• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN STUDIO MUSIK HAZ DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN STUDIO MUSIK HAZ DI SURABAYA."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUASAN PELANGGAN STUDIO MUSIK HAZ

DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

Moch Reza Pahlevie

0712010082 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Syukur alhamdulilla penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan hidayah dan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN

TERHADAP KEPUASAN STUDIO MUSIK HAZ DI SURABAYA”

Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada

kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan

ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. R. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, MS., selaku wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen

(3)

mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi

mahasiswa.

7. Ucapan terima kasih kepada keluargaku, ayah, ibu dan kekasihku serta

saudara yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun

materiil dengan tulus ikhlas.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna

meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik

untuk mendalaminya dimasa yang akan datang.

Surabaya, februari 2012

(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ………...……… 1

1.2

Perumusan Masalah. ………...………... 3

1.3

Tujuan Penelitian ... 3

1.4

Manfaat Penelitian ... 4

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 5

2.2

Landasan Teori ... 6

2.2.1

Pemasaran ... 6

2.2.1.1

Pengertian Pemasaran ... 6

2.2.1.2

Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

2.2.2

Jasa ... 8

2.2.2.1

Definisi Jasa ... 8

2.2.3

Kualitas Layanan ... 11

(5)

2.2.4.2

Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan

pelanggan ... 16

2.2.5

Kerangka Konseptual ... 18

2.2.6

Hipotesis ... 19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Definisi Operasional Pengukuran Variabel ... 20

3.1.1

Definisi Operasional ... 20

3.1.2

Pengukuran Variabel ... 22

3.2

Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.2.1 Populasi ... 23

3.2.2 Sampel ... 23

3.3

Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.3.2 Pengumpulan Data ... 25

3.4

Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 26

3.4.1

Teknik Analisi Data ...26

3.4.1.1

Confirmation Factor Analysis ... 26

3.4.1.2

Asumsi Model ( Structural Equation Modelling )

... 28

3.4.1.3

Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 31

(6)

4.1

Deskripsi Objek Penelitian ... 36

4.1.1

Sejarah Singkat Perusahaan ... 36

4.1.2

Jenis Usaha ...37

4.1.3

Lokasi Perusahaan ... 37

4.1.4

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 37

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.2.1

Gambaran Umum dan Keadaan Responden ... 39

4.3

Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 40

4.3.1

Uji Outlier Multivariabel ... 40

4.3.2

Uji Reliabilitas ... 41

4.3.3

Uji Validitas ... 43

4.3.4

Uji Construct Reliability dan Variance Extracbed ...44

4.3.5

Uji Normalitas ... 45

4.3.6

Analisis Model SEM ... 46

4.3.7

Uji Kausalitas ... 48

4.4

Pembahasan ... 49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan... 51

5.2

Saran ... 51

(7)

Tabel 3.1.

Kriteria Goodness of Fit Indices ... 34

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

39

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...

39

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

40

Tabel 4.4.

Hasil Uji Multivariable ... 41

Tabel 4.5.

Hasil Reliabilitas Data ... 42

Tabel 4.6.

Hasil Validitas Data ... 43

Tabel 4.7.

Construct Reliability dan Variance Extracted... 44

Tabel 4.8.

Uji Normalitas ... 45

Tabel 4.9.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 47

Tabel 4.10.

Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One Step Approach

Modifikasi ... 48

(8)

Tabel 3.1.

Contoh Model Pengukuran Faktor Tangibel ... 27

Tabel 3.2.

Structural Equation Modelling Two Step Approach ... 32

Tabel 4.1.

Struktur Organisasi Studio Musik HAZ ... 38

Tabel 4.2.

Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach ... 46

(9)

STUDIO MUSIK HAZ SURABAYA

Moch Reza Pahlevie

ABSTRAKSI

Konsep kepuasan dapat dikatakan masih bersifat abstrak, karena pencapaian kepuasan

pelanggan merupakan proses yang sederhana, komplek maupun rumit. Kepuasan atau tidak

puasan pelanggan merupakan suatu penilaian mengenai apakah hasil pembelian memenuhi

pelanggan atau tidak. Dengan terciptanya kepuasan pelanggan memberikan dasar yang baik

bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi

dari mulut ke mulut ( word of mouth ) yang menguntungkan bagi perusahaan. Obyek

penelitian disini adalah Studio Musik HAZ di Surabaya, dimana diperoleh informasi bahwa

pada tahun 2009 – 2010 terdapat banyak keluhan dari pelanggan yang disebabkan karena

pelayanan yang kurang memuaskan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh kualitas layanan pada Studio Musik HAZ di Surabaya.

Variabel penelitian ini adalah kualitas layanan ( X ), kepuasan pelanggan ( Y ),

dengan sematic diferensial scale sebagai skala pengukuran variabel. Populasi dalam

penelitian ini adalah pelanggan Studio Musik HAZ di Surabaya selama tahun 2009 – 2010

yang berjumlah 273 pelanggan, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental

sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equatioan

Modelling ( SEM ).

Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik analisis SEM, berdasarkan pada hipotesis

yang diajukan bahwa kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, berpengaruh signifikan

dan terbukti kebenarannya.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkungan bisnis yang makin komplek dan dinamis, usaha dibadang

studio musik menunjukkan persaingan yang makin tajam. Studio musik sebagai sarana

untuk mengembangkan bakat dan minat dalam masyarakat baik perorangan maupun

kelompok. Terutama dalam mendukung meningkatnya perkembangan musik di

Indonesia. Oleh karenanya tidak mengherankan bila studio musik hadir di mana –

mana. Salah satunya adalah studio musik HAZ.

Untuk meningkatkan persaingan dalam kondisi demikian, pihak pengusaha

terdorong untuk lebih memperkuat basis strateginya dengan konsep seperti fokus pada

pelanggan untuk tetap dapat mengakses pasarnya secara menguntungkan dan

menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Salah satu strategi yang dapat menunjang

keberhasilan, bisnis dalam sektor intertainment adalah berusaha menawarkan kualitas

jasa dengan kualitas pelayanan tinggi yang nampak dalam kinerja atau performa dari

layanan yang ada (Parasuraman, Zeithamlbdan Berry, 1985).

