• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL,

DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA

MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN”

JAWA TIMUR

SKRIPSI

DiajukanOleh :

ArdillaSilviyona

1013010065/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagianPersyaratan

dalamMemperolehGelarSarjana EKONOMI DAN BISNIS ProgdiAkuntansi

DiajukanOleh :

ArdillaSilviyona

1013010065/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA

AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

yang diajukan Ardilla Silviyona 1013010065/FEB/EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

PEMBIMBING UTAMA

DRS. EC. MUNARI, MM tanggal : 10 Desember 2013

NIP.19610402 198803 1001

Mengetahui

KETUA PROGDI AKUNTANSI

(4)

yang diajukan Ardilla Silviyona 1013010065/FEB/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

PEMBIMBING UTAMA

DRS. EC. MUNARI, MM tanggal:13 Desember 2013

Mengetahui

KETUA PROGDI AKUNTANSI

(5)

SKRIPSI

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA

AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

yang diajukan Ardilla Silviyona 1013010065/FEB/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

PEMBIMBING UTAMA

DRS. EC. MUNARI, MM tanggal: 20 Februari 2014

Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(6)

Disusun oleh : Ardilla Silviyona 1013010065/FEB/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 28 Februari 2014

PEMBIMBING UTAMA

Tim Penguji :

Ketua

DRS. EC. MUNARI, MM DRS. EC. MUNARI, MM

Sekretaris

DRS.EC.EKO RIYADI,MAKS Anggota

DRA.EC.SARI ANDAYANI,MAKS

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”

Jawa Timur

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamduliah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan maksimal yaitu dengan judul

“Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan

Belajar Terhadap Stres Kuliah Pada Mahasiswa Akuntansi Aktivis

Organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur”

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar S-1 yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur. Selain itu peneliti juga dapat mencoba menerapkan dan membandingkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah dan dilapangan.

Dalam kesempatan ini tak lupa peneliti ucapkan terimakasih kepada semua pihak atas segala bimbingan, dorongan, arahan, dan bantuannya terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

(8)

5. Seluruh Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi, atas kerjasama yang dilakukan

6. Untuk keluarga Ibuku, adikku dan alm. Ayahku serta seluruh keluarga besar yang memberikan doa serta dukungan moril dalam menyusun skripsi 7. Sahabat seperjuangan, emak esti, hanjinjo, aripin, ovi, dewi yang sama – sama berjuang dan memberi semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

8. Ibu Rochani selaku Pembina UKM GWG dan Bpk. Pelatih Irwan yang terus memberi motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi

9. Adek gosong, mbanda, kawat, GWG’10, serta seluruh anggota Paduan Suara Gita Widya Giri yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam menyusun skripsi

10.Seluruh teman-teman mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 yang turut berperan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

11.Responden yang telah membantu mengisi kuesioner dalam penelitian ini, yaitu angkatan 2011 dan 2012

(9)

semua adalah karena keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki tetapi peneliti berharap agar kiranya penelitian ini dapat berguna nantinya. Untuk itu, peneliti dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti serta mahasiswa di bidang Akuntansi pada khususnya dan berguna pada masyarakat pada umumnya.

Surabaya, Februari 2014

(10)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAKSI...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2Perumusan Masalah...5

1.3Tujuan Penelitian...5

1.4Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu...7

2.2 Landasan Teori...13

2.2.1 Akuntansi Keperilakuan...13

2.2.1.1PengertianAkuntansiKeperilakuan...13

2.2.1.2 TujuanAkuntansiKeperilakuan...14

(11)

2.2.1.4 HubunganAkuntansiKeperilakuandengan stress

Kuliah...15

2.2.2 Perilaku Belajar...16

2.2.2.1 PengertianPerilakuBelajar...16

2.2.2.2 Teori Belajar...17

2.2.2.3 AspekBelajar...18

2.2.2.4 PengaruhPerilakuBelajarTerhadapStresKuliah Mahasiswa Akuntansi...20

2.2.3 Kecerdasan Emosional...21

2.2.3.1 PengertianKecerdasanEmosional...21

2.2.3.2 KomponenKecerdasanEmosional...22

2.2.3.3 PengaruhKecerdasanEmosionalTerhadapStres KuliahMahasiwaAkuntansi...23

2.2.4 Lingkungan Belajar...24

2.2.4.1 PengertianLingkunganBelajar...24

2.2.4.2 PengaruhLingkunganBelajarTerhadap stress Kuliah...25

2.2.5 Stres Kuliah...26

2.2.5.1 PengertianStres...26

2.2.5.2 PenyebabStres...26

2.2.5.3 DampakStres...27

2.3 Kerangka Pemikiran...28

(12)

3.2.1 Definisi Operasional...30

3.2.2 Pengukuran Variabel...31

3.3 Teknik Penentuan Sampel...34

3.3.1 Populasi...34

3.3.2 Sampel...35

3.4 Teknik Pengumpulan Data...37

3.4.1 Jenis Data...37

3.4.2 Sumber Data...37

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data...38

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...38

3.5.1 Teknik Analisis...38

3.5.2 Uji Validitas...39

3.5.3 Uji Reliabilitas...40

3.5.4 Uji Normalitas...40

3.5.5 UjiAsumsi Klasik...41

3.5.5.1 Autokorelasi...41

3.5.5.2 Multikolinieritas...42

3.5.5.3 Heteroskedastisitas...42

3.5.6 Uji Hipotesis...42

(13)

3.5.6.2 Uji t...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian...44

4.1.1 Karakteristik Responden...44

4.1.2 Deskripsi Data Variabel...47

4.2 Hasil Penelitian...52

4.2.1 Uji Kualitas data...52

4.2.1.1 Uji Validitas...52

4.2.1.2 Uji Reliabilitas...53

4.2.1.3 Uji Normalitas...54

4.2.2 Uji Asumsi Klasik...55

4.2.2.1 Multikolinieritas...55

4.2.2.2 Heteroskedastisitas...57

4.2.3 Analisis Regresi Linier...57

4.2.3.1 Persamaan Regresi...58

4.2.3.2 Koefisien Determinasi...60

4.2.4 Uji Hipotesis...61

4.2.4.1 Uji Spesifikasi Model F...61

4.2.4.2 Uji t...62

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...66

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Peneliti terdahulu dengan sekarang...12

