang tempat, biaya dan sebagainya.
5. Lengkung Vertikal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
28 Lengkung vertical mempunyai dua pengaruh, makin berbukit jalan
makin lambat kendaraan bergerak di tanjakan (ini biasanya tidak
diimbangi di turunan) serta puncak bukit mengurangi jarak pandang.
Kedua pengaruh ini mengurangi kapasitas dan kinerja pada arus tertentu.
6. Lengkung Horisontal
Jalan bebas hambatan tak terbagi dengan bagian lurus yang panjang,
sedikit tikungan dan sedikit puncak bukit memungkinkan jarak pandang
lebih panjang dan menyiap lebih mudah sehingga kapasitas lebih besar.
2.6.1.2. Arus, Komposisi dan Pemisah Ar ah
Komposisi arus lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus jika arus
dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam. Tetapi jika arus dan kapasitas dinyatakan
dalam smp, maka kecepatan kendaraan ringan dan kapasitas (smp/jam) tidak
dipengaruhi oleh komposisi arus.
Kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 50 – 50, yaitu
bilamana arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu yang dianalisa
(umumnya satu jam).
2.6.2. Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
Nilai kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam),
sedangkan jumlah kendaraan dinyatakan dalam kendaraan/jam. Untuk mengubah
satuan jumlah kendaraan menjadi smp/jam yaitu dengan mengalikan jumlah
kendaraan dan ekivalensi mobil penumpang (emp).
Tabel 2.14 Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan bebas hambatan dua
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
29 arah empat lajur (MW 4/2 D).
Tipe alinyemen
Ar us total (kend/jam) emp MW ter bagi per ar ah
(kend/jam) MHV LB LT
Datar 0 1250 2250 > 2800 1,2 1,4 1,6 1,3 1,2 1,4 1,7 1.5 1,6 2,0 2,5 2,0 Bukit 0 900 1700 > 2250 1,8 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 Gunung 0 700 1450 > 2000 3,2 2,9 2,6