Selama ini konsep dan pengukuran kualitas jasa atau layanan telah

berkembang dengan pesat. Salah satu kontributor yang sering dipakai dalam

mengembangkan pengukuran kualitas jasa atau pelayanan adalah alat ukur kualitas

layanan yaitu SERVQUAL (service quality) dikembangkan oleh Pasuraman,

Zeithamal, Berry (1988) dari skala servqual ini, mereka berpendapat bahwa dalam

mengevaluasi kualitas jasa atau layanan, pelanggan akan merasa puas jika pelayanan

(11)

kenyataanya, beberapa konsep menyebutkan bahwa gambaran ke lima dimensi

(tangibles, realiability, responsiveness, assurance dan empaty) yang sering digunakan

dalam servqual untuk menilai kualitas jasa atau layanan.

Kotler (2000) menyebutkan kepuasan adalah perasan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)

sesuatu produk dengan harapannya. Untuk itu sangatlah penting bagi suatu perusahaan

untuk menciptakan kepuasan pelanggannya, karena pelanggan yang puas akan

menceritakan kepuasannya kepada konsumen yang lain dan juga akan melakukan

pembelian ulang. Demikian halnya dengan Studio musik HAZ di surabaya yang saat

ini sedang giat – giatnya melakukan pemasaran jasa, dengan cara memberikan fasilitas

peralatan yang lengkap, parkir luas, karyawan berpengalaman serta harga terjangkau

dengan layanan memuaskan menyebabkan banyaknya alternatif pilihan mengarah

pada perioritas dalam segi kualitas. Sedangkan hampir diseluruh pelosok orang di

Surabaya mengenal studio musik dan bisa dikatakan studio musik telah membudaya

dikalangan anak muda. Akan tetapi melalui kotak saran yang disediakan oleh pihak

Studio musik HAZ dan data dar hasil wawancara dari pihak bagian operator Studio

musik HAZ di Surabaya banyak sekali pengaduan diberikan pelanggan. Terbanyak

pengaduan yang diberikan oleh pelanggan adalah kualitas layanan tenaga operator dan

masalah teknis. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya pengaduan yang dilakukan

oleh pelanggan pada tahun 2009 sebanyak 82 dari 273 pelanggan dan pada tahun

berikutnya 2010 sebanyak 174 dari 273 pelanggan (Sumber Studio musik HAZ di

Surabaya) banyaknya keluhan yang diajukan oleh pelanggan adalah kualitas layanan

petugas operator yang pada saat melakukan tugasnya kurang ramah hal ini

kemungkinan disebabkan karena banyaknya pelanggan datang melebihi kapasitas.

(12)

ini harus di antisipasi agar tidak tersaingi oleh Studio - studio musik lainnya, sehingga

dapat menjadikan permasalahan dalam penelitian ini karena pihak Studio musik

kurang memberikan kepuasan pada pelanggan. Dari penjelasan diatas dapat dijadikan

acuan bagi Studio musik HAZ di Surabaya untuk mengurangi tingkat komplain.

Sehinggah dengan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang sesuai

atau lebih apa yang mereka harapkan akan dapat memuaskan pelanggan. Menurut

Edvardsson ( 1988, 91 ) kualitas adalah bagaimana cara untuk mencari tahu apa yang

menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan harus memberikan nilai tersebut.

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “Pengar uh kualitas layanan ter hadap kepuasan

pelanggan Studio musik HAZ di Surabaya”.

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

Apakah kualitas layanan Studio musik HAZ Surabaya terdapat pengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai adalah :

Untuk menganalisis kualitas layanan Studio musik HAZ yang dibentuk oleh

dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi

assurance dan dimensi empaty pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan

(13)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan

Studio Musik Haz Surabaya. Sehingga menjadi masukkan untuk perusahaan sebagai

jalan meningkatkan kualitas studio musik.

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dibidang pemasaran

karena dengan adanya pengetahuan dan penulisan skripsi, penulis dapat mengetahui

(14)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitia n Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kualitas layanan terhadap

kepuasan sebagai berikut :

a. “Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan penumpang kapal Feri penyeberangan

Ujung – Kamal”, diteliti oleh Didit Darmawan ( 2004:39 ), penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh kualitas layanan secara bersama – sama yang terdiri dari

varabel tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empaty berpengaruh

terhadap kepuasan penumpang variabel tangible, reliability, responsiveness,

assurance, empaty berpengaruh terhadap kepuasan penumpang kapal dari

penyeberangan Ujung – Kamal, terletak analisis yang digunakan adalah structural

equation modeling (SEM) digunakan sebagai teknik analisis data untuk pengujian

model dan program SPSS untuk tabulasi data.

Beberapa temuan secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan kapal

(15)

b. “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Mcdonald’s

Galaxy Mall Surabaya)”, diteliti oleh Arief Wahyudi, Woro Astuti, M.K.Mawandi

( 2002:185 ). Penelitian ini menggunakan pendekatan Regresi Linier Sederhana.

Adapun variabel kualitas jasa antara lain Tangible, Reliability, Responsiveness,

Assurance, Empaty dan Kepuasan pelanggan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

adanya pengaruh signifikan antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan.

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan penelitian yang sekarang.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Pemasar an

2.2.1.1. Penger tian Pemasar an

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan

mendapatkan laba atau keuntungan. Tidak akan ada satu perusahaan yang dapat

bertahan lama bila perusahaan tersebut tidak mampu menjual produk dan jasa yang

menghasilkannya, maka perusahaan tersebut tidak akan berkembang apalagi untuk

mendapatkan laba dan akhirnya perusahaan tersebut tinggal tunggu jatuhnya saja.

Pengertian pemasaran telah banyak diberikan para ahli dibidang ekonomi.

Menurut Kotler (1997 : 8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukar produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Menurut Stanton (1985 : 7) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan

(16)

mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa yang

baik barang atau jasa untuk keuntungan serta dapat memuaskan kebutuhan

keinginannya.

2.2.1.2. Penger tian manajemen pemasar an

Agar dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat

membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan serta dalam menyesuaikan dengan

kegiatan lingkungan, maka kegiatan pemasaran harus ada yang mengkoordinasi dan

ada yang mengelola dengan cara baik, maka dikenalilah istilah menajemen

pemasaran.

Kotler dan Gery Amstrong (1997 : 13) mendefinisikan manajemen pemasaran

sebagai analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian program yang dirancang

untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi.

Sedangkan menurut Ben M. Enis (Dikutip oleh buchari;2000;86) Manajemen

pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan. Logika dari definisi diatas,

ialah apabila seseorang atau perusahaan ingin memperbaiki pemasarannya, maka ia

harus melakukan kegiatan pemasaran itu sebaik mungkin.

