• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Pidato Pembina Upacara Bendera Hari Senin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Pidato Pembina Upacara Bendera Hari Senin"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Pidato Pembina Upacara Bendera Hari Senin Assalaamu alaikum wr., wb.

Alhamdulillahi rabbil alamiin wabihi nastainu ala umuri dunia waddin waala alihi waashabihi azma’in

Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati, Bapak Ibu guru beserta staf tu yang saya hormati, dan anakku sekalian siswa-siswi SMPN 1 cibalong sebagai generasi penerus bangsa yang kami cintai, semoga bisa kami banggakan. Amiin.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengaruniai kita dengan 2 potensi yakni akal dan hati. Dengan akal, manusia bisa berpikir dan dengan hati manusia bisa merasa. Berbahagialah kita jika bisa mempergunakan akal dan hati kita untuk berfikir dan mentafakuri kebesaran Allah SWT. Dengan bertafakur, kita akan semakin sadar bahwa banyak sekali kasih sayang yang telah Allah berikan, sehingga dengan begitu akan tumbuh rasa syukur dalam diri kita semua. Dan ketika kita bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya.

Tak lupa shalawat serta salam yang selalu kita panjatkan dalam tahiyyat kepada Nabi muhammad SAW beserta keluarganya, semoga selalu tercurah limpahkan juga kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku ummatnya.

“Bapak Ibu dan anak2ku sekalian, Jika kita perhatikan zaman sekarang, teknologi sudah jauh berkembang dengan pesat, di mana segala bentuk informasi apapun mudah kita dapatkan, baik dari internet, ataupun media televisi.

Kita tahu bahwa Siaran TV di Indonesia sekarang ini semakin banyak, ada RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, dan lain sebagainya. Semua bentuk acara dari mulai berita sampai dengan film ada di situ.

Di satu sisi saya senang dengan kemajuan ini, tapi di sisi lain saya juga merasa sedih?

Coba saja kita lihat, dalam acara berita sering kali muncul berita kriminal dari berbagai kalangan termasuk kalangan remaja, mulai dari tindakan asusila, pembunuhan, ataupun kejahatan yang lain, begitupun tayangan film-nya.

Saya kadang bingung, kenapa pemerintahan di Indonesia tidak mencekal tayangan yang bisa “merusak dunia pendidikan”?

(2)

karena masa remaja merupakan masa peralihan dimana kamu memiliki tugas untuk menemukan jati diri. Saya sering berpikir apa jadinya ketika kamu ada dalam masa pencarian jati diri tapi yang dilihat dan yang kamu idolakan itu justru bukan sesuatu yang baik? Sudah pasti hasilnya pun tidak akan baik juga.

Malam tadi saya membaca sebuah artikel yang berjudul Misi yahudi dalam melenyapkan Indonesia di tahun 2025, dan saya berpendapat ini relevan sekali dengan tayangan film yang banyak ditampilkan di TV. Dalam isinya dijelaskan bahwa untuk mewujudkan misi tersebut kaum yahudi menyuguhkan beberapa poin kepada kita, salah satunya yaitu FILM.

Mereka berpikir bahwa merusak moral dan fisik para remaja akan lebih mudah jika dilakukan dengan tayangan film yang memamerkan fashion dan gaya hidup yang tidak benar. Sadar atau tidak, semua itu benar-benar terjadi dan terbukti dengan semakin banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh para remaja. Berdasarkan fakta, pemerkosaan terjadi mayoritas karena pakaian wanita yang mengumbar aurat juga dari tayangan yang bisa mengundang syahwat. Tawuran kalangan remaja hingga berujung pada pembunuhan, itu juga disebabkan dari tayangan yang memberikan contoh kekerasan. Dan fisik yang lemah serta mudah sakit itu disebabkan oleh tayangan yang memperlihatkan gaya hidup dan makanan yang tidak sehat.

Oleh karena itu anakku sekalian harus pandai dalam memilih dan menyaring setiap informasi dan tayangan yang akan kamu lihat, apakah tayangan itu layak atau tidak, kamu harus bisa menggunakan akal dan hati kamu dalam menjawabnya, dan tentu saja harus berdasarkan tuntunan Islam.

Semakin pandai kamu memfungsikan akal dan hati serta memadukannya secara tepat, maka kamu akan menjadi generasi penerus masa depan yang sehat fisik, mental, pikiran, dan yang terpenting bertaqwa kepada Allah SWT.

Hindari semua belenggu yang bisa menyebabkan kamu terjauh jati diri, karena jadi diri kita sebagai manusia hanyalah sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada sang khalik, dan untuk memantapkannya kita memiliki kewajiban lain yaitu menuntut ilmu, karena ibadah dapat dilakukan dengan benar ketika kita menggunakan ilmu.

Referensi

Dokumen terkait