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian...35

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian...37

Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Angkatan...45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan SKS...45

Tabel 4.3 Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Aktivis Organisasi...46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Belajar...47

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecerdasan Emosional...49

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan Belajar...50

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Stres Kuliah...51

Tabel 4.8 Uji Validitas...53

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas...54

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas...55

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolineritas...56

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas...57

Tabel 4.13 Hasil Estimasi Koefisien Regresi...58

Tabel 4.14 Pengaruh Variabel...60

Tabel 4.15 Hasil Uji F...61

(16)
(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Tabulasi Kuesioner Lampiran 2 Uji Kualitas Data

(18)

Oleh : ArdillaSilviyona

Abstraksi

Stres banyak digunakan untuk menjelaskan tentang sikap atau tindakan yang dilakukan apabila menghadapi suatu tantangan dalam hidup dan ketika gagal memperoleh respon dalam menghadapi tantangan itu.Terjadinya proses stress didahului oleh adanya sumber stress (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan orang mengancam dan membahayakan dirinya. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi lingkungan.

Penelitian ini dilakukan pada 80 mahasiswa akuntansi yang aktif berorganisasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada angkatan 2011 dan 2012 dengan data primer berupa kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda serta untuk mengetahui pengaruhnya digunakan uji F dan uji t.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar dan lingkungan belajar tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap stress kuliah sedangkan kecerdasan emosional terbukti berpengaruh signifikan terhadap stress kuliah pada maha siswa akuntansi aktivis organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

Keywords :Perilakubelajar, KecerdasanEmosional, Lingkunganbelajar,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Belum lama ini terdengar berita mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswa Indonesia. Penyebab dari kasus bunuh diri tersebut adalah mahasiswa tersebut mengalami stress kuliah. Mahasiswa dalam kegiatannya tidak lepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan dari harapannya sendiri. Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Besarnya dampak negatif stres yang terjadi pada mahasiswa tersebut menuntut untuk mencari tahu hal – hal yang dapat mempengaruhi terjadinya stres pada mahasiswa akuntansi.

(20)

dalam organisasi ini mahasiswa diharapkan mampu menimba pengalaman belajar, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam upaya menunjang perananya bersosialisasi di masyaratkan. Melalui keterlibatan mahasiswa dalam organisasi pula, diharapkan bisa menunjang kemampuannya dalam program kulikuler. Tetapi bagi mahasiswa yang tidak terbiasa dengan manajemen waktu, maka ia akan mengalami kesulitan dalam memilah atau membuat prioritas antara kuliah dan organisasi yang mengakibatkan prestasi belajarnya menjadi rendah.

Perilaku belajar seorang mahasiswa sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan perkuliahannya. Menurut Roestiah Rachmi (2010) dalam Rismayana (2012) berpendapat bahwa, belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu yang baik dalam mengikuti perkuliahan, belajar di rumah, berkelompok ataupun untuk mengikuti ujian. Perilaku belajar yang baik dapat terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa sehingga mereka dapat membagi waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar.

Selain perilaku belajar, kecerdasan emosional seseorang sangat

(21)

3

tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang setelah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja.

(22)

Proses belajar mengajar dalam berbagai aspek sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi maupun stres, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Semua kemampuan ini mendukung seseorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita- citanya.

Kebiasaan belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu, baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang belajar. Belajar yang efisen dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yaitu dengan mengatur waktu antara saat mengikuti kuliah, belajar dirumah, belajar bersama, mengikuti ujian, dan kegiatan keorganisasian mahasiswa.

Motivasi peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Perilaku belajar, Kecerdasan emosional, dan Lingkungan belajar mahasiswa akuntansi aktivis organisasi , khususnya mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang menjadi anggota aktif organisasi mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang menempuh studi, terhadap stress kuliah.

(23)

5

Kuliah Pada Mahasiswa Akuntansi Aktivis Organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi aktivis organisasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap stress kuliah ?

2. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi aktivis organisasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap stress kuliah ?

3. Apakah lingkungan belajar mahasiswa akuntansi aktivis organisasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap stress kuliah ?

1.3 Tujuan Penelitian

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi mahasiswa akuntansi, dari penelitian ini maka pengetahuan mahasiswa akuntansi tentang perilaku belajar dan kecerdasan emosional mahasiswa sehingga secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk mengelola kecerdasan emosional dengan baik dan menggunakan perilaku belajar yang baik dalam menghadapi stress kuliah.

2. Bagi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam mengenali mahasiswanya sesuai kematangan mereka untuk menciptakan suasana kelas yang tidak menimbulkan stress kuliah.

3. Bagi Peneliti, peneliti dapat mengetahui pengaruh perilaku belajar, kecerdasan emosional dan lingkungan belajar terhadap stress kuliah serta sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman berharga dalam menulis karya ilmiah untuk memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang diteliti

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini adalah :

1. Marita, dkk (2008)

Judul “ Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar dan Kecerdasan

emosional Dalam Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi ” Rumusan Masalah :

a. Apakah kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah? b. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan

terhadap stres kuliah?

c. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah?

Kesimpulan:

(26)

2. Rismayana (2012)

Judul “ Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, dan

Kecerdasan Spiritual Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi” Rumusan Masalah :

a. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap stress kuliah? b. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap stress kuliah? c. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap stress kiliah ?

Kesimpulan :

Perilaku belajar tidak mempengaruhi terjadinya stress kuliah mahasiswa akuntansi, hal ini dikarenakan kemampuan individu untuk menyesuaikan dirinya terhadap perilaku belajar itu sendiri.Kecerdasan emosional mempengaruhi terjadinya stress kuliah, hal ini dikarenakan EQ berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola emosi. Kecerdasan spriritual berpengaruh terhadap stress kuliah, hal ini disebabkan karena SQ merupakan konstruk kecerdasan manusia dan merupakan landasan untuk membangun IQ dan EQ. SQ lebih mengarah pada pemaknaan hidup sehingga akan sangat menentukan apakah suatu hal atau peristiwa dimaknai sebagai stresor atau sebaliknya

3. Aditya sukma (2012)

Judul “Studi empiris Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku

(27)

9

Rumusan Masalah:

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap keterlambatan studi mahasiswa?

2. Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap keterlambatan studi mahasiswa?

3. Apakah stres kuliah berpengaruh terhadap keterlambatan studi mahasiswa?

Kesimpulan :

Penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar mempunyai negatif terhadap tingkat keterlambatan studi. Hal ini berarti ada kecenderungan setiap penurunan kecerdasan emosional dan perilaku belajar akan dapat meningkatkan keterlambatan studi. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh yang nyata antara Kecerdasan emosional, Perilaku belajar Dan Stress kuliah secara bersama-sama terhadap keterlambatan studi.

4. Rizkie Ainur (2013)

Judul “ Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, dan

Lingkungan Belajar terhadap stress kuliah pada mahasiswa akuntansi ”

Rumusan masalah :

(28)

Kesimpulan :

Bahwa perilaku belajar tidak mempengaruhi terjadinya stres kuliah mahasiswa akuntansi angkatan 2010,hal ini lebih dikarenakan kemampuan individu untuk menyesuaikan dirinya terhadap perilaku belajar itu sendiri. Kecerdasan emosional tidak mempengaruhi terjadinya stres kuliah mahasiswa akuntansi,hal ini dikarenakan kemampuan individu untuk mengenali dan mengelola emosi. Lingkungan belajar tidak mempengaruhi terjadinya stres kuliah mahasiswa akuntansi, karena mereka berada pada lingkungan yang sangat mendukung.

5. Febrianti Dwi (2013)

Judul “ Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan intelektual, dan

Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Aktivis Organisasi ”

Rumusan masalah :

a. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi aktivis organisasi mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi?

(29)

11

Kesimpulan :

(30)

Tabel 2.1 : Persamaan dan Perbedaan Peneliti terdahulu dengan sekarang

No Nama Judul variabel

1. Marita, Sri suryaningsum, dan Hening Naafi Shaalih

2. Rismayana (2012) Pengaruh Perilaku Belajar,kecerdasan

3. Aditya sukma (2012) Studi empiris Pengaruh Kecerdasan Emosional, 4. Rizkie Ainur Rachman

(2013)

5. Febrianti dwi (2013) Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan 6. Ardilla Silviyona (2014) Pengaruh Perilaku

(31)

13

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal perkembangan akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya pada pembuatan anggaran. Tetapi, domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem akuntansi, dan auditing. Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan pada ilmu-ilmu social menyeluruh mengenai bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia (Ikhsan dan Ishak, 2005:16)

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan

(32)

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Tujuan utama dari ilmu perilaku manusia adalah untuk mengidentifikasikan kebiasaan yang mendasari manusia dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Sedangkan tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan yang tertarik. Dengan demikian, ilmu keperilakuan mencerminkan observasi sistematis atas perilaku manusia dengan untuk mengonfirmasikan hipotesis tertentu secara eksperimental melalui referensi terhadap perubahan perilaku yang dapat diobservasi (Ikhsan dan Ishak, 2005:26).

2.2.1.3 Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat, dan melaporkan informasi, dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,mencerminkan dimensi sosial budaya manusia dalam suatu organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2005:23). Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar :

(33)

15

mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang

memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.

2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.

3. Metode untuk memprediksikan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.(Ikhsan dan Ishak, 2005:24)

2.2.1.4 Hubungan Akuntansi Keperilakuan dengan Stres Kuliah

Ilmu pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi mengenai keperilakuan manusia. Ilmu pengetahuan keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan (Ikhsan dan Ishak, 2005:40).

(34)

Ada banyak faktor kompleks yang terkait dengan perilaku manusia. Faktor – faktor ini dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu:

1. Struktur karakter

Mengacu pada cirri kepribadian, kebiasaan dan perilaku individu. 2. Struktur Sosial

Menunjukkan beberapa hubungan diantara orang – orang yang mencakup ekonomi, politik, militer, dan kerangka kerja religius yang menggambarkan perilaku yang biasa diterima.

3. Dinamika Kelompok

Dapat dipandang sebagai suatu sintesa atau kombinasi struktur karakter dan struktur sosial, yang mengacu pada pengembangan interaksi pola manusia, proses dari interaksi sosial, dan hasil yang berhubungan dengan interaksi tersebut.

2.2.2 Perilaku Belajar

2.2.2.1 Pengertian Perilaku Belajar

Dari kamus bahasa Indonesia dapat dipahami bahwa kata ‘belajar”

memang memiliki banyak pengertian yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan berbagai tujuan belajar yang berbeda.

(35)

17

Aspek kognitif menyangkut kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan, karena itu kegiatan ini berpangkal pada aktivitas intelektual. Aspek afektif lebih dihubungkan kepada perasaan, seperti perasaan senang atau tidak, tertarik atau tidak pada bahan mata kuliah yang dipelajari. Aspek psikomotorik diarahkan pada aktivitas fisik seperti latihan atau perubahan perilaku.

2.2.2.2 Teori Belajar

Beberapa teori yang membahas belajar adalah sebagai berikut (Purwanto, 2006:89) :

1. Teori Classical Conditioning (Pavlo dan Watson)

Menurut teori ini, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat – syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan – latihan yang kontinyu.

2. Teori connectionism (Thorndike)

Menurut teori ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan – tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian di “pegangnya”.

(36)

Secara singkat pengertian belajar menurut Gestalt dapat di terangkan sebagai berikut. Pertama, dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian merupakan faktor yang penting. Dengan belajar dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral, belajar itu tidak hanya dilakukan secara relative belaka tetapi dilakukan dengan sabar, bermotif dan bertujuan.

3.2.2.3 Aspek Belajar

Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar mengajar yang disebut kuliah. Beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan konkrit belajar yang akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar antara lain (dalam penelitian Theresia dwi 2003) :

1. Dimensi Persiapan dirumah

Yang dimaksud dengan persiapan dirumah adalah bagaimana perilaku belajar mahasiswa saat sehari atau semalam sebelum mengikuti perkuliahan pada pagi harinya. Mahasiswa yang terlebih dahulu menyiapkan materi perkuliahan yang akan diajarkan oleh dosennya, diharapkan akan dapat lebih cepat menangkap penjelasan yang diberikan oleh dosen dan akan lebih banyak berdiskusi tentang hal – hal yang lebih mendalam lagi tentang materi tersebut.