Dengan demikian, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses

manajemen yang meliputi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan dengan

pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan

menggunakan sumber – sumber seefesien mungkin dan mendapat hasil yang

(17)

2.2.2. J asa

2.2.2.1. Definisi J asa

Definisi jasa menurut Lupiyoadi (2005) seperti yang dituturkan oleh Kotler

(1994;5), menyatakan bahwa jasa adalah setiap tindakan dan perbuatan yang

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak

berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, produksi

jadi bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa merupakan aktifitas,

manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual.

Menurut Stanton (dikutip oleh Buchari; 2004; 243) jasa adalah sesuatu yang

dapat didentifikasikan secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda – benda berwujud atau

tidak.

Menurut Zeithmal dan Mary Jo Bitner (dikutip oleh Buchari 2004 : 243 ) jasa

adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan

dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan,

santai dan sehat) bersifat tidak berwujud. Walau begitu, produsi jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Dari pengertian jasa tersebut dapat

disimpulkan bahwa jasa tidak memiliki wujud dan konsumen yang membeli jasa

tidak akan memiliki jasa tersebut.

Jasa memiliki empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakan dengan

(18)

Menurut Tjiptono (2005:18), keempat karakteristik tersebut meliputi :

a. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu obyek, alat atau

benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance/ usaha). Jasa

bersifat intangibility, artinya bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

atau didengar sebelum dibeli. Konsep intangible ini sendiri memiliki dua

pengertian (Berry dalam Etnis dan Cox, 1988, yaitu :

1) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

2) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau kepuasan

berpengaruh secara signifikan terhadap price premium dipahami secara

rohaniah.

b. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi sedangkan jasa

biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian di produksi dan di konsumsi

secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan

ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome)

dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyediaan jasa dan pelanggan ini,

efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact – personal) merupakan

unsur penting. Faktor lain jasa yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian

perhatian khusus pada tingkat partisipasi atau keterlibatan pelanggan dalam

(19)

c. Variability

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarized output, artinya

banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan

dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan

variabilitas kualitas jasa (Bovee, Houston dan Thill, 1995), yaitu kerja sama

atau pertisipasi pelanggan selama penyimpanan jasa, moral atau motivasi

karyawan dalam melayani pelanggan dan bebean kerja perusahaan. Dalam

pengendalian kualitas jasa, penyedia jasa dapat menggunakan dua pendekatan,

yaitu :

1) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang setuju.

2) Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa (service –

performance process).

d. Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan dan tidak dapat disimpan. Dengan

demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu

(20)

2.2.3. Kualitas Layanan

Wyckof dalam Tjiptono ( 1996;59 ) mengemukakan kualitas layanan sebagai

berikut : “merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Disamping itu Wyckof dalam lovelock ( 1996:312 ), mendefinisikan kualitas

layanan merupakan tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas

kesempurnaan tersebut.

Fitz – simmons dalam Soetjipto (1997) mengatakan kualitas layanan di

definisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para

pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas layanan merupakan tingkatan

dimana sekumpulan dimensi dari layanan tersebut secara keseluruhan memuaskan

pengguna atau konsumennya. Sehingga setiap badan usaha dituntut untuk dapat

memberikan kualitas layanan yang sebaik – baiknya untuk membedakan dengan

badan usaha yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kotler (1997;467)

bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan badan usaha jasa lainnya adalah

dengan memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi dari pesaingnya secara terus –

menerus.

Persepsi konsumen terhadap kualitas layanan dapat diukur dan dievaluasi

dengan mengadakan penelitian melalui dimensi – dimensi kualitas layanan. Menurut

Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1988;273) dimensi kualitas layanan adalah

sebagai berikut :

Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, peralatan, karyawan dan sarana

(21)

Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan sesuai dengan yang telah

dijanjikan, akurat dan memuaskan.

Responsiveness, yaitu keinginan para karyawan untuk membantu para

pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

Assurance, yaitu pengetahuan, kompetensi, sopan santun dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para karyawan bebas dari bahaya, resiko atau ragu – ragu.

Emphaty, yaitu kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

Dengan memperhatikan lima dimensi itu diharapkan badan usaha kemudian

bias menggunakan service untuk beberapa hal seperti meningkatkan produktivitas.

Membuat layanannya kelihatan berbeda, menciptakan keunggulan bersaing dengan

badan usaha sejenis lainnya, mendapat iklan positif dari mulut ke mulut dan

membuat setiap orang merasa senang.

Payne (2000) menyatakan kualitas layanan berkaitan dengan kemampuan

(22)

2.2.4. Kepuasan Pelanggan

Sebenarnya jika berbicara mengenai konsep kepuasan pelanggan dapat

dikatakan masih bersifat abstrak. Karena pencapaian kepuasan pelanggan dapat

merupakan proses yang sederhana, komplek maupun rumit. Untuk dapat mengetahui

tingkat kepuasan pelanggan secara lebih baik. Maka perlu dipahami terlebih dahulu

mengenai pengertian kepuasan pelanggan. Menurut James F. Engel, et al. (1994;409)

kepuasan atau ketidak puasan pelanggan merupakan suatu penilaian mengenai

apakah hasil pembelian memenuhi pelanggan atau tidak. Menurut Schnarrs yang

dikutip oleh Tjiptono (1997;24) pada dasarnya tujuan suatu bisnis adalah

menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan

menjadi harmonis. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Day dalam Tse Wilton, yang dikutip oleh Tjiptono (1997;24)

menyatakan kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah responden pelanggan

terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan

sebelumnya. Norma kerja lainnya dan kinerja aktual produk yang dimasukkan

setelah pemakaiannya.

Menurut Wikie dalam Tjiptono (1997;24) mendefinisikan sebagai suatu

tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman suatu produk atau jasa.

Dan Engel, Et al. dalam Tjiptono (1997;24) bahwa kepuasan pelanggan merupakan

evaluasi norma beli dimana alternative yang dipilih sekurang – kurangnya sama atau

(23)

Sedangkan menurut Kotler (1991;46) kepuasan pelanggan adalah tingkat

persaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan

harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja (hasil)

yang dirasakan dengan harapan maka pelanggan akan puas, dan jika kinerja (hasil)

yang dirasakan melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas atau bahkan

gembira.

Menurut supranto (1997) bahwa pelanggan memang harus dipuaskan, sebab

kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing, ini

akan menyebabkan penurunan laba dan bahkan kerugian.

Menurut (Arif Wahyudi;190) dalam jurnal penelitiannya tentang kepuasan

pelanggan terdapat 3 (tiga) indikator dalam kepuasan pelanggan yaitu :

1) Berkunjung dan membeli kembali

2) Menjadi pilihan pertama dari sekian banyak pilihan yang ada

3) Keseluruhan kualitas pelayanan

Pertama yang ingin unggul dalam pasar harus mengamati harapan pelanggan,

hasil yang dirasakan pelanggan dan juga kepuasan pelanggannya. Untuk perusahaan

yang berorientasi terhadap pelanggan, mengharuskan pelanggan tersebut secara

cermat menentukan kebutuhan pelanggan dari sudut pelanggan dan bukan dari sudut

pandang perusahaan sendiri, dimana kepuasan pelanggan merupakan sasaran

sekaligus kiat pemasarannya. Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah

(24)

Mengingat betapa pentingnya pelayanan bagi suatu perusahaan dalan upaya

memantapkan hubungan yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan dapat

berkembang secara positif dan tumbuh dengan baik untuk masa yang akan datang.

Salah satu point terpenting di dalam memperoleh barang atau jasa, bagi perusahaan

yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan secara tidak

langsung akan di datangi oleh pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa sesuai

keinginan sehingga akan tercipta rasa puas terhadap kualitas layanan yang diberikan

oleh perusahaan.\

2.2.4.1. Faktor – Faktor Pendorong Kepuasa n Pelanggan

Handi Irawan (2002;37) ada 5 (lima) driver utama kepuasan pelanggan.

1. Kualitas produk. Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan

produk tersebut ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah

dimensi yang global dan paling tidak ada 6 elemen kualitas produk, yaitu

performance, durability, feature, reliability consistency dan design.

2. Harga untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber

kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang

tinggi komponen harga ini relative tidak penting bagi mereka yang tidak

sensitive terhadap harga.

3. Service quality sangat tergantung pada tiga hal yaitu sistem, teknologi dan

manusia. Salah satu konsep service quality yang popular adalah servqual.

Berdasarkan konsep ini service quality di yakini mempunyai lima dimensi yaitu

(25)

4. Emotional faktor relatif penting kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat

mengendarai mobil yang memiliki brand image yang baik.

5. Kemudahan untuk pendapatan produk atau jasa tersebut. Pelanggan akan

semakin puas apabila relatif muda, nyaman dan efisien dalam mendapatkan

produk atau pelayanan.

2.2.4.2. Pengar uh Kualitas La yanan Ter hadap Kepuasa n Pelanggan

Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Ancella Anitawati Hermawan

(1994;64) yaitu : ada hubungan yang erat antara kualitas layanan dengan kepuasan

pelanggan serta keuntungan perusahaan. Di mana kualitas yang lebih tinggi

menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih

rendah.

Menurut Colin G. amistead dan Graham dark (1996;7) mengibaratkan

hubungan antara pelanggan dengan produsen seperti hubungan antara suami istri.

Menurut pendapat mereka bila ada kepedulian dan perhatian akan kualitas layanan

dari produsen kepada pelanggan, maka hubungan keduanya akan semakin erat.

Dengan kepuasan yang di rasakan akan terjadi pembelian ulang. Sebaliknya, bila

produsen tidak terlalu memperhatikan dan mempedulikan kualitas pelayanannya

terhadap pelanggan. Maka tidak akan terjadi hubungan yang baik karena pelanggan

merasa kecewa atau tidak puas akibatnya bias di ramalkan tidak akan terjadi

pembelian ulang.

Dengan demikian kualitas layanan yang baik akan menciptakan kepuasan

(26)

mempengaruhi intensitas kunjungan konsumen pada kesempatan berikutnya pada

badan usaha tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (1996:583) kualitas produk dan

kualitas layanan berpengaruh terhadap konsumen, selain itu juga berpengaruh

menciptakan keuntungan badan usaha. Semakin tinggi kualitas badan usaha yang

diberikan kepada konsumen, semakin tinggi pula kepuasan yang akan diperoleh oleh

konsumen.

Dalam situasi persaingan yang semakin kompleks, kebutuhan dan keinginan

konsumen selalu meningkat diikuti dengan tingkat kemampuan tertentu dari

konsumen. Semakin tinggi tingkat kemampuan konsumen maka semakin tinggi pula

tuntutan yang diminta dalam pelayanan. Kalau tuntutannya terpenuhi maka

konsumen akan puas, yang kemudian akan melakukan pembelian ulang dan pada

akhirnya konsumen menjadi tidak mudah untuk pindah ke badan usaha lain yang

sejenis. Selain itu, konsumen yang puas juga akan membantu perusahaan untuk

mendapatkan konsumen baru.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa kualitas

layanan terhadap kepuasan konsumen sangatlah penting untuk diperhatikan dan terus

menerus di kontrol agar kinerja badan usaha jangan sampai berada di bawah pesaing.

Konsumen yang puas dapat meningkatkan keuntungan badan usaha serta

(27)

2.2.5. Ker angka Konseptual

Kualitas Layanan ( X1 )

Kepuasan Pelanggan

(28)

2.2.6. Hipotesis

Sesuai dengan perumusan dari masalah, dari landasan teori, maka hipotesis

yang di angkat pada penelitian ini sebagai berikut :

Diduga Kualitas layanan berpengaruh postif terhadap kepuasan pelanggan

(29)

METODE PENELITIAN

3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1.

Definisi Operasional

Kualitas layanan yaitu merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan untuk

memenuhi keinginan pelanggan Studio musik HAZ Surabaya. Kualitas layanan

merupakan keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh

pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat ( Kotler,

1997:49 ). Adapun dimensi pembentuk kualitas layanan menurut Fandy Tjiptono, Edisi

II, ( 1997:26 ) meliputi :

a.

Tangible (X1), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana

komunikasi di Studio musik HAZ Surabaya. Tangibles mempunyai beberapa

indikator antara lain :

1.

Peralatan Musik (X1.1)

2.

Kebersihan Studio Musik (X1.2)

(30)

b.

Reliability (X2), yaitu kemampuan memberikan layanan sesuai dengan yang di

janjikan, dapat di andalkan dan di laksanakan secara akurat oleh Studio musik

HAZ Surabaya. Reliability mempunyai beberapa indicator antara lain :

1.

Tepat waktu pelayanan (X2.1)

2.

Ke jelasan informasi dalam pencatatan jadwal (X2.2)

c.