2. Perilaku belajar dikampus

(37)

19

a) Mengikuti kuliah dengan efektif. Kuliah yang efektif adalah kuliah yang diikuti dengan aktif dan kritis. Kritis maksudnya memperhatikan pelajaran dengan seksama, meminta penjelasan dan mengajukan pertanyaan jika ada hal yang kurang jelas.

b) Membuat catatan. Yang terpenting dalam membuat catatan kuliah adalah membuat catatan berdasarkan pemahaman yang terbaik, baik itu menggunakan kata – kata sendiri, singkatan sendiri atau sesuai yang diberikan dosen pengajar.

3. Belajar menghadapi ujian

Ujian dimaksudkan untuk mengukur taraf pencapaian suatu tujuan pengajaran oleh mahasiswa sebagai peserta didik. Berbagai cara belajar yang dilakukan oleh anak didik didalam menghadapi ujian. Cara belajar dalam menghadapi ujian ini tidak akan sama antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.

4. Pola Membaca

Membaca dengan efektif berarti dapat memahami bacaan, sedangkan membaca dengan efisien adalah dapat membaca dengan cepat. Tujuan membaca sangat menentukan cara orang membaca. Orang dapat memperoleh pengetahuan dari membaca, tetapi cara membaca akan sangat menentukan pemahaman atas materi yang dibacanya.

5. Pengalaman belajar atau nilai

(38)

konsekuensi logis dari proses tersebut. Sedangkan jika proses belajar tidak dikendalikan dengan baik, nilai tidak mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai tersebut menambah atribut seseorang.

6. Kemampuan Berbahasa

Kemampuan berbahasa merupakan dasar yang sangat penting untuk dapat memahami pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Karya ilmiah dalam perguruan tinggi tidak dapat begitu saja dipahami dengan hanya meggunakan bahasa ilmiah. Penguasaan bahasa yang memadai (baik struktur maupun kosakata) juga sangat membantu seseorang untuk mampu mengekspresi gagasan dan perasaan atau mendeskripsi masalah secara cermat dan efektif.

2.2.2.4 Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi

Perilaku manusia adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Sedangkan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latian yang diperkuat (Rizkie, 2013).

(39)

21

menghadapi ujian. Calhoun dan Acocela (1995) menyatakan bahwa dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal (Marita,dkk, 2008).

Kebiasaan belajar yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi. Akibatnya adalah banyak mahasiswa tersebut merasa frustasi dalam menjalankan proses belajar Suwardjono (2004) dalam Rizkie (2013).

2.2.3. Kecerdasan Emosional

2.2.3.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam memahami, merasakan, dan mengenali perasaan dirinya dan orang lain sehingga seseorang mampu memotivasi dirinya untuk menjadi lebih baik (Fidiana, 2009).

Dalam lingkup pendidikan perguruan tinggi kecerdasan emosional menjadi sangat berperan karena mahasiswa sudah dianggap dewasa sehingga mampu berpikir dan bertindak dengan lebih cerdas, lebih dewasa dan lebih dapat mengatur dirinya sendiri sehingga perkuliahan akan dapat dipandang sebagai sarana untuk menggali keilmuan dan berdiskusi dengan seseorang yang lebih tahu (Theresia, 2003).

(40)

kegagalan bisa berkaitan dengandominan afektif, misalnya situasi emosi akan mempengaruhi belajar (Rimayana, 2012)

2.2.3.2. Komponen Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki peranan lebih dari 80% untuk mencapai kesuksesan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun professional. Dalam kehidupan akademik, tampaknya kecerdasan emosional juga memiliki peranan besar. Untuk menjadi seorang sarjana, dibutuhkan proses yang panjang, usaha yang keras dan dukungan dari berbagai pihak. Proses ini akan mempengaruhi pengalaman hidup mahasiswa.

(41)

23

Gambar 2.1

Bagan Kecakapan Kecerdasan Emosional

Sumber : Interprestasi bebas dari Goleman (2000) oleh Bulo (2002) dalam Fidiana (2009)

2.2.3.3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi

Kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses dibidang

Kecerdasan Emosional

Kecakapan Pribadi Kecakapan Sosial

(42)

akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain diluar kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, kemampuan emosional, dan lain-lain yang harus juga dikembangkan (Melandy, 2006 dalam Rizkie 2013).

Menurut Arbadiati (2007) dalam Rizkie (2013) mengemukakan bahwa kecedasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi dan kecakapan non-kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk dapat berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan, sehingga seseorang tersebut dapat mengatasi stress yang akan datang.

2.2.4. Lingkungan Belajar

2.2.4.1 Pengertian Lingkungan Belajar

Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduannya, lingkungan disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi disisi lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.

Lingkungan belajar menurut Saroni dalam Rizkie (2013) adalah, “segala

(43)

25

sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa nyaman di Universitas dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun

keterpaksaan”. Lingkungan belajar dikampus merupakan situasi yang turut serta

mempengaruhi kegiatan belajar individu.

2.2.4.2. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Stres Kuliah

Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada saat suasana yang tepat. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi baru (Deporter and Hernacki, 2001:81 dalam Rizkie, 2013)

(44)

2.2.5. Stres Kuliah

2.2.5.1. Pengertian Stres

Pengertian umum mengenai konsep stress banyak digunakan untuk menjelaskan tentang sikap atau tindakan yang dilakukannya apabila dia menghadapi suatu tantangan dalam hidupnya dan dia gagal memperoleh respon dalam menghadapi tantangan itu. Terjadinya proses stress didahului oleh adanya sumber stress (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan orang mengancam dan membahayakan dirinya (Fidiana, 2009:433).

Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi lingkungan (Handoko, 2000 dalam Fidiana, 2009:433).

2.2.5.2. Penyebab Stres

Stres bisa dialami oleh setiap orang termasuk mahasiswa. Stress yang dialami mahasiswa selama masa studi sangat mungkin terjadi mengingat tingginya kompleksitas masalah yang mungkin dihadapi yang dapat berakibat pola pikir seseorang menjadi kacau.