Responsiveness (X3), yaitu keinginan para karyawan membantu memecahkan

masalah dan memberikan layanan dengan tanggap kepada pelanggan Studio

musik HAZ Surabaya. Responsiveness mempunyai beberapa indikator antara

lain :

1.

Penanganan keluhan pelanggan (X3.1)

2.

Kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan (X3.2)

d.

Assurance (X4), yaitu pengetahuan, keramahan, kesopanan, kemampuan

karyawan Studio musik Surabaya untuk menimbulkan rasa percaya dan keyakinan

kepada pelanggan. Assurance mempunyai beberapa indikator antara lain :

1.

Pengetahuan yang dimiliki karyawan (X4.1)

2.

Keramahan karyawan (X4.2)

(31)

e.

Empaty (X5), yaitu kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan Studio

musik HAZ Surabaya. Empaty mempunyai beberapa indikator antara lain :

1.

Komunikasi yang baik (X5.1)

2.

Memahami kebutuhan para pelanggan (X5.2)

f.

Kepuasan (Y), kepuasan konsumen sebagai keseluruan sikap yang di tunjukkan

konsumen

atas

barang

dan

jasa

setelah

mereka

memperoleh

dan

menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluasi ketidak sesuaian yang di

rasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk atau jasa yang

dirasakan setelah pemakaian tersebut ( Dutka, 1994:41 ). Di implementasikan

sebagai keseluruan sikap konsumen setelah menerima dan menggunakan layanan

yang di berikan oleh Studio Musik HAZ Surabaya dimana hal tersebut dapat

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan kembali jasa Studio Musik HAZ

Surabaya dan meningkatkan reputasi perusahan. Indikator yang digunakan

sebagai berikut :

1.

Kualitas Layanan ( Y1 )

3.1.2.

Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang di gunakan adalah skala interval yaitu dengan skala

jenjang sematic differential menurut Indriantoro (2002:105). Analisis ini di lakukan

(32)

dalam rentang dua sisi. Di gunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai

berikut, misalnya:

Sangat tidak baik

1

7

Sangat Baik

Tanggapan atau pendapat tersebut di nyataka dengan member skor yang berada

dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing – masing skala, dimana nilai 1 menunjuan

nilai terendah dan nilai 7 meunjukan nilai tertinggi.

3.2.

Teknik penentuan sampel

3.2.1.

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu atau kelompok yang memiliki ciri atau

karakteristik yang sama. Popolasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Studio Musik

HAZ Surabaya sebanyak 273 pelanggan ( band ).

3.2.2.

Sampel

Dalam penelitian ini di gunakan teknik pengambilan sampel secara accidental

sampling yaitu teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang

datang minimal dua kali di Studio Musik Haz Surabaya dapat digunakan sebagai sampel,

bila di pandang orang yang kebetulan di temui itu cocok sebagai sumber data. Menurut

(33)

Pedoman pengumpulan sampel menurut Agusty (2002:48) :

1.

100 – 200 sampel untuk maksimum likehood estimation.

2.

Tergantung pada jumlah parameter yang di estimasi. Pedomannya adalah 5 – 10

kali jumlah parameter yang di estimasi.

3.

Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel latent.

Jumlah sampel adalah jumlah indikator di kali 5-10. Bila terdapat 20 indikator,

besarnya sampel adalah 100-200.

Karena terdapat 12 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini ( 12 x 9 =

108 ) maka sampel digunakan adalah minimal sebesar 108 responden.

3.3.

Teknik Pengumpulan Data

3.3.1.

J enis dan Sumber Data

a.

Jenis data yang dibutuhkan :

1.

Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli dan dikumpulkan secara

(34)

2.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya bukan di usahakan sendiri

oleh peneliti, melainkan data yang telah di kumpulkan oleh orang lain atau

perusahaan yaitu studio musik.

3.3.2.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi dilakukan menggunakan beberapa cara sebagai

berikut :

a.

Observasi

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang di teliti yaitu studio music HAZ Surabaya.

b.

Wawancara

Yaitu pengumpulan data atau bahan – bahan keterangan dilakukan dengan

melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan informasi mengenai variabel

penelitian secara langsung terhadap pihak – pihak yang bersangkutan dalam

perusahaan yang menjadi obyek penelitian ini yaitu studio musik HAZ Surabaya.

c.

Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yang menggunakan

daftar pertanyaan kepada pelanggan yang pada saat itu berada di lokasi studio

musik HAZ Surabaya. Pengambilan kuesioner dilakukan secara langsung ( kepada

(35)

d.

Dokumentasi

Pengumpulan data dari laporan atau dokumentasi studio musik HAZ Surabaya.

3.4.

Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.4.1.

Teknik Analisis Data

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Structural Equation Modelling ( SEM ). SEM merupakan sekumpulan teknik – teknik

statistika yang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian hubungan yang relative

rumit secara simultan. Hubungan yang rumit tersebut di bangun antara satu atau

beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing –

masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk konstruk yang di bangun

dari beberapa variabel dependen.

3.4.1.1.

Confirmation factor Analysis

Model yang digunakan menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural

Equation Modelling ( SEM ). Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam

penelitian ini, menggunakan Confirmation factor Analysis. Peneksiran pengaruh

masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien

jalur. Langkah – langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh

inisiatif individu dilakukan sebagai berikut :

Persamaan dimensi faktor Tangibles :

(36)

X

1.2

= λ2 Tangibles + er_2

X

1.3

= λ3 Tangibles + er_3

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk di uji

unidimensionalitasnya melalui Confirmation factor Analysis, maka model pengukuran

dengan contoh faktor Tangibles akan nampak sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran faktor Tangible.

Keterangan :

X11 =

pertanyaan tentang peralatan musik yang digunakan oleh studio musik HAZ

Surabaya.

X12 =

pertanyaan tentang kebersihan lingkungan studio music HAZ Surabaya.

X13 =

pertanyaan tentang kerapihan penampilan petugas studio music HAZ

Surabaya.

er_j =

error term X1j

Demikian juga faktor lain seperti Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty dan

Kepuasan pelanggan.

Tangibles

X11

X12

X13

er_1

er_2

(37)

3.4.1.2.

Asumsi Model ( Structural Equation Modelling )

1.

Ukuran Sampel

a.

Minimum 5 kali parameter yang diestimasi ( Bentler,1993 )

b.

Mimimum 100 kali ( Ferdinand, 2002 )

2.

Uji normalitas sebaran dan linieritas

a.

Normalitas dapat di uji dengan melihat gambar histogram data atau dapat di uji

dengan metode – metode statistik.

b.

Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel

dengan data errornya dan skewness value yang biasanya di sajikan dalam

statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas tersebut

disebut sebagai Z-value yang di hasilkan melalui rumus berikut ini :

Nilai = Skewness dimana N adalah ukuran sampel.

6

N

(38)

c.

Normal Probality Plot ( SPSS 10.1 ).

d.

Linearitas dengan mengamati scttarplots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan melihat pola penyebarannya untuk manduga ada tidaknya

linearitas.

3.

Evaluasi atas outlier

a.

Mengamati nilai Z-Score : ketentuannya di antara ± 3,0 non outlier.

b.

Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <

0,001. Jarak diuji dengan chi square ( λ

2

) pada df sebesar jumlah variabel

bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai λ

2

adalah multivariate

outlier.

c.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

sangat terlihat berbeda jauh dari observasi – observasi lainnya dan muncul

dalam bentuk nilai ektrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel

kombinasi.

4.

Deteksi Multicolinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant Matrixs Covarians. Dengan ketentuan apabila

determinant sampel matrixs mendekati angka 0 ( kecil ), maka terjadi

(39)

5.

Uji Validitas dan Realibilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam

menilai sesuatu akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur.

Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator –

indikator sebuah konstrak yang menunjukkan derajad sampai dimana indikator itu

mengidentifikasikan sebuah konstrak yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel/

construct akan diuji dengan melihat loading faktor dan hubungan antara setiap

observed variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct

reliability dan variance extracted. Construct reliability dan variance extracted

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Construct Reliability =

( Σ standardize loading )

2

( Σ standardize loading )

2

+ Σ

εj

Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai

estimasi setiap construct standardize regression weigths terhadap nilai estimasi

setiap butir sebagai indikatornya. Sementara Σ

εj

dapat dihitung dengan formula

Σ

εj

= 1- (Standardize Loading )

2

. Secara umum, nilai construct reliability yang

dapat diterima adalah ≥

0,7 dan variance extracted ≥

0,5 (

Hair et.al., 1998 ).

Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai

(40)

3.4.1.3.

Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

1.

Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung ( koefisien jalur ) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan

pengujian signifikansi pembanding nilai CR ( Critical Ratoin ) yang sama dengan

nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t table berarti signifikan.

Dari keluaran program AMOS 4.01 ( Analysis of Moment Structure ) juga akan

diamati hubungan kausal antar variabel dengan melihat efek langsung dan efek tak

langsung serta efek totalnya.

2.

Pengujian model dengan Two – Step Approach

Two – Step Approach to Structural Equation Modelling ( SEM ) digunakan untuk

menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two – Step Approach digunakan

untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah

butir instrumentasi yang digunakan ( Hartline & Ferrell, 1996 ), dan keakuratan

reliabilitas indikator – indikator terbaik dapat dicapai dalam Two – Step Approach

ini. Two – Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model

pengukuran dan model struktural pada One Step approach ( Hair et.al., 1998 ).

Yang dilakukan dalam Two – Step Approach to SEM adalah : Estimasi terhadap

measurement model dan estimasi terhadap struktural model ( Anderson dan

Gerbing, 1998 ). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two –

(41)

a.

Menjumlahkan skala butir – butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed – scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indikator tersebut distandardisasi ( Z – scores ) dengan mean = 0, deviasi

standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh – pengaruh

skala yang berbeda – beda tersebut ( Hair et.al., 1998 ).

b.

Menciptakan error [ ε ] dan lambda [ λ ] terms, error terms dapat dihitung

rumus 0,1 kali σ

2

dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ ( Anderson dan

Gerbing, 1998 ). Perhitungan construct reliability [ α ] telah dijalaskan pada

bagian sebelumnya da deviasi standar [ α ] dapat dihitung dengan bantuan

program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ ε ] dan lambda [ λ ] terms

diketahui, skor – skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix analisis

model pengukuran SEM.

Gambar 3.2 : Structural Equation Modelling Two Step Approach

Kepuasan

Pelanggan

d_kp

CY

er_4

Kualitas

Layanan

CX1

(42)

Keterangan simbol – simbol diatas adalah sebagai berikut :

: Faktor / construct / latent variable / unobserved variable yaitu

sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui indikator –

indikator yang diamati dalam dunia nyata.

: Variabel terukur / observed variabel / indicators variables yaitu

variabel yang datanya harus dicari melalui observasi, misalnya

melalui instrumen – instrument survey.

Garis dengan anak panah satu arah [→ ] = garis yang menunjukkan

hubungan yang dihipotesiskan antara dua variabel dimana variabel yang dituju

anak panah merupakan variabel independen.

Garis dengan anak panah dua arah [↔ ] = garis yang menunjukkan

hubungan yang tidak dihipotesiskan antara dua variabel dimana kedua variabel

berkorelasi.

Keterangan gambar 3.2 :

CX1 = Indikator Kualitas Layanan yang sudah dikomposit

CY = Indikator Kepuasan Pelanggan yang sudah dikomposit

er_j = Error term masing – masing indikator yang sudah dikomposit

(43)

3.4.2.

Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur

yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis – hipotesis dengan pengujian fit

antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit”

dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good

fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria Goodness

of Fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF.

Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan

pendekatan two step approach to SEM.

Table : 3.1 : Goodness of Fit Indices

Good of Fit Index

Keterangan

Cut – Off Value

X

2

Chi-Square

Menguji apakah covariance yang destimasi dengan covariance sampel (apakah model sesuai dengan data ) [Hair et.al., 1998]

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data matriks covariance diestimasi [Hair et.al., 1998]

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA

Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar [Hair et.al., 1998]
(44)

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (analog dengan R2 dalam regresi berganda) [Bentler, 1983]

≥ 0,90

AGFI

GFI yang disesuaikan terhadap DF [Arbukle, 1997]

≥ 0,90

CMID / DF

Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI

Pembandingan antara model yang diuji

terhadap baselina model [Hair, 1995 : Arbukle, 1997]

≥ 0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak

sensitive terhadap besarnya sampel dan keumitan model [Arbukle, 1997]

≥ 0,94

(45)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Diskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Singkat Per usahaan

Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi dewasa ini telah

membawa pengaruh yang pesat terhadap persaingan dunia usaha untuk memperluas

pangsa pasar yang semakin lama semakin ketat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya selalu ingin

memperoleh keuntungan, kegiatan ini dilakukan dengan cara pemasaran yang juga

bertujuan member kepuasan kepada kepuasan kepada konsumennya.