(45)

27

dunia perkuliahan dewasa ini. Begitu banyak aktivitas yang terlibat dalam kegiatan kuliah. Mulai dari bergaul, dengan teman teman atau pacar, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan – kegiatan non-akademis, hingga bekerja freelance untuk menambah uang saku. Pola hidup yang kompleks ini seringkali menjadi beban tambahan disamping tekanan dalam kuliah yang sudah sangat melelahkan. Masalah diluar perkuliahan mau tak mau harus diakui turut mempengaruhi, baik dari segi suasana hati, konsentrasi, maupun prestasi akademik. Apalagi grafik usia yang menunjukkan bahwa para mahasiswa umumnya berada dalam remaja menuju dewasa muda. Seseorang pada rentang usia ini masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman. Masalah – masalah tersebut, baik dalam hal perkuliahan maupun kegiatan diluar kampus, dapat menjadi stress yang mengancam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika ada stresor yang datang, maka tubuh akan meresponnya.

2.2.5.3. Dampak Stres

(46)

Tanggapan orang terhadap sumber stress dapat berpengaruh pada segi psikologi dan fisiologis. Tanggapan ini disebut strain, yaitu tekanan atau ketegangan (Fidiana, 2009:433).

Orang yang mengalami stress dapat mengalaminya hanya untuk sementara waktu saja atau dapat untuk waktu yang lama. Pada tahap akhir, stress psikologik akan menampakkan diri dalam bentuk sakit fisik dan sakit psikis, antara lain; kesehatan jiwa terganggu, orang dapat menjadi agresif, dapat menjadi depresi, dapat menderita kecemasan, dapat mederita gangguan psikomatik, dan dapat tidak sehat badan atau menderita penyakit fisik; yaitu tekanan darah tinggi, sakit jantung, sesak nafas, sakit kepala, sakit eksim kulit, arthritis, kanker, dan lain lain (Rizkie, 2013:38)

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka untuk memudahkan analisis, serta untuk mendukung hasil penelitian maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2: Diagram Kerangka pikir

Regresi Linier Berganda Perilaku Belajar (X1)

Stres Kuliah (Y) Kecerdasan Emosional (X2)

(47)

29

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang perumusan, teori, dan kerangka pikir diatas maka dapat disusun hipotesis penelitian antara lain :

H1 : Bahwa Perilaku Belajar ( Kebiasaan mengikuti perkuliahan, kebiasaan membaca, kebiasaan menghadapi ujian, kebiasaan kunjungan keperpustakaan) berpengaruh terhadap stress kuliah.

H2 : Bahwa Kecerdasan Emosional ( Kemampuan pengendalian diri, motivasi diri, dan kemampuan sosial) berpengaruh terhadap stress kuliah.

(48)

3.1. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa UPN jurusan Akuntansi yang aktif tergabung dalam Organisasi Mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) angkatan 2012 dan 2011. karena peneliti berasumsi bahwa angkatan 2012 dan 2011 sedang mengalami proses pembelajaran dan sedang aktif – aktif nya dalam kegiatan HIMA dan UKM, sehingga beban yang dirasakan

semakin berat dibandingkan dengan mahasiswa yang baru mengikuti perkuliahan dan baru bergabung dengan HIMA dan UKM.

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

3.2.1. Definisi Operasional

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel independen dan variabel dependen, variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku

belajar (X1), kecerdasan emosional (X2), dan lingkungan belajar (X3). Sedangkan

(49)

31

Adapun definisi dari masing – masing variabel adalah sebagai berikut :

a. Variabel Independen (X)

1) Perilaku Belajar (X1) merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu

dalam melakukan kegiatan belajar, yang terjadi secara berulang – ulang dan menjadi sebuah kebiasaan.

2) Kecerdasan Emosional (X2) merupakan kemampuan memahami diri

dan mengelola emosi pada diri seseorang untuk dapat memberi pengaruh positif dalam kehidupan individu tersebut.

3) Lingkungan Belajar (X3) merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar mahasiswa dalam belajar baik di kampus maupun diluar kampus. Meliputi lingkungan fisik dan non fisik

b. Variabel Dependen (Y) Stress Kuliah

Stress kuliah adalah suatu keadaan yang membuat mahasiswa merasa tertekan dalam kuliahnya sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi belajarnya.

3.2.2. Pengukuran Variabel

(50)

positif sampai sangat negatif.Data yang diperoleh dengan skla likert adalah data ordinal. Dengan kriteria skor skala likert sebagai berikut (Sumarsono, 2006:18):

Untuk keperluan analisis Kuantitatif jawaban Dapat diberi nilai (skor)

Sangat setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak setuju (TS) 2

Sangat tidak setuju (STS) 1

Beberapa indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang dikembangkan adalah sebagai berikut :

Variabel Independen (X)

a) Perilaku Belajar (X1) terdiri dari :

1) Kebiasaan mengikuti pelajaran, diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.

2) Kebiasaan membaca buku, diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seorang mahasiswa mempunyai kebiasaan membaca atau tidak.

(51)

33

4) Kebiasaan menghadapi ujian, diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar persiapan seorang mahasiswa dalam menghadapi ujian.

b) Kecerdasan Emosional (X2) yang terdiri dari :

1) Pengenalan diri, yang diukur dengan 4 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh mahasiswa tersebut dalam memahami atau mengenal dirinya sendiri.

2) Pengendalian diri, yang diukur dengan 6 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar mahasiswa tersebut dapat mengendalikan dirinya.

3) Motivasi diri, yang diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa tersebut memotivasi dirinya sendiri.

4) Empati, yang diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengentahui seberapa besar kepekaan seorang mahasiswa dalam memahami perasaan orang lain.

5) Kemampuan sosial, yang diukur dengan 8 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh seorang mahasiswa dapat mengembangkan sikap sosialisasinya dengan baik.

c) Lingkungan belajar (X3) yang terdiri dari :

(52)

2) Lingkungan belajar di luar kampus, yang diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan di luar kampus dalam mendukung kegiatan belajar mahasiswa.

Variabel Dependen (Y)

Stress Kuliah, diukur dengan 5 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar stress yang dialami oleh mahasiswa.