Perkembangan usaha pada saat ini sangat maju pesat, sehingga terjadi

persaingan antara perusahaan satu dengan yang lain yang berusaha menawarkan

keunggulan – keunggulan yang mereka miliki kepada konsumen dalam memenuhi

kebutuhan. Konsumen yang mempunyai banyak alternative tempat, sehingga

membuat para pengelola tempat usaha harus berpikir keras agar mengikuti

perkembangan pasar supaya memuaskan konsumen maupun pelanggan.

Studio musik HAZ yang terletak di Banyu Urip merupakan salah satu tempat

studio musik di Surabaya yang saat ini berkembang dan akan tetap bertahan di tengah

studio – studio musik lainnya yang semakin maju dan berkembang. Studio musik

(46)

bermusik bagi semua orang baik, tua muda, miskin kaya, dari berbagai latar belakang,

kapanpun dan dimanapun. Studio musik HAZ terus berupaya memenuhi kebutuhan

dan memberi servis yang nyaman kepada para konsumen maupun pelanggan.

Sejak didirikan pada tahun 2000, Studio musik HAZ yang terletak di Banyu

Urip ini melayani segmen menengah keatas maupun kebawah. Namun belakangan ini

banyak pelanggan yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

pihak Studio musik HAZ. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan keluhan dari

pelanggan yang meningkat dari tahun ke tahun.

4.1.2. J enis Usaha

Studio musik HAZ merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa

yang hanya khusus meminjamkan alat musik seperti mic, gitar, bass, keyboard dan

drum di tempat studio itu sendiri dan tidak disewakan diluar lokasi tersebut.

4.1.3. Lokasi Per usahaan

Studio musik HAZ terletak di Jalan Banyu Urip no. 218 Surabaya.

4.1.4. Str uk tur Organisasi dan Uraian Tugas

Struktur organisasi bagi perusahaan sangat penting sifatnya sebagai penentu

dalam penghasilan sebuah usaha, sebab dengan struktur organisasi yang baik maka

(47)

tanggung jawabnya. Pengorganisasian ini merupakan suatu proses pengelompokkan,

pengaturan serta pembagian tugas – tugas atau pekerjaan diantara para anggota

organisasi, agar tujuan organisasi yang telah direncanakan dapat dicapai dengan

efisiensi. Berikut adalah bentuk struktur organisasi Studio musik HAZ, dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Studio Musik HAZ

Tugas dan tanggung jawab per departemen pada dasarnya atau secara umumnya :

1. Owner, merupakan pihak pengelola / pengatur petinggi dalam perusahaan.

2. Stire Manager, bertugas dan bertanggung jawab akan pengolahan dan pengarahan

keseluruhan atau bagian – bagian yang ada di store untuk memaksimalkan sakes dan profit.

3. Administration, bertanggung jawab membukukan transaksi yang terjadi, juga

membantu kelancaran dalam membukukan aliran dana ke kas studio musik. 4. Staff, bertanggung jawab akan pelaksanaan aktivitas harian di area masing –

masing sesuai dengan fungsinya.

Store Manager

Administration

(48)

4.2. Desk r ipsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambar an Umum Keadaan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Studio Musik HAZ di Surabaya.

1. Deskr ipsi Karakter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki - laki 87 87 %

2 Perempuan 21 21 %

Total 108 108 %

Sumber : Penyebaran kuesioner

Dari data diatas dapat diketahui bahwa responden laki – laki sebanyak 87

orang dan responden perempuan sebanyak 21 orang sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa responden laki – laki lebih banyak bila dibandingkan dengan

responden perempuan.

2. Deskr epsi Kar akter istik Responden Ber dasar kan Pek er jaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan

No

Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1 SMP 7 7 %

2 SMA 53 53 %

3 Mahasiswa / Mahasiswi 25 25 %

4 Pegawai Swasta 23 23 %

Total 108 108 %

(49)

3. Deskr ipsi Karakter istik Responden Ber dasar kan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No

Usia Jumlah Persentase (%)

1 13 – 16 Tahun 34 34 %

2 17 – 20 Tahun 65 65 %

3 Diatas 20 Tahun 9 9 %

Total 108 108 %

Sumber : Penyebaran kuesioner

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier Multivar iate

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi – observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi ( Hair,

1998 ). Evaluasi terhadap outlier multivariate ( antar variabel ) perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjukan tidak ada outlier bila sudah saling

dikombinasikan jarak antara Mahalnobis ( the Mahalnobis distance ) untuk tiap – tiap

observasi dari rata – rata semua variabel dalam ruang multi dimensional ( Hair dkk,

1995 : Norusis, 1994 : Tabacnick dan Fidel, 1996 ). Uji terhadap outlier multivariate

dilakukan dengan menggnakan jarak mahalnobis pada tingkat P < 1% jarak

mahalnobis itu dievaluasi dengan menggunakan x2 pada derajat bebas sebesar jumlah

variabel yang digunakan dalam penelitian itu. Hasil penelitian tampak pada tabel

(50)

Tabel 4.4 Uji Multivariate

Residuals Statistics ( a )

Sumber : Lampiran 4

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran mengenai konsisten internal dari indikator –

indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing – masing

indikator itu mengidikasikan sebuah konstruk yang umum, hasil dari penelitian

tampak pada tabel berikut ini :

Minimum Maximum Mean Deviation Std. N

Predicted Value 20.745 111.530 70.500 19.068 100

Std. Predicted Value -2.609 2.152 0.000 1.000 100

Standard Error of Predicted Value 13.056 23.801 18.122 2.006 100

Adjusted Predicted Value 12.221 112.117 70.297 21.445 100

Residual -76.192 95.891 0.000 35.797 100

Std. Residual -1.902 2.394 0.000 0.894 100

Stud. Residual -2.116 2.683 0.002 1.007 100

Deleted Residual -94.334 120.442 0.203 45.482 100

Stud. Deleted Residual -2.151 2.762 0.003 1.014 100

Mahalanobis Distance [MD] 13.772 48.079 27.800 6.388 100

Cook's Distance 0.000 0.064 0.009 0.013 100

Centered Leverage Value 0.099 0.346 0.200 0.046 100

(51)

Tabel 4.5 Reliabilitas Data

Sumber : Lampiran 6

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilititas setiap

skala ( variabel atau indikator observasian ). Sementara itu item to total correlation

digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi item – item yang

kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator

yang nilainya < 0,5 ( Purwanto, 2003 ). Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to

total correlation indikator seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak

disertakan dalam perhitungan cronbach’s alpha. Perhitungan cronbach’s dilakukan

setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsisten internal untuk setiap construct diatas

menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh

Konstrak Indikator Item to Total Correlation

Koefisien Cronbach's Alpha

Tangibles

X11 0.743

0.591 X12 0.677

X13 0.810

Reliability X21 0.895 0.688 X22 0.853

Responsiveness X31 0.867 0.701 X32 0.889

Assurance

X41 0.861

0.766 X42 0.825

X43 0.790

Empathy

X51 0.759

(52)

belum seluruhnya mmenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 ( Hair et.al.,

1998 ).

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau ukuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur

karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel / construct

akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observasi dan

latent variabel. Hasil analisis tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6 Validitas Data

Konstrak Indikator Faktor Loading

1 2 3 4

Tangibles

X11 0.928

X12 0.352

X13 0.325

Reliability X21 0.998 X22 0.468

Responsiveness X31 0.997 X32 0.542

Assurance

X41 0.842 X42 0.723 X43 0.609

empathy X51 0.752 X52 0.447

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings

masing – masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum

seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir – butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat

(53)

4.3.4. Uji Constr uct Reliability dan Var iance Extr acted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga

dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian

tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti

kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator – indikator individual mengukur

suatu pengukuran yang sama ( Purwanto, 2002 ). Dan variance extracted

direkomendasikan pada tingkat 0,05. Hasil perhitungan construct reliability dan

variance extracted dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Construct Reliability dan Variance Extracted

Konstrak Indikato r Standardize Faktor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated Tangibles

X11 0.928 0.461 0.539

0.430 0.229 X12 0.352 0.050 0.950

X13 0.325 0.175 0.825

Reliability X21 0.998 0.480 0.520 0.494 0.261 X22 0.468 0.146 0.854

Responsiveness X31 0.997 0.399 0.601 0.695 0.441 X32 0.542 0.672 0.328

Assurance

X41 0.842 0.257 0.743

0.499 0.256 X42 0.723 0.364 0.636

X43 0.609 0.146 0.854

Empathy X51 0.752 0.327 0.673 0.658 0.392 X52 0.447 0.449 0.551

Batas Dapat

Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5

Sumber : Lampiran 7

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan

nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut

bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat

(54)

an – alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted

direkomondasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Uji Nor malitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtosis value dari data yang

digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk

menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai kritis maka

dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan

berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 ( 1% ) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya uji

normalis dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.8. Assessment of normality

Variable min max kurtosis c.r.

X11 3 7 0.020 0.042

X12 2 7 0.450 0.955

X13 2 7 -0.323 -0.685 X21 2 7 -0.581 -1.233

X22 3 7 0.441 0.936

X31 3 7 -0.395 -0.838 X32 3 7 -0.389 -0.825 X41 2 7 -0.387 -0.821 X42 2 7 -0.699 -1.483

X43 1 7 0.319 0.676

X51 2 7 0.873 1.852

X52 1 7 -0.276 -0.586

Y 3 7 -0.719 -1.526

Multivariate 10.047 2.643 Batas Normal ± 2,58

Sumber : Lampiran 3

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. multivariate berada diluar 2,58 itu

berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius

(55)

model SEM menggunakan maximum likelihood estimation ( MLE ) walau distribusi

datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga dapat layak

untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.3.6. Analisis Model SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter –

parameternya diestimasi secara bersama – sama. Cara ini agak mengalami kesulitan

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan tersebar disebabkan oleh

terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi

secara bersama – sama ( One Step Approach to SEM ). One step approach to SEM

digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan

reliabilitas data sangat baik ( Hiar et.al.,1998 ).

Hasil etimasi dan fit model One Step Approach to SEM dengan menggunakan

program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada gambar dan Tabel Goodness of Fit dibawah

ini.

Gambar 4.2. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Service Quality, & Customer Satisfaction Model Specification : One Step Approach - Base Model

Tangibles 1 Service Quality d_ta 1 X11

er_1 1 1

X12 er_2 1 Reliability d_re X21 0,005 er_4 1 1 1 Respon siveness d_rs X31 er_6 1 1 1 Assurance d_as X41 er_8 X42 er_9 Empathy 0,005 d_em X51 er_11 Satisfaction d_st 1 1 1 1 1 1 1 1 X13 er_3 1 X22 er_5 1 X32 er_7 1

X43 1 er_10

(56)

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Sumber : Lampiran 8

Dari hasil evaluasi terhadap model One Step Base Model ternyata dari semua

criteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil

evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model

konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung

oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana

terdapat dibawah ini.

Gambar 4.3.

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Service Quality, & Customer Satisfaction

Model Specification : One Step Approach - Modification Model

Tangibles 1 Service Quality d_ta 1 X11

er_1 1 1

X12 er_2 1 Reliability d_re X21 0,005 er_4 1 1 1 Respon siveness d_rs X31 0,005 er_6 1 1 1 Assurance d_as X41 er_8 X42 er_9 Empathy 0,005 d_em X51 er_11 Satisfaction d_st 1 1 1 1 1 1 1 1 X

Gambar

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran faktor Tangible.
Gambar 3.2 : Structural Equation Modelling Two Step Approach
Table : 3.1 : Goodness of Fit Indices
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Studio Musik HAZ
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para peserta yang keberatan atas penetapan pemenang tersebut, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara online melalui LPSE dialamat http://lpse.kemenag.go.id

[r]

Setelah melakukan tahapan persiapan, mahasiswa praktikan siap untuk melaksanakan tahapan praktik mengajar di sekolah. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat

Untuk mencegah timbulnya bibit penyakit di peternakan ayam dapat dilakukan dengan cara mencuci kandang sebelum digunakan dengan air bersih kemudian disemprot

The Social Impact of Economic Crisis on Employment.afld Evaluation of Public Work Programs in Indonesia, Working Papers, Institute of Southeast Asian Studies..

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada fakultas farmasi ditemukan dua mahasiswa laki-laki dan dua mahasiswa perempuan dengan metode wawancara,

3 Peta Tanda Roland Barthes &#34;Eksploitasi Alam yang Identik dengan Laki-Laki 1&#34; (Sumber: Olahan Peneliti) ... 4 Peta Tanda Roland Barthes &#34;Eksploitasi Alam yang Identik

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau diagram tersebut digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum dari keseluruhan sistem