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

(53)

35

Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Penelitian

ORGANISASI 2011 2012 JUMLAH

HMAK 11 25 36

PS 5 5 10

KOPMA 10 6 16

MARCHING 3 5 8

UKKI 5 5 10

UK3 5 10 15

BASKET 5 5 10

MENWA 5 5 10

BEM 10 7 17

PRAMUKA 3 5 8

MUSIK 7 10 17

TOTAL 157

Sumber: hasil survey peneliti

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:44). Dari jumlah populasi yang ada sampel penelitian dapat ditentukan menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara penarikan sampel non-probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan cirri-ciri

atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut yang merupakan representative dari populasi, sehingga menghasilkan sebuah sampel yang relevan

(54)

Pengambilan sampel dengan metode ini dengan alasan karena sering banyak batasan yang menghalangi peneliti mengambil sampel secara acak (random). Sehingga kalau menggunakan random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti. Dengan menggunakan purposive sampling, diharapkan kriteria sampling yang diperoleh benar – benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun pertimbangan – pertimbangan dalam pengambilan sampel yaitu antara lain :

- Mahasiswa Akuntansi angkatan 2011 dan 2012 yang Aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa di UPN “Veteran”Jatim.

- Mahasiwa Akuntansi angkatan 2011 dan 2012 yang Aktif dalam unit kegiatan mahasiswa di UPN “Veteran” Jatim.

(55)

37

Tabel 3.2: jumlah sampel penelitian

ORGANISASI 2011 2012 JUMLAH

HMAK 7 16 23

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh sampel dari populasi yang telah ditentukan.

3.4.2. Sumber Data

(56)

3.4.3. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Metode Wawancara

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap responden yang diteliti untuk mendapatkan data dari informasi atau keterangan. Dalam hal ini yang menjadi pihak yang diwawancarai adalah ketua masing – masing dari HIMA dan UKM dalam Progdi Akuntansi UPN.

2. Metode Angket Kuesioner

Adalah dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan secara langsung terhadap responden yang diteliti kemudian diisi dengan lengkap dan dikembalikan dengan jangka waktu selama 2 hari. Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah mahasiswa akuntansi UPN yang aktif dalam kegiatan organisasi angkatan tahun 2011 dan 2012. 3. Metode Observasi Langsung

Yaitu dengan mengamati secara langsung kondisi yang diteliti dan bertanya jawab dengan mahasiswa UPN.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1.Teknik analisis

(57)

39

dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen (Y)

dengan tiga variabel independen (X1, X2, dan X3).

Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + β1X1 + β2X2 +β3X3 + e

Keterangan : Y = stress kuliah

a = Nilai Intersep (konstan) β = koefisien arah regresi

X1 = Perilaku belajar X2 = Kecerdasan emosional X3 = Lingkungan Belajar

e = kesalahan baku (error term) 3.5.2. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total variabel (Ghozali, 2001:135).

(58)

didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subyek yang berjumlah besar, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid b. jika nilai rhitung < 0,30 berarti pernyataan tidak valid

3.5.3. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan reponden dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sumarsono, 2006:34).

Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic cronbach alpha, yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:46).

3.5.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode Kolmogorov Smirnovdan metode Shapiro Wilk (Sumarsono, 2006:40). Dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 0,05 maka distribusi adalah tidak normal

(59)

41

3.5.5. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (best linier unibase estimator) yang artinya pengambilan keputusan Uji F dan uji T tidak boleh bias.

Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE , maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik sebagai berikut (Algifari, 2000:83) :

1. Tidak boleh terjadi autokorelasi 2. Tidak boleh terjadi multikolinieritas 3. Tidak boleh terjadi heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji f da uji T menjadi bias.Berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi tersebut.

3.5.5.1. Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi (hubungan) antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series)atau ruang (cross section) (Suliyanto,2005). Akibat yang timbul dari adanya model regresi adalah

(60)

3.5.5.2. Multikolinieritas

Uji multikonieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya Fariance Inflantion Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya VIF, yaitu :

I. Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas II.Jika besaran VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas (Ghozali,

2006:95)

3.5.5.3. Heteroskedastisitas

Suatu model regresi dikatakan terdapat heteroskedastisitas jika varians variabel dalam model tidak sama (konstan) (Algafiri, 2008:85). Untuk mendiagnosis adanya heteroskedastisitas, salah satunya dengan melakukan pengujian rank spearman. Dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi > 0,05 (Suliyanto, 2005: 74).

3.5.6. Uji Hipotesis

3.5.6.1.Uji spesifikasi model F

(61)

43

1. Ho : bj = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Y )

H1 : bj≠ 0 (Model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui

pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Y ) 2. Dalam penelitian ini tingkat signifikan 0,05

Kriteria kesimpulan :

Ho diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05 dan H1 ditolak

H1 diterima jika nilai probabilitas ≤ 0,05 dan Ho ditolak

3.4.6.2.Uji t

Uji dilakukan Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Y:

a. Ho : bj = 0

(tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 Terhadap Y)

H1 :bj≠ 0

(terdapat pengaruh yang siginfikan X1, X2, X3 Terhadap Y) b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05

Kriteria kesimpulan :

Ho diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

(62)

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tanggapan responden terhadap masing – masing variabel penelitian. Berdasarkan judul dan perumusan masalah penelitian dimana penelitian ini terdiri dari empat variabel independen dan satu variabel dependen, yakni meliputi perilaku belajar (X1), kecerdasan emosional (X2), lingkungan belajar (X3), dan stress kuliah (Y). Adapun hasil analisis terhadap data penelitian ini adalah sebagai berikut :

No. Keterangan Jumlah

1. Kuesioner yang disebar 80

2. Kuesioner yang tidak kembali 11

3. Kuesioner yang kembali 69

4. Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap 12

5. Kuesioner yang siap diolah 57

4.1.1. Karakteristik Responden

(63)

45

Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Angkatan

No. Angkatan Tahun Responden Prosentase

1. 2011 26 46%

2. 2012 31 54%

Total 57 100%

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan angkatan tahun 2012 memiliki prosentase lebih besar yaitu 54%, sedangkan responden dengan angkatan tahun 2011 sebesar 46%.

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan SKS

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada sejumlah 57 responden, diperoleh gambaran responden berdasarkan SKS yang telah ditempuh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan SKS Satuan Kredit

(64)

13% yang menempuh 71-90 SKS. Dan untuk angkatan 2011 prosentase besar yaitu 58% responden telah menempuh antara 71-90 SKS, sedangkan prosentase sebesar 42% telah menempun > dari 90 SKS.

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan IPK

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada sejumlah 57 responden, diperoleh gambaran responden berdasarkan IPK adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3: Daftar IPK Mahasiswa Akuntansi Aktivis Organisasi

Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK)

Prosentase Responden

2011 2012 2011 2012

2,5 – 3,0 6 mahasiswa 6 mahasiswa 23% 23%

3,0 – 3,5 15 mahasiswa 19 mahasiswa 58% 61%

>3,5 5 mahasiswa 6 mahasiswa 19% 23%

Sumber: hasil penyebaran kuesioner

(65)

47

4.1.2. Deskripsi Data Variabel

1. Variabel Perilaku Belajar (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada sejumlah 57 responden, diperolah karakteristik responden mengenai variabel perilaku belajar sebagai berikut:

(66)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa dari 57 responden dari penelitian ini, sebanyak 34,1% responden menyetujui pernyataan yang diberikan dan 9,7% responden sangat menyetujui pernyataan yang diberikan sedangkan prosentase tertinggi adalah netral dalam menjawab pernyataan yang diberikan dengan prosentase sebesar 41,8%. Hasil tersebut menunjukkan responden yang menyatakan bahwa variabel perilaku belajar belum sepenuhnya disadari oleh mahasiswa akuntansi aktivis organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur. Mereka

menganggap bahwa perilaku belajar yang baik belum tentu mencegah terjadinya stress kuliah.

2. Variabel Kecerdasan Emosional (X2)

Kecerdasan emosional terdiri dari lima indikator pertanyaan yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan kemampuan sosial yang masing – masing indikator terdiri dari beberapa item pertanyaan.

(67)

49

Tabel 4.5: Karakterisktik Responden Berdasarkan Kecerdasan Emosional

(68)

responden bahwa variabel kecerdasan emosional yang merupakan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan kemampuan sosial sangat disadari oleh masing – masing mahasiswa akuntansi aktivis organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur. Mereka menyadari bahwa dengan

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka tingkat stress kuliah dapat berkurang.

3. Variabel Lingkungan Belajar (X3)

Berdasarkan penyebaran hasil kuesioner yang peneliti lakukan kepada 57 responden, diperoleh hasil karakteristik responden berdasarkan lingkungan belajar sebagai berikut:

Sumber: Kuesioner yang telah diolah

(69)

51

diberikan dan 11% responden sangat menyetujui pernyataan yang diberikan. Artinya sebagian besar mahasiswa akuntasi merasa nyaman dengan lingkungan belajar di kampus dan di luar kampus sehingga stress kuliah dapat berkurang.

4. Variabel Stres Kuliah (Y)

Variabel terikat dalam peneletian ini adalah stress kuliah yang diukur dengan lima item pertanyaan. Setiap pertanyaan masing-masing terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.

Berikut ini adalah deskripsi hasil jawaban responden mengenai variabel stress kuliah :

Tabel 4.7: Karakteristik Responden Berdasarkan Stres Kuliah

Item

Sumber: Kuesioner yang telah diolah

(70)

prosentase tersebut mencerminkan bahwa stress kuliah mahasiswa

akuntansi aktivis organisasi UPN “Veteran” Jawa Timur cukup tidak

membuat mahasiswa stress. Artinya sebagian besar mahasiswa tidak merasa terganggu jadwal kuliah dengan kegiatan organisasinya, tetapi ada rasa kebosanan karena mata kuliah yang tidak dimengerti, masalah pribadi yang menganggu konsentrasi belajar, paksaan orang tua dalam memilih program studi kuliah, dan tidak terlalu paham dengan materi dari dosen yang di kenal killer.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas suatu kuesioner mutlak diperlukan agar data yang digunakan dalam mendeskripsikan masing – masing variabel dan pengujian terhadap hipotesis yang dapat diandalkan kebenarannya

4.2.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistic dengan menggunakam pendekatan validitas konstruk. Dasar pengambilan keputusan valid tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner adalah :

a. Kuesioner rhitung (koefisien korelasi) harus lebih besar dari rtabel.

(71)

53

yang diperoleh dari hasil uji dua arah dengan alpha 5% (interval kepecayaan 95%)

c. Besarnya nilai rtabel diperoleh dari tabel daftar nilai kritis momen produk dengan menentukan Df (Degree of Freedom) = n - 1 = -1 sehingga pada alpha sebesar 0,05diperoleh rtabel sebesar 0,256. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8 : Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan pada Corrected item – total Correlation dimana hasilnya di bandingkan dengan rtabel dengan nilai dari

masing-masing item pertanyaan memiliki nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari pada rtabel.

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

(72)

objek dan alat pengukur yang sama (Sumarsono, 2004:34). Pengukuran reliabilitas menggunakan teknik cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2001:45).

Untuk melakukan uji reliabilitas, dilakukan item pertanyaan yang valid. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas:

Tabel 4.9 : Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach alpha

hitung

Keterangan 1. Perilaku belajar (X1) 0,732 Reliabel 2. Kecerdasan emosional (X2) 0,710 Reliabel 3. Lingkungan belajar (X3) 0,755 Reliabel

4. Stres Kuliah (Y) 0,729 Reliabel

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.9 Diatas, menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha

(a) untuk variabel perilaku belajar (X1) sebesar 0,732. Variabel kecerdasan

emosional (X2) sebesar 0,710, variabel lingkungan belajar (X3) sebesar 0,755 dan variabel stress kuloah (Y) sebesar 0,729. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel atau konsisten.

4.2.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti seberapa normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaraya adalah metode Kolmogrov Smirnov dan metode Saphiro Wilk (Sumarsono, 2004:40), dengan

(73)

55

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 0,05 maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 0,05 maka distribusi adalah normal.

Tabel 4.10 : Hasil Uji Normalitas

No Variabel Kolmogorov

Smirnov Z

Berdasarkan tabel diatas hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov terhadap variabel penelitian pada regresi berganda menunjukkan nilai signifikansi keempat variabel tersebut lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada persamaan regresi memiliki distribusi data yang normal.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Eastimator) yang artinya pengambilan keputusan Uji F dan Uji t tidak boleh bias (sesuai dengan tujuan).

4.2.2.1 Multikolinieritas

(74)

yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF, yaitu (Ghozali, 2001:95) :

I . Jika besaran VIF < 10 , maka tidak terjadi multikolinieritas

II. Jika besaran VIF > 10 , maka terjadi multikolinieritas

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil untuk uji multikolinieritas seperti tabel di bawah ini :

Tabel 4.11 : Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolenrance VIF

Perilaku belajar (X1) 0,548 1,826 Kecerdasan Emosional (X2) 0,562 1,778 Lingkungan Belajar (X3) 0,628 1,591 Sumber : lampiran 5

(75)

57

4.2.2.2 Heteroskedastisitas

Adanya heteroskedastisitas berati adanya varian variabel dalam model yang tidak sama (konstan). Untuk mendiagnosis adanya heteroskedastisitas, salah satunya dengan melakukan pengujian rank spearman. Jika nilai probabilitasnya > nilai alphanya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsure heteroskedastisitas (Suliyanto, 2005:64).

Hasil uji heteroskedastisitas untuk variabel perilaku belajar (X1), kecerdasan emosional (X2), lingkungan belajar (X3) dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.12: Hasil Uji Heteroskedastisitas

sumber : Lampiran 5

(76)

variabel bebasnya, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penenlitian ini memenuhi asumsi non heteroskedastisitas.

4.2.3 Analisis Regresi Linier

4.2.3.1 Persamaan Regresi

Berikut adalah nilai estimasi koefisien regresi :

Tabel 4.13: Hasil Estimasi Koefisien Regresi

Sumber: Lampiran 6

Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y = 2,564 – 0,044 X1 + 0,201 X2– 0,123 X3

Berdasarkan persamaan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut:

Coefficientsa

2.564 4.113 .623 .536

-.044 .061 -.119 -.727 .470 -.099 .548 1.826

.201 .054 .605 3.745 .000 .457 .562 1.778

(77)

59

Β0 = konstanta = 2,564

Nilai konstansta sebesar 2,564 menunjukkan bahwa apabila variabel perilaku belajar, kecerdasan emosional, dan lingkungan belajar konstan maka stress kuliah naik sebesar 2,564 satu satuan.

β1 = koefisien regresi untuk X1 = -0,044

Variabel perilaku belajar (X1) mempunyai pengaruh negatif terhadap stress kuliah, hal ini ditunjukan dengan koefisien regresi sebesar 0,044. Pengaruh negatif ini menunjukkan perubahan yang tidak searah dari variabel perilaku belajar (X1) terhadap stress kuliah (Y), yang artinya bahwa setiap perubahan variabel perilaku belajar (X1) sebesar satu satuan maka akan menurunkan variabel stress kuliah (Y) sebesar -0,044 dengan asumsi (X2) dan (X3) adalah konstan/tidak berubah.

β2 = koefisien regresi untuk X2 = 0,201

(78)

β3 = koefisien regresi untuk X3 = -0,123

Variabel lingkungan belajar (X3) mempunyai pengaruh negatif terhadap stress kuliah, hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar -0,123. Pengaruh negatif ini menunjukkan perubahan yang tidak searah dari variabel lingkungan belajar (X3) terhadap stress kuliah (Y), yang artinya bahwa setiap perubahan lingkungan belajar (X3) sebesar satu satuan akan menurunkan variabel stress kuliah (Y) sebesar -0,123 dengan asumsi (X1) dan (X2) adalah konstan/tidak berubah.

4.2.3.2 Koefisien determinasi

Koefisien determinasi atas R.Square menunjukkan p pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat. Berikut adalah R.Square yang diperoleh dari hasil analisis :

Tabel 4.14: Pengaruh variabel

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai R.Square sebesar 0,223 Hal ini berarti bahwa stres kuliah mahasiswa akuntansi aktivis organisasi UPN “Veteran”

Model Summaryb

.472a .223 .179 2.54801 1.609

Model

Predictors: (Constant), x3= Lingkungan Belajar, x2=Kecerdasan Emosional, x1=Perilaku Belajar

a.

(79)

61

Jawa Timur dipengaruhi oleh perilaku belajar, kecerdasan emosional, dan lingkungan belajar sebesar 22,3%.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Spesifikasi Model F

Uji spesifikasi model F untuk model regresi yang digunakan dengan variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa spesifikasi model analisis untuk variabel X1, X2, dan X3 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y. Sedangkan jika F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, dapat disimpulkan bahwa uji spesifikasi model F varibel X1, X2, dan X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y. Hasil pengujian hipotesis spesifikasi model analisis berpengaruh variabel perilaku belajar (X1), kecerdasan emosional (X2) dan lingkungan belajar (X3) terhadap stress kuliah (Y) dengan menggunakan uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 : Hasil Uji F

Sumber : Lampiran 2

ANOVAb

98.889 3 32.963 5.077 .004a

344.094 53 6.492

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x3= Lingkungan Belajar, x2=Kecerdasan Emosional, x1=Perilaku Belajar

a.

Gambar

Tabel 2.1 : Persamaan dan Perbedaan Peneliti terdahulu dengan sekarang
Gambar 2.1
Gambar 2.2: Diagram Kerangka pikir
Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri, dengan

c) Memastikan papan putih, whiteboard marker, meja ketua pengawas, almari UPSR, jam dinding, kapur tulis disediakan dalam dewan/bilik UPSR.. TAKLIMAT UPSR DAN

perairan Rawapening, dengan langkah-langkah sebagai berikut. 2) Pengukuran suhu air dilakukan secara langsung dengan thermometer, sedangkan pengukuran kualitas air

[r]

[r]

Sebagai solusi, maka dalam penelitian ini dilakukan proses fermentasi secara kontinyu dalam bioreaktor packed bed secara immobilisasi sel dengan Zymomonas mobilis

Pulau Pramuka saat ini memiliki potensi sebagai tujuan wisata, selain sebagai ibu kota kabupaten, Pulau Pramuka memiliki banyak tempat kegiatan yang dapat dikembangkan

Tujuan penelitian adalah mendapatkan bukti empirik dan menemukan kejelasan fenomena, serta kesimpulan tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa, Kualitas Pelayanan